Topik: ekspor

  • Penyeragaman Kemasan Rokok Dinilai Melanggar UU HAKI dan Sarat Intervensi Asing

    Penyeragaman Kemasan Rokok Dinilai Melanggar UU HAKI dan Sarat Intervensi Asing

    Jakarta: Kebijakan penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek yang tertera pada Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Rancangan Permenkes) dinilai telah menyalahi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dengan ketentuan tersebut telah dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU Merek). Wacana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek juga dinilai sarat akan intervensi asing.
     
    UU Merek menyatakan merek dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, dan susunan warna untuk membedakan antara satu merek dengan merek lainnya. Namun, Rancangan Permenkes yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) justru membuat seluruh kemasan rokok yang dipasarkan harus memiliki fitur kemasan yang seragam tanpa pembeda apapun.
     
    Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) sekaligus Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani Hikmahanto Juwana mempertanyakan poin dalam Rancangan Permenkes tersebut. Sebab, menurutnya pemuatan identitas merek merupakan hak pemilik usaha untuk menjadi pembeda dengan kompetitor.
     
    “Karena ‘kan tentu pelaku usaha ingin bersaing dengan pelaku usaha lainnya dengan memunculkan apa sih perbedaan dari mereknya dengan merek pesaingnya,” ujar Hikmahanto dalam sebuah diskusi dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 11 November 2024.
     
    Menurut dia, tekanan terhadap industri hasil tembakau, dalam hal ini termasuk penyeragaman bungkus rokok, tidak dipungkiri merupakan intervensi asing melalui Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Bahkan, menurut peneliti hukum itu, dalam salah satu pasal FCTC menuding jika tampilan di bungkus rokok memberi sumbangsih atas kenaikan jumlah perokok.
     
    Padahal tudingan itu dinilai tidak benar dan harus dipertanyakan kembali. Sehingga Hikmahanto melihat pengaturan penyeragaman bungkus rokok yang membuat kehilangan identitas merek ini sebagai agenda pemaksaan asing terhadap pasar Indonesia.
     
    Hikmahanto menyatakan Rancangan Permenkes untuk mengatur kemasan rokok tanpa identitas merek ini menjadi paradoks di Indonesia. Ketika Australia pertama kali menjalankan aturan penghilangan identitas merek di bungkus rokok pada 2012, Indonesia menjadi salah satu negara yang melawannya.  
     
    Tapi, kini justru Indonesia berupaya menerapkan kebijakan kontradiktif dengan melakukan langkah serupa. Padahal tindakan tersebut telah memberikan gangguan yang terasa oleh tenaga kerja hingga produk ekspor Indonesia, khususnya produk hasil tembakau.
     
    Seperti diketahui, Australia tidak memiliki industri ataupun ekosistem pertembakauan yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara, penyerapan tenaga kerja, hingga hilirisasi ekspor produk tembakau manufaktur seperti di Indonesia.
     
    “Negara yang mampu melakukan ekspor ke luar negeri seperti Indonesia telah memperoleh pendapatan dari sana. Kita juga pernah melawan kebijakan-kebijakan negara untuk mengenakan plain packaging itu. Tetapi sekarang mau menerapkan di Indonesia,” ujar Hikmahanto.
     

     

    Dinilai tidak berdaulat
     
    Hikmahanto juga melihat, agenda-agenda yang dibawa Kemenkes melalui PP 28/2024 maupun Rancangan Permenkes berkiblat pada FCTC, di mana pemerintah secara seksama telah mempelajarinya dan memilih untuk tidak meratifikasinya. Hal ini menunjukkan Indonesia seakan tidak berdaulat dalam menentukan arah kebijakan.
     
    “Kita tidak dan jangan pernah tunduk dengan FCTC. Tapi mereka memaksa lewat Kemenkes supaya ketentuan-ketentuan yang ada dalam FCTC itu diadopsi. Jadi bukan diratifikasi, diadopsi ke dalam hukum Indonesia,” ketus dia.
     
