Topik: e-commerce

  • Pakar Soroti Pengawasan Obat Keras di Kasus ‘Vape Etomidate’ Jonathan Frizzy

    Pakar Soroti Pengawasan Obat Keras di Kasus ‘Vape Etomidate’ Jonathan Frizzy

    Jakarta

    Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati menyoroti pentingnya pengawasan obat keras berkaitan dengan kasus produksi vape mengandung etomidate yang menyeret nama Jonathan Frizzy. Aktor sinetron itu tengah diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut, setelah polisi sebelumnya menangkap 3 orang komplotan.

    Prof Zullies menegaskan, etomidate hanya bisa digunakan berdasarkan resep dokter dan penggunaannya terbatas di lingkungan medis. Obat ini digunakan sebagai bius intravena yang biasanya diberikan pada pasien sebelum operasi.

    “Ini tidak dijual di apotek biasa. Kalau ada yang menjual etomidate secara ilegal atau lewat jalur tidak resmi, itu melanggar hukum dan berisiko pidana,” ucap Prof Zullies ketika dihubungi detikcom, Selasa (30/4/2025).

    Ia mengatakan, pengawasan proses distribusi etomidate harus lebih diperhatikan. Harus ada dokumentasi yang baik di fase pengiriman baik dari produsen, distributor, rumah sakit, hingga pasien yang mendapatkan.

    Prof Zullies menambahkan, etomidate tidak boleh diperjualkan-belikan di e-commerce maupun sosial media. Oleh karena itu, menurutnya otoritas harus melakukan patroli siber secara rutin demi mencegah penjualan ilegal.

    “Penjualan atau kepemilikan etomidate tanpa izin medis sah harus dikenai pidana berat. Karena risikonya bisa fatal,” jelasnya.

    Menurutnya, etomidate bisa dipertimbangkan untuk masuk ke dalam daftar zat pengendalian ketat. Perlu ada edukasi kepada publik bahwa penggunaan etomidate di luar pengawasan medis bisa menyebabkan kematian.

    Ia berpendapat, petugas kesehatan juga harus diberi pelatihan agar lebih waspada terkait potensi penyalahgunaan.

    “Perlu memperhatikan tren penyalahgunaan. Jika ada indikasi trending misuse, misalnya percobaan etomidate dalam vape atau ‘party drugs’, otoritas harus cepat merespons dengan peringatan publik,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Anaknya Buka Bisnis, Bill Gates Sempat Was-was Uangnya Dipinjam

    Anaknya Buka Bisnis, Bill Gates Sempat Was-was Uangnya Dipinjam

    Jakarta

    Phoebe Gates menjadi salah satu pendiri aplikasi bernama Phia. Bill Gates sempat was-was uangnya bakal dipinjam untuk pendanaan start up milik putrinya.

    Baru-baru ini, putri bungsu Bill meluncurkan aplikasi di mana para pengguna dapat membandingkan harga untuk barang apa pun di sejumlah besar situs web e-commerce. Phoebe juga baru saja meluncurkan podcast bersama teman dan mitra bisnisnya, Sophia Kianni, yang disebut ‘The Burnouts with Phoebe & Sophia’.

    Tampaknya Phoebe begitu yakin dengan idenya, dia bahkan tidak meminta apapun dari ayahnya. Bill berbicara kepada New York Times tentang reaksinya ketika Phoebe bercerita tentang bisnisnya, dan mengungkapkan bahwa awalnya dia merasa gentar saat Phoebe terjun ke bisnis e-commerce. Selain pasar yang kompetitif, Bill khawatir Phoebe akan meminta investasi.

    “Saya pikir, ‘Wah, dia pasti akan datang dan meminta’,” kenangnya.

    Namanya juga orang tua, dia menegaskan bahwa jika Phoebe meminta investasi, dia pun mungkin akan menanamkan uangnya. Tapi ternyata Phoebe tidak memohon apa-apa, sebagaimana dikutip dari Buzz Feed.

    “Lalu saya akan mengawasinya dan melakukan tinjauan bisnis, yang menurut saya sulit, dan saya mungkin akan bersikap terlalu baik tetapi bertanya-tanya apakah itu hal yang benar untuk dilakukan. Untungnya, itu tidak pernah terjadi,” ujar founder Microsoft tersebut.

