Topik: ekspor

  • Efisiensi Anggaran Demi MBG: Tak Berdampak Besar ke Masyarakat, Hanya Hilangkan Pendapatan Pedagang – Halaman all

    Efisiensi Anggaran Demi MBG: Tak Berdampak Besar ke Masyarakat, Hanya Hilangkan Pendapatan Pedagang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pemerintah dinilai seharusnya memastikan efisiensi anggaran diarahkan pada belanja yang berkualitas dan memberikan dampak maksimal bagi perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

    Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menghabiskan Rp71 triliun dan direncanakan bertambah Rp100 triliun pada 2025, tidak dapat dikategorikan sebagai belanja berkualitas karena memiliki dampak ekonomi yang minim serta berpotensi menimbulkan efek samping negatif. 

    “Program MBG tidak memberikan dampak signifikan dalam penciptaan lapangan pekerjaan maupun peningkatan daya beli masyarakat,” kata Achmad kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Menurutnya, sebaliknya, kebijakan ini justru dapat menutup sumber pendapatan bagi para pedagang kantin sekolah yang selama ini bergantung pada aktivitas jual beli di lingkungan pendidikan. 

    Dengan hilangnya pasar mereka, kata Achmad, terjadi penurunan daya beli dan perputaran ekonomi lokal yang seharusnya menjadi prioritas dalam pengelolaan anggaran negara.

    Ia menyampaikan, salah satu indikator belanja berkualitas adalah adanya efek domino yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 

    “Program MBG, yang diselenggarakan dengan skema sentralisasi, malah membatasi ruang bagi usaha kecil dan menengah untuk berkembang,” ujarnya.

    “Alokasi dana sebesar itu seharusnya diarahkan ke sektor yang lebih produktif, seperti penciptaan lapangan pekerjaan, investasi dalam industri berbasis ekspor, dan peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM. Dengan demikian, dampak ekonominya akan jauh lebih luas dan berkelanjutan,” sambung Achmad.

    Selain itu, Achmad menyampaikan, pemerintah harus memperhitungkan kondisi fiskal yang semakin terbatas akibat akumulasi utang dari pemerintahan sebelumnya. 

    Per November 2024, total utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp8.680,13 triliun, dengan rasio utang terhadap PDB hampir 40 persen. 

    Beban bunga utang pun terus meningkat, di mana pada Semester I 2024, pemerintah telah membayar bunga utang sebesar Rp239,96 triliun atau 48,3?ri pagu APBN 2024. 

    Untuk tahun 2025, rencana pembayaran bunga utang bahkan mencapai Rp552,9 triliun, meningkat 10,8?ri outlook 2024 yang sebesar Rp499 triliun. 

    “Dengan angka-angka ini, semakin jelas bahwa efisiensi anggaran harus diarahkan pada belanja yang benar-benar memiliki dampak nyata bagi masyarakat,” tuturnya.

    “Dengan utang yang terus menumpuk, termasuk beban bunga yang semakin besar, efisiensi anggaran harus diprioritaskan pada proyek-proyek yang memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Achmad.

  • Belum Dapat Izin Ekspor Konsentrat, Freeport Turunkan Produksi Jadi 60%

    Belum Dapat Izin Ekspor Konsentrat, Freeport Turunkan Produksi Jadi 60%

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan PT Freeport Indonesia (PTFI) menurunkan produksi sebesar 40% imbas izin ekspor konsentrat tembaga yang belum diperpanjang.

    Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga Freeport telah berakhir pada 31 Desember 2024 lalu. Terhentinya ekspor ini membuat stok konsentrat tembaga menumpuk di gudang penyimpanan Amamapare, Mimika, Papua.

    Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan imbas hal tersebut, PTFI telah menurunkan produksi.

    “Sudah-sudah [menurunkan produksi menjadi] 60%,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/2/2025).

    Di satu sisi, Kementerian ESDM memberi sinyal untuk memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga kepada PTFI.

    Tri mengatakan pihaknya saat ini memang masih belum memberikan rekomendasi izin ekspor untuk PTFI. Namun, dia akan mendukung diberikannya izin ekspor tembaga PTFI.

    ““Mendukung [izin ekspor diperpanjang]. Mendukung tapi syarat dan ketentuan berlaku lah,” katanya.

    Dukungan dari Kementerian ESDM juga seiring dengan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya telah mendukung atas pemberian izin ekspor tembaga PTFI.

