Topik: e-commerce

  • Klik Link Belanja Online Palsu Rekening Terkuras, FBI Ungkap Cirinya

    Klik Link Belanja Online Palsu Rekening Terkuras, FBI Ungkap Cirinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jangan hanya tergiur dengan diskon besar-besaran di event pesta belanja yang digelar di sejumlah market place. Anda juga perlu berhati-hati jadi korban serangan siber yang menyerang perayaan tersebut.

    Tim peneliti keamanan siber EclecticIQ mengungkapkan ancaman siber memanfaatkan aktivitas belanja online pada bulan November. Khususnya saat musim puncak gelaran diskon pada Black Friday.

    Menurut tim peneliti, para penipu berhasil mencuri sejumlah data. Mulai dari data pemegang kartu, autentikasi sensitif, dan informasi identitas pribadi.

    Mereka mengaitkan ancaman tersebut dengan pelaku SilkSpecter. Pelaku itu memanfaatkan penyedia pemrosesan pembayaran yang sah.

    Mereka akan menipu dengan membuat diskon dan URL pada hasil pencarian. Selain itu membuat situs yang sesuai dengan lokasi IP korban, jadi bisa menjerat orang secara lebih luas lagi.

    Tim peneliti juga memberikan tips menghindari ancaman penipuan tersebut. Yakni beberapa domain yang sering digunakan oleh para penipu.

    “Terutama menggunakan domain .top, .shop, .store, dan .vip sering kali menggunakan nama domain e-commerce yang sah untuk menipu korban,” jelas mereka, dikutip dari Forbes, Jumat (22/11/2024).

    Beberapa domain yang ditemukan seperti northdaceblackfriday.shop, dopeblackfriday.shop, dan blackfriday-shoe.top. Namun pengguna internet juga perlu berhati-hati saat mencari diskon dalam pesta belanja karena ada lebih dari 4.000 domain berbahaya yang ditemukan.

    FBI mengingatkan pula untuk tidak menggunakan situs yang tidak dikenal. Para situs berbahaya itu akan menawarkan diskon yang tidak realistis dengan kalimat yang menggiurkan.

    “Jauhi situs-situs yang tidak dikenal yang menawarkan diskon tidak realistis untuk barang bermerek. Penipu memangsa pemburu barang murah pada Black Friday dan Cyber Monday dengan iklan promosi “Hanya Satu Hari’ dari merek terkenal,” jelas FBI.

    “Tanpa mata yang skeptis, konsumen membayar sebuah barang, memberikan informasi pribadi dan tidak mendapatkan apapun kecuali identitas yang dikompromikan,” kata lembaga tersebut menambahkan.

    (dem/dem)

  • Top 5 News BisnisIndonesia.id: Kinerja NCKL hingga Negosiasi Kontrak Migas ENRG

