Topik: diabetes

  • Wakil Ketua MPR minta program CKG benar-benar dirasakan seluruh rakyat

    Wakil Ketua MPR minta program CKG benar-benar dirasakan seluruh rakyat

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas meminta agar Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk yang ada di desa dan pelosok.

    Dia pun berkomitmen terus mengawal program ini, agar masyarakat lebih mudah dan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan. Dia menyampaikan itu ketika meninjau langsung pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Desa Panggung, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

    “Kalau kita sehat, Insya Allah kita panjang usia, betul? Insya Allah kita bisa terus berpikir yang terbaik untuk desa kita, kabupaten kita, dan Indonesia tercinta,” kata Ibas dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, Program CKG itu juga penting untuk menghindari penyakit-penyakit degeneratif seperti seperti sakit gula atau diabetes, asam urat, dan penyakit hipertensi yang biasanya turunan, atau dari konsumsi garam yang berlebihan.

    Dengan Program CKG, menurut dia, masyarakat bisa lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secepat mungkin demi mengantisipasi sebelum terjadinya sakit atau datangnya penyakit.

    “Pengecekan kesehatan gratis yang diberikan oleh pemerintahan Prabowo mesti sama-sama kita dukung dan kita kawal,” kata dia.

    Selain itu, dia juga meminta agar kesehatan ibu hamil dan balita mendapatkan perhatian, karena calon bayi maupun balita merupakan generasi penerus bangsa. Salah satunya, gizi balita harus ditingkatkan melalui program makan bergizi gratis.

    “Sementara bagi calon ibu muda, pemeriksaan berkala sangat penting karena kesehatan mereka menentukan kualitas generasi berikutnya,” kata dia.

    Menurut dia, investasi sektor kesehatan bagi ibu dan anak akan berdampak jangka panjang bagi bangsa. Jika gizinya tercukupi, maka Indonesia sedang membangun fondasi SDM unggul untuk Indonesia Maju.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • ‘Tsunami’ Penyakit Ginjal Kronis di Singapura, Bisa Capai 900 Ribu Kasus di 2035

    ‘Tsunami’ Penyakit Ginjal Kronis di Singapura, Bisa Capai 900 Ribu Kasus di 2035

    Jakarta

    Singapura menghadapi ‘tsunami’ kasus penyakit ginjal. Ada sekitar 500 ribu warganya yang mengalami penyakit ginjal kronis. Dua dari tiga orang di Singapura teridentifikasi gagal ginjal karena diabetes.

    Menurut catatan sistem data ginjal AS periode 2023, Singapura menempati posisi kedua gagal ginjal akibat diabetes, setelah Brunei.

    Kepala National Kidney Foundation (NKF) Singapura, Lang, bahkan menyebut Singapura diproyeksikan mencatat 900.000 kasus penyakit ginjal kronis pada 2035.

    “Kami ingin membalikkan keadaan, untuk melihat bagaimana kami dapat memperlambat tsunami ginjal, dan bagaimana kami berencana untuk melakukannya adalah melalui peningkatan kesadaran, pencegahan, dan pendidikan,” kata Lang, dikutip dari Straits Times, Rabu (26/2/2025).

    NKF mencatat kini ada 5.700 pasien dialisis atau sekitar 60 persen dari total populasi dialisis di Singapura.

    Tam Hon Yuen, salah satu warga Singapura, sedang berjalan ke sebuah restoran di Manchester, Inggris, ketika ia tiba-tiba merasa sesak napas dan lelah.

    Keluhan tidak biasa dirasakan Hon, terlebih ia jarang jatuh sakit di tengah aktivitas padat sebagai manajer penerbangan dan rutinitas olahraganya seperti bersepeda sejauh 60 km hingga 80 km pada hari libur, di Singapura.

    Dalam penerbangan kembali ke Singapura, beberapa rekannya juga mengatakan kepadanya ia tampak pucat.

    Seminggu kemudian, pria yang hampir menginjak kepala 6 itu memutuskan untuk pergi ke dokter umum untuk pemeriksaan.

    Tes darah rupanya menunjukkan fungsi ginjalnya sudah terganggu.

    Ia dirujuk ke Departemen Penyakit Ginjal Changi General Hospital (CGH), didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis stadium tiga. Kasus Tam hanya satu dari sekian banyak catatan masalah ginjal pada usia lanjut. Bahkan, proyeksi Singapura menunjukkan 1 dari 4 lansia di sana akan terkena masalah ginjal kronis pada 2030.

    “Fungsi ginjal biasanya mencapai puncaknya pada usia sekitar 40 tahun dan selanjutnya mengalami penurunan yang sangat bertahap pada orang dewasa yang menua normal,” kata Dr. Kwek, salah satu tim medis di RS pusat dialisis Singapura.

    Penyakit ginjal kronis juga dapat menyerang orang yang mengalami obesitas atau penyakit jantung, serta mereka yang memiliki riwayat keluarga penyakit ginjal kronis, diabetes, atau tekanan darah tinggi.

    Penyakit ini, terkadang disebut sebagai ‘silent killer’ atau diam-diam mematikan, lantaran gejala berkembang perlahan, bahkan seringnya nihil gejala sampai pasien benar-benar mengalami kerusakan parah.

    “Beberapa pasien mendapati diri mereka dalam keadaan darurat di rumah sakit ketika gejala parah mereka muncul, padahal sebelumnya sudah sembuh. Pada saat ini, ginjal mereka berada di ambang kegagalan, sehingga memerlukan perawatan dialisis segera untuk bertahan hidup.”

    Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis stadium lanjut meliputi:

    kelelahantidak nafsu makanmual dan muntahkulit gatalkaki atau pergelangan kaki bengkak.

    Namun, gejala-gejala ini tidak selalu spesifik berkaitan dengan penyakit ginjal kronis dan juga bisa disebabkan kondisi lain, sehingga langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah deteksi dini.

    Pasien dengan diabetes dan/atau hipertensi disarankan untuk menjalani skrining penyakit ginjal kronis setiap tahun oleh dokter perawatan kesehatan primer.

    (naf/up)

  • Waspada, Lingkar Perut Besar Tingkatkan Risiko Diabetes, Jantung, dan Stroke

    Waspada, Lingkar Perut Besar Tingkatkan Risiko Diabetes, Jantung, dan Stroke

    Liputan6.com, Yogyakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lingkar perut dapat menjadi indikator penting untuk memprediksi risiko tiga penyakit utama, yaitu diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Semakin besar lingkar perut seseorang, semakin tinggi kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut.

    Lingkar perut merupakan salah satu parameter kesehatan yang sering diabaikan. Padahal, memiliki peran krusial dalam menilai risiko penyakit kronis.

    Mengutip dari laman who, lingkar perut yang melebihi batas normal dapat menjadi tanda penumpukan lemak visceral, yaitu lemak yang berada di sekitar organ-organ dalam perut. Lemak jenis ini dinilai lebih berbahaya dibandingkan lemak subkutan yang terletak di bawah kulit karena dapat memengaruhi fungsi organ dan memicu peradangan kronis.

    Batas normal lingkar perut yang direkomendasikan berbeda antara pria dan wanita. Untuk pria, lingkar perut dianggap normal jika kurang dari 90 cm, sedangkan untuk wanita, batas normalnya adalah kurang dari 80 cm.

    Jika lingkar perut melebihi angka tersebut, risiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 meningkat. Hal ini terjadi karena lemak visceral dapat mengganggu sensitivitas insulin, yang pada akhirnya memicu peningkatan kadar gula darah.

    Selain diabetes, lingkar perut yang besar juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Lemak visceral dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah dengan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).

    Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, yang berpotensi menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, risiko serangan jantung dan penyakit jantung koroner menjadi lebih tinggi.

    Stroke juga menjadi ancaman bagi orang dengan lingkar perut yang besar. Penelitian menunjukkan bahwa lemak visceral dapat memicu tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko utama stroke.

    Selain itu, lemak berlebih di perut dapat memicu peradangan sistemik yang berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah, yang turut meningkatkan risiko terjadinya stroke.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Ibas Demokrat Pastikan CKG Merata Sampai Tingkat Desa – Page 3

    Ibas Demokrat Pastikan CKG Merata Sampai Tingkat Desa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) memantau langsung Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digaungkan pemerintahan Presiden Prabowo. Sebagai wakil rakyat, Ibas hendak memastikan kebijakan tersbut benar dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk yang ada di dusun hingga wilayah terpencil.

    “Kami (legislatif) berkomitmen terus mengawal program ini, agar masyarakat lebih mudah dan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata Ibas di Desa Panggung, Kabupaten Magetan dalam keterangan tertulis diterima, Rabu (26/3/2025).

    Ibas menjelaskan tinjauannya CKG dilakukan pasa masa reses. Hal ini sekaligus dilakukan dalam rangka silaturahmi dengan warga sekitar.

    “Saya datang ke desa ini, ingin memastikan program di tingkat pusat, tidak hanya kami sebagai wakil rakyat dari Partai Demokrat, tapi juga teman-teman dari tingkat Kabupaten, bahwa masyarakat kita hari ini harus tetap sehat,“ jelas Ibas.

    Ibas meyakini, sehat adalah kunci. Maka, jika bisa menjaga sehat maka masyarakat akan mendapatkan usia yang lebih panjang dan berkualitas untuk terus membangun daerah dan negaranya.

    “Kami ingin ibu-ibu, bapak-bapak semuanya juga terhindar dari penyakit-pernyakit seperti sakit gula atau diabetes, asam urat, dan penyakit hipertensi yang biasanya turunan, atau dari konsumsi garam yang berlebihan,” wanti Ibas.

    Ibas mengingatkan, investasi sektor kesehatan khususnya ibu dan anak akan berdampak jangka panjang. Sebab saat ibu sehat dan balita tercukupi gizinya, maka Indonesia sedang membangun fondasi SDM unggul untuk bisa lebih maju lagi.

    “Salah satunya adanya melalui Posyandu dan Puskesmas yang terdata dan dilaksanakan setiap bulan, seperti di Desa Panggung ini,” dia menandasi.

    Merespons kedatangan Ibas, Acik Maliyani selamu perawat sekaligus penanggung jawab puskesmas desa, mengaku senang atas kedatangan Ibas.

    Di sisi lain, Dokter Abdulah Karim ketika ditemui Ibas menjelaskan ada penyakit umum yang banyak dikeluhkan masyarakat desa setempat. Kebanyakan sakit yang diderita adalah hipertensi, dan diabetes.

    “Para pasien yang merupakan masyarakat disini, tiap bulan kami lakukan pengecekan dan terus kita melakukan sosialisasi, edukasi dan penanganannya untuk masyarakat,” papar Abdullah.

     

  • Manfaat Puasa bagi Kesehatan Fisik dan Mental, Ini Bukti Penelitian!

    Manfaat Puasa bagi Kesehatan Fisik dan Mental, Ini Bukti Penelitian!

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, manfaat puasa sering kali terabaikan. Padahal, puasa bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental.

    Sejak zaman dahulu, berbagai budaya telah mempraktikkan puasa sebagai cara untuk membersihkan diri, meningkatkan kesehatan, serta mendekatkan diri secara spiritual.

    Kini, penelitian ilmiah semakin memperkuat fakta bahwa puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi tubuh. Dari meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, menjaga kesehatan jantung, hingga meningkatkan fungsi otak, puasa terbukti memiliki banyak keunggulan.

    Tak hanya itu, manfaat puasa juga meliputi peningkatan keseimbangan mental, pengelolaan stres, serta peningkatan suasana hati.

    Manfaat Puasa bagi Kesehatan Fisik

    Puasa dalam berbagai bentuknya telah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh. Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa manfaat utama puasa yang didukung oleh penelitian ilmiah.

    1. Mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko diabetes

    Puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, membantu tubuh mengatur kadar gula darah dengan lebih efektif. Sebuah penelitian pada 2023 menunjukkan puasa intermiten selama tiga hari dalam seminggu mampu menurunkan risiko diabetes tipe 2 dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

    2. Mengurangi peradangan dalam tubuh

    Peradangan kronis dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung dan kanker. Studi menunjukkan puasa mampu menurunkan kadar protein C-reaktif (CRP), yang merupakan penanda peradangan dalam tubuh. Dengan berkurangnya peradangan, risiko penyakit kronis dapat diminimalkan.

    3. Menjaga kesehatan jantung

    Puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol jahat (LDL), serta trigliserida. Sebuah tinjauan penelitian menemukan bahwa puasa selang-seling mampu mengurangi faktor risiko penyakit jantung, terutama bagi individu dengan berat badan berlebih.

    4. Membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme

    Dengan mengurangi asupan kalori secara alami, puasa membantu tubuh membakar cadangan lemak sebagai sumber energi. Penelitian menunjukkan puasa mampu meningkatkan metabolisme dan membantu penurunan berat badan lebih efektif dibandingkan hanya membatasi kalori harian.

    5. Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan

    Hormon pertumbuhan berperan penting dalam metabolisme, pembentukan otot, serta pemulihan sel tubuh. Studi menunjukkan puasa selama 37,5 jam dapat meningkatkan kadar hormon pertumbuhan hingga 10 kali lipat, membantu pembentukan massa otot serta pembakaran lemak lebih optimal.

    6. Memperlambat penuaan dan memperpanjang umur

    Beberapa penelitian menunjukkan puasa dapat memperpanjang usia harapan hidup dengan memperbaiki fungsi metabolisme dan menunda penuaan sel. Selain itu, puasa juga meningkatkan keberagaman bakteri baik dalam usus yang berperan dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan.

    Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental

    Berdasarkan jurnal ilmiah “The Effect of Fasting on Human Metabolism and Psychological Health” yang ditulis oleh Yiren Wang dan Ruilin Wu, puasa memiliki dampak positif pada kesehatan mental.

    Meskipun penelitian di bidang ini masih berkembang, beberapa studi telah menunjukkan bagaimana puasa memengaruhi suasana hati, mengurangi stres, serta meningkatkan fungsi kognitif.

    1. Meningkatkan fungsi otak dan mencegah penyakit neurodegeneratif

    Puasa berkontribusi terhadap kesehatan otak dengan meningkatkan produksi sel saraf baru serta mengurangi peradangan yang berhubungan dengan penyakit seperti alzheimer dan parkinson. Studi menunjukkan puasa dapat melindungi sel-sel otak dan meningkatkan kinerja kognitif.

    2. Mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan

    Saat berpuasa, kadar kortisol (hormon stres) dalam tubuh menurun, sehingga seseorang merasa lebih tenang dan emosinya lebih stabil. Selain itu, puasa juga dikaitkan dengan peningkatan fokus dan kejernihan berpikir.

    3. Meningkatkan kedisiplinan dan pengendalian diri

    Dengan menahan lapar dan haus, seseorang melatih pengendalian diri yang lebih baik. Hal ini berdampak positif pada kebiasaan sehari-hari, seperti mengurangi konsumsi makanan tidak sehat, mengatur pola tidur, serta meningkatkan produktivitas.

    Manfaat puasa tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga memiliki dampak luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental. Dari meningkatkan sensitivitas insulin hingga menjaga kesehatan otak, puasa telah terbukti memiliki berbagai manfaat yang didukung oleh penelitian ilmiah.

  • Bukan Genetik, Studi Ungkap Kunci Umur Panjang hingga 100 Tahun

    Bukan Genetik, Studi Ungkap Kunci Umur Panjang hingga 100 Tahun

    JAKARTA – Banyak orang mendambakan umur panjang dengan tubuh yang tetap sehat dan bugar. Tapi, apa sebenarnya rahasia untuk hidup hingga usia 100 tahun atau lebih?

    Dilansir dari laman Science Alert, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine mengungkapkan umur panjang lebih dipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan daripada faktor genetik. Dengan kata lain, pilihan yang kita buat setiap hari memiliki dampak lebih besar dibandingkan faktor keturunan.

    Para peneliti menggunakan data dari UK Biobank, sebuah data kesehatan besar di Inggris yang mencakup sekitar 500 ribu orang. Data ini mencakup informasi genetika, rekam medis, pencitraan medis, serta informasi gaya hidup. Sebagian dari penelitian ini juga menggunakan data dari 45 ribu peserta yang darahnya dianalisis dengan teknik proteomic profiling. Teknik ini memeriksa perubahan protein dalam tubuh seiring waktu untuk memperkirakan usia biologis, bukan usia kronologis.

    Para peneliti menganalisis 164 faktor lingkungan, termasuk gaya hidup (merokok, aktivitas fisik). Ada pun faktor sosial, yakni kondisi tempat tinggal, pendapatan, dan status pekerjaan. Lalu, faktor kehidupan awal, yaitu berat badan dimasa kanak-kanak.

    Kemudian, mereka menghubungkan data ini dengan 22 penyakit terkait usia, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, angka kematian dan penuaan biologis.

    Ditemukan faktor lingkungan menyumbang sekitar 17%, sedangkan genetika hanya berkontribusi kurang dari 2%. Ini menunjukkan lingkungan dan gaya hidup memiliki pengaruh jauh lebih besar dibandingkan genetika terhadap kesehatan serta umur panjang.

    Dampak lingkungan terbesar terlihat pada penyakit paru-paru, jantung, dan hati, sedangkan faktor genetik lebih berpengaruh pada risiko kanker payudara, ovarium, prostat, dan demensia.

    Beberapa faktor lingkungan yang paling berpengaruh dalam memperpendek umur dan mempercepat penuaan adalah merokok, kondisi sosial dan ekonomi, kurangnya aktivitas fisik, dan kondisi tempat tinggal.

    Hal yang menarik, penelitian ini menemukan bahwa anak yang lebih tinggi pada usia 10 tahun cenderung memiliki umur lebih pendek. Selain itu, kelebihan berat badan sejak kecil dan ibu yang merokok saat hamil atau saat bayi lahir, juga dikaitkan dengan umur pendek.

    Umur panjang adalah sesuatu yang bisa kita upayakan. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, menjaga kesehatan mental, dan hidup di lingkungan yang mendukung, peluang untuk hidup hingga 100 tahun menjadi semakin besar.

  • Transformasi Digital Asuransi Kesehatan Indonesia

    Transformasi Digital Asuransi Kesehatan Indonesia

    Jakarta: Asuransi kesehatan menjadi salah satu isu paling penting di Indonesia saat ini. Mengingat pertumbuhan populasi, penuaan masyarakat, dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, kebutuhan akan asuransi yang komprehensif semakin mendesak. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri ini, dari tingkat literasi asuransi yang rendah hingga infrastruktur kesehatan yang belum memadai.
     
    Kesehatan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, sehingga proteksinya juga menjadi amat penting. Manfaat asuransi kesehatan pun telah dirasakan oleh banyak orang, khususnya dalam meminimalisir dampak finansial akibat risiko penyakit pada masa depan.
     
    Asuransi Kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya ialah yang dapat memberikan mereka ketenangan pikiran serta melengkapi kenyamanan hidup dengan biaya yang terjangkau.

    Karenanya, orang mulai sadar akan pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Alasan utama, asuransi kesehatan dapat menanggulangi biaya kesehatan secara cepat saat terjadi darurat medis.
     

    Belum lagi dengan fakta bahwa biaya kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan tahun ke tahun. Survei 2020 Global Medical Trends Survey Report yang dirilis firma Willis Tower Watson menyatakan, gross medical inflation atau biaya kesehatan di Indonesia tahun 2019 naik hampir 10% dari tahun sebelumnya. Sementara tahun ini, biaya kesehatan diprediksi akan meroket lagi hingga 11%. Peningkatan ini disinyalir bakal lebih tinggi dibanding rata-rata biaya kesehatan di negara Asia Pasifik yang menyentuh level 7%.

    Pentingnya Memiliki Asuransi Kesehatan

    1. Akses ke Banyak Rumah Sakit
     
    Karena telah hadir di Indonesia lebih dulu, perusahaan asuransi swasta telah banyak bekerja sama dengan rumah sakit rekanan yang kompeten dan siap melayani calon pasien. Dengan jaringan rumah sakit yang tersebar dan bervariasi, Anda dapat memilih rumah sakit sesuai keinginan.
     
    Misalnya, kita dapat mencari lokasi rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal atau menemukan rumah sakit dimana dokter langganan melakukan praktik.
     
    2. Proses Lebih Mudah
     
    Dengan jaringan rumah sakit banyak, asuransi kesehatan menawarkan layanan prosedural yang lebih mudah bagi pemegang polis ketika berada di rumah sakit. Misalnya, sebagian jenis penyakit tidak memerlukan sistem rujukan yang mengharuskan pasien membawa surat rekomendasi dari dokter spesialis. Hal ini tentu saja mempercepat proses perawatan. 
     
    Artinya, Anda bisa kapan saja mengunjungi faskes, baik klinik maupun rumah sakit selama mereka bekerja sama dengan asuransi Anda. Bahkan kita dapat memilih dokter yang diinginkan. Hal inilah yang mendasari banyak orang mengapa mereka memilih asuransi kesehatan pribadi sebagai proteksi kesehatannya. 
     
    3. Hemat Waktu
     
    Antrian panjang adalah menjadi hal yang dihindari ketika kita sedang sakit. Namun apa daya, seringkali, kita harus rela menunggu berjam-jam. Ini akan terasa merepotkan jika Anda datang untuk menemani orang yang lanjut usia atau anak kecil. 
     
    Terlebih, kuota pasien rawat inap pun terbatas. Kondisi demikian akan menuntut kita untuk bolak-balik ke rumah sakit demi mengecek ketersediaan ruangan rawat inap. 
     
    Dengan memiliki asuransi kesehatan, kita dapat memiliki alur yang lebih singkat sehingga tertangani secara cepat, dan menghemat waktu serta tenaga.
     
    4. Nikmati Fasilitas Cashless
     
    Dengan perlindungan kesehatan, kita tidak perlu membawa uang tunai selama ke rumah sakit, apalagi jika tiba-tiba harus masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Jika asuransi kesehatan kamu memiliki fitur cashless atau non-tunai, kamu hanya perlu menunjukan kartu asuransi di loket rumah sakit. Setelah itu, biaya akan dijamin terlebih dahulu oleh pihak asuransi kepada rumah sakit. 
     
    5. Santunan Tunai
     
    Manfaat lain yang ditawarkan asuransi swasta adalah adanya santunan tunai yang diberikan selama pasien dirawat di rumah sakit. Santunan ini bermanfaat bagi keluarga pasien yang setiap harinya menunggu di rumah sakit, sebagai pengganti biaya transportasi atau biaya inap keluarga. 

    Tantangan Industri Asuransi Indonesia

    A. Rendahnya Literasi Asuransi
     
    Salah satu masalah terbesar di Indonesia adalah rendahnya literasi asuransi. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia masih di angka 38%, dan literasi asuransi bahkan lebih rendah. Ini berarti sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami pentingnya memiliki asuransi, termasuk asuransi kesehatan.
     
    Banyak yang beranggapan bahwa asuransi kesehatan adalah beban tambahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar memilih membayar perawatan kesehatan langsung saat dibutuhkan daripada mempersiapkan diri dengan asuransi. Ini memperlihatkan tantangan signifikan bagi perusahaan asuransi dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya asuransi kesehatan.
     
    B. Peningkatan Biaya Kesehatan
     
    Biaya perawatan kesehatan terus meningkat. Menurut riset Mercer Marsh Benefits, biaya kesehatan global diperkirakan meningkat rata-rata 8% per tahun, dan Indonesia tidak terkecuali. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung, yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan mahal.
     
    Bagi perusahaan asuransi, peningkatan ini menciptakan tantangan untuk menjaga premi tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas layanan. Tanpa solusi, baik perusahaan maupun konsumen akan semakin terbebani oleh biaya yang terus naik.
     
    Tantangan tersebut akan terjawab dengan transformasi industri asuransi Kesehatan ke dunia digital. Dimana saat ini, akses digital sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Perkembangan dunia teknologi harus dimanfaatkan untuk menjawab semua tantangan industri asuransi Indonesia agar masa depan asuransi dapat berkelanjutan.
     
    Transformasi digital tidak hanya membawa revolusi dalam cara kita mendapatkan akses dan perawatan kesehatan, tetapi juga mengubah lanskap asuransi kesehatan. Inovasi teknologi telah memberikan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memperkuat kolaborasi di antara profesional kesehatan serta penyedia layanan asuransi kesehatan.

    Penerapan Teknologi dalam Asuransi Kesehatan

    – Telemedicine dan Asuransi
     
    Telemedicine tidak hanya memudahkan akses pasien ke layanan kesehatan, tetapi juga telah diintegrasikan dengan polis asuransi kesehatan. Ini memungkinkan pemegang polis untuk mendapatkan konsultasi online dengan biaya yang dicakup oleh asuransi kesehatan mereka.
     
    – Analitik untuk Penilaian Risiko
     
    Penggunaan big data dan analitik dalam industri asuransi kesehatan membantu perusahaan asuransi dalam menilai risiko secara lebih akurat. Ini memungkinkan mereka untuk menawarkan premi yang lebih tepat dan perencanaan yang lebih baik untuk pemegang polis.
     
    – Pemanfaatan Perangkat Medis Terhubung
     
    Asuransi kesehatan mulai mengintegrasikan perangkat medis terhubung ke dalam polis mereka. Ini memungkinkan pemantauan kesehatan real-time, yang dapat mengarah pada insentif atau diskon premi bagi pemegang polis yang menjaga gaya hidup sehat.
     
    – Kecerdasan Buatan dalam Klaim
     
    Penggunaan kecerdasan buatan dalam mengelola klaim asuransi kesehatan mempercepat proses klaim dan mendeteksi penipuan dengan lebih efektif. Hal ini membantu perusahaan asuransi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pemegang polis mereka.

    Manfaat Transformasi Digital dalam Asuransi Kesehatan

    –  Akses yang Mudah dan Cepat
     
    Transformasi digital telah memungkinkan pemegang polis untuk mengakses informasi polis, klaim, dan layanan lainnya dengan cepat melalui aplikasi mobile atau portal online.
     
    – Perencanaan yang Lebih Personal
     
    Dengan adanya analitik dan big data, perusahaan asuransi kesehatan dapat menawarkan rencana yang lebih dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan profil kesehatan individu pemegang polis.
     
    – Layanan Pelanggan yang Lebih Baik
     
    Platform digital memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara perusahaan asuransi dan pemegang polis, meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih mulus.
     
    – Efisiensi Administrasi
     
    Proses administrasi asuransi kesehatan menjadi lebih efisien dengan adopsi teknologi digital, mengurangi biaya operasional dan meningkatkan akurasi data.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • 8 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Termasuk Bantu Turunkan Kadar Kolesterol

    8 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Termasuk Bantu Turunkan Kadar Kolesterol

    Jakarta

    Jahe dikenal sebagai bahan alami dengan kandungan antioksidan dan antiinflamasi yang tinggi, sehingga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Akar jahe berasal dari tanaman Zingiber officinale dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional China serta India selama ribuan tahun.

    Dikutip dari Medical News Today, jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah. Antioksidan serta nutrisi lain dalam jahe juga berperan dalam mencegah atau mengobati radang sendi, peradangan, dan berbagai infeksi. Selain itu, jahe dapat membantu mengurangi risiko diabetes, kanker, dan masalah kesehatan lainnya.

    Manfaat Jahe untuk Kesehatan

    Berikut beberapa manfaat jahe bagi kesehatan seperti dikutip dari Medical News Today dan WebMD.

    1. Melawan kuman

    Senyawa kimia dalam jahe segar dapat membantu melawan kuman. Senyawa ini efektif menghambat pertumbuhan bakteri seperti E. coli dan Shigella, serta mencegah virus seperti RSV.

    2. Menjaga kesehatan mulut

    Dikutip dari WebMD, jahe memiliki sifat antibakteri yang bermanfaat bagi kesehatan mulut. Senyawa aktif dalam jahe, yaitu gingerol, dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri di mulut. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit periodontal atau infeksi gusi yang serius.

    3. Mengatasi mual

    Jahe dapat meredakan mual, terutama saat hamil. Tanaman ini bekerja dengan memecah dan mengeluarkan gas yang menumpuk di usus. Jahe juga dapat membantu mengatasi mabuk laut atau mual akibat kemoterapi.

    4. Menghambat pertumbuhan kanker

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa molekul bioaktif dalam jahe dapat memperlambat pertumbuhan beberapa jenis kanker, seperti kanker kolorektal, lambung, ovarium, hati, kulit, payudara, dan prostat. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan manfaat ini.

    Sebuah studi kecil menemukan bahwa jahe dapat membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif. Namun, diperlukan studi yang lebih besar untuk memastikan apakah jahe benar-benar dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

    Mengonsumsi jahe setiap hari dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau Low-Density Lipoprotein (LDL). Dalam sebuah studi, konsumsi lima gram jahe per hari selama tiga bulan dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga 30 poin.

    7. Mendukung kesehatan kardiovaskular

    Ada beberapa bukti bahwa ekstrak jahe dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular. Sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan 4.628 orang menemukan konsumsi jahe setiap hari dapat melindungi dari penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, hiperlipidemia, penyakit serebrovaskular, dan penyakit hati berlemak, serta kondisi kronis lainnya.

    Para penulis studi tersebut menyimpulkan bahwa jahe mungkin memiliki potensi sebagai terapi pencegahan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah jahe dapat mendukung pengobatan bagi penderita penyakit kardiovaskular.

    8. Meredakan nyeri

    Jahe dapat meredakan nyeri melalui efek antiradang dan analgesik dari senyawa gingerol yang dikandungnya. Sebuah tinjauan tahun 2016 menyimpulkan bahwa jahe secara khusus dapat membantu mengurangi dismenore, atau nyeri tepat sebelum dan selama menstruasi.

    Namun, penulis mengakui bahwa penelitian yang mereka tinjau sering kali berukuran kecil atau kualitasnya buruk. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya mengeksplorasi hubungan antara konsumsi jahe dan pereda nyeri.

    (sao/suc)

  • 8 Kebiasaan Sehari-hari Picu Penyakit Ginjal, Nomor 1 Paling Sering Dilakukan

    8 Kebiasaan Sehari-hari Picu Penyakit Ginjal, Nomor 1 Paling Sering Dilakukan

    Jakarta

    Ginjal berfungsi menyaring darah serta mengeluarkan limbah dan kelebihan cairan tubuh melalui urine. Gangguan pada organ ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

    Menjaga kesehatan ginjal sangat berkaitan dengan gaya hidup sehat. Dikutip dari Kidney.org, berikut beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal:

    1. Makan Banyak Garam

    Pola makan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal. Sebagai alternatif, gunakan lebih banyak rempah-rempah untuk menambah cita rasa masakan.

    Bagi sebagian orang, mengurangi asupan garam mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Namun, seiring waktu, manfaatnya bagi kesehatan akan terasa.

    2. Konsumsi Makanan Ultra-Proses

    Sebuah studi pada 2022 menunjukkan orang yang mengonsumsi banyak makanan olahan memiliki risiko penyakit ginjal 24 persen lebih tinggi. Makanan ini umumnya mengandung aditif buatan, gula tambahan, karbohidrat olahan, lemak tidak sehat, dan natrium.

    Selain itu, makanan olahan juga rendah nutrisi, baik dari segi serat dan protein. Sebagai gantinya, cobalah mengonsumsi lebih banyak makanan utuh seperti sayur, buah, dan biji-bijian.

    3. Kurang Minum Air

    Kurang minum air dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Air membantu ginjal untuk membuang limbah dari dalam tubuh hingga mencegah batu ginjal.

    Konsumsi air yang cukup juga membuat obat infeksi saluran kemih bekerja lebih efektif.

    4. Kurang Tidur

    Istirahat yang cukup dan berkualitas penting untuk menjaga status kesehatan secara keseluruhan, termasuk ginjal. Ginjal bekerja mengikuti siklus bangun dan tidur, yang membantu mengoordinasikan beban kerja organ ini selama 24 jam.

    5. Terlalu Banyak Makan Daging

    Daging mengandung protein dan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Namun, konsumsi berlebihan tetap tidak dianjurkan.

    Protein hewani seperti daging, susu, dan telur mengandung semua bahan penyusun penting. Namun, beberapa di antaranya juga memiliki kandungan lemak tidak sehat. Seseorang yang memiliki penyakit ginjal juga mungkin akan kesulitan membuang sisa protein dalam tubuh.

    6. Kebanyakan Makan Gula

    Konsumsi gula terlalu banyak dikaitkan dengan obesitas. Obesitas dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes yang sama-sama menjadi penyebab utama penyakit ginjal.

    Perhatikan label kemasan produk pangan sebelum membeli untuk menghindari gula tambahan secara berlebihan.

    7. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Minum alkohol secara berlebihan dapat membahayakan ginjal. Alkohol mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah, yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal.

    8. Kurang Gerak

    Olahraga teratur berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk pada ginjal. Olahraga membantu menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol yang sehat.

    Sebuah penelitian menunjukkan orang dengan penyakit ginjal yang berolahraga secara teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.

    (avk/suc)

  • Kenapa Ada yang Bisa Hidup Sampai Umur 100? Studi Ungkap Alasannya

    Kenapa Ada yang Bisa Hidup Sampai Umur 100? Studi Ungkap Alasannya

    Jakarta

    Terkait umur memang akan selalu menjadi misteri, tidak ada satu orang pun yang bisa menebaknya dengan pasti. Namun, banyak yang meyakini bahwa umur panjang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Dikutip dari Science Alert, sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal bergengsi Nature Medicine telah mencoba untuk pertama kalinya mengukur kontribusi relatif dari lingkungan dan gaya hidup dibandingkan dengan genetika terkait umur panjang.

    Hasil temuannya mengejutkan, bahwa lingkungan dan gaya hidup seseorang memainkan peran yang jauh lebih besar daripada genetika dalam menentukan umur panjang.

    Studi ini menggunakan data dari UK Biobank, yakni basis data besar di Inggris yang berisi data kesehatan dan gaya hidup mendalam dari 500 ribu orang. Data yang tersedia meliputi informasi genetik, catatan medis, pencitraan, dan informasi tentang gaya hidup.

    Bagian terpisah dari penelitian ini menggunakan data dari sub-kelompok lebih dari 45 ribu peserta yang sampel darahnya menjalani sesuatu yang disebut ‘profil proteomik’. Ini merupakan teknik yang mengamati bagaimana protein dalam tubuh berubah seiring waktu untuk mengidentifikasi usia seseorang pada tingkat molekuler.

    Dengan menggunakan metode ini, para peneliti dapat memperkirakan seberapa cepat tubuh seseorang menua. Ini disebut usia biologis, bukan usia kronologis.

    Para peneliti menilai 164 paparan lingkungan, serta penanda genetik peserta untuk penyakit. Paparan lingkungan meliputi pilihan gaya hidup (misalnya, merokok, aktivitas fisik), faktor sosial (misalnya, kondisi tempat tinggal, pendapatan rumah tangga, status pekerjaan) dan faktor kehidupan awal, seperti berat badan di masa kanak-kanak.

    Mereka kemudian mencari hubungan antara genetika dan lingkungan serta 22 penyakit utama terkait usia (seperti penyakit arteri koroner dan diabetes tipe 2), mortalitas, dan penuaan biologis (sebagaimana ditentukan oleh profil proteomik).

    Dalam penelitian tersebut ditemukan faktor lingkungan secara kolektif menyumbang sekitar 17 persen variasi dalam rentang hidup, sementara faktor genetik berkontribusi kurang dari 2 persen. Temuan ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan memengaruhi kesehatan dan umur panjang jauh lebih besar daripada faktor genetik.

    Faktor lingkungan memiliki dampak terbesar pada penyakit paru-paru, jantung, dan hati, sementara genetika memainkan peran terbesar dalam menentukan risiko seseorang terhadap kanker payudara, ovarium, prostat, serta demensia.

    Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kematian dini dan penuaan biologis meliputi merokok, status sosial ekonomi, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kehidupan.

    Mungkin temuan yang paling mengejutkan dalam penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara pola makan dan penanda penuaan biologis, sebagaimana ditentukan oleh profil proteomik. Hal ini bertentangan dengan banyaknya bukti yang menunjukkan peran penting pola makan dalam risiko penyakit kronis dan umur panjang.

    Namun, terkait pola makan ini masih bisa diperdebatkan. Pasalnya, masih kurangnya kekuatan statistik dalam bagian penelitian yang mengamati penuaan biologis. Artinya, jumlah orang yang diteliti mungkin terlalu kecil untuk memungkinkan para peneliti melihat dampak sebenarnya dari pola makan terhadap penuaan.

    (dpy/kna)