Topik: ekspor

  • Gandeng Investor China, PTPN III Kembangkan Industri Sarung Tangan dan Peralatan Medis – Halaman all

    Gandeng Investor China, PTPN III Kembangkan Industri Sarung Tangan dan Peralatan Medis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya, PT Kawasan Industri Nusantara (PT KINRA), menandatangani perjanjian investasi Industri Sarung Tangan dan Peralatan Medis Asal China di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. 

    Investasi senilai 297 juta dolar AS atau setara Rp 4 triliun-Rp 5 triliun itu akan difokuskan pada pengembangan industri peralatan medis dan produksi sarung tangan. 

    Penandatanganan perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, ke China pada Januari 2025. 

    Kerja sama ini bertujuan mempercepat pengembangan industri kesehatan di Indonesia, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri di sektor peralatan medis dan perlengkapan kesehatan. 

    “Investasi ini merupakan langkah strategis PTPN Group dalam mendukung kebijakan pemerintah memperkuat sektor industri domestik, terutama di bidang kesehatan yang memiliki prospek jangka panjang. Dengan adanya fasilitas di KEK Sei Mangkei, kami optimis dapat menghadirkan produk-produk medis berkualitas tinggi yang mampu memenuhi kebutuhan pasar global,” ujarnya. 

    Ia menambahkan, KEK Sei Mangkei memiliki potensi besar sebagai pusat industri dengan fasilitas yang mendukung kegiatan manufaktur berskala besar.

     “Kami yakin kerja sama ini akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global dan mempercepat pertumbuhan industri kesehatan nasional,” ujar Ghani. 

    KEK Sei Mangkei merupakan salah satu kawasan industri strategis yang menawarkan berbagai insentif dan fasilitas guna mendukung investasi. Pengembangan industri peralatan medis dan sarung tangan diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investasi di kawasan tersebut serta memperkuat ekosistem industri kesehatan di Indonesia. 

    Direktur PT Kawasan Industri Nusantara (PT KINRA), V.T. Moses Situmorang, menyambut baik investasi ini. Menurutnya, kerja sama tersebut tidak hanya akan meningkatkan perekonomian nasional, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan sektor kesehatan. “Dengan adanya investasi ini, kami berharap lebih banyak lapangan pekerjaan tercipta dan pengembangan teknologi medis yang sangat dibutuhkan dunia semakin pesat,” katanya. 

    PTPN III (Persero) berkomitmen untuk terus peningkatan daya saing Indonesia di pasar internasional melalui investasi ini. Langkah tersebut sejalan dengan visi pemerintah menjadikan KEK Sei Mangkei sebagai pusat pertumbuhan industri berorientasi ekspor dan berbasis teknologi tinggi. 

  • Bahlil Ungkap Syarat Singapura Dapat Impor Listrik Bersih dari RI

    Bahlil Ungkap Syarat Singapura Dapat Impor Listrik Bersih dari RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan syarat Indonesia ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura.

    Dia mengatakan Singapura harus ikut memberikan keuntungan pasti bagi Indonesia. Oleh karena itu, Bahlil berharap Singapura bisa melakukan investasi di Tanah Air.

    Kementerian ESDM selama ini masih menahan rencana ekspor listrik berbasis EBT ke Negeri Singa hingga mendapat kepastian untung bagi RI. Apalagi, Singapura juga meminta carbon capture storage (CCS).

    “Dia [Singapura] harus melakukan investasi bareng, kan kita lagi dorong hilirisasi. Ya dia juga melakukan investasi bareng dong. Jangan energi baru terbarukan kita kirim, dia minta CCS, kemudian Indonesia, [dapat] opo?” ucap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (21/2/2025).

    Bahlil pun menegaskan Indonesia tidak keberatan untuk mengekspor listrik ke Singapura. Namun, sekali lagi, dia mengingatkan kesepakatan ekspor itu harus menguntungkan bagi kedua belah pihak.

