Topik: ekspor

  • Jajaki Peluang Bisnis dan Kerja Sama Ekonomi, Kadin Agendakan Kunjungan ke India dan Pakistan – Halaman all

    Jajaki Peluang Bisnis dan Kerja Sama Ekonomi, Kadin Agendakan Kunjungan ke India dan Pakistan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menjelaskan awal tahun ini Kadin, akan mengikuti World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dan agenda kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India dan kemungkinan dilanjutkan ke Pakistan.

    “Kami sudah bertemu dengan kedua duta besarnya (India dan Pakistan), dan bagaimana Kadin yang mewakilkan dunia usaha bisa bersama-sama memastikan bukan saja relasi yang sangat baik antar-pemerintah, tapi juga dari bisnis ke bisnis,” katanya dalam acara rutin bulanan “Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast” di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025).

    Anindya mengatakan, hal tersebut sangat baik dan mudah-mudahan ini bukan saja pertemuan diplomatis secara geopolitik kita kembangkan, tapi juga ujungnya bagaimana perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ini bisa tercapai lebih baik di tahun 2025 dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Anin menuturkan, rombongan Kadin Indonesia akan tiba di India pada 24 Januari 2025 untuk mempersiapkan acara forum bisnis yang direncanakan pada 25-26 Januari 2025. Kadin akan fokus pada industri-industri seperti kesehatan, ketahanan energi, lalu ketahanan pangan, sampai pada sektor teknologi dan pertahanan.

    “Nah, ini merupakan suatu yang menarik karena pada tanggal 26 (Januari 2025), Pak Presiden (akan) hadir sebagai tamu kehormatan di Republic Day India,” kata Anin.

    Dia melanjutkan, pada 27-28 Januari 2025, rombongan Kadin akan melakukan lawatan di sekitar ibu kota New Delhi untuk melihat pabrik susu, industri kesehatan, rumah sakit, sampai juga ke industri otomotif. Selain itu, romobongan Kadin juga akan mengunjungi Taj Mahal untuk meninjau sektor pariwisata di sana.

    “Kami juga akan melibatkan teman-teman dari Kadin Provinsi (dalam kunjungan ke India). Kami ingin menggambarkan bahwa Kadin itu bukan saja untuk perusahaan besar, tapi juga untuk perusahaan-perusahaan daerah untuk bisa terlibat, termasuk untuk membuka pasar, mendapatkan investasi dari India yang saya rasa secara historis, secara kultural, mempunyai sejarah panjang dengan Indonesia,” ujarnya.

    India dan Indonesia, lanjut Anin, adalah negara yang diprediksikan di dalam waktu 15-20 tahun ke depan menjadi negara dengan ekonomi terbesar. India di prediksi akan menjadi negara ekonomi nomor 4 terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi nomor 5 terbesar di dunia.

    “Nah, sehingga hubungan dengan India sangat menguntungkan. Bukan saja dari ekspor kita yang  perlu lebih besar lagi, dan sekarang kita surplus, tapi masih bisa lebih besar lagi, tapi juga dari sisi investasi. Baik dari India ke Indonesia, maupun dari Indonesia ke India,” ujar Anin.

    “Tipenya (India dan Indonesia) sama, demokratis, banyak sekali penduduknya, dan juga mesti disejahterakan semuanya. Sehingga untuk bisa memulai hubungan baik secara diplomatis, secara bisnis-bisnis besar, maupun bisnis yang bersifat kerakyatan. Seperti contohnya ketahanan pangan, itu mereka juga cukup maju, tentunya juga dengan ketahanan energi, lalu ketahanan kesehatan, dan Pendidikan. Itu semua adalah bidang-bidang yang sama dengan Indonesia, sangat dibutuhkan,” paparnya.

    Rencananya, selain ke India, rombongan Kadin juga akan melakukan perjalanan bisnis ke Pakistan. Menurut Anin, Pakistan adalah negara yang cukup menarik. Dan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.

    “Duta Besar Pakistan (Ameer Khurram Rathore) sudah berkunjung ke kantor Kadin Indonesia (Kamis, 9/1/2025). Dari Kadin juga sudah siap, kita memastikan dari bisnis ke bisnis, antar-bisnis itu jalan, dan yang menarik di sana sangat kuat industri dari sisi pertahanan yang kita tahu ini merupakan sebuah industri besar,” ujar Anin.

    Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS

    Dalam acara KED Breakfast tersebut juga dibahas mengenai partisipasi Indonesia di BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), yang sudah diresmikan menjadi anggota penuh BRICS. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dari gabungan negara Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan, jumlah populasi penduduknya sudah lebih dari 2 miliar orang. Dengan jumlah ekonominya diperkirakan mencapai hampir 10 triliun dolar AS. Angka tersebut besar baik dari jumlah penduduk maupun ekonomi.

    Dengan demikian, Anin mengatakan, Indonesia memiliki suatu peluang untuk membuka akses pasar, untuk berdagang, dan juga untuk berinvestasi dengan negara-negara yang tergabung dalam BRICS nanti.

    “Dan saya rasa inilah alasan Pak Prabowo melihat (BRICS) ini sebagai peluang. Tentu sebagai negara yang tidak berpihak, kita mesti pandai-pandai untuk memainkan peran kita, terutama dengan negara besar seperti Amerika Serikat (AS). Tapi secara konsep, Indonesia mesti mempunyai suatu pasar alternatif. Karena kita tahu bahwa China itu melambat, sementara AS akan fokus pada industri domestiknya,” jelasnya.

    “Indonesia membutuhkan apa yang terbaik untuk dirinya, supaya ekonomi terus berjalan, dan masyarakat juga bisa semakin sejahtera,” tutur Anin.

  • Serangan Udara Gempur Pembangkit Listrik Hezyaz Yaman

    Serangan Udara Gempur Pembangkit Listrik Hezyaz Yaman

    JAKARTA – Serangan udara menargetkan pembangkit listrik Hezyaz, Sanaa, Yaman. Belum ada laporan mengenai pihak penyerang.

    Perusahaan keamanan Inggris Ambrey sebelummya mengatakan pihaknya menerima laporan tentang serangan udara yang sedang berlangsung di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi termasuk pelabuhan Ras Issa, terminal ekspor minyak utama Yaman.

    Dilansir Reuters, Jumat, 10 Januari, Houthi telah berulang kali menembakkan drone dan rudal ke arah Israel dan melancarkan serangan terhadap pelayaran internasional di perairan dekat Yaman sejak November 2023, untuk mendukung Palestina atas perang Israel dengan Hamas.

    Israel membalasnya dengan serangan udara, begitu pula Inggris dan Amerika Serikat.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan lalu Israel baru memulai operasi militernya melawan Houthi.

  • 4 Sektor Utama Kerja Sama Indonesia dan Pakistan yang Perlu Ditingkatkan

    4 Sektor Utama Kerja Sama Indonesia dan Pakistan yang Perlu Ditingkatkan

    loading…

    Pertemuan antara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie dan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Ameer Khurram Rathore. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Ada empat sektor utama kerja sama Indonesia- Pakistan yang perlu ditingkatkan. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie dan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Ameer Khurram Rathore.

    “Kita duduk sama-sama membicarakan bagaimana Indonesia dan Pakistan dapat bekerja sama lebih erat lagi. Tadi kita bicara mengenai ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, serta pertahanan,” kata Anindya dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

    Menurut Anin, Pakistan adalah negara besar sekaligus negara muslim yang mempunyai kekuatan terutama di sektor pertahanan, kesehatan, pertanian, dan energi. Dengan demikian, kerja sama di sektor-sektor tersebut perlu ditingkatkan.

    “Beliau (Dubes Pakistan) menyampaikan nanti di (bulan) Agustus ada upaya seperti trade mission dan expo dari Pakistan dan Indonesia dan saya rasa itu baik,” kata Anin.

    Anin mengatakan, untuk mempersiapkan kegiatan tersebut, Kadin Indonesia akan bekerja sama bukan hanya dengan pihak Kedutaan Besar, tetapi juga melibatkan mitra-mitra Kadin Indonesia di Pakistan. Menurutnya, kerja sama perdagangan Indonesia dan Pakistan bisa ditingkatkan.

