Topik: ekspor

  • Target Kuartal I/2025, Perundingan IEU-CEPA Terganjal Hilirisasi

    Target Kuartal I/2025, Perundingan IEU-CEPA Terganjal Hilirisasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) hingga saat ini masih dalam pembahasan. Salah satu isu yang masih dibahas adalah terkait hilirisasi.

    Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Kemendag, Wijayanto mengatakan bahwa perundingan IEU-CEPA sudah memasuki perundingan ke-19 dan tengah dalam pembahasan secara intensif.

    “Yang saya ketahui sedang dibahas saat ini, kan kemarin terakhir sudah perundingan ke 19. Sekarang masih terus kok intensif dibahas, karena kemarin sudah ada perubahan kabinet,” kata Wijayanto saat ditemui Bisnis, Rabu (13/11/2024).

    Wijayanto menyampaikan bahwa Kemendag mencoba untuk merampungkan perundingan IEU-CEPA sesegera mungkin, sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada kuartal I/2025.

    Di sisi lain, dia juga mengakui dalam mencapai kesepakatan IEU-CEPA ada beberapa isu yang harus diselesaikan bersama, salah satunya terkait hilirisasi. Namun, isu tersebut masih dalam proses untuk dibahas bersama.

    “Intinya kami optimis mudah-mudahan bisa segera dicapai kesepakatan IEU-CEPA ini,” imbuhnya.

    Pada kesempatan yang sama, lembaga think tank Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) memandang, jika Indonesia dan Uni Eropa menyelesaikan perundingan IEU-CEPA maka bisa meningkatkan perdagangan.

    “Jika itu bisa dicapai, kesepakatan IEU-CEPA itu salah satu hal yang bagus untuk kita bisa meningkatkan perdagangan kita dengan Uni Eropa,” ujar CEO CIPS Anton Rizki Sulaiman saat ditemui Bisnis.

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengaku bahwa dalam merampungkan perjanjian perundingan IEU-CEPA ada beberapa hal yang belum selesai. Namun, dia berharap perundingan ini bisa segera rampung sesuai jadwal yang ditentukan.

    “IEU-CEPA kuartal I/2025 mudah-mudahan selesai. Jadi kita kerja terus perunding-perundingannya karena ada beberapa yang pending, mudah-mudahan cepat selesai. Kita negosiasikan lagi,” kata Budi saat ditemui seusai acara Pelepasan Kontainer Ekspor Mayora Group ke-400.000 dengan Tujuan 15 Negara di Cikupa, Tangerang, Selasa (5/11/2024).

    Budi menjelaskan bahwa dalam hal perundingan, termasuk IEU-CEPA, biasanya masing-masing pihak akan saling meminta sesuatu untuk kepentingan masing-masing. Hanya saja, permintaan itu tidak bisa langsung disepakati oleh pihak lain atau masih adanya perbedaan kepentingan yang belum mencapai kesepakatan.

    Meski demikian, Budi menyatakan bahwa perundingan IEU-CEPA ini tidak mengalami kendala secara teknis, sebab keduanya telah menemukan permasalahan.

    “Beberapa memang sudah bisa diidentifikasi permasalahan yang mudah-mudahan bisa terselesaikan, karena itu sifatnya dari sana,” ungkapnya.

    Terlebih, dia menambahkan dalam tiga bulan terakhir, Kemendag juga ingin mempercepat perundingan dengan Peru, Kanada, dan Eurasia.

    “Kalau ada beberapa perundingan yang tinggal ratifikasi, secepatnya akan kita proses,” ungkapnya.

    Namun, lanjut dia, hasil dari suatu perundingan perdagangan adalah saling mengantongi keuntungan. “Kalau kita berunding tetapi ternyata tidak menguntungkan ya jangan, harus menguntungkan. Jadi output-nya adalah outcome dari hasil perjanjian nanti,” pungkasnya.

  • Bea Cukai Tindak Penyelundupan Senilai Rp 6,1 Triliun pada 2024, Ini Perinciannya

    Bea Cukai Tindak Penyelundupan Senilai Rp 6,1 Triliun pada 2024, Ini Perinciannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengungkapkan, sejak awal 2024 hingga November, Bea Cukai telah melakukan 31.275 penindakan terhadap upaya penyelundupan di bidang kepabeanan dan cukai, dengan nilai barang mencapai Rp 6,1 triliun serta potensi kerugian negara sebesar Rp 3,9 triliun.