    Top 5 News BisnisIndonesia.id: Kinerja NCKL hingga Negosiasi Kontrak Migas ENRG

    Bisnis, JAKARTA— Dari sisi operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), volume produksi bijih nikel dalam 9 bulan berjalan telah mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), meningkat 12% dibandingkan dengan periode yang sama 2023.
    Kinerja Harita Nickel hingga Negosiasi Kontrak Migas ENRG menjadi isu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (25/11/2024). Berikut berita selengkapnya:
    1.Kinerja Harita Nickel (NCKL) Terdongkrak Smelter
    PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel mencatatkan kinerja positif sepanjang Januari—September tahun ini, sejalan dengan perluasan kapasitas produksi perusahaan.
    Secara keseluruhan, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara tersebut berhasil menorehkan kinerja operasional yang baik dan pertumbuhan keuangan yang stabil di tengah tantangan pasar global.
    Dari sisi operasional, volume produksi bijih nikel dalam 9 bulan berjalan telah mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), meningkat 12% dibandingkan dengan periode yang sama 2023.
    Tidak jauh berbeda, produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, meningkat 39% secara tahunan, sementara fasilitas HPAL menghasilkan 71.531 ton MHP Ni, naik 47% secara tahunan.
    Lukito Gozali, Head of Investor Relations Harita Nickel, menyebut fasilitas HPAL kedua PT Obi Nickel Cobalt (ONC) telah memulai lini produksi pertamanya pada April 2024 dan keseluruhan tiga lini produksinya sudah berhasil mencapai kapasitas penuh pada Agustus lalu.
    Dengan keberhasilan tersebut, jelasnya, memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap keseluruhan total produksi fasilitas HPAL serta berkontribusi terhadap kenaikan penjualan bijih nikel ke divisi tambang.
    Selain itu, imbuhnya, fasilitas HPAL pertama yang juga mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik pada Agustus, menambah ragam produk perusahaan.
    “Hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan kami untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global. Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” kata Lukito dalam keterangannya, dikutip Minggu (24/11/2024).
    Adapun, dari sisi pendapatan perusahaan pada periode Januari—September 2024 tercatat sebesar Rp20,38 triliun, meningkat 18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan volume produksi di operasi penambangan dan pemrosesan.
    2. Peluang Multifinance dalam Program 3 Juta Rumah Era Prabowo
    Industri multifinance berpeluang untuk mendukung pemerintah di periode pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam program 3 juta rumah per tahun. Program yang bertujuan untuk meningkatkan akses hunia layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.
    Dalam hal ini, multifinance berpotensu untuk menjangkau kelompok masyarakat yang tidak memenuhi syarat pembiayaan perbankan, seperti pekerja informal atau mereka yang tidak memiliki akses langsung ke lembaga keuangan.
    Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menyoroti bahwa multifinance bisa menjadi alternatif pembiayaan yang lebih fleksibel dibandingkan perbankan. Dia menjelaskan bahwa selama ini pembiayaan sering terkendala oleh proses credit scoring yang ketat.
    “Sedangkan yang membutuhkan program 3 juta rumah ini adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Artinya, jika diterapkan kebijakan yang sama seperti perbankan, terdapat potensi program tidak tepat sasaran. Yang mendapatkan justru dari kalangan orang menengah ke atas guna investasi,” kata Huda kepada Bisnis, Minggu (24/11/2024).
    Huda menekankan pentingnya batasan plafon tertentu dalam pembiayaan yang disediakan multifinance supaya tetap terjangkau. Meskipun, tantangan utama yang dihadapi multifinance dalam hal ini adalah keterbatasan likuiditas. Sehingga, kerjasama antara multifinance dan perbankan dapat menjadi solusi strategis.
    Pasalnya, perbankan sering menghadapi pasokan berlebih likuiditas tetapi terhambat diaturan penyaluran pembiayaan yang ketat. “Ini bisa jadi peluang kerja sama antara multifinance dan bank melalui channeling pembiayaan,” katanya.
    3. Skenario Pialang Asuransi Menjawab Tantangan Disrupsi Digital
    Disrupsi teknologi mengancam eksistensi bisnis pialang asuransi, seiring dengan peta jalan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong kontribusi saluran distribusi e-commerce.
    Adapun pada 2027, OJK mendorong kontribusi saluran distribusi e-commerce menjadi 45% dari total pendapatan premi asuransi, yang saat ini didominasi saluran pialang asuransi. Sementara dari kalan pialang asuransi hanya 3%.
    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per semester I/2024 terdapat 150 perusahaan pialang asuransi yang beroperasi di Indonesia.
    Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Yulius Bhayangkara menjelaskan selain berperan sebagai kanal distribusi, pialang asuransi juga memegang peran konsultasi dan peran advokasi. Dengan peran tersebut, lanjutnya, pialang aruansi masih memiliki potensi di tengah disrupsi teknologi.
    “Bila pialang hanya melakukan peran poin pertama[sebagai perantara] memang akan sangat berat untuk bisa bertahan,” kata Yulius kepada Bisnis, dikutip Minggu (24/11/2024).
    Untuk itu, Yulius berharap dukungan pemerintah agar tetap memberikan perlakuan yang adil bagi para perusahaan pialang asuransi.
    Yulius menjelaskan bahwa seluruh perusahaan pialang yang beroperasi di Indonesia bukan hanya calo yang mengandalkan koneksi bisnis, namun mereka diwajibkan memenuhi syarat memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk memberikan seluruh layanan.
    Misalnya, lanjutnya, sertifikasi bagi para karyawan perusahaan pialang menjadi keharusan dan perusahaan diwajibkan memenuhi standard modal dan ekuitas. Bahkan, para perusahaan pialang juga memiliki mitigasi risiko dengan memiliki polis asuransi kegagalan profesi.
    4. Peluang Sempit Cuan BPD kala Likuiditas Terimpit
    Tekanan akibat tingginya suku bunga acuan diperkirakan bertahan hingga akhir tahun. Ruang sempit cuan bank pembangunan daerah (BPD) pun tak terelakkan karena likuiditas yang masih terbatas.
    Potret ruang cuan BPD pun telah tergambar pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Industri perbankan mengantongi laba bersih sebesar Rp171,03 triliun atau tumbuh 6,42% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2024. Sayangnya, tren pertumbuhan tak terjadi pada bank daerah. BPD membukukan laba Rp8,95 triliun hingga bulan ke delapan tahun ini. Meski mencatat kenaikan Rp1 triliun secara bulanan, capaian ini justru turun 5,39% YoY dari Rp9,46 triliun pada Agustus 2023.
    Lebih lanjut, dibandingkan kelompok bank lainnya, laba bersih BPD pun masih kontras. Tercatat, pada periode yang sama, laba bersih bank badan usaha milik negara (BUMN) mencapai Rp85,79 triliun, naik 4,52% YoY. Kemudian, bank swasta mengumpulkan laba bersih Rp66,48 triliun, tumbuh 8,18% YoY dari Rp61,45 triliun.
    Lalu kantor cabang bank luar negeri (KCLBN) alias bank asing menutup Agustus 2024 dengan laba bersih Rp9,81 triliun atau terkerek 27,17% YoY dari Rp7,71 triliun.
    Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) Yuddy Renaldi pun tak menampik fakta bahwa tekanan biaya dana masih terasa pada sisa akhir tahun ini.
    “Apalagi menjelang akhir tahun perbankan biasanya berebut likuiditas untuk menjaga posisi kebutuhan likuiditas sampai dengan akhir tahun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2024).
    Dengan begitu, kata Yuddy, untuk menjaga profitabilitas, perusahaan berupaya mengoptimalkan sumber-sumber dana murah yang ada hingga akhir tahun ini, menggenjot sumber-sumber pendapatan berbasis komisi atau fee-based income serta menjaga kualitas kredit sehingga tak menyeret kinerja laba bersih perusahaan.
    Dihubungi terpisah, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. alias Bank Jatim (BJTM) optimistis masih mampu mencapai target yang ditetapkan.
    5.Energi Mega (ENRG) Incar Pendapatan dari Negosiasi Kontrak Migas
    PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) mengincar tambahan pendapatan dari sejumlah negosiasi kontrak jual beli minyak dan gas bumi dengan Kilang Pertamina hingga PT PLN (Persero).
    Sejauh ini, emiten Grup Bakrie tersebut tengah melakukan negosiasi kontrak dengan sejumlah pembeli minyak dan gas (migas) dari Blok Bentu, Sengkang, dan Malacca Strait.
    Wakil Direktur Utama ENRG Eduardus Ardianto menargetkan perseroan dapat meningkatkan pendapatan dari sejumlah negosiasi yang berhasil diamankan dengan pelanggan mereka saat ini.
    Menurut Eduardus, negosiasi tersebut berkaitan dengan upaya peningkatan harga jual, volume serta perpanjangan kontrak jual beli dengan pelanggan.
    “Salah satunya Blok Sengkang, di mana kami berhasil meningkatkan volume dan meningkatkan harga yang sebelumnya US$5,08 per BBtud menjadi US$6 per BBtud,” kata Eduardus saat public expose secara daring, Jumat (22/11/2024).
    Selain itu, Eduardus menambahkan, negosiasi kontrak anyar juga bisa diteken untuk kelanjutan komersialisasi Blok Bentu. “Sebelumnya harga 10% dari ICP [Indonesia crude price] dengan kontrak baru perseroan berhasil mendapatkan kesepakatan baru US$10,75% dari ICP,” tuturnya.
    Sebagai gambaran, ENRG memiliki komitmen kontrak penjualan dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Riau Andalan Pulp & Paper dan Pertamina untuk blok Bentu. Sementara itu, pembeli untuk Blok Sengkang sepenuhnya dimanfaatkan oleh PLN.

