Topik: ekspor

  • Wamentan Puji Pemkot Semarang Galakkan Urban Farming untuk Ketahanan Pangan

    Wamentan Puji Pemkot Semarang Galakkan Urban Farming untuk Ketahanan Pangan

    Jakarta

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono mengapresiasi upaya Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam menggalakkan konsep pertanian perkotaan atau urban farming sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan.

    Menurut Sudaryono, urban farming sangat bagus dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri, sekaligus membantu negara dalam mengendalikan inflasi. Urban farming merupakan program masa depan yang harus dikembangkan secara berkelanjutan.

    “Saya sudah mendengar urban farming di kota Semarang berjalan masif. Industrinya juga bagus bahkan sudah ada yang ekspor,” ujar Sudaryono dalam keterangan tertulis, Minggu (8/12/2024)

    Saat membuka Simpang Lima Farmers Market di lapangan Simpang Lima, Minggu (8/12) pagi, pria yang akrab disapa Mas Dar ini mengatakan Kota Semarang memiliki potensi besar dalam mengembangkan pertanian modern berbasis kota. Selain pasar yang sangat luas, kota Semarang juga merupakan salah satu daerah terpadat di Provinsi Jawa Tengah.

    “Saya kira walaupun Semarang itu namanya kota tapi dari sisi pertanian modern sudah sangat bagus dan bisa mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan,” katanya.

    Selain itu, Sudaryono juga mengungkapkan bahwa salah satu program dari Kementerian Pertanian yang relevan dengan upaya urban farming ini adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

    “Program KRPL bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan di rumah tangga. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik,” tambah Sudaryono.

    Mengenai hal ini, kata Sudaryono, pemerintah siap memfasilitasi penguatan urban farming baik dari sisi pendampingan maupun penguatan benih unggul.

    Menanggapi hal ini, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih atas arahan dan berbagai bantuan yang diberikan pemerintah pusat terhadap pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kota Semarang.

    “Terima kasih untuk Pak Wamen (Sudaryono) dan juga jajaran Kementerian pertanian yang selama ini turut berkontribusi dalam mengembangkan sektor pertanian kota (urban farming) di Semarang,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Wamentan Sudaryono bersama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, serta unsur Forkopimda Kota Semarang, meninjau sejumlah produk hasil olahan pertanian lokal, seperti tanaman pangan, sayuran, hingga tanaman hias. Sebagai bentuk dukungan, Wamentan Sudaryono juga memborong berbagai produk olahan pertanian lokal tersebut.

    (akn/ega)

  • Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Nyata, Menkes: Penggunaan Antibiotik Harus Diawasi Ketat

    Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Nyata, Menkes: Penggunaan Antibiotik Harus Diawasi Ketat

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut resistensi antimikroba (AMR) sebagai ancaman nyata yang membuat antibiotik tidak lagi efektif melawan infeksi. Tantangan serius ini membutuhkan pengawasan ketat terhadap penggunaan antibiotik.

    Menkes menyoroti penyalahgunaan antibiotik yang dapat meningkatkan risiko resistensi. Penggunaan antibiotik yang tidak terkendali di sektor agrikultur juga bisa berdampak pada lingkungan.

    “Banyak antibiotik yang beredar tanpa resep dokter. Bahkan, beberapa produk ekspor laut kita pernah ditolak karena kadar antibiotiknya tinggi. Ini menunjukkan masalah serius yang harus kita atasi bersama,” kata menkes pada puncak peringatan Pekan Kesadaran Resistensi Antimikroba Sedunia 2024, di Jakarta, Minggu (8/12/2024).

    Diingatkan menkes, penggunaan antibiotik tanpa resep dapat menyebabkan bakteri dalam tubuh menjadi kebal. Alih-alih membunuh bakteri, antibiotik yang digunakan secara sembarangan justru membuat bakteri lebih resisten.

    “Pembelian antibiotik harus dengan resep dokter. Setelah mendapatkan obat tersebut, minumlah sesuai anjuran dokter hingga habis,” pesan menkes.  

