Topik: ekspor

  • 70 Tahun Hubungan Diplomatik, Dubes Vietnam Bidik US Miliar Perdagangan dengan RI

    70 Tahun Hubungan Diplomatik, Dubes Vietnam Bidik US$18 Miliar Perdagangan dengan RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Hubungan diplomatik Indonesia dan Vietnam telah terjalin tujuh dekade lamanya atau telah mencapai 70 tahun, dan terus berkembang di semua bidang baik politik, ekonomi, investasi, serta perdagangan.

    Duta Besar Vietnam untuk Indonesia dan Timor Leste Ta Van Thong menyampaikan bahwa Indonesia dan Vietnam telah menjadi mitra dagang untuk waktu yang cukup lama.

    Pada 2024, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai US$16 miliar atau sekitar Rp260,4 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2024. Sementara dalam tiga tahun ke depan, ditargetkan mencapai US$18 miliar.

    “Kedua negara kita bertujuan untuk mencapai target perdagangan dua arah yang baru sebesar US$18 miliar pada 2028. Ini adalah target baru yang ditetapkan oleh para pemimpin kita,” ungkapnya dalam acara 70thAnniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations di Hotel Raffles, Jakarta pada Senin (24/2/2025).

    Ta Van Thong optimistis dapat mencapai target tersebut—bahkan lebih cepat—karena dirinya melihat potensi besar untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.

    Dirinya meyakini masih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, seperti tekonologi tinggi, energi baru terbarukan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau.

    Duta besar tersebut memamerkan bahwa Vietnam pun menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di kawasan ini, bahkan di dunia—sebagaimana Indonesia yang selalu memamerkan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

    Terlepas dari ketidakpastian global, ekonomi Vietnam terus mempertahankan momentum yang kuat, dan dengan pertumbuhan PDB lebih dari 7% tahun lalu. Tahun ini, Vietnam membidik pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

    Keistimewaan Vietnam lainnya, yakni negara tersebut telah memiliki perjanjian perdagangan bebas alias Free Trade Agreement (FTA) dengan 17 negara.

    Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dan Vietnam terus mencatatkan surplus dengan bobot ekspor dan impor yang terus meningkat. Total perdagangan tercatat meningkat sekitar 12,4% (year on year/YoY) setiap tahunnya.

    Di mana pada 2020, ekspor Indonesia ke Vietnam mencapai US$4,9 miliar sementara impor senilai US$3,1 miliar. Pada 2024, angka tersebut meningkat dua kali lipat menjadi masing-masing US$8,6 miliar dan US$5,9 miliar.

    Produk yang rajin dikirim ke Vietnam, yakni batu bara, stainless steel, minyak dari kelapa sawit, tembaga, mobil, dan motor. Sementara Indonesia rajin mengimpor beras, kain, alas kaki, serta komponen mesin.

    Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Cristiawan Nasir turut optimistis akan perdagangan bilateral Indonesia dan Vietnam.

    Dirinya meyakini target tersebut akan tercapai lebih cepat dari 2028, seiring dengan realisasi ekspor impor yang meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

    “Ada waktu tiga tahun lagi [menuju 2028]. Melihat trennya, saya yakin bahwa target itu bisa dicapai sebelum 2028,” ungkapnya. 

  • Pemerintah Targetkan Ekspor UMKM Tembus Rp307 Triliun Tahun Ini

    Pemerintah Targetkan Ekspor UMKM Tembus Rp307 Triliun Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke 33 negara dengan nilai mencapai US$18,84 miliar atau setara Rp307 triliun (kurs Jisdor Rp16.303) tahun ini.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, nilai ekspor UMKM yang ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 12,54% jika dibanding tahun sebelumnya.

    “Bahwasanya kami mempunyai target ekspor untuk UMKM di 33 negara dan khususnya untuk di 2025 ini sebesar US$18,84 miliar,” kata Roro usai melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementerian BUMN tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Siap Ekspor di Kantor Kemendag, Senin (24/2/2025).

    Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Kemendag adalah menggandeng Kementerian BUMN, dengan menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM agar siap ekspor.

    Penandatanganan nota kesepahaman ini telah dilaksanakan hari ini, Senin (24/2/2025) di Kantor Kemendag, yang turut dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

    Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim menuturkan, nota kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen kedua kementerian dalam upaya peningkatan ekspor khususnya produk-produk UMKM.

    “Nota kesepahaman ini merupakan bentuk komitmen antara kedua belah pihak dalam upaya peningkatan ekspor khususnya untuk produk-produk UMKM,” ujar Isy. 

    Pembahasan nota kesepahaman ini telah berlangsung sejak 11 Desember 2024 dan dalam kurun waktu dua bulan, kedua kementerian menyelesaikan pembahasan substansi kerja sama secara intensif serta melakukan finalisasi konsep nota kesepahaman.

    Isy mengatakan, nota kesepahaman ini berlaku selama 3 tahun dengan empat ruang lingkup yang dikerjasamakan. Pertama, pengembangan dan pemberdayaan UMKM untuk peningkatan ekspor yang meliputi penguatan rantai pasok dalam negeri.

    Selanjutnya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan dukungan skema pembelian. Keempat, kegiatan lainnya dalam rangka sinergi pengembangan dan pemberdayaan UMKM sehingga ekspor yang disepakati oleh kedua belah pihak.

    Adapun, nota kesepahaman ini dapat diperpanjang oleh perjanjian kerja sama atau bentuk lainnya yang dibuat dan disepakati oleh kedua kementerian yang ditunjuk atau diberi kewenangan oleh Kemendag dan Kementerian BUMN. 

  • Hendry Lie Disebut Tak Akui Sebagai Pemilik PT TIN Saat Ajukan Kerja Sama Dengan PT Timah – Halaman all

    Hendry Lie Disebut Tak Akui Sebagai Pemilik PT TIN Saat Ajukan Kerja Sama Dengan PT Timah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Kabid Perencanaan dan Pengolahan PT Timah Nono Budi Priyono mengatakan terdakwa Hendry Lie, pemilik PT Tinindo Internusa (PT TIN), pernah berupaya mengajukan kerja sama sewa smelter dengan PT Timah. 

    Budi mengatakan saat itu dirinya bertemu dengan Hendry Lie.

    Namun, dalam pertemuan tersebut Hendry Lie membantah sebagai pemilik PT Tinindo Internusa. 

    Adapun hal itu disampaikan Budi saat dihadirkan menjadi saksi pada sidang lanjutan korupsi timah terdakwa, Hendry Lie di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Senin (24/2/2025). 

    “Saksi kenal tidak dengan PT Tinindo, tahu?” tanya jaksa yang kemudian dijawab tahu oleh Budi.

    “Sebelumnya kenal dengan terdakwa Hendry Lie ini? Coba ceritakan awal perkenalkan dengan beliau,” tanya jaksa kembali. 

    Kemudian Budi mengatakan dirinya mengenal Hendry Lie saat dihubungi staf pribadi terdakwa. 

    “Terus saya sampaikan belum bisa ketemu beliau, nanti saja ketemu, setelah ada prosesi penerimaan korban (Lion Air) itu. Pada jam 14.00 saya ketemu dengan beliau Pak Hendry Lie di kafe,” terangnya. 

    Lanjut Budi, ia menanyakan maksud dari terdakwa Hendry Lie ingin bertemu dirinya.

    “Beliau bilang mau ikut kerja sama dengan sewa smelter tersebut. Saya sampaikan bahwa, Tinindo sudah kerja sama,” jelasnya. 

    Kemudian dikatakan Budi bahwa Hendry Lie tidak mengakui sebagai pemilik PT Tinindo Internusa. 

    “Saya sampaikan, bukan kapasitas saya, mungkin coba minta ke Pak Alwin sebagai Direktur Operasi, karena yang saya tahu adalah Pak Alwin,” terangnya. 

    Budi lalu mengatakan bahwa hal itu sudah disampaikan ke Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Alwin Albar. 