    Perinciannya, di bidang impor tercatat 12.490 penindakan dengan nilai barang sebesar Rp 4,6 triliun, mayoritas berupa tekstil dan produk tekstil (TPT). Di bidang ekspor, Bea Cukai melakukan 382 penindakan dengan nilai barang Rp255 miliar, utamanya meliputi komoditas flora dan fauna.

    Penindakan ekspor juga mencakup empat kasus penyelundupan benih bening lobster (BBL) sebanyak 1.488.405 ekor senilai Rp 163,7 miliar, serta lima kasus penyelundupan pasir timah senilai Rp 10,9 miliar.

    Di bidang fasilitas, Bea Cukai mencatat 178 penindakan dengan nilai barang sebesar Rp 38 miliar, sebagian besar berupa TPT. Sedangkan untuk cukai, terdapat 18.225 penindakan dengan nilai barang mencapai Rp 1,1 triliun, terutama berupa 710 juta batang rokok ilegal.

    “Dari hasil penindakan sepanjang 2024 ini, Bea Cukai telah melakukan 183 penyidikan tindak pidana dengan menetapkan 193 orang tersangka. Selain itu, berhasil dipulihkan penerimaan negara melalui ultimum remidium sebesar Rp 55,6 milliar yang berasal dari 1.390 penindakan di bidang cukai,” kata Askolani dalam konferensi pers di gedung Bea Cukai, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Ditegaskan Askolani, pemerintah akan terus memperkuat pengawasan dan penindakan terhadap penyelundupan untuk menciptakan iklim ekonomi yang sehat, serta mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

  • Budi Gunawan Ungkap Data Intelijen, Transaksi Penyelundupan Capai Rp 216 Triliun dalam 4 Tahun
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 November 2024

    Budi Gunawan Ungkap Data Intelijen, Transaksi Penyelundupan Capai Rp 216 Triliun dalam 4 Tahun Nasional 14 November 2024

    Budi Gunawan Ungkap Data Intelijen, Transaksi Penyelundupan Capai Rp 216 Triliun dalam 4 Tahun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam)
    Budi Gunawan
    mengungkapkan bahwa total transaksi terhadap tindak pidana
    penyelundupan
    selama empat tahun terakhir mencapai Rp 216 triliun.
    Hal ini disampaikan Budi Gunawan saat memulai konferensi pers desk pencegahan dan pemberantasan penyelundupan yang digelar di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
    “Dari data intelijen keuangan, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, total transaksi penyelundupan telah mencapai kurang lebih Rp 216 triliun,” kata Budi Gunawan di lokasi.
    Ia menerangkan bahwa desk yang dibentuk oleh Kemenko Polkam ini juga telah memetakan modus-modus operandi yang biasa digunakan para pelaku penyelundupan.
    Modus-modus itu antara lain ketidaksesuaian dokumen, ekspor-impor ilegal, penyalahgunaan free trade zone di zona perdagangan bebas, termasuk mekanisme pencucian uang.
    Sejauh ini, desk tersebut juga melakukan penindakan penyelundupan sebanyak 213 kali berupa produk-produk garment, tekstil, mesin, elektronik, rokok, minuman keras hingga barang narkotika.
    “Sekali lagi, ini merupakan bukti keseriusan daripada pemerintah. Tentunya dengan pelaksana seluruh kementerian lembaga yang telah saya sebutkan tadi, yang saat ini telah hadir bersama-sama melakukan sinergi, kemudian kerja sama secara terpadu di dalam pemberantasan penyelundupan,” tutur mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
    Terakhir, Budi Gunawan menegaskan komitmen pemerintah yang ingin menciptakan iklim ekonomi yang sehat, sekaligus memastikan keadilan bagi seluruh pelaku usaha industri di Indonesia.
    Maka dari itu, pemerintah berjanji akan terus mengungkap dan mengejar kasus-kasus penyelundupan lainnya.
    “Di samping upaya penindakan, kita juga melakukan upaya-upaya preventif, termasuk memberikan warning di titik-titik rawan jalur penyelundupan, serta meningkatkan awareness masyarakat di daerah rawan penyelundupan,” pungkas Budi Gunawan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sri Mulyani: Bea Cukai Tindak Penyelundupan Barang Rp6,1 Triliun hingga November 2024

    Sri Mulyani: Bea Cukai Tindak Penyelundupan Barang Rp6,1 Triliun hingga November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah melakukan penindakan penyeludupan barang di bidang kepabeanan dan cukai dengan total nilai Rp6,1 triliun dan potensi kerugian negara Rp3,9 triliun dari Januari—November 2024.

