Topik: ekspor

  • Jhon Sitorus Sindir Budaya Korupsi di Indonesia: Kasus Pertamina Belum Selesai, LPEI Terbongkar

    Jhon Sitorus Sindir Budaya Korupsi di Indonesia: Kasus Pertamina Belum Selesai, LPEI Terbongkar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus kembali menyoroti maraknya kasus korupsi di Indonesia yang seakan tidak ada habisnya.

    Kali ini, ia menyinggung dugaan korupsi di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang menyeret lima tersangka dengan total kerugian negara mencapai Rp 11,7 triliun.

    “Hampir tidak ada berita baik di Indonesia yang bisa dibanggakan,” ujar Jhon di X @JhonSitorus_18 (3/3/2025).

    Jhon menyoroti bagaimana kasus-kasus besar terus bermunculan, termasuk dugaan korupsi di Pertamina yang mencapai Rp 1.000 triliun dan hingga kini belum tuntas.

    “Kasus korupsi pertamina 1.000 Triliun belum selesai, hari ini KPK mengumumkan 5 tersangka kasus LPEI dengan kerugian negara Rp 11,7 Triliun,” cetusnya.

    Kasus dugaan korupsi di LPEI ini memang sudah dalam penyelidikan sejak 2024, tetapi baru tahun ini KPK resmi meningkatkan statusnya ke tahap penyidikan.

    Dengan skandal besar yang terus terungkap, Jhon menyinggung kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia.

    Ia juga menaruh perhatiannya terhadap berbagai kasus dengan nilai fantastis terus bermunculan, tetapi penyelesaiannya berjalan lambat.

    “Kasus ini memang sudah lama penyelidikannya sejak tahun 2024 yang lalu dan baru tahun ini ditingkatkan ke tahap penyidikan,” kuncinya.

    Sebelumnya, KPK resmi menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas kredit oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

    Pelaksana Tugas Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukmo, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil pada 20 Februari 2025.

  • 350 UMKM Perempuan Binaan Pertamina Siap Masuki Pasar Nasional

    350 UMKM Perempuan Binaan Pertamina Siap Masuki Pasar Nasional


    PIKIRAN RAKYAT –
     PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan perekonomian nasional, salah satunya dengan mengembangkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

    Setelah melewati rangkaian pelatihan dan tahapan seleksi, Pertamina mengukuhkan 350 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan (womenpreneur) dalam program PFpreneur, Jumat (28/02). UMKM terpilih akan memperoleh stimulan modal dan melaju ke tahap inkubasi bisnis serta meningkatkan kualitasnya melalui Pertamina UMK Academy.

    Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital Nezar Patria mendorong pelaku UMKM perempuan binaan Pertamina untuk siap bersaing di pasar nasional hingga global.

    Menurutnya, pelatihan dan pendampingan melalui program PFpreneur sudah memberikan pengalaman berbisnis bagi pengusaha UMKM dalam menghadapi berbagai macam tantangan.

    “Pengalaman dalam berbisnis ini akan membuat satu wisdom sendiri. UMKM dapat mengetahui apa masalahnya, dari bagaimana strategi finansialnya, strategi produksi, hingga strategi marketing yang tepat,” jelas Nezar.

    Nezar menambahkan, dinamika digitalisasi saat ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan ekosistem platform digital. Untuk ini, Kementerian Komdigi siap membuka kesempatan bagi setiap pelaku UMKM di Indonesia untuk memanfaatkan program pelatihan UMKM Go Digital.

    Senada, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa pemberdayaan UMKM menjadi salah satu komitmen Pertamina dalam mendorong kewirausahaan atau UMKM untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Hal ini juga sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintahan Prabowo Subianto, terutama untuk meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif. Selain itu, memperkuat pembangunan sumber daya manusia serta penguatan peran perempuan, dan memperkuat hilirisasi produk berkualitas khas Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

    “PFpreneur menjadi program Pertamina yang mendorong kemandirian serta pertumbuhan ekonomi melalui kewirausahaan. Kami berharap, UMKM terbaik yang terpilih di PFpreneur ini, dapat tercipta produk-produk unggulan lokal berdaya saing nasional dan berkualitas ekspor,” ujar Fadjar.

    Tahun lalu, salah satu lulusan program PFpreneur 2023 yakni Exobrooch, menjadi Champion UMK Academy pada kategori “Go Green”. Exobrooch menciptakan produk fesyen dari sisa kain dan mengusung konsep zero-waste. Produknya terinspirasi dari budaya lokal dan telah mampu dipasarkan lebih luas.

    Vice President CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto mendorong UMKM terbaik terus bersemangat dan belajar dalam meningkatkan daya saing usahanya.

    “Womenpreneur adalah sosok yang tangguh dan punya motivasi untuk terus mengembangkan usahanya. Untuk itu, para womenpreneur yang terpilih menjadi Top 350 dalam PFpreneur 2025 ini akan masuk ke dalam ekosistem pembelajaran Pertamina UMK Academy, di mana kurikulum pengembangan utamanya, yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global serta Go Green,” pungkas Rudi.

    Top 350 UMKM terpilih dari 13.860 UMKM pendaftar. Lima tahapan seleksi mulai dari administrasi dan berbagai pelatihan terkait produk dan manajemen profesional seperti strategi penetapan harga, manajemen karyawan dan pelanggan, dan penggunaan aplikasi modern.

    Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari menyebutkan bahwa setiap tahapan PFpreneur sebagai pelatihan, karena menggunakan metode pre-test dan post-test untuk menguji keterampilan dan pengetahuan mereka setelah diberikan beragam pelatihan dan pendampingan.

    “Positioning PFpreneur dalam ekosistem pembinaan UMKM Pertamina adalah sebagai pintu masuk dan penguat fondasi usaha. PFpreneur tidak membatasi diri, bahkan bisa diikuti oleh UMKM ultra-mikro sekalipun. Sebab, kami ingin menyediakan wadah bagi mereka secara gratis untuk belajar dan naik kelas bersama. Dengan harapan, mereka mampu bersaing di pasar lokal, nasional, hingga internasional,” tutup Agus.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Heboh Kasus Korupsi di Pembuka Tahun 2025: Pertamina hingga LPEI

    Heboh Kasus Korupsi di Pembuka Tahun 2025: Pertamina hingga LPEI

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia digemparkan dengan sejumlah kasus korupsi di pembuka 2025 yang baru seumur 62 hari atau sekitar dua bulan.

    Kasus-kasus korupsi yang diduga merugikan negara hingga triliun rupiah menyita perhatian hingga memicu amarah publik. 

    Pengungkapan kasus-kasus tersebut pun turut mewarnai perjalanan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang juga baru seumur jagung. Enam bulan pun belum sampai. 

    Kasus korupsi tersebut ditangani oleh penegak hukum, yaitu Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Berikut daftar kasus korupsi yang terjadi pada awal 2025

    1. Korupsi Pertamina 

    Belakangan ini, kasus tata kelola minyak mentah PT Pertamina (Persero) paling banyak menyita perhatian publik. Selain kerugian negaranya yang bernilai fantastis.

    Modus yang diduga digunakan oleh para tersangka dalam melawan hukum turut memantik kemarahan publik.

    Kasus dugaan korupsi pada tata kelola minyak mentah itu ditangani oleh Jampdisus Kejaksaan Agung (Kejagung). Periode dugaan korupsi itu pun terjadi pada 2018-2023, di mana para tersangka diduga melakukan perbuatan melawan hukum pada tata kelola impor minyak mentah.   

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menyebut angka kerugian keuangan negara pada kasus tersebut ditaksir mencapai Rp193,7 triliun untuk 2023 saja. 

    Kerugian itu bersumber dari lima komponen. Terbesar adalah biaya subsidi BBM dari APBN yang dikeluarkan saat pemenuhan minyak dalam negeri berasal dari produk impor yang melawan hukum. Nilainya mencapai Rp126 triliun. 

    Harli pun tidak menutup kemungkinan kerugian keuangan negara di kasus tersebut bisa melebihi angka yang saat ini sudah dirilis. Apalagi, Rp193,7 triliun itu hanya angka kerugian yang diduga terjadi pada 2023 saja. 

    “Nah, bagaimana dengan karena tempusnya kan di 2018 sampai 2023. Nah, nanti juga kita akan melihat, mendorong penyidik, apakah bisa di-trace [lacak, red] sampai mulai dari tahun 2018 ke 2023 secara akumulasi. Kita juga mengharapkan kesiapan ahli untuk melakukan perhitungan terhadap itu,” ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu. 

    Atas dugaan korupsi itu, penyidik Jampdisus Kejagung telah menetapkan sembilan orang tersangka.

    Beberapa di antaranya adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan serta anak pengusaha minyak Riza Chalid, yakni beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Adrianto Riza.

    Selain pengondisian untuk melakukan impor, para tersangka turut diduga mengimpor bensin RON 90 atau lebih rendah namun melakukan pembayaran untuk bensin dengan kualitas lebih tinggi yakni RON 92 atau Pertamax.

    Di sisi lain, para tersangka diduga melakukan blending di Storage/Depo agar bensin tersebut menjadi RON 92.

    “Ada fakta hukum yang diperoleh oleh penyidik terkait bahwa Pertamina Patra Niaga melakukan pembayaran dengan nilai RON 92. Padahal di dalam kontrak itu di bawah 92, katakan RON 88. Artinya, barang yang datang tidak sesuai dengan price list yang dibayar,” ungkapnya.

    Kasus minyak mentah juga saat ini ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni kaitannya dengan kasus mafia migas Petral.

    Beberapa kasus lain yang juga saat ini tengah diusut yakni kasus pengadaan gas alam cair atau LNG hingga digitalisasi SPBU Pertamina. 

    Kasus-kasus di Pertamina itu hanya lapisan atas gunung es dari praktik korupsi yang melibatkan BUMN maupun kementerian/lembaga.

    Pada kurun waktu Februari-Maret 2025 saja, penegak hukum mengungkap kasus dugaan korupsi lainnya dengan nilai kerugian ratusan miliar hingga triliunan rupiah. 

    2. Kredit Fiktif LPEI

    Belum genap 10 hari kasus minyak mentah Pertamina diumumkan Kejagung, KPK pun mengungkap babak baru penyidikan kasus 

    dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Senin (3/3/2025).

    Sebanyak lima orang di antaranya direksi LPEI resmi ditetapkan tersangka. 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, lima orang tersangka itu meliputi di antaranya dua orang Direktur Pelaksana LPEI Dwi Wahyudi (DW) dan Arif Setiawan (AS).

    Kemudian, tiga orang dari salah satu debitur LPEI, PT Petro Energy (PE), yaitu pemilik perusahaan yakni Jimmy Masrin (JM), Direktur Utama Newin Nugroho (NN) serta Direktur Keuangan Susy Mira Dewi Sugiarta (SMD).

    KPK menduga kasus dugaan fraud pemberian kredit ekspor LPEI ke PT PE itu merugikan keuangan negara hingga US$60 juta atau setara kurang lebih Rp900 miliar. 

    Penegak hukum di KPK menduga kredit ekspor itu diberikan LPEI ke PT PE sejak 2015 kendati mengetahui keuangan perusahaan tersebut tidak bagus.

    Current ratio PT PE berada di bawah 1 atau tepatnya 0,86 ketika menerima fasilitas pembiayaan ekspor dari LPEI.

    Sebaliknya, perusahaan energi itu diduga memalsukan berbagai dokumen seperti purchase order, invoice serta kontrak yang dijadikan dasar pengajuan kredit kepada LPEI. 

    Tidak sampai di situ, KPK mengendus terdapat aliran dana berbentuk ‘uang zakat’ yang diterima oleh tersangka direksi LPEI sebesar 2,5% sampai dengan 5% dari kredit yang diberikan ke PT PE.  

    “Dari keterangan yang kami peroleh dari para saksi menyatakan bahwa memang ada namanya uang zakat yang diberikan oleh para debitur ini kepada direksi yang bertanggung jawab terhadap penandatanganan pemberian kredit tersebut,” ungkap Kasatgas Penyidikan yang mewakili Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (3/3/2025). 

    Budi menerangkan bahwa kasus kredit LPEI ke PT PE bukan satu-satunya dugaan fraud yang tengah diusut. Ada total 11 debitur LPEI yang tengah diusut KPK, salah satunya yakni PT PE. 

    Secara keseluruhan 11 debitur LPEI, total potensi kerugian keuangan negara pada dugaan fraud tersebut mencapai Rp11,7 triliun.

    “Total kredit yang diberikan dan jadi potensi kerugaian negara kurang lebih Rp11,7 triliun. Jadi untuk bulan Maret ini KPK telah menetapkan lima orang tersangka, sedangkan 10 debitur lainnya masih penyidikan,” pungkas Budi. 

    Sebagaimana kasus Pertamina, kasus LPEI pun tidak hanya ditangani oleh KPK. Kortas Tipikor Polri pun diketahui tengah mengusut dugaan fraud kredit ekspor yang diberikan Eximbank itu kepada debitur-debitur lain. 

    Masih banyak lagi kasus-kasus rasuah yang kini masih di tahap penyidikan maupun penuntutan, baik ditangani Kejagung, KPK maupun Polri.

    3. Kasus Korupsi Lainnya

    Beberapa di antaranya seperti kasus tata kelola timah di PT Timah Tbk., kasus impor gula, kasus dugaan korupsi di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., kasus jual beli gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau PGN, kasus akuisisi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan masih banyak lagi. 

    Kasus-kasus rasuah bernilai fantastis belakangan ini semakin banyak terungkap melalui penegak hukum.

    Layaknya berlomba-lomba dalam mengungkap kasus, penegak hukum di Kejagung, KPK hingga Polri yang berwenang mengusut dugaan korupsi secara satu per satu mengungkap praktik korupsi di berbagai institusi milik negara.

    Presiden Prabowo Subianto berulang kali menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Dia kerap membicarakan agar tidak terjadi kebocoran dan penyelundupan.

    “Dengan niat yang baik dengan tekad yang kuat dengan belajar dari semua pengalaman dengan keinginan untuk menegakkan pemerintah yang bersih yang bebas dari korupsi kita yakin dan percaya bahwa kekayaan kita akan dijaga karena kekayaan kita adalah milik anak dan cucu kita,” ujarnya pada peluncuran BPI Danantara, Senin (24/2/2025). 

    PR pemerintahan Prabowo pun sangat besar dalam melakukan pengusutan maupun pencegahan korupsi.

    Saat ini, skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) RI masih berada di 37 atau untuk 2024. Meski, naik tipis dari perolehan 2023 yakni 34, angka itu belum bisa kembali ke perolehan tertinggi yakni 40 di 2019 silam. 

    Pemerintah dalam RPJMN 2025-2029 pun menargetkan agar skor IPK kembali melambung ke skor 43 pada 2029 mendatang. 

    Meski demikian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Transparency International Indonesia atau TII Danang Widoyoko mengingatkan bahwa tindak pidana korupsi bukanlah hanya meliputi kebocoran uang negara atau APBN. 

    Danang menyoroti pesan pemberantasan korupsi Prabowo yang kerap kali hanya fokus pada kebocoran uang negara.

    Padahal, dia menyebut korupsi juga banyak bersinggungan dengan konflik kepentingan. 

    “Presiden Prabowo kurang mengerti atau yang disampaikan kurang lengkap atau barangkali bias. Sehingga yang dipahami korupsi itu adalah uang negara yang bocor. Sehingga kemudian pemberantasan korupsi dilakukan dengan menarik uang-uang yang bocor itu tadi, agar kemudian bisa dipakai untuk program-program pemerintah,” kata Danang. 

  • Kasus Dugaan Pertamax Oplosan, Pertamina Diminta Beri Kompensasi Konsumen yang Dirugikan

    Kasus Dugaan Pertamax Oplosan, Pertamina Diminta Beri Kompensasi Konsumen yang Dirugikan

    Kasus Dugaan Pertamax Oplosan, Pertamina Diminta Beri Kompensasi Konsumen yang Dirugikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI-P, Mufti Aimah Nurul Anam, mendorong Pertamina memberikan kompensasi kepada masyarakat yang dirugikan imbas kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
    Diduga, PT Pertamina Patra Niaga mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan menjualnya dengan harga Pertamax.
    Jika dugaan oplosan BBM Pertamax ini benar terjadi, kata dia, Pertamina diminta untuk bertanggung jawab kepada masyarakat.
    “Maka kami usulkan semua konsumen yang terkait dengan hal ini, yang merasa dirugikan, untuk bagaimana mereka diberikan kompensasi, kalau itu memang benar-benar terjadi,” kata Mufti, dalam keterangannya kepada Kompas.com, Selasa (4/3/2025).
    Hal ini diusulkannya usai jajaran anggota Komisi VI DPR dari PDI-P melakukan sidak pada Senin (3/3/2025) di SPBU Pertamina, Palmerah Utara, Jakarta, untuk mengecek kualitas dan ketersediaan BBM.
    Dari sidak tersebut, ia menemukan adanya kekecewaan dan kekhawatiran masyarakat akibat kasus dugaan korupsi di Pertamina, yang disebut merugikan negara sekitar Rp 193,7 triliun.
    “Ternyata betul, keresahan dirasakan oleh konsumen. Kepercayaan mereka terhadap Pertamina semakin menurun, yang ini tentu menjadi perhatian kita bersama untuk kita perbaiki,” ungkap Mufti.
    Legislator dari Dapil Jawa Timur II itu berharap Pertamina bisa segera memperbaiki diri untuk mengembalikan
    kepercayaan publik
    .

    Kepercayaan publik
    sudah semakin berkurang terhadap Pertamina. Ini yang harus kita kembalikan bersama-sama, ini menjadi PR bagaimana kita diskusikan agar kemudian masyarakat bisa kembali percaya terhadap Pertamina,” ucap dia.
    Di sidak itu juga hadir Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, ke lokasi.
     
    Dari penjelasan singkat pihak Pertamina Patra Niaga, Mufti menilai memang ada banyak ruang untuk bisa dilakukan kecurangan terkait tata kelola BBM.
    “Ruangnya sangat banyak sekali, banyak celah untuk bagaimana melakukan pengoplosan. Baik mulai dari importasi dari luar ke dalam, kemudian di depo-depo tadi itu bisa dilakukan di mana pun. Kecuali di tempat SPBU sudah tidak punya ruang untuk mereka melakukan pengoplosan,” papar dia.
    Selain Mufti Anam, anggota Fraksi PDI-P lainnya yang hadir dalam sidang itu adalah Wakil Ketua Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto, Darmadi Durianto, Rieke Diah Pitaloka, Sadarestuwati, Ida Nurlaela Wiradinata, Budi Sulistyono, GM Totok Hedisantosa, dan I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan.
    Sementara itu, Adisatrya selaku Wakil Ketua Komisi VI DPR mengatakan akan segera mengundang manajemen PT Pertamina Patra Niaga beserta sub-holdingnya dalam rapat.
    Menurutnya, Fraksi PDI-P juga akan memperdalam lagi soal temuan sidak, tanpa mencampuri proses hukum yang sedang berjalan di Kejaksaan Agung.
    Adisatrya juga menyinggung soal usulan Panitia Kerja (Panja) DPR terkait kasus korupsi di Pertamina.
    Menurutnya, banyak anggota Komisi VI DPR yang mendorong dibentuknya Panja.
    “Sudah banyak permintaan dari anggota Komisi VI yang mendorong keberadaan Panja ini. Saya pun setuju, kita akan bahas lebih lanjut di Komisi VI dan keputusannya akan segera,” kata Adisatrya.
     
    Dia juga berharap Pertamina bisa kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat setelah adanya kasus korupsi ini.
    “Apalagi ini menghadapi Lebaran, mudah-mudahan tidak terganggu lah,” ucap Adisatrya.
    Sebagai informasi, Kejaksaan Agung telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi ini.
    Diduga, kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun.
    Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, menyebut kerugian tersebut berasal dari berbagai komponen, yaitu kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri, kerugian impor minyak mentah melalui broker, kerugian impor bahan bakar minyak (BBM) melalui broker, dan kerugian dari pemberian kompensasi serta subsidi.
    “Beberapa perbuatan melawan hukum tersebut telah mengakibatkan adanya kerugian keuangan negara sekitar Rp193,7 triliun,” kata Abdul Qohar di Gedung Kejaksaan Agung Jakarta, Senin (24/2/2025) malam, dikutip dari Antaranews.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: Trump Beri Sinyal Lanjutkan Kesepakatan Mineral tapi Stop Bantuan – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: Trump Beri Sinyal Lanjutkan Kesepakatan Mineral tapi Stop Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1105 pada Selasa (4/3/2025).

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi bikin heboh.

    Pada Selasa (4/3/2025), Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina masih akan dilanjutkan.

    Di saat bersamaan, pemerintahan Trump baru saja menyatakan kalau bantuan militer AS ke Ukraina dihentikan.

    Bantuan-bantuan tersebut, mencakup senjata yang sedang dalam perjalanan atau di Polandia, akan dihentikan sementara hingga Ukraina menunjukkan komitmen lebih kuat terhadap negosiasi perdamaian.

    Selengkapnya simak situasi terkini perang Rusia-Ukraina yang Tribunnews.com rangkum berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: 

    Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa kesepakatan mineral dengan Ukraina belum berakhir.

    Kesepakatan tersebut, tidak ditandatangani pada Jumat (28/2/2025) gara-gara Trump dan JD Vance debat panas dengan Zelenskyy di Gedung Putih.

    Penangguhan Bantuan Militer AS ke Ukraina

    Pemerintahan Trump mengumumkan penangguhan bantuan militer AS ke Ukraina beberapa jam setelah Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris, mengatakan bahwa negara-negara Barat harus terus menyalurkan bantuan tersebut.

    Perdana Menteri Inggris menyatakan kepada anggota parlemen pada Senin, bahwa Ukraina akan membutuhkan uang dan senjata dari negara-negara sekutu bahkan setelah kesepakatan damai tercapai.

    Pada Selasa malam, Gedung Putih mengatakan, jeda ini akan berlangsung hingga Trump memutuskan bahwa para pemimpin Ukraina menunjukkan komitmen yang tulus terhadap perdamaian.

    “Ini bukan penghentian bantuan secara permanen, ini jeda,” kata seorang pejabat pemerintahan Trump, yang dikutip oleh Fox News.

    Bantuan sedang ditinjau untuk “memastikan bahwa bantuan tersebut berkontribusi pada solusi.”

    Demokrat mengkritik Trump karena memblokir bantuan yang telah disetujui oleh Kongres secara bipartisan.

    Negara-Negara Eropa Sepakat untuk Menyita Aset Rusia Senilai €200 Miliar

    Kekuatan-kekuatan besar Eropa tengah mempertimbangkan untuk menyita lebih dari €200 miliar aset Rusia yang dibekukan.

    Langkah ini diambil bersamaan dengan upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina, seperti yang dilaporkan oleh Financial Times.

    Prancis dan Jerman, yang sebelumnya menentang penyitaan penuh aset yang disimpan di Uni Eropa, kini sedang berdiskusi dengan Inggris dan negara-negara lain mengenai kemungkinan opsi untuk menggunakan aset-aset tersebut.

    Menurut tiga sumber yang mengetahui jalannya negosiasi, pejabat Prancis sedang mempertimbangkan proposal yang memungkinkan negara-negara Eropa menyita aset Rusia jika Moskow melanggar perjanjian gencatan senjata di masa depan.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan mekanisme jaminan keamanan bagi Ukraina setelah perang berakhir.

    Ukraina Mungkin Kehilangan 30 persen Persenjataannya akibat Penghentian Bantuan AS

    Jika bantuan militer dari Amerika Serikat benar-benar dihentikan, Ukraina berisiko kehilangan hingga 30 persen dari seluruh persenjataan yang saat ini digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Oleg Katkov, pemimpin redaksi portal analisis militer Defence Express, menyatakan hal tersebut dalam komentarnya kepada Suspilny.

    Katkov menjelaskan, sekitar 40 persen senjata di gudang senjata Angkatan Bersenjata Ukraina merupakan senjata buatan Ukraina atau senjata yang sudah ada sebelum dimulainya invasi Rusia.

    Sedikit lebih dari 10 persen dari senjata yang berasal langsung dari Amerika Serikat, baik yang dikirimkan langsung maupun melalui sekutu Eropa dengan izin Washington.

    Sementara hampir 30 persen lainnya merupakan persenjataan yang dipasok oleh negara-negara Eropa, yang sebagian besar juga bergantung pada izin ekspor ulang dari Amerika Serikat.

    Katkov menekankan bahwa dalam skenario terburuk, ketika Amerika Serikat sepenuhnya memblokir pasokan senjata dan melarang ekspor ulang, Ukraina dapat kehilangan hingga sepertiga dari persenjataan yang mereka miliki.

    Hal ini tidak hanya akan memengaruhi peralatan asal Amerika, tetapi juga sebagian besar senjata Eropa yang dikirimkan dengan persetujuan Washington.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • LPEI Buka Suara soal 2 Direktur Jadi Tersangka Korupsi Pemberian Kredit

    LPEI Buka Suara soal 2 Direktur Jadi Tersangka Korupsi Pemberian Kredit

    Jakarta

    Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) buka suara terkait keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit oleh LPEI. Sebanyak dua tersangka di antaranya merupakan direktur di LPEI.

    Corporate secretary LPEI, Sam Malee mengatakan proses hukum yang sedang berjalan itu merupakan penanganan kasus aset bermasalah LPEI yang penyalurannya terjadi sejak 2012 dan bukan merupakan kasus baru.

    “LPEI siap membantu dan mendukung dengan menyediakan data yang dibutuhkan Aparat Penegak Hukum,” kata Sam dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025).

    LPEI menegaskan komitmennya terhadap penegakan hukum dan memastikan akan selalu bersikap kooperatif serta transparan dalam mendukung berbagai proses penegakan hukum yang dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum (APH).

    “LPEI senantiasa menjunjung tinggi tata kelola lembaga yang baik, berintegritas dalam menjalankan seluruh aktivitas operasional lembaga dan berkomitmen profesional dalam menjalankan mandatnya untuk mendukung ekspor nasional yang berkelanjutan,” tutur Sam.

    Saat ini LPEI diklaim telah melaksanakan berbagai langkah strategis dan transformasi kelembagaan. Hal ini sudah dimulai dalam lima tahun terakhir untuk penguatan aspek manajemen risiko, tata kelola dan pengawasan internal yang lebih ketat.

    “Upaya ini dilakukan dengan memperbaiki proses, sistem dan menyempurnakan kebijakan yang ada. Selain itu, kami juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” imbuhnya.

    Potensi Kerugian Negara Rp 11,7 T

    Dari lima tersangka, dua di antaranya merupakan direktur pelaksana LPEI yakni Dwi Wahyudi dan Arif Setiawan. Keduanya disebut menggunakan kode ‘uang zakat’ untuk mendapatkan fee dari para debitur sebanyak 2,5-5%.

    “Dari keterangan yang kami peroleh dari para saksi, menyatakan bahwa memang ada namanya ‘uang zakat’ ya yang diberikan oleh para debitur ini kepada direksi yang bertanggung jawab terhadap penandatanganan pemberian kredit tersebut,” kata Plh Direktur Penyidikan KPK Budi Sukmo Wibowo dalam konferensi persnya di gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (3/3) dikutip dari detikNews.

    Budi menyebut LPEI memberikan kredit kepada 11 debitur dengan potensi kerugian negara dari pemberian kredit itu berjumlah Rp 11,7 triliun. Hanya saja KPK baru mengumumkan tersangka untuk kasus dugaan korupsi pemberian kredit kepada PT Petro Energy (PE).

    Dalam hal ini kredit tetap diberikan walaupun debitur tidak layak. Para tersangka belum ditahan karena KPK masih terus melengkapi alat bukti.

    Daftar 5 Tersangka:

    1. Dwi Wahyudi selaku Direktur pelaksana I LPEI
    2. Arif Setiawan selaku Direktur Pelaksana 4 LPEI
    3. Jimmy Masrin selaku Presiden Direktur PT Caturkarsa Megatunggal/Komisaris Utama PT Petro Energy
    4. Newin Nugroho selaku Direktur Utama PT Petro Energy
    5. Susy Mira Dewi Sugiarta selaku Direktur PT Petro Energy.

    (aid/ara)

  • Gubernur Jateng dan Konsul Jenderal Australia bahas `sister province`

    Gubernur Jateng dan Konsul Jenderal Australia bahas `sister province`

    Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima kunjungan dari Konsulat Jenderal Australia Glen Askew untuk membahas rencana kerja sama berbagai bidang, di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (3/3/2025). (ANTARA/HO-Pemprov Jateng)

    Gubernur Jateng dan Konsul Jenderal Australia bahas `sister province`
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima kunjungan Konsul Jenderal Australia Glen Askew untuk membahas rencana kerja sama berbagai bidang, seiring perpanjangan kerja sama “sister province” antara Jateng dengan Queensland.

    “Prinsip MoU (memorandum of understanding) ini untuk merekatkan sister province kita dengan Queensland di Australia. Ini bagus sekali,” kata Luthfi setelah pertemuan di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin malam.

    Penandatanganan perpanjangan kerja sama “sister province”, antara Jateng dengan Queensland rencananya akan dilaksanakan pada Mei 2025. Ia menjelaskan, ada beberapa bidang yang akan ditingkatkan kerjasamanya dengan Australia, yang pertama adalah pendidikan.

    Konsulat Jenderal Australia menawarkan kerja sama berupa beasiswa bagi masyarakat Jateng untuk belajar di Negeri Kanguru tersebut.

    “Beliau (Konsul Jenderal Australia, red.) menawarkan beasiswa. Nanti akan kami hubungkan dengan forum rektor. Kami kumpulkan rektor-rektor se-Jawa Tengah untuk membahas beasiswa ke Australia,” katanya.

    Kedua, terkait kerja sama bidang pertanian dan perdagangan, sekaligus mendukung program swasembada pangan dan upaya meningkatkan ekspor produk asal Jateng. Sementara itu, Konsul Jenderal Australia Glen Askew mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor Gubernur Jateng adalah untuk berkenalan dengan gubernur baru.

    Selain itu, membahas beberapa hal terkait rencana nota kesepahaman (MoU) perpanjangan kerja sama “sister province” antara Jateng dengan Queensland.

    “Ada MoU antara Jawa Tengah dengan Queensland di Australia. Sudah selesai dan harus ditandatangani lagi. Jadi, saya membahas jadwal dengan gubernur untuk bisa ke Brisbane dalam rangka pemandangan MoU lagi,” katanya.

    Glen percaya bahwa Jateng memiliki banyak potensi di berbagai bidang, seperti pertanian, pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan kebudayaan. Diharapkan, kata dia, MoU tersebut nantinya dapat mempererat hubungan Australia dengan Indonesia, khususnya Australia dengan Jateng.

    “Saya siap bekerja sama dengan beliau (Gubernur Jateng, red.) untuk memperbaiki hubungan perdagangan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Arahan Prabowo ke Tim Satgas Hilirisasi, Singgung Soal Danantara

    Arahan Prabowo ke Tim Satgas Hilirisasi, Singgung Soal Danantara

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menerima laporan dari Satgas Hilirisasi dan sejumlah kementerian terkait mengenai perkembangan investasi di sektor hilirisasi.

    Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/3/2025), Satgas melaporkan sejumlah proyek strategis yang akan dikembangkan guna mendorong industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa pemerintah tengah meninjau berbagai proyek hilirisasi, mulai dari mineral, batu bara, hingga produk pertanian dan kelautan. 

    Selain mempertimbangkan aspek ekonomi, proyek-proyek ini juga dikaji dari segi dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, serta pengurangan impor.

    “Kami melihat proyek-proyek ini dampaknya gimana terhadap penciptaan lapangan pekerjaan, dampaknya ke segi ekspor seperti apa, penurunan impornya seperti apa, dan juga kesiapan tentunya dari pendanaannya,” ujar Rosan kepada wartawan usai pertemuan.

    Rosan menyebut bahwa pemerintah menargetkan agar proyek-proyek hilirisasi yang dipilih tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga berkontribusi pada industrialisasi yang sehat dan berkelanjutan. 

    Oleh karena itu, dia melanjutkan, Presiden Ke-8 RI itu mendorong berbagai tahapan evaluasi akan dilakukan guna memastikan bahwa investasi yang dilakukan memberikan hasil yang optimal.

    “Dalam panel ini nanti, semua kementerian akan duduk lagi untuk lebih mendetailkan program-program itu, proyek-proyek itu sehingga bisa menjadi feasible karena ini investasinya juga harus memberikan return yang baik, yang acceptable karena ini akan banyak diberikan pendanaan, misalnya oleh Danantara,” jelas Rosan.

    Sebagai langkah mitigasi risiko, setiap proyek juga akan melalui proses evaluasi yang ketat, termasuk komitmen investasi dan due diligence. 

    Tim dari Komite Investasi serta Komite Audit Danantara akan menelaah setiap aspek sebelum proyek disetujui untuk dijalankan.

    Selain aspek ekonomi, orang nomor satu di Indonesia itu juga menekankan pentingnya dampak proyek-proyek hilirisasi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan.

    Rosan menegaskan bahwa hal ini menjadi fokus utama dalam diskusi yang berlangsung.

    “Yang paling penting yang tadi kita bicarakan itu adalah berapa banyak penciptaan lapangan pekerjaannya, itu sebenarnya yang kita bicarakan, kita mereview saja, tapi kembali lagi nanti ini akan diserahkan sesudah lebih detail dan akan dianalisa oleh tim dari komite investasi, komite audit, dari Danantara,” pungkas Rosan.

  • Gubernur Jateng dan Konsul Jenderal Australia bahas “sister province”

    Gubernur Jateng dan Konsul Jenderal Australia bahas “sister province”

    Glen percaya bahwa Jateng memiliki banyak potensi di berbagai bidang, seperti pertanian, pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan kebudayaan

    Semarang (ANTARA) – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima kunjungan Konsul Jenderal Australia Glen Askew untuk membahas rencana kerja sama berbagai bidang, seiring perpanjangan kerja sama “sister province” antara Jateng dengan Queensland.

    “Prinsip MoU (memorandum of understanding) ini untuk merekatkan sister province kita dengan Queensland di Australia. Ini bagus sekali,” kata Luthfi setelah pertemuan di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin malam.

    Penandatanganan perpanjangan kerja sama “sister province”, antara Jateng dengan Queensland rencananya akan dilaksanakan pada Mei 2025.

    Ia menjelaskan, ada beberapa bidang yang akan ditingkatkan kerjasamanya dengan Australia, yang pertama adalah pendidikan.

    Konsulat Jenderal Australia menawarkan kerja sama berupa beasiswa bagi masyarakat Jateng untuk belajar di Negeri Kanguru tersebut.

    “Beliau (Konsul Jenderal Australia, red.) menawarkan beasiswa. Nanti akan kami hubungkan dengan forum rektor. Kami kumpulkan rektor-rektor se-Jawa Tengah untuk membahas beasiswa ke Australia,” katanya.

    Kedua, terkait kerja sama bidang pertanian dan perdagangan, sekaligus mendukung program swasembada pangan dan upaya meningkatkan ekspor produk asal Jateng.

    Sementara itu, Konsul Jenderal Australia Glen Askew mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor Gubernur Jateng adalah untuk berkenalan dengan gubernur baru.

    Selain itu, membahas beberapa hal terkait rencana nota kesepahaman (MoU) perpanjangan kerja sama “sister province” antara Jateng dengan Queensland.

    “Ada MoU antara Jawa Tengah dengan Queensland di Australia. Sudah selesai dan harus ditandatangani lagi. Jadi, saya membahas jadwal dengan gubernur untuk bisa ke Brisbane dalam rangka pemandangan MoU lagi,” katanya.

    Glen percaya bahwa Jateng memiliki banyak potensi di berbagai bidang, seperti pertanian, pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan kebudayaan.

    Diharapkan, kata dia, MoU tersebut nantinya dapat mempererat hubungan Australia dengan Indonesia, khususnya Australia dengan Jateng.

    “Saya siap bekerja sama dengan beliau (Gubernur Jateng, red.) untuk memperbaiki hubungan perdagangan,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indeks Manufaktur Indonesia Belum Kunjung Membaik, Ancaman PHK Sektor Industri Terus Bertambah – Halaman all

    Indeks Manufaktur Indonesia Belum Kunjung Membaik, Ancaman PHK Sektor Industri Terus Bertambah – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia hingga saat ini belum menunjukkan perbaikan. Hal ini berisiko memicu terjadinya lagi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri terutama manufaktur.

    Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, tingginya angka PHK menandakan perekonomian Indonesia kini berada dalam kondisi lampu kuning.

    Maraknya PHK sejak awal 2025 ini menjadi indikator bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

    Gelombang PHK ini bahkan diprediksi akan terus berlanjut di masa mendatang. Dia mengatakan, sektor industri dalam negeri saat ini menghadapi tekanan berat akibat faktor global dan domestik yang kurang menguntungkan.

    Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri tekstil. Permintaan dari dua pasar utama, yakni China dan Amerika Serikat, mengalami penurunan drastis dalam dua tahun terakhir.

    Kondisi ini membuat produksi tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri harus disesuaikan dengan lemahnya permintaan ekspor.

    Industri dalam negeri juga semakin tertekan oleh masuknya produk impor, terutama dari China. 

    Kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 8/2024 yang mempermudah arus barang impor semakin memperburuk situasi. 

    Produk China yang lebih murah lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan produk lokal. Bahkan, dugaan masuknya barang impor secara ilegal semakin menambah tekanan bagi industri domestik.

    Huda memperingatkan bahwa potensi bertambahnya PHK masih sangat terbuka, mengingat indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) masih belum menunjukkan perbaikan.

    Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tidak berkualitas. Dulu, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen mampu menyerap lebih dari 400 ribu tenaga kerja, tetapi saat ini hanya mampu menyerap sekitar 100 ribu tenaga kerja. 

    Hal ini berisiko memperparah tingkat kemiskinan dan ketimpangan dalam jangka menengah dan panjang.

    Kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga terus menurun. Saat ini, proporsinya hanya sekitar 18%, jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade lalu yang sempat menyentuh lebih dari 20%.

    Serbuan barang impor semakin memperlemah industri dalam negeri di tengah permintaan yang belum pulih. 

    Jika kondisi ini berlanjut dalam satu hingga dua tahun ke depan, gelombang PHK diprediksi akan semakin besar, yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief dalam pernyataanya, Senin (3/2/2025) bilang, Purchasing Managers Index (PMI) sektor Manufaktur Indonesia Januari yang berada di level 51,9 poin atau naik 0,7 poin dari bulan sebelumnya di angka 51,2.

    Menurut dia, fase ekspansif ini merupakan titik tertinggi sejak bulan Mei 2024, dimana geliat industri manufaktur ini ditandai dengan meningkatnya pembelian bahan baku untuk dapat memenuhi lonjakan permintaan pasar pada bulan-bulan berikutnya.

    Laporan Reporter: Arif Ferdianto | Sumber: Kontan