    Plt Deputi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Nunung Nuryartono, menekankan pentingnya pendekatan holistik one health dalam menangani resistensi antimikroba.

    Pendekatan ini melibatkan kerja sama antara manusia, hewan, dan lingkungan, dengan kolaborasi lintas kementerian, seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    “Resistensi antimikroba tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga hewan dan lingkungan. Karena itu, pendekatan one health menjadi kunci dalam pengendalian resistensi antimikroba secara menyeluruh,” kata Nunung.

  • Ikan Patin dan Nila jadi Andalan Pembudidaya di Kalimantan Tengah – Page 3

    Ikan Patin dan Nila jadi Andalan Pembudidaya di Kalimantan Tengah – Page 3

    Samsul menerangkan, benih dari BPBAT Mandiangin dan IBILAGA Pulang Pisau berasal dari induk hasil pemuliaan. Benihnya adaptif terhadap lingkungan dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) bisa menembus angka 85-90 persen dibandingkan benih dari luar hanya mencapai 60-70 persen.

    Keunggulan lainnya menggunakan benih dari BPBAT Mandiangin dan IBILAGA Pulang Pisau yakni jarak dan waktu tempuh dari sumber benih ke lokasi budi daya relatif lebih dekat.

    Hal itu diamini Ketua Pokdakan Basarang Harapan Kita, Singkir. Dia mengakui bahwa usaha budi daya ikan nila dan ikan patin merupakan peluang usaha yang cukup menggiurkan, karena serapan di pasar domestik maupun ekspor sangat besar.

    Saat ini Pokdakan Basarang Harapan Kita beranggotakan 42 orang dengan luas lahan yang dikelola sebesar 17 ribu meter persegi atau sebanyak 148 unit kolam produksi. Kapasitas produksi bisa mencapai 15 ton per anggota per panen.

    “Mayoritas benih yang kami gunakan adalah benih dari IBILAGA Pulang Pisau dan kami juga sudah dibekali informasi teknologi dari BPBAT Mandiangin untuk produksi pakan ikan mandiri sehingga mampu menekan biaya produksi hingga 30%,” kata Singkir.

    Sebagai informasi, dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menggenjot produksi budi daya ikan air tawar di Kabupaten Kapuas dari tahun 2022 – 2024 yaitu seperti mesin pompa, mesin pakan ikan, bantuan benih ikan patin dan ikan nila yang berkualitas.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan mendukung penuh kegiatan budi daya yang dijalankan oleh masyarakat. Beberapa program yang dihadirkan untuk menyokong produktivitas pembudidaya di antaranya Kampung Perikanan Budi Daya dan program revitalisasi tambak.

    Kabupaten Kapuas sendiri telah ditetapkan sebagai Kampung Budi Daya Patin melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor 16 tahun 2022 dan Kepmen KP No. 111 tahun 2023.

  • Wejangan Para Ekonom Soal Dampak Penerapan PPN 12% untuk Barang Mewah

    Wejangan Para Ekonom Soal Dampak Penerapan PPN 12% untuk Barang Mewah

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai penerapan PPN 12% terhadap barang mewah akan menemui sejumlah tantangan dalam implementasinya.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara melihat kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% tidak akan serta-merta mendorong penerimaan negara lebih besar. Menurutnya, PR pemerintah masih cukup banyak terkait kebijakan penjualan barang mewah.  

    Pasalnya, distorsi pemungutan pajak barang mewah banyak dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat kelas atas untuk berbelanja barang mewah di luar negeri. Misalnya, orang kaya yang membeli tas bermerek bahkan apartemen mewah di luar negeri. 

    Bukan hanya itu, fenomena belanja melalui Jasa Titip alias Jastip masih marak terjadi dan sebagian tidak membayar PPN, PPnBM, maupun bea masuk. 

    “Kebocoran barang mewah masih marak di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (8/12/2024). 

