Topik: ekspor

  • Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 54 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang Oktober 2024 senilai US$2,48 miliar.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per Oktober 2024 tercatat senilai US$24,41 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.

    “Total nilai impor mencapai US$21,94 miliar atau naik 16,54% dari bulan September 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers pada Jumat (15/11/2024).

    Surplus neraca dagang Indonesia per Oktober 2024 itu tercatat turun 0,75% secara bulanan.

    “Pada Oktober 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$2,48 miliar atau turun sebesar US$0,76 miliar secara bulanan,” ujar Amalia.

    Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Sebelumnya, konsensus proyeksi 18 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan Oktober 2024 adalah US$3,09 miliar.

    Angka tersebut tercatat lebih rendah dari realisasi neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.

    Adapun estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar dan estimasi terendah oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual di angka US$2,16 miliar.

    David menyatakan penurunan surplus pada masa menjelang akhir tahun ini akibat harga-harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang cenderung naik. Seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batu bara, dan minyak.

    Di tengah kenaikan harga komoditas, David melihat ada kemungkinan volume ekspor yang melambat sehingga kinerja ekspor melandai. Secara tahunan, ekspor diprediksi kontraksi 2,33% (year on year/YoY) dan impor masih akan tumbuh 4,25%. 

    “Perlambatan ekspor didukung juga oleh perlambatan impor China pada bulan Oktober,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2024).

    Meski demikian, David memproyeksikan akan ada sedikit akselerasi impor jelang akhir tahun karena faktor musiman terutama kebutuhan bahan baku dan barang jadi. 

    Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang juga menyampaikan bahwa kinerja ekspor cenderung stagnan. 

    Sementara impor akan terkerek naik dengan tingginya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Alhasil, surplus neraca perdagangan akan turun ke US$3,08 miliar dari posisi September 2024. 

    “Nilai impor cenderung naik di kuartal akhir, persiapan konsumsi Nataru. Jadi surplus perdagangan perkiraannya sedikit turun,” tuturnya.

    Pada September 2024, ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sejumlah US$18,82 miliar sehingga surplus terjaga. Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari—September 2024, ekspor tercatat senilai US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari—September 2024 mencapai US$21,98 miliar.

    Jumlah tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan di kisaran US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar di 2024.

  • Ekspor Oktober 2024 Naik 10,69%, Indonesia Raup US,41 Miliar dari Mitra Dagang

    Ekspor Oktober 2024 Naik 10,69%, Indonesia Raup US$24,41 Miliar dari Mitra Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai US$24,41 miliar. 

    Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan kinerja ekspor pada Oktober tersebut tumbuh 10,69% secara bulanan (month-to-month/MtM).

    “Pada Oktober 2024, nilai ekspor mencapai US$24,41 miliar atau naik 10,69% dari September 2024. ekspor migas tercatat senilai US$1,35 miliar atau naik 16,88%,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/112024). 

    Amalia menjelaskan nilai ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 10,45% MtM dengan nilai US$23,07 miliar yang didorong peningkatan komoditas Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15) yang naik 52,67%. 

    Kemudian komoditas bahan bakar mineral (HS 27) naik 5,5% MtM dan komoditas alas kaki (HS 64) naik 25,87%. 

    Adapun kenaikan nilai ekspor migas didorong peningkatan nilai ekspor gas yang andilnya sebesar 0,68%

    Sementara secara tahunan atau year-on-year/YoY, nilai ekspor Oktober 2024 mengalami peningkatan sebesar 10,25%.

    “Kenaikan ini karena adanya peningkatan ekspor nonmigas terutama pada komoditas HS15, HS85 (mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya), HS18(kakao dan produk olahannya),” ungkap Amalia.

  • Jemput Bola Kemenangan Butter Leaders

    Jemput Bola Kemenangan Butter Leaders

    Bisnis.com, JAKARTA – Pada 2024, se­­­banyak 57 ne­­­­­gara me­­­nye­­leng­­­­garakan pe­­­mi­­­lu termasuk Ing­­­­­gris, India, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan juga Indonesia.

    Sebanyak 57 negara tersebut sangat berkontribusi dalam menyum­­bang 49% populasi dan 60% PDB dunia. Ke­­tidakpastian tahun 2024 tentu sangat tinggi karena banyak kebijakan populis yang dikampanyekan oleh petahana untuk kembali meraih hati rakyat.