    Sebelumnya, konsentrat tembaga produksi PTFI menumpuk di gudang penyimpanan Amamapare, Mimika, Papua. Hal ini tak lepas dari kegiatan operasi smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur yang terganggu imbas kebakaran pada Oktober 2024 lalu.

    VP Corporate Communications Freeport Katri Krisnati mengatakan butut kejadian itu konstrtat tembaga tak bisa diolah di dalam negeri untuk sementara waktu.

    “Kami tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk melakukan penjualan konsentrat yang semestinya dimurnikan di smelter PTFI ke luar negeri sampai smelter PTFI beroperasi penuh 100%,” ujar Katri kepada Bisnis, Jumat (3/1/2025).

    Hal ini terus diupayakan untuk mempertahankan tingkat operasi produksi penambangan atau pengolahan serta kontribusi keuangan PTFI kepada negara.  

    Berdasarkan rencana perbaikan fasilitas yang terdampak, diperkirakan ramp-up operasi smelter Freeport dapat dimulai pada akhir semester I/2025.

    “Hal ini tentunya akan berdampak pada kapasitas penyimpanan konsentrat kami, baik di pelabuhan Amamapare maupun di smelter PTFI yang akan penuh dalam beberapa waktu ke depan,” ujarnya.

  • ESDM Tegaskan Kebakaran Smelter Freeport Tak Ada Unsur Kesengajaan!

    ESDM Tegaskan Kebakaran Smelter Freeport Tak Ada Unsur Kesengajaan!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa kebakaran fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur beberapa waktu lalu tidak ada unsur kesengajaan.

    Hal ini diketahui berdasarkan hasil investigasi yang sudah dikerjakan. “Hasilnya kahar. Nggak unsur kesengajaan. Kalau misalnya sengaja, asuransi dia nggak cair. Itu kan diasuransikan ya,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Dengan tuntasnya hasil investigasi itu, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga kepada PT Freeport Indonesia yang sudah berakhir sejak 31 Desember 2024 lalu.

    Namun, sampai saat ini Kementerian ESDM belum memberikan rekomendasi ekspor tersebut. Yang jelas, Tri bilang akan mendukung izin ekspor konsentrat tembaga PTFI. “Mendukung. Mendukung tapi syarat dan ketentuan berlaku lah,” tegas Tri.

    Kendati belum mendapatkan ekspor, stok pile konsentrat tembaga milik Freeport kata Tri dalam keadaan menumpuk. Makanya, kegiatan produksi dipertambangan Freeport diturunkan hingga 40%. “Kalau misalnya underground, dia kan kemarin sempat maintenance sampai produksinya turun 40%,” imbuh dia.

    Di lain sisi, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa keputusan mengenai relaksasi ekspor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama. Salah satunya yakni apakah kondisi yang terjadi dapat dikategorikan sebagai force majeure atau kondisi kahar.

    “Kita melihat yang pertama ini ada kondisi kahar nggak? Itu kan kondisi kahar itu harus ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Misalnya ini kecelakaan itu apakah ini dari pihak kepolisian itu menetapkan bahwa ini tidak ada kesengajaan atau ini dampak-dampak yang lain, motif-motif lain terhadap ini terhentinya kegiatan,” kata Yuliot ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/2/2025).

    Sementara itu, dari sisi operasional, pemerintah juga mengevaluasi agar penghentian ekspor konsentrat tidak berdampak pada kegiatan pertambangan PTFI. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan dampaknya terhadap penerimaan negara dan daerah.

    “Jadi Kementerian perekonomian sudah mengkoordinasikan, menugaskan Kementerian ESDM sama Kementerian Perdagangan untuk bagaimana melihat kondisi ini untuk dalam rangka dimungkinkan adanya pemberian proses ekspor dari konsentrat yang sudah disiapkan oleh PT Freeport Indonesia,” kata Yuliot.

    (pgr/pgr)

  • ESDM Sebut Freeport Pangkas Produksi Konsentrat 40% Imbas Gudang Membludak

    ESDM Sebut Freeport Pangkas Produksi Konsentrat 40% Imbas Gudang Membludak

    Jakarta

    Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menyampaikan PT Freeport Indonesia (PTFI) menurunkan kapasitas produksi konsentrat tembaga hingga 40% dari total kapasitas produksi yang ada.

