Topik: ekspor

  • Mendag: Transaksi JMFW 2026 per 9 November capai 19,51 juta dolar AS

    Mendag: Transaksi JMFW 2026 per 9 November capai 19,51 juta dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan transaksi Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 hingga Minggu 9 November pukul 14:48 WIB mencapai 19,51 juta dolar AS.

    “Transaksi sampai tanggal 9 November, total transaksi tercatat sebesar 19,51 juta dolar AS,” ujar Budi Santoso dalam seremoni penutupan JMFW 2026 di Jakarta, Minggu.

    Total transaksi tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar 10 juta dolar AS.

    Kemudian, kata Budi Santoso, hingga 9 November pukul 14:48 WIB jumlah pengunjung JMFW 2026 mencapai 11.459 pengunjung. Jumlah exhibitor JMFW 2026 tercatat sebanyak 242.

    Selain itu, JMFW 2026 juga banyak dihadiri pembeli (buyer) dari luar negeri yakni Malaysia, Perancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang dan Sudan.

    “Capaian JMFW kali ini cukup bagus,” kata Budi Santoso.

    Kementerian Perdagangan kembali menggelar Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang ditargetkan dapat mencetak nilai transaksi sebesar 10 juta dolar AS.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi mengatakan, JMFW tahun lalu mencatatkan nilai transaksi sebesar 20,4 juta dolar AS, melampaui target yang ditetapkan sebesar 3 juta dolar AS.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso meyakini Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang digelar pada 6-9 November 2025 dapat menggerakkan ekosistem fesyen domestik.

    JMFW 2026 merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya sejak dimulai pada 2021.

    Untuk tahun ini, JMFW mengusung tema “Essential Lab”, yakni sebuah konsep laboratorium yang dipenuhi ide kreatif dan inovatif untuk menjadi acuan tren fesyen Muslim tahun depan.

    Pelaksanaan JMFW tahun ini diawali dengan pre-event seperti seminar, co-branding, dan fasilitasi pitching antara pelaku industri fesyen Muslim dengan pembeli internasional.

    Dengan begitu, diharapkan sudah ada pembeli dari luar negeri yang siap melakukan business matching dengan pelaku usaha pada saat puncak acara nantinya.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • UMKM binaan Pertamina tembus transaksi Rp206 miliar di Agrinex 2025

    UMKM binaan Pertamina tembus transaksi Rp206 miliar di Agrinex 2025

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak tujuh UMKM binaan PT Pertamina (Persero) mencatatkan total transaksi senilai Rp206 miliar dengan tiga di antaranya menandatangani kesepakatan ekspor selama ajang Pameran Agrinex 2025 di Jakarta pada 6-8 November 2025.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Muhammad Baron menyampaikan pencapaian ini membuktikan efektivitas pendampingan Pertamina dalam memperkuat fondasi ekonomi rakyat.

    “Pertamina berkomitmen untuk menjadi katalis dalam tumbuhnya ekonomi rakyat. Keberhasilan para UMKM binaan Pertamina menembus pasar internasional adalah bukti bahwa pendampingan yang konsisten, strategi yang tepat, dan sinergi lintas pihak dapat menghasilkan dampak nyata bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Baron menambahkan UMKM sebagai fondasi kemandirian ekonomi bangsa dan Pertamina akan terus mendorong pemberdayaan UMKM agar mampu bersaing di tingkat global, dengan menjunjung nilai keberlanjutan.

    Pameran Agrinex ini merupakan yang pertama kali diikuti oleh empat UMKM binaan Pertamina.

    Salah satunya Tiwi, pemilik usaha Rumah Madu Simpul Hati, bangga karena bisa tampil sejajar dengan pelaku usaha besar.

    “Tidak pernah terpikir bisa ikut pameran nasional di Jakarta, apalagi produknya diminati banyak pengunjung. Saya sangat bersyukur atas pendampingan Pertamina,” ungkapnya.

    Pada hari terakhir pameran, Sabtu (8/11/2025), tiga UMKM binaan Pertamina menandatangani MoU kerja sama ekspor dengan pembeli dari Malaysia, Aljazair, dan Uni Emirat Arab.