    Oleh karena itu, Indonesia mensyaratkan ekspor listrik dapat dilakukan jika terjadi penciptaan industri hulu sampai hilir panel surya dan juga komponen pendukung lainnya seperti sistem penyimpanan energi baterai (SPEB) di dalam negeri.

    “Jadi gini, kita itu kan harus equal treatment. Kita ini kan di kawasan Asean, kita ingin untuk sharing. Kita ingin berbagi dengan Singapura, tapi Singapura bagi kita apa?” tutur Bahlil.

    Dalam kesempatan terpisah, Bahlil mengaku telah bertemu dengan salah satu Menteri di Singapura dan memberikan syarat agar listrik hijau dari Kepulauan Riau dapat dialirkan ke negara tersebut. 

    Terkait tenggat waktu ekspor listrik bersih dilakukan, Bahlil menyebut bahwa keputusan pemerintah akan tergantung pada proposal atau penawaran dari Singapura untuk Indonesia.  

    “Ya tergantung Bapak. Kalau Bapak sudah ada proposal untuk kasih apa Indonesia, kita akan cepat juga. Tapi jangan Bapak tanya terus tentang apa yang Bapak minta. Kita maunya fair. Supaya kita sama-sama jalan, kita sama-sama win-win, dan manfaatnya semuanya untuk kedua belah negara,” ucap Bahlil beberapa waktu lalu.

    Sebagaimana diketahui, Indonesia telah memiliki kesepakatan kerja sama ekspor listrik hijau dan pengembangan industri panel surya dengan Singapura mencapai US$20 miliar atau setara dengan Rp308 triliun (asumsi kurs Rp15.423 per dolar AS).   

    Dalam agenda International Sustainability Forum (ISF) 2024, otoritas Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) memberikan persetujuan bersyarat kepada dua perusahaan Singapura, Total Energies & RGE dan Shell Vena Energy Consorsium, untuk impor listrik rendah karbon dari Indonesia.    

    Sebelumnya, Singapura juga telah memberikan izin impor listrik dari Indonesia kepada lima perusahaan, yaitu Pacific Metcoal Solar Energy, Adaro Solar International, EDP Renewables APAC, Venda RE, dan Kepel Energy.  

    EMA menerbitkan lisensi bersyarat kepada kelima perusahaan tersebut sebagai pengakuan bahwa proyek-proyek ini berada dalam tahap pengembangan lanjutan. Kendati, Bahlil menilai belum ada kesepakatan hitam di atas putih.

  • Harga Minyak Dunia Anjlok, Catat Kerugian Mingguan – Page 3

    Harga Minyak Dunia Anjlok, Catat Kerugian Mingguan – Page 3

    Namun, fokus pedagang juga pada gangguan pasokan minyak, yang membatasi beberapa kerugian. Rusia mengatakan aliran minyak Caspian Pipeline Consortium, rute utama untuk ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah stasiun pompa.

    Namun, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada hari Jumat, aliran minyak dari ladang minyak Tengiz Kazakhstan melalui CPC tidak terganggu.

    Kazakhstan telah memompa volume minyak tertinggi yang pernah tercatat meskipun jalur ekspor CPC melalui Rusia mengalami kerusakan, kata sumber industri pada hari Kamis. Tidak jelas bagaimana Kazakhstan mampu memompa volume minyak tersebut.

    Investor ketakutan setelah perusahaan membukukan laba yang lebih rendah dan mencatat kerugian penurunan nilai sebesar USD 2,3 miliar.

    analis di StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan pada hari Jumat menuliskan bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina membantu mendukung harga minyak mentah minggu ini.

    Ini juga menunjuk pada ekspektasi analis bahwa OPEC+ akan menunda pemangkasan produksinya sekali lagi, mengingat harga minyak mentah tetap di bawah USD 80 per barel.

     

  • Rupiah menguat karena klaim pengangguran AS lebih lemah dari perkiraan

    Rupiah menguat karena klaim pengangguran AS lebih lemah dari perkiraan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat karena klaim pengangguran AS lebih lemah dari perkiraan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 21 Februari 2025 – 17:07 WIB

    Elshinta.com – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah karena data klaim pengangguran dan manufaktur Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.