    Tri menyampaikan penurunan produksi lantaran stockpile atau tempat penyimpanan konsentrat tembaga PTFI sudah penuh lantaran tidak bisa ekspor konsentrat tembaga.

    “Udah full. Kalau misalnya stockpile-nya (tempat penyimpanan) sudah penuh kan otomatis produksinya akan turun,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Tri menambahkan, penurunan kapasitas produksi konsentrat tembaga juga karena perbaikan tambang bawah tanah PTFI beberapa waktu lalu, sehingga kapasitas produksi saat ini hanya 60% dari total kapasitas. Saat ini, perbaikan tambang bawah tanah PTFI sudah selesai.

    “Kalau misalnya underground, dia kan kemarin sempat maintenance sampai produksinya turun 40%,” katanya.

    Sementara itu, Tri Winarno menyampaikan, investigasi terhadap kebakaran yang melanda smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur beberapa waktu lalu sudah rampung dan dinyatakan kebakaran tersebut tidak ada unsur kesengajaan.

    “Nggak ada unsur kesengajaan. kalau ada kesengajaan asuransi dia nggak cair. itu kan diasuransikan,” katanya.

    Dengan adanya hasil investigasi tersebut yang menyatakan kondisi kahar, Triwarno mengungkapkan pemerintah saat ini belum memberikan izin ekspor lantaran masih harus memenuhi syarat dan ketentuan.

    Akan tetapi ia tidak menjelaskan syarat dan ketentuannya. Di satu sisi, Tri Winarno mengatakan Kementerian ESDM mendukung ekspor konsentrat tembaga PTFI.

    “ESDM mendukung, tapi syarat dan ketentuan berlaku,” katanya.

    Di tempat yang sama, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menambahkan, pemerintah juga masih mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan, termasuk potensi hambatan produksi oleh PTFI yang dapat berdampak ke penerimaan negara dan daerah.

    “Jadi untuk Kemenko Perekonomian sudah mengkoordinasikan, menugaskan Kementerian ESDM sama Kementerian Perdagangan untuk bagaimana melihat kondisi ini, untuk dalam rangka dimungkinkan adanya pemberian proses ekspor dari konsentrat yang sudah disiapkan oleh PT Freeport,” katanya.

    Yuliot menepis kabar PFTI yang akan mengekspor konsentrat tembaga akhir bulan ini, karena perlu rapat kordinasi dan rapat terbatas terlebih dahulu dari berbagai kementerian.

    “Nggak, itu belum ada keputusan. Paling tidak itu ada rakor dan juga ada ratas untuk memutuskan kapan dibolehkan,” katanya.

    (ara/ara)

  • Polri Cari Pihak yang Bertanggungjawab dalam Kasus Korupsi LPEI – Page 3

    Polri Cari Pihak yang Bertanggungjawab dalam Kasus Korupsi LPEI – Page 3

    Tidak hanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pihak Polri juga kini tengah melakukan penyidikan terkait kasus dugaan korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam pemberian pembiayaan kepada PT Duta Sarana Tehnology (PT DST) dan PT Maxima Inti Finance (PT MIF) oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Tahun 2012-2016.

    “Penyidik telah melakukan gelar perkara Direktorat Tipidkor Bareskrim Polri, dengan kesimpulan telah ditemukan adanya peristiwa dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian pembiayaan kepada PT DST dan PT MIF oleh LPEI, yang diduga mengakibatkan kerugian keuangan negara pada tahun 2012-2016 dan dugaan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana korupsi tersebut,” ujar Wakakortastipikor Polri Brigjen Arief Adiharsa, Senin (3/2/2025).

    Menurut Arief, LPEI pada 2012-2014 telah melakukan permufakatan dengan PT DST, sehingga terjadi pemberian pembiayaan kepada PT DST dengan proses yang menyimpang dari pedoman atau prosedur pemberian kredit yang berlaku di LPEI.

    “Akibatnya, pekerjaan fiktif disetujui oleh pemutus kredit. Uang hasil pencairan digunakan bukan untuk kepentingan sesuai pengajuan dan keputusan kredit yang berakibat kredit macet sebesar Rp45.000.000.000 dan USD 4.125.000,” jelas dia.

