Topik: ekspor

  • Pimpin Rapat Hilirisasi, Presiden Prabowo Fokus pada Lapangan Kerja

    Pimpin Rapat Hilirisasi, Presiden Prabowo Fokus pada Lapangan Kerja

    Bogor, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) di Hambalang, Bogor pada Minggu (16/3/2025), membahas percepatan hilirisasi pada sektor strategis. Fokus utama adalah penciptaan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan, pihaknya telah menginventarisasi proyek hilirisasi pada sektor mineral, batu bara, aquaculture, pertanian, dan perkebunan. Prioritas diberikan pada proyek yang berdampak besar terhadap penciptaan lapangan kerja serta peningkatan ekspor dan daya saing industri nasional.

    “Kita fokus pada proyek yang memberikan dampak ekonomi nyata, terutama dalam membuka lapangan pekerjaan,” ujar Rosan.

    Presiden Prabowo juga menekankan hilirisasi harus berlanjut ke tahap industrialisasi agar ekonomi nasional semakin mandiri. Proyek hilirisasi tidak hanya berorientasi makro, tetapi juga melibatkan petani tambak, petani perkebunan, dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan keseriusan Presiden Prabowo terlihat dari pelaksanaan rapat pada Minggu. Ia juga menyampaikan Prabowo menginstruksikan agar implementasi 21 proyek hilirisasi prioritas dilakukan secara profesional dengan mengutamakan tenaga kerja, teknologi padat karya, serta industri substitusi impor.

    “Presiden ingin investasi hilirisasi tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya terpusat di satu daerah,” tambah Bahlil.

    Rapat yang dipimpin Presiden Prabowo ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat hilirisasi sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi nasional.

  • Ratas Mendadak, Prabowo Panggil Menteri Kabinet ke Hambalang pada Minggu (16/5)

    Ratas Mendadak, Prabowo Panggil Menteri Kabinet ke Hambalang pada Minggu (16/5)

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Minggu (16/3/2025).

    Prabowo dan menteri kabinet membahas sejumlah isu mulai dari percepatan hilirisasi nasional di berbagai sektor strategis. Khususnya agar memberikan dampak nyata bagi penciptaan lapangan kerja serta pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan bahwa pihaknya bersama kementerian terkait telah menginventarisasi sejumlah proyek hilirisasi di sektor mineral, batubara, aquaculture, pertanian, hingga perkebunan. 

    Menurutnya, analisis menyeluruh dilakukan untuk menentukan prioritas proyek-proyek yang mampu memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

    “Kami prioritaskan proyek-proyek mana saja yang memberikan dampak positif, terutama dalam bidang penciptaan lapangan pekerjaan. Itu adalah salah satu parameter utama yang tadi kami lihat,” ujar Rosan usai rapat di Hambalang, Minggu (16/3/2025).

    Rosan menambahkan proyek hilirisasi juga dinilai dari kontribusinya dalam menurunkan impor, meningkatkan ekspor, dan memperkuat daya saing industri nasional. 

    Rosan menekankan arahan Kepala Negara agar hilirisasi tidak berhenti pada tahap awal, melainkan menjadi pintu masuk bagi proses industrialisasi yang lebih luas.

    “Arahan Bapak Presiden adalah yang paling banyak menciptakan multiple-nya. Sehingga ini bisa menjadi industrialisasi, karena hilirisasi ini adalah bagian dari ujungnya industrialisasi ini,” jelasnya.

    Tidak hanya berorientasi ekonomi makro, proyek-proyek hilirisasi juga diarahkan untuk melibatkan para petani tambak, petani perkebunan, hingga masyarakat sekitar, agar kesejahteraan mereka turut meningkat.

    Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa keseriusan Presiden dalam mendorong hilirisasi tercermin dari pelaksanaan rapat di hari Minggu. Bahlil juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Presiden Prabowo dan jajaran kabinetnya.

    “Ini adalah bentuk dari perhatian keseriusan Bapak Presiden dalam mengawal, mengecek program-program yang sudah diperintahkan kepada menteri-menterinya,” ungkap Bahlil.

