Topik: diabetes

  • Kapan Waktu yang Tepat untuk Olahraga Jalan Kaki?

    Kapan Waktu yang Tepat untuk Olahraga Jalan Kaki?

    JAKARTA – Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain tidak memerlukan peralatan khusus, olahraga ini juga cocok untuk segala usia.

    Berjalan kaki secara rutin dapat membantu menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan metabolisme, serta mengurangi risiko berbagai penyakit, namun kapan waktu yang tepat untuk membiasakan diri berjalan kaki?

    Tak sedikit orang memilih berjalan kaki di pagi hari untuk mencapai target langkah harian. Namun, menurut ahli gizi klinis Dr. Riddhi Patel, berjalan kaki selama 10 menit setelah makan baik itu sarapan, makan siang, atau makan malam lebih efektif dibandingkan berjalan kaki hanya di pagi hari.

    Dr. Riddhi menjelaskan membagi total 30 menit jalan kaki ke dalam tiga sesi setelah makan dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal dibandingkan satu sesi panjang di pagi hari.

    “Selain membantu proses pencernaan, kebiasaan ini juga dapat menurunkan kadar gula darah setelah makan, sehingga sangat bermanfaat bagi penderita diabetes,” ujarnya.

    Membiasakan diri untuk berjalan kaki setelah makan tidak hanya membantu mencapai target langkah harian, tetapi juga menjaga kadar gula darah tetap stabil.

    Oleh karena itu, memasukkan kebiasaan ini ke dalam rutinitas sehari-hari bisa menjadi langkah sederhana namun efektif untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

    Cobalah untuk mulai berjalan kaki setelah setidaknya satu kali makan dalam sehari. Selain membantu tubuh tetap aktif, aktivitas ini juga mudah dilakukan dan dapat menjadi kebiasaan sehat jangka panjang.

  • Kaki Terasa Dingin Menurut Islam: Berikut Makna dan Penjelasannya

    Kaki Terasa Dingin Menurut Islam: Berikut Makna dan Penjelasannya

    YOGYAKARTA – Banyak orang sering merasakan sensasi kaki yang terasa dingin dalam berbagai situasi, baik saat suhu udara rendah maupun tanpa penyebab yang jelas. Secara medis, kondisi ini bisa dikaitkan dengan gangguan peredaran darah, masalah saraf, atau faktor kesehatan lainnya yang mempengaruhi suhu tubuh.

    Namun, dalam ajaran Islam, fenomena kaki terasa dingin tidak hanya dilihat dari sisi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual. Beberapa pandangan mengaitkannya dengan kondisi tubuh secara keseluruhan serta tanda-tanda yang bisa menjadi pengingat untuk lebih memperhatikan kesehatan dan ibadah.

    Makna Kaki Terasa Dingin dalam Islam

    Dalam ajaran Islam, kondisi fisik seseorang sering kali dikaitkan dengan aspek spiritual. Beberapa ulama berpendapat bahwa perubahan suhu tubuh yang tidak biasa, termasuk kaki yang terasa dingin, bisa menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan perhatian lebih, baik dari sisi kesehatan maupun spiritual. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dikaitkan dengan kelelahan, kurangnya asupan nutrisi yang cukup, atau bahkan gangguan dari energi negatif seperti sihir dan gangguan jin.

    Sebagian masyarakat juga meyakini bahwa kaki terasa dingin menurut Islam dapat menjadi pertanda bahwa seseorang perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, dzikir, dan doa. Namun, pandangan ini lebih bersifat kepercayaan tradisional dan tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an maupun hadis.

    Penyebab Kaki Terasa Dingin Menurut Islam dan Medis

    Dari sudut pandang medis, kaki terasa dingin bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

    Gangguan Sirkulasi Darah – Kurangnya aliran darah ke bagian kaki bisa menyebabkan rasa dingin.Kurang Nutrisi – Kekurangan zat besi atau vitamin tertentu bisa mempengaruhi suhu tubuh.Diabetes dan Masalah Saraf – Neuropati diabetik atau gangguan saraf lainnya bisa menyebabkan kaki terasa dingin.Kondisi Emosional dan Stres – Dalam Islam, ketenangan hati sangat dianjurkan, karena stres berlebihan bisa berdampak pada kesehatan fisik, termasuk suhu tubuh.Gangguan Spiritual – Dalam beberapa kepercayaan, kaki yang terasa dingin tanpa penyebab medis bisa dikaitkan dengan gangguan jin atau energi negatif.

    Selain itu untuk menambah refrensi, baca juga: Kaki Sering Terasa Dingin? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya yang dibahas secara medis.

    Cara Mengatasi Kaki Terasa Dingin Menurut Islam

    Islam mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar medis dan pendekatan spiritual. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kaki terasa dingin:

    Menjaga Kesehatan Fisik – Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, dan menjaga suhu tubuh tetap hangat.Perbanyak Dzikir dan Doa – Membaca doa perlindungan dari gangguan jin, seperti Ayat Kursi dan Surat Al-Falaq serta An-Nas.Ruqyah Mandiri – Jika ada dugaan gangguan spiritual, melakukan ruqyah mandiri dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dapat menjadi solusi.Menjaga Kebersihan dan Kesucian – Wudhu dan menjaga kebersihan tubuh serta lingkungan dapat membantu menghindari energi negatif.Mendekatkan Diri kepada Allah – Memperbanyak sholat malam, istighfar, dan memperbaiki hubungan dengan Allah dapat memberikan ketenangan batin yang berdampak baik pada kesehatan tubuh.

    Jadi intinya, secara umum, kaki terasa dingin menurut Islam bisa dikaitkan dengan kondisi fisik maupun spiritual seseorang. Dalam Islam, kesehatan dan ibadah adalah dua hal yang saling berhubungan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan fisik dengan pola hidup sehat serta mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan dzikir merupakan cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini. Jika kaki terasa dingin terus-menerus dan mengganggu aktivitas, sebaiknya juga memeriksakan diri ke tenaga medis untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasarinya.