    “Kedua negara ini negara yang berkembang, sehingga bukan saja untuk meningkatkan ekonomi masing-masing, tapi juga perdagangan. Dan ini saya rasa sangat penting karena Indonesia selalu mencari akses pasar baru. Ya, bukan saja (dengan) China, Amerika (Serikat) tapi juga akses pasar baru. Dan Pakistan itu salah satu yang kita sangat monitor dan ingin kembangkan. Bukan hanya baik untuk pemain besar saja, tapi juga pemain menengah bahkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” jelasnya.

    Senada dengan Anin, Ameer Khurram Rathore mengatakan bahwa Indonesia dan Pakistan adalah negara sahabat yang memiliki kedekatan baik tentang hubungan agama dan budaya, sehingga lebih mudah bagi kedua negara untuk mengembangkan hubungan bisnis dan perdagangan.

    “Kami sedang melihat beberapa sektor, seperti yang disebutkan oleh Pak Ketua Kadin. Kami berharap dengan kepemimpinannya akan dapat mengembangkan hubungan perdagangan yang lebih baik lagi di antara kedua negara,” ujar Ameer.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Periode Januari-November 2024, perdagangan Indonesia dan Pakistan surplus dengan nilai ekspor mencapai 3,04 miliar dolar AS dan impor mencapai 529 juta dolar AS.

  • Bahlil Bakal Wajibkan Perbankan dan LK Non-Bank Danai Proyek Hilirisasi

    Bahlil Bakal Wajibkan Perbankan dan LK Non-Bank Danai Proyek Hilirisasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana mewajibkan perbankan hingga lembaga keuangan non bank ikut berkontribusi dalam membiayai proyek hilirisasi.

    Rencana itu muncul seiring dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.  Pembentukan Satgas tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) nomor 1 tahun 2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.

    Bahlil pun ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai ketua satgas itu. Bahlil mengungkapkan salah satu tugas dari Prabowo adalah mendorong perbankan untuk ikut membiayai proyek hilirisasi.

    “Perbankan-perbankan kita, [dan] lembaga-lembaga keuangan non-bank harus mau ikut mengambil bagian dalam membiayai proyek investasi hilirisasi,” tutur Bahlil di Kantor ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Menurutnya semua perbankan di Indonesia kelak harus ikut aturan main dari pemerintah. Bahlil mengingatkan perbankan tidak boleh pilih-pilih dalam mengambil peran pembiayaan proyek hilirisasi.

    Apalagi, Bahlil menilai tingkat pengembalian modal atau internal rate of return dari perusahaan di sektor hilirisasi terbilang baik. Dia memastikan seluruh IRR perusahaan rata-rata berada di posisi 11% hingga 12%.

    “IRR dalam hilirisasi kan bagus semua. Rata-rata di atas 11%-12%,” ucap Bahlil.

    Dalam kesempatan lain, Bahlil mengakui pembiayaan dari perbankan Indonesia masih menjadi tantangan untuk mengembangkan program hilirisasi. Hal ini lah yang membuat industri pengolahan nikel 85% masih dikuasai asing.

    Menurutnya, hal ini terjadi lantaran untuk terjun ke industri pengolahan pengusaha butuh modal besar. Dia menjelaskan bank lokal memang menawarkan kredit investasi untuk industri pengolahan nikel. Namun, bank lokal mensyaratkan pengusaha harus memiliki ekuitas 30% hingga 40%.

    Bahlil berpendapat para pengusaha lokal kesulitan memenuhi persyaratan tersebut. Oleh karena itu, pengusaha memiliki pilihan untuk meminjam modal ke bank luar negeri.

    Meski begitu, ketika mendapat kredit investasi dari bank luar negeri, pengusaha dibebankan kewajiban membayar pinjaman pokok dan bunga. Untuk membayar itu, pengusaha membayar dari pendapatan ekspor. Nilainya bisa mencapai 60% dari pendapatan.

    “Jadi, apa yang saya bilang oleh Pak JK [Jusuf Kalla], itu benar, 60% DHE [devisa hasil ekspor] kembali ke sana [luar negeri] dari hasil industri. Tetapi itu terjadi karena memang membiayai pokok tambah bunga,” terang Bahlil di Jakarta, Rabu (9/10/2024).