    Mereka adalah CV Bunga Palm, yang menjalin kemitraan dengan Mutiara Global Jaya asal Malaysia senilai Rp834 juta, PT Java Criollo Cokelat dengan AKS Global Trade dari Aljazair senilai Rp167 miliar, dan PT Syailendra Bumi Investama yang menggandeng Angel Fragrances dari Dubai senilai Rp10 miliar.

    Penandatanganan ini turut disaksikan mantan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno selaku Ketua Penyelenggara Agrinex Expo 2025 dan Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto.

    Pada ajang tersebut, Pertamina juga meraih penghargaan “Booth Terbaik”, yang diserahkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy.

    “Penghargaan diberikan karena booth Pertamina dinilai informatif, interaktif, dan inspiratif, sekaligus menampilkan semangat kemandirian dari produk unggulan UMKM Pertamina,” sebut Baron.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ojol Bikin Sektor Transportasi & Pergudangan di Kalimantan Tengah Tumbuh 15,74%

    Ojol Bikin Sektor Transportasi & Pergudangan di Kalimantan Tengah Tumbuh 15,74%

    Bisnis.com, JAKARTA — Sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan di Kalimantan Tengah tercatat tumbuh paling tinggi secara nasional, yang mencapai 15,74% secara tahunan pada kuartal III/2025. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor transportasi dan pergudangan tumbuh cukup tinggi sebesar 8,62% di kuartal III/2025, dengan menyumbang 6,10% terhadap PDB. Kalimantan Tengah menyumbangkan 7,80% terhadap pertumbuhan transportasi dan pergudangan secara umum. 

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan terkereknya lapangan usaha tersebut. Pertama, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni Cabang Pangkalan Bun, menerapkan diskon tarif kapal penumpang sebesar 50% dari tarif dasar. 

    “Ojek online [ojol] terus berkembang di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah,” ujarnya, dikutip pada Minggu (9/11/2025). 

    Selain Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau juga mencatatkan pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan mencapai 12,94% YoY pada kuartal III/2025. 

    Adanya peluncuran layanan pengiriman langsung dari Batam–China di TPK Batu Ampar, menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pada kuartal tersebut.  

    Jumlah kedatangan penumpang angkutan laut yang meningkat di wilayah perbatasan dengan luar negeri, serta momen libur sekolah meningkatkan permintaan angkutan darat dan pelabuhan penyeberangan laut utamanya di wilayah wisata seperti Batam dan Bintan.

    Untuk DKI Jakarta, menempati posisi kedelapan dengan pertumbuhan sektor transportasi-pergudangan tertinggi, sebesar 9,06% YoY, diikuti Kepulauan Bangka Belitung sebesar 8% dan Kalimantan Selatan 7,97%. 

    Sementara pertumbuhan terendah sektor ini, berada di Sumatra Barat yang kontraksi -0,95% dan diikuti Banten yang sebesar -0,05% pada kuartal III/2025. 

    Melihat dari sisi kontribusi per provinsi terhadap pertumbuhan sektor ini, Sulawesi Utara menduduki posisi pertama. Pada periode tersebut, transportasi dan pergudangan di Sulawesi Utara tumbuh 6,72%, dan memberikan kontribusi mencapai 11,90%, kemudian diikuti Banten sebesar 11%, dan Sumatra Barat sebesar 10,62%. 

    Adapun, Amalia mengungkapkan bahwa kinerja sektor transportasi dan pergudangan bertahan tinggi, didorong tumbuhnya ekspor, industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan.

    Melihat Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yang mencapai Rp3.444 triliun pada kuartal III/2025, artinya lapangan usaha ini menyumbang Rp210 triliun terhadap ekonomi Indonesia. 

    “Artinya prospek dari sektor ini sangat luar biasa. Kenapa tinggi? karena industri pengolahan tinggi, ekspor tinggi, dan pertanian dan perdagangan tumbuh dengan sangat baik,” tambahnya. 

    Adapun, pertumbuhan lapangan usaha ini juga didorong oleh pertumbuhan pada hampir sub-sektor, utamanya angkutan laut yang tumbuh 10,19%. 