    Bahlil menjelaskan bahwa rapat juga menindaklanjuti keputusan Presiden mengenai implementasi 21 proyek hilirisasi prioritas. 

    Menurutnya, Presiden Prabowo memberikan arahan agar proyek-proyek tersebut mengutamakan serapan tenaga kerja, mengombinasikan teknologi dengan padat karya, serta memprioritaskan industri substitusi impor.

    “Bapak Presiden mengarahkan kepada kita agar implementasinya harus betul-betul profesional dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,” ucap Bahlil.

    Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan pentingnya penyebaran investasi hilirisasi secara merata di seluruh wilayah Indonesia, tidak terpusat di satu pulau saja. Hal tersebut penting agar terjadi penyebaran ekonomi di seluruh Indonesia.

    “Ini adalah bagian daripada instrumen untuk pertumbuhan ekonomi,” pungkas Bahlil.

  • Ratas Mendadak, Prabowo Panggil Menteri Kabinet ke Hambalang pada Minggu (16/5)

    Ratas Kabinet Mendadak, Prabowo Panggil Menteri Kabinet ke Hambalang

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Minggu (16/3/2025).

    Prabowo dan menteri kabinet membahas sejumlah isu mulai dari percepatan hilirisasi nasional di berbagai sektor strategis. Khususnya agar memberikan dampak nyata bagi penciptaan lapangan kerja serta pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan bahwa pihaknya bersama kementerian terkait telah menginventarisasi sejumlah proyek hilirisasi di sektor mineral, batubara, aquaculture, pertanian, hingga perkebunan. 

    Menurutnya, analisis menyeluruh dilakukan untuk menentukan prioritas proyek-proyek yang mampu memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

    “Kami prioritaskan proyek-proyek mana saja yang memberikan dampak positif, terutama dalam bidang penciptaan lapangan pekerjaan. Itu adalah salah satu parameter utama yang tadi kami lihat,” ujar Rosan usai rapat di Hambalang, Minggu (16/3/2025).

    Rosan menambahkan proyek hilirisasi juga dinilai dari kontribusinya dalam menurunkan impor, meningkatkan ekspor, dan memperkuat daya saing industri nasional. 

    Rosan menekankan arahan Kepala Negara agar hilirisasi tidak berhenti pada tahap awal, melainkan menjadi pintu masuk bagi proses industrialisasi yang lebih luas.

    “Arahan Bapak Presiden adalah yang paling banyak menciptakan multiple-nya. Sehingga ini bisa menjadi industrialisasi, karena hilirisasi ini adalah bagian dari ujungnya industrialisasi ini,” jelasnya.

    Tidak hanya berorientasi ekonomi makro, proyek-proyek hilirisasi juga diarahkan untuk melibatkan para petani tambak, petani perkebunan, hingga masyarakat sekitar, agar kesejahteraan mereka turut meningkat.

    Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa keseriusan Presiden dalam mendorong hilirisasi tercermin dari pelaksanaan rapat di hari Minggu. Bahlil juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Presiden Prabowo dan jajaran kabinetnya.

    “Ini adalah bentuk dari perhatian keseriusan Bapak Presiden dalam mengawal, mengecek program-program yang sudah diperintahkan kepada menteri-menterinya,” ungkap Bahlil.

    Bahlil menjelaskan bahwa rapat juga menindaklanjuti keputusan Presiden mengenai implementasi 21 proyek hilirisasi prioritas. 

    Menurutnya, Presiden Prabowo memberikan arahan agar proyek-proyek tersebut mengutamakan serapan tenaga kerja, mengombinasikan teknologi dengan padat karya, serta memprioritaskan industri substitusi impor.

    “Bapak Presiden mengarahkan kepada kita agar implementasinya harus betul-betul profesional dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,” ucap Bahlil.

    Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan pentingnya penyebaran investasi hilirisasi secara merata di seluruh wilayah Indonesia, tidak terpusat di satu pulau saja. Hal tersebut penting agar terjadi penyebaran ekonomi di seluruh Indonesia.

