Topik: e-commerce

  • Kemendag Banjir Ribuan Aduan Bisnis E-Commerce, Pesanan Tak Datang, Barang Tak Sesuai yang Diorder – Halaman all

    Kemendag Banjir Ribuan Aduan Bisnis E-Commerce, Pesanan Tak Datang, Barang Tak Sesuai yang Diorder – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerima 1.657 layanan konsumen selama Januari—Maret (triwulan I) 2025.

    Jumlah tersebut meliputi 1.568 layanan pengaduan konsumen, 62 pertanyaan, dan 27 informasi.

    Direktur Jenderal PKTN Kemendag Moga Simatupang mengatakan, sebanyak 98 persen pengaduan berhasil selesai.

    “Sisanya adalah pengaduan sektor barang elektronik dan kendaraan bermotor dan jasa keuangan sedang dalam proses penyelesaian,” katanya dikutip dari siaran pers pada Selasa (29/4/2025).

    Persentase layanan pengaduan konsumen yang tertinggi berkaitan dengan transaksi perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) atau e-commerce (niaga-el).

    Kemendag mencatat ada 1.637 layanan pengaduan konsumen terkait e-commerce yang masuk atau 99 persen dari jumlah selama Januari—Maret 2025.

    Permasalah yang diadukan beragam. Ada mengenai barang yang dipesan tidak datang, barang datang tidak sesuai yang dijanjikan, dan pengembalian uang (refund) yang belum diproses lokapasar (marketplace).

    Pengaduan konsumen terbesar lainnya adalah sektor jasa keuangan dan sektor elektronik kendaraan bermotor.

    Di sektor jasa keuangan, pengaduan konsumen terkait permasalahan isi ulang saldo, sistem pembayaran pada paylater, dan kartu kredit.

    Sementara itu, pada sektor elektronik/kendaraan bermotor, pengaduan konsumen lebih banyak mengenai barang tidak sesuai yang dijanjikan, barang mengalami kerusakan, dan klaim garansi ke pusat layanan (service center).

    Moga menyatakan pihaknya berkomitmen memberikan berbagai kemudahan layanan dan meningkatkan penyelesaian pengaduan konsumen.

    “Komitmen ini sebagai wujud tindakan nyata pemerintah dalam melindungi konsumen Indonesia, menciptakan konsumen berdaya, serta pelaku usaha yang tertib,” ujarnya.

    Konsumen bisa melakukan pengaduan melalui aplikasi pesan WhatsApp 0853-1111-1010.

    Selain itu, bisa juga melalui surat elektronik pengaduan.konsumen@kemendag.go.id, situs web https://simpktn.kemendag.go.id/, dan telepon (021) 3441839.

    Pengaduan konsumen juga diterima dengan bersurat ataupun datang langsung ke Ditjen PKTN Kemendag. 

  • Tukarkan Uang Koin Rp1.000 Sawit dan Rp500 Melati

    Tukarkan Uang Koin Rp1.000 Sawit dan Rp500 Melati

    JABAR EKSPRES – Koin kuno bernilai jutaan begini cara menukar koin Rp1.000 sawit dan Rp500 melati. Uang koin pecahan Rp1.000 bergambar kelapa sawit tahun emisi (TE) 1993 dan koin Rp500 bergambar melati tahun emisi 1991 serta 1997 resmi ditarik dari peredaran.

    Penarikan tersebut mulai berlaku sejak 1 Desember 2023, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/2023.

    Bagi masyarakat yang masih memiliki uang logam Rp1.000 bergambar kelapa sawit dan Rp500 bergambar melati, dapat menukarkannya ke Bank Indonesia (BI). Penukaran ini dibuka dalam jangka waktu 10 tahun, yakni mulai 1 Desember 2023 hingga 1 Desember 2033.

    Namun, ada sejumlah syarat dan prosedur yang perlu diperhatikan agar proses penukaran berjalan lancar. Berikut penjelasannya:

    Syarat Menukar Uang Koin Rp1.000 Sawit dan Rp500 Melati

    Bagi Anda yang masih memiliki uang koin pecahan Rp1.000 bergambar kelapa sawit dan Rp500 bergambar melati, sebaiknya segera menukarkannya ke Bank Indonesia. BI telah menetapkan beberapa syarat mengenai uang logam yang dapat ditukar serta nilai yang akan diperoleh.

    BACA JUGA: Aplikasi RAI Gunakan Modus Teknologi AI untuk Lancarkan Modus Scam

    BACA JUGA: 7 Endorse Brand Terburuk Sepanjang Masa Ini Rugikan Banyak Pihak

    Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tata cara dan ketentuan penukarannya, simak pembahasan lengkap dalam artikel ini.

    Syarat Penukaran:

    Uang rupiah logam yang dapat ditukar harus memiliki ukuran lebih besar dari setengah ukuran aslinya.Ciri khas uang masih dapat dikenali dengan jelas.Penggantian diberikan sebesar nilai nominal uang rupiah yang ditukar.Jika ukuran uang rupiah logam sama dengan atau kurang dari setengah bentuk aslinya, maka tidak akan mendapatkan penggantian.

    Cara Menukar Uang Koin Rp1.000 Sawit dan Rp500 Melati:

    Setelah memahami ketentuannya, berikut langkah-langkah untuk menukar uang koin Rp1.000 bergambar kelapa sawit dan Rp500 bergambar melati:

    Akses aplikasi PINTAR melalui situs www.pintar.bi.go.id untuk melakukan pemesanan penukaran.Ikuti instruksi yang tersedia untuk menentukan lokasi dan jadwal penukaran.Alternatif: Menjual di E-Commerce

    Meskipun uang koin Rp1.000 sawit dan Rp500 melati dapat ditukarkan di Bank Indonesia, banyak orang lebih memilih untuk menjualnya di berbagai platform e-commerce. Uang yang telah ditarik dari peredaran berpotensi menjadi barang langka dan bernilai historis, sehingga banyak diminati oleh kolektor atau pihak lain yang membutuhkan.

  • Memilih Cushion Tepat untuk Hasil Coverage Sempurna dan Tahan Lama

    Memilih Cushion Tepat untuk Hasil Coverage Sempurna dan Tahan Lama

    JAKARTA – Di dunia kecantikan, memilih cushion yang tepat bisa menjadi kunci untuk mendapatkan tampilan kulit yang halus, flawless, dan tahan lama. Tidak semua cushion menawarkan coverage maksimal sekaligus rasa ringan di kulit.

    Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, misalnya mulai formula, tingkat coverage, ketahanan, dan kandungan skincare menjadi aspek penting yang harus dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang membutuhkan makeup tahan lama tanpa membuat kulit terasa berat atau kusam.

    Menjawab kebutuhan tersebut, hadir inovasi terbaru berupa cushion berteknologi breathable yang menawarkan kombinasi makeup dan skincare dalam satu produk buatan lokal.

    Cushion ini mengusung teknologi “cover and blur” yang mampu menyamarkan pori-pori secara instan, menghasilkan tampilan kulit mulus tanpa efek berat ataupun cakey.

    Selain memberikan coverage tinggi hingga 24 jam, inovasi cushion ini dilengkapi dengan perlindungan SPF 40 PA++++ untuk menjaga kulit dari dampak buruk sinar UVA dan UVB. Inovasi itu sangat ideal untuk pengguna aktif yang membutuhkan makeup tahan keringat, tidak mudah transfer, dan tetap nyaman sepanjang hari.

    Formulanya pun diperkaya dengan bahan-bahan perawatan kulit seperti peptide, ceramide, dan hyaluronic acid, yang membantu menjaga elastisitas kulit, memperkuat skin barrier, serta memberikan hidrasi intensif.

    Melalui konsep skincare-infused makeup, pengguna tidak hanya mendapatkan tampilan sempurna, tetapi juga perawatan kulit sepanjang hari.

    “Kami percaya makeup yang baik bukan hanya mampu menyempurnakan tampilan, tetapi juga mendukung kesehatan kulit penggunanya. Coverblur pro filter breathable cushion adalah hasil inovasi kami yang menggabungkan teknologi complexion canggih dengan kandungan skincare aktif seperti peptide dan ceramide,” ujar Irene Ursula, Founder Of BeautyHaul Group dalam keterangannya. 

    Cushion ini tersedia dalam 14 pilihan warna yang dirancang untuk berbagai tone kulit, dari yang cerah hingga gelap. Setiap shade diformulasikan untuk menghindari efek oxidize, sehingga warna tetap segar dan natural tanpa membuat kulit tampak abu-abu seiring waktu.

    Bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan, formula tahan keringat dan anti-transfer cushion ini menjadi pilihan ideal. Telah teruji non-comedogenic, produk ini aman digunakan untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif atau rentan berjerawat.

    Tidak hanya kualitas complexion yang seamless dan undetectable, cushion ini juga menjadi cerminan gaya hidup aktif generasi muda, tampil percaya diri tanpa mengorbankan kesehatan kulit.

    “Cushion ini dirilis secara eksklusif di Shopee Official Store Somethinc sejak 25 April, dan selanjutnya akan tersedia di berbagai e-commerce serta toko kecantikan lainnya di seluruh Indonesia,” pungkas Irene.

  • Tokopedia dan TikTok Shop Bikin Kreator Panen Cuan! Ini Tren Belanja Kuartal I 2025

    Tokopedia dan TikTok Shop Bikin Kreator Panen Cuan! Ini Tren Belanja Kuartal I 2025

    Jakarta: Tokopedia dan TikTok Shop melaporkan lonjakan transaksi yang luar biasa di Kuartal I-2025, berkat kampanye berbasis konten video. 
     
    Program Beli Lokal menyumbang 90 persen lonjakan transaksi, Promo Guncang 100 persen, bahkan Ramadan Ekstra Seru mencatat kenaikan nilai transaksi hingga 24 kali lipat!
     
    Melihat tren ini, Tokopedia dan TikTok Shop semakin menggencarkan program Creators Lab untuk mendukung kampanye #BelanjaAman.

    “Lonjakan transaksi menunjukkan makin banyak masyarakat berbelanja online setelah menonton konten video dari kreator sehingga edukasi soal #BelanjaAman jadi makin krusial untuk memperkuat perlindungan konsumen. Karena itu, Tokopedia dan TikTok Shop menggencarkan program Creators Lab untuk melatih kreator merekomendasikan penjual terpercaya, demi memastikan pengalaman #BelanjaAman,” jelas Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce, Melissa Siska Juminto, dikutip Senin, 28 April 2025.

    Apa itu kampanye #BelanjaAman?
    Kampanye #BelanjaAman bertujuan menciptakan pengalaman belanja online yang aman, nyaman, dan terpercaya. 
     
