Topik: ekspor

  • KPK Pastikan Pengusutan Kasus Korupsi LPEI Tak Berbenturan dengan Polri

    KPK Pastikan Pengusutan Kasus Korupsi LPEI Tak Berbenturan dengan Polri

    JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortastipidkor) Polri sama-sama tengah mengusut kasus korupsi di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

    Meski demikian, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardika memastikan debitur yang terseret kasus korupsi LPEI di penyidiknya berbeda dengan yang ditangani Polri. Sehingga, penanganan kasus tak berbenturan.

    “Untuk debiturnya tidak berbenturan,” kata Tessa kepada wartawan, Minggu, 2 Februari.

    Tessa mengaku tidak ada komunikasi khusus dengan Polri terkait penyidikan kasus korupsi LPEI. Tidak ada juga rencana pelimpahan kasus yang ditangani Polri ke KPK.

    “Tidak ada. Karena tidak sama debiturnya,” ungkap Tessa.

    Diberitakan sebelumnya, KPK mengusut dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas kredit dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Penyitaan uang, perhiasan, hingga mobil sudah dilakukan setelah penyidik menggeledah sejumlah tempat.

    Sementara itu, Kortastipidkor Polri melakukan penyidikan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam pembiayaan kepada PT Duta Sarana Tehnology (PT DST) dan PT Maxima Inti Finance (PT MIF) oleh LPEI.

    Kasus korupsi pemberian fasilitas kredit ini mengakibatkan kerugian keuangan negara pada Tahun 2012 sampai 2016. Terdapat juga dugaan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana korupsi.

    Wakakortastipikor Polri Brigjen Arief Adiharsa menjelaskan, pada tahun 2012 sampai 2014, LPEI melakukan permufakatan dengan PT DST, sehingga terjadi pemberian pembiayaan kepada PT DST.

    “Proses pemberian pembiayaan menyimpang dari pedoman/prosedur pemberian kredit yang berlaku di LPEI, akibatnya pekerjaan fiktif disetujui oleh pemutus kredit,” ungkap Arief dalam keterangannya.

    Sejauh ini, penyidik Dittipidkor Bareskrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap 27 orang saksi yang terdiri dari pihak LPEI, pihak debitur, lessee, bowheer dan pihak terkait lainnya dalam pemberian pembiayaan kepada PT DST dan PT MIF. 

  • Riset FEB UI Ungkap Hilirisasi Jadi Syarat Menuju Indonesia Emas 2045

    Riset FEB UI Ungkap Hilirisasi Jadi Syarat Menuju Indonesia Emas 2045

    Jakarta

    Indonesia terus melangkah maju dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya melalui program hilirisasi industri tambang. Hingga tahun 2024, program ini telah menghasilkan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berbasis nilai tambah, dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

    Hilirisasi bahkan menjadi prasyarat bagi sektor industri pengolahan untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 jika dilakukan dan direalisasikan sesuai dengan rencana investasi yang dilakukan. Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika awalnya dilakukan melalui pembangunan smelter tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbahan baku pasir silika.

    Hal itu diungkapkan dalam riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan judul ‘Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika’.

    “Sedangkan yang menjadi syarat cukupnya agar sektor industri pengolahan dapat mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 adalah penggunaan produk hasil dari pengolahan smelter, untuk di hilirisasi kembali sebagai input dalam pengembangan produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi lagi di dalam negeri sampai kepada produk akhir,” kata Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI), Nur Kholis dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).

    Nur Kholis mengatakan bahwa hilirisasi telah memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi sekedar mengekspor bahan mentah. Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika,seperti kaca dan keramik, hingga ke depan adalah panel surya dan semikonduktor, kini mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru.

    “Kita tidak bisa terus bergantung pada ekspor bahan mentah dan juga impor barang antara dari luar negeri. Hilirisasi adalah jalan kita menuju kemandirian ekonomi. Dengan peningkatan investasi dalam rangka menghasilkan produk bernilai tambah di dalam negeri, kita menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memastikan sumber daya alam kita benar-benar memberikan manfaat maksimal untuk bangsa,” ujarnya.

