Topik: ekspor

  • Peluang Investasi atau Beban Baru bagi Negara?

    Peluang Investasi atau Beban Baru bagi Negara?

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Banyak pihak mempertanyakan transparansi, tata kelola, dan potensi dampaknya terhadap ekonomi nasional.

    Meski menuai kecaman, sejumlah pakar menilai Danantara dapat memberikan manfaat besar jika dikelola dengan baik.

    Pentingnya Tata Kelola dan Transparansi

    Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy menyoroti tantangan utama dalam pengelolaan Danantara, yaitu tata kelola, pengawasan, dan manajemen risiko.

    Menurutnya, Danantara dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia jika dikelola secara profesional, kompeten, dan transparan.

    “Jika dia mampu dikelola secara profesional, kompeten, dan transparan hingga mampu memberikan return besar untuk pemegang sahamnya,” ucap Budi Frensidy, Jumat 21 Februari 2025.

    Dia juga menekankan bahwa pengelolaan Danantara harus berada di tangan profesional yang berintegritas tinggi dan tidak terafiliasi dengan kepentingan politik.

    “Sepenuhnya serahkan ke para profesional yang berintegritas dan berkomitmen tinggi, serta tidak terafiliasi dengan partai politik dan kelompok tertentu,” ujar Budi Frensidy.

    Kunci Keberhasilan: Transparansi dan Independensi

    Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman menggarisbawahi pentingnya transparansi dalam pengelolaan Danantara agar daya saingnya meningkat.

    “Dengan kepemilikan 99 persen pada holding operasional dan investasi, Danantara bisa mengkonsolidasikan aset BUMN secara lebih efektif, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi beban fiskal negara dalam pengelolaan perusahaan pelat merah,” tuturnya.

    Akan tetapi, M. Rizal Taufikurahman juga mengingatkan bahwa potensi benturan kepentingan dan intervensi politik bisa menjadi tantangan besar.

    “Tantangan utama yang harus dihadapi adalah potensi benturan kepentingan, intervensi politik, dan moral hazard dalam pengelolaan BUMN. Tanpa transparansi, Danantara bisa berubah menjadi beban negara, bukan solusi,” katanya.

    M. Rizal Taufikurahman menambahkan bahwa kompleksitas birokrasi yang berlebihan dapat meredam daya saing Danantara di pasar global.

    Manfaat Holding Company bagi Tata Kelola BUMN

    Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin menilai bahwa konsep holding company seperti Danantara dapat meningkatkan koordinasi dan pengawasan terhadap BUMN yang selama ini dikelola secara terpisah.

    “Dengan adanya Danantara, monitoring dari parent company akan lebih transparan dan efektif,” ucapnya dalam keterangan di Yogyakarta, Minggu 24 Februari 2025.

     Eddy Junarsin menekankan bahwa keberhasilan Danantara tidak cukup hanya pada pembentukan holding company, tetapi juga memerlukan langkah strategis seperti merger dan akuisisi agar lebih efisien.

    “Perlu ada langkah lanjutan agar Danantara tidak sekadar menjadi entitas administratif tanpa daya tarik strategis bagi investor global,” ujarnya.

    Standar ESG dalam Menarik Investor Asing

    Rizal Taufikurahman menegaskan bahwa Danantara harus menerapkan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) agar menarik bagi investasi asing.

    “Untuk menarik investor luar negeri, pemerintah harus memastikan bahwa Danantara dikelola secara profesional, bebas dari intervensi politik, dan menerapkan standar tata kelola berbasis ESG,” tuturnya.

    Rizal juga mengingatkan bahwa regulasi yang transparan dan kepastian hukum sangat diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan investor.

    “Tanpa fondasi ini, investor global akan ragu menanamkan modalnya di Danantara,” katanya.

    Dampak Ekonomi Berkelanjutan dan Lapangan Kerja

    Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai bahwa kehadiran Danantara dapat mendorong ekspansi ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja.