  • Bapanas Sebut Harga Beras Dunia Turun setelah Indonesia Umumkan Stop Impor Beras

    Bapanas Sebut Harga Beras Dunia Turun setelah Indonesia Umumkan Stop Impor Beras

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, kebijakan menghentikan impor beras yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto, telah memberikan dampak signifikan pada penurunan harga beras dunia di pasar internasional.

    “Keputusan ini berpengaruh pada turunnya harga beras di pasar dunia. Begitu diumumkan bahwa kita menghentikan impor untuk empat produk pangan, termasuk beras,” ungkap Arief dikutip dari Antara, Sabtu (11/1/2025).

    Menurut Arief, harga beras dari beberapa negara penghasil beras mengalami penurunan signifikan. Harga yang sebelumnya berada di kisaran US$ 640 per metrik ton turun menjadi US$ 590, bahkan menyentuh angka US$ 490 per metrik ton.

    “Hari ini, harga sudah mendekati US$ 400 dolar AS per metrik ton. Ini menunjukkan kebijakan kita berhasil memberikan dampak positif,” tambah Arief.

    Data dari Bapanas menunjukkan bahwa harga rata-rata beras putih dengan kadar pecah 5% (free on board) dari negara-negara, seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berkisar antara US$ 622 hingga US$ 655 per metrik ton.

    Namun, setelah pengumuman penghentian impor beras pada Desember 2024, harga beras dunia mulai turun ke kisaran US$ 455 hingga US$ 514 per metrik ton.

    Pada awal Januari 2025, tren ini terus berlanjut, dengan harga beras putih turun lagi menjadi US$ 430 hingga US$ 490 per metrik ton, seiring dengan dibukanya kembali ekspor beras dari India.

    Berdasarkan The FAO All Rice Price Index (Farpi), indeks harga beras global pada Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 1,2% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 119,2 poin. Namun, rata-rata indeks sepanjang 2024 masih tercatat lebih tinggi 0,8% dibandingkan 2023.

    Arief juga menegaskan bahwa penyesuaian harga beras dunia ini tetap diiringi upaya menjaga harga gabah petani di dalam negeri agar lebih menguntungkan, terutama menjelang panen raya.

    Kesejahteraan petani tercermin dalam nilai tukar petani pangan (NTPP) yang mencapai 120,30 pada Februari 2024, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pada Desember 2024, NTPP masih stabil di atas 100 dengan nilai 108,90.

    Dari sisi hilir, tingkat inflasi tahunan pada 2024 tercatat sebagai yang terendah sejak 1958, yakni 1,54%. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut salah satu faktor utama terkendalinya inflasi adalah stabilnya harga pangan sepanjang tahun.

    “Kami ingin menciptakan ekosistem pangan yang ideal. Petani terus berproduksi dengan harga yang menguntungkan, sementara konsumen menikmati harga stabil,” ujar Arief dalam menanggapi harga beras dunia setelah Indonesia terapkan kebijakan impor beras.

  • RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen

    RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen

    Sumber foto: Antara/elshinta.com

    Ekonom: RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 23:58 WIB

    Elshinta.com – Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan, Indonesia perlu benar-benar melakukan reformasi struktural agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai.

    Untuk mencapai target yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto tersebut, ia mengakui bahwa hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi Indonesia. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak cukup apabila hanya mengandalkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saja seperti biasanya.

    “Tidak cukup hanya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Stimulus saja tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ke tingkat tersebut. Menurut saya, reformasi struktural diperlukan, terutama dalam meningkatkan rantai nilai manufaktur. Lebih banyak hilirisasi,” kata Pranjul dalam media briefing secara hybrid, di Jakarta, Kamis.

    Pranjul menilai, Indonesia sejauh ini telah berhasil dengan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri melalui hilirisasi industri seperti hilirisasi logam. Namun, ia juga mengingatkan agar Indonesia terus bergerak lebih jauh seperti masuk ke dalam rantai nilai global untuk produk baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik itu sendiri. Kemudian, ekspor produk-produk yang lebih beragam juga diperlukan.

    “Hal itu benar-benar perlu ditingkatkan. Jadi, Indonesia benar-benar perlu melakukan diversifikasi dan juga naik ke rantai nilai manufaktur. Menurut saya, itu akan menjadi penting jika ingin mendekati pertumbuhan 8 persen,” kata dia lagi.