    Melalui kampanye ini, pembeli dan kreator, terutama yang bergabung di program afiliasi, diedukasi untuk mengenali penjual terpercaya, membaca ulasan dan membandingkan harga, dan memanfaatkan fitur keamanan seperti membeli dari ‘Power Shop’ dan ‘Mall’.
     
    Kreator konten pun didorong untuk membuat rekomendasi yang lebih bertanggung jawab, guna membantu konsumen berbelanja lebih aman di Tokopedia dan TikTok Shop.
     

    Kategori produk terlaris di Tokopedia dan TikTok Shop 
    Tokopedia dan TikTok Shop membagikan data kategori produk yang paling banyak dibeli sepanjang kuartal I 2025. Berikut daftarnya:
     
    Tokopedia:
    – Makanan dan minuman
    – Otomotif
    – Rumah tangga
     
    TikTok Shop:
    – Makanan dan minuman
    – Fesyen
    – Kecantikan dan perawatan tubuh
     
    Industri makanan dan minuman mendominasi dua platform ini, apalagi bertepatan dengan momen besar seperti Imlek dan Lebaran. 
     
    Sementara itu, Tokopedia unggul di kategori Otomotif dan Rumah Tangga, sedangkan TikTok Shop lebih kuat di Fashion serta Kecantikan.
     
    “Konten video baik short video maupun live streaming adalah faktor kunci yang bisa mendorong pertumbuhan bisnis UMKM. Di Ramadan tahun ini, misalnya, live streaming di TikTok ditonton 2,8 miliar kali. Di sisi lain, ada lebih dari 200 juta pengguna gabungan TikTok dan Tokopedia. Kenaikan nilai transaksi di TikTok Shop karena live streaming saat sahur bahkan mencapai 24 kali lipat,” tutur Melissa.
    Creators lab: Program untuk melahirkan kreator handal
    Tokopedia dan TikTok Shop menggandeng berbagai pihak, termasuk Kemenparekraf RI dan Kemenpar RI, untuk menjalankan Creators Lab, sebuah program edukasi kreator agar:
     
    – Paham prinsip afiliasi dan personal branding.
    – Mahir membuat konten video efektif.
    – Tahu cara memilih dan merekomendasikan penjual terpercaya.
    – Meningkatkan kredibilitas lewat rekomendasi produk berkualitas.
     
    Kreator juga dibekali cara mengecek izin edar produk makanan atau obat dari BPOM atau PIRT agar rekomendasinya semakin terpercaya.
    Emak-emak Matic
    Tokopedia dan TikTok Shop menggelar program Emak-emak Matic untuk meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kreator digital.
     
    “Bersama sejumlah mitra, seperti Tokopedia dan TikTok Shop, kami menargetkan memberdayakan 10.000 perempuan dan generasi muda hingga akhir tahun melalui program Emak-emak Matic,” kata Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Pada pagi yang cerah di Solo, Putri, seorang perempuan berusia 30 tahun asal Magetan, memutuskan untuk menyelesaikan liburan singkatnya dengan berkunjung ke salah satu toko oleh-oleh yang terkenal di kota ini.

    Setelah beberapa hari menikmati pesona Solo, ia menyadari ada satu hal yang masih kurang, oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

    Setelah mendapat rekomendasi dari seorang teman, Putri melangkah ke sebuah toko kecil bernama Lintang Kejora, yang terletak di kampung yang tenang, tidak jauh dari pusat kota.

    Toko ini terkenal dengan berbagai produk berbahan kain jumputan khas Solo yang dibuat menjadi tas, dompet, hingga aksesoris lainnya.

    Setiba di sana, Putri langsung disambut oleh warna-warna cerah dari berbagai produk yang dipajang di teras.

    Tas-tas beraneka model, mulai dari sling bag hingga ransel, semua memikat hati. Salah satu produk langsung menarik perhatian Putri, sebuah sling bag berwarna biru muda dengan aksen goni di bagian sampingnya.

    “Wah, ini lucu banget,” gumam Putri sambil menyentuh permukaan kain yang terasa lembut namun kuat di tangannya, pada Sabtu (19/4/2025). 

    Tas itu tidak hanya menarik, tetapi juga terkesan unik dengan sentuhan tradisional yang berpadu dengan desain modern.

    Awalnya, Putri hanya berniat melihat-lihat.

    Namun, tas itu cukup membuatnya ragu untuk pergi tanpa membelinya. Ia lalu berinteraksi dengan penjaga toko, yang menjelaskan berbagai pilihan produk dan memberikan penawaran.

    Proses tawar-menawar berjalan dengan akrab, tidak ada tekanan, hanya percakapan ringan antara pembeli dan penjual.

    Setelah harga disepakati, Putri mencoba membayar dengan uang tunai, namun ia menyadari bahwa dompetnya hampir kosong.

    Sejenak ia bingung, tetapi penjaga toko dengan ramah menawarkan solusi.

    “Mbak bisa bayar pakai QRIS aja,” kata penjaga toko sambil menunjukkan kode QR yang terpasang di meja kasir.

    Putri tersenyum lega.

    Tanpa perlu ragu, ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi BRImo, dan memindai kode QR yang ada.

    Dalam hitungan detik, transaksi berhasil, dan Putri pun dapat melanjutkan liburannya tanpa kendala.

