Topik: diabetes

  • Minum Air dalam Botol Plastik Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Ini

    Minum Air dalam Botol Plastik Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Minum air dalam botol plastik adalah hal yang umum ditemukan. Pasalnya, tak sedikit orang yang lebih memilih untuk membelinya daripada membawa botol air sendiri dari rumah.

    Namun, ternyata minum air dalam botol plastik bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan. Botol plastik dapat melepaskan bahan kimia dan zat berbahaya ke dalam air.

    Karena itu, sangat disarankan untuk mengurangi minum air dalam kemasan untuk mengurangi risiko penyakit.

    Faktor-faktor Penyebab Masalah Kesehatan

    Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab masalah kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat terlalu sering minum dalam botol plastik:

    1. Paparan Bahan Kimia

    Penyimpanan air dalam botol plastik menyebabkan pelepasan zat-zat berbahaya termasuk fluorida, arsenik, dan alumunium. Zat-zat kimia ini dapat menjadi racun bagi tubuh manusia jika dikonsumsi terlalu sering.

    2. Paparan Panas

    Paparan panas seperti terkena sinar matahari langsung dapat melepaskan doksin dalam botol plastik. Doksin merupakan zat beracun yang dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

    3. BPA

    Bisphenol A (BPA) merupakan bahan kimia industri yang digunakan dalam produksi plastik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, di antaranya yaitu diabetes, obesitas, dan masalah reproduksi.

    4. Dapat Menurunkan Kekebalan Tubuh

    Mengonsumsi air dalam botol plastik dapat menurunkan kekebalan tubuh. Pasalnya, bahan kimia yang terkandung dalam air masuk ke dalam tubuh dan dapat berdampak negatif pada fungsi kekebalan tubuh.

    Mengurangi penggunaan botol plastik adalah hal yang sangat disarankan. Sebaiknya mengonsumsi air dalam botol yang dibawa sendiri dari rumah untuk menjaga kesehatan tubuh.

  • Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Jakarta – Permasalahan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia masih menjadi persoalan tersendiri lantaran konsumsi gula garam lemak (GGL) masih sangat tinggi.

    Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 47 persen warga Indonesia mengonsumsi gula melampaui batas harian. Begitu juga dengan asupan garam. Sebanyak 45 persen masyarakat mengonsumsi garam berlebih dan 30 persen warga lainnya memiliki asupan lemak tinggi.

    Temuan tersebut sejalan dengan data kasus penyakit tidak menular yang juga ikut meningkat. Misalnya, angka diabetes pada anak. Kasusnya melonjak nyaris 70 kali lipat dalam kurun 10 tahun terakhir. Tren yang sama tidak jauh berbeda dengan hipertensi, juga penyakit jantung yang menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan tertinggi.

    “Kalau kita lihat dari peta penyakit dari tahun 2019 sampai sekarang, itu penyakit tidak menular baik hipertensi, diabetes, jantung, kanker, itu tren terus meningkat. Karena pola makan tadi,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M Epid, dalam sesi bincang bersama detikcom Leaders Forum, Jumat (28/2/2025).

    Risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular banyak dipengaruhi oleh pola makan. Karenanya, membaca label nutrisi bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk memilih produk pangan yang lebih sehat dan berkualitas.

    Di sisi lain, kesadaran masyarakat terkait membaca label pangan relatif rendah, terbukti dari data Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada 2013. Hanya 7,9 persen masyarakat Indonesia yang membaca label nutrisi sebelum membeli produk.

    Karenanya, butuh sistem pelabelan yang mudah untuk dipahami. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI saat ini juga tengah mematangkan aturan yang mengadaptasi ‘Nutri Grade’ di Singapura, dengan memberi penandaan tertentu berdasarkan kandungan GGL dalam kemasan pangan.

    “Jadi mudah-mudahan di lain sisi industri kita lindungi dalam konteks industri akan mendapatkan manfaat menghasilkan produk-produk yang sehat. Masyarakat kita ayomi bahwa dia mengonsumsi makanan-makanan yang sehat,” kata Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar.

