Topik: ekspor

  • Perintah Trump Ditolak Mentah-mentah, Iran Ogah Ditindas Bilang Begini

    Perintah Trump Ditolak Mentah-mentah, Iran Ogah Ditindas Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Sabtu (8/3) waktu setempat, bahwa Iran tidak akan diintimidasi untuk berunding dengan Amerika Serikat (AS). Ini terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia telah mengirim surat kepada Teheran untuk mendesak negara itu dalam perundingan nuklir.

    Dalam laporan Reuters yang mengutip media Pemerintah Iran, Minggu (9/3/2025), Khamenei mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan pejabat senior Iran bahwa tujuan Washington adalah untuk memaksakan harapan mereka sendiri.

    “Kegigihan beberapa pemerintah yang suka mengintimidasi dalam berunding bukanlah untuk menyelesaikan masalah. Bagi mereka, berunding adalah jalan untuk mengajukan tuntutan baru, bukan hanya tentang masalah nuklir Iran. Iran jelas tidak akan menerima harapan mereka,” kata Khamenei, tanpa menyebut Trump secara langsung.

    Khamenei, yang memegang keputusan terakhir tentang kebijakan utama Iran, mengatakan tidak ada cara lain untuk melawan paksaan dan intimidasi.

    “Mereka mengajukan tuntutan baru yang tentu saja tidak akan diterima oleh Iran, seperti kemampuan pertahanan, jangkauan rudal, dan pengaruh internasional kami.”

    Komentar ini dilontarkan sehari setelah Trump mengklaim sedang mengajak Iran untuk berunding soal nuklir. Ia mengatakan ada dua cara untuk menangani Iran yakni secara militer, atau membuat kesepakatan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

    Menanggapi komentar Khamenei, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes menegaskan kembali hampir kata demi kata pilihan negosiasi atau tindakan militer yang Trump katakan telah ia sampaikan kepada Iran.

    “Kami berharap Rezim Iran mengutamakan rakyatnya dan kepentingan terbaiknya di atas teror,” kata Hughes dalam sebuah pernyataan.

    Sambil menyatakan keterbukaan terhadap kesepakatan dengan Teheran, Trump telah menerapkan kembali kampanye “tekanan maksimum” yang diterapkan selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya ke titik nol.

    Selama masa jabatannya 2017-2021, Trump menarik AS dari kesepakatan penting dengan Iran yang membatasi pengembangan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi. Sejak saat itu, Iran melanggar dan jauh melampaui batasan tersebut.

    Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi mengatakan bahwa waktu hampir habis bagi diplomasi untuk memberlakukan pembatasan baru pada aktivitas Iran, karena Teheran terus mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata. Teheran mengatakan bahwa pekerjaan nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai.

    Meskipun Teheran mengatakan bahwa program rudal balistiknya murni bersifat defensif, program itu dipandang di Barat sebagai faktor yang tidak stabil di Timur Tengah yang bergejolak dan dilanda konflik.

    Teheran dalam beberapa bulan terakhir telah mengumumkan penambahan baru pada persenjataan konvensionalnya, seperti kapal induk drone pertamanya dan pangkalan angkatan laut bawah tanah di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS dan Israel.

    (fab/fab)

  • Video: Soal Aturan HBA Ekspor, Pengusaha Ungkap Dampaknya!

    Video: Soal Aturan HBA Ekspor, Pengusaha Ungkap Dampaknya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah menerapkan harga acuan batu bara untuk ekspor per 1 Maret 2025. Kebijakan inipun menuai pro dan kontra dari kalangan pelaku usaha.

    Plt Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengeluhkan seharusnya pemerintah melakukan sosialisasi secara matang dan memberikan hukum sehingga bisa menentukan langkah karena adanya perubahan. Gita juga berharap aturan tersebut ada evaluasi, karena jangan sampai aturan yang niatnya baik justru menjerumuskan.

    Ketua Bidang Kajian Batu Bara PERHAPI FH Kristiono menduga jika aturan baru soal HBA adalah skenario pemerintah untuk melakukan pembatasan ekspor dan produksi. Dengan adanya aturan HBA, harga menjadi lebih mahal dan susah untuk menjualnya. Namun dampaknya, ekspor komoditas tersebut akan membuat harga batu bara Indonesia tidak kompetitif di pasar global.

