Topik: ekspor

  • Dukung UMKM Go Global, BRI Peduli Gelar Program Pelatihan Ekspor – Page 3

    Dukung UMKM Go Global, BRI Peduli Gelar Program Pelatihan Ekspor – Page 3

    Kehadiran program pelatihan ekspor yang dilaksanakan oleh BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi sejumlah pelaku usaha lokal. Misalnya saja bagi Ade Ariyanti, nasabah dan sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kocai. 

    Sejak dirinya terkena imbas PHK pada waktu pandemi Covid-19, Ade memberanikan diri untuk membuka usaha kecil-kecilan agar bisa menyambung kehidupannya dan keluarga. Berawal dari tekad tersebut, munculah sebuah ide untuk membuka usaha sambal yang dibuat secara tradisional.

    “Pada saat era pandemi Covid-19, ada banyak orang yang membutuhkan makanan dengan sumber vitamin C untuk menjaga imunitas. Cabai sendiri memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga saya memulai inisiasi untuk membuat sambal sebagai produk bisnis saya. Alhamdulillah pada waktu itu Sambal Mak Kocai sangat diterima oleh masyarakat sekitar. Mereka sangat terbantu dengan adanya Sambal Mak Kocai sebagai kebutuhan makanan pokok dalam kondisi lockdown dan produk ini pun bisa terus bertahan sampai saat ini,” cerita Ade.

    Sebagai salah satu UMKM peserta program Pelatihan Ekspor, Ade merasa bersyukur bisa mendapatkan ilmu sekaligus pendampingan langsung dari BRI agar usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Ia pun berharap bahwa lewat program ini, usaha Sambal Mak Kocai yang dibangun dari nol tersebut dapat terus berkembang dan mendapatkan omset yang semakin besar.

    Selain Ade, Teuku Akmal juga menjadi pelaku UMKM lainnya yang mendapatkan manfaat dari program pelatihan ini. Pria berusia 38 tahun tersebut diketahui memulai brand fesyen miliknya sejak tahun 2019 silam. Berawal dari kecintaannya pada dunia fesyen dan juga wujud cinta terhadap keindahan Indonesia, Teuku pun menghadirkan produk yang mengedepankan unsur kearifan lokal di dalamnya. 

    “Usaha kami menghadirkan produk pelengkap penampilan, yaitu scarf dan juga outer scarf yang bernuansa keindahan Indonesia. Produk ini bisa diandalkan sebagai pelengkap penampilan yang memberikan kesan formal, namun tetap fashionable,” ucapnya.

    Selama menjalani program Pelatihan Ekspor dari BRI, Teuku bercerita bahwa dirinya banyak belajar tentang hal-hal yang diperlukan untuk mengekspansi usaha miliknya, agar tak hanya menjangkau pasar lokal saja, melainkan juga internasional.

    “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya yang baru mulai mempelajari dan mengenal dunia ekspor, baik dari pengenalan terhadap mencari negara tujuan ekspor hingga perhitungan biaya yang dibutuhkan. Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap agar bisnis yang saya miliki bisa terus bertumbuh dan berkembang sesuai harapan dan pastinya bisa melakukan ekspor ke berbagai negara luar,” imbuhnya.

  • Kemenangan Donald Trump jadi Mimpi Buruk Bagi Ekonomi dan Pasar Keuangan RI? – Page 3

    Kemenangan Donald Trump jadi Mimpi Buruk Bagi Ekonomi dan Pasar Keuangan RI? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, mengatakan kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024 dapat menimbulkan ketidakpastian global lebih lanjut bagi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia. 

    “Kekhawatiran utama termasuk kebijakan fiskal AS, ketegangan perdagangan, dan kekuatan Dolar AS, yang semuanya dapat berdampak signifikan terhadap Indonesia, mengingat statusnya sebagai pasar negara berkembang,” kata Josua kepada Liputan6.com, Kamis (7/11/2024).