    Sri Mulyani menjelaskan, dari nilai tersebut, total penindakan penyelundupan di bidang kepabeanan dan cukai mencapai 31.275 kali dari Januari—November 2024.

    “Jadi kita bayangkan setiap bulannya sudah lebih dari 5 ribu yang kita lakukan [penindakan],” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Bea Cukai, Jakarta Timur, Kamis (14/11/2024).

    Bendahara negara itu merincikan, salah satu barang yang paling banyak diseludupkan adalah impor komoditas dalam bentuk tekstil dan barang-barang produk tekstil sebanyak 12.495 dengan nilai Rp4,6 triliun.

    Lalu, 3.382 penindakan ekspor untuk komoditas bentuknya flora dan fauna dengan nilai Rp255 miliar. Kemudian, benih lobster sebanyak 4 kali penindakan dengan nilai Rp163,7 miliar.

    Selanjutnya pasir timah sebanyak 5 kali penindakan untuk penyelundupan 84,18 ton dengan nilai barang Rp10,9 miliar. Kemudian, 178 penindakan untuk barang TPT, tekstil, dan produk tekstil dengan nilai Rp38 miliar.

    Terakhir, 18.225 penindakan di bidang cukai terutama untuk rokok sebanyak 710 juta barang dengan nilai Rp1,1 triliun.

    Dari semua penindakan tersebut, 183 di antaranya dalam status penyidikan tindak pidana dengan 193 orang sudah dalam status tersangka.

    “Untuk itu kami mampu untuk memulihkan penerimaan negara untuk mendapatkan ultimum remedium sebesar Rp55,6 miliar dari 1.390 penindakan bidang cukai,” ungkap Sri Mulyani.

    Dia pun menyatakan pihaknya akan terus coba melakukan penegakan hukum dalam rangka optimalisasi penerimaan negara. Apalagi, sambungnya, Kementerian Keuangan bergabung ke dalam Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyeludupan yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Hukum.

  • CIPS: Prabowo Harus Buat Kebijakan Perdagangan yang Untungkan UMKM

    CIPS: Prabowo Harus Buat Kebijakan Perdagangan yang Untungkan UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA — Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) meminta agar pemerintahan Prabowo Subianto memberlakukan kebijakan perdagangan yang menguntungkan sekaligus berdampak positif pada sektor UMKM.

    CEO CIPS Anton Rizki Sulaiman menilai bahwa pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) perlu melihat lebih jauh dan memperhatikan regulasi yang akan diterbitkan pada 2025.

    Anton menuturkan bahwa pihaknya ingin melihat lebih jauh terkait regulasi yang menghambat larangan impor barang setengah jadi (intermediate goods) yang akan berdampak kepada UMKM di Indonesia untuk bisa berproduksi.

    “Ada peraturan Kemendag di bidang e-commerce yang melarang impor barang-barang di bawah US$100, kita ingin hal-hal seperti itu dicabut karena itu sebenarnya banyak industri dalam negeri yang mendapatkan produk itu sebagai intermediate goods, misalnya sebagai bahan baku,” ujar Anton saat ditemui Bisnis, Rabu (13/11/2024).

    Menurutnya, adanya restriksi seperti penutupan atau proteksi impor akan berdampak pada UMKM. Untuk itu, dia menyampaikan bahwa pemerintah perlu mengkaji lebih jauh suatu kebijakan dari dua sisi.

    “Kita perlu banyak memberikan ekspor, tapi tentu kita tidak bisa jadi proteksionis, karena kita mau ekspor barang tapi orang nggak mau impor ke kita,” imbuhnya.

    Misalnya, lanjut dia, adanya relaksasi perdagangan bisa menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan dan berimbas pada penutupan perusahaan tekstil.

    “Perlu dikaji lebih dalam apakah masalah yang terjadi disebabkan oleh itu, dan apakah solusinya adalah itu, karena kalau tidak yang dirugikan adalah masyarakat Indonesia,” ujarnya.

    CPO Masih Menguasai

    Di sisi lain, Anton menyebut kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya dinilai masih akan menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia. Menurutnya, CPO tidak akan bergeser.

    Pasalnya, dia menjelaskan bahwa masalah yang terjadi di sektor manufaktur adalah persoalan investasi yang kurang besar dan adanya larangan impor barang setengah jadi.

    “Sehingga banyak perusahaan yang ingin investasi jadi lebih mahal atau tidak bisa mendapatkan peralatan yang dibutuhkan karena ada hambatan,” tuturnya.