    “Saya sampaikan ke beliau, Pak Alwin, dan Pak Alwin bilang, itu diserahkan ke Pak Riza, Direktur Utama,” ucapnya.

    Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa bos maskapai Hendry Lie sekaligus pemilik PT Tinindo Inter Nusa atau PT TIN terlibat korupsi tata niaga komoditas timah di Bangka Belitung.

    Dalam dakwaannya JPU mendakwa Hendry Lie memperkaya diri sendiri dalam perkara tersebut hingga Rp 1 triliun.

    “Memperkaya terdakwa Hendry Lie melalui PT. Tinindo Inter Nusa setidak-tidaknya Rp1.059.577.589.599.19,” kata JPU membacakan dakwaan di persidangan PN Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2025).

    Selain itu JPU juga menyatakan terdakwa Hendry Lee dalam perkara tersebut telah memerintahkan Rosalina dan Fandy Lingga untuk membuat dan menandatangani surat penawaran PT Tinindo Inter Nusa terkait kerjasama sewa alat processing Timah kepada PT Timah bersama smelter swasta lainnya.

    “PT. Sariwiguna Bina Sentosa dan PT Stanindo Inti Perkasa yang diketahuinya smelter-smelter swasta tersebut tidak memiliki CP dan format surat penawaran kerjasama sudah dibuatkan oleh PT. Timah,” kata JPU.

    Jaksa juga menyebutkan Hendry Lie memerintahkan Fandy Lingga mewakili PT Tinindo Internusa menghadiri pertemuan di Hotel Novotel Pangkal Pinang dengan Mochtar Rizal Pahlevi selaku Direktur Utama PT Timah TBK dan Alwin Albar selaku Direktur Operasional PT Timah TBK dan 27 pemilik smelter swasta.

    Pertemuan tersebut kata jaksa membahas permintaan Mochtar Riza Pahlevi dan Alwin Albar atas bijih timah sebesar 5 persen dari kuota ekspor smelter swasta tersebut.

    Karena biji timah yang diekspor oleh smelter swasta tersebut merupakan hasil produksi yang bersumber dari penambangan di wilayah IUP PT. Timah.

    “Terdakwa Hendry Lee bersama-sama Fandy Lingga dan Rosalina melalui PT Tinindo Internusa menerima pembayaran atas kerjasama sewa peralatan processing penglogaman timah dari PT Timah yang diketahuinya bahwa pembayaran tersebut terdapat kemahalan harga,” jelas jaksa.

    Di persidangan jaksa juga mendakwa Hendry Lie melalui Rosalina dan Fandy Lingga menyetujui permintaan Harvey Moeis untuk melakukan pembayaran biaya pengamanan kepada Harvey Moeis sebesar 500 USD sampai dengan 750 USD per ton.

    Seolah-olah dicatat sebagai CSR dari smelter swasta yaitu CV venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Bina Sentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa.

    “Terdakwa Hendry Lie melalui Rosalina maupun fandy Lingga yang mewakili PT Tinindo Internusa mengetahui dan menyepakati tindakan Harvey moeis bersama smelter swasta lainnya yaitu CV venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Bina Sentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa dengan PT Timah melakukan negosiasi dengan PT Timah terkait dengan sewa smelter swasta. Sehingga kesepakatan harga sewa smelter tanpa didahului studi kelayakan atau kajian yang memadai atau mendalam,” jelas jaksa.

    Atas perkara ini jaksa mendakwa Hendry Lie merugikan keuangan negara dalam perkara tersebut sebesar Rp300 triliun berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara perkara dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah.

    Pada wilayah izin usaha pertambangan IUP PT Timah tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia.

    Atas hal itu Hendry Lie didakwa melanggar Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 UU Nomor 1999 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP.