  • Pemberdayaan BRI Majukan UMKM Keripik Kentang Albaeta

    Pemberdayaan BRI Majukan UMKM Keripik Kentang Albaeta

    Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.
     
    Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan BRI dari sektor pertanian adalah usaha keripik kentang “Albaeta,” milik Nafi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
     
    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.
     

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya.
    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.
     
    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.
     

    Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.
     
    Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.
     
    “UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Diberdayakan BRI, Keripik Kentang Albaeta Raih Omzet Puluhan Juta

    Diberdayakan BRI, Keripik Kentang Albaeta Raih Omzet Puluhan Juta

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI di sektor pertanian adalah usaha keripik kentang ‘Albaeta’, milik Nafi yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.

    Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

    Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.

    “UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

    Tonton juga video: Polisi Bongkar Modus Pabrik Keripik Pisang Narkoba-Happy Water di Bantul

    (akd/akd)

  • Diberdayakan BRI, Keripik Kentang Albaeta Raih Omzet Puluhan Juta

    BRI Berdayakan Keripik Kentang Albaeta Lewat Edukasi Penjualan Digital

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI di sektor pertanian adalah usaha keripik kentang ‘Albaeta’, milik Nafi yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.

    Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

    Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.

    “UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

    Tonton juga video: Ini Isi Kandungan Narkoba Keripik Pisang dan Happy Water

    (akd/akd)

  • Diberdayakan BRI, Keripik Kentang Albaeta Raih Omzet Puluhan Juta

    Keripik Kentang Albaeta, UMKM Berkembang Pesat karena Pemberdayaan BRI

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI di sektor pertanian adalah usaha keripik kentang ‘Albaeta’, milik Nafi yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.

    Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

    Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.

    “UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

    Tonton juga video: Ini Isi Kandungan Narkoba Keripik Pisang dan Happy Water

    (akd/ega)

  • Keripik Kentang Albaeta, UMKM yang Berkembang Pesat karena Pemberdayaan BRI

    Keripik Kentang Albaeta, UMKM yang Berkembang Pesat karena Pemberdayaan BRI

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI salah satunya dari sektor pertanian adalah usaha keripik kentang Albaeta milik Nafi, yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya.

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah. Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

    Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.

    “UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

  • RI Punya Peluang Besar buat Investasi di Sektor Hijau-Digital

    RI Punya Peluang Besar buat Investasi di Sektor Hijau-Digital

    Jakarta

    Indonesia memiliki peluang investasi di sektor ekonomi hijau, ekonomi biru dan digital. Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein Ngurah Swajaya mengungkapkan ini sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045.

    Indonesia Business Forum Series 2024 sukses digelar pada Rabu, 20 November 2024, di FIFA Museum, Zürich, Swiss. Dengan tema “Transforming Tomorrow: Indonesia’s Potential – Investment Opportunities for Green and Digital Economies”, forum bisnis ini menjadi forum strategis untuk membahas peluang baru investasi pada sektor ekonomi hijau, ekonomi biru dan ekonomi digital di Indonesia.

    Forum yang dihadiri pelaku bisnis Swiss, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya di Swiss, menghadirkan pembicara dari Jakarta serta pelaku bisnis yang berpengalaman berinteraksi dengan Indonesia. Tema yang dibahas seperti Green Tech, Blue Economy dan Digital Economy, sejalan dengan Asta Cita prioritas pemerintah.

    Dalam forum, Ngurah menjelaskan visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo untuk mewujudkan Visi Emas Indonesia 2045, menjadikan Indonesia ekonomi terbesar dunia, mencapai net zero emission pada 2060 atau sebelumnya, dan mentransformasi ekonomi berbasis energi terbarukan, energi biru, inovasi digital dan basis rantai pasok global industri berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

    “Sejalan dengan tema forum bisnis ini, pemerintah Indonesia ingin mengundang investasi dari Swiss untuk bersama-sama meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia melalui peningkatan sumber daya alam, pengelolaan berkelanjutan sumber daya alam melalui pengembangan industri pengolahan dan memanfaatkan potensi Indonesia dalam perdagangan karbon dunia melalui konservasi alam yang menjadi salah satu prioritas dari asta cita,” jelas Ngurah dalam siaran pers, ditulis Minggu (24/11/2024).

    Dia menyebut, meski menghadapi berbagai tantangan, Indonesia tetap akan tumbuh di atas 5 persen dan pemerintah juga mencanangkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, diantaranya dengan mengoptimalkan potensi inovasi, ekonomi hijau, ekonomi biru dan ekonomi digital.

    “Sementara Swiss merupakan salah satu mitra potensial untuk memperkuat ekosistem industri Indonesia yang berbasiskan teknologi, inovasi, khususnya teknologi rendah karbon. Swiss juga mitra untuk meningkatkan kapasitas sumbar daya manusia melalui pendidikan vokasi maupun akademis,” kata Ngurah.

    Hubungan jangka panjang selama lebih dari 73 tahun antara Indonesia dan Swiss salah satu modal utama untuk meningkatkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Swiss merupakan mitra pertama Indonesia untuk CEPA (Indonesia EFTA-CEPA, berlaku sejak 1 November 2021) dan BIT (Bilateral Investment Treaty Indonesia-Swiss/Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penamaman Modal, berlaku sejak 1 Agustus 2024), yang juga memberikan modal yang lebih kuat untuk meningkatkan keinginan perusahaan Swiss berinvestasi ke Indonesia.

    “Sekitar lebih dari 150 perusahaan Swiss, besar dan UKM telah hadir di Indonesia dan beberapa di antaranya sudah berdiri di sana selama lebih dari 50 tahun. Beberapa diantaranya telah menjadikan Indonesia sebagai basis perluasan bisnis di kawasan maupun secara global,” jelas Ngurah.

    Swiss merupakan penyumbang FDI urutan ke-3 dari negara-negara Eropa dengan total investasi mencapai 1,28 miliar dolar AS dalam 5 tahun terakhir (Periode 2019- Q3 2024).

    Deputi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, menggarisbawahi fokus Indonesia pada hilirisasi untuk memperkuat daya saing global. Deputi Nurul menyebutkan bahwa pemerintah memproyeksikan 28 komoditas dari delapan sektor untuk diolah lebih lanjut, membuka peluang besar bagi kolaborasi dengan mitra internasional.

    “Mengapa Indonesia layak menjadi pertimbangan? Karena apabila berbicara tentang top 20 negara tujuan investasi, Indonesia adalah salah satunya. Dilihat dari data realisasi investasi tahun 2023 dibandingkan dengan 2018, angkanya telah mencapai dua kali lipat,” ujarnya.

    Indonesia merupakan salah satu dari top 20 negara tujuan investasi, dengan pertumbuhan PBD 5,2%. Realisasi investasi meningkat dua kali lipat dari 721 juta USD pada 2018 menjadi 1,4 miliar USD pada 2023. Pada 2045, pertumbuhan PBD Indonesia diproyeksikan menjadi 6-7% melebihi negara-negara G20 dan ASEAN-5.
    Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Bank Indonesia (BI) London turut memberikan wawasan tentang sektor strategis yang terbuka untuk investasi.