    Daftar 10 provinsi dengan pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan Tertinggi per kuartal III/2025 (YoY): 

    Kalimantan Tengah 15,74%
    Kepulauan Riau 12,94%
    Gorontalo 12,14%
    Jawa Barat 11,62%
    Papua Barat 9,67%
    Maluku Utara 9,61%
    Sumatra Utara 9,35%
    DKI Jakarta 9,06%
    Kepulauan Bangka Belitung 8%
    Kalimantan Selatan 7,97% 

  • Tembus Rp 30.042 Triliun, Devisa dari Ekspor Rokok Melonjak 94%

    Tembus Rp 30.042 Triliun, Devisa dari Ekspor Rokok Melonjak 94%

    Liputan6.com, Jakarta Industri Hasil Tembakau (IHT) Indonesia menunjukkan kinerja ekspor produk tembakau seperti rokok yang melonjak signifikan dari tahun ke tahun. Sumbangan besar itu menegasakan kontribusi besar terhadap devisa negara.

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang (Kadin Indonesia) Saleh Husin mengungkapkan, pendapatan devisa yang dihasilkan dari ekspor tembakau dan produknya secara keseluruhan terus meningkat hingga 94 persen. Pada 2020 sekitar USD 600 juta, dan terus bertambah sampai dengan 2024 sekitar USD 1,8 miliar atau setara Rp 30.042 triliun (kurs Rp 16.690 per dolar AS).

    “Produksi daripada rokok ini memang terus meningkat kira-kira sekitar 515 miliar batang, tapi dari jumlah tersebut, 55 persen itu untuk di dalam negeri, 45 persen itu untuk pasar ekspor,” jelasnya.

    Saleh menyampaikan, pendapatan negara dari sektor IHT kian melejit dengan ditambah Cukai Hasil Tembakau (JCHT). Pada 2013, CHT sudah menyumbang sekitar Rp 213 triliun dan tiap tahun terus meningkat hingga 2024 sekitar Rp 216 triliun.

    Meski berkontribusi besar, IHT dihadapkan pada tantangan besar berupa peredaran rokok ilegal. Ia menyoroti kondisi Indonesia yang termasuk memiliki underground economy secara signifikan. “Underground economy kita ini kan termasuk salah satu yang paling merah di dunia. Kira-kira sekitar 23,8 persen dari PDB kita,” ungkapnya.

    Saleh mengaitkan tingginya aktivitas ekonomi bawah tanah ini dengan peredaran rokok ilegal yang berakibat melenyapkan potensi penerimaan negara yang seharusnya besar. Ia mengutip penelitian Universitas Paramadina, yang menunjukan potensi cukai yang hilang akibat rokok ilegal mencapai 10 persen dari total penerimaan, atau sekitar Rp 23-25 triliun.

     

  • Pemprov Jatim Raih Penghargaan Nusantaraya Award di ICCF 2025, Apa Kata Gubernur Khofifah?

    Pemprov Jatim Raih Penghargaan Nusantaraya Award di ICCF 2025, Apa Kata Gubernur Khofifah?

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berhasil meraih penghargaan Nusantaraya Award dalam ajang Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang berlangsung di Gedung Malang Creative Center (MCC) Kota Malang.

    Penghargaan berupa piala diserahkan langung oleh Ketua Umum ICCN yang disaksikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim Iwan mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

    Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan kepada Jawa Timur atas komitmen, dukungan dan inovasi dalam pengembangan ekosistem kreatif, khususnya dalam penguatan jejaring komunitas serta sinergi lintas pemangku kepentingan melalui kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2023 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.

    “Alhamdulillah Jatim berhasil meraih penghargaan Nusantaraya Award dari ICCN. Salah satu alasan kuat adalah karena Jatim memiliki komitmen, dukungan dan inovasi dalam pengembangan ekosistem kreatif, khususnya dalam penguatan jejaring dan sinergi lintas pemangku kepentingan,” tutur Gubernur Khofifah saat di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (9/11/2025).

    Lebih lanjut Gubernur Khofifah pun menegaskan investasi sektor ekonomi kreatif Jatim terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada periode Semester I – 2025 investasi sektor ekonomi kreatif di Jatim mencapai Rp 6,86 Triliun.

    “Yang meningkat 12,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp 6,08 triliun,” tegasnya.

    Tak hanya itu, posisi kuatnya ekonomi kreatif Jatim juga dapat dilihat dari data produktivitas ekspor luar negeri. Pada periode Semester I – tahun 2025, ekspor sektor ekonomi kreatif Jawa Timur telah tembus USD 12.887,01 juta. Capaian ini meningkat 4,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar USD 12.359,23 juta.