    “Ini adalah bagian daripada instrumen untuk pertumbuhan ekonomi,” pungkas Bahlil.

  • Impor Meningkat Jelang Ramadan, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Turun untuk Februari 2025

    Impor Meningkat Jelang Ramadan, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Turun untuk Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas impor diperkirakan tumbuh 2,01% secara bulanan dan 4,51% secara tahunan pada Februari 2025, didorong peningkatan permintaan domestik menjelang Ramadan.

    Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan ekspor untuk periode yang sama justru melemah karena ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi China.

    Negeri Panda sendiri merupakan mitra dagang utama Indonesia, baik dari sisi ekspor maupun impor. Performa ekonomi negara tersebut hampir pasti berdampak pada neraca dagang Indonesia.

    “Surplus perdagangan Februari 2025 diperkirakan menyempit menjadi US$1,69 miliar daripada bulan sebelumnya yang senilai US$3,45 miliar,” ujar Josua, Minggu (16/3/2025).

    Josua mengatakan stabilisasi harga komoditas global dan risiko perang dagang yang muncul turut menjadi faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tersebut.

    Bangkitnya impor pada Februari 2025, usai kontraksi 2,67% year on year (YoY) pada Januari 2025, diestimasi ditopang oleh kenaikan signifikan importasi produk-produk utama seperti bahan bakar dan kurma.

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA David E. Sumual lebih optimistis dalam proyeksinya. Dia mengestimasi surplus perdagangan Februari 2025 menyentuh US$3,25 miliar.

    Dia memperkirakan adanya lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. Ekspor juga akan tumbuh 1,64% secara bulanan setelah sempat terkoreksi hingga 8,56% month to month (mtm) pada bulan sebelumnya.

    Kenaikan ekspor secara tahunan terutama disebabkan oleh basis rendah pada ekspor komoditas tahun lalu seperti batu bara, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan gas alam.

    Dari sisi impor, David memperkirakan kenaikan secara bulanan sebesar 3,06% setelah kontraksi cukup dalam sebesar 15,18% mtm pada Januari 2025. Kenaikan importasi komoditas pangan menjadi faktor utama penopang pertumbuhan bulanan ini.

    “Menjelang Ramadan, mulai ada efeknya ke peningkatan impor,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

    Meski dua ekonom mengestimasikan dua angka yang berbeda, namun neraca perdagangan Indonesia tetap diprediksi melanjutkan surplus untuk 58 bulan berturut-turut. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kinerja ekspor, impor, dan neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2025 pada Senin (17/3/2025) mulai pukul 11.00 WIB. 

  • Sederet Proyek Chandra Asri, Kompleks Petrokimia Terintegrasi Terbesar di Indonesia – Page 3

    Sederet Proyek Chandra Asri, Kompleks Petrokimia Terintegrasi Terbesar di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Chandra Asri Pacific Tbk menyampaikan, mendukung pengembangan industri petrokimia dan kimia di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Edi Rivai.

    Saat ini, Chandra Asri Group memiliki kompleks petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 di Indonesia.

    “Chandra Asri Group adalah perusahaan solusi energi, kimia dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara,” jelasnya dikutip Minggu (16/3/2025).

    Chandra Asri didukung oleh aset infrastruktur inti yang meliputi fasilitas energi, air dan dermaga dan tangki, dengan pengembangan pabrik Chlor Alkali dan EDC – Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC).

    “Chandra Asri Group melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) tengah membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan industri hilir nasional, substitusi impor soda kostik untuk mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global,” papar Edi.

    Pada tahun 2024, CAA telah merealisasikan investasi sebesar Rp1,26 triliun untuk pembangunan Pabrik CA-EDC. Sementara itu, total rencana investasi akan mencapai Rp15 triliun. Proyek ini masuk sebagai Proyek Strategis Nasional RPJMN 2025 – 2029 sesuai dalam Perpres No.12/2025.