    Sudah sampai manakah pembahasannya? Selengkapnya, saksikan re-run program detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ di channel TikTok dan Instagram @detikcom pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 13.00 WIB. Jangan lewatkan!

    (suc/up)

  • Curhat Wanita Kena Stroke di Umur 21, Berawal dari Sakit Kepala Tak Sembuh

    Curhat Wanita Kena Stroke di Umur 21, Berawal dari Sakit Kepala Tak Sembuh

    Jakarta

    Phoebe O’Shaughnessy, seorang wanita di Inggris mengalami stroke di usia 21 tahun. Akibatnya, ia sampai kehilangan kemampuan untuk berbicara dan berjalan.

    Awalnya, Phoebe hanya mengeluhkan sakit kepala selama empat hari pada April 2024. Sakit kepala itu tiba-tiba muncul dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.

    “Pada hari keempat, saya tidak dapat menelan obat apapun karena rasa sakitnya dan meminta ibu saya untuk segera pergi ke rumah sakit. Di sana, tim medis melakukan pemeriksaan saraf kranial dan memantau kambuhnya kolitis saya. Setelah itu, saya tidak ingat apa-apa lagi,” bebernya, dikutip dari Mirror UK.

    Ia dirawat di Rumah Sakit Maidstone, Kent, Inggris. Saat tersadar, Phoebe tidak bisa berbicara dan mengalami kejang tanpa sebab.

    “Saat bangun, saya tidak bisa berbicara atau berjalan, dan sisi kanan wajah saya mulai melemah,” sambungnya.

    Setelah serangkaian pemeriksaan, Phoebe didiagnosis mengalami trombosis sinus vena serebral (CVST). Itu merupakan jenis stroke langka yang disebabkan oleh bekuan darah di sinus vena otak.

    Stroke adalah penyakit yang dapat terjadi pada orang dari semua kelompok usia. Orang dewasa muda dapat mengalami stroke karena berbagai faktor, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, hingga diabetes.

    Dikutip dari Stanford Health Care, pada kelompok usia yang lebih tua, stroke paling sering disebabkan oleh aterosklerosis atau plak yang mengandung kolesterol yang mengeras di arteri dan mengganggu aliran darah.

    Pada orang usia muda, faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kebiasaan merokok dapat menyebabkan aterosklerosis. Kondisi jantung dan hematologi tertentu juga perlu dipertimbangkan.

    Beberapa obat, infeksi, dan kondisi peradangan juga dapat menyebabkan stroke pada orang muda. Beberapa penyebab stroke pada orang muda mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik. Pada 25-35 persen orang muda, penyebab pasti stroke tidak dapat diidentifikasi.

    Gejala stroke yang paling umum termasuk kehilangan kemampuan bicara, wajah terkulai, dan kelemahan pada satu sisi tubuh. Tanda-tanda itu dapat dialami orang muda atau kelompok yang lebih tua.

    Gejala lainnya bisa berupa kehilangan penglihatan, penglihatan ganda, bicara tidak jelas, pusing, atau kesulitan berjalan. Mengidentifikasi stroke sebagai penyebab gejala-gejala ini sering kali tertunda, karena kurangnya kesadaran bahwa stroke dapat terjadi pada seseorang di rentang usia yang lebih muda ini.

    (sao/kna)

  • Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dugaan malapraktik yang dialami wanita berinisial JS di Medan, Sumatra Utara telah dilaporkan pada Senin (3/3/2025) lalu.

    Pelapor merupakan suami korban bernama Everedy Sembiring (49), sedangkan terlapor seorang dokter di Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan.

    Everedy Sembiring tak terima JS diamputasi kakinya tanpa persetujuan keluarga.

    Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani Tampubolon, mengatakan keluarga hanya menyetujui korban diamputasi di bagian telunjuk kaki kanan karena diabetes.

    Namun, dokter justru melakukan amputasi dari telapak kaki hingga lutut.

    “Laporannya sudah diterima dan tentunya akan ditindaklanjuti, akan diproses,” bebernya, Selasa (4/3/2025).

