Topik: ekspor

  • DKI kemarin, inflasi Jakarta hingga keracunan menu MBG

    DKI kemarin, inflasi Jakarta hingga keracunan menu MBG

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta terjadi pada Senin (3/11) yang masih layak untuk disimak hari ini, mulai dari inflasi Jakarta hingga keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta Barat.

    Berikut ulasan selengkapnya:

    1. Inflasi Jakarta Oktober 2025 capai 0,31 persen

    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi bulanan Jakarta pada Oktober 2025 sebesar 0,31 persen atau lebih besar dibandingkan inflasi secara nasional sebesar 0,28 persen.

    Baca di sini

    2. Pemkot Jaktim dorong transisi energi bersih lewat SPKLU dan EV

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) terus memperkuat komitmen dalam mendukung transisi energi bersih menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060 lewat pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle).

    Baca di sini

    3. BPS DKI: Barang modal sumbang peningkatan tertinggi impor Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat barang modal menjadi penyumbang peningkatan tertinggi total impor Jakarta selama Januari-September 2025, yakni sebesar 2,34 miliar dolar AS atau meningkat 17,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Baca di sini

    4. Ekspor Jakarta hingga September 2025 capai 12,8 miliar dolar AS

    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat nilai ekspor Jakarta pada Januari-September 2025 mencapai 12,8 miliar dolar AS, atau naik 33,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Baca di sini

    5. Siswa diduga keracunan MBG, SDN di Jakbar setop program 10 hari

    SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama 10 hari, imbas insiden 20 siswa dilarikan ke rumah sakit setelah menyantap menu MBG.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Purbaya Tak Was-was Dunia Kacau: Kita Dagang Untung Terus

    Purbaya Tak Was-was Dunia Kacau: Kita Dagang Untung Terus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tak khawatir berbagai tekanan ekonomi global yang terjadi saat ini mengganggu aktivitas ekspor Indonesia. Mulai dari perlambatan ekonomi global, perang tarif dagang, hingga konflik geopolitik yang terus terjadi di dunia.

    Purbaya mengatakan, sepanjang tahun ini, ekspor Indonesia bahkan masih terus mengalami pertumbuhan di tengah berbagai faktor yang memicu ketidakpatian ekonomi global itu. Menyebabkan neraca perdagangan konsisten dalam posisi yang surplus.

    “Kalau kita lihat, export kita year to date tumbuhnya 45% lebih dibanding tahun lalu. Surplusnya tumbuhnya 50%. Artinya kita untung banyak,” kata Purbaya saat rapat kerja di Komite IV DPD, dikutip Selasa (4/11/2025).

    “Kalau keadaan begitu, yasudah kita bandel aja supaya globalnya uncertain terus, karena berarti kita dagangnya untung,” ucap Purbaya.

    Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik kemarin memang masih mencatat pertumbuhan kinerja ekspor Indonesia per September 2025. Pada bulan itu, ekspor tumbuh 11,41% (yoy/year on year) menjadi US$24,68 miliar.

    Peningkatan ekspor secara tahunan dipicu oleh ekspor nonmigas yang naik 12,79% (yoy) pada September 2025. Adapun, komoditas yang meningkat utamanya adalah emas dan permata yang naik 5,66% (yoy).

    Masih moncernya kinerja ekspor itu membuat neraca perdagangan pada bulan September 2025 mengalami surplus sebesar US$ 4,34 miliar. Ini adalah surplus Indonesia dalam 65 bulan beruntun.

    Surplus yang terus berlanjut hingga September 2025 ini disebabkan oleh kinerja ekspor yang masih lebih tinggi dari impor, yakni US$ 24,68 miliar, dibandingkan US$ 20,34 miliar.

    Terus tumbuhnya kinerja ekspor ini pun menjadi salah satu penyebab Bank Indonesia meramal ekonomi Indonesia akan terus mengalami perbaikan pada periode sisa tahun ini.

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 akan melaju lebih tinggi dibanding kuartal II-2025 yang sebesar 5,12% secara tahunan atau year on year (yoy).
    Perry menuturkan, laju pertumbuhan kuartal III-2025 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Oktober 2025 masih akan ditopang oleh kinerja moncer ekspor.