    “Wah, simpel banget. Nggak perlu repot cari uang tunai lagi,” ujarnya sambil tersenyum lebar, melihat layar ponselnya yang menunjukkan konfirmasi pembayaran berhasil.

    Bagi Putri, pengalaman ini bukan hanya soal membeli sebuah tas.

    Ini adalah bukti nyata bahwa digitalisasi semakin memudahkan kehidupan sehari-hari, bahkan dalam transaksi kecil sekalipun.

    Termasuk untuk Rina, pemilik UMKM Lintang Kejora, penerapan teknologi seperti QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian penting dari perjalanan usahanya.

    Rina Sulistyaningsih, yang kini berusia 50 tahun, memulai usaha Lintang Kejora pada tahun 2015 dengan modal keterampilan menjahit dan hobi mengoleksi pernak-pernik.

    Awalnya, ia hanya menjual dompet kecil dari kain perca yang diperoleh dari penjahit setempat.

    Namun, seiring waktu, permintaan mulai meningkat, dan Rina pun memperluas produknya dengan menambah berbagai jenis tas dan aksesoris lain.

    Harga produk di Lintang Kejora bervariasi, mulai dari Rp 50.000 untuk dompet kecil hingga Rp 500.000 untuk tas ransel dan sling bag yang lebih besar.

    Omzet bulanan Rina kini mencapai sekitar Rp 10-12 juta.

    Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Namun, perjalanan Rina menuju kesuksesan tidaklah mudah.

    “Awalnya, saya merasa kesulitan sekali. Modal terbatas, pemasaran juga masih sangat konvensional. Tapi saya terus mencoba, berusaha, dan akhirnya perlahan bisa berkembang,” ungkap Rina dengan senyum haru saat mengenang masa-masa awal usahanya.

    Rina menyadari bahwa untuk terus bertahan dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman.

    Saat pandemi Covid-19 melanda, banyak pelaku UMKM yang terhambat, namun Rina justru melihat ini sebagai kesempatan.

    Ia mulai merambah dunia digital, memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.

    “Dulu saya tidak tahu apa-apa tentang digital, bahkan untuk mengunggah foto di Instagram saja saya bingung. Tapi setelah mengikuti beberapa pelatihan, saya mulai paham dan bisa mengelola semuanya dengan lebih baik,” katanya.

    Peran BRI melalui Rumah BUMN Solo dalam mendukung digitalisasi bagi UMKM sangat terasa bagi Rina.

    Melalui pelatihan dan pembinaan yang diberikan, Rina belajar tentang cara mengelola keuangan, membuat katalog produk, serta memasarkan produk secara online.

    Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ia mengikuti kompetisi dan pameran virtual yang diselenggarakan oleh berbagai instansi dan kementerian.

    Sebagai hasil dari usahanya, Lintang Kejora meraih beberapa penghargaan, termasuk Juara 1 dalam kompetisi Startup4Industry yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2021.

    Selain itu, Lintang Kejora juga berhasil mengembangkan pasar hingga ke luar negeri, dengan produk-produknya mulai menembus pasar Singapura.

    “Sekarang saya sudah punya website, dan media sosial seperti Instagram serta Facebook jadi alat utama untuk pemasaran. Produk kami juga sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan Singapura,” jelas Rina dengan bangga.

    Penerapan teknologi digital membuat Lintang Kejora semakin efisien dalam beroperasi, dari pemasaran hingga pembayaran.

    Bagi Rina, semua ini merupakan bagian dari upayanya untuk terus berinovasi agar tetap relevan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

    “Digitalisasi itu bukan hanya tentang kemudahan, tapi tentang keberlanjutan. Jika kita tidak mengikuti perubahan, kita akan tertinggal,” tegasnya.

    Kini, Lintang Kejora telah menjadi contoh sukses dari sebuah UMKM yang beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman.

    Tidak hanya dari segi produk dan pemasaran, tetapi juga dalam hal pembayaran. 

    QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional sehari-hari, membuat transaksi lebih cepat dan aman, baik untuk pembeli maupun penjual.

    Digitalisasi BRI di Solo

    Lapak-lapak Shelter Manahan di kawasan barat kompleks Stadion Manahan Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, mengungkapkan tren positif pertumbuhan layanan digital BRI di wilayah Solo dan sekitarnya.

    “Jumlah merchant QRIS BRI kini telah mencapai 3,7 juta merchant, dengan kenaikan sebesar 18 persen pada tahun 2024,” jelasnya pada Senin (14/4/2025).

    Selain itu, volume transaksi QRIS BRI juga mengalami pertumbuhan year on year (YoY) yang signifikan sepanjang tahun 2024.

    Untuk perkembangan penggunaan BRImo, Eko menyampaikan bahwa pada Desember 2023 jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tren ini berlanjut hingga Desember 2024, dengan jumlah pengguna BRImo yang tumbuh menjadi 38,61 juta, atau naik 22,12 persen secara tahunan.

    Inovasi terus dilakukan BRI untuk memperkaya fitur di BRImo.

    Beberapa inovasi terbaru yang telah diluncurkan antara lain fitur pembelian voucher streaming, layanan investasi emas yang bekerja sama dengan Pegadaian, serta fitur pengiriman barang bekerja sama dengan PosAja.

    Dalam kinerja triwulan II tahun 2024, Direktur BRI Sunarso menyebutkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRImo digunakan oleh 35,2 juta pengguna aktif.