    Alhasil, kegiatan Jastip tersebut tidak terekam radar fiskus dan potensi dari penerimaan negara justru hilang. 

    Bhima menjelaskan bahwa situasi ekonomi dan kebijakan tahun depan juga menjadi salah satu pertimbangan para orang kaya sebelum membeli barang mewah. Terlebih, dengan perlambatan harga komoditas ekspor, hingga banyaknya pungutan baru akan membuat konsumen barang mewah menunda pembelian. 

    Dengan demikian, ada kecenderungan tingkat saving atau simpanan di bank maupun surat berharga semakin naik. 

    Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat per Juli 2024 simpanan di atas Rp5 miliar mengalami pertumbuhan 10,4% year on year/YoY.  

    “Daripada beli barang mewah kan lebih baik ditempatkan di deposito atau beli SBN,” lanjut Bhima. 

    ‘Kekhawatiran’ masyarakat kelas atas juga semakin memuncak, ketika pemerintah mendorong untuk melakukan pengungkapan harta sukarela atau tax amnesty Jilid III. 

    Di mana pemerintah memberikan ruang ‘pengampunan’ bagi orang-orang kaya yang memarkirkan harta seperti rumah kendaraan mewah yang berada di dalam maupun luar negeri—yang belum tercatat—agar tercatat dan membayar pajak. 

    “Usulan Tax Amnesty jilid III juga memicu perubahan perilaku orang kaya yang khawatir ada pengungkapan harta berupa barang mewah, ditambah harus menyisihkan uang untuk bayar tebusan. Itu kontradiksi dengan efek PPN 12% terhadap penerimaan pajak di 2025,” jelasnya. 

    Penundaan daya beli dari kalangan atas tersebut pun tercermin dari pemerintah yang memasang target lebih rendah terhadap Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 2025 ke level Rp16,61 triliun dari Rp27,26 triliun (APBN 2024). 

    Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal pun mengingatkan meski objek pajak PPN 12% merupakan barang mewah, tidak menutup adanya efek psikologis terhadap barang bukan mewah. 

    “Perlu diantisipasi efek psikologis yang bisa mengerek kenaikan harga barang yang di luar barang mewah. Ini belum diukur secara lebih pasti, tetapi mungkin itu ada,” tuturnya, Minggu (8/12/2024). 

    Sekalipun PPN 12% barang mewah diterapkan, Faisal mendorong agar pemerintah melakukan evaluasi efektivitasnya dalam mengerek penerimaan negara di tengah belanja jumbo pemerintah baru. 

  • Bukan Indonesia, Royal Enfield Pilih Bangun Pabrik di Thailand

    Bukan Indonesia, Royal Enfield Pilih Bangun Pabrik di Thailand

    Jakarta

    Produsen motor gede (moge) blasteran India-Inggris, Royal Enfield, akan membangun pabrik perakitan atau CKD (completely knock down) pertama di kawasan Asia Pasifik. Menariknya, mereka tak memilih Indonesia, melainkan Thailand!

    Disitat dari Indianauto dan Hindustan Times, pabrik CKD pertama Royal Enfield di kawasan Asia Pasifik tersebut dibangun di Samut Prakan, Bangkok. Fasilitas itu tak hanya difungsikan untuk memenuhi kebutuhan domestik, melainkan juga ekspor ke negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia.

    “Strategi kami adalah melakukan ekspansi internasional dengan berinvestasi di pasar yang potensi pertumbuhannya paling besar. Pabrik perakitan Thailand tentunya melayani visi tersebut,” ujar B Govindarajan selaku Chief Executive Officer (CEO) Royal Enfield, dikutip Minggu (8/12).

    Royal Enfield buka pabrik di Thailand. Foto: Doc. Istimewa

    Pabrik di Thailand merupakan fasilitas perakitan keenam Royal Enfield di luar India. Sebelumnya, mereka telah meresmikan manufaktur sejenis di kawasan Argentina, Kolombia, Brasil, Bangladesh dan Nepal.