    Josua melihat langkah-langkah yang diusulkan Trump dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi AS, sehingga dapat mendukung pertumbuhan global. Namun, hal ini dapat memberikan tekanan terhadap Rupiah jika pertumbuhan yang lebih kuat di AS tidak berdampak pada permintaan global, dan justru menyebabkan ketidakpastian yang lebih tinggi dan meningkatkan permintaan Dolar AS. 

    “Depresiasi Rupiah membuat impor menjadi lebih mahal dan berpotensi menyebabkan imported inflation,” ujarnya.

    Akibatnya, Bank Indonesia (BI) mungkin perlu melakukan intervensi untuk menstabilkan Rupiah, sehingga membatasi kemampuannya untuk menurunkan BI-rate, yang dapat meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen di Indonesia.

    Di sisi lain, imbal hasil UST yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan imbal hasil surat berharga negara (SBN), meningkatkan biaya pembayaran utang dan berpotensi membatasi fleksibilitas fiskal pemerintah, terutama dengan jatuh tempo utang yang cukup besar dalam dua tahun ke depan.

    Selain itu, kebijakan perdagangan proteksionis Trump, terutama terhadap Cina, secara tidak langsung dapat mempengaruhi Indonesia, yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan Cina. Dampaknya bisa positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana Trump merumuskan kebijakan perdagangan untuk melindungi industri dalam negerinya. 

    “Jika AS memberlakukan tarif yang lebih tinggi secara eksklusif untuk barang-barang Cina, Cina mungkin akan mengalihkan ekspornya melalui Indonesia untuk mengakses pasar AS, sehingga meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat,” ujarnya.

     

  • Tertinggi di Jawa, Ekonomi Jatim Naik 1,72 Persen di Triwulan III 2024

    Tertinggi di Jawa, Ekonomi Jatim Naik 1,72 Persen di Triwulan III 2024

    Jakarta

    Menuju penghujung tahun 2024, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali mencatatkan pergerakan positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan perekonomian Jatim pada Triwulan III 2024 tumbuh sebesar 1,72% (QtoQ) dibandingkan Triwulan II 2024.

    Capaian impresif ini mampu membuat Jawa Timur sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Pulau Jawa. Merespon capaian tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengaku senang dan bangga. Menurutnya pertumbuhan ekonomi Jatim merupakan hasil kerja keras seluruh pihak.

    “Alhamdulillah di Triwulan III 2024 ini, ekonomi Jatim mengalami kenaikan dibanding Triwulan II 2024. Ini artinya ekonomi kita terus bertumbuh. Bukan sekadar tumbuh, ini artinya Jawa Timur kembali memposisikan diri sebagai salah satu provinsi terdepan di Pulau Jawa bahkan di Indonesia,” ucap Adhy Karyono dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

    Lebih lanjut dia menjelaskan secara tahunan, ekonomi di Jatim naik sebesar 4,91% dan secara kumulatif mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,90%. Sementara, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III-2024 mencapai Rp 808,53 Triliun.

    “Hal tersebut, menjadikan Jawa Timur sebagai penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25,55%,” ujar Adhy.

    Dari sisi pengeluaran, Adhy mengatakan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 4,62%. Adapun volume dan nilai sejumlah komoditas utama ekspor barang luar negeri juga meningkat, seperti perhiasan, lemak dan minyak hewan, tembakau, serta bahan kimia organik.

    “Secara q-to-q, hampir semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif kecuali komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga. Hal tersebut, dinilai masih wajar karena pengaruh momen dua hari raya yang sudah terjadi pada TW II lalu,” jelasnya.

    Sebaliknya, secara y-on-y seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif pada Triwulan III-204. Ekspor Barang dan Jasa tercatat sebagai penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 5,79%.

    “Ini bukti bahwa perekonomian kita dibanding tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan pesat. Kami optimis capaian ini, akan mendorong Jawa Timur menjadi lebih maju dengan ekonomi lebih kuat,” kata Adhy.