    Dalam sebuah wawancara Phoebe juga menanggapi perkataan orang-orang yang menyebut bisnisnya sukses karena kedua orang tuanya.

    “Sebagian besar dari itu benar. Saya tidak akan pernah bisa kuliah di Stanford, atau memiliki pendidikan yang luar biasa, atau merasakan dorongan untuk melakukan sesuatu, jika bukan karena orang tua saya. Namun, saya juga merasakan tekanan internal yang sangat besar,” ucapnya.

    Phia yang didirikan Phoebe adalah alat untuk membantu harga terbaik di dunia fesyen. Dengan kata lain, kecerdasan buatan ini menawarkan bantuan memilih pakaian sesuai selera dan isi kantong. Phia dapat digunakan pada lebih dari 40.000 situs belanja.

    Per 24 April 2025, aplikasi ini sudah mulai masuk fase pre-launch dan kini aplikasi ini telah dapat diunduh gratis di iOS. Phia juga tersedia untuk diunduh di Chrome.

    Orang-orang dapat mengetuk tombol ‘Should I Buy This?’ pada ekstensi peramban Phia untuk mendapatkan pengecekan harga instan. Kemudian, Phia akan menunjukkan apakah harganya tinggi, wajar, atau sedang. Jika dianggap terlalu mahal, alat tersebut akan memberikan pencocokan harga yang lebih baik dan alternatif serupa.

    (ask/ask)

  • Self Reward Anti Boncos dengan Promo 75% dari DANA Traktiran Gajian

    Self Reward Anti Boncos dengan Promo 75% dari DANA Traktiran Gajian

    Jakarta

    Momen gajian merupakan hal yang ditunggu-tunggu setiap bulannya. Setelah bekerja keras selama sebulan penuh, akhirnya bisa bernapas lega karena dompet kembali terisi.

    Ketika gaji masuk ke rekening, jangan lupa sisihkan untuk kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan, serta menabung. Namun setelah semuanya beres, tidak ada salahnya memberikan apresiasi pada diri sendiri dengan self reward.

    Pada dasarnya self reward adalah penghargaan atau hadiah yang diberikan kepada diri sendiri sebagai tanda terima kasih atas berhasil melewati sebuah proses atau mencapai tujuan tertentu. Istilah self reward seringkali dicap sebagai pemborosan.

    Padahal, self-reward nggak harus selalu berarti mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Dengan strategi yang tepat, kamu dapat menemukan cara untuk memanjakan diri tanpa membuat keuangan terpuruk.

    Nah kabar baiknya, sekarang ada promo Traktiran Gajian dari DANA! Ada berbagai promo mulai belanja hingga game yang bisa dimanfaatkan, jadi kamu bisa tetap happy tanpa khawatir dompet menipis.

    Di Traktiran Gajian, SEMUANYA DISKON s/d 75%. Mau tahu detail promonya? Berikut rinciannya:

    DANA Deals: Voucher DANA Deals diskon s/d 75%.QRIS: Scan DANA QRIS dapet cashback Rp10Rb di Alfamart, Alfamidi, Superindo, Sour Sally dan Watsons.DANA Games: Top up di dana.id/games diskon s/d 75%.E-Commerce: Belanja online di Alfagift, Lazada, Tokopedia, TikTok Shop diskon s/d 50%.Tagihan: Bayar tagihan (air, internet, cicilan dan BPJS) diskon Rp5.000 di DANA. Google: Klaim Voucher Rp10Rb di Google Play Zone.

    Jangan sampai ketinggalan karena program Traktiran Gajian ini berlangsung pada 25 April-1 Mei saja, lho. Yuk segera update aplikasi DANA ke versi terbaru dan dapatkan promonya, sekarang!

    (akn/ega)

  • Amerika Kalah Jauh Cuma Bisa Nyontek China, Begini Buktinya

    Amerika Kalah Jauh Cuma Bisa Nyontek China, Begini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok makin populer dan dominasinya di dunia video pendek makin bersinar. Sejak diluncurkan secara global pada 2016, aplikasi milik ByteDance itu kini memiliki lebih dari 1,12 miliar pengguna aktif bulanan. Rata-rata, pengguna AS menghabiskan 108 menit per hari di platform ini.