    Pabrik Royal Enfield di Thailand punya bangunan modern dengan luas 57 ribu meter persegi dan kapasitas produksi 30 ribu unit per tahun. Angkanya tentu bisa dimaksimalkan seiring bertumbuhnya permintaan pasar.

    “Dengan pasar seperti Asia-Pasifik yang menawarkan potensi besar bagi segmen menengah, tujuan strategis kami adalah untuk lebih dekat dengan pasar-pasar ini dan mengembangkan bisnis di kawasan ini,” kata CCO Royal Enfield Yadvinder Singh Guleria.

    Kenapa Royal Enfield Pilih Thailand?

    Anuj Dua selaku Kepala Bisnis RE Asia Pasifik memastikan, ada alasan khusus mengapa perusahaannya memilih Thailand ketimbang negara-negara lain di kawasan setempat. Menurutnya, pasar Royal Enfield di Negeri Gajah Putih tumbuh sangat pesat. Bahkan, peningkatannya mencapai 150 persen sejak awal masuk hingga sekarang.

    “Thailand telah menjadi pasar yang sangat signifikan bagi Royal Enfield dan telah menunjukkan lintasan pertumbuhan yang stabil. Topografi, budaya, dan keragaman yang beragam di negara tersebut menyediakan lingkungan ideal untuk motor RE,” tutur Dua.

    “Pertumbuhan kami selama bertahun-tahun sangat menggembirakan, baik itu jaringan, pelanggan, komunitas, dan portofolio kami,” kata dia menambahkan.

    Fasilitas baru tersebut juga akan menjadi tempat pusat pelatihan pengalaman Power Train khusus pertama milik Royal Enfield di wilayah APAC. Inisiatif itu bertujuan untuk membekali dealer dan karyawan pabrik dengan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam.

    (sfn/rgr)

  • Mendag Ramal Transaksi Belanja Online Capai Rp 487 Triliun di Harbolnas 2024 – Page 3

    Mendag Ramal Transaksi Belanja Online Capai Rp 487 Triliun di Harbolnas 2024 – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Budi Santoso melepas ekspor produk makanan olahan berupa kerupuk dan sambal ke pasar Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa (3/12/2024). Ekspor produk makanan olahan yang diolah PT Sekar Laut tersebut senilai USD452 ribu atau Rp7,2 miliar.

    Mendag Budi menyebut, diterimanya produk PT Sekar Laut ke berbagai negara membuktikan bahwa perusahaan tersebut konsisten berinovasi dan beradaptasi.

    “Dua hal ini menjadi kunci dalam merespons perubahan tren global dan menyesuaikan strategi agar tetap relevan dengan dinamika pasar,” sebutnya.

    Mendag Budi juga mengatakan, perjalanan PT Sekar Laut tersebut dapat menjadi contoh bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lain agar berani berinovasi dan terus membawa produk untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar global.

    Di sisi lain, dirinya pun mengungkapkan, permintaan global untuk produk kerupuk udang dan sambal terus meningkat. Menurutnya, kondisi itu disebabkan peningkatan tren konsumen yang mencari makanan autentik dan bernilai budaya dari berbagai negara.

    “Makanan khas Indonesia ini memiliki daya tarik karena keragaman cita rasanya yang kaya, di samping meningkatnya preferensi konsumen terhadap produk berbasis rempah alami,” ungkap Mendag Budi.

    “Tren ini menunjukkan peluang besar bagi perusahaan yang mampu memanfaatkan tren global dengan fokus pada inovasi produk, sertifikasi kualitas, dan distribusi yang efektif untuk berekspansi,” jelasnya.

  • Wamentan Apresiasi Pemkot Semarang Bikin Urban Farming untuk Perkuat Ketahanan Pangan Dalam Negeri

    Wamentan Apresiasi Pemkot Semarang Bikin Urban Farming untuk Perkuat Ketahanan Pangan Dalam Negeri

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono mengapresiasi upaya Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam menggalakkan konsep pertanian perkotaan atau urban farming sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan. 

    Menurut Sudaryono, urban farming sangat bagus dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri, sekaligus membantu negara dalam mengendalikan inflasi. Urban farming merupakan program masa depan yang harus dikembangkan secara berkelanjutan.

    “Saya sudah mendengar urban farming di kota Semarang berjalan masif. Industrinya juga bagus bahkan sudah ada yang ekspor,” ujar Wamentan Sudaryono saat membuka Simpang Lima Farmers Market di lapangan Simpang Lima, Minggu (8/12) pagi. 

    Wamentan, yang akrab disapa Mas Dar ini mengatakan bahwa Kota Semarang memiliki potensi besar dalam mengembangkan pertanian modern berbasis kota.

    Selain pasar yang sangat luas, kota Semarang juga merupakan salah satu daerah terpadat di Provinsi Jawa Tengah.

    “Saya kira walaupun Semarang itu namanya kota tapi dari sisi pertanian modern sudah sangat bagus dan bisa mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan,” katanya.

    Selain itu, Wamentan Sudaryono juga mengungkapkan bahwa salah satu program dari Kementerian Pertanian yang relevan dengan upaya urban farming ini adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dengan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan dalam menanam tanaman pangan, buah-buahan, dan tanaman obat keluarga (Toga).

    “Program KRPL bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan di rumah tangga. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik,” tambah Wamentan Sudaryono.

    Mengenai hal ini, kata Wamentan Sudaryono, pemerintah siap memfasilitasi penguatan urban farming baik dari sisi pendampingan maupun penguatan benih unggul.

    “Kalau dari Kementan, karena saya wakil menteri pertanian silahkan Bu Wali (Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu) untuk meneruskan program urban farming ini. Nanti kalau misalnya ada yang perlu kita bantu, Insyaa Allah kita siap bantu. Bentuk dukungan kami adalah bisa melalui bibit dan bantuan bagi petani milenial kita seperti pendampingan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,” paparnya. 

    Menanggapi hal ini, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih atas arahan dan berbagai bantuan yang diberikan pemerintah pusat terhadap pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kota Semarang.

    “Terima kasih untuk Pak Wamen (Sudaryono) dan juga jajaran Kementerian pertanian yang selama ini turut berkontribusi dalam mengembangkan sektor pertanian kota (urban farming) di Semarang,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Wamentan Sudaryono bersama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, serta unsur Forkopimda Kota Semarang, meninjau sejumlah produk hasil olahan pertanian lokal, seperti tanaman pangan, sayuran, hingga tanaman hias.

    Sebagai bentuk dukungan, Wamentan Sudaryono juga memborong berbagai produk olahan pertanian lokal tersebut. (eyf)

  • Wonosalam Merajut Asa, Petani Kopi Pakai Jurus Toyota

    Wonosalam Merajut Asa, Petani Kopi Pakai Jurus Toyota

    Bisnis.com, JAKARTA – Siapapun tak mengira, Kecamatan Wonosalam yang berada di sudut bukit, Jombang, Jawa Timur telah memulai debut internasional melalui komoditas kopi. Saat ini baru Malaysia, Jerman dan Jepang menyusul kemudian sebagai konsumen utama ekspor kopi Wonosalam.

    Siang itu, Sabtu (7/12/2024) rintik hujan turun membasahi pelataran kantor Koperasi Kopi Wonosalam, Jombang, Jawa Timur. Kabut-kabut tipis menggelayut, udara segar juga menguar di punggung bukit Wonosalam.

    Tanah Wonosalam yang diberkahi kesuburan, biasa membiakkan benih cengkih, durian, hingga belakangan kopi. Mayoritas warga Wonosalam adalah petani dan pekebun.

    Jalan menanjak berkelok jadi kontur khas Wonosalam. Di tengah balutan udara sejuk itu, secangkir kopi khas Wonosalam seakan jadi obyek rasa syukur tak henti kepada sang Pencipta.

    Apalagi, seruputan kopi jenis ekselsa itu disesap bersama durian kampung yang memiliki cita rasa murni, manis dan pahit mengerubung indra perasa. Jombang yang dikenal sebagai “Kota Kyai” kini bersiap sebagai sentra kopi dan hasil bumi terkenal hingga mancanegara.

    Hasil bumi yang kaya itu hingga bisa dinikmati siapapun berkat kerja keras para warga. Mereka tak tergiur mengkapling lahan untuk sektor komersial lainnya, semisal saja pembangunan vila untuk wisatawan yang lebih banyak merusak alam.

    Para petani memilih terus membudidayakan hasil bumi, cengkeh dan durian, belakangan kopi membuka peluang berkah terbesar.

    Kemauan keras dan kegigihan para warga inilah fondasi berdirinya Koperasi Petani Kopi Wonosalam. Lewat koperasi, berbagai strategi dan kepentingan para petani kopi diwadahi, termasuk bekerjasama dengan para pakar dan ilmuwan dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

    Para ilmuwan ITS melakukan kerja-kerja ‘turba’, tak sekadar mempraktikan keilmuan di menara gading. Bertahun-tahun akademisi ITS terdiri dari para dosen bergelar doktor dan profesor, melibatkan belasan mahasiswa mendampingi para petani kopi Wonosalam.

    Mereka mengajari cara berproduksi yang tepat dan efisien, mencakup proses sedari hulu hingga hilir. Proses produksi yang diajarkan tersebut merupakan khazanah milik Toyota Production System (TPS), lebih dulu dikembangkan laboratorium Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) ITS.

    Bagi akademisi ITS, sistem produksi ala Toyota masih menjadi salah satu jurus mujarab bagi manufaktur modern.

    “Sistem ini memiliki kunci dan tujuan yang sederhana, sebisa mungkin mengurangi defect atau cacat produksi,” ungkap Kepala Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS Nurhadi Siswanto yang membawahi akademisi dan mahasiswa pendamping.

    Kesederhanaan visi ini memang tampak dari koreksi terhadap cara produksi tradisional para petani kopi di Wonosalam.

    Misalkan saja mengubah desain orang dan barang. Pada proses mencacah biji kopi, kebiasaan sebelumnya dilakukan di lantai dengan bebijian yang terserak. Kini diubah dengan posisi di atas meja panjang, para petani mencacah sembari posisi duduk dilengkapi dengan alat cacah.

    Bagaimana hasilnya? Proses yang diperbaiki tersebut menghindari para pekerja dari cedera sekaligus menghemat waktu dan meningkatkan akurasi.

    Belum lagi pelajaran terkait manajemen gudang dan labelling. Perbaikan produksi sesuai TPS kian memudahkan petani mengatur stok sesuai jenis kopi, arabica, robusta maupun liberica. Dengan begitu, para petani bisa secara langsung memantau keadaan stok, memudahkan mereka menata barang terkait produksi.

    Manfaat lebih besar dari perubahan yang tampak kecil dan sederhana itu cukup banyak. Kini para petani bisa lebih mudah melacak hasil panen dari ragam jenis kopi dan berbagai macam waktu panen.

    “Misal ada komplain dari pembeli kalau kopinya memiliki cita rasa tak sempurna, kami dengan mudah melacak jejak dari kopi jenis apa, kapan waktu panennya, serta lokasi tepatnya. Ini membuat kami lebih cepat mengetahui masalah di hilir dan mendapatkan faktornya dari hulu,” ungkap Edi Kuncoro, Pengawas Koperasi Kopi Wonosalam.

    Tidak hanya itu, dengan manajemen produksi berbasis TPS, para petani Wonosalam membangun situs digital sebagai pusat informasi kepada para calon pembeli.

    “Di sana mereka bisa melihat informasi secara real time yang kami sediakan apa saja,” tukas Edi.

    Aktivitas produksi di Koperasi Kopi Wonosalam, Sabtu (7/12/2024). JIBI/KahfiPerbesar

    Target Ekspor Kopi 

    Berkat manajemen produksi lebih modern itu, para pegiat koperasi menargetkan perluasan dan peningkatan ekspor kopi. Manajemen produksi berbasis TPS membuat para petani menerapkan produksi berbasis permintaan pasar. Hal ini kian meningkatkan efisiensi sumber daya, baik lahan maupun tenaga kerja.

    Lahan kopi Wonosalam saat ini digarap seluas 100 hektare dari 2.500 hektare yang tersedia. Lahan-lahan itu tersebar dari mulai ketinggian 300 mdpl hingga 1.300 mdpl.

    “Dengan mengandalkan sistem produksi TPS yang meminimalkan cacat produksi, serta keandalan data, kami bisa menjaring permintaan buyer yang nantinya kami sesuaikan dengan hasil panen. Jadi sekitar Januari kami cari order, apa saja dan berapa banyak permintaan, itulah yang kami sesuaikan panennya, jadi produksi berbasis permintaan,” kata Edi.

    Dengan kemampuan produksi yang efisien itu, para petani juga menyimpan mimpi mendirikan pabrik kopi. Pabrik ini akan berperan sebagai sentra penggilingan sekaligus pengemasan.

    Di sisi lain, peluang ekspor masih terbuka lebar. Terlebih lagi sebagaimana diungkapkan Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno yang juga hadir pada momen kunjungan ke Wonosalam, komoditas kopi jenis Ekselsa yang diproduksi petani paling dicari konsumen, karena populasi apalagi produksinya terbatas di seluruh dunia.

    “Jenis kopi ini sangat langka di dunia, posisinya di tengah antara asam robusta dan pahitnya arabica,” kata Benny.

    Dia mendorong para petani memanfaatkan kerja sama dengan GPEI. Dia mengungkapkan para petani bisa kerja sama dengan GPEI Jawa Timur, ikut banyak pameran dan memanfaatkan peluang karena GPEI memiliki banyak akses ke tujuan ekspor. 

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (tengah) didampingi para pegiat Koperasi Kopi Wonosalam, Jombang, Jawa Timur, melakukan prosesi penanaman pohon kopi, pada Sabtu (7/12/2024). JIBI/Kahfi Perbesar

    Sistem Produksi Toyota 

    Sistem produksi Toyota alias TPS sejak lama disebarkan di Tanah Air. Kini, Toyota Indonesia telah menggandeng berbagai perguruan tinggi untuk merancang laboratorium pengembangan TPS yang berguna bagi industri kecil atau aktivitas apapun untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

    Begitupun bagi ITS. Sebagai salah satu perguruan tinggi mitra Toyota Indonesia, ITS telah mengembangkan TPS berdasarkan skala yang bisa dikerjakan masyarakat.

    “ITS melihat sistem itu bisa diterapkan bagi petani kopi di Wonosalam. Sistem inipun berhasil mengurangi cacat produksi dari kisaran 25% menjadi sekitar 15%,” ungkap Nurhadi, Kepala DTSI ITS.

    Dengan segenap ikhtiar demikian, para petani kopi Wonosalam kelak bisa menambahkan predikat bagi Jombang, sebagai “kota kopi” di samping pusat para Kyai hebat dilahirkan.

    Mereka menjaga jangan sampai Indonesia tak lagi berdaulat atas pangan, kopi pun impor. Padahal petani tak lelah bekerja di tanah yang kayu dan batu pun bisa jadi tanaman, hanya karena cara produksi ketinggalan zaman dan kebijakan tak berpihak.

  • Waskita Kebut Bendungan Tertinggi di Indonesia, Target Rampung 2026 – Page 3

    Waskita Kebut Bendungan Tertinggi di Indonesia, Target Rampung 2026 – Page 3

    Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, realisasi pengerjaan Jalan Tol Akses Patimban kini sudah mencapai 29,09 persen. Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terletak di Subang, Jawa Barat tersebut turut mendukung akses menuju ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Patimban.

    Saat ini pemerintah terus mendorong kebijakan KEK di Indonesia. Langkah itu dinilai akan menjadi pondasi kuat pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi di masa depan.

    Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan 22 KEK dengan total nilai investasi yang didapat menembus Rp 187,5 triliun sampai kuartal pertama 2024. Kini sudah disetujui tujuh KEK tambahan, salah satunya KEK Patimban. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan KEK sudah sukses diterapkan di China.

    “Sehingga dengan Special Economic Zone (KEK), lima sampai 10 tahun ini kita akan diperkirakan gasnya (pertumbuhan ekonomi) lebih kencang lagi,” ujar dia dalam sebuah konferensi pers di Jakarta.

    Corporate Secretary Waskita karya Ermy Puspa Yunita menyatakan, perseroan terus mendukung rencana pemerintah, salah satunya melalui pembangunan Tol Akses Patimban. Jalan tol tersebut diyakini dapat memudahkan akses ke KEK Patimban, sehingga diharapkan mampu mendatangkan banyak investor ke kawasan itu.

    “Tol Akses Patimban bisa menjadi alternatif ruas penghubung arus lalu lintas dari dan menuju ke Pelabuhan International Patimban dengan Jalan Tol Trans Jawa Ruas Cipali (Cikopo-Palimanan). Jalan tersebut juga diperkirakan akan meningkatkan aktivitas ekspor yang bersumber dari Kawasan Industri di sekitar Cikarang-Cibitung-Karawang,” jelas Ermy dalam keterangan resmi, Jumat (6/12/2024).

    Ia menambahkan, jarak tempuh Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 kilometer (km) yang menghubungkan Jalan Tol Trans Jawa Ruas Cipali ke Pelabuhan Patimban itu, rencananya dapat dilalui dalam waktu kurang lebih 23 menit.

  • Kewirausahaan jadi indikator pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

    Kewirausahaan jadi indikator pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

    Menteri Perdagangan Budi Santoso saat menghadiri Wisuda ke-51 Program Pascasarjana, Sarjana, dan Diploma Universitas Sahid di Jakarta, Sabtu (7/12/2024). ANTARA/HO-Kemendag

    Mendag: Kewirausahaan jadi indikator pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 08 Desember 2024 – 10:09 WIB

    Elshinta.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut bahwa rasio kewirausahaan merupakan indikator penting dari pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Menurutnya, pertumbuhan ekonomi sebuah negara bukan hanya dinilai dari naiknya pendapatan per kapita, tetapi juga dari geliat kewirausahaan yang kian kuat dan meluas, karena dari sana dapat diserap banyak tenaga kerja dan pemerataan kesejahteraan dapat dihadirkan.

    “Sudah bukan waktunya menjadi lulusan yang hanya fokus mencari kerja, tapi seharusnya dapat pula menangkap peluang untuk berwirausaha,” ujar Budi dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

    Cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju tidak dapat dipisahkan dari berbagai upaya untuk mengembangkan kewirausahaan, sebab negara maju harus memiliki rasio kewirausahaan setidaknya 10 persen. Adanya bonus demografi, lanjut Budi, merupakan potensi besar bagi Indonesia yang akan didukung dengan dengan infrastruktur, sarana prasarana, dan kebijakan yang sesuai dengan arah pembangunan.

    Budi juga mengatakan instrumen pendidikan memiliki peran yang penting untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Diyakininya, pendidikan merupakan bidang yang strategis untuk meningkatkan daya saing baik berupa keterampilan maupun pengetahuan. Perguruan tinggi memiliki inkubasi bisnis untuk menyiapkan wirausaha untuk bisa ekspor.

    Ia juga menyebut Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor. Kementerian Perdagangan siap dan terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan secara optimal tiga program utama tersebut.

    Sumber : Antara