Topik: ekspor

  • Kemendag: Revisi aturan Minyakita siap masuk harmonisasi draf

    Kemendag: Revisi aturan Minyakita siap masuk harmonisasi draf

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut perubahan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang minyak goreng sawit kemasan dan tata kelola minyak goreng rakyat sudah final dan menunggu jadwal rapat koordinasi harmonisasi draf.

    Direktur Bina Pasar Dalam Negeri Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Nawandaru Dwi Putra, dalam rapat pengendalian inflasi daerah dipantau secara daring di Jakarta, Selasa, mengatakan pembahasan perubahan tata kelola minyak goreng telah selesai di level kementerian/lembaga.

    Selain itu, Kemendag juga sudah melakukan dengar pendapat umum atau public hearing untuk mendapat masukan dari akademisi.

    “Kami udah melaksanakan public hearing sekitar 10 hari yang lalu, sekaligus juga di dalam rakor pengendalian inflasi ini juga kami anggap sebagai public hearing, karena kami menyampaikan bahwa rencana finalisasi permendag tersebut sudah final. Saat ini, kami sedang menunggu agenda jadwal pembahasan harmonisasi draf,” ujar Nawandaru

    Nawandaru menyampaikan proses harmonisasi tersebut akan dilakukan di Kementerian Hukum.

    Nantinya, Kementerian Hukum yang akan memimpin untuk mengundang kementerian/lembaga terkait guna membahas setiap pasalnya secara rinci.

    “Jadi nanti dari Kementerian Hukum yang akan take lead untuk mengundang kementerian lembaga terkait untuk membahas pasal per pasal hingga pada finalnya perlu penyelesaian,” katanya.

    Dalam perubahan Permendag 18/2024, terdapat lima poin utama yang ditekankan, yakni pemerintah akan mendorong sebagian distribusi Minyakita melalui distributor BUMN pangan seperti Bulog dan ID FOOD.

    Kedua, fokus distribusi Minyakita untuk mengisi pasar rakyat.

    Menurut Nawandaru, langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses pangan berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat.

    Ketiga, mengoptimalkan atau mendukung beberapa program pemerintah seperti gerakan pasar murah, bantuan pangan, serta pendistribusian dan pengisian pasokan di koperasi desa merah putih.

    Keempat, pemberian insentif domestic market obligation (DMO) yang lebih tepat sasaran.

    Pemberian insentif saat ini dinilai tidak efektif untuk meningkatkan pemerataan distribusi Minyakita ke seluruh pelosok Indonesia.

    Insentif akan diarahkan untuk meningkatkan distribusi Minyakita ke pasar rakyat melalui BUMN.

    Terakhir, penguatan pengawasan dan pengenaan sanksi.

    Dukungan pengawasan dan pemberian sanksi akan ditingkatkan untuk mencegah adanya penyelewengan yang berakibat pada terganggunya ketersediaan pasokan dan harga.

    Salah satunya, opsi penangguhan persetujuan ekspor dan/atau pembekuan persetujuan ekspor.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ekspor udang usai kontaminasi radioaktif

    Ekspor udang usai kontaminasi radioaktif

    Ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat kembali bergairah setelah sempat terdampak kasus kontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Lebih dari 100 ton udang dikirim pada awal November 2025.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Modal Menuju Keluar dari Zona 5.0

    Modal Menuju Keluar dari Zona 5.0

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan kinerja pertumbuhan ekonomi (PDB) selama kuartal III/2025 sebesar 5,04% (YoY) atau sebesar 5,01% (c-to-c) selama 9 bulan pertama 2025.

    Dengan kinerja selama 9 bulan tersebut, penulis memiliki keyakinan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh setidaknya 5% selama 2025. Ini mengingat, pada kuartal IV/2025, ekonomi Indonesia memiliki peluang tumbuh lebih tinggi dibanding tiga kuartal sebelumnya. Bila ini terjadi, kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut akan melampaui proyeksi sejumlah lembaga seperti IMF dan World Bank yang memperkirakan ekonomi Indonesia selama 2025 tumbuh di bawah 5%.

    Bagaimana potret pertumbuhan pada kuartal III/2025? Kemudian, bagaimana potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025?

    Penulis menyebut kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 sebagai capaian yang “optimal”. Disebut demikian, mengingat belum seluruh mesin pertumbuhan bekerja. Konsumsi rumah tangga yang menjadi mesin pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran hanya tumbuh 4,89% (YoY) terendah sejak kuartal I/2024. Kita memahami mengapa pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2025 tersebut rendah.

    Selama kuartal III/2025, ekonomi kita dihadapkan pada kondisi sosial dan politik yang kurang kondusif. Berbagai indikator terkait daya beli konsumen cenderung lemah sebagaimana terlihat pada indikator indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (IPR), termasuk kinerja perkreditan yang terkait dengan konsumen.

    Selama kuartal III/2025, praktis hanya konsumsi pemerintah dan ekspor yang mencatatkan kinerja melebihi “optimal”. Konsumsi pemerintah tumbuh 5,49% (YoY) tertinggi sejak Q2/2024 serta mampu membalikan kurva yang sebelumnya negatif (kontraktif) selama dua kuartal. Demikian halnya ekspor. Di tengah berlakunya tarif impor di Amerika Serikat (AS) secara efektif sejak Agustus 2025, ekspor tetap tumbuh tinggi, sebesar 9,91% (YoY) meski lebih rendah dibanding kuartal II/2025 yang tumbuh 10,95% (YoY).

    Kinerja investasi meski kurang optimal masih relatif baik, tumbuh 5,04% (YoY). Dari sisi sektoral ekonomi, mesin pertumbuhan juga belum banyak mengalami perubahan. Sumber pertumbuhan masih mengandalkan pada sektor-sektor yang kemampuan serapannya terhadap tenaga kerja relatif terbatas. Pada kuartal III/2025, industri pengolahan tumbuh 5,54% (YoY) lebih rendah dibandingkan kuartal II/2025 yang tumbuh 5,68% (YoY), di mana sumber pertumbuhannya masih ditopang oleh industri makanan dan minuman serta industri logam dasar (smelter).

    PURBAYA EFFECT

    Memasuki kuartal IV/2025, perubahan lingkungan eksternal dan internal terjadi. Dari sisi eksternal, optimisme terhadap kinerja ekonomi global mulai membaik. Hal itu antara lain tecermin dari sejumlah proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik. Pada Oktober 2025, IMF mengoreksi naik outlook pertumbuhan ekonomi global pada 2025 dari sebelumnya 3% (outlook Juli 2025) menjadi 3,2%.

    Sementara itu, dari sisi internal, terjadi perubahan arah kebijakan ekonomi seiring dengan pergantian tampuk kepemimpinan di sektor fiskal. Pergantian Menteri Keuangan kepada Purbaya Yudhi Sadewa telah mengu-bah konstelasi kebijakan fiskal yang turut memengaruhi arah kebijakan moneter dan industri keuangan.

    Tentunya, berbagai perubahan ini dapat memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2025 dan selanjutnya. Kebijakan fiskal yang longgar, yang dimulai dengan penempatan dana pemerintah ke perbankan, diperkirakan akan mendorong kinerja ekonomi Indonesia khususnya pada sisi investasi dan konsumsi rumah tangga ke arah yang lebih kuat.

    Pada kuartal III/2025, “Pur baya Effect” sebenarnya telah memberikan dampak pada kinerja ekonomi Indonesia, meskipun sangat terbatas. “Purbaya Effect” tersebut khususnya terjadi pada sisi investasi. Hal ini antara lain terlihat dari kinerja pertumbuhan kredit perbankan. Pada September 2025, kredit perbankan tumbuh 7,18% (YoY) meningkat dibanding posisi Agustus 2025 yang tum buh 7,05% (YoY).

    Kenaikan pertumbuhan kredit tersebut praktis ditopang oleh kredit kepada debitur BUMN. Per September 2025, kredit kepada debitur BUMN tumbuh 9,72% (YoY) naik signifikan dibanding posisi Agustus 2025 yang baru tumbuh 1,69% (YoY). Hampir dapat dipastikan bahwa lonjakan pertumbuhan kredit kepada debitur BUMN ini berasal dari kredit yang disalurkan bank-bank BUMN.

    Yang perlu memperoleh perhatian adalah di tengah lonjakan pertumbuhan kredit kepada debitur BUMN, pertumbuhan kredit kepada debitur swasta justru turun. Pada September 2025, pertumbuhan kredit kepada debitur swasta tumbuh 7,01% (YoY) melambat dibanding Agustus 2025 yang tumbuh 7,23% (YoY). Kondisi ini menggambarkan bahwa sektor swasta masih struggle, tetapi sekaligus menjadi potensi bagi sumber pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025 dan selanjutnya.

    Dengan catatan, yaitu apabila transmisi penempatan dana pemerintah ke perbankan dapat berlangsung meluas. Itu artinya, penempatan dana pemerintah ke bank-bank BUMN perlu didorong agar berpengaruh pada peningkatan dana murah yang dapat dirasakan perbankan secara menyeluruh. Nah, tantangannya adalah bagaimana menciptakan agar transmisi tersebut terjadi.

    Dalam konteks ini, penulis mengusulkan beberapa hal. Pertama, perlu dibangun pemahaman bahwa penempatan dana pemerintah di bank-bank BUMN tidaklah berhenti menjadi likuiditas bank BUMN. Mekanisme perpindahan likuiditas dari bank BUMN ke bank lainnya perlu diciptakan agar perbaikan struktur dana perbankan terjadi secara meluas.  Sehingga, pertumbuhan kredit bank swasta pun, yang biasanya menjadi tempat debitur swas-ta memperoleh kredit, ikut meningkat.

    Kedua, kebijakan dovish melalui peningkatan likuiditas, perlu diimbangi dengan penyelesaian hambatan teknis (debottlenecking) di sektor riil. Tujuannya, untuk mempercepat efektivitas kebijakan pelonggaran likuiditas. Dalam konteks ini, seyogyanya instrumen fiskal, moneter, dan sektor keuang-an (khususnya perbankan) dapat menjadi trigger bagi percepatan debottlenecking di sektor riil.

    PENGUATAN KOORDINASI

    Beberapa waktu yang lalu, Menkeu Purbaya turun menemui pelaku usaha industri rokok dalam rangka “belanja masalah” sekali-gus menunjukkan bukti dukungannya kepada industri.

    Seyogianya, langkah ini direplikasi lebih luas dan strategis ke sektor-sektor lainnya.

    Penguatan koordinasi dan kerja sama antara para pemegang otoritas di sektor keuangan dengan para pemangku kepentingan di sektoral seperti para menteri teknis serta pelaku usaha akan turut menentukan efektivitas transmisi kebijakan di sektor keuangan ke pertumbuhan sektor riil.

    Penulis berpendapat, bila berbagai langkah di atas dapat berjalan simultan, potensi tumbuh lebih tinggi pada kuartal IV/2025, katakanlah sebesar 5,2% (YoY), bukan sesuatu yang mustahil. Kita memiliki peluang untuk memperbaiki pertumbuhan sektoral ekonomi, Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi.

    Sementara itu, pertumbuhan Konsumsi Pemerintah diperkirakan akan tetap tinggi pada kuartal IV/2025. Sedangkan pertumbuhan ekspor diperkirakan relatif sama dengan kuartal III/2025. Dengan berbagai perbaikan ini, bukan tidak mungkin, selama 2025, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sekitar 5,1% dan keluar dari zona 5,0% (5.0).

  • Pasar respon positif data keyakinan konsumen, IHSG berpotensi menguat

    Pasar respon positif data keyakinan konsumen, IHSG berpotensi menguat

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat pada perdagangan Selasa, dengan sentimen akan berasal dari tingkat domestik maupun global.

    Sentimen akan berasal dari pelaku pasar yang merespon positif menguatnya data Indeks keyakinan konsumen (IKK) domestik, serta potensi berakhirnya government shutdown Amerika Serikat (AS).

    “Dalam jangka pendek diperkirakan berpotensi terjadi minor pullback akibat profit taking. Namun, selama IHSG mampu bertahan di atas 8.300-8.340, diperkirakan kondisi bullish IHSG masih akan berlanjut,” ujar Ratna dalam kajiannya di Jakarta, Selasa

    Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menguat ke level 121,2 pada Oktober 2025 dari sebelumnya di level 115 pada September 2025, atau level tertinggi sejak April 2025.

    “Kenaikan ini mengindikasikan masyarakat lebih optimis dengan kondisi ekonomi saat ini dan masa depan,” ujar Ratna

    Dari mancanegara, Senat AS mencapai kesepakatan untuk mengakhiri government shutdown yang telah berlangsung selama 40 hari, yang merupakan shutdown terlama sepanjang sejarah AS.

    Kesepakatan terjadi setelah Partai Demokrat dan Partai Republik menyetujui paket pendanaan sementara untuk membuka kembali pemerintahan hingga Januari 2026, dengan syarat akan dilakukan pemungutan suara mengenai perpanjangan subsidi kesehatan sebelum Desember 2025.

    Namun demikian, kesepakatan harus disetujui mayoritas sebesar 60 persen suara, kemudian disetujui oleh DPR AS dan ditandatangani oleh Presiden Trump.

    Ratna mengatakan prospek berakhirnya shutdown mendorong optimisme investor, karena shutdown yang berkepanjangan telah mengganggu aktivitas ekonomi terutama di sektor-sektor utama seperti perjalanan udara.

    “Investor juga khawatir akan dampak shutdown terhadap ekonomi dan pasar tenaga kerja. Berakhirnya shutdown akan memperbarui rilis data ekonomi termasuk laporan pekerjaan bulanan yang telah tertunda,” ujar Ratna.

    Dari kawasan Asia, China telah mencabut sejumlah pembatasan ekspor mineral penting dan material tanah jarang ke AS, sebagai tanda bahwa kesepakatan dagang dengan AS masih berlaku.

    Dari kawasan Eropa, Inggris akan merilis data unemployment rate periode September 2025 yang diperkirakan naik ke level 4,9 persen dari sebelumnya 4,8 persen pada Agustus 2025. Dari Jerman akan dirilis data ZEW Economic Sentiment Index periode November 2025 yang diperkirakan naik pada level 42,5 dari 39,3 pada Oktober 2025

    Pada perdagangan Senin (10/11), bursa saham Eropa ditutup kompak menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,71 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 1,08 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,65 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 1,32 persen.

    Bursa saham AS di Wall Street juga kompak menguat pada perdagangan Senin (10/11), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,81 persen ditutup di level 47.36860, indeks S&P 500 menguat 1,54 persen ke level 6.832,51, indeks Nasdaq Composite menguat 2,20 persen dan ditutup di level 25.611,75.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov Sumbar lirik Malaysia sebagai destinasi ekspor kuliner rendang

    Pemprov Sumbar lirik Malaysia sebagai destinasi ekspor kuliner rendang

    ANTARA – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, menerima lawatan Muhibbah dan Madani Roadshow yang dilakukan oleh organisasi Malaysia Madani, Persatuan Cendekiawan Minang Malaysia (PCMM), Wadah Penceradan Umat Malaysia, dan Kolej Dar Al Hikmah pada Senin, (10/11) di Auditorium Gubernur. Selain untuk mempererat hubungan antara negara serumpun melayu, pada kegiatan tersebut juga ditanda tangani Noto Kesepahaman terkait potensi kerja sama diberbagai bidang, terutama pengembangan usaha rendang dan produk UMKM lainnya ke Malaysia. (Melani Friati/Chairul Fajri/Roy Rosa Bachtiar)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ternyata Anda Makin Pusing Ngurus Negara

    Ternyata Anda Makin Pusing Ngurus Negara

    GELORA.CO –  Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menanggapi rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenakan cukai terhadap sejumlah produk, Senin (10/11/2025).

    Kebijakan baru pengenaan cukai itu rencananya akan diterapkan terhadap produk alat makan sekali pakai, popok anak dan tisu basah.

    Ferdinand Hutahaean pun menduga produk lain yang akan dikenakan cukai yakni sabun.

    Ia mencontohkan sabun cuci piring, sabun cuci pakaian hingga sabun mandi atau produk lain yang digunakan masyarakat.

    “Saya pernah berkata purbaya jangan omong besar tunjukkan kinerja, tunjukkan mampu melakukan yang diucapkan,” kata Ferdinand Hutahaean dikutip dari akun instagram pribadinya, Senin (10/11/2025).

    Ia pun mengingat ucapan Purbaya akan menagih utang pajak dari ratusan konglomerat yang mengemplang pajak Rp 60 triliun.

    Dimana, kata Ferdinand Hutahaean, sampai saat ini ucapan Purbaya belum dapat terlaksana.

    “Padahal waktu itu Purbaya mengatakan di akhir september, seminggu. Ini sudah mau dua bulan Purbaya tagih dulu lah, tunjukkan kau berani, jangan hanya omon-omon,” kata Ferdinand.

    Ferdinand pun kembali mengungkit rencana Purbaya yang akan mengenakan cukai terhadap alat makan sekali pakai, popok dan tisu basah.

    “Ternyata anda semakin pusing kan ngurusin negara ini. Saya mengatakan dulu saya orang yang pertama tepuk tangan paling kencang kalau anda bisa melakukan yang anda ucapkan. Tapi sampai hari ini semuanya masih omon-omon saja, kasihan rakyat kan kalau nanti beban bertambah kalau dengan pajak-pajak baru itu,” ucap Ferdinand.

    Rencana Purbaya

    Sementara itu dikutip dari Kompas.com, Kementerian Keuangan tengah mengkaji rencana penambahan popok dan alat makan minum sekali pakai sebagai barang kena cukai (BKC) baru. 

    Kajian ini tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang rencana strategis sektor kepabeanan dan cukai. 

    Dalam beleid tersebut disebutkan, pemerintah mulai melakukan penyusunan kajian potensi cukai terhadap dua produk tersebut. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperluas sumber penerimaan negara. 

    “Telah dilaksanakan melalui penyusunan kajian potensi BKC berupa diapers dan alat makan dan minum sekali pakai,” tertulis dalam PMK itu, Jumat (7/11/2025). 

    Selain dua produk tersebut, pemerintah juga akan menelaah kemungkinan penerapan cukai terhadap tisu basah.

    Kementerian Keuangan juga menyiapkan langkah perluasan basis penerimaan dari sisi bea keluar, termasuk usulan kenaikan batas atas ekspor kelapa sawit. 

    Dalam kebijakan jangka menengah 2025–2029, pemerintah memasukkan cukai emisi kendaraan bermotor serta produk pangan olahan bernatrium tinggi (P2OB) ke dalam rekomendasi program pengelolaan penerimaan negara. 

    Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, menjelaskan barang kena cukai umumnya memiliki karakteristik konsumsi yang perlu dikendalikan atau diawasi karena berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan. 

    “Prosesnya dimulai dari penyampaian rencana ekstensifikasi cukai ke DPR, penentuan target penerimaan dalam RAPBN bersama DPR, dan penyusunan peraturan pemerintah sebagai payung hukum pengaturan ekstensifikasi tersebut,” kata Nirwala. 

    Kementerian Keuangan belum menjelaskan alasan rinci pemilihan produk-produk tersebut dalam kajian cukai baru. 

    Namun, secara umum, pengenaan cukai diarahkan untuk menjaga keadilan, keseimbangan, serta efisiensi dalam konsumsi produk yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan lingkungan.

  • Ekspor Motor ‘Made in Indonesia’ Bulan Oktober Naik

    Ekspor Motor ‘Made in Indonesia’ Bulan Oktober Naik

    Jakarta

    Naiknya penjualan sepeda motor dalam negeri sejalan dengan pangsa pasar ekspor. Motor ‘made in Indonesia’ mengalami pertumbuhan 11,57 persen pada Oktober 2025.

    Dicuplik dari laman resmi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Senin (10/11), ekspor motor CBU (completely built up) selama Oktober 2025 mencapai 49.009 unit atau naik 11,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 43.926 unit.

    Sebagai komparasi, angka ekspor CBU itu tidak lebih baik dari tahun lalu. Pada periode yang sama, sepeda motor ‘made in Indonesia’ bisa dikapalkan sebanyak 58.112 unit.

    Secara total, ekspor motor Completely Built Up (CBU) sepanjang Januari-Oktober 2025 sudah mencapai 459.166 unit.

    Selain data penjualan CBU, AISI juga mencantumkan angka ekspor CKD maupun part by part. Untuk ekspor CKD, angkanya mencapai 6.977.336 unit. Sementara ekspor part by part, angkanya tembus 113.292.768 unit.

    AISI sekarang juga tidak menampilkan data segmentasi motor yang diekspor. Berdasarkan data terakhir, sama seperti situasi di pasar domestik, pasar ekspor juga lebih menyukai motor-motor matic buatan Indonesia.

    Penjualan sepeda motor domestik sepanjang Januari-Oktober 2025 tembus 5.427.253 unit. Ada tren kenaikan 4,09 persen pada Oktober 2025, angka itu tertinggi sepanjang tahun ini.

    Perlu diketahui hanya terdapat lima merek yang tergabung dalam data AISI, yakni Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan TVS. Sehingga, merek-merek di luar itu tak tergabung dalam keanggotaan.

    Berikut ini angka ekspor motor CBU sepanjang Januari-Oktober 2025:

    Januari – 40.878 unitFebruari – 43.899 unitMaret – 49.998 unitApril – 38.254 unitMei – 49.618 unitJuni – 46.096 unitJuli – 50.042 unitAgustus – 47.446 unitSeptember – 43.926 unitOktober – 49.009 unit

    (riar/din)

  • Mantap! Wuling Darion Rakitan Cikarang Bakal Diekspor

    Mantap! Wuling Darion Rakitan Cikarang Bakal Diekspor

    Jakarta

    MPV terbaru Wuling Darion EV dan Darion PHEV diklaim menjadi produk yang khusus dirancang buat pasar Indonesia dan juga telah diproduksi di Indonesia. Kabar baiknya, mobil penumpang 7-seater ini juga bakal diekspor.

    Sebagai informasi, mobil bernama lengkap Wuling Darion tersebut telah dirakit secara lokal di pabrik PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) di Cikarang, Jawa Barat. Indonesia jadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan Wuling Darion. Bahkan negara pembuatnya, China, belum meluncurkan mobil ini.

    “Wuling Darion ini spesifikasinya memang spesial untuk market Indonesia saja. Dan bahkan, di Tiongkok (China) saat ini belum di-launching resmi juga untuk yang setipe,” bilang Marketing Operation Director Wuling Motors Ricky Christian kepada wartawan di Spike Air Dome PIK2, Jakarta Utara (5/11).

    “Dan untuk TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) Darion saat ini sudah mencapai lebih dari 40%. Dari Indonesia karena Wuling sudah ekspor ke beberapa negara saat ini, maka kita juga lagi penjajakan juga untuk produk (Darion) ini bisa diekspor,” sambung Ricky.

    Sebagai informasi, Wuling Darion ditawarkan dalam dua varian powertrain, PHEV (Plug-in Hybrid) dan EV (listrik full baterai). Wuling Darion EV dijual mulai Rp 356 juta dan Wuling Darion PHEV dipasarkan mulai Rp 439 juta. Harga itu berstatus OTR Jakarta dan khusus buat 1.500 pembeli pertama.

    Sedikit mengulas spesifikasinya, Darion PHEV menggunakan mesin 1.500 cc dedicated hybrid dengan motor drive bertenaga 150 kW. Motor listrik di mobil ini bisa menempuh jarak hingga 125 km (CLTC), dan kombinasi mesin bensin + baterainya bisa menempuh jarak hingga lebih dari 1.000 km.

    Sementara untuk varian listrik full baterai alias BEV, Darion ditenagai drive motor 150 kW yang bisa menempuh jarak hingga 540 km (CLTC). Baterai mobil listrik ini bisa dicas 30%-80% dalam waktu 30 menit.

    (lua/din)

  • RI Diklaim Jadi Top 5 Produsen Keramik Dunia, Ekspor Melesat 17%

    RI Diklaim Jadi Top 5 Produsen Keramik Dunia, Ekspor Melesat 17%

    Bisnis.com, YOGYAKARTA — Indonesia masuk dalam top 5 besar produsen keramik dunia dengan kapasitas produksi mencapai 625 juta meter persegi. Kinerja ekspor keramik juga disebut mengalami peningkatan tahun ini. 

    Direktur Jenderal Industri Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan saat ini total nilai investasi industri keramik nasional di Indonesia mencapai Rp224 triliun dengan serapan tenaga kerja tembus 40.000 orang di berbagai segmen rantai produksi.

    Dalam catatannya, pada periode tahun 2020-2024 total realisasi investasi di sektor keramik mencapai Rp20,3 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang. 

    “Penambahan investasi ini akan semakin memperkuat aliran rantai pasok keramik nasional serta sejalan dengan visi menjadikan Indonesia TOP 4 produsen keramik dunia,” kata Taufiek di agenda Annual Meeting 2025 World Ceramic Tiles Forum, Senin (10/11/2025).  

    Menurut Taufiek, prospek pengembangan industri keramik nasional masih sangat menarik kedepannya seiring dengan pasar dalam negeri yang terus meningkat dan maraknya pembangunan infrastruktur, properti dan konstruksi. 

    Terlebih, konsumsi keramik nasional masih rendahnya sekitar 2,2 meter persegi per kapita lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang mencapai 3 meter persegi per kapita dan rata-rata dunia sebesar 2,5 meter persegi per kapita.

    “Produk keramik Indonesia telah diekspor ke berbagai negara dengan nilai eksporpada periode Januari-Agustus 2025 mencapai US$31 juta,” jelasnya. 

    Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Eddy Suyanto mengatakan saat ini kinerja utilisasi produksi nasional periode Januari-Oktober 2025 berada di sekitar 72,5% atau meningkat tipis dibandingkan kinerja semester I/2025 yang berada di level 71%. 

    Perbaikan tingkat utilisasi produksi ini lantaran terjadinya peak season atau periode permintaan keramik yang meningkat pada semester kedua setiap tahun, khususnya Agustus-Desember.  

    Di sisi lain, kinerja positif tersebut juga didorong ekspor yang tumbuh sebesar 17% dengan pertumbuhan angka ekspor tertinggi ke Amerika Serikat (AS) 170%, Malaysia 50% dan Filipina 32%.

    Dalam catatannya, ekspor keramik pada 2023 mencapai 7,65 juga meter persegi, kemudian naik tahun berikutnya menjadi 11,7 juta meter persegi. Pada semester I/2025 ekspor mencapai 6,98 juta meter persegi. 

    “Dari sisi volume produksi keramik Januari-Oktober 2025 diperkirakan berkisar 392,7 juta meter persegi bertumbuh sekitar 16% dibanding periode yang sama di tahun lalu,” ujarnya. 

    Realisasi kinerja produksi tersebut dicapai meski sempat terjadi krisis pasokan gas pada Agustus 2025 yang memicu produksi terhenti 50%. 

    Menurut Edy, produksi periode berjalan ini didukung oleh katalis-katalis positif seperti PPn ditanggung pemerintah (PPN DTP), KUR untuk kontraktor dan pengusaha bahan bangunan, serta program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) 350.000 unit.

  • China Mulai Longgarkan Pembatasan Ekspor Chip Nexperia untuk Komponen Otomotif

    China Mulai Longgarkan Pembatasan Ekspor Chip Nexperia untuk Komponen Otomotif

    JAKARTA – Pemerintah China melalui Ministry of Commerce of the People’s Republic of China (MOFCOM) mengumumkan pemberian pengecualian terhadap pembatasan ekspor chip produksi Nexperia yang digunakan untuk keperluan sipil. Kebijakan ini menjadi sinyal meredanya tekanan pada rantai pasok komponen elektronik yang selama ini memengaruhi industri otomotif global.

    Pelonggaran ini diberikan setelah ekspor chip Nexperia sempat dibekukan sebagai respons atas pengambilalihan perusahaan tersebut oleh pemerintah Belanda pada 30 September 2025. Kebijakan sebelumnya menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya produksi kendaraan di berbagai negara karena banyak komponen otomotif masih bergantung pada chip dasar dari Nexperia.

    Dilansir dari Reuters, Senin, 10 November, MOFCOM belum merinci definisi “keperluan sipil”, namun sejumlah perusahaan Jerman dan Jepang disebut sudah menerima izin ekspor kembali dari China. Pemerintah China juga berharap Uni Eropa dapat mendorong Belanda untuk mencabut keputusan pengambilalihan Nexperia yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip tata kelola perusahaan.

    Direktur Eksekutif Aumovio, pemasok komponen otomotif asal Jerman, mengatakan bahwa perusahaan mereka telah menerima lisensi ekspor dari China dan pengiriman chip dari fasilitas Nexperia kembali berjalan. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa proses normalisasi tidak terjadi seketika.

    “Masih akan butuh waktu hingga semua proses dan prosedur berjalan normal kembali. Dalam empat hingga enam minggu ke depan, bisa tetap ada masalah pada pasokan,” ujarnya.

    Chip buatan Nxperia memiliki peran penting di sektor otomotif. Perusahaan tersebut memproduksi ratusan juta semikonduktor sederhana seperti dioda, transistor, dan MOSFET yang digunakan pada sistem kelistrikan kendaraan, kontrol pengereman, airbag, hingga fitur kenyamanan.

    Kalangan produsen otomotif Eropa menyambut baik pengecualian ini, tetapi tetap berhati-hati. Mereka menilai masih ada sejumlah pertanyaan mengenai mekanisme pemberian izin ekspor dan kecepatan pemulihan distribusi komponen hingga kembali ke level normal.