    Selanjutnya, pihak direksi dan staf PT DST berupaya menyelesaikan kredit macet dengan skema novasi alias mencari debitur yang bisa melunasi utang. Akhirnya, disepakati PT MIF yang akan mengambil alih kredit PT DST dan akan membayar lunas kredit tersebut.

    “Dengan cara PT MIF menjadi debitur LPEI dan mendapatkan pembiayaan yang sebagian dipakai untuk untuk kepentingan novasi tersebut. Proses novasi tersebut tidak sesuai ketentuan dan seolah-olah PT DST telah melunasi utangnya,” ungkap Arief.

  • Produk Mayora Apa Saja? Ini Daftar Merek Dagangnya

    Produk Mayora Apa Saja? Ini Daftar Merek Dagangnya

    PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di sektor pengelolaan makanan dan minimum. Mayora dikenal sebagai produsen makanan dan minuman melalui beberapa merek terkenalnya.

    Tidak hanya sebagai produsen, Mayora juga dapat dikatakan sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk-produk yang menjadi pelopor pada masing-masing kategori.

    Dilansir situs resmi Mayora, produknya mencakup enam kategori yang menghadirkan produk berbeda dan terintegrasi.

    Kira-kira, produk Mayora apa saja yang dijualnya? Berikut daftar produk unggulan Mayora yang dapat dijumpai di pasaran.

    1. Produk biskuit Mayora

    Sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Mayora menghadirkan anek produk makanan dan minuman, baik di dalam dan luar negeri. 

    Seiring dengan kesuksesannya, pertanyaan produk Mayora apa saja jadi topik yang banyak dibicarakan. Biskuit menjadi salah satu produk unggulannya.

    Produk biskuit Mayora dikenal menawarkan berbagai macam rasa dan dibuat dengan bahan berkualitas. Adapun merek biskuit Mayora yang dimaksud, yaitu sebagai berikut:

    Roma Sari Gandum Roma Kelapa Roma Marie Susu Roma Malkist Full Range Roma Wafer Roma Filled Cookies Danisa Slai O Lai Zuperrr Keju Coffee Joy Better Royal Choice.

    2. Produk wafer Mayora

    Tidak hanya biskuit, produk wafer Mayora juga termasuk makanan ringan terpopuler di kalangan konsumen. Bahkan, produk wafernya kerap kali diborong ketika perayaan hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri.

    Berikut beberapa merek wafer dari Mayora.

    Astor Astor Skinny Roll Beng Beng Beng Beng Maxx Beng Beng Share It Beng Beng Kalpa Roma Wafer Coklat Roma Zuperrr Keju Susu Roma Choco Blast.

    3. Produk kembang gula Mayora

    Kembang gula atau permen menjadi salah satu produk Mayora terkenal yang sering dijumpai di pasaran. Bahkan, Kopiko menjadi salah satu merek Mayora yang sukses didistribusikan ke luar negeri.

    Salah satu negaranya adalah Korea Selatan. Dalam memasarkannya, Kopiko sering kali muncul dalam sejumlah drama. Selain Kopiko, berikut beberapa produk kembang gula yang diproduksi oleh Mayora.

    Kopiko Kis Fres Mint Kis Chewy Tamarin.

    4. Produk kopi Mayora

    Berbicara tentang produk Mayora apa saja, perusahaan ini juga menghadirkan produk minuman siap saji seperti kopi dengan aneka rasa. Produk kopi siap sajinya juga digemari konsumen.

    Aneka rasa yang ditawarkan tidak kalah dengan kopi buatan kafe yang bisa dibuat secara praktis. Berikut beberapa merek dagang kopi Mayora yang bisa Anda temukan dengan mudah.

    Torabika Duo Torabika 3in1 Torabika Tora Susu Torabika Tora Moka Torabika Creamy Latte Torabika Jahe Susu Torabika Cappuccino Tora Cafe Kopiko Brown Coffee.

    5. Produk cokelat Mayora

    Mayora juga mengelola produk cokelat yang sangat digemari oleh kalangan konsumen anak-anak. Bahan dasar yang dipakai berkualitas dan disesuaikan dengan lidah anak-anak, sehingga produknya menjadi incaran konsumen.

    Bahkan, kemasannya dibuat sedemikian rupa agar mudah dan fleksibel untuk dikonsumsi. Berikut produk yang dimaksud.

    Choki-Choki Drink Beng-Beng.