    Sukses TikTok memaksa raksasa teknologi Amerika seperti Meta dan Google untuk mengekor. Instagram Reels, YouTube Shorts, hingga LinkedIn kini berlomba-lomba menghadirkan fitur ala TikTok.

    Namun pengamat menilai belum ada yang mampu menandingi kecanggihan algoritma TikTok dalam memahami perilaku pengguna.

    “Ini adalah pusat internet untuk generasi muda,” ujar Jasmine Enberg, analis utama di Emarketer, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (28/4/2025).

    Meski berbagai inovasi terus bermunculan, seperti e-commerce di TikTok hingga video berdurasi lebih panjang, para pesaing tetap kesulitan mengejar aplikasi asal China ini.

    Meski TikTok meraup pendapatan iklan sekitar US$23,6 miliar tahun lalu, monetisasi video pendek tetap menjadi tantangan. Para kreator, tetap kesulitan mengubah popularitas menjadi penghasilan yang konsisten.

    YouTube Shorts misalnya, yang membayar sekitar empat sen (sekitar Rp600) untuk setiap 1.000 tayangan, jauh lebih kecil dibandingkan konten YouTube berdurasi panjang.

    Instagram pun terus mencari celah monetisasi lewat kerja sama merek dan fitur baru seperti “Trial Reels”, yang memungkinkan kreator menguji konten hanya kepada non-pengikut sebelum dipublikasikan lebih luas. Meta sendiri mengakui bahwa monetisasi Reels masih dalam tahap pengembangan.

    Di tengah pengawasan ketat terhadap kepemilikan TikTok oleh China dan ancaman larangan di Amerika Serikat, pesaing seperti Meta dan YouTube melihat peluang emas.

    Menurut eMarketer, kedua platform itu berpotensi merebut hingga 50% dari belanja iklan yang akan dialihkan jika TikTok benar-benar dibatasi di AS.

    (dem/dem)

  • Kinerja GOTO Kuartal I 2025, GTV Inti Tumbuh 54 Persen Capai Rp 83,2 Triliun – Halaman all

    Kinerja GOTO Kuartal I 2025, GTV Inti Tumbuh 54 Persen Capai Rp 83,2 Triliun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatatkan pertumbuhan yang pesat pada pendapatan di Kuartal I, seiring dengan Gross Transaction Value (GTV) inti Grup mencapai Rp 83,2 triliun, tumbuh 54 persen secara tahunan (year on year/YoY).

    GTV Grup tumbuh 24 persen secara YoY mencapai Rp144,6 triliun. Pendapatan bersih naik 37 persen secara YoY menjadi Rp4,2 triliun. 

    Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan, kinerja ini menjadi landasan kuat untuk sisa tahun 2025, menunjukkan kekuatan ekosistem GoTo dan kemampuannya untuk menavigasi perubahan kondisi pasar dengan sukses.

    “Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru dan kinerja kuartalan yang menguntungkan. Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan kekuatan model ekosistem kami,” kata Patrick dalam keterangannya, Selasa (29/4/2025).

    Perseroan juga mencapai arus kas EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp393 miliar, mencetak untung dibanding rugi Rp101 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Patrick menyebut, kenaikan ini didorong oleh perbaikan dari sisi pendapatan dan peningkatan efisiensi biaya. Grup GoTo juga mencatatkan perbaikan rugi periode berjalan sebesar 34 persen secara YoY menjadi Rp276 miliar.

    Di sisi lain, imbalan jasa e-commerce yang GoTo peroleh dari PT Tokopedia sebesar Rp217 miliar di kuartal | 2025. Perseroan juga mempertahankan posisi dan neraca yang solid. Per 31 Maret 2025, Perseroan memiliki Rp 21 triliun atau setara 1,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk kas dan setara kas serta deposito berjangka pendek.

    Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas di seluruh bisnis GOTO. Meski terjadi pelambatan lantaran bulan Ramadan tahun ini jatuh pada kuartal pertama.