  • UMKM Binaan Bea Cukai Tasikmalaya Berhasil Ekspor 10.000 Pasang Sendal Mendong ke Thailand – Page 3

    UMKM Binaan Bea Cukai Tasikmalaya Berhasil Ekspor 10.000 Pasang Sendal Mendong ke Thailand – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – UMKM binaan Bea Cukai Tasikmalaya, PT Mendong Java Woven mengekspor 10.000 pasang sandal berbahan anyaman mendong senilai USD 8.000 ke Thailand. Langkah ini menandai meningkatnya daya saing produk lokal di pasar global, khususnya dalam kategori produk ramah lingkungan yang eco-friendly, handmade, dan bernilai estetika tinggi.

    Plt. Kepala Kantor Bea Cukai Tasikmalaya, Indriya Karyadi, mengapresiasi langkah ekspor ini sebagai bukti nyata bahwa produk kerajinan berbasis kearifan lokal memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar internasional.

    “Kami sangat mendukung upaya pelaku UMKM seperti PT Mendong Java Woven dalam menembus pasar ekspor. Bea Cukai Tasikmalaya siap membantu UMKM dalam aspek fasilitasi dan kemudahan ekspor,” ujar Indriya.

    Tasikmalaya selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan tangan di Indonesia, terutama produk berbahan dasar rumput mendong (Fimbristylis globulosa).

    Rumput yang tumbuh subur di daerah rawa dan persawahan ini telah lama dimanfaatkan oleh para perajin untuk menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi, seperti tikar, tas, dompet, kotak penyimpanan, dan aksesori rumah tangga lainnya, termasuk sandal.

     

  • Ekonom BCA Ungkap Potensi Tantangan Perekonomian Indonesia di 2025 – Halaman all

    Ekonom BCA Ungkap Potensi Tantangan Perekonomian Indonesia di 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengungkapkan, kebijakan dan program pemerintah dapat memberikan daya ungkit cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Menurutnya, sejumlah sektor seperti properti, transportasi, logistik, makanan, minuman, hingga kemasan diproyeksikan akan terdorong kebijakan pemerintah, sehingga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional. 

    Tak hanya itu, terdapat juga potensi tambahan likuiditas berkat kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE).

    “Tentu yang berhubungan dengan properti, perumahan, ini kan banyak sekali subsektornya yang berkaitan dengan itu, diperkirakan akan bergerak positif. Kemudian ada sektor makanan minuman serta subsektor turunannya, termasuk sektor transportasi, logistik, packaging, kemasan itu juga akan terpengaruh positif,” kata David dalam keterangannya, Senin (24/2/2025).

    David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi menyentuh angka 4,8 persen sampai 5 persen pada 2025. Selain keberadaan katalis dari pemerintah, pertumbuhan jumlah penduduk produktif yang rata-rata mencapai 3 persen per tahun berpotensi berdampak positif bagi perekonomian. 

    Alasannya, karakteristik ekonomi Indonesia adalah consumer driven economy. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk dapat mendorong peningkatan konsumsi, dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

    “Sektor yang kaitannya dengan consumer driven sector masih akan bagus. Tapi memang akselerasinya ini perlu katalis baru kalau ingin mendorong daya beli masyarakat lebih kuat. Kuncinya adalah FDI (foreign direct investment) masuk ke sektor sektor yang banyak menyerap lapangan kerja terutama manufaktur,” ucap dia.

    “Kalau bisa masuk ke situ tentunya daya beli masyarakat akan lebih kuat lagi. Tentunya 2025 masih banyak katalis yang saya pikir kita tunggu. Paling tidak tanpa ada katalis itu (pertumbuhan ekonomi) 4,8 persen 5 persen masih bisa kita capai,” ujarnya.

    Meski optimistis, David mengungkapkan bawa semester 1 2025 masih akan dipenuhi ketidakpastian dan tantangan. David menjelaskan, terdapat sejumlah tantangan pertumbuhan ekonomi indonesia seperti kondisi geopolitik, nilai tukar, hingga kebijakan protektif Presiden AS Donald Trump.

    “Uncertainty di globalnya kan masih cukup tinggi ya, tapi tetap ada beberapa katalis membuat kita juga optimis. Misalnya ya, ada kebijakan pemerintah kan yang cukup,” ujar David.