    BRImo mencatatkan sebanyak 2,01 miliar transaksi finansial dengan total volume transaksi mencapai Rp2.574 triliun, tumbuh 35,81 persen secara tahunan.

    Sementara itu, nilai transaksi QRIS di Solo juga menunjukkan angka yang menggembirakan.

    Pada bulan Januari 2025 saja, nilai transaksi QRIS di Solo telah menembus Rp695 miliar, mencerminkan tingginya adopsi pembayaran digital di kalangan pelaku UMKM di wilayah tersebut.

    Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.

    Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.

    Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.

    “Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut,” pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).

    Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.

    Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.

    Dirinya mengakui, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.

    Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.

    “Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi,” terangnya.

    ” Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh,” imbuh Agus.

    Terkait dengan digitalisasi, Dinas Perdagangan Kota Solo juga sudah menerapkan penarikan pajak dengan e-Retribusi.

    Tak hanya dengan satu bank pelat merah, e-Retribusi diterapkan juga dengan kolaborasi beberapa bank BUMN di pasar-pasar di Kota Bengawan.

    “Ini berkat kolaborasi dan sinergi Pemkot Surakarta, perbankan dan masyarakat. Sudah melek digital dan mau untuk maju mengikuti perkembangan teknologi,” urai dia.

    Sebagai upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, perbankan kini mendorong penggunaan transaksi QRIS.

    Transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat, yaitu mencapai 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.

    Penerapan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0 persen untuk transaksi sampai dengan Rp500.000 pada merchant Usaha Mikro (UMI), yang berlaku efektif mulai 1 Desember 2024 guna menopang daya beli masyarakat kelas menengah bawah.

    BRI pun berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan ekonomi berbasis digital, khususnya bagi para pelaku usaha mikro.

    Dengan memberikan MDR 0 persen atau bebas biaya MDR, BRI tidak hanya meringankan beban operasional merchant, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.

    Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro di era digital, sekaligus memperluas adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran nontunai yang efisien.

    (*)

  • China Mau Jajah Jepang Usai Digempur Amerika

    China Mau Jajah Jepang Usai Digempur Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah ancaman blokir dari pemerintah Amerika Serikat (AS), raksasa media sosial TikTok milik ByteDance asal China membuat keputusan besar dengan memperluas layanan e-commerce ke Jepang.

    Menurut laporan Nikkei, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025), TikTok akan ‘menjajah’ industri belanja online Jepang dalam beberapa bulan ke depan.

    Raksasa China itu tengah merekrut para pedagang online untuk layanan e-commerce TikTok Ship di Jepang, menurut beberapa sumber dalam kepada Nikkei.

    TikTok tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

    TikTok Shop menyediakan model bisnis baru yang menggabungkan pengalaman menjajal media sosial sambil belanja online. Pengguna bisa melakukan siaran langsung (livestreaming) untuk menjual barang-barang di TikTok Shop dan menerima komisi dari penjualan.

    TikTok Shop juga dikenal gemar membagi-bagikan diskon kepada para konsumen. Hal ini membuat popularitas e-commerce tersebut melambung dan bisa bersaing dengan pemain e-commerce lama.

    Menurut Reuters, TikTok berupaya untuk memperluas bisnisnya di luar AS di tengah ketidakpastian nasibnya di negara Paman Sam. Pada Maret lalu, TikTok Shop diluncurkan di Prancis, Jerman, dan Italia. Upaya itu membuat TikTok Shop makin eksis di pasar Eropa.

    Sementara itu, pada pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan terkait nasib TikTok di negara kekuasaannya masih harus menunggu waktu lebih lama.

    Trump kembali menunda keputusan nasib TikTok di AS untuk kedua kalinya. Mulanya, nasib TikTok semestinya diputuskan pada Januari 2025. Kemudian Trump menundanya hingga April 2025 dan terakhir menjadi Juni 2025.

    Ia juga memberi sinyal akan mengakhiri perang tarif antara AS dan China yang mengguncang pasar global.

    TikTok digunakan hampir setengah populasi AS. Pada 2024 lalu, pemerintahan yang masih dipimpin Joe Biden meloloskan aturan yang memaksa ByteDance melakukan divestasi terhadap TikTok atau terancam diblokir secara nasional di AS.

    Trump kemudian memberikan ruang negosiasi saat dilantik pada Januari 2025. Hingga kini, sepertinya negosiasi masih terus berlanjut dan belum menemui titik tengah.

    (fab/fab)

  • Imbas Tarif Trump, Belanja dari China Kena Pajak Lebih Mahal dari Harga Barang

    Imbas Tarif Trump, Belanja dari China Kena Pajak Lebih Mahal dari Harga Barang

    Bisnis.com, JAKARTA – Platform e-commerce ritel diskon asal China, Temu, tampaknya meneruskan hampir semua tarif impor baru Donald Trump kepada konsumen Amerika Serikat (AS) dengan menaikkan biaya beberapa produk lebih dari dua kali lipat.

    Melansir Bloomberg pada Senin (28/4/2025), setelah sebelumnya dibebaskan dari pungutan apapun berdasarkan aturan ‘de minimis’, paket dengan harga hingga US$800 kini dikenakan pajak ad-valorem — sebesar 120% dari nilai produk — atau biaya per item pos minimal US$100 mulai 2 Mei. 