    Nur Kholis menjelaskan, dampak dari hilirisasi tembaga, bauksit, dan pasir silika ini telah mulai dirasakan di daerah-daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah), di mana pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Selain meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan daerah, kebijakan ini juga menciptakan ribuan lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

    “Kami juga menemukan bahwa, selain pendapatan negara, pendapatan daerah provinsi dan kabupaten/kota yang terkait juga meningkat melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebagai contoh, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, dan pajak penerangan jalan di daerah hilirisasi menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan daerah ini dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tuturnya.

    Meski demikian, hilirisasi juga mendapat tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan teknologi, masih terbatasnya tenaga kerja yang terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, dan dampak negatif terhadap lingkungan. Nur Kholis mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversifikasi produk, dan penguatan kerjasama internasional.

    “Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika juga perlu terus untuk didorong untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan di seluruh fasilitas pengolahan mineral tambang. Pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian yang terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • Beda dengan AS, India Justru Pangkas Pajak Impor untuk Komponen Ponsel Pintar

    Beda dengan AS, India Justru Pangkas Pajak Impor untuk Komponen Ponsel Pintar

    Jakarta

    India menghapus bea masuk untuk beberapa komponen penting dalam produksi ponsel. Hal ini sebagai dorongan untuk produksi lokal dan akan menguntungkan perusahaan seperti Apple dan Xiaomi.

    Dilansir dari Reuters, Minggu (2/2/2025), produksi elektronik India meningkat lebih dari dua kali lipat dalam enam tahun terakhir menjadi US$ 115 miliar pada tahun 2024. Tidak heran jika India sekarang menjadi produsen ponsel terbesar kedua di dunia.

    Apple memimpin pasar ponsel pintar India dengan pangsa 23% dalam total pendapatan selama tahun 2024, diikuti oleh Samsung sebesar 22%, menurut perusahaan riset Counterpoint.

    Daftar tersebut mencakup komponen untuk perakitan ponsel seperti perakitan papan sirkuit cetak, bagian modul kamera dan kabel USB, yang sebelumnya dikenakan pajak sebesar 2,5%.

    Pemangkasan ini akan membantu India menghadapi tahun perdagangan global yang berpotensi mengganggu akibat ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Secara internal, Kementerian TI India telah memperingatkan bahwa India berisiko kalah dari China dan Vietnam dalam persaingan ekspor telepon pintar jika tidak menurunkan tarif untuk menarik perusahaan global.

    Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam anggarannya tahun lalu telah mengumumkan peninjauan ulang struktur tarif bea cukai negara untuk merasionalisasi dan menyederhanakan tarif demi kemudahan perdagangan.

    Peninjauan ulang bea cukai juga bertujuan untuk menghapus apa yang disebut struktur bea terbalik atau contoh di mana tarif bahan mentah atau barang setengah jadi lebih tinggi daripada produk akhir yang biasa diproduksi.

    Struktur tarif India yang rumit sering disebut sebagai penghalang produksi lokal yang efisien dan penyebab perselisihan.

    (aid/kil)

  • Pemerintah Didesak Lindungi Industri Kretek

    Pemerintah Didesak Lindungi Industri Kretek

    Jakarta

    Industri kretek nasional sempat menjadi primadona penopang perekonomian Indonesia, dan masih menjadi salah satu tulang punggung penerimaan negara dari cukai.

    Sekjen Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), M. Jusrianto mengatakan, industri kretek nasional telah menunjukkan peran penting terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu industri primadona yang dimiliki oleh Indonesia, industri kretek memiliki andil besar dalam menggerakkan roda perekonomian di daerah yang menjadi sentra di level hilir maupun ditingkatan pertanian tembakau.

    Karena itu, pihaknya memohon Presiden Prabowo Subianto agar memberikan arahan Kementerian/Lembaga terkait untuk merumuskan kebijakan yang melindungi industri kretek nasional sebagai soko guru perekonomian Pancasila.

    Menurutnya, industri kretek nasional dapat menciptakan efek pengganda karena kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (padat karya) yang besar, mulai dari sektor hulu hingga hilir, hingga dapat menggerakkan perekonomian daerah.

    “Kretek sebagai produk khas industri hasil tembakau (IHT) juga memiliki daya tawar yang tinggi di pasar lokal dan internasional (ekspor). Mayoritas kretek menggunakan bahan baku di dalam negeri (cengkeh dan tembakau),” kata Jusrianto dalam keterangannya, Minggu (2/2/2025).

    Ia menambahkan, IHT menjadi industri yang mampu memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Industri ini juga terbukti mampu menjadi salah satu tulang punggung penerimaan negara, di mana penerimaan cukai lebih dari 95 persen berasal dari Cukai Hasil Tembakau (CHT).

    Namun demikian, menurut Jusrianto, IHT di Indonesia menghadapi berbagai persoalan yang kompleks. Pertama, persoalan kebijakan cukai yang dinamis. Secara tahunan, tarif CHT terus mengalami kenaikan. Namun demikian, kenaikan tersebut terbilang eksesif terlebih dibandingkan dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

    Dikatakannya, kenaikan cukai yang eksesif tersebut tentu saja memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan industri, terlebih pabrik rokok kecil yang tidak dapat bersaing menghadapi beban pita cukai yang semakin berat. Pasalnya, produk industri kretek nasional sendiri memiliki beban fiskal yang paling besar dibandingkan industri lain.

    “Besarnya beban fiskal pada industri di satu sisi dapat menjadi sumber penerimaan negara yang cukup diandalkan namun di sisi lain tentu akan muncul implikasi terhadap keberlangsungan industri kretek dan aspek-aspek yang terkait lainnya,” tegasnya.

    Kedua, menjamurnya rokok illegal. Industri kretek nasional merupakan tipikal industri yang high regulated. Intervensi yang besar oleh pemerintah telah menyebabkan para pelaku industri “nakal” untuk mengakali berbagai beban yang timbul akibat regulasi yang semakin memberatkan. Sebab, preferensi masyarakat dalam mengkonsumsi rokok tidak hanya berdasarkan rasa dan aroma, melainkan juga harga.

    “Massifnya peredaran rokok polos dipastikan mengganggu iklim usaha yang tidak sehat. Selain juga akan berdampak boncosnya penerimaan negara. Karena itu, pemerintah bersama pihak-pihak terkait harus ekstra ordinary memberantas rokok polos,” terangnya.

    Ketiga, munculnya rokok elektrik/vape juga menjadi ancaman industri kretek nasional. Jamak diketahui, rokok elektrik 100% bergantung pada bahan baku impor. Bahkan, cairan nikotin yang digunakan dalam rokok elektrik diproduksi melalui industri ekstraksi di luar negeri. Hal ini berarti rokok elektrik tidak memberikan kontribusi nyata bagi pertanian lokal atau perekonomian nasional.

    (rrd/rrd)

  • Sempat Heboh di Level Rp 8.000-an, Begini Ramalan Dolar AS Pekan Depan

    Sempat Heboh di Level Rp 8.000-an, Begini Ramalan Dolar AS Pekan Depan

    Jakarta

    Indeks nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat ke level Rp 8.000-an pada Sabtu (1/2/2025) kemarin. Naas, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada Google Search terjadi akibat kesalahan yang mempengaruhi informasi nilai tukar rupiah.

    Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap di situs pencarian Google pada Sabtu (1/2/2025) tiba-tiba anjlok ke Rp 8.170,65. Dalam keterangan pencarian Google, nilai tukar Dolar serendah ini merupakan data pada 1 Februari 2009.