    “Dengan strategi diversifikasi portfolio yang mencakup greenfield, brownfield, dan akuisisi strategis, Danantara mampu mendorong ekspansi ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.

    Josua Pardede menjelaskan bahwa melalui co-investment dengan investor global, Danantara dapat memperkuat pasar modal Indonesia serta meningkatkan produksi dan ekspor nasional.

    “Danantara diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui investasi strategis di sektor prioritas, seperti energi terbarukan, ketahanan pangan, hilirisasi nikel, dan industri berorientasi ekspor,” ucapnya.

    Katalisator Peningkatan Investasi Nasional

    Pengamat BUMN dan Direktur NEXT Indonesia, Herry Gunawan melihat Danantara sebagai katalisator peningkatan investasi nasional. Menurutnya, Danantara dapat menjadi instrumen strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung program pembangunan nasional.

    “Saat ini, rasio investasi terhadap PDB kita sekitar 29 persen, dan tentu berpeluang ditingkatkan. Danantara bisa berperan besar di sini,” tuturnya.

    Akan tetapi, Herry Gunawan mengingatkan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang memadai.

    “Jangan sampai keputusan dibuat oleh satu pihak tanpa mekanisme kontrol yang baik,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Lewat UMKM EXPO(RT) BRI Buka Jalan Pengusaha UMKM Rajut Tembus Pasar Ekspor

    Lewat UMKM EXPO(RT) BRI Buka Jalan Pengusaha UMKM Rajut Tembus Pasar Ekspor

    FAJAR.CO.ID, TANGERANG — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang dan menembus pasar global. Salah satu wujud nyata dukungan tersebut terlihat melalui kesempatan yang diberikan kepada berbagai UMKM potensial, seperti Animers Craft asal Medan yang bergerak dalam bidang usaha rajut untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

    Sebagai salah satu peserta BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Anita M Simamora, pendiri Animers Craft, membagikan kisah perjalanannya dalam membangun bisnis kerajinan tangan yang dimulai sejak tahun 2020.

    Anita menuturkan bahwa kecintaannya pada seni merajut berawal dari hobi sejak bangku sekolah dasar (SD) Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukannya untuk fokus pada pendidikan dan karier membuatnya hampir melupakan kegemarannya itu. Namun, setelah memasuki masa pensiun, ia akhirnya memutuskan untuk menghidupkan kembali kecintaannya pada dunia rajut dan bergabung dalam komunitas perajut di Medan.

    Apa yang awalnya hanya sekadar mengisi waktu luang, perlahan berkembang menjadi usaha yang semakin serius. Kini, Animers Craft telah menjadi sumber penghasilan utama bagi Anita.

    Dengan tekad kuat, Anita mulai memasarkan produknya secara perlahan. Pada awal berdirinya bisnis ini, dia mengenang bahwa hanya menerima pesanan kecil dari teman-teman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat potensi besar dalam industri rajut handmade ini.

    Adapun, produk yang ditawarkan Anita lewat Animers Craft punya berbagai jenis, mulai dari tas rajut dengan desain mosaik unik hingga gantungan kunci rajut yang lebih sederhana. Setiap produknya dibuat dengan tangan secara teliti dan penuh kesabaran. “Saya pikir, kalau ditekuni dengan serius, rajutan ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Saya mulai berjualan, belajar pemasaran, dan mendaftarkan usaha secara resmi,” ujarnya.

  • Danantara Kelola Investasi Rp 325 Triliun pada Gelombang Pertama, Ini Sektor yang Disasar

    Danantara Kelola Investasi Rp 325 Triliun pada Gelombang Pertama, Ini Sektor yang Disasar

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto memastikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan langsung beroperasi setelah diluncurkan. Investasi awal yang akan dikelola Danantara mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 325,8 triliun untuk berbagai proyek strategis.