    Selengkapnya saksikan dialog Maria Katarina bersama Plt Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani dan Ketua Bidang Kajian Batu Bara PERHAPI FH Kristiono di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Senin (04/03/2025).

  • Video: Aturan Pemerintah Mudah Berubah, Investor Ogah Masuk Manufaktur

    Video: Aturan Pemerintah Mudah Berubah, Investor Ogah Masuk Manufaktur

    Jakarta, CNBC Indonesia- Gejolak ekonomi global yang berlanjut turut berdampak ke manufaktur utamanya yang terkait perdagangan internasional. Industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki merasakan tekanan pasar ekspor yang berimbas pada tutup pabrik dan PHK massal.

    Ketua Bidang Ketenagakerjaan APINDO, Bob Azam menyebutkan persoalan industri manufaktur termasuk padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja namun saat ini daya saingannya makin tergerus.

    Bob mengatakan penting bagi pemerintah untuk mengatasi persoalan ini terkait penyelesaian Undang-undang Ketenagakerjaan, kebijakan konsisten soal pengupahan hingga iklim investasi yang harus diperbaiki termasuk soal peningkatan daya beli masyarakat.

    Seperti apa perbaikan yang dibutuhkan sektor padat karya? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Ketua Bidang Ketenagakerjaan APINDO, Bob Azam dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 05/02/2025)

  • SBY Ungkap Strategi Membangkitkan Ekonomi Indonesia

    SBY Ungkap Strategi Membangkitkan Ekonomi Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan strategi yang digunakan pemerintahannya untuk memulihkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan pada awal masa jabatannya.

    “Saat saya menjabat pada 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4%. Dalam setahun, kami berhasil meningkatkannya menjadi 5,1%, dan angka tersebut terjaga selama satu dekade,” ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (9/3/2025).

    SBY menjelaskan, lemahnya perekonomian saat itu disebabkan oleh minimnya investasi akibat ketidakstabilan sosial dan ekonomi.

    “Ketika itu, kondisi keamanan belum stabil, sosial tidak kondusif, iklim investasi kurang menarik, kepastian hukum lemah, serta infrastruktur belum memadai. Dengan situasi seperti ini, siapa yang mau berinvestasi di Indonesia? Akibatnya, terjadi capital outflow dan nilai tukar rupiah pun terguncang,” jelasnya.

    Untuk memulihkan ekonomi Indonesia, SBY menerapkan empat strategi utama, yakni meningkatkan konsumsi rumah tangga, memperbesar belanja pemerintah, memastikan ekspor tetap berjalan, dan mendorong investasi, termasuk melalui hilirisasi dan industrialisasi.

    Saat ditanya mengenai prospek ekonomi saat ini, SBY optimistis bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mampu menghadapi tantangan yang ada.

    “Saya yakin pemerintahan ini bisa mengatasinya. Presiden Prabowo memiliki sumber daya politik dan ekonomi yang cukup untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.

    Selain itu, SBY juga mengajak masyarakat untuk tetap percaya pada masa depan Indonesia.

    “Tetaplah optimistis terhadap Indonesia. Meski ada tantangan di depan, Indonesia adalah negara yang hebat,” pungkasnya terkait ekonomi Indonesia.

  • CEO Forum 2025: MGEI Bahas Strategi Keberlanjutan Sektor Pertambangan di Indonesia – Halaman all

    CEO Forum 2025: MGEI Bahas Strategi Keberlanjutan Sektor Pertambangan di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) menggelar CEO Forum 2025 di Caroline Astor Ballroom, The St. Regis Jakarta.

    Forum ini mempertemukan pemimpin industri, regulator, dan pemangku kepentingan.

    Mereka membahas strategi keberlanjutan pertambangan dengan fokus pada Green Financing dan Net-Zero Emission (NZE). 

    Sebagai latar belakang, Indonesia disebut menghadapi tantangan besar dalam keberlanjutan sektor pertambangan di tengah transisi energi. 

    Pasalnya, cadangan nikel diperkirakan hanya bertahan sembilan tahun tanpa eksplorasi lebih lanjut, sehingga strategi pengelolaan yang agresif diperlukan. 

    Selain itu, eksplorasi mineral kritis dan strategis juga menjadi kunci dalam menjaga ketahanan industri. Tanpa langkah ini, sektor pertambangan nasional berisiko kehilangan daya saing.