    Sejalan dengan itu, Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas turut menyampaikan optimismenya khususnya terkait pasar modal. 

    Menurut dia Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat rebound ke level 7.000-an yakni di kisaran 7.200 7.700. Andre Benas menilai sektor perbankan masih akan menjadi pendorong IHSG pada 2025. 

    “Kalau ditanya sektornya pasti ya kalau kita ekspektasi pertumbuhan yang paling bagus saat ini masih didorong oleh financial services, yaitu bank,” tutur Andre.

  • Wamendag Pede Ekspor UMKM di 2025 Tembus Rp 306,62 Triliun – Page 3

    Wamendag Pede Ekspor UMKM di 2025 Tembus Rp 306,62 Triliun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkapkan target ekspor produk UMKM Indonesia di 2025, yakni mencapai USD 18,84 miliar atau setara Rp 306,62 triliun (estimasi kurs Rp 16.275 per USD).

    Target ini diharapkan dapat tumbuh sebesar 12,54% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan harapan dapat mendorong inovasi dan membuka pasar lebih luas bagi produk-produk UMKM Indonesia.

    “Khususnya untuk di tahun 2025 ini sebesar USD18,84 miliar, dengan harapan bahwa ini bisa meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 12,54%,” kata Roro dalam penandatanganan nota Kesepahaman (MoU) tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Siap Ekspor, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Dalam upaya mencapai target tersebut, Kementerian Perdagangan memiliki tiga fokus utama, yakni mengamankan pasar domestik, meningkatkan ekspor, serta mendukung UMKM untuk siap beradaptasi dan berinovasi agar mampu menembus pasar internasional.

    “Maka kenapa kita tagline-nya “BISA”,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Dyah Roro menyebut UMKM memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi mencapai sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    Dalam konteks ini, sektor UMKM tidak hanya diharapkan untuk tumbuh di pasar domestik, tetapi juga siap bersaing di pasar global. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan kolaborasi dengan BUMN, telah memfasilitasi berbagai program pembinaan bagi UMKM agar dapat memenuhi standar internasional.

     

  • Kemendag dan Kementerian BUMN Sinergi Bawa UMKM Tembus Pasar Ekspor – Page 3

    Kemendag dan Kementerian BUMN Sinergi Bawa UMKM Tembus Pasar Ekspor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan dengan Kementerian BUMN melakukan penandatanganan nota Kesepahaman (MoU) tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Siap Ekspor.

    Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, di Ruang Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Issy Karim, mengatakan acara ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan UMKM agar siap bersaing di pasar ekspor global.

    Penandatanganan MoU ini merupakan bentuk komitmen kedua kementerian dalam mendukung peningkatan ekspor, khususnya produk-produk dari UMKM Indonesia.

    “Nota kesempatan ini merupakan bentuk komitmen antara kedua belah pihak dalam upaya peningkatan ekspor, khususnya untuk produk-produk UMKM,” kata Issy dalam laporannya.

    Percepat UMKM Go International

    Kata Issy, sebagaimana arahan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN, menegaskan pentingnya kolaborasi antar kedua instansi pemerintah untuk mempercepat perkembangan UMKM yang siap untuk go international.

    Kolaborasi ini berawal dari pembahasan yang dimulai pada tanggal 11 Desember 2024, yang digagas oleh Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri BUMN.

    Pembahasan intensif selama dua bulan ini menghasilkan kesepakatan mengenai substansi kerjasama yang mencakup pengembangan dan pemberdayaan UMKM, dengan fokus utama pada peningkatan ekspor produk-produk lokal.

    “Dalam kurun waktu 2 bulan, Perwakilan Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN telah berhasil menyelesaikan pembahasan substansi kerjasama secara intensif, serta melakukan finalisasi konsep nota kesepahaman,” ujarnya.