    Jadi setelah mengetahui kaki terasa dingin menurut Islam, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • 5 Manfaat Memakai Stoking Kompresi untuk Kesehatan

    5 Manfaat Memakai Stoking Kompresi untuk Kesehatan

    YOGYAKARTA – Stoking kompresi, atau dikenal sebagai compression socks, memberi tekanan lembut pada kaki bagian bawah yang bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah serta mengurangi pembengkakan pada betis dan pergelangan kaki. Stoking kompresi ini bisa dibeli bebas di toko, apotek, dan penjual daring. Biasanya dipakai dengan rekomendasi dokter melalui toko peralatan medis. Untuk mengenali manfaat memakai stoking kompresi, berikut daftarnya.

    1. Meningkatkan sirkulasi darah

    Salah satu manfaat utama mengenakan kaus kaki kompresi, atau stoking kompresi, untuk sirkulasi darah yang lebih baik. Stoking ini menekan kaki dan tungkai yang mendorong darah kaya oksigen melalui pembuluh darah kaki. Memakai stoking kompresi juga membantu menurunkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah dan mempercepat penyembuhan bagi orang-orang yang rentan terhadap luka karena tekanan.

    Orang dengan diabetes yang mengalami thrombosis vena dalam dan varises, dapat memperoleh manfaat jika mengenakan stoking kompresi. Karena sirkulasi darah akan lebih baik pada tungkai bawah mereka.

    Ilustrasi manfaat memakai stoking kompresi untuk kesehatan (Freepik)

    2. Mengurangi pembengkakan

    Stoking kompresi dapat meningkatkan drainase limfatik di kaki, pergelangan kaki, dan betis. Melansir Health, Rabu, 26 Maret, drainase limfatik adalah proses yang membantu sirkulasi darah bening atau cairan jaringan di sekitar organ dan pembuluh darah dalam sistem limfatik, Stoking kompresi juga bermanfaat bagi ibu hamil, yang kakinya bengkak, terutama selama trimester ketiga.

    3. Mengurangi rasa sakit

    Dengan meningkatnya aliran darah dan sirkulasi setelah memakai stoking kompresi, maka rasa sakit dan tidak nyaman pada tungkai bawah bisa berkurang. Memakai stoking kompresi, mungkin berguna bagi seseorang yang sering berdiri saat bekerja, harus duduk dalam jangka waktu lama, mengalami nyeri kronis atau kelelahan, dan orang yang baru saja menjalani operasi.

    4. Mencegah pusing saat berdiri

    Stoking kompresi mendorong darah yang kaya oksigen mengalir ke atas melalui kaki dan kembali ke jantung. Stoking ini juga mencegah darah serta cairan limfatik terkumpul di area sekitar kaki dan pergelangan kaki. Memakai stoking kompresi, dapat meredakan gejala seperti pusing, pening, dan tekanan darah rendah setelah berdiri bagi orang-orang dengan gangguan sistem saraf otonom (dysautonomia), hipotensi ortostatik (tekanan darah rendah saat berdiri), pingsan karena penurunan denyut jantung dan tekanan darah turun tiba-tiba, dan sindrom takikardia postural.

    5. Meningkatkan performa olahraga

    Atlet sering menggunakan stoking kompresi untuk meningkatkan performa dan daya tahan saat olahraga, mengurangi nyeri otot dan kelelahan, serta mempercepat pemulihan setelah latihan keras atau cedera. Tidak sepenuhnya terjelaskan kenapa stoking kompresi dapat bermanfaat setelah latihan berat. Tetapi beberapa peneliti berpendapat, stoking kompresi dapat memindahkan asam laktat lebih efisien melalui otot sehingga mempercepat proses pemulihan.

    Di samping memahami manfaat memakai stoking kompresi, penting juga mengidentifikasi sisi negatif setelah memakainya. Pada beberapa orang, mungkin akan terasa tidak nyaman terutama saat memakai kaus kaki terlalu ketat. Bisa juga bikin lepuh, reaksi kulit seperti dermatitis kontak dan ruam-ruam, serta kerusakan saraf atau nekrosis meskipun ini jarang sekali terjadi. Supaya tidak berefek negatif, saat memakainya pastikan stoking tidak terlipat atau berkerut sehingga menyebabkan distribusi tekanan tidak merata.

  • Penyebab, Faktor Risiko, dan Gejala yang Perlu Diketahui

    Penyebab, Faktor Risiko, dan Gejala yang Perlu Diketahui

    YOGYAKARTA – Pembentukan kanker kolorektal atau kanker usus besar bermula ketika sel-sel di usus besar atau rektum tumbuh di luar kendali. Kondisi ini juga sering disebut sebagai kanker usus besar. Di bawah ini akan kita akan mengenal kanker kolorektal mulai dari penyebab, faktor risiko, dan gejalanya.

    Kanker ini juga berawal dengan pertumbuhan abnormal di usus besar atau rektum yang disebut polip. Seiring perkembangan waktu, polip tersebut akan berkembang menjadi kanker.

    Untuk mendeteksi polip, tentunya penting melakukan tes skrining sedini mungkin sehingga dapat diangkat sebelum berubah menjadi kanker. Tahap awal perkembangan kanker juga saat yang paling tepat sebab sebagian besar pengobatan akan berfungsi dengan baik.

    Apa Penyebab Kanker Kolorektal?

    Pada umumnya, kanker usus besar atau kanker kolorektal berawal ketika sel-sel sehat di usus besar mengalami perubahan (mutasi) dalam DNA mereka. DNA sel berisi seperangkat instruksi yang akan mengarahkan tugas-tugas sel.

    Selanjutnya, untuk menjaga tubuh agar berfungsi normal, sel-sel sehat ini tumbuh dan membelah secara teratur.