    Tindakan diam-diam mengadopsi ketentuan FCTC ke dalam kebijakan dinilai tidak sesuai dengan pandangan Presiden Prabowo Subianto.
     
    Hikmahanto mengatakan, dalam berbagai kesempatan, Prabowo telah menegaskan melawan berbagai macam bentuk intervensi dari luar negeri dan berkomitmen menjadikan Indonesia lepas dari segala intervensi asing.
     
    “Jadi jangan kita mau percaya dengan apa yang disampaikan dari luar negeri. Pak Prabowo menegakkan hal itu. Kita negara besar. Kita harus tegak mempertahankan kedaulatan. Apa yang terbaik untuk Indonesia, itulah kebijakan yang harus diambil,” tegas Hikmahanto.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Taktik Baru China Lawan Amerika di Era Donald Trump

    Taktik Baru China Lawan Amerika di Era Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri semikonduktor China sedang bersiap untuk empat tahun ke depan di era Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Pasalnya, perusahaan China kini diminta untuk meningkatkan pembelian peralatan pembuat chip dan mencari peluang untuk merekrut talenta asing, serta menjalin aliansi baru.

    Di antara strategi yang dipertimbangkan adalah upaya untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara dan perusahaan yang mungkin merasa terasing oleh AS.

    Seperti yang diketahui, Trump menargetkan raksasa telekomunikasi China seperti Huawei dan ZTE, serta pembuat chip SMIC, selama masa jabatan pertamanya.

    Kebijakan Trump membuat beberapa perusahaan China masuk dalam daftar hitam perdagangan yang membatasi akses mereka ke perangkat keras dan perangkat lunak produksi AS.

    Sebaliknya, pemerintahan Biden melakukan kontrol ekspor yang lebih luas, yang dimaksudkan untuk memutus seluruh akses China ke chip canggih yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan AS.

    Zhu Jing, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Industri Semikonduktor Beijing, mendesak perusahaan-perusahaan chip China untuk meningkatkan bisnis luar negeri mereka dan berekspansi ke lebih banyak negara.

    Ia mengatakan, mungkin akan ada peluang untuk melanjutkan pengadaan impor chip tertentu jika berkoordinasi secara global antara AS, Jepang, dan Eropa untuk melemahkan sanksi.

    Perusahaan-perusahaan juga harus meningkatkan upaya untuk menarik talenta luar negeri jika pemerintahan Trump memberlakukan kembali blokir seperti pada masa jabatan pertamanya.

    Selain itu, taktik ini juga bisa mengantisipasi jika Trump menerapkan kembali kebijakan yang mempersulit mahasiswa dan profesional China untuk bekerja di Amerika.

    “Setelah Trump menjabat, mungkin akan ada beberapa manfaat bagi pengembangan industri semikonduktor China dalam hal bakat profesional, perusahaan multinasional, dan kerja sama asing. Saya sarankan agar kita beradaptasi dengan situasi dan perubahan baru secara tepat waktu,” katanya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di WeChat, dikutip dari Reuters, Senin (11/11/2024).

    Banyak artikel juga meramalkan industri chip China akan menerima peningkatan kontrol ekspor dan potensi tarif di bawah kepemimpinan Trump dan satu-satunya jalan adalah dengan menggandakan kemandirian dalam hal produksi.

    (fab/fab)

  • RI Wanti-Wanti ke Investor China Hati-Hati Cari Lahan Industri

    RI Wanti-Wanti ke Investor China Hati-Hati Cari Lahan Industri

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meminta investor yang akan menanamkan modal berupa fasilitas manufaktur lebih hati-hati memilih lahan khusus untuk industri.

    Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan di hadapan pengusaha makanan dan minuman asal China dalam agenda Chinese Enterprises Go-Overseas, In-depth Tour Into Indonesia di Hotel Mulia, Senayan, Senin (11/11/2024).

    Pasalnya, tak jarang pihaknya menemukan keluhan dari investor yang sulit membangun pabrik lantaran lahan yang dipilih bukan merupakan lahan yang diperuntukkan untuk pengembangan industri, melainkan perkebunan atau permukiman.