    Upaya transisi menuju tambang hijau membutuhkan adopsi teknologi yang tepat, seperti elektrifikasi peralatan tambang untuk mengurangi emisi karbon. Namun, biaya investasi yang tinggi dan keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama. 

    Dukungan regulasi dan insentif diperlukan agar industri lebih cepat beradaptasi. Dengan langkah ini, keberlanjutan sektor pertambangan bisa lebih terjamin.

    Selain teknologi, aspek lingkungan juga krusial dalam industri tambang. Pengelolaan hutan berkelanjutan dan reforestasi wajib diterapkan untuk menjaga ekosistem. Sementara itu, regulasi ketat ekspor mineral strategis seperti silika menambah tantangan bagi industri.

    Dari sisi investasi, transisi energi tidak bisa berjalan tanpa adanya pendanaan yang besar untuk pengembangan teknologi hijau dan diversifikasi energi. Sektor pertambangan di Indonesia perlu menarik lebih banyak investor yang berorientasi pada keberlanjutan agar inovasi dalam industri ini dapat berkembang lebih cepat. 

    MGEI CEO Forum 2025 menghadirkan sejumlah pembicara utama dari sektor pemerintah dan industri. Para panelis menyoroti peran Indonesia dalam rantai pasok global mineral strategis. 

    Nikel, tembaga, dan silika menjadi komponen utama energi terbarukan dan teknologi baterai. Mereka juga membahas kebijakan dan regulasi untuk mempercepat transisi industri menuju keberlanjutan.

    “Keberlanjutan dalam sektor pertambangan bukan hanya tentang mitigasi dampak lingkungan, tetapi juga bagaimana kita memastikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan industri dalam jangka panjang,” kata Dr. Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM RI, Sabtu (8/3/2025).

    Sementara itu, Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Priyadi menekankan pentingnya investasi dalam teknologi rendah emisi dan mekanisme perdagangan karbon sebagai langkah nyata industri menuju net-zero.

    Dia menilai bahwa tanpa investasi yang serius dalam teknologi ini, target net-zero hanya akan menjadi wacana tanpa realisasi yang jelas.

    CEO Forum 2025 menyoroti peluang strategis bagi industri tambang Indonesia. Salah satunya adalah penerapan ESG untuk meningkatkan daya saing global perusahaan seperti BSI, Adaro, dan ITM. 

    ESG tidak hanya meningkatkan reputasi, tetapi juga membuka akses ke pendanaan hijau dari investor internasional. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi serta mengurangi dampak lingkungan. 

    Ketua Umum MGEI, Rosalyn Wullandari, juga menegaskan bahwa keberlanjutan sektor pertambangan tidak bisa dicapai hanya melalui kebijakan pemerintah atau inisiatif perusahaan secara terpisah. 

    “Forum menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam merancang strategi yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang. Tantangan transisi energi dan keterbatasan sumber daya menuntut kita untuk lebih inovatif dalam eksplorasi dan pengelolaan tambang,” ujar Rosalyn.

    Selain itu, Rosalyn menegaskan pentingnya investasi dalam riset dan pengembangan teknologi eksplorasi mineral. 

    “Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemimpin dalam pertambangan hijau. Namun, untuk mencapai itu, kita perlu mempercepat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam menciptakan solusi inovatif, termasuk dalam aspek pembiayaan hijau (green financing), ESG, serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi operasional tambang,” tambahnya.

  • Trump Klaim Kirim Surat ke Khamenei soal Negosiasi Nuklir, Iran: Kami Belum Menerimanya – Halaman all

    Trump Klaim Kirim Surat ke Khamenei soal Negosiasi Nuklir, Iran: Kami Belum Menerimanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran mengatakan hingga saat ini belum menerima surat dari Presiden AS Donald Trump yang katanya ditujukkan kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei terkait perundingan nuklir.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara kedutaan Iran pada hari Jumat (7/3/2025).

    “Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” kata jubir kedutaan Iran, dikutip dari Al Jazeera.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan dalam wawancara dengan Fox Business Network bahwa dirinya telah mengirimkan surat kepada Khamenei.

    Dalam surat tersebut, Trump mengatakan menawarkan pembicaraan menuju kesepakatan mengenai program nuklir.