    “Dan Alhamdulillah Jawa Timur menjadi provinsi dengan nilai ekspor ekonomi kreatif terbesar di Indonesia, dengan komoditi utama berupa fesyen, kriya dan kuliner,” ujarnya.

    Lebih lanjut Khofifah pun menegaskan sektor ekonomi kreatif Jatim tak hanya disokong oleh pemodal besar. Melainkan justru banyak didukung juga oleh para pelaku UMKM. Hal ini karena sektor ekonomi kreatif berevolusi menjadi sektor paling menjanjikan dan populer di masyarakat.

    “Ekonomi kreatif sangat cepat pertumbuhannya. Dan ini membutuhkan perhatian bagaimana kita bisa membangun ekosistem yang tepat bagi para pelaku maupun investor,” tuturnya.

    Untuk itu, Khofifah mempersembahkan penghargaan ini pada seluruh penggerak ekonomi kreatif Jatim. Penghargaan yang diterima Jatim harus menjadi pelecut meningkatkan produktivitas. Dengan harapan besar turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim.

    “Penghargaan ini bukanlah akhir perjuangan atau kerja keras kita. Melainkan jadi penyemangat untuk terus berjuang mewujudkan Jawa Timur yang memang surganya Ekonomi Kreatif,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, ICCF 2025 sendiri merupakan ajang bergengsi tahunan yang digelar oleh Indonesia Creative Cities Network (ICCN). Sedangkan ICCN adalah jejaring Kota dan Kabupaten kreatif di Indonesia yang berdiri sejak 2015.

    Dengan anggota lebih dari 260 kota/kabupaten, ICCN menjadi simpul kolaborasi lintas daerah untuk mendorong inovasi, menguatkan identitas budaya, dan memajukan ekosistem kreatif Indonesia.

    Turut hadir dalam gelaran (ICCF) 2025 Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad. [tok/suf]

  • Ekonom Sebut Moratorium Smelter Harus Diiringi Pengendalian Izin Tambang

    Ekonom Sebut Moratorium Smelter Harus Diiringi Pengendalian Izin Tambang

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai pembatasan izin investasi pembangunan smelter nikel baru harus diiringi moratorium izin tambang.

    Adapun pembatasan pembangunan smelter nikel sendiri tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

    Beleid itu mengatur agar industri pembuatan logam dasar bukan besi yang memiliki izin usaha industri (IUI) tak membangun proyek smelter baru yang khusus memproduksi produk antara nikel, seperti nickel matte, mixed hydroxide precipitate (MHP), feronikel (FeNi), dan nickel pig iron (NPI).

    Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, pembatasan pembangunan smelter itu seharusnya diikuti dengan ketegasan regulasi. Ini khususnya terkait moratorium izin tambang.

    Menurutnya, hal ini perlu dilakukan jika pemerintah memang betul-betul ingin mengatasi oversuplai nikel. Adapun jumlah smelter nikel yang sudah berdiri sebanyak 54 unit. 

    Bhima menilai jumlah itu berperan dalam oversuplai produksi nikel olahan di pasar ekspor. Sementara itu terdapat 38 smelter yang sedang dalam tahap konstruksi dan 45 smelter dalam perencanaan. 

    Bhima menyebut, jumlah Rencana Keuangan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang tahun ini disetujui oleh Kementerian ESDM sudah sebanyak 292 izin, dengan total izin usaha pertambangan khusus (IUPK) seluas 866.292 hektare. 

    “Dengan luasan konsesi yang begitu besar dan izin tambang yang terus bertambah, meski izin smelter baru dimoratorium namun tanpa kontrol di sektor hulu hanya akan memindahkan tekanan dari industri pengolahan ke kawasan tambang,” ucap Bhima dalam keterangannya dikutip Minggu (9/11/2025).

    Menurutnya, jika IUPK tak dibatasi, maka akan memperparah kerusakan ekologis dan konflik sosial.

    Dalam laporan bersama, Celios dan CREA mencatat total kerugian pendapatan petani dan nelayan di wilayah nikel sebesar US$234,84 juta atau sekitar Rp3,64 triliun dalam 13 tahun ke depan. Di samping itu, terdapat potensi lebih dari 3.800 kematian dini pada 2025 dan hampir 5.000 kasus pada 2030.  