    “Bisnis pinjaman kami terus menjadi pendorong pertumbuhan, dengan portofolio pinjaman konsumen yang tumbuh 108 persen secara tahunan. Untuk On-Demand Services, kami mencatatkan perbaikan margin tiga kuartal berturut-turut, dan GTV meningkat 17 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu, awal yang kuat ini merefleksikan kekuatan bisnis kami dan kemampuan kami untuk menavigasi tantangan makroekonomi,” tegas Simon.

    Sementara itu, perseroan memperkirakan EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun 2025 akan berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun. 

    Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal Perseroan yang bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar.

  • Rugi GOTO Susut 61% Jadi Rp 367 Miliar di Kuartal I 2025

    Rugi GOTO Susut 61% Jadi Rp 367 Miliar di Kuartal I 2025

    Jakarta

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau Grup GoTo mencatatkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangannya di kuartal I 2025. Hal ini terlihat dari rugi berjalan GoTo secara aktual turun 61% dari Rp 937 miliar pada kuartal I 2024 menjadi Rp 367 miliar pada kuartal I 2025.

    Sementara itu, pendapatan bersih GoTo pada kuartal I meningkat 37% Year-on-Year (YoY) menjadi Rp 4,2 triliun. Pertumbuhan pendapatan perusahaan meningkat pada kuartal I seiring dengan pencapaian GTV inti Grup tumbuh 54% YoY mencapai Rp 83,2 triliun, sementara GTV Grup tumbuh 24% YoY mencapai Rp 144,6 triliun.

    Perseroan juga mencapai arus kas EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp 393 miliar, mencetak untung dibanding rugi Rp 101 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan kenaikan ini didorong oleh perbaikan dari sisi pendapatan dan peningkatan efisiensi biaya. Ia mengatakan kinerja ini juga menjadi landasan yang kuat untuk sisa tahun 2025 yang menunjukkan kekuatan ekosistem GoTo dan kemampuannya untuk menavigasi perubahan kondisi pasar dengan sukses.

    “Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru dan kinerja kuartalan yang menguntungkan. Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan kekuatan model ekosistem kami,” kata Patrick dalam keterangannya, Selasa (29/4/2025).

    Patrick menjelaskan, imbalan jasa e-commerce yang GoTo peroleh dari PT Tokopedia sebesar Rp 217 miliar di kuartal I 2025.

    “Perseroan juga mempertahankan posisi dan neraca yang solid. Per 31 Maret 2025, Perseroan memiliki Rp 21 triliun atau setara US$ 1,3 miliar dalam bentuk kas dan setara kas serta deposito berjangka pendek,” katanya.

    Sementara itu, Patrick mengatakan, pada Juni 2024, pemegang saham GoTo menyetujui program pembelian kembali saham selama 12 bulan dengan nilai maksimum hingga US$ 200 juta. Hingga 31 Maret 2025, Perseroan telah melakukan pembelian kembali sebanyak 25,9 miliar saham, dengan nilai keseluruhan sekitar US$ 99 juta, atau setara Rp 1,6 triliun.

    “GoTo terus berinvestasi dalam peningkatan platform jangka panjang termasuk Sahabat-Al, inisiatif teknologi kecerdasan buatan lokal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, pengalaman pelanggan dan kapabilitas teknologi dalam negeri,” katanya.

    (rrd/rrd)

  • Amazon Luncurkan 27 Satelit Internet Kuiper Pertama, Siap Saingi Starlink

    Amazon Luncurkan 27 Satelit Internet Kuiper Pertama, Siap Saingi Starlink

    Bisnis.com, JAKARTA — Amazon meluncurkan 27 satelit pertama dari konstelasi Proyek Kuiper, sistem internet pita lebar luar angkasa yang akan menyaingi layanan Starlink milik SpaceX.

    Melansir dari Reuters, Selasa (29/4/2025) peluncuran ini dilakukan pada Senin malam dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida.

    Peluncuran satelit ini menggunakan roket Atlas V milik United Launch Alliance, perusahaan patungan Boeing dan Lockheed Martin. Misi ini sempat tertunda akibat cuaca buruk pada 9 April lalu.

    Langkah ini menjadi awal dari penyebaran 3.236 satelit yang direncanakan oleh Amazon untuk Proyek Kuiper, sebuah inisiatif bernilai US$10 miliar atau Rp167,6 triliun.

    Adapun, rencana ini bertujuan menyediakan akses internet global, khususnya bagi daerah terpencil yang selama ini minim konektivitas. 

    Sejak diumumkan pada 2019, proyek ini telah lama dinanti sebagai pesaing serius Starlink dan penyedia telekomunikasi besar seperti AT&T dan T-Mobile.

    Meski demikian, Amazon menghadapi tenggat waktu dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS untuk menyebarkan setengah dari konstelasi Kuiper pada pertengahan 2026. 

    Para analis menilai bahwa permulaan yang terlambat ini membuat Amazon kemungkinan besar akan meminta perpanjangan.

    Setelah peluncuran ini, Amazon diperkirakan akan segera mengumumkan status kontak awal dengan seluruh satelit dari pusat operasinya di Redmond, Washington. 

    CEO ULA, Tory Bruno, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaannya siap meluncurkan hingga lima misi Kuiper tambahan tahun ini.

    Proyek Kuiper milik raksasa layanan web dan e-commerce tersebut merupakan upaya ambisius ke luar angkasa, dengan awal yang terlambat di pasar yang didominasi oleh SpaceX. 

    Namun, para eksekutif Amazon melihat pengalaman produk konsumen yang mendalam dan bisnis komputasi awan yang mapan yang akan terhubung dengan Kuiper sebagai keunggulan atas Starlink.

    Amazon meluncurkan dua prototipe satelit pada tahun 2023 dalam pengujian yang dikatakan berhasil, sebelum melepaskannya dari orbit pada tahun 2024. 

    Amazon relatif diam tentang pengembangan program tersebut hingga mengumumkan rencana peluncuran Kuiper pertamanya awal bulan ini.

  • Pedagang Ecommerce Menyerah, Tarif Trump Bawa Petaka Baru

    Pedagang Ecommerce Menyerah, Tarif Trump Bawa Petaka Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang asal China membuat banyak pelaku e-commerce menyerah dalam memberikan diskon kepada konsumen. Mereka memilih untuk tidak ikut dalam program diskon besar-besaran seperti Amazon Prime Day 2025.

    Banyak penjual pihak ketiga di Amazon yang sebelumnya rutin ikut Prime Day yang menawarkan potongan harga besar, kini memutuskan untuk absen atau mengurangi jumlah produk diskon demi menjaga margin keuntungan mereka.

    Ini terjadi setelah Trump menaikkan tarif impor barang China hingga 145% per 9 April, yang secara signifikan menambah biaya produksi para pelaku usaha.

    Salah satunya adalah Steve Green, penjual sepeda dan skateboard asal China. Ia mengatakan ini baru pertama kali dirinya melewatkan Prime Day sejak 2020. Ia lebih memilih menyimpan stok lama untuk dijual dengan harga penuh ketimbang harus menanggung biaya tinggi akibat tarif baru.

    Hal serupa dilakukan oleh CEO Bogg Bag, Kim Vaccarella. Perusahaannya menghentikan produksi di China dan kini mencoba memindahkan manufaktur ke Kamboja dan Vietnam, sembari menyasar penjualan ke toko retail besar di AS.

    Meskipun Amazon tetap optimis dengan menyebut respons dari penjual cukup kuat untuk Prime Day tahun ini, para konsultan yang mendampingi ratusan seller mengungkapkan bahwa banyak yang menarik diri atau mengurangi promosi.

    Beberapa penjual memilih menaikkan harga, mengurangi iklan, atau mengimpor barang secara bertahap agar tidak terlalu terdampak.

    Dengan lebih dari 62% unit produk di Amazon berasal dari penjual pihak ketiga, mundurnya beberapa penjual dari Prime Day bisa berdampak pada berkurangnya diskon, pilihan barang, hingga pendapatan iklan Amazon sendiri.

    “Amazon mungkin tetap akan baik-baik saja,” kata analis CFRA Arun Sundaram, dikutip dari Reuters, Selasa (29/4/2025)

    “Tapi penjual kecil lah yang benar-benar merasakan dampaknya,” imbuhnya.