    “Dalam proyeksi 20 tahun ke depan, terhitung sejak kuartal pertama tahun 2027 saat CAA mulai beroperasi penuh, produk soda kostik yang diimpor akan disubstitusi domestic sebesar 827 ribu ton liquid per tahun atau nilainya setara Rp4,9 triliun per tahun,” sebut Edi.

    Dikarenakan saat ini pasar EDC sudah memenuhi kebutuhan nasional, target pasar EDC dari CA-EDC adalah 100 persen ekspor. Sehingga, terdapat potensi penambahan devisa negara melalui ekspor EDC senilai Rp5 triliun per tahun.

     

  • UMKM di Maluku Sulit Tembus Pasar Luar Negeri, Ada Kendala Biaya Pengiriman Barang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Maret 2025

    UMKM di Maluku Sulit Tembus Pasar Luar Negeri, Ada Kendala Biaya Pengiriman Barang Regional 16 Maret 2025

    UMKM di Maluku Sulit Tembus Pasar Luar Negeri, Ada Kendala Biaya Pengiriman Barang
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
    Maluku
    , Sodikin menyatakan, ada kesulitan
    UMKM
    di Maluku menembus pasar luar negeri karena konektivitas logistiknya.
    “Kendalanya bagi pelaku UMKM, yang pertama agak kesulitan untuk menembus pangsa pasar di luar negeri itu berkaitan dengan konektivitas logistiknya jadi transportasi, terutama laut,” kata Sodikin di Kanwil Bea Dan Cukai Maluku, Jalan Benteng Kapaha, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon beberapa waktu lalu. 
    Biaya logistik atau pengiriman barang dari Maluku ke negara tujuan dinilai sangat besar, bahkan melebihi nilai barang yang diekspor. Sementara itu, produk UMKM termasuk dalam skala kecil.
    Jumlah produksinya jauh dari produk-produk ritel atau perusahaan besar. Padahal, permintaan pasar luar negeri harus dalam jumlah yang besar.
    Hal inilah yang dikeluhkan pelaku usaha. Ujung-ujungnya, mereka lebih memilih menjual di dalam negeri atau dengan sistem titip jual.
    Mi Sehat Cempaka, salah satu produk olahan makanan dari tepung sagu asli Ambon sudah menembus pasar luar negeri.
    Produk mie sagunya pernah dikirim ke Amerika dengan biaya pengirima logistik Rp 500.000 per kilogram. Itu pun sudah menggunakan layanan pengiriman logistik dari PT Pos Indonesia.
    Founder Mie Sehat Cempaka, Dyah Puspita mengatakan, untuk pengiriman ke luar negeri dalam skala kecil, akan terasa lebih mahal dengan biaya ongkir tersebut.
    “Mi Cempaka kami kirim ukuran 1 cup 80 gram, Rp 35.000,” kata Dyah kepada
    kompas.com.
    Produksi mie buatannya biasanya juga dipasarkan ke Bogor, Jakarta, dan Bandung.
    Dalam sebulan, dia bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta.
    Di lain sisi, ada UMKM yang omzetnya mungkin di bawah itu. Perjuangan dia untuk tembus pasa
    ekspor
    tentu akan terasa lebih berat.
    Selain soal konektivitas logistik, masalah lainnya yaitu pembeli. “Yang kedua memang untuk komunikasi agar bisa menembus ekspor berkaitan dengan
    buyer
    di luar negeri,” katanya. 
    Rata-rata para pelaku usaha belum dapat memaksimalkan komunikasi dengan pihak
    buyer.
    Mereka lebih berfokus pada peningkatan kualitas mutu dan jumlah produk. Padahal, untuk menembus pasar besar ada sejumnlah rentetan tahapan yang harus dipenuhi pelaku usaha.
    La Yapi, pengusaha minyak atsiri nilam asal Kota Ambon pun mengeluhkan hal itu. Dia mengaku sangat terkendala komunikasi juga mencari pembeli di luar negeri.
    “Memang untuk dapat
    buyer
    itu tidak mudah. Kami tidak tau harus cari bagaiamana kecuali lewat pameran lalu ada yang datang. Seperti kemarin ada yang dari Perancis. Dia tertarik itu untuk membeli atsiri nilam,” kata pengusaha minyak atsiri nilam di Dusun Kampung Keranjang Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon ini.
    Kepada
    Kompas.com, 
    Yapi menyatakan tengah memastikan dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk ekspor. Meski begitu, dia mengaku belum memiliki calon
    buyer.
    Dia berharap, ada bantuan pemerintah daerah kepada peakku UMKM untuk mencari
    buyer
    atau pasar.
    “Katong ini kan taunya buat saja,
    seng
    tahu dapat
    buye
    r di luar negeri itu bagaimana,” katanya.
    Saat ini, minyak atsiri produksi Kelompok Bunga Tani itu memproduksi 30-35 kiloliter atsiri dari 2 ton nilam.
    Untuk itu, Bea Cukai Maluku terus berkolaborasi dengan sejumlah pihak dalam mencari solusi terhadap kendala ekspor.
    Seperti sinergi dengan beberapa atase yang ada di luar negeri, antara lain Singapura, Hongkong, Jepang dan Brazil.
    Ada juga kolaborasi dengan seluruh Kementerian lembaga maupun dinas-dinas yang ada di Provinsi Maluku.
    Upaya lain termasuk berkoordiansi dengan Bank Indonesia dan Bank Mandiri untuk kemudahan akses keuangan, seperti pendanaan kemudian insentif fiskal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Perusahaan Pengolahan Kelapa di Riau PHK Massal, 3.500 Pekerja Terdampak