    Dari banyaknya pemilu tersebut terdapat fokus perhatian utama yakni AS yang sangat menaruh perhatian global karena dinamika yang dinamis. Diksi “Trump yang tertembak, karier politik Biden yang tewas” menjadi pola yang menarik karena tidak banyak prediksi pada saat itu bahwa Kamala Harris akan menggantikan atasannya dalam kontestasi politik AS tersebut. Hampir saja AS akan memiliki presiden perempuan pertama di negaranya.

    Dalam pidato kemenangannya di Florida, Trump menyampaikan akan mengembalikan kejayaan AS dan mengajak masyarakat negeri Paman Sam tersebut untuk bersatu. Hal ini membuat posisi yang jelas bahwa ia akan membenahi urusan domestik yang akan menjadi modal bagi AS dalam berpartisipasi dalam panggung dunia ke depannya.

    Saat Trump menjadi Presiden ke-45 AS memang berbagai indikator perekonomian bergerak cukup luar biasa melalui reformasi perpajakan yang dilakukan Trump untuk mendorong perekonomian domestik. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, era Trump berhasil mencatatkan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,5% yang membuat pertumbuhan ekonomi AS melampaui Eropa. Bahkan pada 2017, pertumbuhan negeri Paman Sam sempat tumbuh fantastis sebesar 4,2% (YoY) dan pada sisi output pada kuartal III/2020 saat pandemi melanda berhasil tumbuh 33% (YoY).

    Pada sisi pengangguran, Trump berhasil memecahkan rekor dengan membawa tingkat pengangguran terendah dalam 5 dekade terakhir di angka 3,5% dan membuka 6,4 juta lapangan pekerjaan baru. Bahkan, Tetapi dari sisi kenaikan upah, rata-rata pertumbuhan era Trump lebih rendah dari Barack Obama di mana hanya naik rata-rata 2,1% setiap tahunnya. Trump juga berhasil menurunkan 4,2 juta rakyat yang masuk dalam kategori miskin dengan tingkat kemiskinan sebesar 10,5%.

    PERPAJAKAN ALA TRUMP

    Perhitungan Tax Foundation (2020), apabila reformasi pajak ala Trump dilakukan secara jangka panjang hingga tahun 2027, maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7%, yang diterjemahkan dengan peningkatan upah sebesar 1,5%, melengkapi pasar tenaga kerja dengan 339.000 lapangan kerja baru dan meningkatkan stok modal sebesar 4,8% pada 2027.

    Berdasarkan perhitungan statis memang terjadi degradasi US$373 miliar tetapi apabila menggunakan perhitungan dinamis terhadap perekonomian sebesar US$408 miliar.

    Relaksasi pajak yang dilakukan Trump kepada dunia usaha dan pribadi memberikan tingkat daya saing Amerika Serikat yang lebih tinggi karena menurunnya biaya produksi, perubahan substansial terhadap cara kegiatan ekonomi di pasar domestik, memberikan zona peluang bagi bisnis di AS dapat ekspansi di dalam negeri baik baik intensifikasi dan ekstensifikasi model bisnis mereka.

    Reformasi Pajak yang mewujudkan corporate welfare dalam jangka pendek dan social welfare dalam jangka panjang akan dilakukan dengan menjamin sektor swasta menginvestasikan uangnya ke dalam pasar akibat pemotongan pajak.

    AMERICA GREAT AGAIN

    “Kita akan membuat Amerika kuat kembali, Kita akan membuat Amerika bangga kembali. Kita akan membuat Amerika aman kembali dan kita akan membuat Amerika hebat kembali” ujar Trump dalam salah satu kampanyenya. Maka sudah dapat dipastikan bahwa berbagai formulasi kebijakan Trump pada saat menjadi Presiden ke-45 di Negeri Paman Sam akan dilanjutkan dan diperkuat dalam 4 tahun mendatang.

    Potensi perang dagang jilid kedua dengan China akan terjadi bahkan akan meluas dengan negara yang menentang “hegemoni” dari mata uang AS karena Trump sempat mengatakan akan mengenakan bea masuk hingga 100% bagi negara yang melakukan dedolarisasi. Walaupun akan menjadi “boomerang” bagi perekonomian domestik, tetapi Trump akan berani untuk melakukannya.

    Kedua, akan ditariknya berbagai militer AS yang akan menurunkan temperatur persaingan geopolitik, tetapi keinginan Trump untuk menguasai cadangan minyak dunia akan tetap dilakukan karena dalam kepemimpinannya, ia sempat keluar dari Paris Agreement maka komitmen terhadap net zero emission dapat menjadi ancaman.

    Ambisi Trump menguasai cadangan minyak Timur Tengah akan meningkatkan risiko tetapi sepertinya posisi Israel akan diuntungkan yang menjadi ancaman adalah apabila Iran menutup Selat Hormuz maka minyak dunia akan kolaps dan diuntungkannya Belt Road Initiative milik China.