    Menurutnya, negosiasi ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada intervensi yang selama ini iya lakukan.

    “Saya berharap Iran, dan saya telah menulis surat kepada mereka yang mengatakan, saya harap Anda akan bernegosiasi karena jika kita harus melakukan intervensi militer, itu akan menjadi hal yang mengerikan bagi mereka,” kata Trump dalam segmen wawancara yang disiarkan pada hari Jumat, dikutip dari Iran International.

    Trump mengklaim bahwa dengan mengajukan kesepakatan ini tidak akan menyakiti Iran.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran, secara militer atau membuat kesepakatan. Saya lebih suka membuat kesepakatan karena saya tidak ingin menyakiti Iran,” imbuh Trump.

    Presiden AS ini juga mengaku memiliki banyak kenalan di Iran.

    “Mereka orang-orang hebat. Saya kenal banyak orang Iran dari negara ini,” terangnya.

    Trump menambahkan dalam wawancaranya bahwa kesepakatan nuklir akan menjadi kemenangan bagi Iran.

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena kita tidak bisa membiarkan senjata nuklir lain,” katanya.

    Meski banyak orang yang tidak setuju dengan keputusannya, Trump yakin bahwa ini akan membawa kemenangan bagi Iran.

    “Saya tidak yakin semua orang setuju dengan saya. Namun, kita dapat membuat kesepakatan yang sama bagusnya seperti jika Anda menang secara militer,” tambah presiden AS.

    Pernyataan Trump muncul tepat di saat pemerintahannya memberikan tekanan besar kepada Teheran.

    Tekanan yang dimaksud adalah Trump memberikan sanksi ekonomi baru dan tindakan penegakan hukum yang menargetkan ekspor minyak Iran.

    Ini juga bukan pertama kalinya Trump mengirimkan pendekatan serupa.

    Pada tahun 2019, surat Trump juga diabaikan oleh Khamenei.

    Menurut Khamenei, surat itu “tidak layak” dibalas.

    Sementara itu, Iran telah lama menegaskan bahwa programnya ditujukan untuk tujuan damai.

    Sejak Trump kembali ke menjabat sebagai Presiden AS, pemerintahannya secara konsisten mengatakan bahwa Iran harus dicegah memperoleh senjata nuklir. 

    Akan tetapi, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan lalu mengatakan bahwa Iran telah mempercepat produksi uraniumnya yang mendekati tingkat senjata.

    Pada tahun 2015, Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang program nuklirnya karena kekhawatiran negara itu berpotensi mengembangkan senjata nuklir.

    Akan tetapi pada tahun 2018, keadaan berubah.

    Di mana Presiden AS Donald Trump saat menjabat sebagai presiden AS  secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut.

    Trump justru menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Iran

  • Tak Bernilai di RI, Daun Ini Justru Jadi Harta Karun di Jepang-Belanda

    Tak Bernilai di RI, Daun Ini Justru Jadi Harta Karun di Jepang-Belanda

    Jakarta, CNBC Indonesia – Masyarakat Indonesia mungkin tak asing dengan daun jeruk. Biasanya kita bisa menemukan daun ini untuk berbagai masakan, termasuk rendang.

    Ternyata, daun jeruk juga dicari di banyak negara dunia. Permintaan masih tinggi, sayang tidak diikuti dengan pengiriman ekspornya yang tercatat terus mengalami penurunan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor daun jeruk Indonesia sebesar US$3,26 juta atau Rp 53 miliar sepanjang tahun lalu. Angka tersebut menurun US$4,10 juta dari tahun sebelumnya, bahkan jauh di bawah tahun 2019 sebesar US$4,78 juta.

    Ekspor dari Indonesia terbesar masih didominasi negara tetangga Malaysia, begitu juga Jepang. Nilai ekspor keduanya mencapai US$913,32 ribu dan US$690,75 ribu pada 2024 lalu.

    Malaysia jadi pasar terbesar karena adanya kebutuhan industri kuliner dan makanan olahan. Kedekatan wilayah dengan Indonesia juga membuatnya menjadi pemasok utama dengan biaya pengiriman lebih murah.

    Sementara Jepang menggunakannya untuk industri makanan sehat, farmasi, dan produk berbasis herbal seperti teh dan minyak esensial. Ini menjadi bukti daun jeruk Indonesia punya daya saing yang kuat dan tidak ada pertanda akan melemah.

    Negara lain seperti Iran, India dan Belanda juga menjadi pasar ekspor. Namun nilainya tidak terlalu besar dibandingkan dua negara tadi.

    Melihat tren selama lima tahun terakhir, ekspor daun jeruk tanah air mengalami fluktuasi namun tidak ada pelemahan permanen untuk permintaan. Penurunan dari 2019 ke 2024 kemungkinan juga karena berbagai faktor seperti pandemi Covid-19 dan cuaca.

    Pandemi diketahui mengganggu distribusi dan pengiriman global. Pembatasan impor yang ketat juga dilakukan sejumlah negara tujuan dan biaya logistik mengalami peningkatan.

    Muncul juga pesaing dari negara lain untuk memasok daun jeruk seperti Thailand dan Vietnam. Keduanya juga mengekspor daun jeruk ke pasar global dengan harga kompetitif yang berdampak pada nilai ekspor daun jeruk Indonesia.

    Negara di Uni Eropa dan Jepang diketahui pula punya standar tinggi soal residu pestisida dan kualitas produk. Ini membuat eksportir perlu memenuhi berbagai syarat yang ketat.

    Begitu pula di Indonesia. Saat tren penurunan terus berlanjut, Indonesia berisiko kehilangan pangsa pasar daun jeruk di pasar global.

    Perlu strategi untuk meningkatkan kualitas, begitu juga dengan efisiensi rantai pasok, dan diversifikasi pasar ekspor. Dengan begitu tidak perlu bergantung pada negara-negara pembeli daun jeruk.

    (pgr/pgr)

  • Kasus Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Dua Mantan Dirjen Migas ESDM

    Kasus Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Dua Mantan Dirjen Migas ESDM

    JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) periksa empat saksi dalam penanganan kasus korupsi minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Dua di antaranya merupakan mantan Dirjen Migas pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    “Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus memeriksa empat orang saksi,” ujar Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar kepada wartawan dikutip Sabtu, 8 Maret

    Dua mantan Dirjen Migas ESDM yang dimaksud yakni Tutuka Ariadji (TA) yang menjabat pada periode 2020 hingga 2024. Kemudian, Ego Syahrial (ES) yang kala itu sebagai pelaksana tugas atau Plt periode 2019 hinga 2020.

    Sementara untuk dua saksi lainnya CJ selaku Analyst Light Distillato Trading pada Integrated Supply Chain PT Pertamina (Persero) periode 2019 hingga 2020 dan AYM yang merupakan Koordinator Pengawasan BMM BPH Migas.

    Kendati demikian, tak disampaikan secara gamblang hal yang didalami penyidik dari para saksi, khususnya kedua mantan Dirjen Migas ESDM, pada proses pemeriksaan yang berlangsung pada Jumat, 7 Maret tersebut.

    Sejauh ini, hanya disampaikan proses pemeriksaan bertujuan memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.

    “Keempat orang saksi tersebut diperiksa terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018 hingga 2023,” kata Harli.

    Kejagung sudah menetapkan sembilan tersangka terkait dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina yang terdiri dari enam pegawai Pertamina dan tiga pihak swasta. Salah satunya yakni Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.

    Akibat adanya beberapa perbuatan melawan hukum tersebut, telah mengakibatkan adanya kerugian negara sekitar Rp193,7 triliun pada 2023.

    Rinciannya, kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp35 triliun. Kerugian impor minyak mentah melalui DMUT/Broker sekitar Rp2,7 triliun. Kerugian impor BBM melalui DMUT/Broker sekitar Rp9 triliun. Kerugian pemberian kompensasi (2023) sekitar Rp126 triliun. Kerugian pemberian subsidi (2023) sekitar Rp21 triliun.

  • Cadangan devisa Februari tetap tinggi capai 154,5 miliar dolar AS

    Cadangan devisa Februari tetap tinggi capai 154,5 miliar dolar AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI: Cadangan devisa Februari tetap tinggi capai 154,5 miliar dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Maret 2025 – 17:07 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 tetap tinggi sebesar 154,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 sebesar 156,1 miliar dolar AS.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

    “Posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Ramdan di Jakarta, Jumat.

    Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

    Ke depan, ujar Ramdan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.

    Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

    Bank Indonesia juga terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Sumber : Antara

  • Invasi Mobil Listrik China Bikin Lahan Industri di RI Laris Manis

    Invasi Mobil Listrik China Bikin Lahan Industri di RI Laris Manis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Invasi brand mobil listrik China ke Indonesia hingga membangun pabrik membuat lahan industri menjadi laris manis. Saat ini, di Greater Jakarta dan Subang, menjadi submarket paling potensial, dengan sektor auto-related sebagai prime mover, terutama yang terkait dengan pengembangan produksi EV (electric vehicle) dan berbagai industri turunannya.

    Performa subsektor industri terhitung mencatatkan yang terbaik sejak pandemi melanda. Tahun 2024 menjadi performa terbaik dalam 5 tahun terakhir, melalui catatan permintaan lahan berkisar 312 hektare.

    Sehingga tidak mengherankan jika beberapa kawasan industri di Jabodetabek berencana membuka tambahan pasokan lahan untuk memenuhi permintaan para bos-bos pabrikan industri. Termasuk di wilayah Subang yang juga memiliki rencana yang sama. Total stok kawasan industri di Greater Jakarta dan sekitarnya bertambah, saat ini tercatat berkisar 15.729 hektare, dimana total serapan lahan di semester ini berkisar 77 hektar. Subang, Bekasi dan Karawang, masih menjadi submarket yang potensial saat ini.

    “Serapan lahan kawasan industri di tahun 2024 menunjukkan performa tertinggi sejak pandemi. Memang tidak dapat dipungkiri, gelombang masuknya manufaktur dari wilayah regional Asia, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan memberikan dampak positif terhadap performa Kawasan Industri. Terlebih Perang Dagang As-Tiongkok yang telah membawa relokasi pabrik ke wilayah Jawa Tengah,” kata Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (8/3/2025).

    Foto: Pasar otomotif Indonesia semakin berwarna dengan kehadiran brand mobil listrik baru, Honri. Pabrikan asal China ini hadir di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Honri resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Honri Boma EV, yang dibanderol dengan harga Rp 199 juta on-the-road (OTR) Jakarta. Harga yang terjangkau ini menjadikannya sebagai salah satu kendaraan listrik paling ramah kantong di Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
    Pasar otomotif Indonesia semakin berwarna dengan kehadiran brand mobil listrik baru, Honri. Pabrikan asal China ini hadir di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Honri resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Honri Boma EV, yang dibanderol dengan harga Rp 199 juta on-the-road (OTR) Jakarta. Harga yang terjangkau ini menjadikannya sebagai salah satu kendaraan listrik paling ramah kantong di Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Sedangkan Harga masih stabil, cenderung mulai meningkat terutama di beberapa kawasan yang memiliki daya kompetisi yang relatif lebih tinggi, seperti di koridor timur Jakarta.

    “Saat ini Pemerintah dan Industrialist perlu menangkap peluang ini sebagai ‘golden opportunity’, hal ini mengingat sektor manufaktur akan menjadi katalis dalam menjaga performa sektor industri di Greater Jakarta dan nasional,” sebut Willson.

    Salah satu pabrikan mobil yang bakal membangun pabriknya adalah BYD dengan nilai investasi US$ 1 miliar sekitar Rp 16 triliun dan akan selesai dibangun 2025 mendatang.

    Pabrik yang sedang dibangun berlokasi di kawasan industri Subang, Jawa Barat. Kapasitas produksinya mencapai 150.000 unit kendaraan listrik (EV) per tahun. Perusahaan bakal menjadikan Indonesia untuk fokus pada pasar ekspor.

    Selain itu, Handal Indonesia Motor (HIM) yang menampung beberapa brand mobil juga membangun pabrik baru di Purwakarta yang ukurannya 3x lebih besar dari pabrik saat ini yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi. Pabrik di Bekasi tersebut Bekasi sudah penuh setelah memegang tiga merek sekaligus, yakni Chery, Neta dan Jetour.

    Pabrik HIM di Bekasi seluas 12 hektare dan hanya dapat memproduksi 30 ribu unit per tahun, sedangkan pabrik Purwakarta yang baru seluas 38 hektare dan dapat memproduksi 90 ribu unit per tahun.

    (fys/wur)