    Dia berharap agar tren positif ini dapat terus diraih di setiap Triwulan, dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta menekan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur.

    “Intinya seluruh jajaran Pemprov Jatim akan terus berkomitmen untuk menjaga bahkan meningkatkan kestabilan ekonomi di Jawa Timur. Bersama dengan dukungan dari seluruh elemen termasuk masyarakat, diharapkan dapat membentuk sebuah kesatuan, bersama-sama untuk membawa Jawa Timur yang semakin maju dan makmur,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Donald Trump Menang Pilpres AS, Ekspor China Diperkirakan Turun 3 Persen

    Donald Trump Menang Pilpres AS, Ekspor China Diperkirakan Turun 3 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Kinerja ekspor China pada Oktober 2024 meningkat 12,7% dibandingkan tahun lalu, mencatatkan pertumbuhan tercepat dalam lebih dari 2 tahun. Laporan yang dirilis Bea Cukai China ini muncul sehari setelah Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) dan memastikan masa jabatan keduanya sebagai presiden.

    Trump telah berkomitmen untuk menaikkan tarif impor dari China hingga 60%, sehingga menimbulkan ketidakpastian pada prospek ekspor ke Amerika Serikat. Namun, para ekonom menyebutkan, dampak tarif yang lebih tinggi di bawah kebijakan Trump baru akan terasa pada tahun depan.

    “Walaupun tarif yang diusulkan Trump akan berimbas pada sektor ekspor, dampaknya kemungkinan tidak sebesar yang dikhawatirkan. Kami memprediksi tarif ini bisa menurunkan volume ekspor sekitar 3%, dan kemungkinan baru terasa pada paruh kedua 2025,” kata Zichun Huang dari Capital Economics, dilansir dari AP, Kamis (7/11/2024). 

    Huang menambahkan, dalam waktu dekat, kembalinya Trump bisa memicu lonjakan sementara ekspor China karena importir AS mungkin akan meningkatkan pembelian mereka untuk menghindari tarif.

    Data Bea Cukai China juga menunjukkan, impor menurun 2,3% sementara surplus perdagangan China meningkat menjadi US$ 95,7 miliar, naik dari US$ 81,7 miliar pada bulan sebelumnya.

    Pertumbuhan ekspor ini melampaui perkiraan analis yang hanya sekitar 5,5% dan lebih tinggi dari pertumbuhan September yang tercatat 2,4%. Angka ini merupakan laju ekspansi tercepat sejak Juli 2022.

    Peningkatan ekspor pada Oktober 2024 mencerminkan permintaan barang-barang China yang terus kuat di pasar internasional, meskipun permintaan domestik masih lemah.

    Ekspor China ke Rusia naik hampir 27%, mencatat laju tercepat dalam 11 bulan. Pengiriman ke AS juga naik 8% secara tahunan, sementara ekspor ke Uni Eropa meningkat hampir 13%. Ekspor ke ASEAN juga melonjak 16%.

  • Ekspor Indonesia Berpotensi Turun ke AS Gara-Gara Donald Trump, Kok Bisa? – Page 3

    Ekspor Indonesia Berpotensi Turun ke AS Gara-Gara Donald Trump, Kok Bisa? – Page 3

    Donald Trump berhasil unggul dalam pemilihan presiden AS 2024. Trump mengalahkan Kamala Harris. Trump keluar sebagai pemenang Pilpres AS setelah berhasil meraih suara popular terbanyak sekaligus meraup suara elektoral lebih dari ambang batas minimal yang ditetapkan.

    Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha M Rachbini menilai, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berdampak besar terhadap perekonomian di seluruh dunia termasuk Indonesia, bahkan pergerakan rupiah bisa berfluktuasi.