    Prabowo menyatakan investasi ini akan difokuskan pada sektor hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) Indonesia, serta sektor-sektor berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Proyek strategis miliaran dolar ini akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan (AI), kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan,” ujar Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Sebagai badan pengelola investasi strategis, kata Prabowo, Danantara berperan dalam mengonsolidasikan dan mengoptimalkan aset negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Target total aset yang dikelola Danantara diproyeksikan mencapai lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.724 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia.

    Ada lebih dari 20 proyek nasional yang akan dikelola Danantara sebagai langkah konkret dalam industrialisasi dan hilirisasi nasional. Presiden Prabowo optimistis sektor-sektor ini akan memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia dengan meningkatkan nilai tambah SDA dan mengurangi ekspor bahan mentah dengan harga murah.

    “Inilah sektor-sektor yang akan menentukan masa depan, ketahanan, dan kemandirian bangsa kita,” tegas Prabowo.

    Selain itu, pengelolaan investasi melalui Danantara diyakini akan menciptakan lapangan kerja berkualitas serta mendukung kemakmuran jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. Pembentukan Danantara juga menjadi tonggak baru dalam transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    “Danantara menandai era baru bagi BUMN, yang bukan hanya sebagai entitas bisnis, tetapi sebagai aset nasional yang berperan sebagai agen pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, serta kesejahteraan rakyat,” tutup Prabowo terkait peluncuran BPI Danantara.

  • Indonesia Tak Akan Jual Murah Sumber Daya Alam

    Indonesia Tak Akan Jual Murah Sumber Daya Alam

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak akan lagi menjual sumber daya alam (SDA) dengan harga murah. Pernyataan ini disampaikan saat peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).

    “Kita tidak mau lagi menjual sumber daya alam murah. Kita tidak ingin hanya menjadi penyedia bahan mentah bagi negara lain. Kita bertekad ingin menjadi negara maju,” tegas Prabowo.

    Peluncuran Danantara merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia. Prabowo menargetkan aset yang dikelola Danantara mencapai US$ 900 miliar, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia.

    Menurut Prabowo, visi ini bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari perjuangan para pemimpin Indonesia sebelumnya dalam mengelola sumber daya nasional secara bijaksana.

    “Sejak awal kemerdekaan, para pendiri bangsa telah mendirikan Bank Industri Negara untuk membiayai perkebunan dan industri pertambangan. Presiden Soekarno juga mendirikan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan membesarkan Institut Teknologi Bandung (ITB) karena memandang pertanian dan teknologi sebagai sektor strategis,” jelas Prabowo terkait pembentukan BPI Danantara.

    Prabowo menekankan, setiap presiden, mulai dari Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo, telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

    Dengan adanya Danantara, Prabowo yakin Indonesia dapat memaksimalkan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam, mengoptimalkan peran BUMN, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    “Setelah hampir 80 tahun kemerdekaan, kini saatnya kita mewujudkan visi para pendiri bangsa. Kita harus memastikan kekayaan Indonesia benar-benar bermanfaat bagi rakyat dan meningkatkan penghasilan mereka,” tegasnya.

    Prabowo juga optimistis langkah pembentukan BPI Danantara akan membawa Indonesia menuju kemandirian ekonomi, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan mendorong industri hilir dalam negeri.

  • Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Terpukul Pajak Impor India – Halaman all

    Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Terpukul Pajak Impor India – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia terpukul oleh kenaikan pajak impor minyak kelapa sawit dan turunannya oleh Pemerintah India.

    Hal ini diyakini akan berdampak pada kinerja ekspor industri sawit tahun ini.

    Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan, pengaruh ini sejalan dengan posisi India bersama dengan China yang masih menjadi dua negara terbesar tujuan ekspor CPO Indonesia.

    “India merupakan importir minyak sawit dari Indonesia terbesar kedua setelah China. Jadi kalau ini (kenaikan pajak impor) berlangsung lama sudah pasti akan berpengaruh terhadap ekspor minyak sawit Indonesia,” ungkap dia saat dihubungi Minggu (23/2/2025).

    Eddy belum bisa memberikan dampak secara rinci terkait penerapan kenaikan pajak impor CPO tersebut.

    Menurutnya, efek samping akan dipengaruh berapa lama waktu penerapan berlangsung.

    “Turunnya (ekspor) berapa persen belum bisa dipastikan sebab harus dilihat berapa lama akan diberlakukan tarif tersebut,” tambah dia.

    Mengutip laporan Reuters, Jumat (21/2/2025) India akan kembali menaikan pajak impor CPO untuk kedua kalinya dalam rentang waktu kurang dari enam bulan.

    Pada 14 September 2024, pemerintah India telah menaikan pajak impor CPO, minyak kedelai mentah dan minyak biji bunga matahari dari 5,5 persen menjadi 27,5 persen.

    Sedangkan, jenis minyak olahan dari ketiganya dikenakan pajak impor sebesar 35,75 persen.

    Reuters juga melaporkan bahwa industri penyulingan minyak di India telah membatalkan pesanan untuk 100.000 metrik ton minyak kelapa sawit mentah yang dijadwalkan untuk pengiriman antara bulan Maret dan Juni tahun ini.

    Terkait pembatalan pengiriman ekspor CPO tahun ini, Eddy mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan terhadap keabsahan informasi tersebut.

    “Saya belum mendapatkan info yang valid. Apakah itu (pembatalan) baru rencana kalau pajak impor naik, saya harus cek ke importir di India,” ujarnya.

    Laporan Reporter: Sabrina Rhamadanty | Sumber: Kontan

     

  • 1 Ton Bumbu Rendang Padang Diekspor ke Norwegia, UMKM Tembus Pasar Global

    1 Ton Bumbu Rendang Padang Diekspor ke Norwegia, UMKM Tembus Pasar Global

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Sebuah langkah besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Padang, Sumatra Barat, dilakukan oleh Golden Catering Padang, yang mengekspor satu ton bumbu rendang ke Norwegia pada Februari 2025. Ini menandai ekspansi pertama dari bumbu rendang Minang ke pasar internasional.

    Harti Ningsih, pembina Golden Catering, mengungkapkan bahwa meskipun mereka telah mengekspor rendang sebelumnya, kali ini mereka memilih untuk mengekspor bumbu rendang dalam bentuk yang lebih praktis, yaitu dalam bentuk bumbu siap pakai.

    “Kami telah melakukan ekspor rendang, tapi bukan dalam bentuk rendang yang sudah dimasak, melainkan dalam bentuk bumbu rendangnya,” ujar Harti dikutip Youtube Ina Negeriku, Senin (24/2/2025).

    Menurut Harti, permintaan bumbu rendang di pasar internasional, terutama di Norwegia, cukup besar.

    “Rendang Minang ini kan sudah mendunia, jadi negara-negara lain itu sangat berminat dengan makanan rendang. Dengan mengirimkan bumbu rendang, konsumen bisa menyesuaikan dengan selera mereka sendiri,” jelas Harti.

    Langkah ekspor ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan masakan khas Padang ke pasar internasional, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

    Dengan ekspor bumbu rendang, Golden Catering berharap dapat membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk kuliner khas Padang, terutama bagi UMKM yang belum mampu menjangkau pasar internasional.

    Harti juga berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah agar ekspor produk-produk khas Padang, termasuk rendang, tidak hanya terbatas pada pasar Norwegia, tetapi juga dapat merambah pasar Eropa dan Asia.