    Temu milik PDD Holdings Inc. mengharuskan pelanggan membayar pungutan tersebut di atas biaya awal barang.

    Penelitian terhadap 14 item yang dikirim dari China pada daftar produk terlaris Temu menunjukkan pajak melebihi nilai produk. Misalnya, kabel ekstensi seharga US$19,49 dikenakan biaya impor sebesar US$27,56 pada Senin, atau 1,41 kali lipat dari harga produk. 

    Namun, tidak ada biaya tambahan impor untuk barang-barang yang sudah tersedia di gudang-gudang AS, sehingga harga barang-barang tersebut tetap stabil.

    Di antara 80 barang teratas dalam daftar terlaris yang direkomendasikan Temu, 66 barang ditandai akan dikirim dari gudang-gudang lokal, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. 

    Temu dan pesaingnya Shein Group Ltd. sebelumnya mengatakan mereka akan mulai menyesuaikan harga seminggu sebelum pencabutan pengecualian tarif de minimis pada tanggal 2 Mei.

    Biaya yang lebih tinggi menggambarkan dampak tarif Presiden Trump, dan berisiko mengubah cara orang Amerika berbelanja dan mengganggu pengiriman dari perusahaan seperti Temu dan Shein. 

    Peningkatan tersebut merupakan bagian dari strategi Trump yang lebih luas untuk memaksa China mencari kesepakatan perdagangan yang akan mempersempit defisit perdagangan Washington dengan Beijing. Adapun, Temu tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Temu telah meminta pabrik-pabrik China untuk mengirimkan barang-barang mereka dalam jumlah besar ke gudang-gudang Amerika pada bulan Februari dalam kerangka kerja “setengah-penahanan” di mana mereka hanya mengelola pasar daring.

    Namun, karena persediaan di AS menipis seiring waktu, harga pada akhirnya dapat naik ketika pabrik-pabrik mengisi kembali stok jika tarif impor China tetap tinggi pada 145%.

    Raksasa mode cepat Shein juga menaikkan harga produk-produknya di AS, dengan kenaikan lebih dari 300% untuk barang-barang tertentu.

  • Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif Presiden Trump mengguncang dunia e-commerce. Akibat kenaikan bea masuk produk asal China hingga 145%, harga barang-barang di platform seperti Amazon melonjak tajam. Ini jelas menjadi pukulan bagi para pedagang dan konsumen.

    Aaron Cordovez, pendiri Zulay Kitchen yang berbasis di Florida, mengatakan perusahaannya kini memindahkan produksi dari China ke India, Meksiko, dan negara lainnya. Meski begitu, proses ini diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua tahun.

    “Kami berusaha membuat stok kami bertahan selama mungkin,” ujar Cordovez kepada CNBC Internasional, dikutip Senin (28/4/2025).

    Sementara itu, Zulay terpaksa menaikkan harga produk yang dijual seperti milk frother dan kitchen strainer. Salah satu saringan dapur yang sebelumnya dijual US$9,99 (Rp168 ribuan) kini dibanderol US$12,99 (Rp219 ribuan).

    SmartScout, perusahaan software e-commerce, mencatat ada 930 produk di Amazon yang mengalami kenaikan harga sejak 9 April, dengan rata-rata kenaikan 29%. Kategori yang terdampak mulai dari pakaian, perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat tulis kantor, elektronik, hingga mainan anak.

    Amazon sendiri membantah lonjakan harga ini meluas dan dialami semua penjual. Mereka menyebut kenaikan harga hanya mencakup sebagian kecil dari total barang di Amazon, kurang dari 1% barang yang mengalami kenaikan harga.

    Namun di lapangan, tekanan terhadap pedagang sangat nyata. Marketplace pihak ketiga Amazon, kini menghadapi dilema besar, yakni menaikkan harga atau menanggung sendiri lonjakan biaya. Bagi banyak penjual yang mengandalkan margin tipis, ini adalah ancaman eksistensial.

    CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan harga bagi konsumen. Namun ia juga mengakui, sebagian penjual pihak ketiga perlu membebankan biaya tambahan itu kepada konsumen.

    Sejumlah nama besar seperti Anker, brand elektronik asal China, tercatat menaikkan harga sekitar 20% dari total produknya di AS. Misalnya, harga power bank Anker naik dari US$110 (Rp1,8 jutaan) menjadi US$135 (Rp2,2 jutaan).

    Di sisi lain, perusahaan seperti Desert Cactus di Illinois juga mulai mengalihkan produksi ke Meksiko, India, dan Vietnam untuk mengurangi ketergantungan pada China.

    (fab/fab)

  • Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Tas Hermes, Cek Fakta Sebenarnya

    Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Tas Hermes, Cek Fakta Sebenarnya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memunculkan fenomena baru di media sosial. Pabrik China yang terdampak tarif resiprokal AS ke barang impor China sebesar 145% ramai-ramai mempromosikan langsung produk jualan yang menyasar konsumen AS.

    Mereka menjual barang-barang ‘made in China’ melalui TikTok dan media sosial lainnya. Salah satu video viral di TikTok menunjukkan seorang pria yang memegang tas mirip Hermes Birkin.

    Ia mengklaim harga produksi tas mewah tersebut kurang dari US$1.400 (Rp23 jutaan). Namun, Hermes menjualnya seharga US$38.000 (Rp640 jutaan).

    Video itu sudah dihapus dari TikTok, tetapi banyak yang mengunggahnya kembali. Pria tersebut mengklaim pabrik di China menggunakan kulit dan hardware serupa Hermes Birkin. Bedanya, tak ada logo Hermes yang terpasang. Tas itu ditawarkan seharga US$1.000 (Rp16 jutaan).

    Menanggapi hal ini, juru bicara Hermes buka suara dan menegaskan tas-tas mereka diproduksi 100% di Prancis dan menolak berkomentar lebih lanjut.

    Juru bicara Birkenstock juga menanggapi video-video yang menunjukkan produk tiruan perusahaannya. Birkenstock mengatakan produknya dirancang dan diproduksi di Uni Eropa. Perusahaan telah menghubungi TikTok dan video tersebut dihapus pada 15 April 2025.

    Lululemon yang juga menjadi target video viral TikTok dari manufaktur China turut angkat bicara. Manufaktur China mengklaim menjual legging serupa Lululemon dengan harga US$5 (Rp84.000-an).

    Lululemon telah menghubungi TikTok untuk menghapus konten tersebut. Lululemon juga menegaskan pihaknya tidak bekerja dengan pabrik-pabrik yang mengunggah video viral di TikTok. Perusahaan mewanti-wanti agar konsumen tak terkecoh dengan produk dan informasi palsu.

    Barang China Diserbu Warga AS

    Meski banyak video viral di TikTok dari penjual China yang sudah dihapus, tetapi fenomena ini menunjukkan minat besar warga AS untuk membeli produk-produk murah di China. Warga AS juga menunjukkan solidaritas terhadap pedagang di China dan protes terhadap tarif resiprokal Trump. 

    Influencer AS turut mempromosikan video-video dari pedagang China. Hal ini mendorong jumlah download aplikasi e-commerce China seperti DHGate dan Taobao di AS.

    Alhasil, DHGate langsung masuk jejeran ‘Top 10’ aplikasi paling banyak di-download di toko aplikasi Apple dan Google pada pekan kedua April 2025.

    Video-video dari para pedagang China mendulang popularitas di TikTok dan Instagram. Mereka menghimpun jutaan view dan ribuan like. Unggahan-unggahan itu berhasil mendorong simpati warga AS terhadap China di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump.

    Diketahui, Trump memberlakukan tarif resiprokal sebesar 145% untuk barang-barang impor dari China yang masuk ke AS. China balas dendam dengan menetapkan tarif 125% untuk barang-barang impor AS yang dijual ke negaranya.

    “Trump menginjak-injak negara yang salah. China menang dalam perang ini,” kata salah satu netizen AS, dikutip dari The Economic Times, Jumat (25/4/2025).

    Video Pedagang China Viral di TikTok

    Media sosial menjadi jalur komunikasi langsung antara pemilik pabrik dan pedagang China dengan konsumen AS. Warga AS ramai menunjukkan protes terhadap keputusan pemerintahan Trump, sama seperti aksi penolakan saat TikTok hendak diblokir di AS.

    “Fenomena ini mengaktivasi pandangan politik warga AS, sama seperti yang terjadi saat TikTok hendak diblokir. Saat ini konteksnya adalah tarif dan hubungan kedua negara secara umum,” kata Matt Pearl, direktur yang fokus pada isu teknologi di Center for Strategic and International Studies.

    “Hal ini menunjukkan kemampuan komunikasi antara pedagang China dan konsumen AS, sekaligus memperlihatkan ketergantungan AS dengan barang-barang asal China,” kata dia.

    Jumlah video yang mendorong warga AS membeli langsung produk dari pabrik China meningkat 250% sepanjang pekan hingga 13 April 2025, menurut analis Graphika, Margot Hardy.

    Di TikTok, tagar #ChineseFactory (pabrik China) menghimpun 29.500 unggahan per 23 April 2025. Di Instagram, jumlahnya mencapai 27.300.

    Pakar Ritel Buka Suara

    Pakar ritel dan vendor di China mengatakan tidak mungkin video viral yang mengklaim sebagai produsen merek seperti Lululemon dan Hermes, menjual produk asli dari merek tersebut.

    Pasalnya, pabrik-pabrik merek mewah tersebut biasanya telah menandatangani perjanjian kerahasiaan yang ketat dan tidak mungkin menghancurkan hubungan jangka panjang mereka dengan merek-merek besar sebagai imbalan atas penjualan langsung beberapa barang, kata Sucharita Kodali, analis ritel di Forrester.

    Kodali berasumsi viralnya video-video dari produsen China di media sosial sepertinya diizinkan oleh pemerintah China.

    “Kepentingan Lululemon atau Chanel saat ini di China mungkin berada di urutan ke-100 dalam daftar hal-hal yang menjadi perhatian menteri perdagangan dan pejabat China di sana,” kata Kodali.

    Para produsen mungkin juga sedang terburu-buru untuk menutup penjualan sebelum tarif baru pada tanggal 2 Mei 2025 mendatang.

    Warga AS Jadi Mitra Afiliasi Ecommerce China

    Elizabeth Henzie, 23, dari Mooresville, North Carolina, mengatakan bahwa ia merasa biaya produksi dan harga eceran yang dijelaskan dalam video tersebut sangat mengejutkan.