    Selanjutnya, Trump juga akan mengevaluasi berbagai perjanjian perdagangan dan akan melakukan revaluasi perjanjian dagang yang menguntungkan masyarakat AS terutama kelas menengahnya yang sedang mengalami pelemahan daya beli. Pengalaman Trump keluar dari Trans-Pacific Treaty, Trans-Atlantic Treaty, dan perjanjian dagang lainnya akan menjadi ancaman. Berbagai program domestik AS akan dipaksakan menjadi agenda global dan evaluasi kebijakan Presiden Biden tentu akan dilakukan secara masif.

    Dampak Terhadap Indonesia

    Kemenangan Trump sebenarnya lebih banyak membawa dampak positif bagi perekonomian domestik karena peluang terjadinya relokasi pabrik akan sangat tinggi. Maka dari itu, pengusaha dan Pemerintah Indonesia harus siap menangkap berbagai peluang tersebut seperti memberikan kepastian hukum, reformasi birokrasi, percepatan perizinan, bahkan hingga insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance untuk industri yang memberikan alih teknologi.

    Kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Amerika Serikat berusaha untuk menangkap peluang kerja sama, bahkan dalam video terbuka Presiden Prabowo mengucapkan selamat kepada Presiden Trump. Hal ini akan menjadi katalis positif hubungan antara RI dan AS bagi pasar, bahkan Presiden Trump berjanji akan mengunjungi Indonesia

    Perlu diingat pada periode perang dagang 2018, Indonesia gagal menangkap peluang relokasi pabrik dan banyak pabrik yang ada di China lari ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia, maka dari itu saat ini Indonesia harus lebih siap menangkap peluang tersebut. Dari sisi kinerja ekspor, kemenangan Trump membuka peluang terjadinya perang tarif dan terbuka potensi neraca dagang kita akan balance dengan AS. Namun, penjualan komoditas esensial seperti CPO dan batu bara secara volume relatif akan ada pergerakan.

    Dari sisi nilai tukar, konsensus pasar yang terjadi di AS mengisyaratkan bahwa apabila Donald Trump memenangkan pemilihan, maka akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali oleh The Federal Reserve berbeda dengan konsensus kemenangan Kamala Haris yang memungkinkan akan diturunkan sebanyak 5 kali. Maka dari itu, pelemahan nilai tukar akan terjadi dan akan merugikan importir bahan baku produksi tetapi akan menguntungkan bagi eksportir.

    Perang tarif yang terjadi juga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat menggarap pasar Afrika dan pasar negara Kepulauan Pasifik untuk dapat menjadi pasar pengganti ekspor kita ke AS. Berbagai kerja sama bilateral dengan negara Afrika dan Kepulauan Pasifik terutama mengenai perdagangan dan ekonomi dapat dibangun.

    Pemerintah juga perlu cermat untuk melakukan penyesuaian dalam membuat formulasi dalam APBN-P nantinya dengan melakukan kalkulasi ulang baik dari sisi harga minyak, kurs nilai tukar, dan inflasi karena akan dapat memengaruhi berbagai orkestrasi kebijakan. Pada dasarnya, kemenangan Trump akan menjadi “butter” bagi Indonesia apabila kita bersiap dan dapat melakukan jemput bola.

  • Neraca Dagang Oktober 2024 Diramal Tetap Surplus, Imbas Impor Melemah

    Neraca Dagang Oktober 2024 Diramal Tetap Surplus, Imbas Impor Melemah

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memperkirakan neraca perdagangan barang Indonesia Oktober 2024 masih akan mencatatkan surplus senilai US$2,74 miliar atau lebih rendah dari September US$3,26 miliar. Bukan karena ekspor yang melaju, tetapi akibat impor yang mengalami pelemahan.

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menyampaikan meski demikian, ekspor dan impor diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan (year on year/YoY). 

    ⁠Sejalan dengan perlambatan global, pertumbuhan impor tahunan Indonesia diperkirakan melambat dari 8,55% YoY pada September 2024 menjadi 7,26% pada Oktober 2024. 

    “Proyeksi pertumbuhan impor masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor, yang mengindikasikan permintaan domestik yang relatif lebih kuat dibandingkan dengan permintaan eksternal,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Jumat (15/11/2024). 