    Sementara pekan depan, Senin (3/2/2025), dolar AS diramal akan kembali menekan rupiah. Hal itu terjadi seiring ketetapan Presiden AS, Donald Trump, menetapkan kenaikan tarif impor pada produk-produk Kanada, Meksiko, dan China.

    Adapun Trump pada hari Sabtu (1/2/2025) lalu menandatangani perintah kenaikan tarif sebesar 25% pada impor produk asal Kanada dan Meksiko dan 10% pada barang-barang dari China mulai Selasa mendatang, dengan risiko memicu perang dagang baru, memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan memicu kembali peningkatan inflasi.

    “Untuk pekan depan, oleh pengenaan tarif pada Meksiko, Kanada dan China, dolar AS diperkirakan akan kembali menguat dan menekan rupiah dan diperkirakan akan berkisar Rp 16.250 hingga Rp 16.400,” kata Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, kepada detikcom, Minggu (2/2/2025).

    Sama halnya mata uang negara lain, kata Lukman, rupiah masih akan tertekan dengan kekuatan dolar AS. Pasalnya, data ekonomi AS masih terpantau perkasa seiring dengan turunnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed.

    Lukman juga menilai, revisi Peraturan Pemerintah (PP) Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) 100% dalam kurun waktu setahun dapat menopang stabilitas rupiah. Selain itu, ia menilai kebijakan tersebut dapat menghindari volatilitas.

    “Tentunya, kebijakan tarif Trump yang dikhawatirkan akan memicu perang dagang global masih akan menjadi faktor yang paling kuat. Namun untunglah, revisi PP DHE 100% 1 Tahun akan sedikit banyak bisa menahan pelemahan rupiah yang tajam dan cepat, paling tidak bisa menghindari volatilitas,” tutupnya.

    Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, dampak kebijakan Trump akan berimbas pada nilai tukar pada prospek jangka panjang, kala inflasi meningkat dan investasi asing kembali ke AS.

    “Kelihatan mungkin tidak sekarang tapi harus di antisipasi di waktu-waktu yang tidak dalam waktu yang sangat dekat, maksud saya mungkin persisnya di semester kedua (2025),” kata Faisal kepada detikcom.

    Ia mengatakan, penguatan dolar AS terhadap mata uang Garuda terjadi imbas kebijakan Trump yang berusaha menarik investasi ke AS. Di samping itu, kenaikan tarif impor terhadap tiga negara mitra utama dagang AS juga akan menekan rupiah jangka panjang.

    Pada titik tertentu, sikap Trump ini akan memicu naiknya angka inflasi dan suku bunga acuan the Fed. “Ini tentu saja akan berpengaruh terhadap capital flow ke Amerika yang artinya penguatan dolar dan pelemahan mata uang di negara-negara lain, termasuk diantaranya Indonesia,” jelasnya.

    Namun begitu, Faisal meyakini Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan langkah untuk menjaga stabilitas rupiah. Menurutnya, BI saat ini juga mencatat cadangan devisa yang meningkat di akhir tahun 2024.

    Diketahui, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 mencapai US$ 155,7 miliar. Angka tersebut meningkat dari US$ 150,2 miliar pada akhir November 2024.

    “Untuk saat sekarang, dari kondisi amunisi di Indonesia sendiri, Bank Indonesia juga dari foreign exchange reserves-nya, cadangan devisa ini juga akan meningkatkan 150 billion US Dollar. Jadi artinya ada amunisi untuk kemudian melakukan stabilisasi rupiah mestinya,” tutupnya.

    (kil/kil)

  • DeepSeek Ternyata Pakai Chip Huawei untuk Jawab Pertanyaan

    DeepSeek Ternyata Pakai Chip Huawei untuk Jawab Pertanyaan

    Jakarta

    DeepSeek terus membuat kehebohan di dunia karena merilis large language model (LLM) yang lebih irit dibanding LLM lain, seperti yang dipakai di ChatGPT.

    DeepSeek menyebut mereka memakai chip AI Nvidia H800 — yang kemampuannya lebih rendah dibanding H100 — untuk melatih LLM tersebut. Mereka mengklaim hanya memakai 2.000 chip Nvidia H800 untuk melatih model AI tersebut.