    “Klaim pengangguran (tercatat) 219 ribu dari perkiraan 214 ribu, (dan) manufaktur 18,1 dari perkiraan 20,” ucapnya kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Di samping itu, dolar AS tertekan akibat kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump tengah mereda, walaupun belum sepenuhnya hilang. Kebijakan tarif yang mereda karena Trump tidak akan agresif dan membuka kesempatan untuk berkompromi dengan negara-negara lain.

    Meninjau faktor dari dalam negeri, beberapa data disebut melemah, misalnya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 menurun menjadi 0,76 persen year on year (yoy), lebih rendah dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 1,57 persen (yoy).

    “Data perdagangan pun lemah. Walau masih surplus, namun disebabkan oleh impor yang jauh lebih kecil dari perkiraan. Begitu pula dengan ekspor,” kata dia.

    Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2024 tercatat surplus sebesar 7,2 miliar dolar AS, meningkat dari tahun sebelumnya yang surplus 6,3 miliar dolar AS.

    Sebagai rincian, transaksi modal dan finansial pada 2024 tercatat surplus 16,4 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar 9,9 miliar dolar AS pada 2023.

    Sementara itu, transaksi berjalan 2024 mencatat defisit sebesar 8,9 miliar dolar AS (0,6 persen dari produk domestik bruto/PDB), setelah mencatat defisit sebesar 2,0 miliar dolar AS (0,1 persen dari PDB) pada 2023.

    “Hal yang bisa mendukung rupiah adalah PP DHE (Peraturan Pemerintah Devisa Hasil Ekspor dari Barang Ekspor Sumber Daya Alam) 100 persen 1 tahun dan bank bullion yang dapat mendongkrak cadev (cadangan devisa). (Adanya bank bullion) diharapkan masyarakat bisa menyimpan emas di dalam negeri dan bukan di bank-bank asing di luar negeri seperti Singapura,” ungkap Lukman.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.313 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.338 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut menguat ke level Rp16.300 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.344 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Mendag Dorong UMKM Akses Informasi Lebih Cepat Lewat Gemini Academy – Halaman all

    Mendag Dorong UMKM Akses Informasi Lebih Cepat Lewat Gemini Academy – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendorong akses informasi lebih cepat lewat Gemini Academy. Terutama, untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar produk-produk buatannya bisa menembus pasar global.

    Kemendag dan Google Indonesia resmi meluncurkan Gemini Academy yang merupakan salah satu produk AI Google Indonesia yang dapat membantu kreativitas dan produktivitas termasuk untuk UMKM.

    “Ini salah satu cara yang sangat mudah untuk memperpendek birokrasi, kemudian untuk mendapatkan akses informasi yang lebih cepat dan lebih mudah,” ujar Budi di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    Gemini Academy sebagai platform berbasis AI diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM untuk bersama-sama membangun ekosistem bisnis yang lebih cerdas, adaptif, dan inovatif.

    Budi mencontohkan, jika UMKM ingin menjual produk ke India, nantinya UMKM bisa mendapatkan informasi, kira-kira produk apa yang akan laris. Selain itu, juga bisa mendapat informasi seperti apa aturan-aturan yang diterapkan di sana.

    “Jadi teman-teman (UMKM) tidak perlu bertanya lagi ke Kemendag karena sudah terbantu dengan IT. Kecuali belum terjawab, baru (ditanyakan) ke Kemendag,” terang Budi.

    Lalu, ketika Pengusaha UMKM mendalami lebih dalam tata cara melakukan ekspor, Budi meminta agar pelaku UMKM mengikuti program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor guna mendorong produk mereka menembus pasar global.

    “Nantinya setiap bulan kita ada namanya pitching, yaitu memperkenalkan produk kita kepada perwakilan kita di luar negeri,” terang Budi.