    6. Produk makanan kesehatan Mayora

    Produk makanan kesehatan menjadi penutup dalam daftar produk Mayora yang terkenal di Indonesia. Lewat produk makanan kesehatan ini, Mayora menjadi pelopor minuman sereal di Indonesia. Berikut beberapa merek dagangnya.

    Energen Energen Oat Milk Pima Cereal

    Tidak hanya pasar dalam negeri, Mayora juga memperluas pasarnya di skala internasional. Pada November 2024, Mayora Group berhasil melepas ekspor produk senilai 1 juta dolar AS ke 15 negara.

    Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengatakan bahwa pelepasan ekspor tersebut menjadi bagian dari program pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Terlebih dalam mendorong pelaku usaha lokal di pasar internasional.

    “Sementara, permintaan dunia rata-rata 7,7 persen. Jadi, pasar kita sebenarnya cukup besar. Dan, saya tahu Mayora ini memang luar biasa,” ungkap Budi dikutip dari Antara, Selasa (11/2).

    Demikian informasi mengenai produk Mayora apa saja meliputi produk makanan ringan dan minuman yang terkenal. Semoga bermanfaat!

  • UMKM Berkontribusi 60 Persen ke PDB Nasional, Serap 97 Persen Tenaga Kerja – Halaman all

    UMKM Berkontribusi 60 Persen ke PDB Nasional, Serap 97 Persen Tenaga Kerja – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 60 persen lebih dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja.

    Kemudian, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7 persen dari total ekspor dan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor sekitar 9?lam lima tahun mendatang. 

    Menyikapi hal itu, PT Bank Negara Indonesia (BNI) mendorong pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan skala bisnisnya dan membuka lapangan kerja melalui program Xpora.

    Salah satu UKM yang berhasil dipertemukan dengan pembeli di luar negeri lewat program BNI Xpora yakni keripik pisang Bananania di Yogyakarta.

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, pendampingan BNI kepada pelaku UKM melalui Xpora dilakukan melalui berbagai aktivitas pelatihan, baik secara langsung maupun daring di sejumlah daerah di Indonesia. 

    “BNI terus berupaya menjalankan peran sebagai Agent of Development dan mendukung UMKM naik kelas, membuka lapangan kerja hingga bisa memperluas jaringan dan menembus pasar global,” kata Okki dikutip Jumat (14/2/2025).

    Ia menyebut, Bananania saat ini mempekerjakan 10 orang pegawai tetap dan banyak pekerja harian lainnya.

    Saat ini produk-produk Bananania sudah diekspor ke berbagai negara mulai dari Mesir, Australia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan hingga Kanada.

    Produk-produk Bananania pertama kali diajak BNI Xpora untuk ikut dalam pameran produk ke Hong Kong pada tahun 2022.

    Pada Oktober 2024, Bananania mendapatkan business matching hingga menandatangi perjanjian dengan buyer dari Kanada.

  • 10 Mata Uang Terkuat di Dunia, Siapa Paling Perkasa?

    10 Mata Uang Terkuat di Dunia, Siapa Paling Perkasa?

    Jakarta: Mata uang menjadi salah satu indikator penting dalam perekonomian global. 
     
    Nilai tukar yang tinggi sering kali mencerminkan kestabilan ekonomi, kekuatan perdagangan, serta kebijakan moneter suatu negara. 
     
    Setiap tahunnya, daftar mata uang terkuat terus diperbarui mengikuti dinamika pasar keuangan dunia. 

    Lalu, mata uang mana yang saat ini memegang posisi teratas, dikutip dari laman Sahabat Pegadaian.

    Daftar 10 mata uang terkuat di dunia

    1. Dinar Kuwait (KWD)

    Sebagai mata uang terkuat di dunia, 1 KWD setara dengan sekitar 3,26 USD. Kekayaan negara ini berasal dari ekspor minyak yang mendominasi pasar global. Pemerintah Kuwait juga menerapkan kebijakan ekonomi yang stabil dan cadangan devisa yang besar.

    2. Dinar Bahrain (BHD)

    Berada di posisi kedua, 1 BHD bernilai sekitar 2,65 USD. Bahrain mengandalkan sektor minyak dan gas, serta memperkuat ekonomi melalui sektor keuangan dan perbankan.

    3. Rial Oman (OMR)

    Nilai tukar 1 OMR adalah sekitar 2,60 USD. Oman memiliki ekonomi berbasis minyak dan gas, serta aktif dalam diversifikasi sektor pariwisata dan infrastruktur.
     