    Kemenangan Donald Trump sebenarnya sudah diprediksi oleh pelaku pasar keuangan. Maka dengan kembalinya menjadi presiden, Trump akan membuat kebijakan yang lebih proteksionisme seperti saat dia menjabat sebagai Presiden AS sebelumnya, arahnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, salah satunya dengan kebijakan menerapkan tarif impor.

    “Karena Trump tidak menginginkan trade deficit, misal dengan China,” kata Eisha kepada Liputan6.com, Kamis (7/11/2024).

    Secara global, jika kebijakan tarif dan perang dagang (Trade War) kembali lagi, maka ketidakpastian akan semakin tinggi, sehingga pemilik modal akan lebih berhati-hati dan arus modal akan masuk ke AS, membuat USD apresiasi.

    “Dampak ke Indonesia pergerakan rupiah bisa berfluktuasi, bergejolak jika risiko global meningkat,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Eisha menilai sama seperti ketika Trump menjabat sebagai Presiden AS periode 2017 – 2020, kebijakan ekonomi ditujukan untuk menguatkan ekonomi dalam negeri, sehingga kebijakan-kebijakan Trump nanti akan meningkatkan dan menumbuhkan aktivitas dunia usaha, dengan tax cut yang besar.

     

     

  • Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Indonesia Bakal Terganggu? – Page 3

    Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Indonesia Bakal Terganggu? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Donald Trump telah memenangkan suara mayoritas dalam kontestasi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Hal ini disebut-sebut dapat berdampak pada perdagangan internasional Indonesia.

    Ekonom Institute for Economic and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan kebijakan ekonomi Donald Trump akan berpengaruh pada sektor perdagangan, termasuk Indonesia. Meskipun tidak menjadi mitra dagang utama, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 9 persen.

    “Jadi dampaknya jelas. Kalau ekspor kita ke Amerika Serikat bisa berkurang, itu mungkin tidak seberapa, karena kontribusi pasar Amerika Serikat terhadap ekspor Indonesia itu kan 9 persen. Memang relatif tinggi, tapi saya rasa meskipun berkurang, itu tidak signifikan, karena dampak yang tidak langsung ini yang saya rasa akan lebih besar impact-nya,” ujar Heri dalam Liputan6 Update, Kamis (7/11/2024).

    Dia mengatakan ekspor Indonesia terancam berkurang ke negara-negara mitra dagang utama AS, seperti China, Jepang, Korea Selatan, hingga Vietnam.

    “Dampak tidak langsung ini berarti ada potensi perlambatan ekspor Indonesia ke negara-negara mitra dagang utama Amerika Serikat, potensi perlambatan ekspor Indonesia ke China, Vietnam, Thailand, Jepang, dan Korea,” bebernya.

    Pasalnya, kebijakan ekonomi Donald Trump bisa saja salah satunya berupaya mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara-negara seperti China, Jepang, hingga Vietnam. Salah satu caranya bisa dengan penambahan tarif impor atau pengaturan kuota.

    Alhasil, Indonesia sebagai pengekspor ke negara-negara tersebut juga ikut terdampak karena penyesuaian yang dilakukan ke depannya.

    “Ini yang seringkali juga AS tidak berpaduan lagi pada aturan-aturan atau kesepakatan yang ada di WTO. AS mencoba untuk mencari celah apa yang masih diperbolehkan dalam mengatur arus impor yang masuk ke negaranya,” kata dia.

    “Salah satunya adalah adanya kebijakan non-tariff measure atau kebijakan hambatan non-tarif. Nah, ini yang sangat tinggi di AS,” sambungnya.

  • Memperkuat ASEAN Power Grid, Interkonektivitas, dan Perdagangan Listrik

    Memperkuat ASEAN Power Grid, Interkonektivitas, dan Perdagangan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA – ASEAN merupakan salah satu wilayah dengan konsumsi energi terbesar di dunia. Dengan populasi yang terus bertambah hingga mencapai 700 juta orang, kebutuhan energi pun meningkat secara signifikan.