    BRIN menyoroti potensi di bidang teknologi digital, e-commerce, fintech, penyedia infrastruktur digital dan komunikasi, manufaktur, rantai pasok dan logistik, teknologi kesehatan, energi terbarukan termasuk kendaraan listrik (EV). BI London menggarisbawahi peluang di sektor keuangan digital, makanan, infrastruktur, teknik elektro-mekanik, transportasi umum, serta proyek strategis nasional. Nongsa Digital Park juga hadir menawarkan lokasi strategis mereka untuk pengembangan ekonomi digital di Indonesia maupun di kawasan Indo-Pacific.

    Business Forum Series ini diharapkan menjadi langkah memperkuat kerja sama Indonesia-Swiss, menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia Business Forum Series 2024 berhasil menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya pasar, tetapi juga mitra strategis bagi pertumbuhan ekonomi global.

    Tonton juga video: Mantap! Realisasi Investasi RI Semester I Capai Rp 829 T

    (kil/kil)

  • Keren! UMKM Batik Asal Yogyakarta Ini Tembus Pasar Global

    Keren! UMKM Batik Asal Yogyakarta Ini Tembus Pasar Global

    Jakarta: PT Pertamina (Persero) memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian, termasuk di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Salah satunya, UMKM asal Yogyakarta Rumah Batik Jinggar, yang kini telah menembus pasar internasional.
     
    Rumah Batik Jinggar yang memproduksi batik tulis dan kombinasi tulis ini didirikan Vitalia Pamoengkas pada 2010. Berbeda dengan produsen batik lainnya, Rumah Batik Jinggar berkolaborasi dengan teknologi dan industri dalam menjalankan usahanya.
     
    “Salah satunya kami mendesain batik kami menggunakan sistem komputer, ketika mendapatkan pesanan dengan jumlah yang banyak kami kolaborasi dengan mesin batik klowong yang mempercepat produksi batik kami,” kata Vitalia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 24 November 2024.
    Tak hanya itu, ia juga memanfaatkan pengering batik tenaga surya. Dengan begitu, ia tak mengalami kendala dalam pengeringan batik ketika musim hujan. 
     
    “Kami lebih hemat biaya maupun tenaga. Kami tidak takut ketika mendung batik tidak jadi. Dengan teknologi ini tanpa kendala cuaca,” ungkapnya.
     
    Produk Rumah Batik Jinggar tidak hanya dijual di dalam negeri. Produk ini telah Go Global dengan dukungan dari Pertamina. UMKM yang telah menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2015 ini mendapat dukungan dari Pertamina untuk memasarkan produknya ke sejumlah negara. 
     
    “Beberapa tahun lalu kita diajak di Pertamina di Malaysia. Lalu produk kami sudah sampai Singapura, Dubai dan Arab Saudi,” katanya.
     

     
    Tak hanya itu, berbagai event bergengsi pun pernah ia ikuti seperti Inacraft dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).  “Kami di Jakarta Muslim Fashion Week kami mendapatkan pembeli dari Singapura dan kerja sama untuk produk kami dijual di sana,” ungkapnya.
     
    Vitalia mengakui, kegiatan usahanya bukan tanpa tantangan ke depan. Ia mengatakan, ke depan persaingan akan semakin ketat karena munculnya produk-produk baru. Oleh karena itu, ia mengikuti Pertamina UMK Academy 2024 sebagai bagian untuk memperkuat usahanya.
     
    Pertamina UMK Academy merupakan program akselerasi bagi ribuan UMK Indonesia untuk naik kelas dan memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar. Tujuan dari program ini adalah menciptakan UMK yang tangguh, berkualitas, mandiri dan berdaya saing melalui pembinaan skala regional, pemetaan kelas 4 Go (Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global), pelatihan dan pendampingan secara hybrid, pembekalan Go Green, sertifikasi usaha, pameran hingga nantinya akan dipilih para champion untuk mendapatkan alat hibah produksi.
     
    Coach Pertamina UMK Academy 2024 dari Markplus Institute , Muhammad Jupaka Syahputra mengatakan, salah satu materi yang diberikan untuk para UMKM ialah membesarkan pasar online. Menurutnya, kebanyakan dari UMKM ini cukup kuat pada pasar offline tapi masih kebingungan untuk mengambangkan usahanya melalui online. 
     
    “Kalau awareness mereka, gedein personal Instagramnya atau sosial media. Kalau oke di sisi media maka kita bantu di sisi e-commerce-nya untuk mendapatkan untung lebih gede,” ujarnya.
     
    Jupaka menilai, Rumah Batik Jinggar merupakan salah UMKM yang unggul mengingat sudah sering mengikuti kegiatan fashion show. Menurutnya, Rumah Batik Jinggar mesti terus memacu pasar online-nya agar tidak hanya dinikmati saat pameran. “Melalui UMK Academy ini mereka bisa jualan secara online fashion show,” ungkapnya.
     
    Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) JBT PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menerangkan, UMK Academy merupakan salah satu bentuk pembinaan usaha mikro dan kecil yang dilakukan oleh Pertamina. Program yang sudah berjalan sejak tahun 2020 ini mulanya difokuskan untuk UMKM mitra binaan Pertamina, kemudian berkembang untuk umum.
     
    “Kemudian mulai tahun ini UMK Academy tersebut diselenggarakan terbuka untuk umum. Jadi UMK Academy total kalau di Jawa Tengah dan DIY itu yang dilakukan atau dikoordinasikan oleh PT Pertamina Patra Negara Regional Jawa Bagian Tengah itu ada 133 UMK. Nah salah satunya Batik Jinggar,” ungkapnya.
     
    Dengan mengikuti UMK Academy ini, ia berharap kegiatan usaha pelaku UMKM terus berkembang. Kemudian, program ini diharapkan melengkapi berbagai hal yang sebelumnya tidak dimiliki oleh pelaku UMKM.
     
    “Dengan dilatih apa yang sebelumnya mungkin belum dimiliki atau mungkin perlu refreshing atau masih kurang setelah dilatih tentu ada peningkatan-peningkatan dan kami harapannya terus berkembang dan bukan hanya untuk mengembangkan usahanya sendiri tapi juga tentu membawa kemanfaatan bagi masyarakat sekitar,” kata dia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (END)

  • Cerita Mantan Kernet Sopir Truk Bangun Bisnis Fesyen Beromzet Miliaran

    Cerita Mantan Kernet Sopir Truk Bangun Bisnis Fesyen Beromzet Miliaran

    Jakarta: Di tengah pesatnya perkembangan e-commerce, muncul sebuah kisah inspiratif dari pengusaha muda asal kota di ujung timur pulau Jawa. Berawal dari mimpinya yang ingin membawa produk lokal asal Banyuwangi ke panggung global, Febrianto Eka Wijaya membangun brand fesyen lokalnya sendiri, bernama ‘ootdsupply’ pada 2017.
     
    Sebelum memantapkan diri dalam berbisnis, Febri nyatanya sempat mencoba mengadu nasibnya di beberapa jenis pekerjaan, mulai dari kernet supir truk, penjual roti bakar di pinggir jalan, bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi, hingga menjadi dropshipper di Shopee. Tak disangka, pengalaman sebagai dropshipper itulah yang akhirnya menjadi inspirasi dan titik balik kesuksesan Febri dalam membangun ‘ootdsupply’.
     
    “Saya mulai berbisnis dengan sistem dropship di Shopee yang mudah dan tidak memerlukan modal besar. Pengalaman saya menjadi dropshipper inilah yang menjadikan saya berani mencoba membangun bisnis fesyen sendiri karena saya melihat adanya peluang pasar yang sangat besar di Shopee. Dengan penuh keyakinan dan ilmu bisnis seadanya, akhirnya saya mencoba memberanikan diri membangun ‘ootdsupply’ dengan modal Rp5 juta saat saya berusia 19 tahun,” ujar pria yang akrab disapa Febri ini.
     
