Topik: diabetes

  • 5 Mitos Seputar Glaukoma dan Faktanya, Menurut Dokter Spesialis Mata – Halaman all

    5 Mitos Seputar Glaukoma dan Faktanya, Menurut Dokter Spesialis Mata – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Berikut 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya.

    Apa saja mitos dan fakta seputar glaukoma?

    Berikut penjelsan konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr.  Iwan Soebijantoro, SpM(K).

    1.       Mitos: Glaukoma hanya menyerang orang tua

    Faktanya: Glaukoma dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda dan bahkan bayi yang lahir dengan glaukoma kongenital.

    Dokter Iwan menuturkan, glaukoma kongenital yang terjadi pada bayi merupakan kelainan bawaan.

    Di sisi lain ada juga glaukoma juvenile yang biasanya terjadi pada usia remaja.

    “Glaukoma bisa terjadi pada usia berapa saja. Dari bayi hingga lansia. Untuk bayi itu glaukoma kongenital atau bawaan,” ungkap dia dalam media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

    Faktor risiko seperti riwayat keluarga dan penyakit tertentu seperti diabetes juga bisa meningkatkan kemungkinan terkena glaukoma lebih awal.

    2.       Mitos: Sering main gadget atau membaca dalam gelap menyebabkan glaukoma

     

    Faktanya: Penggunaan gadget dalam waktu lama memang bisa menyebabkan mata lelah, tetapi tidak secara langsung menyebabkan glaukoma.

     

    Penyakit ini lebih berkaitan dengan tekanan bola mata yang meningkat dan kerusakan saraf optik.

    “Glaukoma merupakan kondisi neuropati optik progresif yang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik dan berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, bahkan kebutaan,” tutur dia.

    Glaukoma merupakan penyakit mata yang sering kali berkembang tanpa gejala di tahap awal, sehingga banyak penderita baru menyadari ketika sudah mengalami gangguan penglihatan yang permanen.

    PENGLIHATAN PASIEN GLAUKOMA -Konsultan oftalmologi di JEC Eye Hospitals and Clinics DR. Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K) saat media edukatif bertajuk ‘Waspada Si Pencuri Penglihatan: Mitos, Fakta, Risiko, & Deteksi Dini!’, di Jakarta, Kamis (13/3/2025) menyampaikan 5 mitos seputar glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kebutaan terbanyak nomor dua di dunia beserta faktanya. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

    3.       Mitos: Jika terkena glaukoma, pasti akan buta

     

    Faktanya: Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, banyak penderita glaukoma dapat mempertahankan penglihatannya selama bertahun-tahun.

    Pemeriksaan mata rutin adalah kunci utama untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma.

    “Karena glaukoma sering berkembang tanpa gejala di tahap awal, deteksi dini menjadi sangat penting. Pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi individu dengan faktor risiko, adalah langkah utama dalam mencegah dampak glaukoma yang lebih serius,” ungkap dokter Iwan.

    Glaukoma tidak dapat direhabilitasi, namun bisa dicegah dampak fatalnya yaitu berupa kebutaan permanen.

    4.       Mitos: Glaukoma bisa disembuhkan dengan obat herbal atau terapi alternatif

     

    Faktanya: Saat ini, belum ada obat herbal atau metode alternatif yang terbukti secara ilmiah bisa menyembuhkan glaukoma.

     

    Pengobatan yang dianjurkan oleh dokter, seperti obat tetes mata, laser, atau operasi, adalah langkah medis yang terbukti efektif dalam mengendalikan penyakit ini.

     

    “Glaukoma ini tidak bisa disembuhkan. Glaukoma hanya bisa dicegah dan bisa dipertahankan sisa-sisa penglihatan atau memperlambat kebutaan. Penting bagi pasien untuk patuh pada pengobatan medis dan pasien bersedia melakukan pemeriksaan berkala,” ujar dia.

     

    Mitos: Glaukoma bukan penyakit keturunan
     

    Faktanya: Glaukoma memiliki faktor genetik yang signifikan. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan glaukoma, risikonya untuk terkena penyakit ini menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, orang dengan riwayat keluarga glaukoma disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

    Selain faktor keturunan, beberapa kondisi lain juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma, di antaranya: usia di atas 40 tahun, tekanan bola mata tinggi (hipertensi okular), penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi, miopi (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat) tinggi, cedera pada mata atau penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang.

    “Banyak orang berpikir orang yang diabetes pasti terkena glaukoma. Bukan seperti itu. Diabetes bukan faktor langsung glaukoma atau tidak langsung mempengaruhi. Tapi orang diabetes berisiko tinggi terkena glaukoma,” kata dokter Iwan.

    Deteksi Dini Penting

    Guru besar FKUI sekaligus Head of Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals and Clinics Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, SpM(K) menuturkan, screening dan penanganan glaukoma kini sudah berkembang.

    Beberapa teknologi yang digunakan meliputi: Optical Coherence Tomography (OCT), Visual Field Test (Perimetri), Tonometri Non-Kontak (Air Puff Test) & Goldmann Applanation Tonometry – Teknik modern untuk mengukur tekanan bola mata dengan lebih akurat, dan Gonioskopi.

    “Sebagai salah satu jaringan rumah sakit mata terkemuka di Indonesia, kami terus meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mata. Melalui kampanye edukatif dan fasilitas pemeriksaan mata yang lengkap, kami berharap dapat membantu lebih banyak masyarakat dalam mendeteksi dan mengelola glaukoma lebih awal,” jelas Prof Widya.

    Tahun ini peringatan World Glaucoma Week 2025: “Uniting for Sight”, menekankan kolaborasi global dalam mencegah kebutaan akibat glaukoma.

    Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, dari 39 juta kasus kebutaan di dunia, sebanyak 3,2 juta disebabkan oleh glaukoma dan prevalensi glaukoma mencapai 0,46 persen, atau sekitar 4 hingga 5 orang per 1.000 penduduk.

    Sebanyak 80 persen kasus glaukoma tidak memiliki gejala, kebanyakan pasien terdiagnosa secara tidak sengaja saat tes kesehatan atau di saat skrining. Namun jika muncul gejala sakit kepala hebat, pandangan tiba- tiba kabur, mual, muntah, dan kesakitan hebat, masyarakat perlu waspada.

    Pasien yang menderita glaukoma akut, memiliki waktu 2 x 24 jam untuk segera menurunkan tekanan bola mata, jika terlambat, kelainannya akan menjadi permanen.

     

     

  • Pengakuan Wanita Bandung Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Punya Kebiasaan Ini

    Pengakuan Wanita Bandung Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Punya Kebiasaan Ini

    Jakarta

    Gagal ginjal atau kidney failure adalah kondisi saat salah satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Kondisi ini tak hanya dialami oleh lanjut usia (lansia), tetapi juga usia muda yang salah satunya dipicu pola atau gaya hidup. Seperti yang dialami Asry Mahendra, wanita usia 38 tahun yang terkena gagal ginjal kronis stadium 5.

    Kondisi tersebut dialaminya imbas tekanan darah tinggi atau hipertensi tak terkontrol, yang merupakan salah satu kondisi pemicu gagal ginjal kronis. Asry mengaku sudah mengalami hipertensi sejak 2022.

    “Tahun 2023 akhir bulan, Desember, saya ngerasa sakit kepala hebat. dan Saya cek tensi, ternyata tensi saya sudah tinggi di angka 215/120,” katanya kepada detikcom, Selasa (11/3/2025).

    “Nah di situ saya dikasih obat tensi sama klinik. Setelah minum obat tensi sakit kepalanya hilang,” lanjutnya lagi.

    Meski sakit kepalanya sudah mereda, Asry mengalami gejala lain seperti kelelahan, kurang nafsu makan, mual muntah, sering cegukan, gatal-gatal, badan memar, hingga mulut bau besi. Menyadari ada yang tak beres, dirinya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.

    Ibu tiga anak ini mengatakan dokter pada saat itu menyarankannya untuk menjalani tes darah. Hasilnya, Asry didiagnosis gagal ginjal kronis stadium 5.

    Kebiasaan Sering Makan Asin

    Kepada detikcom, Asry mengaku memiliki pola hidup yang buruk. Ia mengaku jarang berolahraga dan sering mengonsumsi makanan asin atau tinggi natrium.

    Menurut Asry, dokter yang menanganinya juga menyebut hipertensi yang dialaminya disebabkan oleh gaya hidup yang tak sehat.

    “Dulunya saya memang jarang gerak kak, makanan juga suka yang asin-asin, gurih-gurih, seblak, basreng, dan kawan-kawannya, hehehe,” kata Asry.

    “Hari-hari saya rebahan terus kerjanya di ruangan AC 24 jam, habis makan berat langsung rebahan, mungkin dari situ penyakitnya timbul,” katanya lagi.

    Terkait hal tersebut, spesialis penyakit dalam, dr Yunita Indah Dewi, SpPD, mengatakan bahwa makanan asin mengandung natrium yang tinggi, sehingga akan mengikat banyak cairan yang dialirkan bersama darah ke jantung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.

    “Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dan tidak diobati akan merusak ginjal,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (13/3).

    Menurut dr Yunita, gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes, dan sulit untuk mengembalikan fungsi ginjal ke kondisi normal.

    “(Sementara) gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat kembali normal jika penyebabnya segera diatasi,” katanya.

    (suc/suc)

  • Minuman Ajaib untuk Kontrol Gula Darah? Ini Dia Pilihannya!

    Minuman Ajaib untuk Kontrol Gula Darah? Ini Dia Pilihannya!

    Liputan6.com, Jakarta Mengatur kadar gula darah penting banget, terutama bagi penderita diabetes. Tapi, selain mengatur pola makan, tahu enggak sih kalau minuman juga berperan besar? Banyak minuman yang bisa membantu mengontrol gula darah, bahkan beberapa di antaranya bisa jadi pilihan yang lezat dan menyegarkan.

    Artikel ini akan membahas berbagai jenis minuman yang direkomendasikan dan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan gula darahmu.

    Dari sekian banyak pilihan, air putih tetap menjadi juara. Kenapa? Karena air putih bebas kalori dan karbohidrat, membantu ginjal membuang kelebihan gula melalui urine, dan tentu saja menghidrasi tubuh.

    Jangan lupa, minum minimal 2 liter air putih setiap hari ya! Selain air putih biasa, kamu juga bisa mencoba air infused dengan tambahan irisan buah-buahan seperti lemon, jeruk, beri, atau rempah-rempah seperti mint untuk menambah cita rasa.

    Selain air putih, ada beberapa minuman lain yang juga bisa membantu mengontrol gula darah. Kopi hitam tanpa gula, misalnya, terbukti dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2. Teh, baik itu hijau, hitam, putih, oolong, atau herbal, juga memiliki manfaat yang baik berkat kandungan antioksidannya. Teh hijau bahkan mengandung katekin yang dapat menghambat penyerapan karbohidrat.

  • Muncul tanpa gejala, Glaukoma perlu deteksi dini guna cegah kebutaan

    Muncul tanpa gejala, Glaukoma perlu deteksi dini guna cegah kebutaan

    Jakarta (ANTARA) – Konsultan oftalmologi Jakarta Eye Center (JEC) Eye Hospitals and Clinics dr. Iwan Soebijantoro menganjurkan perlunya deteksi dini untuk mengantisipasi glaukoma yang dapat berdampak pada kebutaan lantaran glukoma muncul tanpa gejala.

    Glaukoma adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang merusak saraf optik, sehingga mengakibatkan terjadi penurunan fungsi penglihatan.

    “Glaukoma merupakan penyakit mata yang sering kali berkembang tanpa gejala di tahap awal, sehingga banyak penderita baru menyadari ketika sudah mengalami gangguan penglihatan yang permanen, sehingga perlu deteksi dini,” kata Iwan kepada wartawan dalam rangka “World Glaucoma Week 2025” di Jakarta, Kamis.

    Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, dari 39 juta kasus kebutaan di dunia, sebanyak 3,2 juta disebabkan oleh glaukoma dan prevalensi glaukoma mencapai 0,46 persen, atau sekitar 4 hingga 5 orang per 1.000 penduduk.

    Iwan mengatakan bahwa sekitar 80 persen kasus glaukoma tidak memiliki gejala, sehingga banyak pasien yang baru terdiagnosis secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan kesehatan mata rutin.

    “Namun, dalam kasus glaukoma akut, gejala seperti sakit kepala hebat, pandangan tiba-tiba kabur, mual, muntah, dan nyeri mata intens dapat muncul,” kata dia.

    Dalam kondisi ini, lanjut dia, pasien hanya memiliki waktu 2 x 24 jam untuk menurunkan tekanan bola mata sebelum kerusakan menjadi permanen.

    “Makanya, pemeriksaan mata berkala sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga dengan glaukoma, diabetes, atau tekanan bola mata tinggi,” ujarnya.

    Kendati penyakit glaukoma tidak dapat disembuhkan, namun penanganan penyakit ini tetap dapat dilakukan untuk memperlambat dampak buruk penglihatannya.

    Sementara itu, Head of Glaucoma Service JEC Eye Hospitals and Clinics dr. Widya Artini Wiyogo, mengatakan, teknologi modern dalam deteksi dini glaukoma, memungkinkan diagnosis lebih cepat dan akurat.

    Adapun beberapa teknologi yang digunakan meliputi Optical Coherence Tomography (OCT), yakni Pemindaian non-invasif yang menampilkan ketebalan saraf optik guna mendeteksi tanda-tanda awal glaukoma.

    Kemudian, tes lapangan penglihatan (Perimetri) yakni pemeriksaan untuk mengidentifikasi kehilangan penglihatan perifer, gejala khas glukoma.

    Selanjutnya, Tonometri Non-Kontak (Air Puff Test) and Goldmann Applanation Tonometry yakni teknik modern untuk mengukur tekanan bola mata dengan lebih akurat.

    Serta gonioskopi, yakni pemeriksaan untuk menilai sudut drainase mata guna menentukan jenis glaukoma yang diderita pasien.

    “Sebagai salah satu jaringan rumah sakit mata terkemuka di Indonesia, JEC berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mata. Melalui kampanye edukatif dan fasilitas pemeriksaan yang lengkap, JEC berharap dapat membantu lebih banyak masyarakat dalam mendeteksi dan mengelola glaukoma lebih awal,” paparnya.

    Sebagai bagian dari upaya ini, JEC juga membuka tahap kedua program CSR untuk operasi implan glaukoma gratis bagi 100 pasien.

    Operasi gratis ini dilaksanakan di hampir seluruh cabang JEC di Indonesia, memberikan kesempatan bagi pasien dengan keterbatasan akses untuk mendapatkan pengobatan yang efektif guna mencegah kebutaan akibat glaukoma.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Efek Samping Minum Kopi Jika Dikonsumsi Berlebihan atau Dalam Perut Kosong – Halaman all

    Efek Samping Minum Kopi Jika Dikonsumsi Berlebihan atau Dalam Perut Kosong – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bagi sebagian orang minum kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka.

    Hari tanpa minum kopi rasanya kurang lengkap.

    Sebab, bagi mereka kopi dapat memberi tambahan energi yang sangat dibutuhkan. Meminumnya, membuat mereka merasa segar. 

    Minum kopi juga meningkatkan fokus dan metabolisme.

    Namun, minum kopi berlebihan atau saat perut kosong dapat menimbulkan risiko kesehatan.

    Hasil penelitian yang dipublikasikan Healthshots.com, mengungkapkan minum kopi saat perut kosong dapat memicu gangguan pencernaan dan mengganggu proses penyerapan nutrisi, sehingga berpotensi membahayakan sistem kekebalan tubuh.

    Kebiasaan ini juga dapat memperburuk refluks asam lambung dan meningkatkan kadar kortisol, yang menyebabkan stres. 

    Berikut efek samping minum kopi, terutama jika dikonsumsi berlebihan atau dalam perut kosong:

    Gangguan pencernaan

    Apakah Anda menjadi lebih sering buang air besar setelah mengonsumsi kopi? Jika iya, ini disebabkan oleh efek pencahar pada kopi. Efek samping kopi ini dapat membuat usus menjadi lebih aktif, sehingga pergerakan usus menjadi lebih cepat.

    2. Gangguan pada lambung

    Kopi bersifat asam karena dalam kopi terkandung asam kafeat yang dapat meningkatkan asam lambung dan akan lebih bermasalah jika kopi diminum dalam keadaan perut kosong.

    Kadar asam tinggi dapat mengiritasi lambung dan memnunculkan gejala perut terasa perih, sensasi panas di dada dan bahkan refluks asam (GERD).

    3. Kecemasan dan kegelisahan

    Kafein merupakan stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan tingkat energi. Namun, mengonsumsinya saat perut kosong dapat memperkuat efeknya, yang menyebabkan meningkatnya kecemasan, kegugupan, dan kegelisahan.

    Kondisi gairah yang meningkat ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan kegelisahan dan ketidakmampuan untuk fokus.

    4. Mengganggu penyerapan nutrisi

    Kopi mengandung senyawa yang dikenal sebagai tanin, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi tertentu, termasuk zat besi dan kalsium.

    “Mengonsumsi kopi saat perut kosong dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting ini, yang menyebabkan kekurangan nutrisi seiring waktu,” jelas Lokeshappa.

    Hal ini khususnya mengkhawatirkan bagi individu yang mengandalkan pola makan kaya nutrisi untuk kesehatan yang optimal.

    5. Meningkatkan respons stres

    Kafein merangsang pelepasan kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres, dari kelenjar adrenal.

    Meskipun kortisol berperan penting dalam respons tubuh untuk melawan atau lari, kadar yang tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan.

    Hal ini dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh yang lemah, penambahan berat badan, dan gangguan suasana hati.

    Minum kopi saat perut kosong dapat menyebabkan respons stres yang berlebihan, yang berpotensi memperburuk kondisi terkait stres.

    6. Fluktuasi gula darah

    Kafein dapat memengaruhi sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa, yang menyebabkan fluktuasi kadar gula darah.

    Bila dikonsumsi saat perut kosong, kopi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti oleh penurunan kadar berikutnya.

    Hal itu dapat membuat seseorang merasa lelah, mudah tersinggung, dan menginginkan lebih banyak gula atau kafein untuk meredakan gejala.

    Seiring waktu, fluktuasi ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.

    7. Sering buang air kecil

    Peningkatan frekuensi buang air kecil adalah efek samping kopi yang umum terjadi.

    Kopi bersifat diuretik sehingga dapat merangsang pembuangan urine dan membuat Anda lebih sering buang air kecil.

    Hal inilah yang membuat Anda akan lebih sering ke toilet setelah mengonsumsi kopi.

    Yang perlu diingat, tetap banyak konsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

    Bagi peminum kopi yang bermasalah dengan nyeri lambung tetap bisa konsumsi kopi dalam bentuk permen kafein tanpa mengandung asam kafeat seperti permen Cafetab.

    Kandungan kafein dalam setiap 1 permen 50 mg atau setara dengan 1 gelas kopi atau 1 shot.

    Mengantuk hilang tapi perut tetap nyaman. Manfaat Minum Kopi Hitam Tanpa Gula untuk Kesehatan

    Kopi hitam tanpa tambahan lainnya, seperti gula dan krimer, ternyata baik untuk kesehatan tubuh.

    Lantas, apa saja manfaat minum kopi hitam?

    Ada beberapa manfaat kopi hitam tanpa gula untuk kesehatan, seperti menurunkan risiko kanker, mencegah Alzheimer, menyehatkan kulit, dan menyehatkan jantung.

    Meskipun bermanfaat untuk tubuh, kopi hitam mungkin bisa menyebabkan efek samping tertentu, seperti mual dan sakit kepala, pada beberapa orang karena kandungan kafein di dalamnya.

    Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa manfaat minum kopi hitam untuk kesehatan berikut ini.

    Disarikan dari Prevention dan Healthline, berikut adalah beberapa manfaat minum kopi hitam tanpa gula untuk kesehatan yang perlu diketahui.

    Menyehatkan jantung

    Kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan irama denyut jantung dan tekanan darah, serta memicu dehidrasi.

    Namun jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, risiko tekanan darah tinggi, kolesterol, dan masalah jantung lainnya justru bisa berkurang.

    Menurunkan risiko beberapa jenis kanker

    Kopi hitam mengandung lebih dari 1.000 senyawa yang memiliki kemampuan anti-inflamasi dan anti-kanker.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa minum kopi hitam tanpa gula setiap hari dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, seperti melanoma, leukemia, prostat, dan endometrium.

    Menyehatkan kulit

    Salah satu manfaat minum kopi pahit adalah dapat meningkatkan kesehatan kulit.

    Pasalnya, kandungan antioksidan pada kopi hitam dapat mengurangi inflamasi dan meningkatkan kesehatan kulit secara umum.

    Menurunkan risiko Alzheimer

    Beberapa penelitian membuktikan bahwa kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan daya ingat.

    Bahkan, minum kopi dalam jumlah wajar secara teratur dapat menurunkan risiko demensia di hari tua.

    Menurunkan risiko Parkinson

    Parkinson adalah salah satu penyakit sistem saraf pusat yang ditandai dengan tremor anggota tubuh.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi tidak hanya akan mencegah perkembangan penyakit Parkinson, tetapi juga akan mengurangi gejala yang muncul.

    Meningkatkan performa fisik

    Minum kopi hitam tanpa gula sebelum berolahraga sudah terbukti dapat meningkatkan pembakaran kalori setelah olahraga dilakukan.

    Selain itu, kandungan kafein pada kopi juga dapat meningkatkan performa fisik, khususnya jika dibarengi dengan makanan atau camilan dengan kandungan lemak sehat, protein berkualitas tinggi, dan serat.

    Mencegah sirosis hati

    Sirosis hati adalah kondisi di mana organ hati dipenuhi dengan jaringan parut sehingga fungsinya berkurang.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu manfaat minum kopi setiap hari adalah dapat meningkatkan kesehatan organ hati dan memperlambat perkembangan sirosis hati.

    Menurunkan risiko diabetes

    Konsumsi kopi secara rutin dapat melindungi tubuh dari risiko diabetes tipe 2 karena kandungan kafein dan asam klorogenat di dalamnya.

    Bahkan, salah satu penelitian menunjukkan bahwa risiko diabetes tipe 2 akan semakin berkurang jika jumlah kopi yang diminum ditambah, atau sekitar 6 cangkir per hari.

    Meningkatkan suasana hati dan konsentrasi

    Minum kopi hitam setiap hati sudah terbukti dapat menurunkan waktu reaksi dan meningkatkan kewaspadaan.

    Selain itu, kopi juga dapat meningkatkan ketepatan tes dan mengurangi rasa lelah, serta sakit kepala.

    Menurunkan berat badan

    Kopi hitam tanpa gula dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga kalori yang dibakar saat beristirahat juga meningkat.

    Selain itu, kopi juga dapat mengurangi nafsu makan sehingga akan berdampak positif pada penurunan berat badan.

    Minum kopi hitam setiap hari dalam jumlah umumnya aman.

    Namun, Anda tetap diimbau untuk tidak minum kopi lebih dari 4 cangkir per hari agar tidak mengalami efek samping tertentu.

    Selain itu, orang-orang yang memiliki riwayat medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan dari dokter diimbau untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum minum kopi hitam tanpa gula setiap hari.

     

    Sumber: Wartakotalive.com

  • 8 Efek Samping Mengonsumsi Kurma Terlalu Banyak

    8 Efek Samping Mengonsumsi Kurma Terlalu Banyak

    Jakarta, Beritasatu.com – Kurma adalah salah satu buah kering yang paling umum ditemukan saat bulan Ramadan tiba. Buah ini juga memiliki peran penting selama bulan Ramadan, yang mana umat muslim mengonsumsinya untuk berbuka puasa.

    Meskipun kaya serat dan baik untuk kesehatan, makan kurma terlalu banyak bisa berbahaya dan menimbulkan beberapa efek samping.

    Berikut ini delapan efek samping mengonsumsi kurma berlebihan, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (13/3/2025).

    Efek Samping Makan Kurma Terlalu Banyak

    1. Kenaikan berat badan

    Kurma memang kaya serat, tetapi juga tinggi kalori dan energi. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, kurma dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebih. Kurma memiliki kepadatan energi sedang dengan sekitar 2–2,8 kalori per gram, sehingga dapat meningkatkan berat badan dengan cepat.

    2. Masalah pencernaan

    Meskipun serat dalam kurma baik untuk pencernaan, terlalu banyak mengonsumsinya justru bisa menyebabkan masalah, seperti kembung dan sembelit. Asupan serat yang berlebihan bisa membuat perut terasa tidak nyaman.

    3. Meningkatkan kadar gula darah

    Kurma mengandung kalori dan gula yang cukup tinggi, sehingga tidak ideal untuk penderita diabetes. Dalam 1/4 cangkir kurma, terdapat sekitar 24 gram karbohidrat dan 105 kalori. Selain itu, kurma mengandung banyak gula alami, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang memiliki indeks glikemik lebih tinggi dari glukosa.

    4. Memicu serangan asma

    Kurma dapat memicu alergi yang berhubungan dengan asma. Sekitar 70%–80% penderita asma memiliki alergi terhadap jamur yang sering ditemukan pada buah kering, seperti kurma. Oleh karena itu, orang yang rentan terhadap alergi sebaiknya lebih berhati-hati saat mengonsumsi kurma.

    5. Menyebabkan ruam kulit

    Buah kering seperti kurma dapat menyebabkan ruam kulit karena mengandung sulfit. Selain itu, jamur yang sering ditemukan dalam kurma juga bisa memicu iritasi pada kulit. Meskipun kurma memiliki banyak manfaat, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar agar terhindar dari efek samping yang tida diinginkan.

    6. Ketidakseimbangan nutrisi

    Meskipun kurma merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik, mengonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Hal ini berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi penting lainnya.

    7. Asupan kalium tinggi

    Kurma kaya akan kalium yang secara umum bermanfaat bagi kesehatan. Namun, asupan kalium yang berlebihan, terutama bagi yang memiliki masah ginjal, dapat menyebabkan hiperkalemia. Merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar kalium dalam darah.

    8. Kerusakan gigi

    Kurma merupakan sumber fluor yang sangat baik untuk gigi, sehingga dapat memperkuat email gigi dan mencegah gigi dari kerusakan. Namun, kurma kaya akan gula dan karbohidrat yang dikenal dapat memicu kerusakan gigi dan menyebabkan gigi berlubang jika dikonsumsi secara berlebihan.

  • Jangan Coba-coba! Ini 5 Risiko Makan Durian Saat Berbuka Puasa

    Jangan Coba-coba! Ini 5 Risiko Makan Durian Saat Berbuka Puasa

    Jakarta, Beritasatu.com – Buah durian dikenal sebagai “raja buah” karena aroma khasnya yang kuat serta teksturnya yang lembut. Saat berbuka puasa, banyak orang menikmati momen kebersamaan dengan menyantap berbagai hidangan, termasuk buah durian.

    Namun, mengonsumsi durian saat berbuka puasa perlu diperhatikan, karena ada beberapa risiko yang dapat memengaruhi kesehatan. Meski tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, durian dapat menimbulkan efek tertentu pada tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan.

    Berikut ini risiko makan durian saat berbuka puasa yang perlu Anda perhatikan, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (13/3/2025).

    Risiko Mengonsumsi Durian Saat Berbuka Puasa

    1. Berisiko menyebabkan gangguan pencernaan

    Durian mengandung serat tinggi yang dapat memicu perut kembung, begah, atau bahkan diare jika dikonsumsi dalam jumlah besar setelah berpuasa seharian.

    2. Gula darah bisa melonjak

    Kandungan gula alami dalam durian cukup tinggi, sehingga dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Bagi penderita diabetes atau orang yang sensitif terhadap gula, hal ini bisa memperburuk kondisi kesehatan mereka.

    3. Meningkatkan suhu tubuh

    Durian memiliki efek termogenik yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Jika dikonsumsi saat berbuka puasa, dapat menyebabkan panas dalam, keringat berlebihan, dan dehidrasi jika tidak diimbangi dengan konsumsi air putih yang cukup.

    4. Berisiko bagi penderita hipertensi dan penyakit jantung

    Durian mengandung senyawa seperti sulfur dan kalium yang dapat memengaruhi tekanan darah dan kesehatan jantung. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko bagi penderita hipertensi dan penyakit jantung.

    5. Berisiko jika dikombinasikan dengan makanan atau minuman tertentu

    Mengonsumsi durian bersama makanan berlemak tinggi dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa mual. Jika dikonsumsi bersama minuman bersoda atau alkohol, dapat memicu perut kembung serta gangguan pencernaan lainnya.

    Secara alami, durian mengalami fermentasi dan memiliki kandungan gas yang cukup tinggi. Hal ini membuatnya kurang cocok untuk dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan serius.

    Tip Aman Mengonsumsi Durian Saat Berbuka Puasa

    Agar tetap bisa menikmati durian tanpa menimbulkan masalah kesehatan, berikut beberapa tip yang dapat diterapkan.

    Konsumsi durian dalam jumlah kecil, sekitar satu hingga dua biji saja.Pastikan minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.Jangan langsung mengonsumsi durian setelah menyantap makanan berat.Hindari makan durian jika memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan pencernaan yang sensitif.

    Dengan memahami risiko dan cara aman mengonsumsi durian, Anda dapat menikmati buah ini tanpa mengganggu kesehatan saat berbuka puasa. Pemilihan makanan yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh akan membantu menjaga keseimbangan dan kenyamanan selama menjalani ibadah puasa.

  • Hari Glaukoma Sedunia: Sayangi dan Lindungi Mata

    Hari Glaukoma Sedunia: Sayangi dan Lindungi Mata

    Jakarta

    Hari Glaukoma Sedunia diperingati setiap 12 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya glaukoma, salah satu penyebab utama kebutaan di dunia. Momen tersebut mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata dan pentingnya deteksi dini agar menghindari risiko kehilangan penglihatan.

    Glaukoma dikenal sebagai “pencuri penglihatan” karena perkembangannya yang perlahan dan tanpa rasa sakit. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, usia di atas 40 tahun, atau memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes.

    Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih efektif, seperti penggunaan obat tetes mata atau prosedur medis lainnya untuk mengontrol tekanan mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

    Penyebab dan Bahaya Glaukoma

    Glaukoma adalah kondisi yang terjadi akibat meningkatnya tekanan dalam bola mata yang berakibat pada kerusakan saraf optik. Tekanan ini meningkat ketika produksi cairan mata berlebih atau terjadi hambatan dalam sistem drainase cairan mata, sehingga cairan menumpuk dan memberikan tekanan berlebih pada saraf optik.

    Jika dibiarkan tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang bersifat permanen, mulai dari penyempitan lapang pandang hingga kebutaan total.

    Di Indonesia, glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua setelah katarak. Menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), ribuan orang kehilangan penglihatan setiap tahunnya akibat glaukoma yang tidak terdeteksi sejak dini.

    glaukoma Foto: Shutterstock/

    Namun banyak penderita yang baru menyadari penyakit ini saat kondisinya sudah parah karena glaukoma sering berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal.

    Sebagai kepedulian terhadap kesehatan mata masyarakat, berbuatbaik.id turut serta dalam membantu penderita glaukoma yang membutuhkan. Salah satunya adalah Nenek Tami, seorang pedagang kue keliling yang tetap mencari nafkah meskipun penglihatannya semakin terbatas akibat penyakit mata ini.

    Melalui program donasi, berbuatbaik.id bersama #sahabatbaik berupaya meringankan bebannya yang terdampak oleh glaukoma dan memberikan bantuan agar mereka tetap bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.

    Sahabat Baik, mari bersama berbagi kebaikan dan mendukung mereka yang membutuhkan. Donasi untuk para penderita glaukoma sekarang di Berbuatbaik.id karena 100% bantuanmu tersalurkan!

    (mul/up)

  • Hipertensi dan Diabetes Picu Lonjakan Kasus Gagal Ginjal di Indonesia – Halaman all

    Hipertensi dan Diabetes Picu Lonjakan Kasus Gagal Ginjal di Indonesia – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit Ginjal Kronik (PGK) semakin meningkat di Indonesia, dengan hipertensi dan diabetes sebagai penyebab utamanya. 

    Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), Dr. dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, mengungkapkan jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini dapat berujung pada gagal ginjal yang membutuhkan terapi pengganti seperti dialisis atau transplantasi.

    Menurut data registri PERNEFRI 2022, terdapat 63.498 pasien baru yang menjalani cuci darah, sementara prevalensi kumulatif pasien dialisis mencapai 158.929 orang. 

    “PGK sering kali tidak terdeteksi hingga 90 persen fungsi ginjal hilang, sehingga penting untuk melakukan skrining kesehatan ginjal secara rutin, terutama bagi penderita hipertensi dan diabetes,” kata Dr. Pringgodigdo di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025).

    Selain penderita hipertensi dan diabetes, faktor risiko lainnya yang sebabkan penyakit ginjal karena obesitas serta riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. 

    Selain itu, kondisi seperti gangguan ginjal akut, penyakit autoimun, serta infeksi seperti hepatitis B dan C juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena PGK.

    Untuk mencegah berkembangnya penyakit ginjal, skrining dan deteksi dini sangat disarankan, terutama bagi populasi berisiko tinggi. 

    Adapun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menekankan pentingnya pola hidup sehat untuk mencegah gangguan ginjal. 

    “Konsumsi air yang cukup, menjaga pola makan seimbang, serta mengontrol tekanan darah dan kadar gula adalah langkah utama dalam mencegah PGK,” sarannya.

     

  • Viral Wanita Bandung Usia 38 Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Begini Awal Mulanya

    Viral Wanita Bandung Usia 38 Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Begini Awal Mulanya

    Jakarta

    Asry Mahendra, seorang wanita berusia 38 tahun berjuang melawan penyakit gagal ginjal kronis stadium 5. Ia didiagnosis penyakit tersebut pada awal 2024 dan terpaksa harus menjalani cuci darah seumur hidup sambil menunggu donor ginjal.

    Ibu tiga anak ini menceritakan bahwa dirinya didiagnosis gagal ginjal kronis stadium 5 setelah mengalami sakit kepala hebat pada akhir 2023. Asry diketahui memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan tak pernah berobat sejak 2022. Hipertensi merupakan salah satu kondisi pemicu gagal ginjal kronis.

    Pada saat mengalami sakit kepala hebat, Asry memutuskan untuk memeriksakan diri ke klinik. Hasil tekanan darahnya menunjukkan angka yang sangat tinggi, mencapai 215/120.

    Diceritakan Asry, pihak klinik saat itu memberikan obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialaminya. Namun setelah sakit kepalanya mereda, ia mulai merasakan sejumlah gejala tak biasa.

    “Timbul lahh lemah letih lesu, kurang nafsu makan, mual muntah, sering cegukan, gatal-gatal, mulut bau besi, badan selalu banyak memar, pipis berbusa, jalan 5 langkah berasa lari lapangan 10 keliling ngos-ngos-an,” ucap Asry saat dihubungi detikcom, Selasa (11/3/2025).

    Imbas kondisinya yang semakin memburuk, Asry memutuskan untuk menjalani pemeriksaan. Dokter saat itu menyarankannya untuk menjalani cek darah.

    “Ternyata selesai cek darah, hasilnya dinyatakan gagal ginjal kronis stadium 5,” katanya.

    Menurut Asry, dokter pada saat itu menyatakan bahwa hipertensi yang dialaminya disebabkan oleh kebiasaan pola hidup yang buruk. Asry mengaku jarang olahraga dan sering mengonsumsi makanan asin.

    “Suka yang asin-asin gurih, seblak, basreng dan kawan-kawannya. Hari-hari saya rebahan terus, kerja di ruangan AC 24 jam, habis makan berat langsung rebahan. Mungkin dari situ penyakit timbul,” tuturnya.

    Setelah didiagnosis gagal ginjal kronis stadium 5, Asry mulai mengubah pola hidupnya dengan rutin berjalan kaki sebagai bentuk olahraga ringan yang dianjurkan dokter. Selain itu, ia juga sering melakukan sauna, steam, dan berenang.

    Dari segi pola makan, Asry harus menghindari makanan tinggi kalium, mengurangi garam, makanan berlemak, serta minyak. Beberapa makanan yang benar-benar dilarang untuknya adalah belimbing, air kelapa, pisang, dan santan. Sementara itu, makanan lain masih boleh dikonsumsi dengan batasan tertentu dan tetap diimbangi dengan pola hidup sehat.

    Apa Itu Gagal Ginjal?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, gagal ginjal atau kidney failure adalah kondisi saat salah satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Penyebabnya antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, dan cedera ginjal akut.

    Punya masalah kesehatan selama puasa? Konsultasikan dengan ahlinya di Tanya Dokter detikHealth, dapatkan saldo e-wallet Rp 500 ribu bagi yang beruntung. KLIK DI SINI

    (suc/suc)