    Josua menyampaikan berdasarkan data ekspor impor China, Negeri Tirai Bambu tersebut melaporkan bahwa pertumbuhan ekspor tahunannya ke Indonesia meningkat tajam menjadi 28,14% YoY pada Oktober, naik dari 12,52% YoY dari bulan sebelumnya. Tercatat komoditas yang masuk dari China 90% merupakan bahan baku dan barang modal. 

    Sementara itu, Josua memperkirakan pertumbuhan ekspor Indonesia melambat menjadi 2,80% YoY pada Oktober 2024 atau turun dari 6,44% dari bulan sebelumnya. Perlambatan ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya permintaan global, terutama dari China, dan berlanjutnya normalisasi harga komoditas.

    Negara yang menjadi pasar ekspor utama Indonesia itu, telah menunjukkan tanda-tanda tren pertumbuhan yang cenderung ‘slower-for-longer’. Impor China dari Indonesia mengalami kontraksi sebesar -5,50% YoY pada Oktober 2024, penurunan tajam dari pertumbuhan 7,88% yang tercatat pada September 2024.

    Dengan demikian, Josua mempertahankan prospek defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) untuk full year 2024 dengan pelebaran secara moderat, dari 0,16% PDB pada 2023 menjadi 0,78% PDB.

    Sebelumnya, konsensus yang Bloomberg himpun dari 18 ekonom, memperkirakan surplus neraca perdagangan yang berlanjut tersebut dengan nilai tengah (median) US$3,09 miliar. Tetap lebih rendah dari realisasi September.

    Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar dan estimasi terendah oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual di angka US$2,16 miliar. 

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi ekspor, impor, dan neraca perdagangan Oktober 2024 pada Jumat (15/11/2024) pukul 09.00 WIB. 

  • Perkuat Strategi Brand Lokal dan UMKM, 11.11 Big Sale Dorong Peningkatan Penjualan hingga 7,5 Kali Lipat di Shopee Live

    Perkuat Strategi Brand Lokal dan UMKM, 11.11 Big Sale Dorong Peningkatan Penjualan hingga 7,5 Kali Lipat di Shopee Live

    Jakarta: Shopee kembali menghadirkan kampanye 11.11 Big Sale sebagai bentuk komitmen dalam memberikan ruang untuk berkembang bagi para penjual. Kampanye 11.11 Big Sale telah berlangsung pada 14 Oktober – 11 November 2024.
     
    Dampak kampanye tahun ini terasa nyata, dengan antusiasme pengguna yang luar biasa dan memberikan peningkatan signifikan dalam penjualan produk dari brand lokal dan UMKM. Sebagai hasilnya, Shopee melaporkan penjualan produk dari brand lokal dan UMKM meningkat lebih dari 7,5 kali lipat di Shopee Live pada puncak kampanye 11.11 dibandingkan hari biasa, mencerminkan semakin tingginya minat pengguna untuk terlibat dan mempelajari produk lokal secara lebih interaktif.
     
    “Tahun ini kami melihat semakin tingginya minat konsumen untuk berbelanja brand lokal dan UMKM di sepanjang kampanye Shopee 11.11 Big Sale. Hal ini menjadi sumber semangat bagi kami untuk selalu berkolaborasi dan berinovasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis lokal, dan memperkuat koneksi antara penjual dan konsumen. Dengan pendekatan yang inklusif melalui fitur interaktif hingga program khusus, ke depannya kami berharap dapat terus menjadi rekan brand lokal dan UMKM untuk bertumbuh bahkan menembus pasar internasional,” kata Senior Director of Marketing Growth Shopee Indonesia Monica Vionna.
     

    Salah satu aspek yang memperkuat keberhasilan kampanye 11.11 Big Sale juga dibuktikan Shopee lewat langkah strategisnya melalui Program Ekspor Shopee. Program ini juga menjangkau brand lokal dan UMKM di berbagai kota dan kabupaten, termasuk di Kabupaten Cirebon, Pekalongan, dan Mojokerto yang turut mencatatkan peningkatan transaksi ekspor tertinggi di puncak kampanye 11.11 Big Sale tahun ini. Dukungan ekspansi ke kancah internasional ini merupakan wujud nyata dari visi Shopee untuk memperkuat seluruh pelaku usaha di Indonesia, tanpa terkecuali.
     

    Shopee Live optimalkan peningkatan bisnis brand lokal & UMKM di 11.11 Big Sale

    Shopee 11.11 Big Sale tahun ini tidak hanya menghadirkan penawaran terbaik dan diskon besar yang membantu para penjual menggaet lebih banyak pembeli, tetapi juga memperlihatkan keberhasilan fitur interaktif Shopee Live untuk mendukung pertumbuhan brand lokal dan UMKM. Selama kampanye 11.11 berlangsung, Shopee Live terus menjadi salah satu cara belanja interaktif pilihan pembeli.
     
    Kelebihan dan keuntungan ini membuat Shopee Live terus menjadi andalan para brand lokal dan UMKM dalam mendorong peningkatan bisnis mereka. Kemudahan akses terhadap produk serta menciptakan keterlibatan dan interaksi bersama pengguna, membuat lebih banyak brand lokal dan UMKM yang memanfaatkan fitur ini. Gaya berjualan live stream yang memberikan kebebasan bertanya dan ulasan produk secara real-time sebelum melakukan pembelian, turut memberikan dampak positif yang dirasakan langsung oleh mitra brand lokal dari berbagai kategori di puncak kampanye 11.11 kali ini.
     

    Pemanfaatan fitur interaktif ini di kampanye 11.11 membuat mitra brand lokal di kategori Pakaian Pria, yakni Tenue de Attire merasakan antusiasme luar biasa dari pengguna Shopee. Sepanjang kampanye berlangsung, mereka menikmati peningkatan transaksi hingga 30 kali lipat di kampanye 11.11 dibandingkan dengan hari biasa untuk beragam jenis kemeja dan atasan yang menjadi produk favorit.
     
    Tidak hanya itu, keunggulan belanja lewat sesi interaktif Shopee Live yang dirasakan oleh pengguna di 11.11 tahun ini, juga dinikmati oleh brand lokal Tulus Skin. Brand lokal dari kategori Kecantikan yang dikenal dengan lini produk perawatan kulit dari bahan alami ini, berhasil mencatatkan peningkatan transaksi di Shopee Live hingga 11 kali lipat dibandingkan hari biasa.
     
    “Melalui dukungan teknologi, pilihan logistik yang lengkap, serta fitur-fitur yang mempermudah interaksi dengan konsumen dimanapun mereka berada, Shopee akan terus berinovasi untuk menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan bagi brand lokal dan UMKM. Kami ucapkan terima kasih bagi penjual, pembeli, serta mitra brand atas kepercayaannya pada Shopee,” kata Monica.
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Konsensus Ekonom: Surplus Neraca Dagang Oktober 2024 Melandai jadi US,09 Miliar

    Konsensus Ekonom: Surplus Neraca Dagang Oktober 2024 Melandai jadi US$3,09 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia diramalkan masih akan membukukan surplus pada Oktober 2024 dan menandai tren beruntun sepanjang 54 bulan. 

    Berdasarkan konsensus proyeksi 18 ekonom yang dihimpun Bloomberg, diproyeksikan bahwa nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan Oktober 2024 adalah US$3,09 miliar.

    Angka tersebut tercatat lebih rendah dari realisasi neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.

    Adapun estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar dan estimasi terendah oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual di angka US$2,16 miliar.

    David menyatakan penurunan surplus pada masa menjelang akhir tahun ini akibat harga-harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang cenderung naik. Seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batu bara, dan minyak.

    Di tengah kenaikan harga komoditas, David melihat ada kemungkinan volume ekspor yang melambat sehingga kinerja ekspor melandai. Secara tahunan, ekspor diprediksi kontraksi 2,33% (year on year/YoY) dan impor masih akan tumbuh 4,25%. 

    “Perlambatan ekspor didukung juga oleh perlambatan impor China pada bulan Oktober,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2024).

    Meski demikian, David memproyeksikan akan ada sedikit akselerasi impor jelang akhir tahun karena faktor musiman terutama kebutuhan bahan baku dan barang jadi. 

    Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang juga menyampaikan bahwa kinerja ekspor cenderung stagnan. 

    Sementara impor akan terkerek naik dengan tingginya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Alhasil, surplus neraca perdagangan akan turun ke US$3,08 miliar dari posisi September 2024. 

    “Nilai impor cenderung naik di kuartal akhir, persiapan konsumsi Nataru. Jadi surplus perdagangan perkiraannya sedikit turun,” tuturnya.

    Pada September 2024, ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sejumlah US$18,82 miliar sehingga surplus terjaga. Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari—September 2024, ekspor tercatat senilai US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari—September 2024 mencapai US$21,98 miliar.

    Jumlah tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan di kisaran US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar di 2024.

  • Luhut Sebut Target Ekonomi 8% Prabowo Bukan Hal Mustahil, Ini Kuncinya

    Luhut Sebut Target Ekonomi 8% Prabowo Bukan Hal Mustahil, Ini Kuncinya

    Jakarta

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan bukanlah hal mustahil untuk dicapai. Ia percaya kerja keras akan membawa ekonomi Indonesia diperhitungkan di kancah internasional.