  • BPKH Fasilitasi UMKM Goes to Hajj untuk Pendaftaran Haji dan Ekspor Rendang ke Tanah Suci

    BPKH Fasilitasi UMKM Goes to Hajj untuk Pendaftaran Haji dan Ekspor Rendang ke Tanah Suci

    loading…

    BPKH bersama perbankan dan lembaga pembiayaan syariah mengadakan kegiatan UMKM Goes to Hajj. Program ini memberikan akses bagi pelaku UMKM dan kemudahan tenaga kerja untuk mendaftar haji. Foto: Ist

    PADANG – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama perbankan dan lembaga pembiayaan syariah mengadakan kegiatan “UMKM Goes to Hajj”, sebuah langkah strategis untuk mendorong peluang ekspor bagi pelaku UMKM.

    Program ini juga memberikan akses bagi pelaku UMKM dan kemudahan tenaga kerja untuk mendaftar Haji. BPKH turut mengajak grup pengusaha perhotelan, retail, dan eskpor impor di Arab Saudi, untuk berperan dalam membantu UMKM mendistribusikan produknya ke pasar Arab Saudi.

    Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander mengatakan, komitmen BPKH dalam mendukung inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem perhajian, termasuk optimalisasi dana kelolaan melalui peningkatan pendaftaran haji dari sektor UMKM.

    “UMKM dapat turut serta dalam ekosistem perhajian untuk memenuhi kebutuhan penyediaan makanan khas Indonesia pada musim haji seperti rendang sehingga dengan akses pasar yang lebih luas, para pelaku UMKM dapat berkembang untuk mampu mendaftar haji,” ujarnya, Senin (24/2/2025).

    Buya Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI yang juga Ketua PP Muhammadiyah yang membawahi UMKM menekankan bahwa potensi produk Sumatera Barat bukan hanya bumbu rendang, tetapi juga berbagai bumbu khas lainnya yang dapat menembus pasar global dan menjadi titik awal pembentukan kota devisa.

    “PP Muhammadiyah memiliki 24 cabang Muhammadiyah di seluruh dunia yang bisa dijadikan kanal promosi dan distribusi produk HIPERMI (Himpunan Pengusaha Randang Minang Indonesia),” katanya.

    Kepala Kanwil DJPb sekaligus Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Satu Sumbar Syukriah menuturkan DJPb mendapatkan Amanah sebagai Regional Chief Economic (RCE) dan Financial Officer (FA) termasuk di Sumatera Barat.

    DJPb dalam hal ini diminta menggali potensi ekonomi daerah, melakukan analisa, dan memberikan rekomendasi. Salah satu potensi ekonomi Provinsi Sumatera Barat yang perlu dikembangkan yaitu Bumbu dan Rendang di mana industri pengelolaan bumbu rendang butuh bahan baku yang erat kaitannya dengan petani dan Sumatera Barat yang agraris.

    “HIPERMI di bawah binaan DJPb Kemenkeu Sumbar diharapkan menjadi wadah berkembangnya suatu proses bisnis dari hulu ke hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumbar, mulai dari petani sampai pengusaha rendang yang pada akhirnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kemampuan fiskal di Sumbar,” ujarnya.

    Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Barat Endrizal menambahkan pemerintah provinsi siap mendukung program ini.

    “Pemerintah provinsi siap menjadi perusahaan pendamping dalam kerja sama program UMKM Goes to Hajj. Kami juga akan mengerahkan dinas dan tenaga pendamping untuk memastikan kelancaran program ini,” ucapnya.

    (jon)

  • Perjalanan Peluncuran Danantara: Tiga Kali Disinggung Prabowo

    Perjalanan Peluncuran Danantara: Tiga Kali Disinggung Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara pada hari ini, Senin (24/2/2025) menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia. 

    Lahirnya danantara dimulai pada ada 22 Oktober 2024, dua hari setelah pelantikkan Presiden Prabowo Subianto. Saat itu, Presiden menunjuk Muliaman Darmansyah Hadad menjadi Kepala BPI Danantara. 

    Awalnya, Prabowo berencana untuk merilis embrio Super Holding BUMN itu pada Kamis, 7 November 2024 di Kantor Danantara, di Jalan Soeroso, Jakarta.

    Kendati demikian, pemerintah membatalkan rencana tersebut lantaran lawatan luar negeri Presiden dan payung hukum yang belum rampung. Danantara tak kunjung diresmikan hingga akhir 2024. 

    Meski begitu, pada 2025, Prabowo berulang kali menyinggung keberadaan BPI Danantara dalam tiga pidato penting. Hal tersebut menandakan besarnya peran Danantara dalam visi ekonomi nasional.

    Berikut momen Prabowo menyinggung Danantara saat berpidato di tiga kesempatan

    1. Pidato di World Government Summit 2025 (Rabu, 12 Februari 2025) 

    Dalam forum internasional bergengsi World Government Summit 2025, Prabowo mengumumkan kesiapan Indonesia meluncurkan Danantara. Dia mengungkapkan bahwa dana ini akan memiliki aset kelolaan lebih dari US$900 miliar dan akan digunakan untuk mengembangkan proyek berkelanjutan di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lainnya.

    “Danantara, yang akan diluncurkan pada 24 Februari ini, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kami ke dalam proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain,” ujarnya dalam forum itu.

    Prabowo mengatakan bahwa semua proyek tersebut diharapkan akan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. 

    “Kami tengah mempersiapkan peluncuran Danantara Indonesia, sovereign wealth fund terbaru kami, yang menurut evaluasi awal kami akan mengelola lebih dari US$900 miliar aset dalam pengelolaan (AUM),” katanya.

    Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu pun mengungkapkan bahwa initial funding atau pendanaan awal Danantara diproyeksi mencapai US$20 miliar.

    “Kami berencana untuk memulai sekitar 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar, yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi negara kami. Saya sangat yakin, saya sangat optimistis. Indonesia akan maju dengan kecepatan penuh,” pungkas Prabowo.

     

    2. Pidato HUT Ke-17 Partai Gerindra (Sabtu, 15 Februari 2025)

    Dalam peringatan HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo kembali menegaskan peluncuran Danantara yang dijadwalkan pada Senin, 24 Februari 2025.

    Dia pun mengajak agar dana ini dapat dikelola secara transparan dengan pengawasan dari para mantan presiden Indonesia serta pemuka agama dari NU, Muhammadiyah, KWI, dan organisasi lainnya.

    “Saya beri nama Danantara yaitu Daya Anagata Nusantara, yang berarti kekuatan atau energi masa depan Indonesia. Ini harus kita jaga bersama. Oleh karena itu, saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini,” ujar Prabowo.

    Dalam pidatonya, Prabowo juga menyebut nilai Danantara yang lebih besar dari perkiraan awal, yaitu hampir US$980 miliar. Sumber pendanaan berasal dari dividen BUMN sebesar Rp300 triliun, hasil penghematan anggaran Rp608 triliun, dan surplus dari optimalisasi pengelolaan keuangan negara.

    “Totalnya kita punya Rp750 triliun, dan Rp24 triliun kita pakai untuk program makan bergizi bagi rakyat. Selebihnya akan diinvestasikan dalam Danantara,” jelasnya.

     

    3. Pidato Pengumuman Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (Senin, 17 Februari 2025) 

    Dalam pidato mengenai Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), Prabowo menyoroti optimalisasi pengelolaan BUMN melalui konsolidasi ke dalam Danantara.

     “Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN. Ini adalah kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi kekuatan masa depan Indonesia. Kekayaan negara dikelola dan dihemat untuk anak dan cucu kita,” tandas Prabowo.

  • Google dan Kemendag Luncurkan Gemini Academy: Pelatihan AI Generatif untuk UMKM Indonesia – Page 3

    Google dan Kemendag Luncurkan Gemini Academy: Pelatihan AI Generatif untuk UMKM Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Google, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag), resmi meluncurkan Gemini Academy untuk UMKM.

    Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mendapatkan akses ke program pelatihan Gemini dari Google ini. Program ini khusus untuk kelompok UMKM, baik di sektor ekspor maupun non-ekspor.

    “Dengan Gemini Academy untuk UMKM, kami berharap dapat membantu UMKM menavigasi perubahan teknologi dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang berpusat pada AI,” tutur Director of Government Affairs & Public Policy, Google Indonesia Putri Alam dalam siaran pers yang diterima, Senin (24/2/2025). 

    Selain peluncuran Gemini Academy, Google juga menyediakan 500 beasiswa Google Career Certificates kepada aparatur sipil negara (ASN) di Kemendag.

    Beasiswa ini akan digunakan untuk mengikuti kursus “AI Essentials”, salah satu kursus AI terpopuler di platform belajar Coursera.

    Google telah lama berperan dalam mendorong digitalisasi UMKM di Indonesia. Pada 2014, perusahaan teknologi ini meluncurkan Gapura sebagai inisiatif untuk membantu bisnis beralih ke online.

    Program ini kemudian berkembang menjadi Gapura Digital, yang fokus pada pengembangan situs web mobile. Pada 2021, Google bahkan berhasil melampaui target untuk melatih lebih dari dua juta UMKM di Indonesia.

    Nnantinya, Peserta Gemini Academy untuk UMKM akan mendapatkan pelatihan komprehensif dalam berbagai aspek penggunaan AI, termasuk Prompt Engineering, Analisis Kompetisi Industri, serta Penerapan Hasil AI ke Bisnis. 

    Bagi UMKM ekspor, modul pelatihan Gemini Academy akan terintegrasi dengan program Kemendag yang sudah ada, termasuk Bisnis Online Ekspor serta Akses dan Survey Pasar Ekspor melalui Internet.

    Pelatihan Gemini Academy untuk UMKM akan diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan sesi online dan offline. Pendaftaran dibuka setiap bulan hingga Juni 2025.

  • BPKH Dorong UMKM Penuhi Kebutuhan Makanan Haji

    BPKH Dorong UMKM Penuhi Kebutuhan Makanan Haji

    Padang: Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama perbankan dan lembaga pembiayaan syariah mengadakan kegiatan ‘UMKM Goes to Hajj’ sebuah langkah strategis untuk mendorong peluang ekspor bagi pelaku UMKM.

    Program ini juga memberikan akses bagi pelaku UMKM dan memberikan kemudahan tenaga kerja untuk mendaftar Haji. BPKH turut mengajak group pengusaha perhotelan, retail, dan eskpor impor di Arab Saudi, untuk berperan dalam membantu UMKM mendistribusikan produknya ke pasar Arab Saudi.

    Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander mengatakan, BPKH mendukung inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem perhajian, termasuk optimalisasi dana kelolaan melalui peningkatan pendaftaran haji dari sektor UMKM. 

    “UMKM dapat memenuhi kebutuhan penyediaan makanan khas Indonesia pada musim haji seperti rendang sehingga dengan akses pasar yang lebih luas para pelaku UMKM dapat berkembang untuk mampu mendaftar haji,” ujarnya.

    Wakil Ketua Umum MUI/ Ketua PP Muhammadiyah yang membawahi UMKM, Buya Anwar Abbas mengatakan potensi produk Sumatera Barat bukan hanya bumbu rendang, tetapi juga berbagai bumbu khas lainnya yang dapat menembus pasar global dan menjadi titik awal pembentukan kota devisa.

    “PP Muhammadiyah memiliki 24 cabang Muhammadiyah di seluruh dunia yang bisa dijadikan kanal promosi dan distribusi produk Hipermi (Himpunan Pengusaha Randang Minang Indonesia),” katanya.

    Kepala Kanwil DJPb, sekaligus sebagai Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan RI Satu Sumbar, Syukriah, menegaskan bahwa DJPb mendapatkan Amanah sebagai Regional Chief Economic (RCE) dan Financial Officer (FA) termasuk di Sumatera Barat. 

    DJPb diminta untuk menggali potensi ekonomi daerah, melakukan analisa dan memberikan rekomendasi. 

    Salah satu potensi ekonomi Provinsi Sumatera Barat yang perlu dikembangkan yaitu bumbu dan rendang. Industri pengelolaan bumbu rendang butuh bahan baku yang erat kaitannya dengan petani dan Sumatera Barat yang agraris. 

    “Hipermi diharapkan menjadi wadah berkembangnya suatu proses bisnis dari hulu ke hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumbar, mulai dari petani sampai pengusaha rendang yang pada akhirnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kemampuan fiskal di Sumbar,” katanya.

    Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Endrizal, menegaskan kesiapan pemerintah provinsi dalam mendukung program ini.

    “Pemerintah provinsi siap menjadi perusahaan pendamping dalam kerja sama program UMKM Goes to Hajj. Kami juga akan mengerahkan dinas dan tenaga pendamping untuk memastikan kelancaran program ini,” ujarnya.

    Padang: Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama perbankan dan lembaga pembiayaan syariah mengadakan kegiatan ‘UMKM Goes to Hajj’ sebuah langkah strategis untuk mendorong peluang ekspor bagi pelaku UMKM.
     
    Program ini juga memberikan akses bagi pelaku UMKM dan memberikan kemudahan tenaga kerja untuk mendaftar Haji. BPKH turut mengajak group pengusaha perhotelan, retail, dan eskpor impor di Arab Saudi, untuk berperan dalam membantu UMKM mendistribusikan produknya ke pasar Arab Saudi.
     
    Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander mengatakan, BPKH mendukung inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem perhajian, termasuk optimalisasi dana kelolaan melalui peningkatan pendaftaran haji dari sektor UMKM. 

    “UMKM dapat memenuhi kebutuhan penyediaan makanan khas Indonesia pada musim haji seperti rendang sehingga dengan akses pasar yang lebih luas para pelaku UMKM dapat berkembang untuk mampu mendaftar haji,” ujarnya.
     
    Wakil Ketua Umum MUI/ Ketua PP Muhammadiyah yang membawahi UMKM, Buya Anwar Abbas mengatakan potensi produk Sumatera Barat bukan hanya bumbu rendang, tetapi juga berbagai bumbu khas lainnya yang dapat menembus pasar global dan menjadi titik awal pembentukan kota devisa.
     
    “PP Muhammadiyah memiliki 24 cabang Muhammadiyah di seluruh dunia yang bisa dijadikan kanal promosi dan distribusi produk Hipermi (Himpunan Pengusaha Randang Minang Indonesia),” katanya.
     
    Kepala Kanwil DJPb, sekaligus sebagai Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan RI Satu Sumbar, Syukriah, menegaskan bahwa DJPb mendapatkan Amanah sebagai Regional Chief Economic (RCE) dan Financial Officer (FA) termasuk di Sumatera Barat. 
     
    DJPb diminta untuk menggali potensi ekonomi daerah, melakukan analisa dan memberikan rekomendasi. 
     
    Salah satu potensi ekonomi Provinsi Sumatera Barat yang perlu dikembangkan yaitu bumbu dan rendang. Industri pengelolaan bumbu rendang butuh bahan baku yang erat kaitannya dengan petani dan Sumatera Barat yang agraris. 
     
    “Hipermi diharapkan menjadi wadah berkembangnya suatu proses bisnis dari hulu ke hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumbar, mulai dari petani sampai pengusaha rendang yang pada akhirnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kemampuan fiskal di Sumbar,” katanya.
     
    Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Endrizal, menegaskan kesiapan pemerintah provinsi dalam mendukung program ini.
     
    “Pemerintah provinsi siap menjadi perusahaan pendamping dalam kerja sama program UMKM Goes to Hajj. Kami juga akan mengerahkan dinas dan tenaga pendamping untuk memastikan kelancaran program ini,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)