     

  • UMKM Rajut Ini Go Global! Bukti BRI Buka Pintu ke Pasar Ekspor Lewat UMKM EXPO(RT) – Page 3

    UMKM Rajut Ini Go Global! Bukti BRI Buka Pintu ke Pasar Ekspor Lewat UMKM EXPO(RT) – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung UMKM untuk terus berkembang dan menembus pasar global. Melalui berbagai program dan inisiatif, BRI memang membuka lebih banyak peluang bagi pelaku usaha kreatif agar dapat bersaing di pasar internasional. Salah satu bentuk dukungan nyata ini terlihat dari kesempatan yang diberikan kepada Animers Craft, UMKM asal Medan yang bergerak di bidang usaha rajut. 

    Sebagai salah satu peserta BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Anita M Simamora, pendiri Animers Craft, membagikan kisah perjalanannya dalam membangun bisnis kerajinan tangan yang dimulai sejak tahun 2020.

    Anita menuturkan bahwa kecintaannya pada seni merajut berawal dari hobi sejak bangku sekolah dasar (SD) Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukannya untuk fokus pada pendidikan dan karier membuatnya hampir melupakan kegemarannya itu. Namun, setelah memasuki masa pensiun, ia akhirnya memutuskan untuk menghidupkan kembali kecintaannya pada dunia rajut dan bergabung dalam komunitas perajut di Medan.

    Apa yang awalnya hanya sekadar mengisi waktu luang, perlahan berkembang menjadi usaha yang semakin serius. Kini, Animers Craft telah menjadi sumber penghasilan utama bagi Anita. 

    Dengan tekad kuat, Anita mulai memasarkan produknya secara perlahan. Pada awal berdirinya bisnis ini, dia mengenang bahwa hanya menerima pesanan kecil dari teman-teman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat potensi besar dalam industri rajut handmade ini. 

    Adapun, produk yang ditawarkan Anita lewat Animers Craft punya berbagai jenis, mulai dari tas rajut dengan desain mosaik unik hingga gantungan kunci rajut yang lebih sederhana. Setiap produknya dibuat dengan tangan secara teliti dan penuh kesabaran. “Saya pikir, kalau ditekuni dengan serius, rajutan ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Saya mulai berjualan, belajar pemasaran, dan mendaftarkan usaha secara resmi,” ujarnya.

    Upaya Anita untuk memperluas jangkauan pasarnya akhirnya membuahkan hasil. Produk Animers Craft telah mendapat respons positif dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan telah dikirim ke Belanda melalui layanan jasa titip seorang teman. 

    Kesempatan untuk mengembangkan bisnis kian terbuka lebar ketika Anita berpartisipasi dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, Tangerang. Melalui proses seleksi yang ketat, Animers Craft berhasil terpilih berkat teknik rajut mosaik yang unik dan tidak banyak dikuasai oleh perajin lain. Keunikan ini membuat produk Animers Craft menarik perhatian calon pembeli internasional, membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi Anita dan komunitasnya.

  • Kemendag Bidik Nilai Ekspor UMKM Rp 306 Triliun Tahun Ini

    Kemendag Bidik Nilai Ekspor UMKM Rp 306 Triliun Tahun Ini

    Jakarta

    Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor UMKM mencapai US$ 18,84 miliar setara Rp 306 triliun (kurs Rp 16.250) di 2025. Tujuan dalam ekspor tersebut ke 33 negara.

    “Target ekspor untuk UMKM di 33 negara dan khususnya untuk di tahun 2025 ini sebesar US$ 18,84 miliar dengan harapan bahwa ini bisa meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 12,54%,” kata dia dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Kemendag dan Kementerian BUMN, di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025).

    Untuk mencapai target tersebut, salah satu cara yang dilakukan dengan pendampingan penjajakan bisnis atau business matching melalui perwakilan perdagangan di 33 negara. Selain itu kolaborasi antar kementerian juga dilakukan, salah satunya dengan Kementerian BUMN.

    “Setiap bulan kami menargetkan dari setiap perwakilan perdagangan kita di luar negeri. Nah harapannya melalui kerjasama ini dukungan dari perusahaan-perusahaan BUMN dapat mensejahterakan tentunya para UMKM hingga kemudian bisa tembus ke pasar internasional,” jelasnya.

