Topik: ekspor

  • Berkat Shopee 11.11 Big Sale, Penjualan Brand Lokal dan UMKM Melonjak 7,5 Kali Lipat

    Berkat Shopee 11.11 Big Sale, Penjualan Brand Lokal dan UMKM Melonjak 7,5 Kali Lipat

    JABAR EKSPRES – Demi mendukung pertumbuhan brand lokal dan UMKM, Shopee menunjukan kembali komitemnya melalui kampanye 11.11 Big Sale yang berlangsung pada 14 Oktober hingga 11 November 2024.

    Kampanye ini mencatatkan peningkatan signifikan dalam penjualan, terutama melalui platform Shopee Live, dengan hasil lebih dari 7,5 kali lipat peningkatan penjualan produk dari brand lokal dan UMKM dibandingkan hari biasa pada puncak kampanye.

    Monica Vionna, Senior Director of Marketing Growth Shopee Indonesia, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan cerminan meningkatnya minat konsumen terhadap produk lokal.

    BACA JUGA: Antusias Warga Sindangbarang Bogor Sambut Meriah Kehadiran Rayendra – Eka hingga Suguhkan Liwetan

    “Tahun ini kami melihat semakin tingginya minat konsumen untuk berbelanja brand lokal dan UMKM di sepanjang kampanye Shopee 11.11 Big Sale. Hal ini menjadi sumber semangat bagi kami untuk selalu berkolaborasi dan berinovasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis lokal, serta memperkuat koneksi antara penjual dan konsumen,” tutur Monica.

    Ekspor dan Dukungan ke Kancah Internasional

    Shopee juga memperkuat keberhasilan kampanye 11.11 kali ini melalui langkah strategis lewat Program Ekspor Shopee.

    Program ini telah menjangkau brand lokal dan UMKM di berbagai kota dan kabupaten, termasuk di Kabupaten Cirebon, Pekalongan, dan Mojokerto yang turut mencatatkan peningkatan transaksi ekspor tertinggi di puncak kampanye 11.11 Big Sale tahun ini.

    BACA JUGA: Kualitas Udara di Kota Bandung Masuk Kategori Tidak Sehat? Ini Penjelasannya!

    Langkah ini merupakan upaya strategis Shopee untuk membawa pelaku usaha lokal menembus pasar global.

    Shopee Live: Andalan Interaktif untuk Penjualan

    Shopee Live kembali menjadi salah satu fitur unggulan dalam kampanye 11.11 Big Sale. Fitur ini memungkinkan pembeli untuk berinteraksi langsung dengan penjual, menanyakan detail produk, dan mendapatkan ulasan real-time sebelum membeli.

    Efektivitas Shopee Live terbukti dengan peningkatan penjualan yang signifikan:

    – Tenue de Attire, brand pakaian pria, mencatatkan peningkatan transaksi hingga 30 kali lipat selama kampanye untuk berbagai produk kemeja dan atasan.

    BACA JUGA: Kades Pasirnanjung Sumedang Akui Sebagian Lahan SDN Pasirhuni Digugat Ahli Waris

    – Tulus Skin, brand kecantikan lokal, menikmati peningkatan transaksi hingga 11 kali lipat berkat sesi belanja interaktif ini.

  • Banyak yang Bangkrut, Begini Data Terbaru Industri Tekstil RI

    Banyak yang Bangkrut, Begini Data Terbaru Industri Tekstil RI

    Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kinerja ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia selama Januari-Oktober 2024 mengalami peningkatan. BPS menyebut nilai ekspor TPT dari Indonesia selama periode tersebut mencapai US$ 9,85 miliar dengan volume 1,6 juta ton.

    “Jadi untuk ekspor TPT Januari sampai Oktober ini nilainya US$ 9,85 miliar dan volumenya 1,6 juta ton,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat, (15/11/2024).

    Amalia mengatakan ekspor produk TPT ini bahkan menjadi salah satu komoditas yang memberi sumbangan terbesar pada ekspor Indonesia ke Amerika Serikat selama periode Januari-Oktober 2024.

    Tercatat tiga komoditas penyumbang terbesar ekspor RI ke AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$ 348,4 juta; alas kaki US$ 269,1 juta; serta pakaian dan aksesorisnya US$ 218,1 juta.