    “Beberapa dari Anda [investor China] membutuhkan tanah, dan akhirnya Anda tidak dapat mengembangkan fasilitas industri Anda di tanah itu, karena tujuan tanah ini bukan untuk industri jadi harap berhati-hati dan silakan berkonsultasi dengan kami,” kata Nurul.

    Di sisi lain, Nurul memberikan perhatian terhadap realisasi investasi manufaktur yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya, pada 2018, investasi hanya mencapai Rp222,3 triliun kemudian pada tahun 2023 meningkat 2,7 kali lipat mencapai Rp596,3 triliun.

    Kinerja realisasi investasi tersebut ditopang oleh kontribusi 5 negara dengan investasi terbesar, salah satunya Singapura. Menurut dia, inevstasi yang masuk dari Singapura kemungkinan besar juga datang dari investor China.

    Adapun, sektor terbesar yang mendorong investasi di Indonesia yaitu pertambangan dan industri makanan pada posisi pertama dan kedua. Untuk industri makanan mencapai Rp395,4 triliun dalam 5 tahun terakhir.

    “Kami berharap setelah kunjungan Anda ke sini kami dapat meningkatkan kinerja industri makanan ini dalam realisasi investasi kami,” tuturnya.

    Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan mendorong kehadiran pengusaha China ke Indonesia tidak hanya membuka peluang perdagangan, melainkan investasi sektor mamin agar nilai tambah dapat lebih dirasakan di Indonesia. 

    “Saya dengar ada yang mau masuk lagi ada perusahaan beberapa mau investasi di Indoneisa, yang saya tadi baru saja di info, besar kemungkinan untuk produk jadi investasi bangun pabrik disini,” terangnya.

    Di sisi lain, Adhi juga mengarahkan industri nasional agar memanfaatkan kesempatan kerja sama ini untuk mendukung ketersediaan bahan baku pangan yang tidak dapat diproduksi dalam negeri.

    “Beberapa bahan baku kita gak punya, terus terang misalnya beberapa komposisi makanan seperti citric acid, kemudian beberapa rasa, pewarna dan sebagainya di Indonesia belum ada, jadi kita memang butuh kerja sama itu,” pungkasnya

    Di sisi lain, Chairman of China Chamber of Commerce of I/E Foodstuffs, Cao Derong mengatakan pihaknya melihat potensi besar untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan industri makanan dan minuman Indonesia.

    Salah satunya lewat program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto merupakan salah satu inisiatif besar dari pemerintah Indonesia. Pihaknya pun akan ikut memberi perhatian terhadap program tersebut.

    “Tahun ini, China dan Indonesia di sektor perdagangan makanan berkontribusi besar. Transaksi perdagangan mencapai hasil signifikan US$12,8 miliar dan ekspor China ke Indonesia melebihi US$3,1 miliar, impor dari Indonesia mencapai US$9,7 miliar,” jelasnya. 

  • Mendag Budi dampingi Presiden Prabowo di APEC 2024

    Mendag Budi dampingi Presiden Prabowo di APEC 2024

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso akan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2024 serta sejumlah pertemuan bilateral kepala negara.

    Selain itu, Mendag akan menghadiri rangkaian pertemuan APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024, di antaranya Pertemuan Menteri APEC 2024, di Lima, Peru, pada 14 November 2024.

    “Pada pertemuan ini, Indonesia berkomitmen memberikan dukungan terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mendorong APEC memperkuat sistem perdagangan multilateral,” ujar Budi melalui keterangan di Jakarta, Senin.

    Budi menyampaikan, Indonesia juga mengikuti pembahasan agenda Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik (Free Trade Area of The Asia Pasifik/FTAAP) dengan mengatasi perbedaan masing-masing anggota Ekonomi APEC.

    Tema dan Prioritas APEC Peru 2024 adalah “Empower, Include, Grow”. Hal itu meliputi perdagangan dan investasi untuk pertumbuhan inklusif dan saling terkoneksi, inovasi dan digitalisasi untuk mendorong transisi menuju ekonomi formal dan global, serta pertumbuhan berkelanjutan untuk pembangunan tangguh.

    Selain menghadiri rangkaian pertemuan AELW 2024, Mendag dijadwalkan bertemu sejumlah menteri dari negara-negara mitra dagang, di antaranya Korea Selatan, Kanada, Hongkong-Tiongkok, Singapura, Australia, dan Selandia Baru.

    APEC merupakan forum kerja sama regional 21 ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya termasuk program peningkatan kapasitas untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia Pasifik.

    Secara umum, diskusi APEC membahas upaya fasilitasi perdagangan guna mewujudkan perdagangan yang terbuka, inklusif, dan berkelanjutan. Kerja sama APEC menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sukarela dan tidak mengikat (non binding), namun kerap bersifat politis.

    Selain Indonesia, ekonomi APEC meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Tiongkok, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

    Ekonomi APEC tersebut mencakup 48 persen perdagangan dunia atau senilai 28 triliun dolar AS. Ekonomi APEC juga mencakup 62 persen produk domestik bruto (PDB) dunia atau senilai 59 triliun dolar AS dengan jumlah penduduk mencapai 38 persen penduduk dunia atau sebesar 2,96 miliar jiwa.

    Bagi Indonesia, APEC menjadi organisasi penting untuk memperkuat posisi ekonomi dalam perdagangan dunia. Pada 2023, total perdagangan Indonesia dengan ekonomi APEC mencapai 358,62 miliar dolar AS.

    Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke ekonomi APEC mencapai 188,72 miliar dolar AS, sedangkan impor Indonesia dari ekonomi APEC tercatat sebesar 169,89 miliar dolar AS.

    Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 18,63 miliar dolar AS. Ekspor utama Indonesia ke ekonomi APEC, di antaranya bahan bakar mineral, minyak hewani dan nabati, besi dan baja, mesin elektronik, serta kendaraan.

    Sementara impor Indonesia dari ekonomi APEC, di antaranya peralatan mekanis mesin, mesin elektronik, besi dan baja, plastik dan barang dari padanya, serta kendaraan.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • BKPM Ungkap 58 Perusahaan Masuk ke Indonesia Imbas Perang Dagang AS-China

    BKPM Ungkap 58 Perusahaan Masuk ke Indonesia Imbas Perang Dagang AS-China

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM mengungkapkan Indonesia telah menerima relokasi dan diversifikasi 58 perusahaan selama 2020—2023, akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan menjelaskan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menerapkan tarif impor tinggi dari China dan kemungkinan akan terus naik usai calon presiden Donald Trump memenangkan Pilpres AS 2024.

    Perang dagang antara dua negara adidaya tersebut telah menyebabkan munculnya kebijakan China+1 dari perusahaan-perusahaan multinasional. Artinya, perusahaan multinasional yang ada di Negeri Panda mencari negara alternatif untuk menanamkan modalnya karena takut penjualan produknya yang diproduksi di China semakin menurun.

    Oleh sebab itu, Ichwan menyatakan pemerintah akan coba terus memanfaatkan efek dari perang dagang antara AS-China tersebut seperti yang telah terjadi selama 2020—2023, yang mana 58 perusahaan multinasional telah masuk ke Indonesia.

    “Relokasi dan diversifikasi investasi dari 58 perusahaan [tersebut] senilai US$14,7 miliar yang berasal dari AS, Eropa, dan Asia,” jelas Ichwan kepada Bisnis, Senin (11/11/2024).

    Dia memerinci, 58 perusahaan tersebut terdiri dari bidang usaha industri lampu, industri makanan dan minuman, industri pipa, industri kaca, industri alat kesehatan, industri panel surya, industri kendaraan bermotor roda empat, industri rokok, industri elektronik, hingga industri tekstil.

    Dari total 58 perusahaan, sebanyak 13 korporasi berasal dari China dan Vietnam.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah menekankan ingin meningkatkan daya saing dan iklim investasi di Indonesia terutama di sejumlah sektor prioritas seperti hilirisasi sumber daya alam, berbasis riset dan inovasi, investor berorientasi ekspor, serta sektor pendidikan dan kesehatan.

    “Tantangan geoekonomi global menuntut pelaku bisnis dan juga pemerintah untuk lebih adaptif serta memperkuat kerjasama internasional dengan prinsip diplomasi yang kita pegang, bebas dan aktif,” ujar Ichwan.

    Bersaing dengan Negara Asean Lain

    Sementara itu, lembaga pemeringkatan kredit internasional Moody’s Ratings meyakini arus perdagangan dan investasi akan masuk ke kawasan Asean dan India usai Donald Trump berhasil memenangkan Pemilu AS 2024.

    Moody’s memproyeksikan bahwa pemerintahan Trump nantinya akan lebih memilih kebijakan perekonomian yang proteksionisme. Artinya, Trump akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi hingga memperketat investasi di sektor-sektor strategis.

    Dengan demikian, perang dagang antara AS dan China akan semakin memanas. Perusahaan multinasional yang ada di China pun akan coba mencari negara alternatif.

    “Yang akan berdampak negatif pada ekonomi China dan akibatnya menghambat pertumbuhan regional. Namun, pergeseran ini mungkin menguntungkan India dan negara-negara Asean [Asia Tenggara],” tulis laporan terbaru Moody’s yang terbit pada Senin (11/11/2024).

    Secara khusus, Moody’s melihat risiko gangguan pasokan semikonduktor global juga akan semakin nyata. Selama ini, China memang dikenal sebagai pemasok utama produk semikonduktor dunia.

    Secara umum, Moody’s menekankan bahwa tindakan proteksionisme Trump nantinya akan mengganggu rantai pasokan global dan berdampak negatif pada sektor-sektor yang bergantung pada bahan dan barang impor.

    “Seperti manufaktur, teknologi, dan ritel,” lanjut laporan tersebut.

  • Disperindag Jatim sediakan layanan kemudahan ekspor produk IKM

    Disperindag Jatim sediakan layanan kemudahan ekspor produk IKM

    ANTARA – Nilai ekspor Jawa Timur (Jatim) pada September 2024 mencapai 2,16 miliar dolar Amerika Serikat yang didominasi non migas berupa produk industri pengolahan sebesar 91,8 persen. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim kini telah menyediakan sejumlah pelayanan kemudahan ekspor bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) maupun Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) demi meningkatkan nilai ekspor non migas. (Hanif Nasrullah/Chairul Fajri/Farah Khadija)

  • Perang Dagang AS-China, RI Berpotensi Terima Relokasi Pabrik Tekstil dan Logam Dasar

    Perang Dagang AS-China, RI Berpotensi Terima Relokasi Pabrik Tekstil dan Logam Dasar

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom mengungkapkan intensitas perang dagang antara AS dan China berpotensi meningkat sejalan dengan terpilihnya Donald Trump untuk kedua kalinya sebagai presiden Amerika.

    Meski kedua negara yang bersitegang, Indonesia berpeluang menangkap relokasi perusahaan-perusahaan di China dan sekitarnya yang terkena dampak perang dagang tersebut.

    Ekonom Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menyampaikan bahwa dua industri, yakni tekstil dan produk tesktil (TPT) dan logam dasar paling berpotensi masuk ke Tanah Air.

    “Pabrik tekstil di Vietnam itu berpeluang untuk relokasi ke Indonesia. Kemudian industri yang terkait dengan logam dasar dan turunannya [penghiliran]. Itu komoditas yang benar-benar direkstriksi Amerika Serikat, salah satunya baja. Sehingga Indonesia juga dapat menangkap peluang itu,” ujarnya, Senin (11/11/2024).

    Meski industri TPT tengah ‘babak belur’, Heri melihat industri TPT dari luar negeri masih dapat masuk, tetapi khusus yang berorientasi ekspor sehingga tidak mengganggu industri dalam negeri.

    Harapan investasi yang masuk dari relokasi tersebut tidak dapat langsung terwujud. Heri menilai saat ini industri dalam negeri masih menghadapi beberapa persoalan internal.