    Menurutnya, pemerintah perlu melihat secara luas dari sisi keterbukaan perdagangan. “Karena restriksi yang dimaksudnya unutk melindungi konsumen, masyarakat, atau industri tertentu justru berdampak buruk terhadap pertumbuhan manufaktur sendiri,” tandasnya.

  • Rokok hingga Tekstil Senilai Rp 49 Miliar Diselundupkan ke Indonesia dalam Sepekan

    Rokok hingga Tekstil Senilai Rp 49 Miliar Diselundupkan ke Indonesia dalam Sepekan

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dalam sepekan pada periode 4-11 November 2024, telah dilakukan 283 kali penindakan penyelundupan dengan perkiraan nilai Rp 49 miliar dan potensi kerugian negara sebesar Rp 10,3 miliar.

    “Telah dilakukan 283 kali penindakan penyelundupan dalam satu minggu saja, terutama terkait dengan komoditas garmen, tekstil, mesin elektronik, rokok, minuman keras, dan narkotika,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Bea Cukai, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Disampaikan Sri Mulyani, penindakan penyelundupan impor ilegal ini dilaksanakan melalui sinergi antara Ditjen Bea Cukai, Polri, TNI, Kejaksaan Agung, serta kementerian dan lembaga (K/L) terkait.

    Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan juga mengungkapkan, dalam 4 tahun terakhir, nilai transaksi penyelundupan di Indonesia mencapai Rp 216 triliun. Maraknya barang selundupan ini membuat produk-produk lokal menjadi sulit bersaing.

    “Industri dalam negeri sedang mengalami tekanan luar biasa karena harus bersaing dengan produk-produk dari negara lain, terutama produk selundupan,” ungkap Budi.

    Berbagai modus operandi yang digunakan  para pelaku penyelundupan, seperti ketidaksesuaian dokumen, ekspor-impor ilegal, penyalahgunaan free trade zone, hingga mekanisme pencucian uang.

  • Transaksi Penyelundupan dalam 4 Tahun Terakhir Capai Rp 216 Triliun

    Transaksi Penyelundupan dalam 4 Tahun Terakhir Capai Rp 216 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengungkapkan, nilai transaksi penyelundupan di Indonesia dalam 4 tahun terakhir telah mencapai ratusan triliun rupiah. Hal ini mengundang keprihatinan, pasalnya produk-produk lokal tengah menghadapi tekanan yang besar.

    “Berdasarkan data intelijen keuangan selama 4 tahun terakhir, total transaksi penyelundupan telah mencapai kurang lebih Rp 216 triliun,” kata Budi Gunawan dalam konferensi pers di kantor Bea Cukai, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Budi Gunawan menyampaikan, maraknya barang selundupan ini membuat produk-produk lokal sulit bersaing.

    “Industri dalam negeri tengah mengalami tekanan luar biasa karena harus bersaing dengan produk-produk negara lain, terutama produk-produk selundupan,” ungkap Budi.

    Pemerintah juga telah memetakan berbagai modus operandi yang digunakan oleh para pelaku penyelundupan, seperti ekspor-impor ilegal, ketidaksesuaian dokumen, penyalahgunaan free trade zone, termasuk mekanisme pencucian uang.

    “Desk penyelundupan telah berhasil melakukan penindakan sebanyak 213 kali, berupa produk-produk garmen, tekstil, rokok, elektronik, minuman keras, narkotika, dan sebagainya,” tutur Budi Gunawan.

  • Hwasung Desain Mesin Pendingin Mobil Boks Sesuai Iklim Negara

    Hwasung Desain Mesin Pendingin Mobil Boks Sesuai Iklim Negara

    Jakarta

    Hwasung banyak dipercaya oleh perusahaan jasa angkutan kargo dan logistik di berbagai negara. Produk mesin pendingin buatan Korea Selatan ini banyak digunakan oleh perusahaan produsen fresh food pada armada truknya untuk mengirim produk-produknya ke distributor.

    Director PT Hwasung Thermoindo Arif Suhardiman mengungkapkan alasan produk mesin pendingin Hwasung ini jadi andalan para perusahaan produsen fresh food. Menurutnya, mesin pendingin Hwasung di-desain agar bisa menyesuaikan dengan kondisi iklim suatu negara.