    2 Perusahaan Pengolahan Kelapa di Riau PHK Massal, 3.500 Pekerja Terdampak

    Bisnis.com, JAKARTA — Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membenarkan adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh dua perusahaan pengolahan kelapa di Riau. Kondisi ini berdampak pada 3.500 pekerja yang ter-PHK. 

    Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan kedua perusahaan tersebut sulit untuk mempertahankan produksi di pabrik lantaran terjadi kekurangan bahan baku kelapa. Alhasil, sejak awal 2025 perusahaan melakukan pengurangan karyawan. 

    “Iya benar, sudah di cek dikarenakan kekurangan bahan baku. Sudah saya cek ke KSPI Riau,” kata Said kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025). 

    Kabar PHK massal di kedua perusahaan tersebut semula datang dari informasi akun Instagram @amulet_unisi yang menyebutkan PT Pulau Sambu atau Sambu Group melakukan PHK terhadap 1.700 pekerja dan PT Riau Sakit United Plantations (RSUP) memangkas 1.800 pekerja dengan masa kerja dibawah 5 tahun.

    Sejumlah unit produksi Sambu Group di Kecamatan Pulau Burung dan Kateman pun makin minim lantaran krisis bahan baku. Tak hanya karyawan pabrik, masyarakat setempat yang bergantung pada industri kelapa juga terancam kehilangan mata pencaharian. 

    Adapun, krisis bahan baku disebabkan perubahan cuaca ekstrem, serangan hama, hingga kebijakan ekspor kelapa bulat atau tanpa diolah yang disebut mempengaruhi pasokan dalam negeri. 

    Kendati demikian, informasi yang diterima buruh, perusahaan telah menyanggupi untuk membayar hak-hak pekerja terdampak sesuai aturan pesangon. Manajemen perusahaan juga akan mempertimbangkan rekrutmen baru apabila pasokan bahan baku telah stabil. 

    Saat dikonfirmasi ulang ke Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi terkait PHK di perusahaan pengolahan kelapa terbesar di Riau itu. Kendati demikian, dia tak memungkiri 

    “Saya baru dengar informasi itu, nanti kita cek. Kalau krisis bahan baku, memang itu sering terjadi, dari impor nya susah Bea Cukai juga kan kadang-kadang main disana,”ujar pria yang akrab disapa Noel kepada Bisnis, dihubungi terpisah. 

    Namun, Noel memastikan pihaknya akan melakukan verifikasi lebih lanjut atas informasi tersebut. Apalagi, pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja dan ribuan orang bergantung pada pekerjaan tersebut. 

  • Perusahaan Pengolahan Kelapa PHK Massal, Imbas Produksi Kelapa yang Merosot

    Perusahaan Pengolahan Kelapa PHK Massal, Imbas Produksi Kelapa yang Merosot

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut produksi kelapa di Indonesia merosot imbas fenomena El Nino. Hal ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan pekerja di perusahaan pengolahan kelapa di Riau lantaran kekurangan bahan baku.

    Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Farid Ami mengatakan bahwa produksi kelapa yang turun akibat fenomena El Nino ini membuat pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka.

    “Akibat El Nino, produksi kelapa di Indonesia turun, dari sisi demand pada waktu yang bersamaan tingginya permintaan di pasar internasional mengakibatkan pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka,” kata Farid kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025).

    Namun, Farid menjelaskan bahwa selama ini ekspor kelapa tidak pernah diatur atau dibatasi karena dari sisi pasokan dan permintaan selalu terkendali. Sayangnya, saat El Nino menghantam, membuat produksi kelapa di Tanah Air menjadi turun.

    Dia menyampaikan kebijakan pemerintah yang sudah disepakati dalam rangka membatasi ekspor kelapa adalah dengan menerapkan Pajak Ekspor (Levy) terhadap kelapa bulat dan produk turunannya.

    Di luar itu, lanjut dia, Moratorium Ekspor Kelapa seperti usulan sektor industri pengelolaan kelapa telah menjadi pertimbangan pemerintah namun.

    “Kebijakan ini harus ditelaah sebaiknya mungkin agar tidak merugikan petani dikarenakan dampaknya dapat menurunkan harga kelapa,” tuturnya.

    Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membenarkan adanya gelombang PHK terhadap 3.500 pekerja di perusahaan pengolahan kelapa di Riau.

    Presiden KSPI Said Iqbal menuturkan bahwa sebanyak dua perusahaan pengolahan kelapa di Riau itu sulit untuk mempertahankan produksi di pabrik lantaran terjadi kekurangan bahan baku kelapa.

    “Iya benar, sudah dicek dikarenakan kekurangan bahan baku. Sudah saya cek ke KSPI Riau,” ujar Said kepada Bisnis.

  • Surplus Neraca Dagang Februari 2025 Diprediksi Susut, Kenapa?

    Surplus Neraca Dagang Februari 2025 Diprediksi Susut, Kenapa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca Perdagangan diprediksi akan kembali mencatatkan surplus pada Februari 2025, tetapi menyusut ke angka US$1,85 miliar dari Januari yang mencapai US$3,45 miliar.

    Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro menyampaikan surplus yang menurun tersebut sejalan dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga dan volume ekspor batu bara. 

    Asmo, sapaannya, memperkirakan ekspor masih akan tumbuh positif sebesar 7,8% secara tahunan atau year on year (YoY), namun terkontraksi sebesar 3,2% secara bulanan atau month to month (MtM).

    “Penurunan ekspor secara bulanan diperkirakan disebabkan oleh penurunan ekspor batu bara [data ESDM] yang secara volume turun 1% YoY atau turun 9% MtM,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (16/3/2025).

    Dirinya melihat dari sisi harga, mayoritas komoditas ekspor utama Indonesia mengalami penurunan. Utamanya harga batu bara turun 10,1% MtM dan nikel kontraksi 0,7%. 

    Sementara berkaca dari data PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2025, mengonfirmasi adanya penurunan permintaan dari luar negeri.

    Dari sisi impor, Asmo memperkirakan akan tumbuh 2,6% YoY atau 5,1% MtM, sejalan dengan membaiknya kinerja PMI manufaktur Indonesia yang mendorong peningkatan impor bahan baku.

    PMI manufaktur meningkat ke level 53,6 pada Februari 2025, didorong oleh peningkatan aktivitas produksi dan permintaan domestik. 

    Bahkan Asmo melihat bahwa perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian bahan baku mereka ke tingkat tercepat sejak Mei tahun lalu.

    Per Januari 2025, kinerja ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 4,68% YoY, namun lebih lambat 8,56% MtM bila dibandingkan dengan Desember 2024. 

    Sementara kinerja impor mengalami kontraksi secara tahunan dan bulanan, yang masing-masing turun sebesar 2,67% dan 15,18%. 

    Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyoroti adanya penurunan harga komoditas ekspor unggulan Tanah Air sejak akhir 2023 hingga awal tahun ini. 

    Pasalnya bukan hanya akan berdampak pada neraca perdagangan, tetapi juga terhadap penerimaan negara baik berupa pajak maupun bukan pajak. 

    Tercatat harga batu bara mengalami penurunan tajam usai sempat menyentuh US$400 per metrik ton (MT), di mana per 10 Maret 2025 bertengger di harga US$104,6 per MT. 

    Serupa, harga minyak Brent juga tercatat rendah di harga US$69,3 per barel usai sempat melambung mencapai US$100 per barel pada 2022. Berita baik justru hadir dari komoditas minyak kelapa sawit yang telah mengalami perbaikan harga dan naik 27,8% YoY ke level US$1.095 per ton. 

    “Harga minyak tekanan luar biasa karena disrupsi ketidakpastian perang dagang, pasti akan menimbulkan perlambatan ekonomi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (13/3/2025). 

    Di tengah kekhawatiran akan harga komoditas tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan kinerja ekspor, impor, dan neraca perdagangan Indonesia pada Senin, (17/3/2025) mulai pukul 11.00 WIB. 

  • Ekspor Naik, Mobil Buatan Indonesia Makin Diminati di Luar Negeri

    Ekspor Naik, Mobil Buatan Indonesia Makin Diminati di Luar Negeri

    Jakarta

    Mobil buatan Indonesia semakin laris di luar negeri. Ekspor mobil yang diproduksi di dalam negeri mengalami kenaikan di dua bulan pertama tahun 2025 ini.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka ekspor mobil buatan Indonesia mengalami kenaikan pada Februari 2025. Sebanyak 10 pabrikan mobil di Indonesia mengekspor mobilnya ke berbagai negara di dunia.

    Pada Februari 2025, Gaikindo mencatat Indonesia mengekspor 36.789 unit mobil buatan Indonesia dalam bentuk utuh atau CBU. Angka itu naik 10,1 persen dibanding Januari 2025 yang tercatat sebanyak 33.423 unit.

    Ekspor mobil buatan Indonesia pada Februari 2025 juga lebih baik dibanding Februari 2024. Sebagai pembanding, pada Februari tahun lalu, Gaikindo mencatat ekspor mobil hanya 34.871 unit.

    Sementara itu, selama dua bulan pertama tahun 2025, ekspor mobil buatan Indonesia mencapai 70.212 unit. Angka itu naik 3,4 persen dibanding periode Januari-Februari tahun 2024 yang tercatat sebanyak 67.910 unit.

    Toyota menjadi pabrikan yang paling banyak mengekspor mobil buatan Indonesia. Pada Februari 2025, Toyota mengekspor mobil buatan Indonesia sebanyak 11.827 unit. Sedangkan pada Januari-Februari, Toyota total mengekspor 23.040 unit mobil buatan Indonesia.

    Berikut pabrikan yang paling banyak ekspor mobil buatan Indonesia pada Februari 2025:

    Toyota: 11.827 unitMitsubishi Motors: 9.272 unitDaihatsu: 6.888 unitHyundai: 4.311 unitSuzuki: 1.867 unitHonda: 1.590 unitIsuzu: 570 unitChery: 349 unitWuling: 70 unitHino: 45 unit.

    Selain ekspor dalam bentuk mobil utuh atau CBU, industri otomotif Indonesia juga mengekspor mobil dalam bentuk terurai (CKD). Pada Februari 2025, ekspor mobil dalam bentuk terurai atau CKD dari Indonesia tercatat sebanyak 4.398 unit. Industri otomotif Indonesia juga mengekspor komponen mobil sebanyak 10.730.833 buah.

    (rgr/din)