    Mulai dari daya saing, lahan, biaya energi, listrik, upah buruh, hingga biaya logistik. Sementara perusahaan multinasional kebanyakan mencari negara-negara yang biayanya relatif kompetitif. 

    “Kalau kita mau menangkap peluang, maka biaya-biaya yang terkait dengan infrastruktur yang harus dibenahi. Kita harus bisa menyiapkan semacam paket kebijakan untuk menangkap itu,” tuturnya.

    Membaca Peluang Pasar

    Menurut Ahmad, perusahaan-perusahaan besar juga mempertimbangkan peluang pasar di tempat tujuan relokasinya.

    Salah satunya, keberadaan perjanjian dagang antara Indonesia dan Eropa dalam Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Melalui kebijakan ini, memungkinkan produk-produk dari Indonesa untuk masuk ke ranah Eropa tanpa bea masuk.

    Tanpa perjanjian dagang tersebut, saat ini produk-produk Indonesia yang masuk ke Eropa dikenakan tarif 16% hingga 20%.

    Maka dari itu, penyelesaian perundingan IEU-CEPA akan menjadi penentu bagi perusahaan multinasional memarkirkan pabriknya  di Indonesia. Sayangnya, saat ini proses tersebut belum menemukan titik terang khususnya perkara kebijakan produk bebas deforestrasi atau European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR). 

    “IEU CEPA itu menjadi senjata untuk menarik investor asing. Khususnya yang sektor-sektor yang sudah siap, seperti TPT,” lanjutnya.

    Sebelumnya pun, persoalan IEU-CEPA sempat disinggung oleh 15 investor asal Taiwan—yang berencana merelokasi pabriknya ke RI—saat menghadap Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Di mana pengusaha tersebut selama ini mendapatkan keuntungan dari investasi di China dan Vietnam. Sementara Vietnam memiliki keuntungan dalam ekspor ke ranah Eropa karena telah memiliki perjanjian mengenai Free Trade Agreement (FTA).

    Berkaca pada ‘perang dagang’ AS-China sebelumnya, sejak 2019, Indonesia menerima relokasi dan diversifikasi investasi dari 58 perusahaan senilai US$14,7 miliar yang berasal dari AS, Eropa, dan Asia, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    Meski demikian, Prabowo dalam Asta Cita miliknya, mendorong peningkatan daya saing dan iklim investasi di Indonesia, khususnya di sejumlah sektor prioritas seperti hilirisasi SDA, investasi berbasis riset dan inovasi, investasi berorientasi ekspor, serta sektor pendidikan dan kesehatan.

  • Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Semangat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam meningkatkan regenerasi petani muda membawa dirinya dijuluki sebagai Bapak Petani Milenial. Gelar ini disepakati oleh ratusan petani muda dalam Konsolidasi Nasional Petani Milenial yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Sudaryono menyampaikan, dirinya selalu meyakinkan generasi muda bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan. Dia mengaku optimistis dapat menumbuhkan kembali semangat mengelola sektor pertanian kepada generasi mendatang.

    “Bagi saya, kami punya perhatian terhadap itu. Kita punya bonus demografi, kita punya anak muda,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Menurut Sudaryono, sektor pertanian merupakan sektor yang mudah dikelola. Sektor ini juga memiliki fokus-fokus bidang yang luas, yang dapat diisi oleh banyak tenaga generasi muda Indonesia.

    “Tentu saja bertani itu tidak melulu menanam padi, kedelai, dan jagung. Walaupun kita harapkan juga kalau bisa mengarah ke sana untuk swasembada pangan itu bisa lebih baik. Petani milenial itu bisa juga ke holtikultura, buah-buahan, cabai-cabaian, terong, dan sayur,” jelasnya.

    Sudaryono menjelaskan, sektor pertanian juga memilki dua jenis kegiatan yang bisa ditekuni, yakni on-farm dan off-farm.

    On-farm merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan pertanian, seperti usaha tani tanaman pangan, hortikultura, usaha ternak, usaha ikan, dan usaha perkebunan. Sementara, off-farm adalah kegiatan yang dilakukan di luar lahan pertanian, seperti pemrosesan dan pengemasan tanaman pangan dan ternak

    “Sektor on-farm itu di lahan, off-farm itu pengolahannya, packaging-nya, ekspor dan lain-lain. Itu juga menjanjikan,” katanya.

    Sudaryono mengungkapkan, sejauh ini Kementan juga telah mengambil peran untuk mengedukasi dan membina petani muda agar tidak hanya berkutat bertani di lahan, tetapi bisa mencoba menggeluti sektor pertanian di luar lahan.

    “Sudah kita bina, ada yang ekspor pengolahan gula aren, ekspor kelapa, itu program pertanian di sisi off-farm. Kemudian dari sisi on-farm ada yang budidaya jahe, pala, lada. Jadi yang on-farm maupun off-farm itu menjanjikan,” pungkasnya.

    Selain membina petani on-farm, Kementan juga berkomitmen membina pelaku pertanian off-farm agar dapat meningkatkan skala bisnisnya.

    “Saya lagi minta kepada Kepala Badan Pendidikan Kementan untuk memonitor. Harus ada dua indikator prestasinya yaitu jumlah petani mudanya bertambah, plus existing yang sudah ada secara kalkulasi perekonomian, bisnisnya harus naik. Omzet harus naik, laba harus naik. Kita harus bina ke sana,” ujarnya.

     

  • Wamentan Bakal Cetak Banyak Orang Kaya Baru dari Sektor Pertanian

    Wamentan Bakal Cetak Banyak Orang Kaya Baru dari Sektor Pertanian

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian (Kementan). Program itu adalah mencetak banyak orang kaya baru dari sektor pertanian. Pertambahan jumlah orang kaya dari sektor pertanian ini dinilai dapat menumbuhkan perekonomian Indonesia.

    “Jadi bagaimana menjadikan orang sebanyak mungkin tambah sejahtera. Intinya, tambah sejahtera itu ya tambah kaya. Nah, yang sudah kaya itu tetap kita bina supaya tambah besar,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Menurut Sudaryono, semakin banyak orang kaya dari sektor pertanian ini akan menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    “Karena dengan dia besar, dia menciptakan lapangan pekerjaan, dia mendatangkan aset bagi negara, dan lain-lain. Mereka menjadi engine pertumbuhan bangsa kita,” katanya.

    Adapun sejumlah langkah yang akan dilakukan Kementan, yakni melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pelaku sektor pertanian, baik yang sudah besar, sedang merintis, hingga yang baru memulai usaha.

    “Bagaimana cara membinanya? Membinanya bisa dalam bentuk kemudahan modal. Saya kira pemerintah juga sudah memberikan modal dan lain-lain dalam bentuk pelatihan yang sedang kita laksanakan,” jelasnya.

    Dikatakan Sudaryono, Kementan juga sedang menggencarkan program-program yang melibatkan anak muda untuk berkesempatan berkarya dan berkiprah di sektor pertanian.

    “Kita sudah berikan di Kementerian Pertanian, dengan kita undang banyak anak muda untuk hadir di proyek cetak sawah kita, yaitu dengan brigade pangan sekitra 200 hektare,” terangnya.

    Selain itu, Kementan juga memberikan pelatihan-pelatihan dan memperluas akses pasar ekspor kepada pelaku usaha sektor pertanian.

    “Salah satu yang mungkin menjadi tugas diplomasi, dalam hal ini diplomasi perdagangan adalah bagaimana kita membuka seluas-luas pasar ekspor kita,” ujar Sudaryono.

    Dia menilai, meski cakupan pasar domestik dalam negeri sudah besar, Kementan akan terus berupaya mendorong pengurangan impor dan peningkatan ekspor.

    “Kita kurang-kurangi impor pertanian dan kita naik-naikin ekspor pertanian kita. Karena itu akan lebih menguntungkan bagi negara kita dan akan mem-boost pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

    Langkah untuk mengurangi impor dan meningkatkan ekspor pertanian bisa mencetak orang kaya baru pada bidang tersebut.