    “Jadi dengan tren kuartal III akan lebih tinggi dari kuartal II, dan kuartal IV lebih tinggi dari kuartal III,” kata Perry dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (3/11/2025).

    Perry mengatakan, untuk kuartal IV-2025 pun, laju pertumbuhan juga masih akan lebih tinggi dari catatan kuartal III-2025 nanti.

    Proyeksi ini membuat Perry percaya diri memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan berada di titik atas dari rentang perkiraan BI 4,7% sampai dengan 5,5%.

    “Terutama didorong oleh kinerja ekspor yang masih sangat bagus dan juga berbagai kebijakan-kebijakan untuk mendorong kredit dan pembiayaan,” paparnya.

    “Serta beberapa implementasi proyek prioritas pemerintah, ketahanan pangan, energi, serta paket kebijakan ekonomi, termasuk bansos yang akan disalurkan kuartal IV ini,” tegas Perry.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geram Purbaya Sering Ditakut-takuti Soal AS-China: Kita Jadi Susah!

    Geram Purbaya Sering Ditakut-takuti Soal AS-China: Kita Jadi Susah!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menganggap pelemahan ekonomi negara-negara dengan kapasitas ekonomi besar, seperti Amerika Serikat dan China, tak akan banyak memberi efek tekanan ke ekonomi Indonesia.

    Ia menjelaskan, kondisi ini disebabkan sebagian besar aktivitas ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan domestik, setara 90% tanpa mempertimbangkan ekspor. Sisanya, atau sekitar 10% berasal dari efek aktivitas ekonomi global, termasuk negara-negara seperti AS dan China.

    “Sehingga walaupun global gonjang-ganjing, kita enggak peduli, kekuatan domestic demand kita sekitar 90%, global hanya sekitar 10%,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komite IV DPD, dikutip Selasa (4/11/2025).

    “Kalau ekspor mungkin 20% lah. Let’s say 20%, kita masih 80% menguasai arah ekonomi kita,” tegasnya.

    Oleh sebab itu, Purbaya menekankan, ketika ada pihak-pihak yang menyatakan ekonomi Indonesia akan banyak tertekan tatkala ekonomi AS melemah dari kisaran 3% ke 2%, mereka sebatas menakut-nakuti sentimen pelaku ekonomi di dalam neger.

    “Jadi ketika mereka bilang global ekonomi menjadi ancaman, saya agak bingung sebetulnya, harusnya enggak. Dia nakut-nakutin global ancur, kita jadi susah,” tegas Purbaya.

    Demikian juga dengan China. Purbaya menegaskan, meski ekonomi China terus mengalami perlambatan dari satu dekade terakhir di level kisaran 7% hingga saat menjadi kisaran 5% tak akan serta merta membuat ekonominya hancur dan mempengaruhi aktivitas ekonomi Indonesia.

    Menurut Purbaya, ini karena China merupakan negara yang memiliki ideologi komunis, yakni seluruh instrumen ekonomi dikendalikan negara, mulai dari instrumen fiskal untuk memberikan stimulus, devisa, hingga moneter atau kebijakan suku bunga acuan.

    “Jadi gampang aja dia kalau mau kasih stimulus ke perekonomian. Ini indikasinya kan jelas, mereka cukup pandai, dan saya termasuk enggak percaya China akan jatuh dalam waktu dekat,” tegas Purbaya.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geram Purbaya Sering Ditakut-takuti Soal AS-China: Kita Jadi Susah!

    Geram Purbaya Sering Ditakut-takuti Soal AS-China: Kita Jadi Susah!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menganggap pelemahan ekonomi negara-negara dengan kapasitas ekonomi besar, seperti Amerika Serikat dan China, tak akan banyak memberi efek tekanan ke ekonomi Indonesia.

    Ia menjelaskan, kondisi ini disebabkan sebagian besar aktivitas ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan domestik, setara 90% tanpa mempertimbangkan ekspor. Sisanya, atau sekitar 10% berasal dari efek aktivitas ekonomi global, termasuk negara-negara seperti AS dan China.

    “Sehingga walaupun global gonjang-ganjing, kita enggak peduli, kekuatan domestic demand kita sekitar 90%, global hanya sekitar 10%,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komite IV DPD, dikutip Selasa (4/11/2025).

    “Kalau ekspor mungkin 20% lah. Let’s say 20%, kita masih 80% menguasai arah ekonomi kita,” tegasnya.

    Oleh sebab itu, Purbaya menekankan, ketika ada pihak-pihak yang menyatakan ekonomi Indonesia akan banyak tertekan tatkala ekonomi AS melemah dari kisaran 3% ke 2%, mereka sebatas menakut-nakuti sentimen pelaku ekonomi di dalam neger.

    “Jadi ketika mereka bilang global ekonomi menjadi ancaman, saya agak bingung sebetulnya, harusnya enggak. Dia nakut-nakutin global ancur, kita jadi susah,” tegas Purbaya.

    Demikian juga dengan China. Purbaya menegaskan, meski ekonomi China terus mengalami perlambatan dari satu dekade terakhir di level kisaran 7% hingga saat menjadi kisaran 5% tak akan serta merta membuat ekonominya hancur dan mempengaruhi aktivitas ekonomi Indonesia.

    Menurut Purbaya, ini karena China merupakan negara yang memiliki ideologi komunis, yakni seluruh instrumen ekonomi dikendalikan negara, mulai dari instrumen fiskal untuk memberikan stimulus, devisa, hingga moneter atau kebijakan suku bunga acuan.

    “Jadi gampang aja dia kalau mau kasih stimulus ke perekonomian. Ini indikasinya kan jelas, mereka cukup pandai, dan saya termasuk enggak percaya China akan jatuh dalam waktu dekat,” tegas Purbaya.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menkeu Purbaya dan Gubernur BI Kompak Prediksi Ekonomi 2025 RI Tumbuh di Atas 5%

    Menkeu Purbaya dan Gubernur BI Kompak Prediksi Ekonomi 2025 RI Tumbuh di Atas 5%

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada 2025. 

    Pada konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (3/11/2025), Purbaya menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 sebesar 5,2% YoY. Perkiraan itu sejalan dengan target pemerintah. 

    “Kalau proyeksi akhir tahun saya sama dengan Pak Gubernur BI, enggak beda-beda amat. Cuma taruhan saya adalah kuartal IV/2025 kami harapkan pertumbuhan ekonominya bisa di atas 5,5%,” ujarnya di kantor BI, Jakarta, Senin (3/11/2025). 

    Optimisme Purbaya itu, terangnya, dengan adanya injeksi terhadap likuiditas perekonomian senilai Rp200 triliun dari kas pemerintah. Selain itu, dengan adanya stimulus ekonomi kuartal IV/2025 yang meliputi program magang, pembebasan PPh karyawan di sejumlah sektor, hingga BLT. 

    “Harusnya sih kita bisa di atas 5,5%. Untuk saya penting karena kualitas 5,5%, katanya Presiden mau kasih hadiah tuh,” tuturnya.

    Adapun Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan bahwa bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2025 dan kuartal IV/2025 akan lebih tinggi pada kuartal II/2025. Sebelumnya, pada tiga bulan kedua 2025 itu ekonomi tumbuh 5,12% (yoy). 

    Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi akhir 2025 masih akan didorong oleh kinerja ekspor serta berbagai kebijakan otoritas fiskal-moneter yang mendorong pembiayaan proyek prioritas pemerintah. 

    Gubernur BI dua periode itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 berada di atas titik tengah 4,7% sampai dengan 5,5%. 

    “Kisaran Bank Indonesia [pertumbuhan ekonomi] 4,7% sampai dengan 5,5% untuk keseluruhan tahun 2025. Kami perkirakan akan sedikit lebih tinggi di atas titik tengahnya. Jadi kawan-kawan bisa menghitunglah seperti itu,” tutur Perry pada kesempatan yang sama. 

  • Ekonomi Dipengaruhi 80 Persen Pasar Domestik, Menkeu Purbaya Tak Peduli Gonjang Ganjing Ekonomi Global

    Ekonomi Dipengaruhi 80 Persen Pasar Domestik, Menkeu Purbaya Tak Peduli Gonjang Ganjing Ekonomi Global

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan kekuatan permintaan (demand) domestik tetap menjadi kunci perekonomian nasional.