    “Mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dalam 5 tahun ke depan bukanlah hal yang mustahil. Kami percaya bahwa kerja keras ini akan membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di kancah internasional,” kata Luhut dalam unggahan di Instagram resminya, Kamis (14/11/2024).

    Hal itu dikatakan Luhut saat wawancara dengan The Straits Times di sela acara diskusi Asia Future Summit 2024 di Singapura. Menurutnya target pertumbuhan ekonomi 8% bukan hanya sekadar mencapai angka, melainkan untuk memastikan perekonomian Indonesia tumbuh kuat dan berkelanjutan.

    “Sejak resmi dilantik pada 20 Oktober lalu, Presiden @prabowo berulang kali menegaskan salah satu fokus utama pemerintahan beliau selama 5 tahun ke depan adalah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Saya melihat misi ini bukan hanya sekadar mencapai angka semata, tetapi juga untuk memastikan perekonomian kita tumbuh kokoh dan berkelanjutan,” ucap Luhut.

    Untuk itulah dibentuk DEN yang bertugas memberi rekomendasi kepada presiden berdasarkan kajian mendalam dari bermacam-macam pakar di dalamnya. Luhut memastikan segala rekomendasi yang disampaikan bebas dari konflik kepentingan.

    “Saya akan pastikan, rekomendasi ini bebas dari segala macam konflik kepentingan,” tegasnya.

    Menurut Luhut, digitalisasi sangat diperlukan untuk mengurangi transaksi secara langsung dan menghindari adanya suap. Hilirisasi juga menjadi program prioritas untuk meningkatkan nilai tambah ekspor dari bahan mentah menjadi produk jadi yang berdaya saing tinggi.

    “Kami belajar untuk terus meningkatkan digitalisasi, mengurangi transaksi langsung dan memperkuat pengawasan melalui audit berkala. Jika langkah-langkah ini saja berhasil diterapkan, kita bisa menghemat 30-40% dari anggaran negara,” beber Luhut.

    Luhut menyebut Singapura yang hanya memiliki populasi 6 juta merupakan contoh nyata dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) dan efisiensi. Ia yakin dengan disiplin fiskal, pengelolaan anggaran yang tepat dan kebijakan yang berorientasi pada kemudahan berinvestasi, Indonesia bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

    “Perjalanan ini tentu tidak mudah, terlebih di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Namun saya yakin, dengan disiplin fiskal, pengelolaan anggaran yang tepat dan kebijakan yang berorientasi pada kemudahan berinvestasi, kita bisa mencapai target yang telah ditetapkan,” tegasnya.

    Saksikan juga video: Peran Kunci Sosok Luhut Binsar Pandjaitan Dalam Kabinet Merah-Putih

    (acd/acd)

  • Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Baku, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura.

    Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan, pemerintah tengah mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura, karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, khususnya terkait isu nilai tambah dan potensi kehilangan investasi di dalam negeri.

    Menurutnya, rencana ekspor listrik ke Singapura, apalagi sumber energinya berbasis energi terbarukan, akan cenderung menguntungkan Negeri Singa tersebut. Terlebih, lanjutnya, Singapura ingin mengembangkan data center.

    Padahal, lanjutnya, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara tempat investasi data center itu sendiri, sehingga tidak hanya mengekspor listrik.

    “Ini dalam kajian pemerintah, saya tahu ini sedang dikaji (Kementerian) ESDM, ekspor listrik ke Singapura dan lain-lain. Ini ada masalah sedikit, pertimbangan pemerintah, ini AI (artificial intelligence), kita tahu di Singapura banyak data center yang diperlukan untuk mendukung Microsoft, Amazon, dan lain-lain. Mereka punya data center,” tuturnya kepada awak media saat ditemui di sela acara COP29 di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).

    “Pemerintah Indonesia sedang mengkaji kalau data center hendaknya dibangun di Indonesia, Indonesia bangun data center, misalnya di Pulau Batam, Bintan, Karimun atau dari mana, nah ini nanti kita bagaimana bisa melayani Singapura, high value added kita yang layani Singapura. Saya kira kita harus kaji nanti ya,” ujarnya.

    Namun demikian, lanjutnya, selain industri data center, dia mengakui ada industri-industri lain di Singapura yang memang memerlukan energi bersih sebagai pengurang emisi karbonnya, seperti industri kilang minyak.

    Menurutnya, Indonesia akan berusaha untuk melayani kebutuhan energi bersih dari industri penghasil emisi tersebut.

    “Di lain pihak, Pihak Singapura bilang, pemerintah dan industri Singapura juga perlu, industri-industri lain yang bukan AI, bukan data center itu perlu juga, karena kenapa? Di Singapura ada kilang-kilang yang dimiliki oleh Exxon, Shell, itu kan jadi emiten polusi, itu yang harus kita layani. Nah nanti kita lihat pro dan kontranya bagaimana,” tandasnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya akan mengkaji kembali rencana pemerintah untuk mengekspor listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ke Singapura.

    Bahlil mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan dan memprioritaskan kebutuhan listrik berbasis EBT untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mengekspor listrik.

    “Oh iya kita kan prinsipnya kan gak ada masalah, tapi kan kita harus berhati-hati kita harus kaji baik-baik ya. Kita harus melihat kepentingan kebutuhan nasional, kita kemudian kita lihat nilai ekonominya dengan kepentingan negara kita, setelah itu baru kita merumuskan ya kan,” jelas Bahlil saat dikonfirmasi apa benar pemerintah akan mengkaji ulang rencana ekspor listrik EBT, saat ditemui usai sebuah forum di Jakarta, Rabu (25/9/2024).

    Dia memastikan bahwa pemerintah akan mengutamakan kepentingan di dalam negeri terlebih dahulu. Menurutnya, jika kebutuhan dalam negeri belum mencukupi atas listrik dari sumber EBT, maka dia pun akan mempertanyakan kenapa listrik EBT di Indonesia harus diekspor.

    Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk mengekspor listrik ke Singapura. Hal ini ditandai dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Singapura terkait ekspor listrik ke Singapura melalui agenda Announcement on Cross-Border Electricity Interconnection pada rangkaian acara Indonesia International Sustainability Forum, di JCC, Kamis (5/9/2024).

    Pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyebut, Indonesia bakal mengekspor listrik yang berasal dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke Singapura berkisar 2-3 Giga Watt (GW).

    Menurut Luhut, kebijakan ekspor listrik ke Singapura sejalan dengan potensi EBT di Indonesia yang sangat besar, terutama dari sumber energi seperti tenaga surya.

    “Listrik hijau yang sedang kami negosiasikan dengan Singapura. Kami akan mengekspor ke Singapura, energi hijau. Seperti 2 Giga Watt (GW) mungkin bisa sampai 3 Giga Watt. Karena potensinya sangat besar di sini,” kata Luhut dalam acara ISF 2024, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (5/9/2024).

    Di samping itu, menurut Luhut, pemerintah juga berencana untuk membangun industri panel surya di dalam negeri. Hal ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam rangka memperkuat posisi negosiasi ekspor listrik bersih ke Singapura.

    “Pemerintah akan membangun industri panel surya sendiri. Dan ini saya pikir merupakan bagian dari diskusi kami dengan Singapura. Dan kami bersedia melakukannya,” kata dia.

    Luhut membeberkan kesepakatan tersebut memiliki nilai investasi mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 308,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.418 per US$).

    Rencana besarnya, Luhut mengatakan ekspor listrik tersebut akan dilakukan mulai tahun 2028 untuk 5 perusahaan yang termasuk dalam persetujuan, ditambah dengan ekspor listrik dari 2 konsorsium baru pada tahun 2030 mendatang.

    Wilayah yang akan dijadikan sumber energi untuk bisa mengekspor listrik ke Singapura itu sendiri adalah dari wilayah Sumatera.

    Di lain sisi, Menteri Tenaga Kerja & Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan, Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW) yang bersumber dari EBT khususnya dari energi surya.

    Dia mengatakan penandatanganan MoU tersebut disertai dengan persetujuan bersyarat yang telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura seperti yang sudah disetujui sejak persetujuan antara Indonesia dengan Singapura pada tahun 2023 lalu.

    Bedanya, di tahun ini, kesepakatan ekspor listrik tersebut bertambah 1 GW menjadi total sebesar 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura.

    “Proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 Giga Watt (GW) dari Indonesia ke Singapura,” ujar Tan See Leng pada kesempatan yang sama, Kamis (5/9/2024).

    Dia menyebutkan penambahan ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura tersebut sejalan dengan penambahan target impor listrik Singapura dari yang sebelumnya sebesar 4 GW menjadi 6 GW pada tahun 2035 mendatang.

    Ada pula, izin tambahan untuk ekspor dari dua konsorsium RI antara lain Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy, Medco Power dengan Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.

    (wia/wia)

  • Pengusaha Ini Geram, Blak-blakan Bilang Aturan Ketat Impor Nggak Guna

    Pengusaha Ini Geram, Blak-blakan Bilang Aturan Ketat Impor Nggak Guna

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (APREGINDO) Handaka Santosa mempertanyakan relevansi kebijakan pengamanan perdagangan safeguard untuk melindungi produk lokal dari persaingan impor yang sudah diterapkan sejak tahun 2021 lalu.

    Menurutnya, sejak kebijakan itu berjalan tiga tahun lalu, pertumbuhan di sektor manufaktur tidak menunjukkan adanya perkembangan signifikan di industri dalam negeri. Untuk itu, dia menilai pemerintah perlu melakukan analisis kembali sebelum memutuskan safeguard dilanjutkan atau tidak.

    “Manufaktur ini kan harusnya tumbuh dengan adanya safeguard yang sudah dikenakan sejak November tahun 2021. Sudah 3 tahun dikenakan safeguard. Nah, dalam 3 tahun ini setiap tahun ada nggak sih laporannya? tumbuhnya berapa atau malah merugikan? Nah kalau tau-tau mau diperpanjang lagi, selama ini ada pertumbuhan nggak?” kata Handaka dalam Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Kamis (14/11/2024).

    Handaka menilai, jika kebijakan tersebut hanya berjalan tanpa evaluasi tahunan, maka perpanjangan safeguard bisa jadi kontraproduktif. Menurutnya, jika masih belum ada hasil yang signifikan dari adanya kebijakan tersebut, maka sepatutnya dilakukan pengkajian kembali. Kata dia, jangan sampai pemerintah membuat kebijakan hanya karena kepentingan sesaat atau populis saja.

    “Apakah waktu menetapkan safeguard tahun 2021 itu hanya karena iseng saja atau untuk kemajuan dan pertumbuhan negara kita? Ini patut dipertanyakan. Kalau tidak ada analisanya setiap tahun tumbuhnya apa? Wah, ya sebaiknya di-review lagi gitu,” tukasnya.

    Handaka menekankan pentingnya pemerintah mengambil keputusan berdasarkan data, bukan emosi atau tekanan politik. Sebab katanya, fakta menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga adalah pendorong terbesar ekonomi, bukan ekspor atau pertambangan.

    Oleh karena itu, dia berharap kebijakan yang diambil pemerintah ke depan lebih mendukung akses masuk barang yang dibutuhkan konsumen di dalam negeri. Dengan ini, Indonesia dapat memaksimalkan konsumsi domestik, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memastikan potensi pajak tidak hilang ke luar negeri.

    “Ritel ini tidak pro-impor, tetapi ritel ini seperti broker atau makelar. Dia menjual barang yang memang benar-benar dicari oleh customer. Kalau punya barang yang nggak dicari, nanti jadi setahun tidak terjual, jadi stok mati,” ucapnya.

    Sementara konsumen memiliki hak memilih akan membelanjakan uangnya ke mana. Kata dia, jika barang yang dicari konsumen tidak tersedia di Indonesia, maka konsumen akan membeli barang itu ke luar negeri.

    “Alternatif lain, apabila mereka tidak bisa dapat (di dalam negeri), mereka belanja ke luar negeri, atau titip jastip, yang mana dua-duanya tidak ada untungnya bagi negara. Karena tidak bayar bea masuk, tidak bayar PPN, dan lain-lain. Apakah memang negara mau itu? Jadi saya minta para menteri yang terlibat di bidang ini, itu benar-benar memikirkan agar jangan hanya populis, sehingga kurang berguna,” pungkasnya.

    Foto: Ketua Umum APREGINDO, Handaka Sentosa dalam program CNBC Indonesia Power Lunch. (CNBC Indonesia TV)
    Ketua Umum APREGINDO, Handaka Sentosa dalam program CNBC Indonesia Power Lunch. (CNBC Indonesia TV)

    (dce)

  • Kota Jayapura tingkatkan produktivitas nelayan tangkap ikan tuna

    Kota Jayapura tingkatkan produktivitas nelayan tangkap ikan tuna

    ANTARA – Dinas Perikanan Kota Jayapura mendorong para nelayan lokal untuk meningkatkan produksi ikan tuna di wilayah setempat. Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura Matheys Sibi menyebut wilayahnya mempunyai potensi besar di bidang perikanan, hingga kini produksi ikan mencapai 45 ton per tahun. Di tahun 2025 mendatang, pihaknya akan melakukan ekspor ikan tuna ke pasar luar negeri, tepatnya ke Amerika Serikat dan Jepang. (Laksa Mahendra/Yovita Amalia/Farah Khadija)