  • Trump Bakal Naikkan Tarif Impor, Dampaknya Hantui Negara Asia

    Trump Bakal Naikkan Tarif Impor, Dampaknya Hantui Negara Asia

    Jakarta

    Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) memberikan ancaman tarif yang lebih tinggi bagi China. Bank investasi, Goldman Sachs menilai kemungkinan China bukan satu-satunya negara Asia yang akan menghadapi kesulitan ini.

    Kepala Ekonom Asia-Pasifik Goldman Sachs, Andrew Tilton mengatakan defisit AS dengan eksportir negara Asia lainnya telah meningkat signifikan dan kemungkinan berada di bawah pengawasan yang lebih ketat.

    “Dengan Trump dan beberapa calon yang mungkin ditunjuk berfokus pada pengurangan defisit bilateral, ada risiko semacam cara ‘whack-a-mole’. Defisit bilateral yang meningkat pada akhirnya dapat mendorong tarif AS pada ekonomi Asia lainnya,” kata Tilton dikutip dari CNBC, Senin (11/11/2024).

    Tarif AS adalah pajak atas barang impor yang dikenakan ke perusahaan jika produknya masuk AS. Adanya tarif tersebut akan meningkatkan biaya bagi eksportir.

    Pada 2023, surplus perdagangan Korea Selatan dengan AS mencapai rekor US$ 44,4 miliar yang menjadi surplus terbesar dengan negara mana pun. Khusus ekspor mobil mencapai hampir 30% dari semua pengiriman ke AS.

    Ekspor Taiwan ke AS pada kuartal I-2024 mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 24,6 miliar, meningkat 57,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekspor terbesar berasal dari teknologi informasi dan produk audio visual.

    Sementara itu, surplus perdagangan Vietnam dengan AS antara Januari-September mencapai US$ 90 miliar. India dan Jepang juga mengalami surplus perdagangan dengan AS, di mana surplus Jepang relatif stabil dan surplus India meningkat secara moderat dalam beberapa tahun terakhir.

    Berlanjut ke halaman berikutnya.

    Tilton memperkirakan mitra dagang Asia itu ke mencoba menurunkan surplus dan mengalihkan perhatian melalui berbagai cara, salah satunya mengalihkan impor ke AS jika memungkinkan.

    “Kebijakan perdagangan adalah hal yang paling penting bagi Trump, bagi Asia berkembang dalam masa jabatan keduanya sebagai presiden AS,” tulis analis Barclays Bank.

    Tarif yang diusulkan Trump kemungkinan besar menimbulkan dampak lebih besar pada ekonomi terbuka di kawasan tersebut. Taiwan diperkirakan lebih rentan terhadap ancaman itu daripada Korea atau Singapura.

    “Kami melihat Thailand dan Malaysia di tengah-tengah, dengan Thailand diperkirakan akan menerima pukulan yang sedikit lebih besar,” tulis catatannya.

    Data AS menunjukkan bahwa defisit perdagangan AS dengan China semakin kecil menjadi US$ 279,11 miliar pada 2023, dari sebelumnya US$ 346,83 miliar pada 2016.

    Meskipun perdagangan AS dengan China menyusut setelah penerapan tarif pada pemerintahan Trump pertama, volume perdagangan justru disalurkan ke negara ketiga seperti Vietnam, Meksiko, Indonesia dan Taiwan.

    Sebelumnya, Trump telah mengumumkan niatnya untuk mengenakan tarif menyeluruh mulai dari 10% hingga 20% pada semua impor, bersama dengan tarif tambahan sebesar 60% hingga 100% pada produk yang diimpor dari Tiongkok. Goldman Sachs memperkirakan AS akan mengenakan tarif tambahan rata-rata 20% pada produk Tiongkok di paruh pertama 2025.

    Lihat juga video: Netanyahu Ngaku Sudah 3 Kali Bicara dengan Trump Soal Ancaman Iran