    Namun, ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel terus membelah bahkan ketika sel baru tidak dibutuhkan. Sehingga, penumpukan sel ini akan membentuk sebuah massa atau tumor.

    Seiring perkembangan waktu, sel-sel kanker akan tumbuh untuk menyerang dan merusak jaringan normal di dekatnya. Bahkan, sel kanker dapat merambat ke bagian lain untuk membentuk deposit di sana (metastasis).

    Faktor Risiko Kanker Kolorektal

    Ada sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko kanker usus besar, antara lain:

    Sindrom bawaan. Beberapa mutasi gen yang diturunkan dalam keluarga dapat menjadi faktor risiko kanker usus besar secara signifikan. Sindrom bawaan yang paling umum yang meningkatkan risiko kanker usus besar yaitu familial adenomatous polyposis (FAP) dan sindrom Lynch.Usia yang lebih tua. Kanker usus besar bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi sebagian besar orang yang mengidapnya berusia di atas 50 tahun.Memiliki riwayat kanker kolorektal atau polip. Seseorang yang pernah mengidap kanker usus besar atau polip usus non-kanker sebelumnya, jauh berisiko terkena kanker usus besar di masa yang akan datang.Peradangan usus. Penyakit radang kronis pada usus besar, misalnya kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, menambah risiko kanker usus besar.Riwayat keluarga dengan kanker usus besar. Seseorang akan lebih berisiko terkena kanker usus besar jika mempunyai kerabat darah yang pernah mengidap penyakit tersebut.Pola makan rendah serat, tinggi lemak. Kanker usus besar dan kanker dubur juga berhubungan dengan pola makan yang rendah serat dan tinggi lemak dan kalori.Pengidap diabetes atau resistensi insulin mempunyai peningkatan risiko kanker usus besar.Gaya hidup yang kurang aktif. Orang yang tidak aktif akan lebih berisiko menjadikan kanker usus besar berkembang. Oleh sebab itu, menjalani aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar.Orang yang mengalami obesitas meningkatkan risiko kanker usus besar dan peningkatan risiko kematian akibat kanker usus besar jika dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.Konsumsi alkohol secara berlebihan juga meningkatkan risiko kanker usus besar.Perokok aktif punya risiko yang lebih besar menderita kanker usus besar.Terapi radiasi untuk kanker. Prosedur terapi radiasi yang diarahkan ke perut untuk mengobati kanker sebelumnya juga bisa menambah risiko kanker usus besar.

    Gejala Kanker Kolorektal/Kanker Usus Besar

    Gejala dari kanker kolorektal cukup variatif dan tidak spesifik. Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal memiliki kaitan dengan besar dan lokasi dari tumornya.

    Tumor yang tumbuh pada kolon kanan, di mana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali.

    Sedikit kecenderungan mengakibatkan obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Gejala klinis sering berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan dan simptomatik anemia (menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat badan).

    Adapun tanda yang lebih umum lainnya yaitu:

    Perubahan terus-menerus dalam kebiasaan buang air besar, termasuk diare atau sembelit atau perubahan konsistensi tinjaKetidaknyamanan perut yang terus-menerus, seperti kram, gas atau nyeriPendarahan dubur atau adanya darah dalam tinjaPenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskanPerasaan bahwa usus tidak kosong sepenuhnyaKelemahan atau kelelahan

    Perlu diketahui, banyak orang yang mengidap kanker usus besar tidak mengalami gejala pada tahap awal penyakit. Ketika gejala muncul, kemungkinan akan bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker di usus besar.

    Demikianlah penjelasan tentang kanker kolorektal mulai dari penyebab, faktor risiko, dan gejala yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Jakarta

    Kurma adalah salah satu buah paling populer di dunia. Tidak hanya lezat, buah yang tumbuh subur di Timur Tengah ini memiliki kandungan nutrisi yang begitu lengkap, seperti serat, gula, protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, kalium, magnesium, vitamin B6, hingga antioksidan.

    Karena kandungan nutrisinya, kurma sangat cocok dikonsumsi sebagai camilan malam sehat sebelum tidur. Dikutip dari Healthline, konsumsi kurma sebelum tidur dapat membantu mencegah rasa lapar yang muncul tengah malam.

    Manfaat ini berasal dari kandungan serat yang cukup tinggi dalam kurma. Dalam 100 gram kurma, ada sekitar 8 gram serat di dalamnya.

    Meskipun kurma mengandung gula dalam jumlah tinggi, konsumsi kurma tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat seperti makanan dengan gula tambahan. Oleh karena itu, kurma juga cocok dikonsumsi sebelum berolahraga. Cobalah makan 2-4 butir kurma sekitar 30-60 menit sebelum berolahraga.

    Terlepas dari waktu makannya, berikut ini sederet manfaat rutin mengonsumsi kurma untuk tubuh:

    1. Meningkatkan Kesehatan Otak

    Penelitian menemukan bahwa kurma dapat menurunkan penanda inflamasi di otak, seperti interleukin 6 (IL-6). Kadar IL-6 berlebih dikaitkan dengan risiko penyakit neurodegeneratif yang lebih tinggi.

    Selain itu, studi lain pada hewan menunjukkan kurma bermanfaat mengurangi aktivitas protein beta amiloid yang dapat membentuk plak di otak. Plak yang menumpuk dapat mengganggu komunikasi antara sel otak, yang seiring berjalan waktu memicu kematian sel otak hingga alzheimer.

    2. Menjaga Kadar Gula Darah

    Serat yang terkandung dalam kurma dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Serat memperlambat kinerja pencernaan dan membantu mencegah lonjakan gula darah terlalu tinggi.

    Selain itu, serat dalam kurma juga berperan dalam mencegah sembelit. Konsumsi serat mendorong pergerakan usus lebih teratur yang berkontribusi pada pembentukan feses.

    3. Memperlancar Persalinan

    Penelitian menunjukkan konsumsi kurma selama beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan dapat mempercepat dilatasi serviks. Konsumsi kurma juga dikaitkan dengan durasi persalinan yang lebih pendek.

    Sebuah meta-analisis pada 2011 juga menunjukkan hasil serupa. Ibu hamil yang rutin makan kurma menjalani durasi persalinan yang lebih singkat dibanding mereka yang tidak mengonsumsi.

    Hal ini diduga karena kurma mengandung senyawa yang dapat berikatan dengan reseptor oksitosin, hormon yang bertugas merangsang kontraksi rahim saat persalinan.

    4. Mencegah Kanker

    Kurma mengandung antioksidan yang penting untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas. Berikut beberapa di antaranya:

    Asam fenolik – bersifat anti-inflamasi yang penting dalam pencegahan kanker dan penyakit jantung.

    Flavonoid – antioksidan yang penting dalam pencegahan diabetes, alzheimer, juga beberapa jenis kanker tertentu.

    Karotenoid – membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mata.

    (avk/naf)

  • Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Cara Makan Kurma Biar Dapat Khasiat yang Maksimal

    Jakarta

    Kurma merupakan salah satu buah yang kerap dikonsumsi saat berbuka puasa. Tidak hanya rasanya yang manis, ternyata kurma juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

    Lantas, bagaimana cara makan kurma agar mendapat khasiat yang maksimal?

    Dikutip dari Times of India, kurma kaya akan zat besi, folat, protein, serat, kalsium, magnesium, dan vitamin B6. Kandungan ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.

    Tubuh memiliki kemampuan untuk mencerna makanan, tetapi harus berhati-hati tentang waktu makannya. Untuk kurma, kandungan fruktosa yang ada di dalamnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit perut jika dikonsumsi saat perut kosong.

    Namun, mengonsumsi kurma setelah makan juga bisa menjadi masalah, terutama jika memiliki masalah pencernaan. Kurma yang kaya akan serat ini akan membuat seseorang lebih cepat merasa kenyang, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses pencernaan yang akhirnya memicu kembung.

    Untuk orang yang memiliki alergi atau diare juga disarankan untuk menghindari konsumsi kurma. Sebab, kurma mengandung sorbitol, yang meningkatkan ketidaknyamanan dan menyebabkan buang air besar yang berlebihan.

    Meski begitu, kurma masih bisa dijadikan sebagai pilihan camilan dan dapat dikonsumsi kapan saja, tanpa khawatir akan konsekuensinya.

    Manfaat Kurma untuk Kesehatan

    Kurma kaya akan antioksidan, seperti flavonoid, karotenoid, asam fenolik, yang membantu pencegahan penyakit seperti Alzheimer, beberapa jenis kanker, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi risiko diabetes, hingga penyakit lainnya.

    Selain memperkuat kekebalan tubuh dan fungsi otak hingga jantung, mengonsumsi kurma setiap hari dapat bermanfaat bagi kesehatan tulang.

    Kandungan serat yang ada pada kurma juga membantu mengatasi sembelit dan meningkatkan metabolisme, serta mendorong penurunan berat badan.

    Disarankan untuk mengonsumsi kurma di pagi hari atau saat berbuka puasa, agar dapat memberikan energi untuk tubuh. Selain itu, makan kurma di pagi hari membantu membersihkan organ vital dan meningkatkan kesehatan jantung serta hati.

    Kandungan antioksidan pada kurma juga membuat kulit dan rambut berkilau alami.

    (sao/naf)

  • Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Jakarta

    Rasa lapar adalah respons alami tubuh yang dialami setiap orang. Respons ini muncul terutama setelah tidak makan dalam jangka waktu lama atau setelah melakukan aktivitas fisik yang menguras energi. Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, sehingga rasa lapar bisa menjadi lebih intens.

    Rasa lapar ini merupakan sinyal bahwa tubuh membutuhkan energi dan nutrisi untuk menjaga keseimbangan serta menjalankan fungsinya secara optimal. Saat puasa, rasa lapar akan berkurang atau hilang setelah makan sahur atau berbuka. Namun, jika tetap merasa lapar meskipun sudah mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak saat sahur, ada kemungkinan faktor lain yang mempengaruhinya.

    Mekanisme Muncul Rasa Lapar dan Kenyang

    Menurut staf ahli diet di The Ohio State University Wexner Medical Center, Candace Pumper, MS, RD, LD, setiap orang memiliki dorongan biologis yang berbeda untuk asupan makanan sehari-hari. Dorongan ini dikendalikan oleh organ dan jaringan yang menyampaikan informasi tentang keseimbangan energi tubuh ke sistem saraf pusat, yang pada akhirnya mengatur proses tersebut.

    Dorongan untuk makan bergantung pada proses sadar dan tidak sadar. Sebagian berasal dari kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu, sementara sebagian lainnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan rangsangan sensorik.

    “Apa yang kita sebut sebagai “homeostatis” dan “hedonis” berkaitan erat dengan proses-proses ini di dalam tubuh,” kata Pumper, dikutip dari salah satu tulisannya di laman The Ohio State University.

    Adapun pengendalian nafsu makan secara homeostatis melibatkan komunikasi antara otak dan berbagai organ tubuh. Otak, usus, pankreas, hati, dan jaringan adiposa (lemak) menghasilkan hormon, peptida, serta neurotransmitter (pembawa pesan kimia) yang memengaruhi tingkat nafsu makan seseorang.

    Misalnya, saat usus kosong, ia merangsang sinyal lapar dan meningkatkan keinginan untuk makan. Sebaliknya, ketika terdapat makanan di usus, ia mengirimkan sinyal kenyang untuk memberi tahu tubuh agar berhenti makan.

    Secara bersamaan, sinyal-sinyal ini serta tindakan yang dilakukan berperan dalam mengatur energi dan metabolisme tubuh. Namun, jika regulasi sinyal ini terganggu, dapat terjadi perubahan berat badan yang ekstrem serta gangguan metabolisme.

    Faktor lain yang dapat memengaruhi perubahan berat badan dan metabolisme meliputi tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, kualitas tidur, fungsi tiroid, dan faktor genetik. Selain itu, perubahan hormonal (misalnya, sindrom pramenstruasi), kondisi emosional, dan cedera otak juga dapat memengaruhi nafsu makan serta keinginan untuk makan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap perubahan berat badan.

    Sementara aspek hedonis dari makanan sering kali dipelajari dalam kaitannya dengan indra, seperti penglihatan, penciuman, dan perasa. Aspek ini memberikan preferensi individu yang lebih bersifat sadar dalam memilih makanan. Respons ini cenderung mengabaikan status energi tubuh dan nilai gizi makanan.

    Selain itu, aspek hedonis dalam asupan makanan juga dapat dipengaruhi oleh hormon nafsu makan di usus, seperti ghrelin, yang dilepaskan secara tidak sadar. Namun, pada akhirnya, preferensi rasa dan kenikmatanlah yang berperan dalam pemilihan makanan, bukan faktor kesehatan atau kebutuhan nutrisi yang optimal.

    Senada, konsultan pencernaan dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, juga menyebutkan bahwa mekanisme rasa lapar dan kenyang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hormon pada tubuh.

    Menurut National Library of Medicine, hormon adalah molekul kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, seperti kelenjar tiroid, pankreas, atau kelenjar adrenal, dan dilepaskan langsung ke dalam aliran darah.

    Hormon berfungsi sebagai pembawa pesan yang mengatur berbagai proses tubuh dengan berikatan pada reseptor spesifik di sel target. Setelah berikatan, hormon memicu berbagai respons, seperti mengatur metabolisme, pertumbuhan, keseimbangan energi, serta fungsi reproduksi.

    Dipengaruhi Hormon

    Adapun salah satu hormon yang berperan dalam rasa lapar adalah ghrelin, yang diproduksi dan dilepaskan oleh lambung. Kadar ghrelin meningkat sebelum makan atau saat berpuasa dan menurun setelah makan.

    Joseph Proietto, profesor emeritus di University of Melbourne di Departemen Kedokteran Austin Health dan seorang ahli endokrinologi dalam Diabetes dan Obesitas, mengatakan hormon ghrelin merangsang rasa lapar dengan memasuki otak dan bekerja pada neuron di hipotalamus atau bagian kecil di dasar otak yang berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh dengan meningkatkan aktivitas sel saraf yang memicu rasa lapar serta menurunkan aktivitas sel saraf yang menghambatnya.

    Saat lambung kosong, pelepasan ghrelin meningkat, sedangkan saat lambung terisi, pelepasan hormon tersebut menurun. Selain ghrelin, terdapat hormon usus yang berperan dalam mengontrol rasa kenyang, seperti GLP-1 (Glucagon-Like Peptide-1), PYY (Peptide YY), dan CCK (Cholecystokinin).

    Adapun GLP-1 dilepaskan oleh usus setelah kontak langsung dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Hormon ini berfungsi memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi rasa lapar.

    Sementara itu, PYY dan CCK dilepaskan setelah makanan yang mengandung protein dan lemak masuk ke usus. Kedua hormon ini memperlambat pengosongan lambung dan mengurangi asupan makanan, sehingga membantu menjaga keseimbangan energi.

    Leptin, hormon lain yang berperan dalam pengaturan berat badan, diproduksi oleh jaringan lemak atau adiposa. Hormon ini berfungsi sebagai penanda penyimpanan energi jangka panjang dengan memberi sinyal rasa kenyang ke otak. Semakin sedikit lemak tubuh yang dimiliki seseorang, semakin rendah pula kadar leptin dalam darah.

    Saat berpuasa, kadar leptin menurun, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar. Kadar leptin yang sangat rendah bisa menjadi tanda adanya defisiensi leptin bawaan, yang dapat menyebabkan rasa lapar ekstrem.

    Selain leptin, insulin juga berperan dalam mengatur energi dan metabolisme. Hormon ini diproduksi oleh pankreas sebagai respons terhadap perubahan penyimpanan energi. Seperti leptin, kadar insulin dalam tubuh sebanding dengan jumlah lemak tubuh.

    Kadar insulin yang tinggi menekan rasa lapar, sementara kadar yang rendah dapat meningkatkan nafsu makan. Insulin berperan dalam mengatur kadar gula darah serta menyimpan gula dan lemak sebagai cadangan energi.

    Namun, kadar gula darah yang tinggi sering kali memicu rasa lapar berlebihan. Berbeda dengan leptin, kadar insulin yang beredar dalam tubuh lebih berkaitan dengan lemak visceral, yaitu lemak yang tersimpan di dalam rongga perut, dibandingkan dengan lemak subkutan yang berada di bawah kulit.

    “Banyak faktor yang mempengaruhi (rasa lapar dan kenyang) termasuk juga hormon-hormon. Hormon tiroid pada hipertiroid. Hormon serotonin yang menurun pada stres, hormon leptin pada kondisi kurang tidur, dan lainnya,” kata dr Aru saat dihubungi detikcom, Kamis (20/3/2025).

    “Selain itu kondisi gula darah yang meningkat akibat gangguan pada insulin yg mengakibatkan gula tidak bisa digunakan oleh sel-sel juga bisa menyebabkan rasa lapar. Selain itu juga dipengaruhi kondisi fisiologi normal di mana sudah saatnya tubuh butuh energi setelah berpuasa atau setelah melakukan olahraga atau kegiatan fisik lainnya,” lanjutnya.

    Hormon-hormon yang berpengaruh pada rasa lapar dan kenyang. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Penyebab Lapar yang Terus-menerus Meski Sudah Makan

    Rasa lapar yang muncul meskipun sudah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan kesehatan hingga kondisi psikologis. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai polifagia.

    Beberapa penyakit yang dicurigai sebagai penyebab polifagia adalah diabetes dan hipertiroidisme. Pada diabetes, tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi sehingga sel-sel tubuh terus mengirimkan sinyal lapar ke otak.

    Sementara itu, hipertiroidisme menyebabkan metabolisme tubuh meningkat, sehingga pembakaran kalori lebih cepat dan tubuh membutuhkan lebih banyak energi, yang akhirnya memicu rasa lapar.

    “Kondisi yang makan berlebih bisa disebut polifagia apapun sebabnya. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,” kata dr Aru.

    Selain gangguan kesehatan yang mendasari, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan rasa lapar setelah makan.

    “Bisa karena stres, kurang tidur, diet ketat, dehidrasi, dan lain-lain,” lanjutnya.

    Hal tersebut juga didukung oleh sebuah studi yang berjudul ‘Lifestyle Determinants of the Drive to Eat: a Meta Analysis’ yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition. Studi tersebut menemukan bahwa gaya hidup yang buruk, termasuk kurang tidur tidak hanya berkorelasi dengan obesitas, tetapi juga kemungkinan berkontribusi mendorong makan berlebihan. Studi ini dilakukan di laboratorium terkontrol yang melibatkan individu sehat. Studi ini juga dianalisis dengan menggunakan 3 meta-analisis dengan model efek acak.

    Begitu juga dengan stres yang dapat memengaruhi preferensi makanan. Sebuah artikel berjudul ‘Why Stress Causes people to Overeat’ yang dilansir Harvard Health Publishing menyebut, sejumlah penelitian (banyak di antaranya dilakukan pada hewan) menunjukkan bahwa tekanan fisik atau emosional dapat meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak, gula, atau keduanya.

    Kadar kortisol yang tinggi, dikombinasikan dengan kadar insulin yang meningkat, diduga menjadi penyebabnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ghrelin, yang dikenal sebagai ‘hormon lapar’, mungkin turut berperan dalam mekanisme ini.

    Kaitannya dengan Sistem Imun

    Selain menyebabkan rasa lapar sering muncul, gaya hidup yang buruk juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Dikutip dari Hopkins Medicine, sistem kekebalan tubuh bekerja untuk mencegah masuknya kuman dan zat asing lainnya ke dalam tubuh serta menghancurkan apa pun yang berhasil masuk.

    Sistem kekebalan tubuh terdiri dari jaringan, sel, dan organ yang kompleks. Fungsinya adalah melindungi tubuh dari infeksi serta berbagai kondisi lainnya. Jika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, tubuh dapat berisiko terserang penyakit. Terdapat sejumlah faktor yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Selain penyakit atau kondisi tertentu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk juga bisa melemahkan sistem imun tubuh.

    Contohnya, seperti kurang tidur. Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bukti ilmiah menunjukkan bahwa tidur memiliki pengaruh yang kuat terhadap fungsi kekebalan tubuh. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi berbagai bagian sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan.

    Tak hanya itu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk seperti gampang stres juga dapat melemahkan sistem imun tubuh menurut American Psychological Association (APA).

    Pola Makan Sehat Perbaiki Daya Tahan Tubuh

    Selain stres dan kurang tidur, masih banyak kebiasaan hidup buruk yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengadopsi pola makan yang baik. Beberapa jenis makanan dan bahan alami diketahui dapat mendukung atau meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.). Kunyit memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk meningkatkan imunitas tubuh dan stamina.

    Pakar herbal dan dokter saintifikasi jamu, dr Rianti Maharani, M.Si, FINEM, AIFO-K menjelaskan bahwa kunyit telah lama digunakan selama ribuan tahun terutama di wilayah Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Bahan alami telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional dan bahan masakan.

    Menurut dr Rianti, kunyit digunakan untuk meningkatkan imunitas, meredakan inflamasi, mendukung pencernaan, memperbaiki stamina, hingga menjaga kesehatan kulit. Hal ini, lanjutnya, karena kunyit memiliki senyawa aktif utama kurkumin, yang dapat mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, mendukung metabolisme, hingga melindungi kesehatan otak dan jantung.

    “Penggunaan kunyit sebagai suplemen atau dalam bentuk makanan dapat memberikan banyak manfaat kesehatan yang telah terbukti melalui berbagai penelitian ilmiah. Penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan sesuai dosis yang disarankan,” katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (21/3/2025).

    Pendapat ini sejalan dengan sebuah studi tahun 2020 yang berjudul ‘Turmeric and Its Major Compound Curcumin on Health: Bioactive Effects and Safety Profiles for Food, Pharmaceutical, Biotechnological and Medicinal Applications’, dipublikasikan di Frontiers in Pharmacology. Studi tersebut menemukan bahwa kunyit atau nama latinnya Curcuma longa telah dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi, antikanker, antidiabetik, antidiare, antimikroba, antivirus, dan antioksidan, yang berperan dalam mendukung dan memperkuat sistem imun.

    Fakta-fakta kunyit dan manfaatnya. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Cara Terbaik Mengonsumsi Kunyit

    Menurut dr Rianti, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kunyit, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Sebagian besar manfaat kesehatan dari kunyit berasal dari senyawa aktif yang disebut kurkumin, yang memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan berbagai efek positif lainnya.

    Namun, kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah, artinya tubuh tidak dapat menyerapnya dengan baik jika dikonsumsi begitu saja. Adapun salah satu cara mengonsumsinya adalah mengombinasikan kunyit dengan lada hitam.

    “Mengapa? Lada hitam mengandung senyawa aktif piperin, yang dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2.000 persen lebih baik. Menggabungkan kunyit dengan merica hitam adalah cara yang sangat efektif untuk memaksimalkan manfaat kurkumin dalam tubuh,” kata dr Rianti.

    “Pilih suplemen kurkumin yang mengandung piperin atau bentuk kurkumin yang telah dipatenkan, seperti Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus. Konsumsi sesuai dosis yang disarankan pada kemasan,” katanya lagi.

    (suc/up)

  • Pria Ini Cuma Makan Daging Merah Selama 60 Hari, Begini yang Terjadi Pada Tubuhnya

    Pria Ini Cuma Makan Daging Merah Selama 60 Hari, Begini yang Terjadi Pada Tubuhnya

    Jakarta

    Seorang pria bernama Jake Moscato mencoba diet daging merah selama 60 hari. Ini dilakukan untuk melihat apa yang akan terjadi pada tubuhnya.

    Youtuber berusia 28 tahun itu mulai mengikuti diet karnivora, dengan hanya makan daging sapi dan garam. Dalam beberapa hari, ia menyadari diet tersebut lebih sulit dari dugaannya, sehingga beberapa kali hampir menyerah.

    Pasca 60 hari menjalani diet karnivora, hasil tes Moscato menunjukkan kadar kolesterolnya meningkat 12 mg, dari 157 mg menjadi 169 mg. Kadar kolesterol jahat (LDL) melonjak dari 67 mg menjadi 92 mg, sementara kadar kolesterol baik turun dari 81 mg menjadi 69 mg.

    Low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang berlebihan dapat menumpuk di dinding arteri, membentuk plak. Plak ini dapat mempersempit arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Di sisi lain, kolesterol high-density lipoprotein (HDL) dikenal sebagai kolesterol ‘baik’ karena membantu membuang bentuk kolesterol lain dari aliran darah dan menurunkan risiko penyakit jantung.

    Pemeriksaan Kadar Testosteron

    Selain kadar kolesterol, ada perubahan yang terjadi pada testosteronnya. Kadar testosteron ikut meningkat dari 748 nanogram (ng) menjadi 800 ng. Kadar zat besinya ikut meningkat dari 88 mikrogram menjadi 176 mikrogram, yang dinilai mengkhawatirkan.

    Mengingat, kelebihan zat besi dapat merusak organ vital seperti hati, jantung, serta pankreas, yang menyebabkan kondisi seperti penyakit hati, diabetes, dan masalah jantung.

    Setelah menjalani tantangan tersebut, Moscato mengaku muak dengan jenis makanan karnivora dan berencana untuk mulai mengonsumsi buah-buahan serta alpukat setelah menerima hasil pemeriksaan kesehatannya.

    “Saya tidak mengharapkan apapun dan merasa muak dengan semua ini, bahkan saya muak dengan daging. Saya mungkin akan menjadi vegan setelah ini,” tutur Moscato, dikutip dari Daily Mail, Rabu (26/2/2025).

    (sao/naf)

  • Kepala BPOM Ungkap Potensi Ekonomi dari Obat Herbal Rp 300 T/Tahun

    Kepala BPOM Ungkap Potensi Ekonomi dari Obat Herbal Rp 300 T/Tahun

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap pentingnya mendorong produksi obat dalam negeri, salah satunya obat herbal. Kepala BPOM Taruna Ikrar, mengatakan potensi ekonomi dari obat herbal mencapai Rp 300 triliun/tahun.

    Hal ini dikatakan usai melakukan penandatanganan kerja sama nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait peningkatan produksi obat asli Indonesia.

    “Khusus untuk ini saja (terkait produksi obat dalam negeri) ada sekitar Rp 300 triliun, jadi besar sekali potensi ekonominya,” kata dia di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (26/3/2025).

    Taruna mengatakan, terdapat tiga poin dalam kerja sama dengan Kementan, pertama hilirisasi produk obat herbal yang berhubungan dengan pertanian. Kedua, berhubungan dengan riset dan pengembangan, ketiga kesediaan pangan yang aman.

    Ia menyebut, potensi Indonesia bisa menambah produksi obat dalam negeri cukup besar. Taruna menyebut, dari pertanian di Indonesia terdapat 30.000 spesies yang dapat diproduksi menjadi obat herbal.

    “Dari 30.000 spesies itu sudah di-combine menjadi 17.264 obat asli Indonesia. Dari situ kita ingin bersama nanti Kementerian Pertanian akan mengembangkan menjadi obat herbal terstandar bahkan setingkat obat yang disebut dengan fitofarmaka,” tuturnya.

    Taruna mengatakan, saat ini jumlah obat herbal di Indonesia hanya 21 jenis. Dengan kerja sama ini, pihaknya berharap dapat berkolaborasi meningkatkan produksi obat herbal untuk berbagai penyakit.

    “Misalnya penyakit yang berhubungan dengan diabetes, penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan ada beberapa aspek lagi yang merupakan keunggulan-keunggulan lokal kita. Kita akan kembangkan ke sana, kita komit tadi,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kerja sama ini memang diperlukan agar produksi obat dalam negeri dapat digenjot. Menurutnya obat yang diproduksi sendiri akan lebih murah dan aman.

    “Syukur-syukur kita menghasilkan obat-obat dari herbal nanti itu pasti lebih murah dan lebih aman. Nah kalau beliau sudah temukan, nanti kami akan mengembangkan, itu seperti apa, komoditas apa. Nanti kita kembangkan, setelah diteliti, kalau perlu herbal terbaik di Indonesia,” ucap Amran.

    Lihat juga Video: BPOM Sidak Obat Herbal Berbahaya yang Picu Liver, Ini Daftarnya

    (ada/ara)

  • Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Jakarta

    Sebagian orang tua mungkin bertanya, apakah anak sudah boleh ikut berpuasa? Jawabannya boleh saja.

    Ayah dan Bunda bisa mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini. Usia 6-7 tahun adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan puasa secara bertahap. Dengan penjelasan yang sederhana, pada usia ini anak sudah dapat memahami makna puasa dan sudah bisa belajar disiplin seperti jam bangun dan makan sahur, serta apa yang tidak boleh dilakukan selama puasa.

    Selain itu pada usia tersebut anak juga sudah bisa bersosialisasi, sehingga mereka akan mengerti bahwa tujuan berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu berpuasa untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim saat akil balig nanti, melatih pengendalian diri, serta meningkatkan rasa empati terhadap sesama.

    Namun sebetulnya anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun sudah dapat diajarkan berpuasa. Meski begitu sebaiknya ajarkan anak untuk mulai berpuasa secara perlahan, seperti setengah hari terlebih dahulu. Jika orang tua ingin mulai membiasakan anak berpuasa penuh, pastikan anak dalam kondisi sehat ya. Selain itu perhatikan kecukupan gizinya.

    Selama berpuasa, anak-anak wajib makan sahur dan sebaiknya makan sahur selesai dekat dengan waktu azan subuh. Kemudian segera berbuka begitu azan magrib berkumandang. Di kedua waktu ini, penting bagi orang tua untuk memberikan makanan bergizi seimbang agar energi anak terisi kembali dan tubuh tetap bugar sepanjang hari.

    Untuk memperoleh nutrisi seimbang selama berpuasa, Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Bogor, dr. Felliyani, Sp.A menyarankan orang tua untuk memberi anak makanan pokok dengan komposisi kandungan karbohidrat sekitar 55-60% kalori, lauk pauk kaya protein dan lemak sekitar 40-45% kalori, dan serat dari sayur dan buah sebanyak setengah gram per kgBB per hari.

    “Saat sahur, orang tua dapat memberi makanan yang lambat dicerna agar glukosa darah naik perlahan dan bertahan lama, seperti roti gandum, ubi, atau kacang hijau, lalu beri segelas susu atau yoghurt sebelum imsak. Lalu saat berbuka, beri makanan yang menaikkan glukosa darah dengan cepat, namun tidak bertahan lama, seperti kurma, kue, atau nasi, serta memberikan segelas susu atau yoghurt sebelum tidur untuk menjaga asupan nutrisi anak. Tentukan makanan yang sesuai selera anak dengan variasikan jenis, bentuk, dan rasa makanan supaya anak tidak cepat bosan. Dengan pola makan yang seimbang ini, anak tetap bertenaga sepanjang puasa,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3/2025).

    dr. Felliyani juga mengingatkan orang tua untuk memperhatikan serat dan air putih yang tercukupi selama anak berpuasa. Menurutnya anak-anak memerlukan sekitar 12 gram serat setiap hari.

    “Maka pastikan ada sayur dan buah di menu sahur dan berbuka. Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan anak dengan memberi air putih sekitar 1200-1300 ml atau setara 5 gelas per hari,” ujarnya.

    Karena setiap anak punya karakter yang unik, orang tua tentu akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda saat mengajarkan puasa. Untuk itu, dr. Muhammad Vinci Ghazali, SpA, MM, MBA, yang merupakan Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Kuningan, membagikan beberapa tips agar anak bisa menjalani puasa penuh.

    “Ajarkan anak berpuasa secara bertahap, mulai dari 6-8 jam (dari sahur sampai dzuhur), lalu menjadi 8-10 jam (dari sahur sampai ashar), hingga akhirnya penuh sampai maghrib. Beri makanan yang tepat dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, dengan asupan air yang cukup. Lalu, jaga waktu tidur anak sekitar 8-10 jam sehari, serta dorong anak untuk tetap aktif dengan aktivitas fisik ringan. Selalu beri semangat dan yakinkan anak bahwa mereka mampu menyelesaikan puasa sampai dengan petang,” paparnya.

    Kendati demikian orang tua diimbau untuk tidak memaksakan anak berpuasa jika memiliki tanda-tanda gula darah rendah (hipoglikemia), seperti penglihatan kabur, nyeri kepala, tubuh terasa lelah, gemetar, pucat, hingga keringat dingin. Apabila gejala ini timbul, ajak anak untuk segera berbuka dengan makanan yang tepat.

    “Begitu juga saat anak menunjukkan gejala dehidrasi, seperti lemas, tidak buang air kecil selama 6 jam, mata cekung dan bibir kering, juga demam atau sufebris (sumeng). Jika ini terjadi, segera berikan cairan yang cukup dan hentikan puasanya terlebih dahulu,” tutur dr. Vinci.

    Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti di atas, tetaplah tenang dan segera ambil langkah yang tepat. Anda dapat menghubungi hotline Mayapada Hospital di 150770 untuk konsultasi awal. Setelah itu, bawalah anak Anda ke Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    Mayapada Hospital menyediakan layanan Pediatric Center yang komprehensif, meliputi skrining, diagnosis, tindakan medis, hingga rehabilitasi untuk berbagai masalah kesehatan anak. Apabila Si Kecil memerlukan penanganan darurat, segera hubungi layanan Woman & Children Emergency di 150990.

    Layanan ini didukung oleh tim dokter spesialis dan subspesialis anak yang berpengalaman, termasuk kesehatan umum anak, tindakan pembedahan anak, kesehatan jantung anak, tumbuh kembang anak, dan layanan neonatologi, serta dapat menangani penyakit tropis dan infeksi pada anak, gangguan endokrin seperti obesitas, diabetes, dan tiroid, hingga masalah alergi dan gangguan imun pada anak.

    Konsultasi dengan dokter Pediatric Center Mayapada Hospital dapat dengan mudah dilakukan melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memiliki fitur Health Articles & Tips yang memberikan banyak informasi dan tips terkait kesehatan anak.

    MyCare juga dilengkapi dengan fitur Personal Health untuk membantu Anda menerapkan gaya hidup sehat selama berpuasa, karena fitur ini dapat tekoneksi dengan Google Health dan Health Access untuk dapat memantau detak jantung, langkah kaki, jumlah kalori terbakar, hingga Body Mass Index (BMI). Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin untuk potongan harga berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (ega/ega)