    Pranjul memandang, Indonesia memiliki peluang misalnya untuk meningkatkan ekspor barang habis pakai (consumables) ke Amerika Serikat (AS). Apalagi, menurut dia, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS tidak begitu signifikan sehingga kecil kemungkinan berhadapan dengan ancaman tarif Donald Trump.

    “Menurut saya, ada banyak peluang yang terbuka. Tetapi Indonesia harus menyiapkan ‘panggungnya’ dengan benar dengan beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya infrastruktur yang lebih baik dan menambah lebih banyak tenaga kerja terampil,” kata dia.

    Yang lebih penting dari itu, ujar Pranjul, Indonesia perlu mengakselerasi lebih banyak perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan perjanjian bilateral dengan negara-negara maju. Hal ini akan membantu Indonesia dalam jangka menengah untuk meningkatkan ekspor yang beragam serta meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi.

    Terkait Indonesia yang resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Pranjul menilai bahwa partisipasi Indonesia ini penting untuk peluang ekonomi dalam jangka menengah.

    Namun, menurutnya, selama ini banyak negara anggota BRICS yang belum benar-benar memaksimalkan peluang kerja sama. Apabila peluang ini dapat dimaksimalkan melalui perjanjian perdagangan di antara negara anggora, maka keanggotaan BRICS ini menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan ekspor bagi Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan PDB riil Indonesia seiring berjalannya waktu.

    Adapun HSBC memproyeksikan pertumbuhan PDB dunia pada tahun ini kemungkinan sama seperti tahun sebelumnya, yakni sekitar 2,7 persen. Pertumbuhan ekonomi di Asia, di luar Jepang, diperkirakan tetap tangguh pada kisaran 4,4 persen pada 2025.

    Sementara pertumbuhan ekonomi di enam besar negara anggota ASEAN (ASEAN-6) diperkirakan akan mencapai 4,8 persen pada tahun ini. Dengan ketidakpastian global yang masih berlangsung, HSBC memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,1 persen pada 2025.

    Sumber : Antara

  • Bertemu Dubes Ameer Khurram, Ketua Umum Kadin Beberkan Empat Sektor Utama Kerja Sama RI-Pakistan – Halaman all

    Bertemu Dubes Ameer Khurram, Ketua Umum Kadin Beberkan Empat Sektor Utama Kerja Sama RI-Pakistan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menerima kunjungan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Ameer Khurram Rathore di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Dalam pertemuan itu dijelaskan bahwa ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan dan pertahanan menjadi fokus kerja sama Indonesia dan Pakistan.

    “Kita duduk sama-sama membicarakan bagaimana Indonesia dan Pakistan dapat bekerja sama lebih erat lagi. Tadi kita bicara mengenai ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, serta pertahanan,” kata Anin, demikian sapaan akrab Anindya Novyan Bakrie.

    Menurut Anin, Pakistan adalah negara besar sekaligus negara Muslim yang mempunyai kekuatan terutama di sektor pertahanan dan juga kesehatan selain juga pertanian dan energi, sehingga kerjasama di sektor-sektor ini perlu ditingkatkan.

    “Beliau (Dubes Pakistan) menyampaikan nanti di (bulan) Agustus ada upaya seperti trade mission dan expo dari Pakistan dan Indonesia dan saya rasa itu (hal yang) baik,” kata Anin.

    Anin mengatakan, untuk mempersiapkan kegiatan tersebut, Kadin Indonesia akan bekerja sama bukan hanya dengan pihak Kedutaan Besar, tetapi juga melibatkan mitra-mitra Kadin Indonesia di Pakistan. Menurutnya, kerja sama perdagangan Indonesia dan Pakistan bisa ditingkatkan lebih jauh lagi.

    “Kedua negara ini negara yang berkembang sehingga bukan saja untuk meningkatkan ekonomi masing-masing, tapi juga perdagangan. Dan ini saya rasa sangat penting karena Indonesia selalu mencari akses pasar baru. Ya, bukan saja (dengan) China, Amerika (Serikat) tapi juga akses pasar baru. Dan Pakistan itu salah satu yang kita sangat monitor dan ingin kembangkan, bukan hanya baik untuk pemain besar saja, tapi juga pemain menengah bahkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” jelas Anin.