    (fab/fab)

  • Raksasa Toko Online China Minta Warga AS Bayar Tarif Trump

    Raksasa Toko Online China Minta Warga AS Bayar Tarif Trump

    Jakarta

    Aplikasi e-tailer dari China, Temu, membebankan pajak 145% untuk ‘tarif impor’ dalam harga barang-barangnya di Amerika Serikat. Kebijakan ini menjadi respons dari kebijakan tarif yang Trump bebankan.

    Pertambahan biaya ini dimulai pada Jumat silam, membuat pengguna di Negeri Paman Sam terkejut dengan lonjakannya. Misalnya, gaun musim panas Temu seharga USD 18,47 (sekitar Rp 310.000) menjadi USD 44,68 (Rp 750.000) setelah tarif impor sebesar USD 26,21 (Rp 440.000) ditetapkan. Itu berarti kenaikannya mencapai 142%.

    Lanjut ke baju renang anak-anak yang harganya USD 12,44 (Rp 208.000) akan dikenakan biaya sebesar USD 31,12 (Rp 522.000) jika memperhitungkan biaya impor sebesar USD 18,68 (Rp 313.000), maka kenaikannya jadi sebesar 150%.

    “Barang yang diimpor ke AS mungkin dikenakan biaya impor. Biaya ini mencakup semua proses dan biaya terkait bea cukai, termasuk biaya impor yang dibayarkan kepada otoritas bea cukai atas nama Anda. Jumlah yang tercantum mungkin tidak mewakili jumlah sebenarnya yang dibayarkan kepada otoritas bea cukai,” Temu menjelaskan di situs webnya.

    Rival Temu yakni Shein juga telah menaikkan harga di situsnya, namun tampaknya tidak menerapkan biaya impor. Perusahaan menambahkan spanduk di kasir yang menyatakan,

    “Tarif sudah termasuk dalam harga yang Anda bayar. Anda tidak perlu membayar ekstra saat pengiriman,” begitu tutur Shein.

    Melansir CNBC, langkah tersebut dilakukan setelah Temu dan Shein memperingatkan awal bulan ini bahwa mereka akan menaikkan harga setelah Trump mengenakan tarif 145% pada banyak impor dari China. Trump berjanji untuk mengakhiri pengecualian de minimis pada tanggal 2 Mei.

    “Karena perubahan terbaru dalam aturan dan tarif perdagangan global, biaya operasional kami telah meningkat,” ujar Temu di website-nya awal bulan ini.

    “Untuk terus menawarkan produk yang Anda sukai tanpa mengorbankan kualitas, kami akan melakukan penyesuaian harga mulai tanggal 25 April 2025,” sambungnya.

    Temu, yang dimiliki oleh raksasa e-commerce China PDD Holdings, telah meroket popularitasnya di AS sejak diluncurkan pada tahun 2022. Dia membanjiri internet dengan iklan yang menyatakan pengguna dapat ‘Berbelanja seperti miliarder’. Meskipun waktu pengiriman bisa lama, konsumen berbondong-bondong ke situs tersebut karena harga terendah untuk pakaian, elektronik, dan perlengkapan rumah membuat penantian ekstra itu sepadan.

    Temu memungkinkan konsumen yang lagi hemat untuk berbelanja barang-barang bagus seperti pakaian baru atau dekorasi rumah tanpa label harga yang mahal. Tapi sekarang, harga banyak produknya akan lebih sama dengan pesaing AS seperti Amazon, Walmart, dan Target.

    Temu telah memangkas tajam pengeluaran iklan daringnya di AS sejak Trump mengumumkan tarif yang luas. Peringkat Temu di toko aplikasi Apple telah anjlok ke No. 73, setelah secara konsisten berada di peringkat 10 teratas, menurut data Sensor Tower. Shein saat ini berada di angka 54, turun dari 15 bulan lalu.

    (ask/ask)

  • KPPU Segera Sidangkan Kasus Kartel Bunga Pinjol

    KPPU Segera Sidangkan Kasus Kartel Bunga Pinjol

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) segera menyidangkan dugaan pelanggaran kartel suku bunga pinjaman online (pinjol) dalam waktu dekat.