    Dia juga mencermati adanya kontradiksi antara moratorium izin smelter dengan rencana Danantara yang ingin membangun smelter baru. 

    Menurutnya, di tengah situasi pasar yang jenuh dan harga yang terus merosot, pemerintah Indonesia justru mengumumkan akan membiayai proyek smelter nikel milik Vale Indonesia (INCO) dan GEM Co. Ltd. (China), melalui program Danantara. 

    “Kontradiksi ini memperlihatkan inkonsistensi kebijakan: di satu sisi pemerintah berupaya menahan ekspansi, tetapi di sisi lain tetap mendorong investasi baru melalui skema pembiayaan negara,” kata Bhima.

    Sementara itu, Peneliti Celios Attina Rizqiana menambahkan bahwa pembatasan terhadap izin smelter nikel, harus ditindaklanjuti dengan pembatasan pada IUPK perusahaan yang notabene memiliki izin pertambangan, konsesi maupun pengolahan nikel. 

    “Tidak luput, langkah tegas juga harus diambil terkait perusahaan yang masih dalam tahap rencana pembangunan fasilitas, juga terkait batas waktu pembatasan,” ungkap Kiki.

    Dia berpendapat, langkah yang diambil pemerintah menimbulkan kesan kuat bahwa pengendalian ekspansi industri nikel di Indonesia masih didorong oleh pertimbangan ekonomi semata, bukan dimotori atas komitmen terhadap dekarbonisasi dan perlindungan lingkungan. 

    Kiki menyebut, proyek-proyek smelter yang bergantung pada pembangkit energi fosil berpotensi memperbesar jejak emisi sektor mineral justru di tengah klaim transisi energi hijau. 

    “Ditambah lagi dengan perluasan konsesi yang berdampak pada deforestasi dan hilangnya ruang hidup dan penghidupan masyarakat,” imbuhnya.

    Kiki menambahkan bahwa tanpa adanya pembatasan yang sejalan di tingkat hulu (IUP), peta jalan dekarbonisasi yang tegas, dan integrasi kebijakan lingkungan yang nyata, kebijakan pembatasan IUI berisiko menjadi langkah kosmetik.

    “Seolah memperlambat ekspansi secara administratif, tapi tidak mengubah arah struktural pembangunan industri yang masih berbasis ekstraktivisme dan emisi tinggi.” tutup Kiki. 

  • Pemprov Jatim raih Nusantaraya Award di ICCF 2025

    Pemprov Jatim raih Nusantaraya Award di ICCF 2025

    Surabaya (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) meraih penghargaan Nusantaraya Award dalam ajang Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 di Gedung Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, Sabtu (8/11).

    “Alhamdulillah Jatim berhasil meraih penghargaan Nusantaraya Award dari ICCN. Salah satu alasan kuat adalah karena Jatim memiliki komitmen, dukungan dan inovasi dalam pengembangan ekosistem kreatif, khususnya dalam penguatan jejaring dan sinergi lintas pemangku kepentingan,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Minggu.

    Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN) kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Iwan mewakili Gubernur Khofifah.

    Penyerahan disaksikan Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Giring Ganesha, dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad.

    Khofifah menegaskan investasi sektor ekonomi kreatif Jawa Timur terus meningkat.

    Pada Semester I-2025 nilainya mencapai Rp6,86 triliun atau naik 12,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp6,08 triliun.

    Selain itu, nilai ekspor sektor ekonomi kreatif Jawa Timur juga tembus 12.887,01 juta dolar AS pada Semester I-2025, meningkat 4,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12.359,23 juta dolar AS. Komoditas unggulan ekspor Jatim meliputi fesyen, kriya, dan kuliner.

    Lebih lanjut, Khofifah mengatakan pertumbuhan ekonomi kreatif di Jatim banyak disokong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Menurut dia, sektor tersebut menjadi bidang yang paling menjanjikan dan cepat berkembang di masyarakat.

    Untuk itu, Gubernur Khofifah mempersembahkan penghargaan tersebut bagi seluruh penggerak ekonomi kreatif di Jawa Timur.

    Ia berharap penghargaan itu menjadi penyemangat untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

    “Penghargaan ini bukanlah akhir perjuangan atau kerja keras kita. Melainkan jadi penyemangat untuk terus berjuang mewujudkan Jawa Timur yang memang surganya ekonomi kreatif,” katanya.