    4. Dinar Yordania (JOD)

    Meskipun bukan negara penghasil minyak, Yordania berhasil mempertahankan nilai mata uangnya dengan strategi ekonomi berbasis pariwisata, ekspor farmasi, dan stabilitas keuangan. Nilai 1 JOD sekitar 1,41 USD.

    5. Pound Sterling (GBP)

    Sebagai salah satu mata uang tertua dan paling berpengaruh di dunia, 1 GBP bernilai 1,28 USD. Inggris memiliki ekonomi yang kuat dengan sektor keuangan yang mendunia.

    6. Pound Gibraltar (GIP)

    Mata uang ini memiliki nilai yang sama dengan pound sterling, yakni 1,28 USD per 1 GIP. Gibraltar mengandalkan sektor keuangan, pariwisata, dan industri game online.

    7. Dolar Kepulauan Cayman (KYD)

    Dengan nilai tukar 1,20 USD per 1 KYD, mata uang ini diperkuat oleh status Kepulauan Cayman sebagai pusat keuangan offshore dan sektor pariwisata yang berkembang pesat.

    8. Franc Swiss (CHF)

    Swiss terkenal dengan sistem perbankan dan ekonomi yang stabil. 1 CHF bernilai sekitar 1,15 USD, menjadikannya salah satu mata uang paling aman untuk investasi.

    9. Euro (EUR)

    Sebagai mata uang resmi 20 negara Uni Eropa, 1 EUR bernilai sekitar 1,10 USD. Euro adalah mata uang kedua yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah dolar AS.

    10. Dolar Amerika Serikat (USD)

    Meskipun bukan yang paling tinggi, USD tetap menjadi mata uang paling dominan dalam perdagangan global. Selain digunakan sebagai mata uang cadangan utama dunia, USD juga menjadi standar dalam penetapan harga minyak dan emas.
     
    Daftar ini menunjukkan bahwa mata uang dari negara-negara kaya minyak mendominasi posisi teratas. 
     
    Namun, kekuatan mata uang tidak hanya ditentukan oleh nilai tukarnya saja, melainkan juga stabilitas ekonomi, kepercayaan investor, serta peran negara tersebut dalam perdagangan internasional.
     
    Mengetahui peringkat mata uang ini dapat membantu pelaku usaha, investor, dan wisatawan dalam merencanakan strategi keuangan mereka. Apakah mata uang favoritmu masuk dalam daftar ini?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Petaka Sanksi AS Mulai Terasa, China Sempoyongan

    Petaka Sanksi AS Mulai Terasa, China Sempoyongan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sanksi Amerika Serikat (AS) yang menargetkan ekspor chip dan alat pembuat chip canggih ke China mulai mendatangkan petaka. Analis TechInsigths mengatakan belanja China untuk peralatan chip akan menurun tahun ini setelah tiga tahun mengalami pertumbuhan.

    Merosotnya pembelian peralatan chip ini karena China tengah bergulat dengan kelebihan kapasitas. China juga diprediksi akan menghadapi kendala yang lebih besar dari sanksi AS yang kian diperketat.

    China selama ini menjadi pembeli terbesar peralatan fabrikasi wafer, setidaknya selama dua tahun terakhir. Total pembeliannya senilai US$41 miliar (Rp670 triliun) dan menyumbang 40% dari penjualan global pada 2024.

    Namun tahun ini, pengeluaran China diperkirakan akan turun 6% menjadi US$38 miliar. Pangsa pembelian globalnya akan turun menjadi 20%, merosot untuk pertama kali sejak 2021.

    “Kita dapat melihat beberapa perlambatan dalam belanja China karena kontrol ekspor dan kelebihan kapasitas,” kata Boris Metodiev, analis senior manufaktur semikonduktor di TechInsights, dikutip dari Reuters, Kamis (13/2/2025).

    China adalah pendorong pertumbuhan global untuk sektor peralatan fabrikasi wafer global pada 2023 dan 2024, ketika pasar yang mengalami penurunan karena merosotnya permintaan elektronik konsumen.

    Banyak pembelian China didorong oleh penimbunan karena AS menjatuhkan serangkaian sanksi dalam upaya untuk menghambat kemampuan Beijing mengakses dan memproduksi chip yang dapat membantu memajukan kecerdasan buatan untuk aplikasi militer atau mengancam keamanan nasional AS.