    Bawa produk fesyen asal Banyuwangi mendunia

    Kesuksesan ‘ootdsupply’ bukan hasil dari keberuntungan semata. Usaha Febri untuk terus belajar dan meningkatkan strategi bisnisnya berhasil mengantarkan ‘ootdsupply’ menjadi brand lokal yang tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga berhasil menjangkau pembeli di luar negeri. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dilakukan oleh Febri:
     

    1. Konsistensi berbisnis dalam mencapai target

    Febri menyadari kesuksesan berbisnis tidak dapat diraih hanya dalam waktu sekejap. Konsistensi menjadi kunci utama kesuksesan Febri dalam membangun ‘ootdsupply’ selama beberapa tahun terakhir ini. Kegagalan Febri di masa awal ia membangun ‘ootdsupply’ tidak menjadikannya patah semangat.
    “Ketika merintis usaha, kita tidak pernah tahu kapan usaha tersebut dapat mencapai target yang diharapkan. Di awal membangun ‘ootdsupply’, saya juga mengalami banyak kesulitan. Namun, saya terus konsisten mencoba bangkit dengan menciptakan lebih banyak desain produk baru yang lebih market fit. Usaha tersebut terbukti membantu bisnis saya makin berkembang dan saya bahkan bisa meningkatkan kredibilitas toko saya di Shopee dengan menjadi penjual Shopee Mall. Kuncinya kita harus terus berusaha dan tidak patah semangat,” ujar pria berusia 27 tahun ini.
     
     

    2. Berani berinvestasi di fitur e-commerce

    Febri menekankan betapa pentingnya memahami dan memanfaatkan seluruh fitur dan program yang tersedia di Shopee untuk mengoptimalkan performa bisnis. Febri percaya penggunaan fitur dan program e-commerce yang tepat dapat membantu pelaku bisnis memaksimalkan potensi bisnisnya.
     
    “Kita harus memanfaatkan media sosial dan e-commerce sebagai saluran utama untuk berjualan. Pelajari dan pahami fitur serta program apa saja yang sesuai untuk bisnis kita. Kesuksesan ‘ootdsupply’ tidak terlepas dari investasi yang kami lakukan dalam mengikuti kampanye bulanan Shopee, Iklan Shopee, promo Gratis Ongkir XTRA, dan memaksimalkan fitur Shopee Live maupun Shopee Video. Kami juga bergabung dalam Program Ekspor Shopee dan program ini berhasil membantu kami menjangkau Pembeli hingga ke Malaysia dan Singapura. Intinya, jangan takut untuk mencoba dan berinvestasi pada fitur maupun program yang efektif bagi bisnis kita,” ujar dia.
     

    3. Adaptif dengan tren yang berkembang

    Di tengah perkembangan pasar yang sangat pesat sekarang ini, para pelaku bisnis fesyen seolah dituntut untuk selalu adaptif mengikuti tren fesyen yang ada. Para pelaku bisnis fesyen juga wajib terus berusaha untuk memastikan produknya tetap relevan dengan audiens yang disasar. Febri percaya kecepatan dalam beradaptasi dengan tren bisa menjadi strategi utama untuk memenangkan persaingan di industri fesyen.
     
    “Industri fesyen adalah salah satu industri yang paling kompetitif. Sebagai pelaku bisnis fesyen, kita harus peka dan cepat beradaptasi dengan tren fesyen yang sedang berkembang di masyarakat. Pahami kebutuhan pasar dan tawarkan produk yang memiliki nilai jual yang berbeda dari para kompetitor, seperti desain yang unik, harga produk yang kompetitif, dan pastinya menjaga kualitas produk terbaik,” ujar Febri.
     
    Berkat upaya yang tak kenal lelah, Febri berhasil mempekerjakan 80 karyawan lokal sekitar Banyuwangi dan membawa produknya ke mancanegara. Tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, ‘ootdsupply’ kini juga telah mendapat omzet bisnis bulanan hingga miliaran rupiah.
     
    Bahkan di 2024, total produk ootdsupply yang berhasil diekspor melalui Program Ekspor Shopee meningkat 10 kali lipat dibanding 2023. Sejalan dengan komitmen Shopee dalam mendukung UMKM, Shopee berupaya untuk terus menciptakan ekosistem yang inklusif dan menghadirkan program yang mendukung pertumbuhan serta kesuksesan jangka panjang UMKM dan brand lokal di Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)