    Merujuk data BPS, ekspor TPT dari Indonesia terdiri dari berbagai jenis komoditas. Di antaranya adalah sutra, kapas, serat tekstil nabati lainnya, hingga serta staple buatan.

    Secara lebih rinci, berikut ini merupakan kinerja ekspor TPT dari Indonesia selama Januari-Oktober.

    -Sutra: US$ 105.171
    -Wol, bulu hewan halus atau kasar: US$ 384.876
    -Kapas: US$ 350.220.808
    -Serat tekstil nabati lainnya: US$ 4.997.612
    -Filamen buatan: US$ 576.157.195
    -Serat stapel buatan: US$ 1.559.402.966
    -Kain kempa, benang khusus, dan benang: US$ 123.086.900
    -Karpet dan tekstil penutup lantai: US$ 32.818.171
    -Kain tenunan khusus: US$ 35.303.413
    -Kain tekstil dilapisi atau dilaminasi: US$ 101.985.766
    -Kain rajutan: US$ 114.009.579
    -Pakaian dan aksesorisnya (rajutan): US$ 3.327.734.007
    -Pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan): US$ 3.524.727.073
    -Barang tekstil jadi lainnya: US$ 102.866.352

    Total: US$ 9.853.799.889 (naik 0,89% dibandingkan Januari-Oktober 2023)

    (rsa/mij)

  • Banyak Pabrik Tutup, BPS Justru Catat Ekspor Tekstil RI Naik

    Banyak Pabrik Tutup, BPS Justru Catat Ekspor Tekstil RI Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor tekstil dan produk tekstil tercatat mengalami peningkatan, baik secara nilai maupun volume pada Januari-Oktober 2024, di tengah gelombang pailit yang menghantam sejumlah pabrik tekstil Tanah Air.

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, nilai ekspor TPT sepanjang Januari-Oktober 2024 mencapai US$9,85 miliar. Nilai tersebut naik tipis 0,89% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$9,76 miliar.

    “Untuk ekspor TPT Januari-Oktober 2023 nilainya US$9,85 miliar,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).

    Secara volume, ekspor TPT Indonesia juga turut mengalami peningkatan. Merujuk data BPS, volume ekspor TPT mencapai 1,61 juta kgm atau naik 5,06% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,53 juta kgm. 

    Secara bulanan, nilai ekspor TPT pada Oktober 2024 mencapai US$1,01 miliar atau naik 6,27% dibanding bulan lalu yang tercatat US$951 miliar. Produk TPT dengan nilai ekspor terbesar yakni pakaian dan aksesori rajutan (HS61) yakni senilai US$350 juta, diikuti pakaian dan aksesorinya bukan rajutan (HS62) US$331 juta, dan serat stapel buatan (HS55) US$176 juta.

    Volume ekspor TPT mencapai 174 juta kgm pada Oktober 2024. Angka tersebut meningkat 17,68% dibanding September 2024 yang tercatat sebanyak 148 juta kgm. Pada periode tersebut, volume ekspor terbanyak berasal dari produk serat stapel buatan (HS55) yakni 99,1 juta kgm dengan nilai mencapai US$176 juta.

    Selain itu,  filamen buatan (HS54) 17,42 juta kgm, pakaian dan aksesorinya (rajutan) atau HS61 sebanyak 17,38 juta kgm, dan kapas (HS52) sebanyak 14,2 juta kgm.

    Dalam catatan Bisnis, sejumlah pabrik tekstil mengalami gelombang pailit. Tak hanya PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), kepailitan turut melanda sejumlah pabrik lain seperti PT Pandanarum Kenanga Textile (Panamtex), PT Cahaya Timur Garmindo (CTG), PT Sampangan Duta Panca Sakti Tekstil (Dupantex), PT Alenatex, PT Kusumahadi Santosa, PT Kusumaputra Santosa, dan PT Pamor Spinning Mills.

    Fenomena yang menghantam pabrik tekstil ini, disebut-sebut karena perusahaan tekstil lokal kalah bersaing dengan produk impor murah yang membanjiri pasar dalam negeri. 

    Di sisi lain, pesanan juga mengalami penurunan. Pengaruh teknologi dan media sosial terhadap cara penjualan dan pembelian, serta dampak dari pandemi Covid-19 yang belum teratasi pemulihannya turut menjadi pemicu kolapsnya sejumlah pabrik tekstil di Indonesia.