    Senada dengan Anin, Ameer Khurram Rathore mengatakan bahwa Indonesia dan Pakistan adalah negara sahabat yang memiliki kedekatan baik tentang hubungan agama dan budaya, sehingga lebih mudah bagi kedua negara untuk mengembangkan hubungan bisnis dan perdagangan.

    “Kami sedang melihat beberapa sektor, seperti yang disebutkan oleh Pak Ketua Kadin (Anindya Novyan Bakrie), dan kami berharap dengan kepemimpinannya akan dapat mengembangkan hubungan perdagangan yang lebih baik lagi di antara kedua negara,” ujar Ameer.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Periode Januari-November 2024, perdagangan Indonesia dan Pakistan surplus dengan nilai ekspor mencapai 3,04 milyar dolar AS dan impor mencapai 529 juta dolar AS.

  • Pabrik Benang A&E Asal AS di Sidoarjo Incar Penjualan Naik 300% Tahun Ini

    Pabrik Benang A&E Asal AS di Sidoarjo Incar Penjualan Naik 300% Tahun Ini

    Bisnis.com, BANDUNG — American & Efird (A&E), produsen benang asal Amerika Serikat yang memiliki pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, memasang target ambisius tahun ini dengan peningkatan penjualan hingga 300%. 

    Senior Sales Manager A&E Indonesia Janat Permana mengungkapkan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 300% tahun ini dengan optimisme yang didapat dari capaian signifikan tahun sebelumnya. 

    “Yang jelas, dari 2023 ke 2024 kita 97% peningkatannya. Bisa bayangin penjualan sales kita naik 97%. Jadi hampir 100%,” ujar Janat Permana, saat ditemui usai rapat kerja di Intercontinental Bandung, Jumat (10/1/2025). 

    Di tengah keresahan industri garmen Indonesia saat ini yang bertumbangan, produsen benang tersebut masih bertahan lantaran bisnisnya berorientasi pada pasar ekspor sepenuhnya. 

    Janat juga mengungkap bahwa pihaknya masih selektif dalam menjaring mitra industri garmen lokal. Pasalnya, pabrik benang A&E Indonesia baru hadir 6 tahun lalu, cukup sulit bersaing dengan kompetitor lokal. 

    Oleh karena itu, pihaknya fokus ke pasar ekspor sembari mencari produsen domestik yang mau menjalin kerja sama. Hingga saat ini, beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan negara Asia lainnya. 

    “Kita berbeda dengan tekstil, kita main di garmen yang punya market ha sendiri dan kita ekspor. Berbeda dengan tekstil yang mereka sulit bersaing dengan impor dari China,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, Janat menerangkan sejumlah strategi yang dipersiapkan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan 300% tahun ini. 

    Untuk mencapai target ini, A&E Indonesia melakukan rebranding nama brand, mengandalkan peningkatan kapasitas produksi, memperluas pasar dan lini produk yang dijalani. 

    Janat menyebutkan bahwa perusahaan akan memperkenalkan brand A&E di Indonesia pada tahun ini, yang sebelumnya memakai nama PT Benang Amefird Indonesia (BAI). 

    Lebih lanjut, Janat menekankan bahwa pasar Indonesia sangat potensial, tetapi perusahaan harus selektif dalam memilih target pasar yang tepat. 

    “Permintaan kualitas itu dengan produk yang kita tawarkan di market ini masih di range ekspor untuk kualitas. Bukan berarti produk lokal ini tidak bagus, bukan. Cuma ada beberapa produk sekarang Indonesia ini lebih picky, selektif untuk memilih,” jelasnya.

    Di sisi lain, salah satu strategi utama untuk meraih target tersebut adalah dengan memasuki sektor industri sepatu, yang dikenal sebagai footwear. 

    Sebelumnya, A&E Indonesia lebih fokus pada produk apparel (pakaian) dan aksesoris. Namun, mulai 2025, perusahaan akan merambah pasar sepatu olahraga, seperti Nike, Hoka, Adidas, Converse, dan New Balance.

    Terlebih, pasar benang untuk industri sepatu di Indonesia cukup besar, mencapai US$70 juta per tahun. 

    “Jadi kita akan share kontribusinya itu dari footwear, kita nggak muluk-muluk dulu, 30% kontribusinya. Dan kita berani bilang itu, kenapa? Karena kita sudah melakukan development sebelumnya,” tegasnya.

    A&E Indonesia sudah memulai pengembangan produk footwear sejak kuartal keempat 2024, dengan berbagai merek besar, salah satunya melakukan penawaran dengan pabrik baru Hoka di Kawasan Industri Terpadu Batang. 

    Dengan rencana ekspansi ke sektor footwear, peningkatan kapasitas produksi, dan penguatan brand A&E di Indonesia, perusahaan optimistis dapat mencapai target penjualan yang sangat ambisius tersebut. 

    “Kapasitas kita akan tingkatkan. Kita nggak mungkin bicara 3 kali lipat kalau kapasitas gitu-gitu aja,” ucapnya. 

    Adapun, kapasitas produksi yang saat ini mencapai 80 ton per hari atau sekitar 30.000 ton per tahun akan ditingkatkan 2 kali lipat. Begitupun dengan tenaga kerja yang saat ini menyerap 200 pekerja. 

  • 99 Eksportir Masih Diblokir Bea Cukai Gegara Malas Parkir Dolar AS di RI

    99 Eksportir Masih Diblokir Bea Cukai Gegara Malas Parkir Dolar AS di RI

    Jakarta

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan melaporkan pada tahu 20204 sebanyak 176 eksportir diblokir kegiatan usahanya lantaran mereka tidak melaksanakan kewajibannya terkait devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam.

    Kepala Sub Bagian Impor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Chotibul Umam menjelaskan dari jumlah tersebut, saat ini masih ada 99 eksportir yang kegiatannya diblokir. Sementara 77 eksportir telah menyelesaikan kewajiban terkait devisa hasil ekspor sumber daya alam.

    “Total sampai 31 Desember 2024 itu ada 176 eksportir yang dikenakan sanksi pemblokiran. 99 eksportir masih dalam status terblokir. Sebanyak 77 sudah mulai kewajiban dan sudah dibuka blokirnya,” katanya dalam acara Media Brifieng terkait Kinerja DJBC 2024 dan Strategi 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Sebagai informasi, pemerintah mewajibkan eksportir menyimpan hasil ekspor di dalam negeri paling sedikit 30% selama 3 bulan mulai Agustus 2023. Ini berlaku bagi hasil barang ekspor sumber daya alam (SDA) pada sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan.

    Para eksportir wajib menempatkan DHE SDA ke dalam rekening khusus perbankan Indonesia paling sedikit 30%. Hal itu wajib terhadap eksportir yang memiliki nilai ekspor pada Pemberitahuan Pabean Ekspor (PPE) paling sedikit US$ 250.000 atau ekuivalennya.

    Lalu pada awal 2025 ini, pemerintah menyatakan akan merevisi ketentuan DHE. Salah satu perombakan yang akan dilakukan yakni terkait jangka waktu kewajiban penempatan dana hasil ekspor di sistem keuangan dalam negeri. Penempatan DHE dalam rekening khusus perbankan Indonesia akan diperpanjang menjadi minimal 1 tahun.

    Untuk menarik eksportir lebih banyak menempatkan DHE, pemerintah sedang menggodok insentif pajak bagi penempatan DHE. Sejauh ini kebijakan diakui belum maksimal dan pemerintah akan melakukan evaluasi.

    “Terhadap DHE, karena DHE belum maksimal untuk 3 bulan ini dan kita masih bisa melihat potensi US$ 8 miliar dari devisa ini masih parkir di tempat lain (luar negeri),” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2023).

    (fdl/fdl)

  • Daftar 10 Besar Negara Ekonomi Terbesar di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?

    Daftar 10 Besar Negara Ekonomi Terbesar di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Menyongsong tahun yang baru, banyak negara bercita-cita mencetak pertumbuhan ekonomi positif, termasuk Indonesia, tentu ingin menjadi negara maju dan menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia.  

    Kekuatan ekonomi merupakan ukuran penting kemakmuran, pembangunan, dan pengaruh suatu negara di panggung global. 

    Kekuatan ekonomi mencerminkan kemampuan suatu negara untuk mendorong inovasi, mempertahankan infrastruktur, dan meningkatkan kualitas hidup warga negaranya. 

    Saat ini, beberapa negara mendominasi ekonomi global dan mereka tidak hanya menjadi kontributor PDB global tetapi juga menjadi pilar stabilitas di masa gejolak ekonomi. 

    Mengutip data Worldometers.info, berikut ini daftar 10 besar negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia:

    1. Amerika Serikat

    Amerika Serikat memimpin sebagai ekonomi terbesar di dunia, dengan PDB lebih dari US$29 triliun. Dominasinya didorong oleh sektor teknologi, layanan keuangan, dan pasar konsumen yang kuat. Silicon Valley, pusat teknologi global, semakin memperkuat posisi AS sebagai pemimpin ekonomi global.

    2. China

    China merupakan ekonomi terbesar kedua dengan PDB yang melampaui US$18 triliun. Dikenal sebagai “pabrik dunia”, ekonominya didorong oleh manufaktur dan ekspor. Dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah membuat kemajuan signifikan dalam industri berteknologi tinggi, yang memperkuat posisinya sebagai pusat kekuatan global.

    3. Jerman

    Jerman menjadi negara ekonomi terbesar di Eropa, memiliki PDB sebesar US$4,71 triliun. Kekuatannya terletak pada teknik, manufaktur otomotif, dan industri yang berorientasi ekspor. Terkenal di seluruh dunia karena kehebatan industrinya, Jerman merupakan rumah bagi beberapa merek mobil terkemuka di dunia.

    4. Jepang

    Jepang merupakan ekonomi terbesar keempat dengan PDB lebih dari US$4 triliun. Jepang dikenal karena teknologi mutakhir, industri otomotif, dan elektroniknya, perusahaan seperti Toyota dan Sony memainkan peran penting dalam membentuk identitas ekonomi globalnya.

    5. India

    India naik ke permukaan, muncul sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia dengan PDB mendekati US$4 triliun. Fondasi ekonominya bertumpu pada layanan TI, pertanian, dan sektor manufaktur yang berkembang. Dengan populasi yang besar dan pasar konsumen yang berkembang pesat, India terus memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi global.

    6. Inggris Raya

    Ekonomi Inggris bernilai sekitar US$3,59 triliun, didorong oleh layanan keuangan, real estat, dan inovasi teknologi. London adalah salah satu pusat keuangan terbesar di dunia, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kekuatan ekonominya.

    7. Prancis

    Prancis, dengan PDB sebesar US$3,42 triliun, dikenal dengan sektor pariwisata, barang mewah, dan manufakturnya yang kuat. Ekonomi negara yang beragam ini memiliki dampak global yang signifikan, khususnya dalam industri anggur, mode, dan kedirgantaraan.

    8. Italia

    Ekonomi Italia, yang bernilai sekitar US$2,38 triliun, berkembang pesat pada manufaktur, pertanian, dan desain.  Sektor pariwisatanya merupakan penghasil pendapatan utama, yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya ke tempat-tempat bersejarah dan budayanya.

    9. Kanada

    Ekonomi Kanada, yang bernilai US$2,21 triliun, diuntungkan oleh sumber daya alamnya yang melimpah, produksi energi, dan inovasi teknologi. Negara ini merupakan salah satu pengekspor minyak dan mineral terkemuka di dunia.

    10. Brasil

    Brasil berada di posisi 10 teratas, dengan ekonomi yang melampaui US$2,19 triliun. Sebagai ekonomi terbesar di Amerika Selatan, Brasil merupakan pengekspor utama produk pertanian seperti kacang kedelai dan kopi. Sumber daya mineralnya yang kaya, termasuk bijih besi dan minyak, menjadi tulang punggung ekonominya.

    Lantas di mana posisi Indonesia? 

    Menurut data Worldometers, awal tahun ini Indonesia menempati ekonomi terbesar ke-16 di dunia, dengan PDB sebesar US$1,49 triliun. 

    Posisi Indonesia berada tepat di bawah Meksiko dengan PDB US$1,81 triliun dan masih mengunggul Turki di posisi 17 dengan PDB US$1,45 triliun dan Belanda di posisi 18 dengan PDB US$1,27 triliun.