    Sebagai informasi, ICCF 2025 merupakan ajang tahunan yang digelar oleh ICCN—jejaring kota dan kabupaten kreatif Indonesia yang berdiri sejak 2015 dengan anggota lebih dari 260 daerah.

    Jaringan ini menjadi simpul kolaborasi lintas wilayah untuk mendorong inovasi, memperkuat identitas budaya, dan memajukan ekosistem kreatif nasional.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BRI Perkuat Komitmen Pemberdayaan Lewat Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    BRI Perkuat Komitmen Pemberdayaan Lewat Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro sendiri dirancang sebagai pusat layanan terpadu untuk membantu pelaku usaha mikro dalam memperoleh legalitas, perlindungan hukum, serta fasilitas pemerintah yang selama ini sulit dijangkau. Diselenggarakan di berbagai wilayah, festival ini telah memberikan manfaat besar bagi ribuan pelaku usaha mikro yang selama ini berjuang dengan berbagai keterbatasan.

    Manfaat yang dirasakan pengusaha mikro dari kegiatan ini antara lain kemudahan memperoleh legalitas usaha, perlindungan merek dan produk, peningkatan daya saing, meningkatnya kepercayaan konsumen, kemudahan akses pembiayaan, serta terbukanya peluang kemitraan dan ekspor. Dengan semakin banyak pelaku usaha yang memperoleh legalitas dan pendampingan, UMKM Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berdaya saing secara berkelanjutan—baik di tingkat nasional maupun global.

    Dalam kesempatan tersebut, BRI turut menghadirkan para pelaku UMKM binaannya untuk tampil dan memperkenalkan produk-produk unggulan mereka kepada masyarakat luas. Bagi BRI, festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga ruang edukasi, kolaborasi, dan pemberdayaan bagi pelaku usaha agar dapat terus berkembang secara berkelanjutan.

    Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menjelaskan bahwa BRI secara konsisten memperkuat ekosistem pembiayaan mikro dengan mengedepankan pemanfaatan teknologi, peningkatan literasi, dan kemudahan akses terhadap layanan perbankan.

    “Sebagai bank yang lahir dan tumbuh bersama rakyat, BRI konsisten untuk menjadi rumah besar bagi pengusaha UMKM. Kami ingin memastikan bahwa setiap pelaku usaha, sekecil apa pun, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan naik kelas,” ujarnya.Hingga September 2025, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur, atau sekitar 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun. Penyaluran KUR tersebut masih didominasi oleh sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi mencapai 64,31% dari total penyaluran.

    Dari seluruh sektor tersebut, pertanian menjadi kontributor utama, dengan pembiayaan sebesar Rp58,37 triliun atau 44,83% dari keseluruhan KUR yang telah disalurkan. Capaian ini menunjukkan komitmen kuat BRI dalam memperkuat sektor riil serta menjaga ketahanan pangan nasional.

    Lebih dari sekadar pembiayaan, program KUR BRI juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan, melalui pendampingan usaha, pelatihan digital, dan integrasi ke dalam ekosistem bisnis yang lebih besar. Langkah ini diambil agar pelaku UMKM tidak hanya memperoleh modal kerja, tetapi juga mendapatkan nilai tambah dalam peningkatan kapasitas usaha dan literasi keuangan.

    “Kami berkomitmen untuk terus hadir sebagai mitra utama bagi pelaku usaha mikro, dengan menyediakan akses pembiayaan yang mudah, perlindungan dari risiko usaha melalui asuransi mikro, serta mendorong transformasi digital agar UMKM dapat menembus pasar yang lebih luas,” imbuh Akhmad.Melalui berbagai program dan dukungan yang berkesinambungan, BRI menegaskan perannya sebagai mitra strategis bagi UMKM Indonesia. Kehadiran BRI di ajang seperti Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro menjadi bukti nyata bahwa bank ini tidak hanya memberikan akses finansial, tetapi juga membuka jalan bagi pengusaha kecil untuk tumbuh, mandiri, dan bersaing di tingkat global.

  • BRI Dukung Ratusan UMKM Binaan Tampil di Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    BRI Dukung Ratusan UMKM Binaan Tampil di Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro merupakan pusat layanan terpadu yang memudahkan pelaku usaha mikro dalam mengakses legalitas, perlindungan hukum, dan fasilitas pemerintah yang sebelumnya sulit dijangkau. Diselenggarakan di berbagai daerah, festival ini telah melibatkan ribuan pelaku usaha mikro yang selama ini menjalankan usahanya dengan berbagai keterbatasan.

    Bagi pengusaha UMKM, manfaat festival ini sangat nyata seperti kemudahan memperoleh legalitas usaha, perlindungan merek dan produk, peningkatan daya saing di pasar, kepercayaan konsumen yang lebih tinggi, kemudahan akses pembiayaan, serta terbukanya peluang kemitraan dan ekspor.

    Dengan semakin banyaknya pelaku usaha mikro yang mendapatkan legalitas dan pendampingan, UMKM Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berdaya saing secara berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun global.

    Dalam ajang ini, BRI turut menghadirkan para pelaku UMKM binaan untuk tampil dan memperkenalkan produk-produk unggulan mereka kepada masyarakat luas. Tidak hanya sebagai ajang promosi, festival ini juga menjadi wadah edukasi, kolaborasi, dan pemberdayaan yang mendorong pelaku usaha untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.

    Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa BRI terus memperkuat ekosistem pembiayaan mikro dengan dukungan teknologi, edukasi, serta kemudahan akses layanan perbankan. Melalui keikutsertaan UMKM binaan dalam festival ini, BRI berharap dapat membangun ekosistem usaha mikro yang kuat, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

    “Sebagai bank yang lahir dan tumbuh bersama rakyat, BRI konsisten untuk menjadi rumah besar bagi pengusaha UMKM. Kami ingin memastikan bahwa setiap pelaku usaha, sekecil apa pun, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan naik kelas,” ujarnya.

    Akhmad menjelaskan, hingga September 2025 BRI telah mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun.

    Penyaluran KUR BRI hingga akhir September 2025 tetap didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran. Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari keseluruhan KUR yang telah disalurkan BRI. Capaian ini merefleksikan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil dan menjaga ketahanan pangan nasional.

    Program KUR BRI bukan sekadar pembiayaan, tetapi juga sarana pemberdayaan. Melalui pendampingan usaha, pelatihan digital, dan integrasi ke dalam ekosistem, BRI berupaya agar UMKM tidak hanya memperoleh modal, tetapi juga mendapatkan nilai tambah dalam hal kapasitas usaha dan literasi keuangan.

    “Kami berkomitmen untuk terus hadir sebagai mitra utama bagi pelaku usaha mikro, dengan menyediakan akses pembiayaan yang mudah, perlindungan dari risiko usaha melalui asuransi mikro, serta mendorong transformasi digital agar UMKM dapat menembus pasar yang lebih luas,” imbuhnya.

  • BRI Hadirkan Ratusan Pengusaha UMKM Binaan dalam Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    BRI Hadirkan Ratusan Pengusaha UMKM Binaan dalam Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

    Bagi pengusaha UMKM, manfaat festival ini sangat nyata seperti kemudahan memperoleh legalitas usaha, perlindungan merek dan produk, peningkatan daya saing di pasar, kepercayaan konsumen yang lebih tinggi, kemudahan akses pembiayaan, serta terbukanya peluang kemitraan dan ekspor.

    Dengan semakin banyaknya pelaku usaha mikro yang mendapatkan legalitas dan pendampingan, UMKM Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berdaya saing secara berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun global.

    Dalam ajang ini, BRI turut menghadirkan para pelaku UMKM binaan untuk tampil dan memperkenalkan produk-produk unggulan mereka kepada masyarakat luas. Tidak hanya sebagai ajang promosi, festival ini juga menjadi wadah edukasi, kolaborasi, dan pemberdayaan yang mendorong pelaku usaha untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.

    Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa BRI terus memperkuat ekosistem pembiayaan mikro dengan dukungan teknologi, edukasi, serta kemudahan akses layanan perbankan. Melalui keikutsertaan UMKM binaan dalam festival ini, BRI berharap dapat membangun ekosistem usaha mikro yang kuat, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

    “Sebagai bank yang lahir dan tumbuh bersama rakyat, BRI konsisten untuk menjadi rumah besar bagi pengusaha UMKM. Kami ingin memastikan bahwa setiap pelaku usaha, sekecil apa pun, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan naik kelas,” ujarnya.

    Akhmad menjelaskan, hingga September 2025 BRI telah mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun.