Topik: diabetes

  • Aktor Senior Indonesia Ray Sahetapy Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

    Aktor Senior Indonesia Ray Sahetapy Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

    Liputan6.com, Bandung – Aktor senior Indonesia, Ray Sahetapy dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (1/4/2025). Adapun kabar dukanya dibagikan oleh putranya Surya Sahetapy melalui sebuah unggahan di media sosial.

    “Selamat jalan, Ayah! @raysahetapy we always cherish the memories of our time with you. Titip salam cinta dan kangen ke kak Gisca!,” tulisnya (@suryasahetapy).

    Sebagai informasi, Adik Ray Sahetapy yaitu Charly Sahetapy menjelaskan bahwa kakaknya meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat, pada usia 68 tahun.

    “Saya ucapkan terima kasih karena perhatian kalian ke Bang Ray yang saat ini kalian sudah tahu dia meninggal. Dia meninggal tadi malam 21.04 di RSPAD, di ruang ICU,” ucapnya.

    Pihaknya juga menceritakan kondisi Ray yang sudah sangat menurun sebelum dibawa ke rumah sakit. Kemudian, dia menuturkan kondisi kesehatan Ray sebelumnya dan kondisi fisik yang semakin kurus.

    “Sudah enggak sadar. Sebenarnya gini, Ray itu diabetes udah cukup lama dari 2017. Kemudian, mungkin kalian pernah lihat dia jalannya sudah enggak normal, tidak semangat seperti dulu-dulu lagi,” katanya.

    Selain itu, Charly menceritakan bahwa di bulan Maret 2025 Ray Sahetapy sempat mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit termasuk di antaranya di RSPAD dan Rumah Sakit Persahabatan.

    “Tanggal 3 (Maret) kita berusaha berobat lagi ke RSPAD, kami bawa ke rumah sakit yang di Rawamangun, Persahabatan itu. Dia sempat masuk ICU, sempat dirawat, sudah membaik,” ujarnya.

  • Ray Sahetapy Meninggal, Fadli Zon hingga Dasco Turut Berduka

    Ray Sahetapy Meninggal, Fadli Zon hingga Dasco Turut Berduka

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor kawakan Ray Sahetapy meninggal dunia pada Selasa (1/4/2025) malam di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Almarhum berpulang akibat komplikasi diabetes dan strok yang telah dideritanya selama dua tahun terakhir.

    Kabar duka meninggalnya Ray Sahetapy ini pertama kali disampaikan oleh menantunya, Merdianti Octavia, melalui unggahan di media sosial Instagram.

    “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ayah, kakek kami, Farence Raymond Sahetapy (Ray Sahetapy) bin Pieter Sahetapy pada pukul 21.04. Kami mohon doanya dan mohon dimaafkan segala kesalahan,” tulis Merdianti, dikutip Rabu (2/4/2025).

    Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang mengenang sosok aktor kawakan tersebut.

    “Selamat jalan Bang Ray Sahetapy, semoga husnulkhatimah. Banyak kenangan dari Oncor Studio di Tebet, Moskow 1996, dan banyak lagi. Al-Fatihah,” cuit Fadli Zon melalui media sosial X (@fadlizon).

    Selain Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad juga mengungkapkan belasungkawa atas meninggalnya Ray Sahetapy melalui akun X (@bang_dasco).

    “RIP Bung Ray Sahetapy. Selamat jalan,” tulis Dasco.

    Tak hanya itu, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga) Isyana Bagoes Oka, turut menyampaikan duka cita di kolom komentar unggahan anak Ray Sahetapy, @suryasahetapy.

    “Turut berdukacita sedalam-dalamnya,” tulis Isyana di akun Instagram pribadinya, @isyanabagoesoka.

    Sepanjang kariernya, Ray Sahetapy dikenal sebagai salah satu aktor terbaik di Indonesia. Ia pernah tujuh kali dinominasikan di Festival Film Indonesia (FFI), dengan enam di antaranya untuk kategori aktor terbaik.

    Pada 2023, kondisi kesehatan Ray Sahetapy mulai menurun akibat strok. Meski sempat mendapatkan perawatan medis intensif, kondisinya terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Ray Sahetapy meninggal dunia pada Selasa (1/4/2025).

  • Kenang Ray Sahetapy, Ayu Azhari: Sosok Baik yang Berdedikasi

    Kenang Ray Sahetapy, Ayu Azhari: Sosok Baik yang Berdedikasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktris Ayu Azhari turut hadir di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Ray Sahetapy, yang meninggal dunia pada Selasa (1/4/2025) malam akibat komplikasi diabetes dan strok.

    Ayu mengenang Ray sebagai sosok baik yang memiliki pemikiran besar untuk masyarakat.

    “Turut berduka cita yang mendalam untuk keluarga almarhum. Saya bersaksi Mas Ray adalah orang yang sangat baik dan memiliki pemikiran yang bermanfaat bagi umat dan bangsa ini. Semoga kebaikannya diteruskan dan membawa kedamaian bagi kita semua,” ujar Ayu Azhari.

    Lahir dengan nama lengkap Ferenc Raymond Sahetapy pada 1 Januari 1957 di Donggala, Sulawesi Tengah, Ray menikah dengan Dewi Yull pada 1981 dan bercerai pada 2004. Ia kemudian menikah dengan Sri Respatini Kusumastuti.

    Karier Ray Sahetapy di dunia hiburan dimulai dengan membintangi film Gadis (1980), yang melejitkan namanya. Ia kemudian membintangi sejumlah film legendaris, seperti Ponirah Terpidana (1983), Tatkala Mimpi Berakhir (1987), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990).

    Sepanjang kariernya, Ray tercatat tujuh kali dinominasikan di Festival Film Indonesia (FFI), enam di antaranya untuk kategori aktor terbaik.

    Pada 2023, Ray mulai mengalami gangguan kesehatan akibat stroke. Meskipun sempat mendapatkan perawatan medis intensif, kondisi Ray Sahetapy terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

  • Ray Sahetapy Meninggal, Adik: Kondisi Memburuk Sebulan Terakhir

    Ray Sahetapy Meninggal, Adik: Kondisi Memburuk Sebulan Terakhir

    Jakarta, Beritasatu.com – Dunia hiburan Tanah Air berduka. Aktor senior Ray Sahetapy meninggal pada Selasa (1/4/2025) malam di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Almarhum meninggal dunia akibat komplikasi diabetes dan strok yang telah dideritanya selama kurang lebih dua tahun terakhir.

    Sejumlah keluarga dan rekan sesama artis tampak hadir di Rumah Duka Sentosa di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu dini hari. Aktris Ayu Azhari juga turut datang untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum.

    Adik kandung Ray Sahetapy, Noudy Sahetapy, mengungkapkan kondisi kesehatan sang kakak memang memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

    “Beliau sudah sakit hampir dua tahun. Sebulan terakhir sempat dirawat di RSPAD, tetapi Tuhan berkehendak lain. Selasa malam sekitar pukul 21.04 WIB, beliau mengembuskan napas terakhir,” ujar Noudy.

    “Kalau enggak salah tiga kali beliau kritis. Memang selama ini tidak diekspose dan terakhir tadi sudah enggak respons lagi. Jadi sempat di pompa,” tambahnya.

    Ray Sahetapy diketahui telah berwasiat kepada keluarganya untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Sibowi, Sulawesi Tengah.

    Kabar duka ini pertama kali disampaikan oleh putranya, Surya Sahetapy, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

    “Selamat jalan ayah. We always cherish the memories of our time with you,” tulis Surya dalam unggahannya.

    Ia juga menitipkan salam untuk kakaknya, Gisca Putri Agustina Sahetapy, yang lebih dahulu berpulang pada 2010.

    Ray Sahetapy lahir pada 1 Januari 1957 dan dikenal sebagai salah satu aktor terbaik Indonesia. Sepanjang kariernya, ia membintangi berbagai film layar lebar dan sinetron, meninggalkan jejak mendalam di industri perfilman nasional.

  • 6 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal yang Mudah Dilakukan Sehari-hari

    6 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal yang Mudah Dilakukan Sehari-hari

    Jakarta

    Menjaga kesehatan ginjal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengingat ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting untuk tubuh.

    Ginjal adalah organ yang terletak di bawah tulang rusuk, di kedua sisi tulang belakang. Organ ini berfungsi untuk menyaring produk limbah, kelebihan air, dan kotoran lain dari darah.

    Produk limbah ini disimpan di kandung kemih dan kemudian dikeluarkan melalui urine. Dikutip dari Healthline, ginjal juga berfungsi mengatur kadar pH, garam, dan kalium dalam tubuh.

    Ginjal juga menghasilkan hormon yang mengatur tekanan darah dan mengendalikan produksi sel darah merah. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan ginjal yang mudah dilakukan sehari-hari:

    1. Olahraga Teratur

    Selain baik untuk mengendalikan lingkar pinggang, rutin berolahraga juga dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Olahraga juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung, yang keduanya sangat penting untuk mencegah kerusakan ginjal. Jenis olahraga yang bisa dilakukan, seperti berjalan, berlari, bersepeda, bahkan menari.

    2. Makan Sehat

    Cara menjaga kesehatan ginjal selanjutnya adalah mengonsumsi makanan yang sehat. Ginjal memproses semua yang masuk ke dalam tubuh, termasuk makanan dan minuman yang mungkin mengandung banyak lemak, garam, dan gula.

    Dikutip dari WebMD, seiring berjalannya waktu, pola makan yang buruk dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan kondisi lain yang sulit bagi ginjal.

    Pola makan yang sehat adalah yang mengandung banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan sedikit makanan olahan.

    3. Perhatikan Konsumsi Garam

    Memperhatikan asupan garam merupakan cara menjaga kesehatan ginjal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mineral ini mempengaruhi orang dengan cara yang berbeda.

    Bagi sebagian orang, garam dapat meningkatkan jumlah protein dalam urine. Itu dapat membahayakan ginjal atau memperburuk penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya.

    Terlalu banyak mengonsumsi garam juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi hingga batu ginjal.

    4. Minum Air Putih

    Air membantu ginjal mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk memindahkan limbah ke kandung kemih dalam bentuk urine. Saat kebutuhan air putih tidak tercukupi, penyaring kecil di dalam ginjal dapat tersumbat dan menyebabkan batu ginjal hingga infeksi.

    Bahkan, terlalu sering mengalami dehidrasi ringan juga dapat merusak ginjal. Untuk mencegahnya, disarankan untuk minum setidaknya 1,5 hingga 2 liter air dalam sehari. Jumlah air ini bergantung pada kesehatan dan gaya hidup masing-masing orang.

    5. Berhenti Merokok

    Cara menjaga kesehatan ginjal lainnya adalah berhenti merokok. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kanker ginjal dan merusak pembuluh darah, yang mempengaruhi ginjal dengan memperlambat aliran darah ke ginjal.

    Merokok juga dapat mempengaruhi obat-obatan tertentu yang mengobati tekanan darah tinggi. Kondisi dapat menjadi serius karena tekanan darah tinggi yang tidak terkendali menjadi penyebab utama penyakit ginjal.

    6. Perhatikan Berat Badan

    Mempertahankan berat badan adalah salah satu cara menjaga kesehatan ginjal. Berat badan yang terlalu berlebihan atau obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal.

    Untuk mencegahnya, usahakan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat dengan diet dan olahraga yang teratur.

    (sao/kna)

  • Nenek Berusia 66 Tahun Melahirkan Anak Ke-10, Sukses Hamil Tanpa Program IVF

    Nenek Berusia 66 Tahun Melahirkan Anak Ke-10, Sukses Hamil Tanpa Program IVF

    Jakarta

    Seorang nenek berusia 66 tahun di Jerman melahirkan anak kesepuluh pada 19 April 2025. Jarak umur antara anak sulung dan bungsunya ini terpaut jauh yakni 45 tahun.

    Alexandra Hildebrandt, sang ibu, mengatakan kehamilannya ini tidak menggunakan obat penyubur kandungan, dan dia tak kesulitan untuk hamil. Bayi laki-laki bungsunya, Philipp, dilahirkan melalui operasi caesar di Rumah Sakit Charité di Berlin.

    “Keluarga besar bukan hanya sesuatu yang luar biasa, tetapi yang terpenting, penting untuk membesarkan anak-anak dengan baik,” tulis Hildebrant, yang bekerja sebagai direktur museum, kepada TODAY dikutip Selasa (1/4/2025).