    Perluasan kerja sama dagang juga terus dilakukan untuk menambah pasar ekspor produk UMKM. Kerja sama dagang yang tengah diselesaikan ke beberapa negara, yakni Kanada, Peru, hingga Uni Eropa. Negara lain juga menjadi sasaran Indonesia terutama negara tetangga.

    “Kita mempunyai pasar yang cukup besar di middle east hingga bahkan Malaysia. Kalau negara-negara tetangga kita di south east asia itu bisa kita optimalkan juga. Lalu kemudian tentu tidak lepas lagi dengan negara-negara tetangga lainnya seperti di Australia, ini kita juga ada perwakilan perdagangan di sana,” terangnya.

    (ada/kil)

  • Minyak Nilam Indonesia Masuk Pasar Global Berkat Kualitas Premium

    Minyak Nilam Indonesia Masuk Pasar Global Berkat Kualitas Premium

    Liputan6.com, Yogyakarta – Indonesia mengukuhkan posisinya sebagai penghasil minyak nilam terbesar di dunia dengan kontribusi lebih dari 90.000 ton minyak nilam per tahun, atau sekitar 90 persen dari total kebutuhan pasar global. Dominasi ekspor minyak nilam Indonesia tercatat mencapai volume 1.200-1.500 ton per tahun dengan nilai transaksi sekitar USD 50 juta.

    Mengutip dari berbagai sumber, kualitas minyak nilam asal Aceh mendapat pengakuan internasional karena kandungan patchouli alkohol yang mencapai 38-40 persen, jauh di atas standar minimum global 30 persen. Komponen ini menjadi parameter utama dalam penentuan mutu minyak nilam dan memberikan keunggulan dibandingkan produk sejenis dari India dan Malaysia yang hanya mencapai 28-32 persen.

    Proses produksi tradisional yang dipadukan dengan teknologi modern menjadi kunci keberhasilan petani nilam Indonesia. Tanaman yang termasuk keluarga Lamiaceae ini dibudidayakan secara tumpang sari dengan tanaman lain seperti kelapa, kopi, dan karet untuk mengoptimalkan lahan pertanian.

    Penyulingan uap menjadi metode utama ekstraksi minyak dari daun dan batang nilam yang telah dikeringkan selama 5-7 hari. Teknik ini mempertahankan kualitas minyak dan menghasilkan aroma khas yang disukai industri parfum dan kosmetik internasional.

    Sulawesi dan Sumatera menjadi sentral produksi utama minyak nilam di Indonesia dengan luas area tanam mencapai 25.000 hektar. Kondisi iklim tropis dengan curah hujan 2.500-3.000 mm per tahun dan tanah yang subur di kedua pulau tersebut menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan tanaman nilam hingga mencapai tinggi optimal tiga kaki.

    Keunikan tanaman nilam yang dibudidayakan terletak pada karakteristiknya yang tidak berbunga. Hal ini menyebabkan perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek, bukan biji, sehingga menjaga konsistensi genetik dan kualitas minyak yang dihasilkan.

    Permintaan global terhadap minyak nilam terus meningkat seiring berkembangnya industri aromaterapi dan kosmetik alami. Minyak ini berfungsi sebagai fiksatif alami yang memperpanjang daya tahan aroma dalam produk parfum premium.

    Standar internasional ISO 3757 untuk minyak nilam berkualitas tinggi mengacu pada produk Indonesia. Kode dagang Patchouli Oil Indonesia Grade A menjadi acuan bagi pembeli dari Eropa, Amerika, dan Asia dalam mencari bahan baku berkualitas premium untuk industri parfum kelas atas.

    Nilai ekonomi minyak nilam jauh melampaui komoditas pertanian lainnya dengan harga jual mencapai USD 70-85 per kilogram di pasar internasional. Hal ini berbeda dengan minyak nilam China dan India yang hanya mencapai USD 45-60 per kilogram.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun