Topik: e-commerce

  • Tumbuh Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI, Pundi Craft Dukung Eksistensi Produk Kerajinan Lokal

    Tumbuh Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI, Pundi Craft Dukung Eksistensi Produk Kerajinan Lokal

    “Tahun 2017 saya pertama kali aktif dalam komunitas dan organisasi seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), kemudian pada 2019 mendapat penghargaan kriya kayu terbaik dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Dari situ saya mulai mengenal dan mengetahui bahwa BRI juga memberikan pembinaan bagi UMKM seperti kami melalui pelatihan,” katanya.

    Sejak bergabung sebagai binaan Rumah BUMN BRI pada 2019, Dewi Wardah telah mengikuti berbagai pelatihan pengembangan usaha yang difasilitasi oleh BRI.

    Kegiatan ini menjadi sarana peningkatan kapasitas, khususnya dalam aspek manajemen usaha dan penguatan kualitas produk. Produk unggulan Pundi Craft meliputi tote bag, dekorasi rumah, dan merchandise.

    Seluruh produk dipasarkan melalui platform e-commerce seperti Tokopedia dan media sosial Instagram, serta melalui toko fisik di Galeri MULA dan Galeri Dekranasda Kota Tua yang berlokasi di Museum Fatahillah, Jakarta.

    Hingga akhir September 2025, BRI telah membina 54 Rumah BUMN dan telah melaksanakan 17 ribu pelatihan. Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa UMKM memiliki potensi ekonomi yang kuat apabila didukung oleh ekosistem pembinaan yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan usaha.

    “Pundi Craft mencerminkan bagaimana pelaku UMKM dapat meningkatkan daya saing melalui pendekatan yang konsisten terhadap kualitas produk dan identitas desain. Rumah BUMN binaan BRI hadir untuk menjembatani kebutuhan peningkatan kapasitas, mulai dari pelatihan hingga akses pasar. BRI berkomitmen untuk memperluas jangkauan pendampingan kepada pelaku usaha kreatif agar semakin berperan dalam rantai nilai ekonomi nasional,” ujar Dhanny. (*)

  • Google Gugat Jaringan Hacker Pembuat SMS Phishing yang Rugikan Jutaan Korban

    Google Gugat Jaringan Hacker Pembuat SMS Phishing yang Rugikan Jutaan Korban

    Liputan6.com, Jakarta – Google mengambil langkah hukum untuk menindak jaringan penipu daring yang diduga menjadi dalang di balik maraknya pesan singkat (SMS) mencurigakan berisi tagihan tol yang belum dibayar atau pemberitahuan pengiriman gagal.

    Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu mengajukan gugatan terhadap sejumlah pihak tak dikenal yang diduga tergabung dalam kelompok bernama Lighthouse.

    Menurut Google, sebagaimana dikutip dari The Verge, Minggu (16/11/2025), “Kelompok itu menawarkan layanan ‘Phishing-as-a-Service’ atau phishing sebagai jasa, yang memungkinkan pelaku kejahatan siber menjalankan penipuan dengan mudah”.

    Lighthouse, diduga menyediakan perangkat lunak SMS atau e-commerce ratusan template situs palsu yang meniru tampilan lembaga keuangan, dan institusi pemerintah.

    Dengan biaya berlangganan bulanan, pengguna bisa mengirimkan pesan spam berisi tautan ke situs tiruan tersebut untuk mencuri data pribadi dan finansial korban.

    Dalam kurun waktu 20 hari saja, jaringan ini telah membuat sekitar 200.000 situs penipuan yang menjerat lebih dari satu juta korban. Perusahaan juga memperkirakan antara 12,7 juta hingga 115 juta kartu kredit di Amerika Serikat (AS) telah dikompromikan akibat operasi ini.

    Gunakan Logo Google dan Situs Tiruan

    Modus penipuan yang digunakan Lighthouse cukup canggih. Setelah korban mengklik tautan dalam SMS palsu, mereka diarahkan ke halaman login yang menampilkan logo Google, seolah-olah merupakan bagian dari sistem masuk resmi.

    Dari sana, pelaku dapat mengakses dasbor Lighthouse untuk mengirimkan pesan-pesan seperti “USPS membutuhkan biaya tambahan untuk menyelesaikan pengiriman.”

    Tautan dalam pesan itu kemudian membawa korban ke situs tiruan USPS yang meminta mereka mengisi data pribadi dan informasi pembayaran.

    Bahkan sebelum tombol “kirim” ditekan, situs tersebut telah mencatat setiap ketikan pengguna. Semua data yang berhasil dikumpulkan langsung muncul di dasbor Lighthouse milik pelaku.

    Google juga menemukan praktik serupa yang meniru situs pembayaran tol seperti E-Z Pass, lembaga keuangan, serta toko ritel, beberapa di antaranya bahkan menampilkan logo Google pada halaman masuk palsu.

  • Industri Kosmetik Kebut Penjualan Akhir Tahun, Incar Momentum Nataru

    Industri Kosmetik Kebut Penjualan Akhir Tahun, Incar Momentum Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — Industri kosmetik optimistis dapat menggenjot penjualan hingga penghujung tahun dengan memanfaatkan momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kuartal III/2025, industri pengolahan nonmigas (IPNM) tumbuh 5,58% (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di level 5,04%.

    Pertumbuhan solid juga tercermin pada sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) yang meningkat 5,92%, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini berkontribusi 3,88% terhadap PDB, dengan realisasi investasi mencapai Rp142,15 triliun sepanjang Januari–September 2025, naik dari Rp116,54 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Adapun sektor farmasi, kosmetik, dan obat bahan alam kini menjadi salah satu penopang utama agenda hilirisasi industri nasional.

    Chrisensia Nimas, Head of Marketing & E-Commerce The Body Shop Indonesia, mengatakan pihaknya mengusung strategi berbeda untuk mendongkrak penjualan. Tidak sekadar menawarkan produk, The Body Shop menonjolkan pengalaman emosional yang identik dengan suasana Natal.

    “Menawarkan pengalaman dan nilai emosional memberikan keunggulan kompetitif. Bukan hanya memperkuat brand di tengah momentum Natal, tetapi juga menumbuhkan loyalitas jangka panjang,” ujarnya, Sabtu (16/11/2025).

    Menurut Nimas, akhir tahun menjadi momen ideal untuk meluncurkan produk baru bertema kehangatan dan keceriaan Natal, seiring meningkatnya belanja konsumen untuk kebutuhan hadiah.

    “Pada momentum Natal, konsumen biasanya merangkai hadiah istimewa dengan pilihan kertas kado, box, sentuhan personal, hingga pesan khusus untuk orang terkasih,” tambahnya.

    The Body Shop juga memanfaatkan tingginya traffic pusat perbelanjaan akhir tahun seperti di Lippo Mall Kemang dan Mall Kelapa Gading 3. Salah satu pendekatannya adalah menghadirkan pengalaman emosional bertema wrapped in love, yang tidak hanya menawarkan koleksi hadiah, tetapi juga mengajak konsumen berbagi kasih yang melampaui sekadar kemasan.

    CEO The Body Shop Indonesia Suzy Hutomo menegaskan ekspansi gerai baru tetap menjadi strategi perusahaan. Ia meyakini pasar Indonesia masih sangat vibrant dan terus menawarkan peluang pertumbuhan.

    Menurut Suzy, daya tumbuh pasar kosmetik Indonesia didorong oleh kemampuan pelaku industri beradaptasi cepat ke pasar digital. Saat pandemi Covid-19 melanda, The Body Shop sudah memiliki infrastruktur digital yang kuat sehingga penjualan tetap terjaga.

    Pasar skincare dan makeup The Body Shop Indonesia juga kian luas, tidak lagi terbatas pada konsumen wanita usia matang, tetapi semakin merambah kelompok dewasa muda.

    Sementara itu, Hasto Widiharto, Direktur PT Natural Cosmetics Indonesia, menilai penting bagi produk kecantikan untuk memperkuat klaim natural dan sustainable dengan mengangkat kearifan lokal sebagai diferensiasi.

  • Polisi ungkap produksi sabun cair palsu beromzet Rp1 miliar di Bekasi

    Polisi ungkap produksi sabun cair palsu beromzet Rp1 miliar di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Bekasi Kota mengungkap kasus produksi sabun cair palsu (home industry) yang beromzet Rp1 miliar di Bekasi, Jawa Barat, dengan tersangka berinisial ROH.

    “Omzet penjualan dalam kurun waktu 3-4 bulan beroperasi, diperkirakan mencapai Rp1 miliar,” kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Modus operandi yang dilakukan oleh pelaku ROH, lanjut dia, adalah memproduksi sabun cair dengan bahan baku yang dibeli dari toko kimia biasa.

    “Kemudian dengan menggunakan mesin pengemas untuk menjiplak merek-merek sabun cair ternama yang sudah dikenal luas, lalu memasarkan produk palsu dilakukan melalui e-commerce dan jaringan penjualan online,” katanya.

    Kusumo menjelaskan pelaku sebelumnya sempat memasarkan produk tanpa merek kepada tetangga, namun dihentikan karena tidak laku dan di-blacklist dari penjualan online, sehingga beralih ke penjiplakan merek.

    Ia juga menegaskan bahwa kasus ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak konsumen.

    “Produk yang diedarkan tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan yang ada, dan jelas menjiplak merek. Kami masih mendalami keuntungan bersih yang didapatkan pelaku serta kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam jaringan peredaran,” ucap Kusumo.

    Barang bukti sabun cair palsu yang diamankan dari pelaku berinisial ROH di lokasi kejadian Kavling Carolus, Jalan Kampung Sawah, Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jumat (14/11/2025). ANTARA/HO-Humas Polres Metro Bekasi Kota

    Tersangka ROH disangkakan melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman Pasal 62 Ayat (1) Juncto Pasal 8 Ayat (1) huruf e, huruf f dan huruf h.

    “Ancaman pidana maksimal terhadap pelanggaran pasal ini adalah penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp2 miliar,” ucap Kusumo.

    Polres Metro Bekasi Kota mengimbau masyarakat agar lebih teliti dalam membeli produk rumah tangga, dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian apabila menemukan indikasi peredaran produk palsu.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Akibat Online Scam, 93.819 Rekening Diblokir, Total Kerugian Rp 7 Miliar

    Akibat Online Scam, 93.819 Rekening Diblokir, Total Kerugian Rp 7 Miliar

    Akibat Online Scam, 93.819 Rekening Diblokir, Total Kerugian Rp 7 Miliar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Edwin Hidayat Abdullah membeberkan laporan sebanyak 93.819 rekening telah diblokir akibat scam online.
    Edwin menyebut, total kerugian dari puluhan ribu rekening yang telah diblokir itu mencapai Rp 7 triliun dan yang berhasil dikembalikan hanya Rp 367 miliar.
    “Banyak sekali. Total kerugian Rp 7 triliun dan yang berhasil dikembalikan itu cuma Rp 367 miliar,” kata Edwin di Kantor Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
    Edwin melanjutkan, dari laporan tersebut bisa dikatakan bahwa peluang uang korban scam online kembali hanya 5,4 persen.
    “Jadi kalau duit kita sudah kena scam, probability untuk kembalinya itu berhasil selama ini cuma 5,4 persen,” imbuhnya.
    Edwin lalu bercerita ketika dirinya hampir menjadi korban scam online dari aplikasi pesan WhatsApp.
    Kala itu, Edwin mendapatkan telepon
    fixes line
    dari Jakarta Pusat.
    “Saya angkat terus dia bilang, ‘Pak, saya dari bank, kami dari kredit card menyampaikan bahwa ada percobaan transaksi dua kali kartu Bapak di e-commerce’,” cerita Edwin.
    Merasa tidak melakukan transaksi belanja, Edwin dengan tegas menyampaikan bahwa itu bukan dirinya yang melakukan transaksi.
    “Nah begitu dia kirim emailnya, saya buka, ah saya tahu ini scam. Harus klik link konfirmasi dan segala macam, saya di sini (Kemkomdigi) bisa nyaris ya, 50 persen saya sudah kebawa permainan mereka,” ujar Edwin.
    Edwin merasa khawatir apabila peristiwa tersebut menimpa masyarakat yang belum paham terkait scam online.
    Karena itu, Kemkomdigi bakal bekerja sama dengan Dukcapil untuk mengatur penggunaan penyembunyian nomor telepon asli, yang sering digunakan oleh bisnis dan individu untuk melindungi privasi (
    masking number
    ).

    Masking
    nomor harus diatur, yang kedua registrasi handphone atau SIM Card harus dilihat. Dalam waktu dekat registrasi
    face recognition
    , kerja sama Dukcapil,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketergantungan Dana Pusat 76,20%, Pemkab Bojonegoro Paksa PAD Naik Rp1,08 T di RAPBD 2026

    Ketergantungan Dana Pusat 76,20%, Pemkab Bojonegoro Paksa PAD Naik Rp1,08 T di RAPBD 2026

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kabupaten Bojonegoro, daerah penghasil migas di Jawa Timur, kini dituntut untuk mandiri secara fiskal setelah ketergantungan pada dana transfer pemerintah pusat mencapai 76,20 persen dari total pendapatan daerah, memaksa Pemkab Bojonegoro menaikkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2026 menjadi Rp1,08 triliun.

    Situasi ini diungkapkan Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dalam Rapat Paripurna Penyampaian Nota Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 pada Rabu (12/11/2025). Ketergantungan yang tinggi ini diperumit oleh kebijakan baru pemerintah pusat yang memperketat aturan penggunaan Dana Transfer ke Daerah (TKD), sehingga mengurangi fleksibilitas daerah dalam membiayai pembangunan sesuai kebijakan lokal.

    “Pemerintah Daerah dituntut untuk meningkatkan PAD dalam rangka memenuhi kebutuhan belanja secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Setyo Wahono, dikutip Kamis (13/11/2025).

    Upaya mendongkrak PAD dihadapkan pada kendala regulasi baru, terutama pemberlakuan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (UU HKPD). Regulasi ini memperkenalkan sistem Opsen atau pungutan tambahan atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama (BBNKB), dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), yang mekanismenya mengubah peta pendapatan daerah.

    Selain tantangan regulasi, Pemkab Bojonegoro juga masih bergulat dengan masalah klasik seperti sosialisasi aturan pajak yang belum optimal dan kurangnya kesadaran wajib pajak. Secara internal, Bupati Setyo Wahono menyoroti terbatasnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola pajak (penilai/juru sita), kurang memadainya sarana prasarana, serta kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang perlu ditingkatkan.

    Tantangan ini tercermin jelas dalam proyeksi RAPBD 2026, di mana Estimasi Pendapatan Daerah ditargetkan sebesar Rp4,5 triliun, turun drastis Rp1,2 triliun dibandingkan tahun 2025. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh anjloknya Pendapatan Transfer, yang diproyeksi hanya Rp3,4 triliun. Sebaliknya, target PAD “dipaksa” naik menjadi Rp1,08 triliun, atau bertambah sekitar Rp22,078 miliar dari tahun 2025, yang akan digali dari pajak, retribusi, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

    Untuk mencapai target ambisius ini, Mas Wahono, sapaan akrab Bupati, menyiapkan enam kebijakan umum pendapatan yang fokus pada intensifikasi pemungutan pajak, penataan ulang regulasi tarif, dan peningkatan kualitas pelayanan pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pemkab Bojonegoro juga akan mendorong peningkatan kinerja BUMD, tata kelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan optimalisasi aset daerah.

    Secara spesifik, Bupati Bojonegoro menyiapkan tiga inovasi digital. Pertama adalah SIKOWASDAL SISPADA, sebuah sinergi untuk memperluas data wajib pajak restoran dan MBLB dengan menyisir data belanja yang bersumber dari APBDesa, Dana BOS, dan BOP PAUD. Kedua, “Smart Report System”, sistem yang mengendalikan pajak daerah melalui integrasi langsung (Host to Host / H2H) antara aplikasi pemda (SIMPADU) dengan bank tempat pembayaran.

    Ketiga, Pemkab akan mengoptimalkan E-SPPT untuk mempercepat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)-P2, yang memungkinkan wajib pajak membayar melalui berbagai bank, gerai ritel seperti Indomaret dan Alfamart, serta berbagai platform e-commerce.

    “Sehingga wajib pajak yang terhalang batas jarak dan waktu masih bisa tetap melaksanakan kewajiban pembayaran PBB-P2 dari manapun dan kapanpun,” tegasnya. [lus/beq]

  • Warga RI Banyak yang Pindah, Begini Cara Baru Belanja Online

    Warga RI Banyak yang Pindah, Begini Cara Baru Belanja Online

    Jakarta, CNBC Indonesia – Videocommerce jadi cara baru masyarakat Indonesia untuk berbelanja online. Fitur tersebut menyediakan penawaran membeli belanja lewat unggahan video di platform online.

    Laporan e-Conomy SEA 2025 dari Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat volume transaksi berjumlah 2,6 miliar transaksi. Angka itu naik signifikan mencapai 90% secara tahunan.

    Kategori terbanyak dalam videocommerce masih didominasi oleh fashion dan aksesori (28%) dan perawatan diri serta kecantikan (20%). Laporan itu juga menyebutkan 10 penjual teratas menyumbang 20% total transaksi dari setiap kategori.

    Sementara nilai pesanan rata-rata (AOV) untuk layanan videocommerce di Indonesia sebanyak US$4,5-US$6 (Rp 75.200-Rp 100 ribu). Jumlah itu lebih rendah dari keseluruhan nilai pesanan rata-rata di Asia Tenggara berjumlah US$6-US$7 (Rp 117 ribu) per orang.

    e-Conomy SEA 2025 juga mencatat ada 800 ribu penjual dan toko di Indonesia yang menggunakan layanan videocommerce, lompat 75% dari tahun sebelumnya.

    Country Director Google Indonesia, Veronica Utami menjelaskan mengapa videocommerce disukai banyak orang. Salah satunya karena fenomena yang menarik karena menggabungkan konten dengan proses berbelanja.

    “Dan dari awal Indonesia itu memang suka menonton video gitu ya. Dari pertumbuhan waktu tonton Youtube aja, kita lihat waktu tontonnya naik 20% dari tahun ke tahun ini,” kata Veronica, Kamis (13/11/2025).

    Dia menambahkan adanya unsur kepercayaan pada kreator. Misalnya di YouTube, 92% penggunanya percaya pada kreator saat mengambil keputusan berbelanja.

    “Tentunya juga dengan pertumbuhan jumlah merchant, jumlah toko, yang tadi saya bilang ada 800 ribu pertumbuhannya 75% dari tahun ke tahun kalau tidak salah, itu juga kan berarti pilihannya semakin banyak untuk konsumen juga,” jelasnya.

    Dalam laporan yang sama, disebutkan jika pendapatan videocommerce mencakup 25% dari total GMV e-commerce seluruh Asia Tenggara. Terdapat kenaikan kurang dari 5% dari 2022 lalu.

    Di seluruh Asia Tenggara terdapat lebih dari 3 juta penjual dan toko yang menggunakan videocommerce, naik 80% year-on-year. Volume transaksi melonjak 50% mencapai lebih 6,5 miliar

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Transaksi Video Commerce Melonjak 90%, Penggerak E-Commerce RI

    Transaksi Video Commerce Melonjak 90%, Penggerak E-Commerce RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Google mengungkap fitur video commerce menjadi motor penggerak pertumbuhan industri e-commerce pada tahun ini, dengan total transaksi yang terjadi melalui fitur tersebut meningkat 90% dibandingkan tahun lalu. 

    Google membaca pola bebelanja masyarakat bergeser dari yang awalnya hanya melihat katalis produk menjadi menonton video untuk mendapat informasi yang lebih lengkap.

    Country Director Google Indonesia, Veronica Utami mengatakan video commerce memberikan perubahan yang signifikan di e-commerce dan membuat transaksi menjadi lebih aktif. ”Video commerce sudah mendorong peningkatan masif dari tahun ke tahun dan mencapai angka fenomenal 2,6 miliar transaksi,” kata Veronica dilansir dari Antara, Jumat (14/11/2025).

    Veronica mengatakan transaksi melalui format video interaktif melonjak 90% dengan total mencapai 2,6 miliar transaksi dalam setahun terakhir sehingga menjadikan Indonesia pemimpin regional di Asia Tenggara untuk sektor ini. Dia menegaskan, fenomena ini menjadi bukti perubahan signifikan perilaku belanja masyarakat.

    Laporan “e-Conomy SEA 2025” menunjukkan pertumbuhan pendapatan digital di Asia Tenggara stabil di angka 15% per tahun, dengan e-commerce dan video commerce menjadi pendorong utama diversifikasi sumber pendapatan baru.

    Diketahui berbagai platform e-commerce saat ini telah memiliki video commerce. Shopee memiliki fitur Shopee Live untuk penjual dan pembeli melakukan interaksi langsung dalam format video.

    TikTok Shop dan Tokopedia juga memiliki live shopping di mana seller dapat mempromosikan produk mereka dan berinteraksi dengan lebih aktif. Lazada dan Blibli telah memungkinkan pengguna menonton dan langsung membeli produk yang sedang ditampilkan saat live streaming.

    Sebelumnya, nilai transaksi ekonomi digital atau gross merchandise value (GMV) di kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$99 miliar atau sekitar Rp1.656 triliun (kurs Rp16.737 per dolar AS) pada 2025. 

    Proyeksi ini tercantum dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi digital Asia Tenggara terus tumbuh pesat dengan pertumbuhan dua digit setiap tahunnya, meski menghadapi tekanan makroekonomi global.

    GMV kawasan tercatat sebesar US$76 miliar atau sekitar Rp1.271 triliun pada 2023, kemudian naik 15% menjadi US$87 miliar atau sekitar Rp1.455 triliun pada 2024, dan kembali diproyeksikan meningkat 14% menjadi US$99 miliar atau sekitar Rp1.656 triliun pada 2025.

    Penambahan negara seperti Brunei, Kamboja, Laos, dan Myanmar dalam analisis terbaru menunjukkan kontribusi sekitar 2% terhadap total GMV regional.

    Sektor e-commerce tetap menjadi penyumbang terbesar dengan nilai GMV diperkirakan mencapai US$185 miliar atau sekitar Rp3.096 triliun pada 2025, naik dari US$181 miliar atau sekitar Rp3.029 triliun pada 2024.

    Sektor perjalanan (travel) dan pariwisata digital yang sempat tertekan akibat pandemi kini menunjukkan pemulihan kuat dengan GMV mencapai US$51 miliar atau sekitar Rp853 triliun, sementara transportasi dan layanan makanan digital menyumbang US$34 miliar atau sekitar Rp569 triliun.

    Adapun sektor media daring mencatat nilai transaksi sekitar US$31 miliar atau sekitar Rp519 triliun pada tahun yang sama.

    Dari sisi pendapatan (revenue), ekonomi digital Asia Tenggara juga menunjukkan tren positif. Total pendapatan tercatat sebesar US$76 miliar atau sekitar Rp1.271 triliun pada 2023, naik menjadi US$87 miliar atau sekitar Rp1.455 triliun pada 2024, dan diperkirakan mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.674 triliun pada 2025.

    Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan efisiensi monetisasi di berbagai platform digital, dari e-commerce hingga media daring, yang kini makin canggih berkat integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).

  • Ekonomi Digital RI Diproyeksikan Tembus Rp 1.672 Triliun di 2025

    Ekonomi Digital RI Diproyeksikan Tembus Rp 1.672 Triliun di 2025

    Jakarta

    Ekonomi digital Indonesia diperkirakan menembus angka USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.672 triliun (kurs USD 1 = Rp 16.727) pada 2025 menurut laporan terbaru Google, Temasek, dan Brain & Company. Dibandingkan di tahun sebelumnya, ada kenaikan USD 10 miliar.

    Dari laporan yang sama, kawasan Asia Tenggara tengah berlari menuju era baru ekonomi digital dengan total nilai transaksi bruto (GMV) regional yang diproyeksikan melampaui USD 300 miliar. Khusus untuk Indonesia menyumbang porsi terbesar dari pertumbuhan itu, terutama lewat e-commerce, jasa keuangan digital, dan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, mengatakan seperti laporan sebelumnya, pada kali ini masih menyoroti enam sektor, yakni e-Commerce, Jasa Keuangan Digital (DFS), Transportasi dan Makanan, Media Online, Perjalanan, dan Sektor Baru.

    “Ekonomi digital Indonesia sendiri tumbuh sebesar 14% dibandingkan tahun lalu. Artinya, Indonesia masih tetap menjadi ekonomi digital paling besar di Asia Tenggara dan GMV-nya sekarang mencapai hampir USD 100 miliar,” ujar Veronica di Kantor Google Indonesia, Kamis (13/11/2025).

    Sektor e-commerce masih menjadi tulang punggung utama. Namun, tren baru yang mencuri perhatian adalah video commerce, di mana penjual memanfaatkan format video dan live streaming untuk berjualan.

    Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company ini menyebut, jumlah penjual yang menggunakan video commerce melonjak 75% secara tahunan, mencapai sekitar 800 ribu akun. Sementara itu, volume transaksinya naik 90% menjadi 2,6 miliar transaksi. Kategori fashion dan aksesori menjadi yang paling banyak diminati dalam format jualan video ini.

    “Sektor e-Commerce tetap menjadi kontributor terbesar GMV di Indonesia, dan diproyeksikan tumbuh lebih dari 14% sehingga mencapai USD 71 miliar. Ini adalah akselerasi signifikan dari tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya dan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan video commerce,” tutur Veronica.

    Dari sektor Transportasi dan Makanan, dijelaskan juga menunjukkan momentum yang stabil dan kuat dengan pertumbuhan 13% dari tahun ke tahun dan mencapai USD 10 miliar di 2025.

    Veronica memaparkan sektor Media Online yang mencakup gaming, periklanan, musik, hingga video on demand yang sifatnya langganan menunjukkan tren pertumbuhan sebesar 16% dan mencapai USD 9 miliar.

    Kemudian, sektor layanan keuangan digital (DFS) mencatatkan pertumbuhan dua digit yang tinggi di semua segmen. Sistem pembayaran nasional seperti QRIS mendorong inklusi keuangan lebih luas, sementara bank digital terus memperluas basis nasabahnya di luar kota besar.

    “Kalau kita lihat ini sektor yang paling menonjol performanya, adalah pembayaran digital yang kita melihat skala yang sangat luar biasa besar,” ucapnya.
    Meski begitu, laporan juga mengingatkan bahwa pendanaan bagi startup digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih relatif tertinggal dibanding kawasan lain. Artinya, para pelaku industri masih perlu bersaing ketat dalam menarik investasi baru.

    Country Director Google Indonesia Veronica Utami Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Kendati begitu, yang paling menonjol, Indonesia kini masuk fase baru yang disebut laporan itu sebagai ‘AI reality’. Pendapatan dari aplikasi berfitur AI tumbuh hingga 127%, menunjukkan bahwa kecerdasan buatan mulai dimanfaatkan secara nyata dalam bisnis dan layanan digital.

    AI dinilai bisa menjadi penggerak utama gelombang ekonomi digital berikutnya, mulai dari otomatisasi UMKM, customer service berbasis bahasa Indonesia, hingga solusi kesehatan dan pendidikan digital.

    “Kita juga sudah melihat bangkitnya generasi baru startup yang berbasis AI di kawasan kita,” kata Veronica.

    Meski pertumbuhannya menjanjikan, laporan e-Conomy SEA juga menyoroti sejumlah tantangan klasik, di antaranya keterbatasan talenta digital dan data scientist, regulasi data dan keamanan siber yang belum seragam, serta infrastruktur internet di luar kota besar yang masih timpang. Tanpa pembenahan di tiga aspek ini, potensi pertumbuhan bisa melambat dalam beberapa tahun ke depan.

    Analis Bain & Company menilai, Indonesia kini berada di titik krusial. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan startup lokal perlu diperkuat agar momentum pertumbuhan tidak hanya cepat, tapi juga berkelanjutan.

    Dengan dukungan kebijakan, investasi infrastruktur digital, dan pengembangan talenta AI, Indonesia berpeluang menjadi pusat ekonomi digital terbesar di kawasan, bahkan menembus panggung global.

    (agt/rns)

  • Petinggi C-Suite Pemasaran Berkumpul di MMA IMPACT Indonesia 2025

    Petinggi C-Suite Pemasaran Berkumpul di MMA IMPACT Indonesia 2025

    Liputan6.com, Jakarta MMA Indonesia sukses menyelenggarakan forum MMA IMPACT Indonesia 2025. Acara yang bertema “Powering Marketing for Growth: Act, Accelerate, and Advance,” ini mempertemukan para Ketua Dewan, Eksekutif C-Level, Direktur Utama, Pemilik Bisnis, Pendiri, Co-Founder, dan Pengambil Keputusan paling berpengaruh di negara ini.

    Mereka berasal dari berbagai industri pemasaran, periklanan, media, penerbitan, dan bisnis. Forum yang berlangsung dalam satu hari ini berlangsung  pada Kamis, 6 November 2025, di The Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Mega Kuningan – Jakarta. 

    Dalam sambutan pembukaannya, Sutanto Hartono, Ketua MMA Indonesia, menekankan bagaimana mandat pemasaran telah berkembang dari membangun kesadaran menjadi memberikan pertumbuhan yang terukur dan nilai perusahaan yang berkelanjutan.

    “Saat kita menavigasi gelombang pertumbuhan berikutnya, kepemimpinan pemasaran di Indonesia harus menyatukan pandangan strategis, agentic AI, dan pengalaman pelanggan yang beresonansi secara emosional untuk memberikan nilai perusahaan. Dengan adopsi AI, kita memasuki era di mana para pemimpin harus menanamkan kecerdasan ke dalam setiap keputusan pemasaran, menyeimbangkan tujuan dengan kinerja, dan merancang pengalaman pelanggan yang membangun tidak hanya loyalitas, tetapi pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Sutanto Hartono.

    Acara ini digelar dengan kombinasi sesi keynote, dialog fireside, dan pertukaran panel thought-leadership. MMA IMPACT Indonesia 2025 menegaskan kembali komitmen Marketing + Media Alliance (MMA) untuk memberdayakan para pemasar dengan kerangka kerja berbasis bukti dan platform kolaboratif yang mendorong inovasi, skalabilitas, dan pertumbuhan berkelanjutan.

    Seiring akselerasi digital Indonesia terus berlanjut dengan skala dan terobosan masif, acara ini membahas tantangan dan peluang yang dihadapi para pemasar terdepan saat ini.

    Membangun fondasi ini, forum menyoroti pengaruh yang berkembang dari Agentic AI, pertumbuhan bisnis yang didorong oleh kepemimpinan, big data dan analitik untuk ekspansi pemasaran, serta kebangkitan social marketing — semua hal yang sangat penting untuk memastikan organisasi pemasaran tetap lincah, bertanggung jawab, dan siap menghadapi masa depan saat kita bergerak menuju 2026 dan seterusnya.

    Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai antara USD 210 miliar hingga USD 360 miliar pada tahun 2030, didorong oleh inovasi fintech, adopsi AI canggih, layanan cloud, dan kerangka kerja pemerintah seperti Strategi Ekonomi Digital Nasional 2030 dan Digital Economy Framework Agreement.

    Gelombang pertumbuhan berikutnya ini akan ditandai dengan ekspansi dinamis dalam e-commerce dan keuangan digital, dengan pembayaran real-time dan dompet digital diperkirakan mendorong volume transaksi hingga USD 760 miliar pada tahun 2030.

    Tren yang menonjol untuk 2025–2030 adalah antisipasi penggandaan pasar e-commerce Indonesia, yang diperkirakan melampaui USD 194 miliar pada tahun 2030, dipimpin oleh pemasaran berbasis AI, pengalaman ritel omnichannel, dan pengaruh ekonomi kreator yang semakin dalam.

    Para analis memperkirakan bahwa Gen Z dan Milenial (berusia 18–34 tahun) akan menyumbang hampir 85–90% dari semua transaksi e-commerce digital, terutama melalui platform mobile-first dan dompet digital, seiring penetrasi internet mendekati 80% secara nasional.

    Selain itu, investasi berkelanjutan dari pemerintah dan industri dalam infrastruktur digital diharapkan dapat mengamankan inklusi keuangan, menargetkan lebih dari 90% konektivitas dan akses universal ke sistem pembayaran digital pada tahun 2030.

    Merefleksikan misi global MMA dan dampak berkelanjutannya pada ekosistem pemasaran Indonesia, Shanti Tolani, Country Head dan Direktur Dewan MMA Indonesia, mencatat para pemimpin saat ini harus melihat pada pertumbuhan kolektif dan kolaboratif, berfokus pada Data, Inovasi, Teknologi AI sebagai mesin terpadu.

    “Dengan Pasar Big Data Analytics Software Indonesia yang tumbuh pada CAGR 9,35% dan diproyeksikan mencapai USD 73,77 miliar pada tahun 2030 dan pasar social-commerce yang diproyeksikan mencapai sekitar USD 8,62 miliar pada tahun 2030, kita melihat bagaimana kepemimpinan pemasaran bekerja untuk menancapkan setiap aspek guna memastikan pembangunan merek dalam ekuitas, keberagaman, dan nilai jangka panjang,” jelas dia.

    Forum ini ditutup dengan konsensus kuat bahwa kepemimpinan dalam lanskap pemasaran Indonesia akan didefinisikan oleh keharusan untuk mendorong pertumbuhan melalui tindakan yang tegas dan bertanggung jawab.

    Saat negara melangkah ke tahun 2026, MMA IMPACT Indonesia 2025 menegaskan kembali perannya sebagai platform vital untuk memajukan pendekatan transformasi digital yang bertanggung jawab dan didorong oleh inovasi—mendorong para pemasar untuk merangkul semangat tema forum: “Powering Marketing for Growth,” untuk Act, Accelerate, and Advance