  • RI Harap Hong Kong Tingkatkan Investasi di Sektor Orientasi Ekspor

    RI Harap Hong Kong Tingkatkan Investasi di Sektor Orientasi Ekspor

    Jakarta

    Menteri Perdagangan RI Budi Santoso berharap adanya peningkatan minat investor Hong Kong di sektor berorientasi ekspor. Menurutnya, potensi perdagangan dan investasi Indonesia-Hongkong, Tiongkok, dapat dilakukan melalui kerja sama konstruktif antara kedua negara.

    “Kerja sama konstruktif antara Indonesia dan Hong Kong dapat dilakukan untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara. Selain itu, Indonesia berharap investor Hongkong dapat berinvestasi pada sektor-sektor berorientasi ekspor, seperti kesehatan, makanan, dan perikanan,” ujarnya dalam keterngan tertulis, Jumat (15/11/2024).

    Hal ini dia ungkapkan dalam pertemuan bilateral dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hongkong, Algernon Yau. Pertemuan bilateral berlangsung pada Rabu, (13/11) di Lima, Peru, di sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024. Dalam pertemuan itu, Budi didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.

    Pada pertemuan bilateral tersebut, Budi mengapresiasi asistensi teknis dan program peningkatan kapasitas yang diberikan Hongkong melalui program kerja sama ekonomi dan teknis (ecotech) sebagai bagian dari Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hongkong, Tiongkok (Hong Kong, China Free Trade Agreement /AHKFTA). Budi menyambut baik perpanjangan program tersebut hingga tahun 2029.

    “Indonesia mencatat kesuksesan program tersebut untuk memperkuat kapasitas pemangku kepentingan dan membina hubungan antara UKM dan pejabat dari ASEAN maupun Hongkong,” tamba

    Sementara itu, Hongkong menawarkan program beasiswa di bidang sains, arstitektur, akuntansi, dan hukum di lima universitas ternama di Hongkong. Hongkong menyampaikan, Indonesia dapat memanfaatkan penawaran beasiswa tersebut.

    Sekilas Perdagangan Indonesia-Hongkong

    Pada Januari-September 2024, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 4,14 miliar dengan ekspor Indonesia ke Hongkong US$ 1,98 miliar dan impor Indonesia dari Hongkong sebesar US$ 2,16 miliar. Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 5,18 miliar.

    Ekspor Indonesia ke Hongkong tercatat US$ 2,65 miliar dan impor Indonesia dari Hongkong sebesar US$ 2,53 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus terhadap Hongkong sebesar US$ 120 juta.

    Hongkong merupakan negara tujuan ekspor ke-18 dan negara asal impor ke-17 bagi Indonesia. Komoditas ekspor utama ke Hongkong, yaitu perhiasan, batu bara, batu bara bitumen, emas, dan mesin listrik. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Hongkong, yaitu emas, bagian aparatus transmisi, sisa dan skrap besi, aparatus lainnya, serta kain rajutan atau kaitan.

    Sementara itu, investasi Hongkong di Indonesia pada 2023 mencapai US$ 6,5 miliar. Nilai ini meningkat 17,9% dibandingkan tahun 2022.

    (akd/ega)

  • Semua Tuduhan Tak Terbukti, AS Tak Lagi Jegal Aluminium RI

    Semua Tuduhan Tak Terbukti, AS Tak Lagi Jegal Aluminium RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ekspor produk aluminium ekstruksi Indonesia ke Negeri Paman Sam berpeluang meningkat kembali, setelah Otoritas Penyelidik Amerika Serikat (AS) memutuskan hasil penyelidikan bea masuk antidumping (BMAD) dan antisubsidi (countervailing duty/CVD) dengan tanpa pengenaan BMAD dan CVD.

    Hasil penyelidikan BMAD dan CVD berlaku untuk negara-negara tertuduh, termasuk Indonesia, menjadi keputusan United States of International Trade Commission (USITC) pada Rabu, (30/10/2024) lalu.

    Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya, keputusan ini menjadi kabar baik bagi ekspor produk manufaktur Indonesia ke AS.

    “Keputusan ini menjadi berkah bagi industri manufaktur Indonesia. Hasil ini merupakan sinergi antar kementerian, lembaga, dan pelaku usaha yang dikoordinasikan Kementerian Perdagangan RI. Dihentikannya penyelidikan BMAD dan CVD ini juga memastikan pasar ekspor tradisional, khususnya AS sebagai mitra strategis Indonesia, tetap terjaga,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (15/11/2024).

    Rilis USITC menyebutkan, Pemerintah AS tidak mengenakan tindakan antidumping dan antisubsidi atas impor aluminium ekstrusi dari seluruh negara subjek penyelidikan. Indonesia juga dinilai tidak menyebabkan kerugian material bagi industri dalam negeri AS. Hasil ini dikeluarkan setelah komisioner dari USITC bersidang dan mengambil keputusan melalui mekanisme suara terbanyak (voting).

    Foto: Reuters
    An employee checks aluminium ingots for export at Qingdao Port, Shandong province, in this March 14, 2010 file photo. REUTERS/Stringer/Files

    Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag RI, Isy Karim menambahkan, kabar baik ini merupakan hasil kerja keras semua pemangku kepentingan di Indonesia.

    “Hasil tersebut juga menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menjaga akses pasar ekspor dan daya saing aluminium ekstrusi Indonesia di pasar AS,” imbuhnya.

    Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag RI, Natan Kambuno menerangkan, selama masa penyelidikan, Direktorat Pengamanan Perdagangan Kemendag secara proaktif mengupayakan pembelaan terhadap eksportir Indonesia yang tertuduh. Untuk melakukan hal tersebut, Kemendag RI bersinergi dengan perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait serta eksportir tertuduh.

    “Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah bersinergi membuat pembelaan tertulis serta pertemuan dengan penyelidik AS yang datang ke Indonesia untuk proses verifikasi,” lanjut Natan.

    Natan menambahkan, pada periode Januari-Agustus 2024, ekspor aluminium ekstrusi Indonesia ke AS tercatat sebesar US$ 41 juta. Nilai ekspor tersebut turun drastis dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sempat menyentuh US$ 79,5 juta.

    “Penyelidikan antidumping dan antisubsidi AS telah menekan laju ekspor aluminium ekstrusi Indonesia ke AS. Kami harap, keputusan USITC ini dapat memulihkan kinerja ekspor aluminium ekstrusi Indonesia ke pasar AS di masa depan,” pungkas Natan.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam lima tahun terakhir (2019-2023), ekspor produk aluminium ekstrusi Indonesia ke Amerika Serikat dengan kode HS 7601, 7604, 7608, 7609, dan 7610 terus menunjukkan peningkatan. Pada 2023, ekspor produk tersebut mencapai US$ 102 juta, sedangkan pada 2019 hanya tercatat US$ 75 juta.

    (wur)

  • Perdagangan RI-AS Makin Cuan, per Oktober 2024 Raup US,55 Miliar

    Perdagangan RI-AS Makin Cuan, per Oktober 2024 Raup US$13,55 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan AS dalam 10 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Per Oktober tercatat surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencapai US$13,55 miliar. 

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan dalam paparannya, posisi surplus per Oktober hampir mendekati realisasi surplus 2023 yang mencapai US$14,01 miliar. 

    Peningkatan surplus terjadi seiring dengan nilai perdagangan nonmigas dengan Negeri Paman Sam tersebut yang juga melesat. 

    “Komoditas utama yang diekspor ke AS adalah pakaian dan aksesorisnya [bukan rajutan HS 62] serta pakaian dan aksesorisnya [rajutan HS 61],” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/11/2024). 

    Selain HS 61 dan HS 62 yang menjadi tonggak utama komoditas ekspor ke AS Sejak 2013 hingga Oktober 2024, komoditas karet dan barang dari karet (HS 40) juga tercatat menjadi primadona warga AS. 

    Komoditas lainnya yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) dan alas kaki (HS 64) rutin diekspor ke AS. 

    Dalam 10 tahun terakhir, surplus neraca perdagangan tertinggi tercapai pada 2022 dengan nilai US$18,87 triliun. Mengingat, kala itu adanya ‘durian runtuh’ dari kenaikan harga komoditas unggulan. 

    Secara historis, ekspor nonmigas pada 2013 tercatat senilai US$15,08 miliar. Kemudian pada 2023 ekspor mencapai US$23,23 miliar. Per Oktober 2024, ekspor nonmigas ke AS telah mencapai US$21,51 miliar. 

    Sementara nilai importasi yang dilakukan Indonesia dari AS cenderung stagnan. Pada 2013 di angka US$8,87 miliar. Kemudian pada 2023 impor meningkat ke angka US$9,22 miliar. Per Oktober 2024, impor nonmigas ke AS mencapai US$7,96 miliar.

    Komoditas utama yang diimpor dari AS, yakni mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), biji dan buah yang mengandung minyak (HS 12), dan ampas makanan (HS 23). 

    Secara kumulatif tahun ini, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus senilai US$24,43 miliar. Berasal dari surplus nonmigas senilai US$41,82 miliar, namun terkoreksi dengan adanya defisit dari neraca migas senilai US$17,39 miliar. 

    Surplus neraca dagang Indonesia khusus Oktober 2024 senilai US$2,48 miliar atau turun US$0,75 miliar secara bulanan. Secara persentase, surplus tersebut anjlok 0,76% secara bulanan (month to month/MtM) dan 1% secara tahunan (year on year/YoY). 

    1731648058_6461dcad-fb43-4384-a5b4-4fd3bb03472b.Perbesar

  • Pelatihan Ekspor BRI Bantu UMKM Tembus Pasar Global

    Pelatihan Ekspor BRI Bantu UMKM Tembus Pasar Global

    Jakarta

    BRI membantu para pelaku usaha mengembangkan potensi pasar internasional dengan bekal keterampilan ekspor melalui Pelatihan Ekspor bagi UMKM. Salah satu nasabah sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kocai Ade Ariyanti mengaku bersyukur bisa mendapatkan ilmu sekaligus pendampingan langsung dari BRI agar usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

    Lebih lanjut, Ade menceritakan mengenai usahanya tersebut. Ia memulai usaha sambal tradisional setelah terkena PHK saat pandemi COVID-19, untuk menyambung hidupnya dan keluarga. Berawal dari tekad tersebut, muncullah ide untuk membuka usaha sambal yang dibuat secara tradisional.

    Ia menjelaskan selama pandemi COVID-19, banyak orang membutuhkan makanan dengan vitamin C untuk menjaga imunitas. Cabai yang tinggi vitamin C menginspirasi Ade untuk membuat sambal sebagai produk bisnisnya.

    “Alhamdulillah pada waktu itu Sambal Mak Kocai sangat diterima oleh masyarakat sekitar. Mereka sangat terbantu dengan adanya Sambal Mak Kocai sebagai kebutuhan makanan pokok dalam kondisi lockdown dan produk ini pun bisa terus bertahan sampai saat ini,” cerita Ade dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/2024).

    Ade pun berharap lewat program ini, usaha Sambal Mak Kocai yang dibangun dari nol tersebut dapat terus berkembang dan mendapatkan omzet yang semakin besar.

    Hal senada sampaikan Teuku Akmal. Pria berusia 38 tahun tersebut diketahui memulai brand fesyennya pada tahun 2019. Berkat kecintaannya pada fesyen dan keindahan Indonesia, ia menciptakan produk yang menonjolkan kearifan lokal.

    “Usaha kami menghadirkan produk pelengkap penampilan, yaitu scarf dan juga outer scarf yang bernuansa keindahan Indonesia. Produk ini bisa diandalkan sebagai pelengkap penampilan yang memberikan kesan formal, namun tetap fashionable,” ucapnya.

    Selama menjalani program Pelatihan Ekspor dari BRI, Teuku menyebut dirinya banyak belajar tentang hal-hal yang diperlukan dalam mendorong ekspansi bisnis, agar tak hanya menjangkau pasar lokal saja, melainkan juga internasional.

    Teuku menyampaikan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dirinya yang baru mulai mempelajari dunia ekspor, termasuk mencari negara tujuan dan menghitung biaya yang dibutuhkan.

    “Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap agar bisnis yang saya miliki bisa terus bertumbuh dan berkembang sesuai harapan dan pastinya bisa melakukan ekspor ke berbagai negara luar,” imbuhnya.

    Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan pelatihan ekspor ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan dasar dalam ekspor guna mengembangkan jangkauan bisnis mereka dari yang sebelumnya lokal menjadi berorientasi pasar nasional maupun go internasional.

    “Harapannya UMKM bisa terus menjaga kualitas dari produknya, pasarnya semakin terbuka, sehingga mereka bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar lebih besar lagi,” kata Catur.

    Ia menambahkan, kegiatan ekspor merupakan kesempatan emas bagi UMKM untuk mengakses pasar global dan mengembangkan usaha agar bisa naik kelas. Melalui program ini, BRI berharap dapat membantu pelaku usaha untuk bisa lebih percaya diri dan siap memasarkan produk mereka hingga ke pasar internasional.

    Lihat juga video: Alasan KUR Tidak Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM

    (akn/ega)

  • Ekspor Indonesia Oktober 2024 Capai USD 24,41 Miliar – Page 3

    Ekspor Indonesia Oktober 2024 Capai USD 24,41 Miliar – Page 3

    Donald Trump memenangkan suara mayoritas Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Kebijakan ekonomi yang disebut akan diterapkan Trump dinilai bisa menurunkan tingkat ekspor Indonesia ke AS.

    Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menilai Donald Trump akan kembali menerapkan kebijakan proteksionisme pada sektor ekonominya. Secara langsung, produk-produk hilirisasi Indonesia akan terancam menurun ke negeri Paman Sam.

    “Artinya secara langsung misalnya kita mengekspor produk-produk seperti keplapa sawit dan turunannya, kemudian tekstil dan sebagainya, mineral turunannya, produk hilir mineral seperti aluminium dan turunannya, jadi berpotensi berkurang atau melambat pertumbuhannya dgn berbagai macam argumen yang mungkin annti akan disiapkan oleh AS,” kata Heri dalam Liputan6 Update, Kamis (7/11/2024).

    Misalnya, kata Heri, adalah tudingan terkait dengan dumping oleh AS yang bisa menurunkan daya saing produk ekspor Indonesia ke negara tersebut. Atas tuduhan dumping, AS akan berhak menerapkan bea masuk tambahan yang membuat produk asal Indonesia menjadi lebih mahal.

    “Kalau kita dituduh dumping, maka AS berhak untuk menerapkan bea masuk anti dumping, artinya kita jualan ke sana produk kita menjadi lebih mahal harganya. Sehingga berpotensi akan menggerus daya saing,” ujar dia.

    Sementara itu, di sisi tren ekspor Indonesia ke AS, Heri juga melihat adanya kecenderungan penurunan. Saat ini ekspor Indonesia sebanyak 9 persen ke AS. 

    Melalui kebijakan proteksionisme tadi, tingkat ekspor Indonesia dikhawatirkan akan terus mengalami penurunan.

    “Artinya secara langsung ada kemungkinan yang tadinya porsi ekspor kita 10 persenan, sekarang ini tinggal 9 persen, kedepan porsi ekspor Indonesia ke AS itu bisa semakin berkurang. Jadi untuk saat ini 9 persen ekspor Indonesia ke AS, jadi cukup besar ya, nah kedepan ini bisa jadi akan semakin kecil, karena kalau dilihat tren ini terus turun,” bebernya.

  • Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 54 Bulan Beruntun, Oktober 2024 Tercatat USD 2,48 Miliar – Page 3

    Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 54 Bulan Beruntun, Oktober 2024 Tercatat USD 2,48 Miliar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2024 mengalami surplus USD 2,48 miliar. Surplus neraca perdagangan ini terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar USD 4,80 miliar, namun sektor migas defisit senilai USD 2,32 miliar.

    Dengan surplus neraca perdagangan yang dibukukan pada Oktober ini, neraca perdagangan Indonesia surplus 54 bulan secara beruntun sejak Mei 2020.

    “Pada Oktober 2024 nilai ekspor mencapai USD 24,41 miliar atau naik 10,69% dibandingkan September 2024,” kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (15/11/2024).

    Nilai ekspor migas tercatat senilai USD 1,35 miliar atau naik sebesar 16,88%. Nilai ekspor nonmigas juga tercatat naik sebesar 10,35% dengan nilai USD 23,07 miliar.

    Sedangkan nilai impor Indonesia Oktober 2024 mencapai USD 21,94 miliar, naik 16,54 persen dibandingkan September 2024 atau naik 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023.

    Impor migas Oktober 2024 senilai USD 3,67 miliar, naik 44,98 persen dibandingkan September 2024 atau naik 14,32 persen dibandingkan Oktober 2023.

    Impor nonmigas Oktober 2024 senilai USD 18,27 miliar, naik 12,13 persen dibandingkan September 2024 atau naik 18,14 persen dibandingkan Oktober 2023.

    Prediksi

    Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan surplus perdagangan Oktober 2024 sebesar USD 2,74 miliar, didorong oleh permintaan domestik yang relatif kuat.

    “Kami memproyeksikan surplus perdagangan Indonesia menyusut menjadi 2,74 miliar dolar AS di bulan Oktober, turun dari 3,26 miliar dolar AS di bulan September,” kata Josua dikutip dari Antara. 

    Ia menuturkan meskipun ekspor dan impor diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan, laju pertumbuhan impor diperkirakan akan melebihi laju pertumbuhan ekspor.

    Pertumbuhan ekspor tahunan pada Oktober 2024 diperkirakan akan terus melambat, sejalan dengan pelemahan ekonomi global.

     

  • Ekspor Kakao RI Melesat Berkat Lonjakan Harga di Pasar Global

    Ekspor Kakao RI Melesat Berkat Lonjakan Harga di Pasar Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekspor komoditas kakao mengalami peningkatan didorong oleh kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional.

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, rata-rata harga kakao sepanjang Januari-Oktober 2024 di pasar global mencapai US$6,97 per kilogram. Nilai tersebut meningkat 112,58% dibanding rata-rata harga selama 2023 yang tercatat sebesar US$3,28 per kilogram.

    “Rata-rata harga kakao selama Januari-Oktober 2024 di pasar internasional adalah sebesar US$6,97 per kilogram atau naik 112,58% dari rata-rata harga sepanjang 2023,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/11/2024).

    Peningkatan juga terjadi pada volume ekspor. Amalia menyebut, volume ekspor komoditas kakao hingga Oktober 2024 mencapai 288,25 ribu ton. Volume tersebut terkerek 1,92% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 282,81 ribu ton.

    Dengan demikian, lanjutnya, kenaikan harga kakao dan volume ekspor menjadi salah satu faktor kenaikan nilai ekspor kakao Indonesia selama periode Januari-Oktober 2024.

    Lebih lanjut, negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India dengan jumlah ekspor mencapai 6.500 ton atau US$64,4 juta, Amerika 2.500 ton dengan nilai US$51,4 juta, dan China 3.500 ton atau US$ 31,2 juta.

    “Jadi negara tujuan ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India, Amerika Serikat, dan China,” ungkapnya.

    Adapun, ekspor kakao didominasi oleh produk olahan seperti mentega, lemak dan minyak kakao atau HS 1804 yang mencapai 66,81% dari total nilai ekspor kakao tahun 2024.

    Berdasarkan paparan yang disampaikan BPS, nilai ekspor kakao dan olahannya (HS18) mencapai US$2,01 miliar sepanjang Januari-Oktober 2024. Nilai tersebut meningkat 104,58% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak US$0,98 miliar.

    Kinerja positif ini, menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Amalia mengungkap, nilai ekspor komoditas unggulan Indonesia secara kumulatif turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Komoditas itu diantaranya bahan bakar mineral, lemak minyak hewani nabati, dan besi baja.

    Kendati begitu, Amalia menyebut bahwa penurunan ini dapat diimbangi dengan kenaikan ekspor nonmigas barang lain lain.

    “…sehingga secara total ekspor nonmigas Indonesia masih tercatat naik sampai dengan Oktober 2024 secara kumulatif,” ujarnya.

    Beberapa golongan barang yang mengalami peningkatan nilai ekspor sepanjang Januari-Oktober 2024 yakni Logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) atau meningkat US$1,68 miliar c to c, dan barang dari besi dan baja (HS73) naik US$1,54 miliar.

    Kemudian, komoditas tembaga dan barang daripadanya (HS74) naik US$1,09 miliar, serta kakao dan olahannya (HS18) naik US$1,03 miliar.