    Biaya yang mereka keluarkan hanya sekitar USD 6 juta untuk membuat model AI DeepSeek R1 dan DeepSeek V3. Namun belakangan terungkap kalau selain memakai chip AI Nvidia, DeepSeek juga memakai chip AI dari Huawei.

    Menurut Alexander Doria, DeepSeek R1 LLM dilatih menggunakan Nvidia H800. Namun untuk proses inferencenya, mereka menggunakan chip Huawei Ascend 910C.

    Sebagai informasi, inference adalah proses penggunaan AI yang sudah dilatih untuk membuat prediksi atau keputusan berbasis data yang baru diberikan. Dengan kata lain, tahapan ini adalah saat AI dipakai oleh pengguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

    Doria, lewat akun @Dorialexander menyebut LLM ini tidak menggunakan chip Ascend 910C tersebut untuk proses pelatihannya. Melainkan hanya untuk proses inference, yang artinya kemampuan komputasi yang dibutuhkan oleh DeepSeek ini memang tidak terlalu tinggi.

    Pasalnya Ascend 910C memang punya kemampuan komputasi yang tidak setinggi chip Nvidia H800. Huawei berencana membuat Ascend 920 yang akan diposisikan untuk bersaing dengan chip Nvidia Blackwell B200, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Minggu (2/2/2025).

    Sebelumnya diberitakan, DeepSeek dituding punya puluhan ribu chip AI Nvidia H100. Namun hal tersebut sengaja ditutup-tutupi.

    Memang sejak tahun 2022, Amerika Serikat melarang ekspor chip canggih Nvidia termasuk H100 atau A100 ke China, sedangkan chip seperti Nvidia H800 masih bisa diekspor. Namun menurut CEO Scale AI, Alexandr Wang, DeepSeek sebenarnya mempunyai 50 ribu unit Nvidia H100 tapi mereka menutup-nutupinya.

    “Pemahaman saya adalah DeepSeek punya sekitar 50 ribu H100, yang tentu saja tidak bisa mereka bicarakan karena itu berlawanan dengan kontrol ekspor yang dilakukan Amerika Serikat. Saya pikir memang benar mereka punya lebih banyak chip dari yang diperkirakan orang,” katanya.

    Diduga, DeepSeek menggunakan kombinasi chip canggih Nvidia dengan chip yang kemampuannya lebih rendah. Wang pun menyebut dengan bantuan chip terlarang itulah, DeepSeek mampu menandingi AI dari AS meskipun tetap memuji kemampuan DeepSeek memang impresif.

    Nvidia H100 sendiri jadi favorit lantaran mampu menangani data melimpah dalam kecepatan sangat tinggi. Harga per unitnya pun sangat mahal, yakni di kisaran USD 25 ribu.

    (asj/fay)

  • Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani perintah kenaikan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Dinamika perekonomian global dinilai akan berdampak secara tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia.

    Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, secara tidak langsung Indonesia tidak akan mendapat manfaat maupun kerugian akibat meningkatnya tensi perang dagang global. Akan tetapi, dinamika perekonomian ini berpotensi memengaruhi nilai tukar rupiah.

    Pada titik tertentu, Wijayanto menilai, Foreign Direct Investment (FDI) atau nilai transaksi investasi langsung yang terjadi lintas batas negara dalam periode waktu tertentu, akan terhambat.

    “Dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita,” kata Wijayanto kepada detikcom, Minggu (2/2/2025).

    Ia mengatakan, hal krusial yang akan terjadi akibat perang dagang ini ketika pemerintah Indonesia hendak melakukan refinancing atau proses penggantian pinjaman yang sudah ada dengan pinjaman baru.

    “Yang paling krusial, ini terjadi di saat kita perlu melakukan refinancing utang dan menerbitkan utang baru sebesar Rp 1.575 triliun di tahun 2025 dan nilai yang hampir sama di tahun 2026,” terangnya.

    Akibatnya, kata Wijayanto, Indonesia kemungkinan harus menaikkan suku bunga. Bahkan, ia menilai adanya kemungkinan terburuk, yakni terjadi reversal, di mana asing justru melepas Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

    Adapun Bank Indonesia (BI) sebelumnya merilis premi CDS RI 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps.

    Sementara berdasarkan data transaksi 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp 0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 5 miliar di SRBI.

    Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI.

    Indonesia tidak akan mendapatkan manfaat ataupun mudharat langsung dari perang dagang tersebut. Tetapi dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita.

    “Kita kemungkinan harus menaikkan suku bunga; bahkan kemungkinan terburuk adalah terjadi reversal, di mana asing justru melepas SBN dan SRBI, boro-boro menambah kepemilikan,” jelasnya.

    Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, pengenaan tarif impor AS pada Kanada dan Meksiko dianggap cukup mengejutkan sejumlah pihak. Pasalnya, pada periode era kepemimpinan pertamanya, Trump sempat menggandeng Kanada dan Meksiko untuk menekan impor produk China ke AS.

    Meski begitu, keputusan Trump dinilai terbaca lantaran pada masa kampanye presiden 2024 lalu, ia berkomitmen untuk menaikkan tarif terhadap tiga negara tersebut. Ia menduga, langkah itu diambil untuk menekan defisit perdagangan akibat banjirnya produk impor Kanada dan Meksiko.

    “Defisit dengan Meksiko malah meningkat, dengan Vietnam meningkat, dengan Kanada meningkat. Nah jadi pada botom line-nya adalah Trump ini ingin menyasar pada negara-negara yang berkontribusi terhadap peningkatan trade defisit yang mana sekarang bukan hanya China,” kata Faisal kepada detikcom.

    Faisal menilai, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk lebih bersaing. Apalagi, Indonesia tidak masuk sebagai negara utama yang dikenakan kenaikan tarif impor AS.

    Di sisi lain, produk impor Indonesia ke AS memiliki kemiripan dengan Vietnam. Faisal menduga, ke depan AS juga akan memberlakukan hal yang sama pada produk-produk impor Vietnam dengan kenaikan tarifnya.

    “Mungkin next saya rasa mungkin juga Vietnam ya (dikenakan kenaikan tarif). Nah ini semestinya negara-negara lain yang yang belum dikenakan tarif atau mungkin akan ditarif tapi lebih kecil. Nah ini bisa lebih “diuntungkan” untuk bisa, artinya peluang untuk bersaing di pasar Amerika-nya, di produk ekspornya itu meningkat,” terang Faisal.

    “Apalagi dalam banyak hal produk ekspor kita di ke Amerika itu banyak kesamaan dengan Vietnam dan juga China. Nah jadi semestinya dari sisi harga bisa menjadi lebih bersaing ya produk-produk ekspor Indonesia di pasar Amerika,” tambahnya.

    Namun begitu, Faisal menekankan kewaspadaan pemerintah. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan AS juga akan menaikkan tarif impor untuk Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan pengguna fasilitas Penyedia Sistem Komunitas (CSP).

    Seandainya telat diantisipasi, Faisal menilai industri tekstil seperti pakaian jadi dan alas kaki akan terdampak. Pada titik tertentu, imbas ini akan mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tersebut.

    “Sehingga kalau kemudian nanti ada peningkatan tarif perdagangan, ini perlu diantisipasi dengan bagaimana skenarionya nanti untuk pengalihan penyaluran produk-produk ekspor yang dari Amerika juga ke negara-negara yang lain alternatif atau ke pasar dalam negeri Malang begitu ya supaya tidak terjadi shock pada industri bersangkutan yang bisa berpotensi malah meningkatkan gelombang PHK mungkin di khawatirkan,” tutupnya.

    Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu memerintahkan tarif sebesar 25% pada impor Kanada dan Meksiko dan 10% pada barang-barang dari China mulai hari Selasa, dengan risiko memicu perang dagang baru yang menurut para ekonom dapat memperlambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.

    Dikutip dari Reuters, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif terpisah mengenai tarif setelah bermain golf di Florida pada Sabtu (1/2/2025). Dalam perintah tersebut, ia berjanji untuk mempertahankan bea masuk hingga keadaan darurat nasional atas narkoba fentanil dan imigrasi ilegal ke AS berakhir.

    (kil/kil)

  • Produksi Mobil Listrik Melonjak, Harga Bisa Anjlok

    Produksi Mobil Listrik Melonjak, Harga Bisa Anjlok

    Jakarta

    Tingginya minat masyarakat terhadap mobil listrik murni atau berbasis baterai mendorong para produsen untuk meningkatkan volume produksi secara masif. Namun, lonjakan produksi ini berdampak cukup serius terhadap harga jual, memicu persaingan harga yang semakin ketat.

    Menurut laporan Reuters, Thailand kini bersiap menghadapi “perang harga” akibat melimpahnya pasokan mobil listrik. Dalam beberapa waktu terakhir, banyak produsen memangkas harga jual demi menarik konsumen.

    Dalam laporan yang dirilis Jumat (31/1/25), disebutkan bahwa GAC memangkas harga AION Y Plus hingga 166.000 baht (sekitar Rp 80 jutaan). Bahkan, Great Wall Motor (GWM) menurunkan harga Ora Good Cat hingga 270.000 baht (sekitar Rp 130 jutaan).

    Gelontoran diskon yang diberikan oleh pabrikan China membuat harga jual mobilnya menjadi tidak stabil. Hal ini memicu keluhan dari pembeli, bahkan tak sedikit konsumen yang melaporkan praktik ini kepada Dewan Perlindungan Konsumen di Thailand.

    BYD sudah pernah diinvestigasi oleh pemerintah Thailand lantaran memberikan diskon hingga 340 ribu baht (sekitar Rp 164 jutaan). Namun penyelidikan tersebut sudah selesai dan BYD dibebaskan dari tuduhan pelanggaran.

    Analis senior dari Bank Siam Commercial (SCB), Tita Phekanonth, menyebutkan bahwa persaingan harga antara mobil listrik dan mobil konvensional akan berlangsung lama dan bisa memaksa harga mobil internal combustion atau berbahan bakar fosil ikut turun.

    “Perang harga ini bisa sangat panjang, agresif, dan semakin meluas,” ujar Tita kepada Reuters.

    Untuk meredam dampak negatif dari perang harga yang berpotensi mengguncang industri otomotif, Board of Investment (BOI) Thailand mengambil langkah strategis. Salah satunya adalah mendorong ekspor mobil listrik buatan Thailand guna mengurangi kelebihan pasokan di pasar domestik.

    Selain itu, pemerintah Thailand juga memberikan perhatian lebih pada mobil hybrid. Sejumlah anggaran dan program insentif disiapkan agar mobil hybrid bisa menjadi alternatif, sekaligus membantu menstabilkan persaingan harga di pasar otomotif.

    (mhg/rgr)

  • Kesalahan Kurs Nilai Tukar Rupiah di Google Timbulkan Dampak Luas

    Kesalahan Kurs Nilai Tukar Rupiah di Google Timbulkan Dampak Luas

    JAKARTA – Kesalahan yang terjadi pada kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditampilkan di Google bukan sekadar masalah teknis, melainkan menimbulkan dampak yang lebih luas, demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha.  

    Perbaikan terhadap informasi yang salah tersebut, menurutnya, berlangsung sangat lambat. Banyak warga yang kebingungan dan bertanya-tanya berapa nilai tukar 1 dolar AS terhadap rupiah setelah kurs yang tercatat pada Sabtu kemarin menunjukkan angka yang sangat jauh dari kenyataan.

    Pada saat itu, kurs yang seharusnya mencapai Rp 16.312 per dolar AS, justru tercatat hanya Rp 8.000-an per dolar AS di Google.  

    Pratama menekankan bahwa dalam ekosistem digital global saat ini, Google telah menjadi acuan utama bagi banyak orang dalam mencari informasi, termasuk kurs mata uang.  

    “Ketika data yang ditampilkan tidak akurat dan tidak segera dikoreksi, hal ini dapat menimbulkan kebingungan, keresahan, bahkan kegaduhan di tengah masyarakat,” ujar Pratama.  

    Ketergantungan publik terhadap Google sebagai sumber informasi, lanjutnya, membuat kesalahan dalam menampilkan nilai tukar menjadi lebih dari sekadar kesalahan biasa. Banyak individu, pelaku bisnis, dan investor yang mengandalkan Google untuk membuat keputusan ekonomi penting.  

    Jika informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan, hal ini berpotensi menimbulkan dampak finansial yang merugikan, baik dalam skala kecil maupun besar.

    Misalnya, seorang pengusaha yang mengandalkan nilai tukar untuk menentukan harga jual produk ekspor bisa saja mengambil keputusan yang salah akibat data yang tidak akurat. Begitu pula dengan wisatawan atau pekerja migran yang berencana menukar uang mereka.  

    Pratama menambahkan, Google seharusnya lebih bertanggung jawab atas informasi yang disebarkan, terutama yang berkaitan dengan data ekonomi yang sensitif.

    Meskipun Google bukan penyedia data finansial primer dan hanya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, sebagai penyedia layanan besar, perusahaan ini memiliki kewajiban untuk memastikan akurasi informasi yang ditampilkan dan segera memperbaiki kesalahan yang terdeteksi.  

    “Jika kesalahan telah terdeteksi dan dilaporkan oleh banyak pengguna, namun tidak segera diperbaiki, hal ini dapat dianggap sebagai kelalaian yang berpotensi merugikan masyarakat,” pungkasnya.

  • Investasi Manufaktur Tembus Rp 721 Triliun di 2024, Menperin Bongkar Rahasianya – Page 3

    Investasi Manufaktur Tembus Rp 721 Triliun di 2024, Menperin Bongkar Rahasianya – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan, investasi Apple di Indonesia tidak dilakukan langsung oleh induk perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut, melainkan lewat pihak vendor. 

    Model investasi melalui vendor juga turut dilakukan Apple di negara-negara lain. Untuk di Indonesia, perusahaan memakai vendor untuk membangun pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau.  

    “Saya musti koreksi ya, yang investasi itu bukan Apple, tapi vendor-nya Apple. Karena itu yang mereka lakukan, baik di India, Vietnam, Malaysia, bukan Apple-nya,” jelas Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

    “Contohnya, ini handphone Apple. Satu handphone ada 320 vendor. Di Thailand, di Malaysia, Vietnam, vendor-nya lebih dari 35, ada yang hampir 40 vendor-nya. Di kita, itu baru hanya ada satu,” dia menambahkan. 

    Meskipun baru satu vendor, Rosan meyakini investasi Apple di Tanah Air bakal turut mendongkrak neraca perdagangan Indonesia. Lantaran 65 persen dari hasil produksi vendor tersebut akan berorientasi ekspor, dan berkontribusi pada nilai ekspor Indonesia. 

    Dalam hal ini, dia menjelaskan investasi Apple USD 200 juta untuk pembuatan pabrik AirTag di Batam. Adapun nilai total investasi yang diajukan Apple sebesar USD 1 miliar, merujuk pada pendapatan dari hasil penjualan. 

    “Memang investasi Apple itu tuh adalah mereka one billion (USD) in term of revenue-nya mereka sebagai offtaker,” kata Rosan. 

    “Jadi ini untuk ekspor kita juga akan meningkat. Dan ini akan terus meningkat dari USD 1 billion ke USD 2 billion, sampai dengan USD 10 billion dalam waktu yang nanti tidak lama,” ia menambahkan.