    Kasus ini berawal ketika korban masuk rumah sakit pada Minggu (23/2/2025) karena telunjuk kaki menghitam.

    Korban menjalani operasi pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

    Everedy telah menandatangani persetujuan melakukan amputasi di bagian telunjuk kaki istrinya.

    Sekitar pukul 1800 WIB, Everedy memasuki ruang bedan dan kaget melihat kaki istrinya diamputasi.

    Kuasa hukum korban, Hans Benny Silalahi, mengatakan Everedy meluapkan emosinya ke pihak rumah sakit karena istri menjadi cacat permanen.

    “Nah, setelah itu, keluarga semua terkejut rupanya bukan jari-jari yang dioperasi tapi kaki JS diamputasi dari bagian betis,” ujarnya, Selasa (4/3/2025).

    Kepala Hukum Rumah Sakit Mitra Sejati, Erwinsyah Lubis, belum dapat memberikan penjelasan mengenai kronologi operasi JS.

    “Ini sedang diproses, untuk penyelesaian nanti saya konfirmasi kembali,” ucapnya, Selasa.

    Kata Dinkes Sumut

    Dinas Kesehatan Sumatra Utara telah memeriksa dokter serta perawat yang melakukan tindakan operasi.

    Kepala Dinkes Sumut, Faisal Hasrimy, mengaku telah mendengar insiden tersebut beberapa hari lalu dan langsung melakukan pemeriksaan.

    “Jadi kami Dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ungkapnya, Selasa.

    Ia menerangkan operasi amputasi jari kaki dilakukan pada Senin (24/2/2025) atas persetujuan pasien.

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan.”

    “Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes, nah tinggi 449, ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” lanjutnya.

    Perawat sempat mencari keluarga untuk melakukan konfirmasi terkait amputasi lanjutan.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” tuturnya.

    Pihak keluarga merasa keberatan lantaran kaki korban diamputasi tanpa kesepakatan.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” ucapnya.

    Pihak rumah sakit dan keluarga korban telah melakukan mediasi.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” lanjutnya.

    Dinkes mendalami dugaan kelalian yang dilakukan perawat serta dokter.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” sambungnya.

    Pasien yang mengalami amputasi telah menerima keputusan dokter, namun keluarga masih melayangkan protes ke rumah sakit.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legawa, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Viral Dokter Diduga Lakukan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin, Begini Kata RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Annisa Ramadhani/Fredy Santoso)

  • Wanita di Medan Diamputasi Kakinya Tanpa Izin Keluarga, Polda Sumut Selidiki Dugaan Malapraktik – Halaman all

    Klarifikasi RS di Medan Diduga Malapraktik, Dikira Hanya Jari, Malah Kaki Pasien yang Diamputasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral video dugaan malapraktik terhadap seorang wanita penderita diabetes di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, Sumatera Utara (Sumut).

    Kasus dugaan malapraktik ini bermula saat seorang pasien diabetes menjalani operasi amputasi bagian tubuh yang mengalami luka akibat terdampak penyakit tersebut.

    Keluarga pasien awalnya setuju dengan dokter untuk melakukan operasi amputasi jari kaki korban.

    Namun, betapa terkejutnya keluarga saat melihat hasil operasi yang mana dokter justru mengamputasi kaki pasien, bukan hanya bagian jari.

    Akibat kejadian ini, keluarga korban pun menuntut direktur rumah sakit untuk bertanggung jawab.

    “Saya menuntut direktur RS ini karena saudara saya kakinya dipotong, dipotong kakinya,” kata seorang pria dalam video viral dilansir Tribun-Medan.com. 

    “Gak ada bilang, jari kakinya dioperasi okelah kami setuju, dioperasilah hari Kamis. Dibawa ke ruang operasi rupanya kaki dipotong tanpa sepengetahuan,” timpal pria lain yang merekam video viral itu.

    Klarifikasi Rumah Sakit

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Faisal Hasrimy mengatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan menggelar mediasi antara keluarga korban dengan RSU Mitra Sejati.

    “Jadi kami dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ujar Faisal saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (4/3/2025). 

    Faisal pun menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Senin (24/2/2025) ini.

    Mulanya, atas persetujuan pasien, dokter di RS Mitra Sejati melakukan tindakan operasi amputasi jari kaki pasien. 

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan. Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes nah tinggi 449 ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” ungkap Faisal.

    Tetapi, pada saat akan dikonfirmasi kembali ke keluarga pasien, kata Faisal, pihak keluarga tidak ada di dekat ruangan operasi.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” terangnya.

    Di sisi lain, keluarga pasien keberatan karena merasa tidak ada konfirmasi dari rumah sakit untuk amputasi kaki tersebut.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” jelas Faisal.

    Menurut Faisal, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap pihak rumah sakit.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” tutur Faisal.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” lanjutnya.

    Adapun mengenai hasil mediasi, pihak rumah sakit mengaku bahwa pasien sendiri sudah menerima. Hanya saja, pihak keluarga yang belum.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legowo, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” sebut Faisal.

    “Jadi sekarang belum ada sanksi baik itu ke dokter atau rumah sakit. Karena pemeriksaan masih diproses,”jelasnya imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kata Dinkes Sumut soal Dugaan Dokter Lakukan Amputasi Tanpa Izin Keluarga di RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Medan.com/Anisa Rahmadani)

  • Donny Tekyang: Aset Kapitalis Bukan Emas tapi Orang Miskin, Gunakan Uang untuk Kontrol 90 Persen Populasi Manusia

    Donny Tekyang: Aset Kapitalis Bukan Emas tapi Orang Miskin, Gunakan Uang untuk Kontrol 90 Persen Populasi Manusia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wisdom motivator, Donny Tekyang mengungkapkan, aset para kapitalis atau orang kaya sebenarnya bukanlah emas, properti, atau saham. Aset para kapitalis sejatinya adalah orang-orang miskin (never ending poor people).

    Pandangan Donny Tekyang terkait aset para kapitalis diungkapkan melalui akun pribadi media sosial TikTok @tekyang88 yang dilihat Rabu (5/3/2025).

    Dalam penjelasannya, Donny Tekyang menjabarkan bahwa aset orang kapitalis atau orang kaya bukanlah emas, properti, ataupun saham, tapi adalah orang-orang miskin (never ending poor people) ini.

    Donny Tekyang juga menjelaskan cara kerja top piramid kaum kapitalis. Menurutnya, para kaum kapitalis ini memanfaatkan uang untuk mengontrol 90 persen populasi manusia untuk mengkonsumsi makanan dan minuman sesuai desain mereka.

    Dia mencontohkan, makan fried chicken, burger, ice cream itu apakah pilihan diri sendiri? Menurutnya, tentu bukan. Semua itu hasil desain dari para kapitalis global.

    Di Amerika Serikat, harga sepiring makanan sayuran sehat bisa mencapai 20 dollar, tapi harga burger cuma sekitar 2 atau 3 dollar. “Bisa sepuluh kali lipat lebih murah harganya. Jadi pilihan bagi orang-orang miskin hanyalah junk food,” tuturnya.

    Nah, kasus yang sama juga terjadi di Meksiko, dimana orang-orang miskin hanya bisa minum Coca-Cola, karena harga air putihnya terlalu mahal.

    Pada akhirnya yang terjadi adalah rakyat Amerika 42 persen mengalami obesitas. Dampak dari obesitas adalah penyakit jantung, diabetes, asam urat dan kanker.

  • 7 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan, Atasi Sembelit hingga Cegah Kanker

    7 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan, Atasi Sembelit hingga Cegah Kanker

    Jakarta

    Perkembangan zaman tidak membuat pengobatan tradisional terlupakan. Sampai sekarang, tak sedikit orang yang memilih pengobatan dengan bahan-bahan alami karena dianggap lebih murah dan minim efek samping.

    Salah satu bahan alami yang sering dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional adalah daun kelor. Daun kelor atau moringa oleifera dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan berkat beragam nutrisi yang terkandung di dalamnya.

    Dikutip dari Healthline, daun kelor mengandung berbagai macam vitamin dan mineral, seperti A, B, C, magnesium, zat besi, kalium, dan asam folat. Selain itu, herba ini juga mengandung sejumlah protein, serat, dan antioksidan yang baik untuk tubuh.

    Lantas, apa saja manfaat kesehatan yang diperoleh dari mengonsumsi daun kelor? Dikutip dari Medical News Today dan Healthline, berikut ulasannya.

    1. Mengatasi Gangguan Pencernaan

    Daun kelor dapat digunakan untuk mengatasi masalah terkait pencernaan. Khasiat ini berasal dari kandungan serat yang ada pada daun kelor.

    Serat dapat memperlambat proses pengosongan lambung, meningkatkan rasa kenyang, dan mendukung fungsi pencernaan. Tak hanya itu, serat juga dapat membantu mencegah sembelit dan melancarkan buang air besar.

    2. Meringankan Rheumatoid Arthritis

    Rheumatoid arthritis adalah gangguan autoimun yang menyebabkan terjadinya peradangan pada persendian.

    Penelitian menunjukkan kandungan antioksidan isotiosianat pada daun kelor memiliki sifat antiinflamasi yang dapat mengurangi atau meredakan peradangan dalam tubuh.

    3. Mengelola Kadar Gula Darah

    Daun kelor dipercaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah diabetes. Studi yang dilakukan pada 30 wanita menunjukkan suplementasi 1,5 sendok teh bubuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan dapat menurunkan kadar gula darah puasa hingga 13,5 persen.

    Studi lain juga menemukan menambahkan 50 gram daun kelor ke makanan dapat mengurangi risiko kenaikan gula darah sebesar 21 persen.

    Daun kelor diyakini dapat membantu mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Daun kelor mengandung kalium, mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Tingginya kadar natrium dalam tubuh merupakan salah satu penyebab utama tekanan darah meningkat.

    5. Mengatai Anemia

    Kandungan vitamin C yang ada pada daun kelor dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan dan suplemen. Karenanya, herba ini cocok dikonsumsi oleh pengidap anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi.

    6. Mencegah Pengeroposan Tulang

    Daun kelor juga kaya akan fosfor dan kalsium yang sangat penting untuk kesehatan tulang. Karena daun kelor memiliki sifat antiinflamasi, herba ini juga dapat mencegah kerusakan tulang yang disebabkan oleh peradangan.

    Suplementasi daun kelor juga dikaitkan dengan penurunan risiko osteoporosis.

    7. Mencegah Jenis Kanker Tertentu

    Antioksidan yang terkandung dalam daun kelor dapat melindungi sel dan jaringan tubuh dari efek radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul berbahaya yang dapat memicu terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif inilah yang dapat merusak sel dan meningkatkan risiko kanker.

    Suplementasi ekstrak daun kelor juga dipercaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

    (ath/kna)

  • Dokter RS Mitra Sejati Medan Dilaporkan, Diduga Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin Keluarga – Halaman all

    Dokter RS Mitra Sejati Medan Dilaporkan, Diduga Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita berinisial JS diduga menjadi korban malapraktik saat operasi di Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan, Sumatra Utara.

    Dokter rumah sakit diduga tak melakukan konfirmasi ke keluarga sebelum mengamputasi kaki JS.

    Keluarga hanya mengiyakan proses amputasi pada jari telunjuk kaki kanan korban karena penyakit diabetes.

    Kuasa hukum korban, Hans Benny Silalahi, mengatakan korban tiba di RS Mitra Sejati pada Minggu (23/2/2025) dan menjalani operasi pada Senin (24/2/2025).

    Suami JS sempat menandatangani berkas operasi serta pembiusan pada jari kaki korban.

    Namun, setelah operasi selesai, keluaga kaget lantaran dokter mengamputasi kaki kanan korban hingga betis.

    “Nah, setelah itu, keluarga semua terkejut rupanya bukan jari-jari yang dioperasi tapi kaki JS diamputasi dari bagian betis,” ujarnya, Selasa (4/3/2025).

    Suami korban telah melaporkan dugaan malapraktik ke Polda Sumut.

    Kepala Hukum Rumah Sakit Mitra Sejati, Erwinsyah Lubis, belum dapat memberikan penjelasan mengenai kronologi operasi JS.

    “Ini sedang diproses, untuk penyelesaian nanti saya konfirmasi kembali,” ucapnya, Selasa.

    Dinas Kesehatan Sumatra Utara telah memeriksa dokter serta perawat yang melakukan tindakan operasi.

    Kepala Dinkes Sumut, Faisal Hasrimy, mengaku telah mendengar insiden tersebut beberapa hari lalu dan langsung melakukan pemeriksaan.

    “Jadi kami Dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ungkapnya, Selasa.

    Ia menerangkan operasi amputasi jari kaki dilakukan pada Senin (24/2/2025) atas persetujuan pasien.

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan.”

    “Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes, nah tinggi 449, ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” lanjutnya.

    Perawat sempat mencari keluarga untuk melakukan konfirmasi terkait amputasi lanjutan.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” tuturnya.

    Pihak keluarga merasa keberatan lantaran kaki korban diamputasi tanpa kesepakatan.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” ucapnya.

    Pihak rumah sakit dan keluarga korban telah melakukan mediasi.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” lanjutnya.

    Dinkes mendalami dugaan kelalian yang dilakukan perawat serta dokter.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” sambungnya.

    Pasien yang mengalami amputasi telah menerima keputusan dokter, namun keluarga masih melayangkan protes ke rumah sakit.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legawa, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Viral Dokter Diduga Lakukan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin, Begini Kata RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Annisa Ramadhani)

  • 10 Manfaat Puasa untuk Kesehatan: Kontrol Gula Darah, Baik untuk Hormon, Bantu Kesehatan Usus – Halaman all

    10 Manfaat Puasa untuk Kesehatan: Kontrol Gula Darah, Baik untuk Hormon, Bantu Kesehatan Usus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Umat Muslim tengah menjalankan ibadah puasa bertepatan dengan Ramadhan 1446 Hijriah tahun 2025.

    Rupanya puasa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

    Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan, meningkatkan umur panjang, dan mencegah kelebihan berat badan.

    Kerry Torrens, ahli gizi yang terdaftar dengan diploma pascasarjana di bidang Personalized Nutrition & Nutritional Therapy juga ikut memelihat ilmu di balik klaim tersebut dan bagaimana puasa mungkin cocok dengan gaya hidup modern kita.

    Lantas berikut manfaat puasa untuk kesehatan, mengutip bbcgoodfood.com:

    1. Baik untuk Hormon dan Mempengaruhi Metabolisme

    Ketika berpuasa, tubuh akan beradaptasi melalui perubahan kadar hormon, dan membuat simpanan lemak tubuh lebih mudah diakses.

    2. Dapan Membantu Penurunan Berat Badan

    Studi menunjukkan bahwa berpuasa dapat membantu penurunan berat badan, menghilangkan lemak berlebih dan meningkatkan lipid darah.

    3. Mengontrol Gula Darah agar Stabil

    Beberapa penelitian mendukung berpuasa sebagai cara untuk meningkatkan kontrol gula darah dan berpotensi mengurangi risiko diabetes, meskipunmemang diperlukan lebih banyak penelitian.

    Bagi penderita diabetes tipe 2, manfaat puasa intermiten antara lain menurunkan glukosa puasa dan insulin puasa, menurunkan resistensi insulin, dan menurunkan kadar hormon nafsu makan, leptin.

    4. Meningkatkan Kesehatan Usus

    Penelitian menunjukkan manfaat lain dari puasa yakni terhadap keragaman dan jumlah bakteri menguntungkan di usus.

    Hal ini tampaknya memiliki efek menguntungkan untuk perubahan berat badan, ukuran pinggang, dan metabolisme.

    5. Mendukung Kesehatan Jantung

    Penelitian menunjukkan bahwa berpuasa dapat mengurangi beberapa faktor risiko penyakit jantung,  termasuk tekanan darah, kolesterol, dan penanda peradangan.

    6. Membantu Mencegah Penyakit

    Berpuasa diyakini dapat membantuh pencegahan penyakit.

    Ini karena saat berpuasa, tubuh memulai proses yang disebut autophagy, atau pemeliharaan tubuh, ketika bahan limbah dari sel tubuh dibuang.

    Autophagy dianggap meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengelola peradangan kronis dan dengan demikian, mengurangi risiko kondisi seperti penyakit jantung, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis.

    7. Membantu Menunda Penuaan

    Puasa tampaknya meningkatkan kadar hormon pertumbuhan manusia, hormon yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perbaikan, metabolisme, penurunan berat badan, kekuatan otot, dan kinerja olahraga.

    Disebut-sebut puasa dapat membantu menunda penuaan, namun penelitiannya saat ini sebagian besar terbatas pada hewan, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana hal ini dapat berdampak pada penuaan manusia.

    8. Dapat Mengatur Ulang Ritme Sirkadian Tubuh

    Penelitian menunjukkan bahwa berpuasa secara langsung memengaruhi mikrobioma usus dan hal ini menyebabkan perubahan kadar metabolit yang bertindak sebagai molekul pemberi sinyal ke pusat tubuh.

    Dengan cara ini, puasa dapat membantu mengatur ulang ritme sirkadian dan bermanfaat bagi kondisi seperti obesitas yang berhubungan dengan gangguan jam tubuh atau mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. 

    9. Membantu Kesehatan Otak

    Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat melindungi tubuh dari penyakit Parkinson dan Alzheimer, serta meningkatkan fungsi otak dengan mendukung memori dan pemrosesan otak.

    Demikian pula, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan produksi sel-sel saraf.

    Namun memang diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan relevansinya bagi manusia.

    10. Membantu Mengurangi Kecemasan

    Penelitian pada manusia melaporkan puasa dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi serta meningkatkan kualitas hubungan sosial.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Dokter RS Mitra Sejati Medan Dilaporkan, Diduga Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin Keluarga – Halaman all

    Awal Mula Kaki Pasien Diabetes di Medan Diamputasi, Keluarga Menduga Dokter Lakukan Malapraktik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beredar viral di media sosial dugaan malapraktik yang dilakukan pihak Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan, Sumatra Utara.

    Keluarga pasien kaget lantaran kaki korban diamputasi sedangkan perjanjian dokter hanya jari kaki yang diamputasi.

    Diketahui, pria yang menjalani operasi menderita sakit diabetes.

    Dinas Kesehatan Sumatera Utara telah memeriksa dokter serta perawat yang melakukan tindakan operasi.

    Kepala Dinkes Sumut, Faisal Hasrimy, mengaku telah mendengar insiden tersebut beberapa hari lalu dan langsung melakukan pemeriksaan.

    “Jadi kami Dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ungkapnya, Selasa (4/3/2025). 

    Ia menerangkan operasi amputasi jari kaki dilakukan pada Senin (24/2/2025) atas persetujuan pasien.

    “Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan.”

    “Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes, nah tinggi 449, ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” lanjutnya.

    Perawat sempat mencari keluarga untuk melakukan konfirmasi terkait amputasi lanjutan.

    “Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” tuturnya.

    Pihak keluarga merasa keberatan lantaran kaki korban diamputasi tanpa kesepakatan.

    “Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” ucapnya.

    Pihak rumah sakit dan keluarga korban telah melakukan mediasi.

    “Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” lanjutnya.

    Dinkes mendalami dugaan kelalian yang dilakukan perawat serta dokter.

    “Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” sambungnya.

    Pasien yang mengalami amputasi telah menerima keputusan dokter, namun keluarga masih melayangkan protes ke rumah sakit.

    “Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legowo, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Viral Dokter Diduga Lakukan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin, Begini Kata RS Mitra Sejati Medan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Annisa Ramadhani)