    Dalam siaran resminya, penyelidikan KPPU mengungkap adanya dugaan pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

    Sebanyak 97 penyelenggara layanan pinjaman online yang ditetapkan sebagai terlapor diduga menetapkan plafon bunga harian yang tinggi secara bersama-sama melalui kesepakatan internal (eksklusif) yang dibuat asosiasi industri, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

    Hasil penyelidikan KPPU mengungkap bahwa mereka menetapkan tingkat bunga pinjaman (yang meliputi biaya pinjaman dan biaya-biaya lainnya) yang tidak boleh melebihi suku bunga flat 0,8 % per hari. Angka itu dihitung dari jumlah aktual pinjaman yang diterima oleh penerima pinjaman yang kemudian besaran tersebut diubah menjadi 0,4% per hari pada tahun 2021.

    “Kami menemukan adanya pengaturan bersama mengenai tingkat bunga di kalangan pelaku usaha yang tergabung dalam asosiasi selama tahun 2020 hingga 2023. Ini dapat membatasi ruang kompetisi dan merugikan konsumen,” kata Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa, Selasa (29/4/2025).

    Fanshurullah menuturkan bahwa dalam melakukan penyelidikan, KPPU telah mendalami model bisnis, struktur pasar, hingga pola keterkaitan antar pelaku di industri pinjol. Model bisnis pinjaman online di Indonesia mayoritas menggunakan pola Peer-to-Peer (P2P) Lending, menghubungkan pemberi dan penerima pinjaman melalui platform digital.

    Berdasarkan regulasi Otoritas Jasa
    Keuangan (OJK), seluruh penyelenggara wajib terdaftar dan menjadi anggota asosiasi yang ditunjuk, yaitu AFPI. Namun, struktur pasar menunjukkan cukup tingkat konsentrasi tinggi.

    Sampai dengan Juli 2023, terdapat 97 penyelenggara aktif, dengan dominasi pasar terpusat pada beberapa pemain utama, antara lain: KreditPintar (13% pangsa pasar), Asetku (11%), Modalku (9%), KrediFazz (7%), EasyCash (6%), dan AdaKami (5%). Sisanya tersebar pada pemain-pemain dengan pangsa minor.

    Konsentrasi pasar diduga semakin kuat dengan adanya afiliasi kepemilikan atau hubungan mereka dengan platform e-commerce.

    Berdasarkan hasil penyelidikan dan pemberkasan, KPPU melalui Rapat Komisi tanggal 25 April 2025 memutuskan untuk menaikkan kasus ini ke tahap Sidang Majelis Pemeriksaan Pendahuluan. Agenda sidang ini bertujuan menyampaikan dan menguji validitas temuan, serta membuka ruang pembuktian lebih lanjut.

    “Jika terbukti melanggar, para pelaku
    usaha dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda hingga 50% dari keuntungan dari pelanggaran atau hingga 10% dari penjualan di pasar bersangkutan dan selama periode
    pelanggaran.”

    Di sisi lain, KPPU menekankan bahwa penanganan kasus ini merupakan bagian dari upaya menjaga ekosistem persaingan usaha yang sehat di sektor keuangan digital. Industri fintech dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong inklusi keuangan.

    Hal tersebut dapat dilihat dari ukuran pasar ini yang cukup signifikan dimana hingga pertengahan bulan 2023 telah tercatat sebanyak 1,38 juta pemberi pinjaman aktif, 125,51 juta akun peminjam terdaftar, dengan akumulasi pinjaman yang telah diberikan mencapai
    Rp 829,18 triliun.

    Bahkan menurut Bank Dunia, Indonesia memiliki credit gap (kesenjangan
    kredit) atau kebutuhan pembiayaan yang tidak terpenuhi oleh lembaga keuangan tradisional yang mencapai Rp 1.650 triliun pada tahun 2024. Ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan industri pinjaman online di Indonesia.

    “Melalui penegakan hukum ini, KPPU meminta agar regulator dapat memperbaiki revisi standar industri, memperketat kontrol terhadap asosiasi, mengubah pola bisnis pinjol, hingga memicu penurunan bunga pinjaman ke tingkat yang lebih kompetitif. Dari sisi konsumen, penegakan hukum ini menjadi sinyal positif terhadap perlindungan hak peminjam dan efisiensi biaya layanan keuangan digital,” jelas Ifan, sapaan akrab Ketua KPPU.