    Dia menegaskan, kekuatan domestik demand Indonesia berada sekitar 90 persen, sedangkan global hanya pengaruhnya sekitar 10 persen.

    “Kalau ekspor mungkin 20 persen. Let’s say 20 persen, jadi kita masih 80 persen menguasai arah ekonomi kita,” ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin (3/11).

    Menurut Purbaya, jika melihat perekonomian global, maka sering mendengar ekonomi global hancur dari beberapa tahun yang lalu.

    Semua pihak merasa ketakutan dibayang-bayangi kehancuran ekonomi global, namun ketidakpastian global selalu ada.

    “Setiap tahun ketidakpastian dunia selalu datang dari sisi mana pun,” katanya.

    Purbaya menuturkan selama 25 tahun dirinya sebagai ekonom dirinya selalu menghadapi hal itu. Akhirnya dia menyimpulkan ketidakpastian global ini selalu terjadi.

    “Jadi yang paling pintar, yang paling bagus bagi saya adalah menentukan kebijakan dalam negeri yang baik. Walaupun ekonomi global gonjang ganjing, kami tidak peduli,” kata Purbaya.

    Kebijakan ekonomi di dalam negeri ada di tangan Indonesia sendiri, karena 80 persen dipengaruhi pasar domestik.

    Purbaya mengatakan bahwa situasi perekonomian global ternyata tidak sejelek yang diperkirakan banyak orang.

    “Bank Dunia (World Bank) proyeksi pertumbuhan global pada tahun 2025 masih tumbuh 2,3 persen, dan tahun depan diproyeksikan akan lebih baik 2,4 persen. Kemudian, likuiditas di pasar global juga lebih longgar,” ungkapnya. (fajar)

  • Canva Luncurkan Sistem Operasi Kreatif Berbasis AI, Ini Deretan Fitur Barunya

    Canva Luncurkan Sistem Operasi Kreatif Berbasis AI, Ini Deretan Fitur Barunya

    Liputan6.com, Jakarta – Canva baru saja meluncurkan Sistem Operasi Kreatif (Creative Operating System), pembaruan terbesar yang pernah diluncurkan perusahaan sejak berdiri.

    Lewat update Canva ini, perusahaan menggabungkan teknologi AI, aplikasi visual, dan alat pemasaran dalam satu platform.

    Perusahaan menjelaskan, pembaruan ini menandai babak baru Canva dalam membantu pengguna baik itu secara individu hingga bisnis dalam membuat konten visual dengan lebih cepat, cerdas, dan terhubung.

    “Seiring dengan makin mudahnya pengetahuan dijangkau, kami percaya kita tengah bertransisi dari era informasi ke era imajinasi, di mana kreativitas menjadi ujung tombak,” tulis Melanie Perkins, CEO dan Mitra Pendiri Canva, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Senin (3/11/2025).

    Ia menambahkan, “kami tidak sabar melihat bagaimana produk-produk baru Canva ini akan digunakan untuk mewujudkan imajinasi dari para pengguna saat berkreasi.”

    Fitur Baru di Canva

    Perusahaan menjelaskan, sejumlah fitur baru di Creative Operating System bisa langsung dinikmati oleh pengguna di seluruh dunia, seperti:

    1. Model Desain Canva

    AI desain pertama di dunia mampu memahami struktur, logika, dan elemen desain. Pengguna bisa menghasilkan tata letak visual dalam hitungan detik tanpa perlu penyesuaian manual lagi.

    2. AI di Tempat Anda Bekerja

    Teknologi AI kini hadir dan bisa langsung dipakai di editor Canva. Cukup ketik ide, elemen, atau efek yang diinginkan, dan sistem kecerdasan buatan akan mewujudkannya di atas kanvas.

    3. Tanya @Canva

    Lagi tidak ada ide saat bekerja di Canva? Langsung tanya @Canva untuk mendapatkan saran desain, menulis teks iklan, atau melakukan edit secara otomatis.

     4. Video 2.0 dan Desain Email

    Menu editor video kini dirancang ulang agar proses edit bisa dilakukan lebih cepat dan mudah. Pengguna juga bisa mendesain email profesional dan langsung ekspor ke platform pilihan.

    5. Formulir dan Canva Sheets

    Fitur baru untuk membuat formulir interaktif dan menghubungkannya langsung ke Canva Sheets, di mana data-data akan secara otomatis tersinkron dan bisa digunakan untuk analis visual secara mudah.

     

  • Intip Kondisi Keuangan Pabrik Ban Michelin (MASA) usai PHK Massal

    Intip Kondisi Keuangan Pabrik Ban Michelin (MASA) usai PHK Massal

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen ban Michelin, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) tengah dilanda pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sekitar 280 karyawannya.

    Corporate Communication Manager Michelin Indonesia Monika Rensina mengatakan, langkah efisiensi ini ditempuh perusahaan untuk menyesuaikan kapasitas produksi dan tenaga kerja agar tetap selaras dengan tujuan strategis perusahaan, serta menjawab dinamika permintaan pasar yang terus berkembang. 

    “Kami memahami bahwa situasi ini tidak mudah, namun keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang. Penyesuaian ini merupakan langkah penting untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan jangka panjang organisasi,” ujar Monika kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025) pekan lalu.

    Menilik laporan keuangan terakhir, Multistrada (MASA) membukukan penjualan bersih sebesar US$212,24 juta per 30 Juni 2025, atau sekitar Rp3,39 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).

    Kendati demikian, penjualan bersih itu turun 3,22% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2024 senilai US$219,31 juta.

    Secara terperinci, penjualan ekspor masih jadi penopang utama kinerja MASA, yakni sebesar US$187,62 juta. Beberapa negara tujuan ekspor meliputi Timur Tengah, Eropa, Australia, Afrika, Asia dan Amerika. Sementara itu, penjualan lokal berkontribusi sebesar US$24,62 juta.

    Dari sisi beban pokok, tercatat sebanyak US$126,7 juta pada 6 bulan 2025, atau turun 1,74% yoy. Sementara laba bruto terpangkas 5,34% menjadi US$85,53 juta.

    Setelah dikurangi beban dan biaya-biaya lainnya, laba bersih MASA tercatat sebesar US$22,28 juta per Juni 2025, atau naik tipis 1,44% dari periode sama tahun lalu sebesar US$21,96 juta.

    Terkait PHK massal, Michelin Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperlakukan seluruh karyawan dengan penuh rasa hormat dan empati sesuai nilai-nilai perusahaan. Perseroan juga memastikan pemberian kompensasi yang layak bagi pekerja yang terdampak.

    “Kami juga berupaya mendukung rekan-rekan yang terdampak melalui pemberian paket kompensasi yang kompetitif, pendampingan karier, serta akses terhadap berbagai sumber daya untuk membantu mereka dalam menjalani langkah berikutnya,” pungkas Monika.

    Adapun, di tengah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) mengambil langkah strategis dengan menarik sahamnya dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

    BEI resmi menghapus pencatatan saham MASA dari papan Pengembangan per Kamis (30/10/2025), setelah seluruh ketentuan dan prosedur sesuai Peraturan Pencatatan No. I-N tentang Delisting dan Relisting terpenuhi.

    Langkah ini dilakukan setelah BEI menerima surat permohonan delisting dan suspensi efek dari perusahaan pada 25 Juli 2024. Adapun perdagangan saham MASA telah dihentikan sementara sejak 26 Juli 2024.

    “Dengan penghapusan pencatatan ini, status perseroan sebagai emiten di BEI resmi dicabut, dan perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat,” tulis manajemen BEI dalam keterangan resmi.

  • Fakta-fakta Dugaan Korupsi Ekspor Limbah CPO yang Seret Bea Cukai

    Fakta-fakta Dugaan Korupsi Ekspor Limbah CPO yang Seret Bea Cukai

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan kembali menjadi sorotan usai Kejaksaan Agung (Kejagung)  mengusut kasus dugaan korupsi terkait ekspor Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah CPO pada 2022.

    Penyidik Direktorat Jampidsus Kejagung RI telah mengendus dugaan praktik rasuah terkait dengan ekspor POME di Ditjen Bea Cukai pada periode 2022.

    Informasi yang dihimpun Bisnis, penyidikan kasus ini bermula dari data ekspor POME yang nilainya justru lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor crude palm oil atau CPO pada tahun tersebut. 

    Kejanggalan lainnya, yakni POME adalah limbah cair kelapa sawit. Limbah ini bisa berfungsi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau gas metana dan mengubah biogas menjadi energi listrik. 

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui sudah ada pihak yang diperiksa oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi ekspor limbah pengolahan minyak sawit atau POME

    Purbaya menyebut bahwa kasus dugaan korupsi itu terjadi sebelum dirinya menjabat menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Dia mengakui sudah ada pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu). 

    “Biar saja orang lab yang diperiksa katanya ya, biarkan saja seperti apa,” kata Purbaya kepada wartawan saat ditemui di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (24/10/2025). 

    Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Anang Supriatna menyatakan telah menggeledah lima tempat terkait dengan dugaan korupsi ekspor POME Bea Cukai pada 2022.

    Berikut Fakta-fakta Dugaan Korupsi Ekspor Limbah CPO di Bea Cukai 

    1. Kejagung Geledah 5 Tempat di Bea Cukai

    Kapuspenkum Kejagung RI Anang Supriatna menyatakan pihaknya telah menggeledah lebih dari lima lokasi terkait dengan perkara ini. Satu dari lokasi yang digeledah adalah kantor pusat Bea Cukai di Jakarta. 

    Selain itu, rumah pejabat Bea Cukai juga telah digeledah dalam perkara ini. Lokasi penggeledahan itu tak hanya dilakukan di Jakarta, sebab penyidik Jampidsus juga telah melakukan geledah di luar Jakarta. 

    Hanya saja, Anang tidak menjelaskan secara jelas pihak-pihak yang digeledah itu, termasuk duduk perkara kasusnya. Namun demikian, Anang menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan upaya hukum seperti pemanggilan saksi dalam perkara ekspor limbah CPO ini.

    “Saksi sudah diperiksa, penggeledahan sudah, pokoknya ketika melakukan upaya paksa dan salah satunya penggeledahan langkah hukum ini pastinya saksi-saksi sudah ada yang diperiksa, sudah pasti itu,” ujar Anang di Kejagung, Selasa (28/10/2025).

    2. Pernyataan Menkeu Purbaya 

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal anak buahnya di Ditjen Bea Cukai yang diperiksa penyidik Kejagung terkait kasus dugaan korupsi ekspor POME periode 2022.

    Meski demikian, Purbaya enggan merinci lebih lanjut terkait proses hukum yang saat ini bergulir. Dia menyerahkan proses hukum agar ditindaklanjuti oleh Kejagung. 

    “Saya enggak tahu biar prosesnya berjalan,” terang mantan Deputi Kemenko Kemaritiman dan Investasi itu. 

    Sebelumnya, Menkeu yang belum genap dua bulan menjabat itu mengakui adanya penggeledahan Kejagung terkait terhadap Bea Cukai. Dia tidak memerinci lebih lanjut penggeledahan itu, namun dia menyebut kedua lembaga memiliki kerja sama antarinstitusi termasuk penegakan hukum.  

    “Kita memang ada kerja sama dengan Kejagung kan. Dalam pengertian begini, Kejagung pernah bertanya kalau ada yang salah di Bea Cukai bakal dilindungi apa enggak? Saya bilang enggak. Kalau salah, salah aja. Ini mungkin salah satu implementasi kerja sama itu,” terangnya kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    3. Klasifikasi Ekspor Turunan CPO

    Jika merujuk kepada Peraturan Menteri Perindustrian atau Permenperin No.32/2024 tentang Klasifikasi Komoditas Turunan Kelapa Sawit, eksportasi POME bisa dilacak dalam dua kode harmonized system atau kode HS yakni 23066090 dan 23069090. 

    Kode HS dengan pos tarif 23066090 diperuntukan untuk POME yang berkadar asam lemak bebas atau ALB 10% – 20%. Sementara untuk kode HS dengan pos tarif 23069090 digunakan untuk POME dengan kadar air dan impurities sebesar 0,5%.