    Di satu sisi, perusahaan-perusahaan chip China terus membuat kemajuan terlepas dari upaya Washington yang memblokir akses untuk mendapatkan chip.

    Huawei misalnya yang berhasil memproduksi chip canggih tahun lalu dengan biaya yang lebih mahal. Mereka juga telah berekspansi besar-besaran ke segmen chip mature-node, dengan meningkatkan kapasitas produksi dan mengambil pangsa pasar dari saingan Taiwan.

    (fab/fab)

  • Filipina Tiru RI Larang Ekspor Bijih Nikel, Bakal Rebutan Investor?

    Filipina Tiru RI Larang Ekspor Bijih Nikel, Bakal Rebutan Investor?

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar menilai wacana larangan ekspor bijih nikel Filipina berpotensi menjadikan negara itu sebagai kompetitor bagi Indonesia. Ini khususnya dalam hal investasi hilirisasi.

    Menurutnya, saat Filipina melarang ekspor bijih nikel, negara itu bakal fokus pada hilirisasi sebagaimana dilakukan RI. Filipina, kata dia, akan mengembangkan industri smelter di dalam negeri.

    Apalagi, Filipina hanya memiliki dua pabrik pengolahan untuk logam bahan baku baja tahan karat dan baterai untuk kendaraan listrik.

    “Filipina bisa jadi akan menjadi pesaing utama Indonesia, secara potensi jelas lebih besar dan menarik Indonesia. Namun, jika Filipina mampu memberikan kemudahan dan nilai lebih, ini ancaman juga bagi Indonesia,” jelas Bisman kepada Bisnis, Kamis (13/2/2025).

    Oleh karena itu, Bisman mengingatkan pemerintah Indonesia untuk memberikan daya tarik investasi. Menurutnya, ‘pemanis’ itu antara lain dengan memberikan jaminan kepastian hukum, kemudahan perizinan, masalah tanah, dan dalam hal tertentu dimungkinkan adanya insentif.

    Di sisi lain, Indonesia masih melakukan impor bijih nikel dari Filipina. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diakses pada Rabu (12/2/2025), impor bijih nikel dan konsentrat dari Filipina mencapai 10,18 juta ton dengan nilai US$445,09 juta pada 2024.

    Bisman berpendapat pelarangan ekspor bijih nikel Filipina tak akan berpengaruh besar untuk industri di Tanah Air. Menurutnya, produksi nikel Indonesia sangat besar, hanya karena beberapa masalah hambatan produksi maka smelter Indonesia perlu impor salah satunya dari Filipina.

    Dengan kata lain, dalam kondisi normal, RI sebenarnya tidak perlu impor nikel lantaran produksi dalam negeri mencukupi.

    “Jika Indonesia tetap perlu impor dan Filipina setop masih ada alternatif impor dari negara lain seperti Rusia, Australia dan lainnya, pengaruh hanya soal jarak Filipina paling dekat,” tutur Bisman.

    Sebelumnya, Filipina berencana meratifikasi rancangan undang-undang (RUU) untuk melarang ekspor mineral mentah, termasuk bijih nikel. Larangan ekspor tersebut paling cepat akan berlaku pada Juni 2025.

    Filipina adalah produsen bijih nikel terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, dengan sebagian besar hasilnya dikirim ke luar negeri sebagai bahan mentah untuk diproses.

    Presiden Senat Filipina Francis Escudero mengakui wacana larangan ekspor bijih nikel itu meniru Indonesia. Menurutnya, Indonesia berhasil meningkatan nilai tambah di dalam negeri dengan kebijakan tersebut.

    Dia menyebut larangan ekspor bijih logam oleh Indonesia pada 2020 mendorong nilai ekspor nikelnya dari US$3 miliar menjadi US$30 miliar dalam 2 tahun. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan China membangun smelter di Indonesia.

    Menurut Escudero, Filipina dapat mengikuti jejak Indonesia, sebagai contoh negara kaya sumber daya yang mendorong nilai lebih dari mineralnya.

    “Jika ini dilakukan, saya yakin ini akan menjadi game changer bagi negara kita jika kita akhirnya memiliki pemrosesan di sini,” kata Escudero dikutip dari Bloomberg pada Senin (10/2/2025).