    Ia membuat sheet khusus berisi pabrik-pabrik yang mengklaim menjual tiruan sneaker, tas mewah, dan lainnya, dan menautkannya di profil TikTok miliknya. Postingan tersebut telah menarik lebih dari 1 juta penayangan.

    Henzie kini bekerja sebagai mitra afiliasi untuk DHGate. Ia akan menerima produk gratis dari perusahaan tersebut untuk video ulasan dan komisi jika orang melakukan pembelian melalui tautannya. Ia yakin orang-orang di China pada dasarnya berusaha membantu warga AS.

    “Melihat banyak negara yang bersatu untuk mencoba membantu konsumen AS telah menggenjot moral saya,” kata Henzie.

    “Meski kondisi di AS saat ini buruk, menurut saya hal ini mendorong warga untuk lebih solid,” ia menjelaskan.

    TikTok yang dimiliki ByteDance asal China mengatakan telah menghapus beberapa video viral yang mempromosikan barang-barang mewah asal China. Menurut platform, beberapa video tersebut menyalahi kebijakan perusahaan dengan mempromosikan produk palsu.

    Namun, banyak yang mengunggah ulang video-video tersebut. Bahkan banyak video lawas tentang manufaktur China yang tersebar di linimasa media sosial di tengah isu tarif yang kontroversial.

    TikTok menolak berkomentar lebih lanjut. Instagram yang dimiliki Meta juga menolak berkomentar terkait video viral dari China.

    Pedagang China Empot-empotan

    Para pedagang China mengatakan mereka mengunggah video-video tersebut saat penjualan anjlok. Yu Qiule, 36, pemilik pabrik di Shandong yang memproduksi peralatan fitness, mengatakan ia mulai mengunggah video di TikTok sejak pertengahan Maret 2025.

    Tujuannya adalah mencari konsumen lebih banyak setelah isu tarif menyebabkan gelombang pembatalan pesanan ke pabriknya.

    Louis Lv, general manager untuk ekspor di Hongye Jewelry Factory di Yiwu, Zhejiang, mengatakan perusahaannya mulai mengunggah di TikTok sejak akhir 2024. Kala itu, penjualan domestik mulai menunjukkan penurunan.

    Namun, video-videonya mulai banyak ditonton sejak pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif ke produk-produk impor China.

    “Filosofi pebisnis China adalah kami akan pergi ke manapun bisnis berada,” kata dia.

    (fab/fab)

  • China Kabur, Saham Raksasa AS Mendadak Terbang

    China Kabur, Saham Raksasa AS Mendadak Terbang

    Jakarta,CNBC Indonesia – Data industri pada awal April 2025 menunjukkan dua raksasa e-commerce China, Temu dan Shein, mencabut iklan digital dari Google. Padahal, Temu dan Shein disebut sebagai pengiklan terbesar untuk mesin pencari Google Search di Amerika Serikat (AS).

    Hal ini memicu kekhawatiran investor bahwa bisnis iklan Google akan anjlok karena ketegangan perang dagang antara AS dan China yang berdampak ke pasar iklan digital.

    Kendati begitu, secara mengejutkan Alphabet yang merupakan induk Google melaporkan kinerja moncer pada kuartal-I (Q1) 2025. Saham Alphabet langsung lompat 3% pada Jumat (25/4), pasca laporan kinerja yang solid.

    Google mampu membuktikan ke investor bahwa investasi teknologi kecerdasan buatan (AI) mampu menggenjot bisnis iklan perusahaan. Hal ini membuat investor bernapas lega di tengah kompetisi AI yang sengit dan tekanan perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump melalui tarif tambahan dan tarif resiprokal ke China.

    Pendapatan bisnis iklan Google tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 8,5% di kuartal-I (Q1) 2025. 

    Sementara itu, laporan tentang Amazon dan Microsoft yang mengurangi beberapa proyek data center telah memicu kekhawatiran bahwa Big Tech mungkin terlalu agresif dalam pengeluaran terkait AI.

    Meningkatnya ketidakpastian ekonomi kini dapat memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali rencana mereka di masa depan.

    “Dengan sentimen negatif dan pemeriksaan data, kesulitan regulasi, kekhawatiran persaingan, dan ketakutan terkait kondisi makro, Alphabet melaporkan pertumbuhan kuat di seluruh segmen utama,” tulis analis Deutsche Bank Benjamin Black, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Google mencatat bahwa perubahan kebijakan perdagangan pemerintahan Trump baru-baru ini akan menyebabkan “sedikit hambatan” bagi bisnis iklannya tahun ini.

    Kendati demikian, untuk Q1 2025, kinerja moncer Google membantu mengangkat saham media sosial lebih tinggi pada Jumat (25/4). Saham Meta (Instagram, Facebook, WhatsApp) naik 1,5% dan saham platform berbagi gambar Pinterest naik hampir 2%. Saham Snap (Snapchat) juga naik lebih dari 3%.

    Rasio harga terhadap laba Alphabet selama 12 bulan ke depan berada di angka 17,33, tertinggal dari Microsoft sebesar 26,56 dan Meta sebesar 20,49.

    Sepanjang tahun ini, sahamnya Alphabet masih turun sekitar 16%. Sementara Microsoft dan Meta masing-masing telah kehilangan sekitar 8% dan 9%.

    “Mungkin kinerja Google adalah apa yang dibutuhkan pasar ini, yakni dosis kinerja fundamental yang kuat,” kata analis Bernstein Mark Shmulik.

    (fab/fab)