    Sayangnya, pihak Kejagung belum mau memaparkan mengenai detail perkara yang disidiknya saat ini. Mereka hanya memastikan telah memeriksa sejumlah pihak untuk menyibak misteri di balik kasus korupsi eksportasi POME.  

    4. Nilai Ekspor Limbah CPO pada 2022

    Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor limbah CPO di Indonesia itu mencapai US$1.760.024.935 atau US$1,7 miliar pada 2022.

    Nilai itu diperoleh dari dua pos tarif POME yang diklasifikasikan berdasarkan parameter. Misalkan kode HS 23066090 dengan parameter kadar ALB memiliki nilai ekspor US$651 juta dan bobot sekitar 3 juta ton.

    Sementara itu, limbah CPO dengan parameter kadar air dan impurities memiliki kode HS 23069090. Limbah CPO dengan parameter ini memiliki nilai ekspor US$1,1 miliar dengan volume 1,2 juta ton.

    Dalam hal ini, Bisnis telah mencoba menghubungi terkait dengan data tersebut kepada Kapuspenkum Kejagung RI Anang Supriatna. Namun, hingga berita ini dipublikasikan, Kejagung belum memberikan tanggapan.

  • Penjualan Semen Turun 2,4% hingga Kuartal III/2025, Stok Menggunung

    Penjualan Semen Turun 2,4% hingga Kuartal III/2025, Stok Menggunung

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia (ASI) kondisi oversupply atau kelebihan pasokan semen nasional masih terjadi di tengah penjualan yang turun 2,4% year-on-year (yoy) hingga kuartal III/2025. 

    Ketua Umum ASI Lilik Unggul Raharjo mengatakan penyebab utama penurunan penjualan masih terjadi dalam sepanjang tahun ini lantaran kondisi ekonomi dan daya beli yang lesu, serta anggaran untuk proyek infrastruktur pemerintah yang dipangkas. 

    “Kita tahu karena kan pemerintah mengalihkan prioritas dari infrastruktur ke program sosial seperti MBG dan sebagainya,” tutur Lilik saat ditemui Bisnis di Kantor ASI, dikutip pada Minggu (2/11/2025).

    Adapun, penjualan semen domestik pada Januari-September 2025 mencapai 45,68 juta ton atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 46,9 juta ton. 

    Dari sisi produksi, kinerja juga mengalami penurunan 5,9% yoy. Sementara itu, kapasitas produksi sekitar 119,9 juta ton, dengan utilisasi sekitar 56,5%. Kendati demikian, kondisi oversupply masih terjadi di sejumlah wilayah.

    Padahal, moratorium pendirian pabrik baru telah berlaku sejak 2018 lalu, meskipun efektif hanya melalui sistem OSS tanpa payung hukum. 

    “Jadi, kalau mau membangun pabrik baru, tidak bisa apply lewat OSS, kecuali untuk daerah Papua, Papua Barat, dan Maluku. Itu sampai sekarang masih berlaku,” jelasnya. 

    Lilik menerangkan beberapa wilayah yang mengalami pasokan berlebih tak diserap pasar seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi yang penjualannya turun dikisaran 2% yoy. 

    Menurut dia, proyek IKN juga tak banyak memberikan andil besar karena hanya membutuhkan 1 juta ton kantong semen per tahun. Di sisi lain, program 3 juta rumah pun dinilai belum optimal memberikan gairah penjualan. 

    Dengan kondisi oversupply tersebut, Lilik tak menampik adanya perang harga. Namun, dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah memberikan peringatan untuk tidak menjual terlalu rendah sampai mematikan harga pasar. 

    “Sekarang disparitasnya tidak setinggi dulu, hanya sekitar seribu rupiah per kantong. Jadi persaingan harga masih ada, tapi tidak separah dulu sebelum KPPU turun tangan,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, dia menyebut pasar ekspor di kawasan regional pun mengalami kondisi oversupply serupa. Ekspor masih menjadi opsi untuk menggenjot kinerja penjualan, meskipun margin pendapatan kecil. 

    Saat ini, Indonesia sulit bersaing dengan yang bisa menjual lebih murah karena biaya listriknya disubsidi pemerintah. Alhasil, persaingan di pasar ekspor Asia juga sangat ketat.