    “Hwasung Thermo mempersiapkan desain produknya itu sesuai dengan kondisi (iklim suatu negara). Mereka sudah persiapkan bukan hanya untuk iklim di Korea tapi juga negara-negara tropis,” ujarnya di Pameran SIAL Interfood, JIEXpo, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

    Bahkan, kata dia, berbagai produk Hwasung Thermo juga telah diekspor ke Saudi Arabia dan Uni Emirate Arab tepatnya Dubai yang kondisi iklimnya lebih panas dibanding Indonesia.

    “Mereka sudah ekspor ke area sana di mana temperaturnya sampai sekitar 45 derajat celcius, lebih jauh lebih panas dibanding di Indonesia. Jadi harusnya kalau dipakai di Indonesia dengan ambient temperatur kan mungkin plus 35 derajat semua udah disesuaikan untuk iklim tropis,” jelasnya.

    Selain itu, Arif menilai Hwasung di Indonesia memiliki layanan purnajual yang berkualitas. Hwasung menyiapkan spare part hingga layanan service yang lengkap di Indonesia bagi konsumennya.

    “Jadi di Indonesia ini kita sangat fokus kepada after sales kita, dari spare part, dari service, dari kualitas teknisi itu kita harus jaga supaya hasilnya bagus,” jelasnya.

    Sebelumnya, PT Hwasung Thermoindo mengenalkan dua produk terbaru di pameran SIAL Interfood 2024 di Jakarta Internasional Expo (JIEXpo), Rabu (13/11). Kedua produk ini untuk mendukung industri fresh food yang semakin menggeliat di Tanah Air.

    Produk tersebut diberi nama Hwasung Wing HT-100 EV dan Hwasung ECO-100RT EV. Mesin pendingin HT-100 EV khusus digunakan untuk kendaraan listrik. Sementara ECO-100RT dapat digunakan pada kendaraan hybrid.

    “HT-100 EV wing type itu merupakan sistem pendingin yang dikhususkan untuk digunakan pada EV truk, di mana sistem ini akan dikonek langsung ke baterai dari pada truck itu sendiri, menggunakan sistem 350 Volt DC. Jadi, semua nanti kompresor, semua itu sudah menggunakan high voltage,” ujar Arif.

    “Kedua ECO-100RT, tipe ini sebenarnya by trip type, listrik dengan 12 volt dan 24 volt, bisa digunakan untuk truk-truk yang saat ini menggunakan solar engine dan bisa di charge juga. Jadi, mirip seperti plug-in hybrid,” jelasnya.

    (akd/ega)

  • Hwasung Desain Mesin Pendingin Mobil Boks Sesuai Iklim Negara

    Hwasung Thermo Kenalkan 2 Mesin Pendingin untuk Truk EV dan Hybrid

    Jakarta

    Perusahaan penyedia mesin pendingin untuk kendaraan niaga angkutan barang, PT Hwasung Thermoindo mengenalkan dua produk terbaru di pameran SIAL Interfood 2024 di Jakarta Internasional Expo (JIEXpo), Rabu (13/11/2024).

    Kedua produk ini untuk mendukung industri fresh food yang semakin menggeliat di Tanah Air, sehingga perusahaan dapat menjaga kualitas produknya dengan layanan pengiriman yang menggunakan mesin pendingin.

    Director PT Hwasung Thermoindo Arif Suhardiman mengatakan produk tersebut diberi nama Hwasung Wing HT-100 EV dan Hwasung ECO-100RT EV. Mesin pendingin HT-100 EV khusus digunakan untuk kendaraan listrik. Sementara ECO-100RT dapat digunakan pada kendaraan hybrid.

    “HT-100 EV wing type itu merupakan sistem pendingin yang dikhususkan untuk digunakan pada EV truk, di mana sistem ini akan dikonek langsung ke baterai dari pada truck itu sendiri, menggunakan sistem 350 Volt DC. Jadi, semua nanti kompresor, semua itu sudah menggunakan high voltage,” ujar Arif.

    “Kedua ECO-100RT, tipe ini sebenarnya by trip type, listrik dengan 12 volt dan 24 volt, bisa digunakan untuk truk-truk yang saat ini menggunakan solar engine dan bisa di charge juga. Jadi, mirip seperti plug-in hybrid,” imbuhnya.

    Arif menambahkan mesin pendingin buatan Korea Selatan ini banyak digunakan oleh perusahaan produsen fresh food pada armada truknya di berbagai negara untuk mengirim produk-produknya ke distributor. Produk ini didesain agar dapat menyesuaikan kondisi iklim di berbagai negara.

    Foto: Rahmat Khairurizqi

    “Hwasung Thermo mempersiapkan desain produknya itu sesuai dengan kondisi (iklim suatu negara). Mereka sudah persiapkan bukan hanya untuk iklim di Korea tapi juga negara-negara tropis,” jelasnya.

    Bahkan, kata dia, berbagai produk Hwasung Thermo juga telah diekspor ke Saudi Arabia dan Uni Emirate Arab tepatnya Dubai yang kondisi iklimnya lebih panas dibanding Indonesia.

    “Mereka sudah ekspor ke area sana di mana temperaturnya sampai sekitar 45 derajat celcius, lebih jauh lebih panas dibanding di Indonesia. Jadi harusnya kalau dipakai di Indonesia dengan ambient temperatur kan mungkin plus 35 derajat semua udah disesuaikan untuk iklim tropis,” jelasnya.

    Sebagai informasi, PT Hwasung Thermoindo merupakan sole distributor dari mesin pendingin Hwasung untuk market Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 2014. PT Hwasung Thermoindo menyediakan solusi pendingin untuk transportasi produk-produk yang memerlukan pendinginan baik untuk aplikasi Freezer (beku) atau Chiller (dingin).

    (akd/ega)

  • Disbun Kaltim tingkatkan mutu produk untuk dongkrak daya saing global

    Disbun Kaltim tingkatkan mutu produk untuk dongkrak daya saing global

    Samarinda (ANTARA) – Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) meningkatkan mutu produk olahan hasil perkebunan, agar mampu mendongkrak daya saing pasar bukan hanya di tingkat regional maupun nasional, tapi juga diharapkan bisa menembus hingga pasar global.

    “Diperlukan strategi pemasaran efektif dan pemahaman teknologi pengolahan yang mutakhir untuk meningkatkan mutu produk, agar produk lokal mampu bersaing baik di pasar nasional maupun internasional,” kata Kepala Disbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Kamis.

    Peningkatan mutu produk menjadi hal yang tidak bisa ditawar di tengah ketatnya persaingan pasar dan tingginya tuntutan konsumen terhadap kualitas, di samping hal lain yang juga turut mempengaruhi, misalnya jaminan produk halal dan harga yang terjangkau.

    Dalam upaya meningkatkan mutu produk tersebut, katanya, dua hari lalu pihaknya menggelar Pelatihan Manajemen Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, dipusatkan di Kota Balikpapan, dengan kegiatan yang dipercayakan oleh bidang pengolahan dan pemasaran.

    Sementara Taufiq Kurrahman, selaku Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Disbun Kaltim mengatakan, tujuan pelatihan tersebut adalah untuk memperkuat keterampilan para peserta dalam mengelola, mengolah, dan memasarkan produk perkebunan.

    Baca juga: Disbun Kaltim meremajakan 300 hektare karet rakyat di Kutai Barat

    “Pelatihan ini digelar sebagai upaya meningkatkan daya saing produk perkebunan, sehingga mampu menjadi andalan ekspor yang memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah, dan yang paling utama adalah kesejahteraan pelaku hilirisasi perkebunan,” ujar Taufiq.

    Dalam pelatihan ini pihaknya mengundang sejumlah narasumber kompeten, antara lain Krisdewanto Suryopamungkas dari PPEJP Kementerian Perdagangan RI, menyampaikan materi tentang strategi pameran ekspor, dengan topik pembahasan tentang pentingnya promosi yang efektif.

    Peserta diberi wawasan mengenai cara menarik perhatian pelanggan melalui gerai pameran yang menarik dan strategi pemasaran yang cerdas, sehingga mampu bersaing dalam pasar global.

    Baca juga: Disbun Kaltim pertajam diversifikasi kelapa demi kesejahteraan petani

    Selain itu, peserta juga menerima pembekalan dari Sem Lapik, narasumber dari BPOM Samarinda, yang membahas tentang standar “Good Manufacturing Practices (GMP)” dan “Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)”.

    Sem Lapik memaparkan tentang pentingnya standar kebersihan dan kontrol kualitas produk yang sesuai dengan regulasi BPOM, termasuk sejumlah langkah analisis bahaya yang mencakup aspek fisik, biologi, dan kimia.

    Standar ini menjadi jaminan mutu bagi produk perkebunan yang ingin bersaing di pasar internasional, sedangkan dilihat dari produk perkebunan asal Kaltim sudah dikemas menarik dan variatif, seperti gula merah, gula semut, bubuk lada, bubuk ketumbar, bubuk jamu, dan aneka makanan ringan dari hasil perkebunan

    Pewarta: M.Ghofar
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024