    Sementara itu, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam menjelaskan bahwa Gemini adalah chatbot dirancang untuk berinteraksi secara natural dan membantu pengguna dalam berbagai tugas termasuk meningkatkan kreativitas, produktivitas, mudah membuat draft, merencanakan proyek, belajar hal baru, dan berkreasi tanpa batas.

    Google juga menyediakan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk membantu UMKM berkembang di era digital ini.

    “Mulai dari platform berbagi video seperti Youtube, alat periklanan Google Ads, alat analitik Google Analytics hingga solusi Google Cloud semua ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk meningkatkan efisiensi menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan nilai ekonomi,” tuturnya.

    Dengan kehadiran AI seperti Gemini, pihaknya berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi kemajuan Indonesia khususnya untuk UMKM dan untuk membuka potensi UMKM memperluas jangkauannya hingga ke pasar global.

    Menurutnya, Google percaya bahwa dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, maka dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah lagi bagi Indonesia.

    “Di mana teknologi dapat memberdayakan setiap individu, membuat ruang ekonomi yang inklusif dan mendorong kemajuan bangsa secara berkelanjutan,” kata Putri.

  • Kadin Soroti Harga Gas Industri RI Lebih Mahal dari Malaysia-Vietnam

    Kadin Soroti Harga Gas Industri RI Lebih Mahal dari Malaysia-Vietnam

    Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyoroti mahalnya harga gas industri di dalam negeri. Kondisi ini dikhawatirkan dapat berdampak pada kinerja industri nasional.

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% seperti yang ditargetkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dibutuhkan dukungan pemerintah untuk mendorong kemajuan industri di Tanah Air.

    “Kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Agar keinginan bapak Presiden Prabowo Subianto guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, maka industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan konstribusi terhadap PDB harus minimal 29%,” kata Saleh Husin saat menjadi pembicara dengan topik “Atmosfir dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam, Jumat (21/2/2025).

    Dalam kesempatan tersebut Saleh juga menyoroti sejumlah persoalan yang dapat menghambat kemajuan industri. Masalah pertama terkait harga energi gas yang masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing Indonesia seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

    Kedua, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi.

    Ketiga, biaya logistik Indonesia masih mahal dan sektor industri penerima harga gas bumi tertentu (HGBT) perlu diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.

    “Serta keempat adanya ketidakpastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8% yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai,” ujarnya.

    Saleh dalam paparannya juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan gas sebesar 142,72 TSCF. Namun, dari total cadangan tersebut, yang dimanfaatkan baru 5,494 BBTUB, di mana 68,2% dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31,8% untuk pasar ekspor.

    Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1%, di mana 71% melalui energi batu bara dan sektor industrilah yang paling banyak mengomsumsi energi diikuti sektor transportasi.

    Saleh juga menyampaikan potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar. Dari gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2 dan methanol yang dihulu dan masih bisa dihilirisasi ke bawah menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel dan lain lain sesuai produk industri yang akan dikembangkan.

  • Xi Jinping Panik Digempur AS Habis-habisan, Ini Kata Bos Huawei

    Xi Jinping Panik Digempur AS Habis-habisan, Ini Kata Bos Huawei

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlangsung sengit. AS melancarkan aksi pembatasan ekspor chip dan alat pembuat chip canggih, serta menaikkan tarif barang impor dari China.

    Presiden AS Xi Jinping lantas menggelar pertemuan dengan bos-bos teknologi untuk membahas hal ini. Salah satu topik yang disorot terkait kekhawatiran China akan kekurangan chip buatan dalam negeri.

    Namun, kepanikan Xi Jinping langsung diredam oleh pendiri Huawei Ren Zhengfei. Ia mengatakan kecemasan terkait kurangnya teknologi inti seperti chip di China sudah bisa diatasi.

    “Saya yakin China yang lebih baik akan tiba,” kata Ren, menurut laporan People’s Daily, dikutip dari Reuters, Jumat (21/2/2025).

    Huawei menjadi salah satu entitas penting yang menjadi andalan Xi Jinping untuk menggenjot produksi chip dalam negeri, dalam menghadapi gempuran blokir dari AS.

    Selain pendiri Huawei, pertemuan itu juga dihadiri bos-bos industri teknologi lain. Misalnya Wang Chuangu dari BYD, Lei Jun dari Xiaomi, Jack Ma dari Alibaba, dan Liang Wenfeng dari DeepSeek.

    Dalam pertemuan itu, Wang juga mengatakan bagaimana industri mobil listrik berkembang dari nol di China dan kini sudah bisa mencatat prestasi yang gemilang di kancah global.

    Lei juga berkata senada. Ia mengatakan meski situasi internasional berubah-ubah, namun selama Xi Jinping memimpin China, “tak ada yang tak bisa diatasi”.

    (fab/fab)

  • Bahlil Sebut Amman Mineral Belum Ajukan Izin Perpanjangan Ekspor Konsentrat

    Bahlil Sebut Amman Mineral Belum Ajukan Izin Perpanjangan Ekspor Konsentrat

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan perusahaan tambang yang mengajukan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga hanya PT Freeport Indonesia (PTFI). Sementara, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) belum mengajukan izin ekspor.

    “Belum, sampai dengan sekarang yang mengajukan Freeport,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) meminta fleksibilitas ekspor konsentrat tembaga hingga Desember 2025. Permintaan ini diajukan seiring proses commissioning smelter yang berjalan lebih lambat dari rencana, sehingga ada sisa konsentrat yang idle alias belum bisa diolah.

    Presiden Direktur Amman Mineral, Rachmat Makkasau mengatakan saat ini kapasitas operasional smelter yang dibangun oleh anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) baru 48%. Ia menyebut smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan target produksi 220.000 ton katoda tembaga.

    Selain itu, smelter yang memulai proses commissioning sejak Juni 2024 ini juga mampu menghasilkan produk sampingan seperti 830.000 ton asam sulfat, 18 ton emas batangan, 55 ton perak, dan 77 ton selenium.

    “Semenjak Juni 2024 commissioning sudah berjalan. Proses commissioning berjalan lambat karena kami melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak terjadi hal yang kita tidak inginkan,” kata Rachmat dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2).

    Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan kehati-hatian perusahaan dalam mengoperasikan smelter ini dikarenakan kompleksitas teknologi yang digunakan. Selain itu pihaknya juga masih belum handal dalam menggunakan teknologi ini sehingga rawan terjadi kendala.

    “Jadi kami memakai teknologi double-bash dari Yanggu, China. Kemudian kita combine dengan beberapa teknologi provider. Di sana juga ada Merin, dan juga Metsun, atau Ototec,” terang Rachmat.

    “Karena ini adalah teknologi yang baru yang memang sangat berbeda dengan kemampuan kami sebagai penambang. Saat ini operasi smelter ada pada kisaran sekitar 48%,” ucapnya lagi.

    (ara/ara)

  • Genjot Ekspor, RI Perluas Kerja Sama Dagang ke Pasar Nontradisional

    Genjot Ekspor, RI Perluas Kerja Sama Dagang ke Pasar Nontradisional

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memperluas perjanjian perdagangan bebas dengan menjangkau pasar ekspor hingga ke Amerika Selatan, seperti Peru. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah akses pasar Indonesia ke luar negeri.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan pemerintah akan memperluas pasar ekspor dengan negara non-tradisional, termasuk Peru di Amerika Selatan.

    Budi mengeklaim saat ini pemerintah tengah memproses perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif alias Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Peru.

    “Ke semua negara, itu kan negara-negara non-tradisional, ya. Kita mau masuk, sekarang Peru, Peru lagi proses penyusunan CEPA-nya. Terus ke negara-negara Eurasia,” kata Budi seusai acara peluncuran Gemini Academy Untuk UMKM Bisa Ekspor di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    Mendag Budi menjelaskan langkah ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendag, yaitu perluasan pasar ekspor.

    “Kami akan memperbanyak perjanjian kerja sama dengan negara lain. Jadi biar mudah akses pasar kita,” terangnya.

    Setali tiga uang, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi menuturkan pemerintah tengah memasuki proses negosiasi CEPA dengan Peru.

    Dia berharap, jika negosiasi CEPA dengan Peru ini rampung akan membuka akses pasar ekspor Indonesia lebih luas untuk para pelaku UMKM, baik calon eksportir maupun para eksportir.

    “Saat ini juga pemerintah Indonesia sedang bernegosiasi untuk membuka pasar-pasar baru di kawasan Amerika Selatan itu dengan Peru, kemudian dengan Kanada sudah selesai, kemudian di kawasan Timur Tengah dengan Gulf Country dan juga dengan Mercosur,” ungkapnya.

    Pasalnya, Dewi menjelaskan dengan adanya perjanjian perdagangan ini, maka Indonesia mendapatkan akses tarif yang lebih rendah dibandingkan tarif yang berlaku normal.

    “Saat ini ada 12 perjanjian bilateral dan juga ada sekitar 7 yang sifatnya regional, jadi total ada 19 perjanjian perdagangan,” tandasnya.

    Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia Januari 2025 mencapai US$21,45 miliar atau turun 8,56% dibanding ekspor Desember 2024. Namun, nilai ekspornya naik sebesar 4,68% jika dibandingkan Januari 2024.

  • Bahlil Sebut Amman Mineral Belum Ajukan Izin Perpanjangan Ekspor Konsentrat

    Bahlil Minta Singapura Investasi Jika Mau Impor Listrik RI

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan izin ekspor listrik bersih hasil energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura akan diberikan dengan syarat Singapura harus melakukan investasi pada sektor hilirisasi di Indonesia.

    “Dia harus melakukan investasi bareng, kan kita lagi dorong hilirisasi, kita lagi mendorong hilirisasi,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).

    Bahlil mengatakan, alasan ia belum memberikan izin ekspor listrik lantaran Singapura belum memberikan timbal balik kepada Indonesia.

    “Jadi gini, kita itu kan harus equal treatment. Kita ini kan di kawasan ASEAN, kita ingin untuk sharing. Kita ingin berbagi dengan Singapura, tapi Singapura bagi kita apa?” katanya.

    Bahlil menambahkan Presiden Prabowo Subianto meminta untuk lebih memprioritaskan kepentingan dalam negeri. Hal ini lantaran berkaitan dengan ketahanan energi.

    “Kita kasih ke mereka, tapi mereka juga harus kasih kita apa. Nah, sekarang tim itu lagi berunding, tim kami dengan tim dari pihak Singapura itu lagi berunding, lagi mencari formatnya yang baik,” katanya.

    Rencana Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Sebelumnya, ekspor listrik bersih ke Singapura sudah dibicarakan sampai di level pimpinan kedua negara. Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sempat bertemu Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong dalam Leaders’s Retreat di Istana Bogor, Jawa Barat pada April 2024 untuk membahas rencana tersebut.

    Indonesia dan Singapura juga telah meneken MoU terkait listrik pada September 2023. Negeri Singa itu butuh listrik rendah karbon 4 gigawatt (GW) sampai 2035, di mana separuhnya alias 2 GW bakal dipenuhi dari Indonesia.

    Semenjak Bahlil menduduki posisi menteri ESDM pada Agustus 2024, ia mengkaji ulang rencana ekspor listrik bersih. Menurutnya, kebutuhan EBT dalam negeri saja belum tercukupi.

    “Terkait dengan ekspor listrik, kami lagi mengkaji dari Kementerian ESDM, karena memang seluruh perangkat regulasinya ada di Kementerian ESDM. Kami akan memberikan, tetapi kami akan mementingkan nasional interest. Kalau di republik belum cukup, belum paten, ya kenapa harus dikirim keluar?” kata Bahlil dalam acara Green Initiative Converence di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

    (ara/ara)