    Namun, kenyataannya, sebagian besar permintaan energi yang melonjak ini masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil. Akibatnya, sektor tenaga listrik ASEAN menyumbang hampir setengah (45%) dari total emisi kawasan ini.

    Peningkatan ketahanan, konektivitas, dan resiliensi energi merupakan aspek krusial bagi sistem energi ASEAN. Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu memenuhi permintaan energi yang terus berkembang, tetapi juga memungkinkan transisi penting menuju energi hijau.

    ASEAN Power Grid (APG) akan menjadi inisiatif penting dalam menciptakan masa depan yang terhubung ini. Konsep APG pertama kali diperkenalkan dalam Deklarasi Hanoi pada tahun 1998, dan menurut perkiraan International Energy Agency (IEA), hingga kini telah memfasilitasi pertukaran lebih dari 7.000 megawatt (MW) listrik melalui interkoneksi yang ada.

    Dengan memperluas interkoneksi ini lebih jauh, APG berpotensi meningkatkan perdagangan listrik di kawasan hingga lebih dari 25.000 MW di masa depan.

    APG memungkinkan negara-negara ASEAN untuk memfokuskan pembangkitan energi di wilayah yang paling kompetitif secara biaya. Listrik yang dihasilkan kemudian dapat disalurkan untuk memenuhi kebutuhan yang terdapat pada pusat-pusat permintaan tertinggi di seluruh kawasan.

    Negara-negara dapat memanfaatkan perdagangan lintas batas dengan memaksimalkan keuntungan dari kondisi geografis regional, sehingga mengurangi hambatan geografis antarnegara, sehingga dapat menghasilkan biaya pembangkitan yang optimal.

    Interkoneksi jaringan listrik Uni Eropa (EU) dapat menjadi studi kasus yang menarik untuk memahami manfaat dari transisi ini. Infrastruktur interkoneksi di kawasan tersebut menciptakan jaringan sinkron tunggal, di mana setiap negara anggota bertanggung jawab menjaga keseimbangan jaringan secara terus-menerus.

    Interkonektor yang dibangun antarnegara beroperasi pada tingkat regional, yang mengurangi kebutuhan cadangan sekaligus meningkatkan ketahanan. Dengan kebutuhan cadangan yang lebih rendah, investasi besar-besaran untuk peningkatan kapasitas dapat diminimalisir.

    Sebagai jaringan interkoneksi yang terdepan di dunia, Interkoneksi jaringan Listrik Uni Eropa (EU) telah berkembang seiring waktu dan kini melayani lebih dari 600 juta orang di lebih dari 40 negara, dengan memperhitungkan konektivitas jaringan EU dengan benua lain.

    Selain meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi, APG juga berpotensi membuka peluang ekonomi tambahan bagi negara-negara anggota ASEAN. APG akan memberikan akses ke pasar yang lebih luas untuk ekspor listrik, sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

    Studi Masterplan Interkoneksi ASEAN (AIMS) III yang dirilis oleh ASEAN Centre for Energy (ACE) dan Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA), menunjukkan bahwa tambahan kapasitas interkoneksi sekitar 26 gigawatt (GW) diperlukan untuk mencapai target energi terbarukan di kawasan ini. Hal ini akan membutuhkan investasi sebesar US$330 miliar dalam jangka pendek dan US$771 miliar dalam jangka panjang, yang diharapkan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar US$31 miliar per tahun serta menciptakan 270.000 lapangan kerja.

    Tahap pengembangan APG selanjutnya 

    APG menargetkan untuk menghubungkan 18 jaringan listrik di seluruh negara anggota ASEAN pada tahun 2040, meningkat dari sembilan interkoneksi perbatasan yang ada saat ini. Beberapa faktor penting diperlukan untuk mewujudkan tujuan ini.

    Penyesuaian kebijakan dan kerangka regulasi merupakan faktor penting pertama. Regulasi perlu diselaraskan untuk mengurangi hambatan masuk bagi seluruh pelaku pasar. Ini termasuk penyederhanaan proses persetujuan regulasi untuk proyek lintas batas negara dan memastikan akses yang setara ke jaringan bagi semua pemain.

    Langkah ini harus didukung dengan pembentukan badan pusat yang bertugas mengatur tata kelola APG. Tata kelola ini mencakup penetapan bahasa kerja bersama, mekanisme penyelesaian dan pembayaran, mekanisme penyelesaian sengketa, serta elemen penting lainnya.

    Harmonisasi persyaratan teknis untuk interkoneksi jaringan merupakan faktor penting kedua. Standar teknis dan dinamika operasional yang selaras, seperti kode jaringan, sangat penting untuk mendukung koneksi antar jaringan. Ini mencakup harmonisasi frekuensi jaringan listrik, penetapan kerangka kerja bersama, serta kode transmisi dan pengukuran, beserta detail teknis lainnya.

    Investasi merupakan faktor penting ketiga dan akan menjadi fondasi bagi pengembangan APG yang efektif. Menurut proyeksi IEA, ASEAN akan membutuhkan investasi antara US$20 miliar hingga US$30 miliar per tahun hingga 2030 untuk meningkatkan dan memperluas infrastruktur listriknya. Investasi ini mencakup peningkatan infrastruktur yang sudah ada, pembangunan interkoneksi baru, serta peningkatan stabilitas jaringan.

    Untuk memenuhi kebutuhan investasi besar ASEAN, diperlukan akses ke opsi pembiayaan berkelanjutan yang dapat menyediakan modal dengan ketentuan yang menguntungkan. Mekanisme pembiayaan berkelanjutan ini merupakan faktor penting keempat sekaligus terakhir dalam mencapai tujuan APG. Mekanisme yang relevan meliputi pembiayaan lunak, obligasi hijau, dan dana iklim. Mekanisme ini akan menjadi kunci untuk memastikan pengembangan APG yang layak secara finansial dan ramah lingkungan.

    Kerja sama adalah kunci utama bagi efektivitas implementasi APG

    Mewujudkan visi terhubungnya pasar energi ASEAN yang kuat akan memerlukan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan.

    Pemerintah akan berperan penting dalam memperkuat nilai komersial proyek jaringan dengan mengurangi risiko investasi di sektor ini. Langkah ini akan memperkuat daya tarik bisnis bagi para investor komersial.

    Pemerintah dapat menggunakan berbagai instrumen untuk mencapai tujuan ini. Beberapa inisiatif utama meliputi harmonisasi regulasi dan standar regional, serta pembentukan kerangka kebijakan yang stabil dan transparan untuk memberikan kepastian bagi para investor.

    Sektor publik dan swasta juga harus berperan aktif. Mereka dapat mendorong inovasi dan investasi yang diperlukan untuk mewujudkan masa depan APG. Kemitraan publik-swasta (PPP) akan menjadi kunci dalam memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan, berbagi risiko, dan memastikan pelaksanaan proyek berjalan tepat waktu.

    Selain itu, penggunaan dana pembangunan publik akan menjadi faktor penting dalam menarik lebih banyak investasi swasta ke sektor ini. Dana tersebut dapat membantu mengurangi risiko investasi bagi pemain sektor swasta dan mendorong investasi melalui model blended financing pembiayaan campuran. Sektor swasta dapat berperan dalam mempromosikan solusi ini dengan menyediakan rangkaian proyek yang layak secara finansial untuk menarik dana pembangunan.

    Dari sisi keuangan, lembaga keuangan merupakan pemangku kepentingan lainnya. Lembaga regional maupun internasional idealnya memimpin penyediaan modal (catalytic capital) sebagaimana dibutuhkan dalam pengembangan APG. Opsi pembiayaan berkelanjutan, seperti skema tarif konsesional, juga harus disediakan untuk memastikan investasi yang diperlukan dapat terealisasi.

    Dukungan teknis juga menjadi faktor yang penting untuk mengatasi kompleksitas seperti regulasi dan pembiayaan dalam proyek integrasi lintas batas. Para pelaku, seperti bank pembangunan, memainkan peran penting dalam memberikan dukungan ini dengan menawarkan sumber daya untuk perencanaan infrastruktur, manajemen proyek, penyelarasan regulasi, dan pengembangan kapasitas di seluruh negara anggota ASEAN.

    Layaknya puzzle, organisasi internasional, asosiasi, dan lembaga pengetahuan adalah kepingan yang melengkapi gagasan ini. Lembaga-lembaga ini akan memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan, menyediakan platform untuk kolaborasi, pengembangan kapasitas, dan berbagi pengetahuan di seluruh kawasan.

    Manfaat dari APG yang semakin matang sudah jelas, begitu juga langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkannya. ASEAN perlu berkomitmen pada pendekatan strategis yang tepat, yang dibangun di atas kolaborasi lintas kawasan. Dengan pendekatan ini, kita dapat mendorong masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan saling terhubung, yang pada akhirnya memperkuat ekonomi ASEAN secara keseluruhan.

  • LPEI Kucurkan Overseas Financing ke Richeese Factory Malaysia – Page 3

    LPEI Kucurkan Overseas Financing ke Richeese Factory Malaysia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memberikan overseas financing kepada Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. Pembiayaan yang dikucurkan oleh LPEI ini adalah Term Loan– Corporate Finance. Dana dari fasilitas overseas financing akan digunakan Richeese Factory Malaysia untuk memperluas jaringan outlet.

    Pembiayaan kepada Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd. merupakan pelaksanaan mandat LPEI sebagai agen Pemerintah dalam mendukung program gastrodiplomasi melalui Ekspor Jasa (commercial presence). Hubungan bisnis LPEI dengan Nabati Group telah berlangsung sejak Desember 2023.

    Richeese Factory Malaysia merupakan bagian dari grup usaha Nabati yang bergerak di sektor makanan cepat saji dan sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan asal Indonesia.

    Dengan tingkat GDP dan konsumsi ayam per kapita yang jauh lebih tinggi di Malaysia dibandingkan Indonesia—yakni 50,5 kilogram per kapita di Malaysia berbanding 12,7 kilogram di Indonesia— Richeese Factory berpotensi besar dalam menjangkau pasar Malaysia yang luas.

    Plt. Direktur Pelaksana Bisnis LPEI Anton Herdianto menjelaskan, fasilitas overseas financing ini menjadi bukti dukungan LPEI terhadap perusahaan Indonesia yang berinvestasi di luar negeri.

    “Kami melihat Nabati Group melalui Richeese Factory Malaysia sebagai contoh inspiratif kebanggaan Indonesia di pasar global. Fasilitas ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan bisnis dan membuka lebih banyak peluang internasional.” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

    Direktur Richeese Factory Malaysia Sdn. Bhd., Chong Kok Yeow mengatakan, perusahaan bangga bisa membawa brand Indonesia ke luar negeri. Dengan dukungan Indonesia Eximbank, dirinya berharap Richeese Factory dapat semakin berkembang dan membawa nama Indonesia semakin besar di pasar internasional.

    “Semoga kemitraan ini berlangsung secara berkelanjutan dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan.” kata dia. 

     

  • Cikarang Dry Port jadi Tempat Favorit Industri Otomotif Ekspor Perdana – Page 3

    Cikarang Dry Port jadi Tempat Favorit Industri Otomotif Ekspor Perdana – Page 3

    PT Chery Sales Indonesia (CSI) mulai ekspor perdana Omoda 5 setir kiri buatan Pondok Ungu, Bekasi, ke Vietnam. Dalam pengiriman pertamanya, sebanyak 120 unit mobil dari jenama asal China ini mulai diberangkatkan dari Dry Port, di kawasan Cikarang, Jawa Barat, Jumat (1/11/2024).

    Executive Vice Presiden Chery International, Chen Chunqing mengatakan, ekspor ini menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan perusahaan di Tanah Air.

    “Kami di sini untuk menyaksikan dimulainya ekspor perdana produk kami Omoda 5 ke Vietnam,” buka Chen, saat pelepasan perdana ekspor Chery Omoda 5.

    Chen melanjutkan, ekspor Chery Omoda 5 secara perdana ke Vietnam ini, menunjukan bahwa Chery tidak hanya sangat mendukung ekspektasi volume ekspor mobil pemerintah, tapi juga menunjukan komitmen Chery dalam pengembangan dan ekspansi jangka panjang di Indonesia.

    “Dengan memiliki Indonesia sebagai titik awal untuk ekspor 120 unit ke Vietnam, terbukti kualitas manufaktur yang baik, yang dapat memperoleh kepercayaan dari pasar global,” tegasnya.

    Sementara itu, berbicara target ekspor Chery Omoda 5 ke Vietnam ini, adalah sebanyak 5.000 unit pada tahun pertama.

     

  • Pakar Hukum Internasional Soroti Aturan Kemasan Polos, Ada Intervensi Asing?

    Pakar Hukum Internasional Soroti Aturan Kemasan Polos, Ada Intervensi Asing?

    Bisnis.com, JAKARTA – Aturan kemasan rokok polos tanpa identitas merek dinilai sarat dengan kepentingan asing dan berisiko mengurangi daya saing produk dalam negeri.

    Pakar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menuturkan Rancangan Permenkes yang diinisasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) justru membuat seluruh kemasan rokok yang dipasarkan harus memiliki fitur kemasan yang seragam tanpa pembeda apapun.

    Dia mempertanyakan poin dalam Rancangan Permenkes tersebut. Sebab, pemuatan identitas merek merupakan hak pemilik usaha untuk menjadi pembeda dengan kompetitor.

    “Tentu pelaku usaha ingin bersaing dengan pelaku usaha lainnya dengan memunculkan apa sih perbedaan dari mereknya dengan merek pesaingnya,” ujar Hikmahanto dalam forum diskusi, dikutip Kamis (7/11/2024).

    Menurutnya, penyeragaman kemasan rokok merupakan intervensi asing melalui Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Aturan yang membuat kehilangan identitas merek ini sebagai agenda pemaksaan asing terhadap pasar Indonesia.

    Dia menambahkan Rancangan Permenkes untuk mengatur kemasan rokok tanpa identitas merek ini menjadi paradoks di Indonesia. Ketika Australia pertama kali menjalankan aturan penghilangan identitas merek di bungkus rokok pada 2012, Indonesia menjadi salah satu negara yang melawannya.

    “Tapi, kini justru Indonesia berupaya menerapkan kebijakan kontradiktif dengan melakukan langkah serupa. Padahal tindakan tersebut telah memberikan gangguan yang terasa oleh tenaga kerja hingga produk ekspor Indonesia, khususnya produk hasil tembakau,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Australia tidak memiliki industri ataupun ekosistem pertembakauan yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara, penyerapan tenaga kerja, hingga hilirisasi ekspor produk tembakau manufaktur seperti di Indonesia.

    Pemerintah, lanjutnya, perlu untuk mengkaji kembali aturan tersebut dan memilih untuk tidak meratifikasi ketentuan di FCTC. Tindakan mengadopsi ketentuan FCTC ke dalam kebijakan dinilai tidak sesuai dengan pandangan Presiden Prabowo Subianto.

    Hikmahanto mengatakan, Prabowo telah menegaskan melawan berbagai macam bentuk intervensi dari luar negeri dan berkomitmen menjadikan Indonesia lepas dari segala intervensi asing.