    Philipp bergabung dengan saudara-saudaranya: Svitlana, 46; Artiom, 36; Elisabeth, 12; Maximilian, 12; Alexandra, 10; Leopold, 8; Anna, 7; Maria, 4; Katharina, 2.

    Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Bild, Hildebrandt mengatakan bahwa ia tidak merokok atau minum alkohol, dan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

    “Saya makan makanan yang sangat sehat, berenang secara teratur selama satu jam, berjalan selama dua jam,” ucapnya.

    Dokter kandungan dan ginekologi Hildebrandt, Dr Wolfgang Henrich, mengatakan kepada publikasi bahwa itu adalah “kehamilan yang sebagian besar tidak rumit.”

    Dr. Brian Levine, seorang direktur praktik di klinik kesuburan CCRM di New York City, mengatakan bahwa kemungkinan biologis seorang wanita berusia 66 tahun untuk hamil tanpa intervensi medis adalah “sangat rendah.” Itu juga berbahaya bagi individu yang mengandung bayi, menurut Levine, yang mengatakan risikonya termasuk peningkatan angka hipertensi, diabetes gestasional, dan persalinan prematur.

    Selain itu, risiko kelainan kromosom, seperti sindrom Down, meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia.

    Levine, yang tidak merawat Hildebrandt, mencatat bahwa ada kemungkinan dia belum mencapai menopause jika dia memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), kelainan hormonal yang memengaruhi ovarium.

    (kna/kna)

  • Simvastatin Obat Keras, Dokter Ingatkan Tak Sembarangan Beli dan Meminumnya

    Simvastatin Obat Keras, Dokter Ingatkan Tak Sembarangan Beli dan Meminumnya

    Jakarta

    Obat simvastatin kerap menjadi incaran di momen Lebaran. Bukan tanpa sebab, banyak orang menganggap obat ini ampuh untuk menurunkan kolesterol tinggi akibat konsumsi makanan berlemak, seperti daging dan hidangan bersantan secara berlebihan.

    Meski fungsinya memang untuk mengendalikan kolesterol, pengobatan simvastatin tidak boleh dilakukan sembarangan. Penggunaannya harus sesuai dengan resep dan pengawasan dokter agar tetap aman bagi kesehatan.

    Spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, mengingatkan bahwa penggunaan obat statin, termasuk simvastatin, memiliki efek samping jika tidak digunakan dengan benar.

    “Jadi pemberian simvastatin kalau tidak diperhatikan betul itu meningkatkan LDL (Low-Density Lipoprotein) reseptor yang meningkatkan berbagai risiko gangguan, misalnya diabetes. Jadi minumlah obat dengan benar,” katanya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Ia menjelaskan obat statin bekerja di hati, organ yang juga berperan dalam produksi kolesterol. Jika obat statin dikonsumsi tanpa jeda atau tanpa pengawasan dokter, bisa berdampak pada kesehatan hati dan metabolisme tubuh.

    Karena itu, dr Roy menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi simvastatin. dr Roy juga menyayangkan akses terhadap obat ini di Indonesia terbilang mudah tanpa resep dokter, berbeda dengan negara lain yang mewajibkan pemantauan medis.

    “Statin itu kan kerjanya di hati. Jadi kalau hati kita tiap hari dipaksa bekerja untuk bikin kolesterol, lalu kita hambat terus proses itu tanpa jeda, pasti ada dampak samping. Misalnya, SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) bisa naik, kadar gula darah meningkat, atau bahkan meningkatkan risiko fatty liver, yang sekarang banyak ditemukan pada anak muda,” jelasnya.

    (suc/up)

  • Hoax! Dokter Pastikan Pegal-pegal Bukan Gejala Kolesterol Tinggi

    Hoax! Dokter Pastikan Pegal-pegal Bukan Gejala Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Anggapan bahwa pegal-pegal merupakan tanda kolesterol tinggi sudah beredar selama puluhan tahun. Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD KEMD, hal tersebut tidak benar alias hoaks.

    “Itu yang saya bilang hoaks sudah berumur 50 tahun. Kenapa semua pada bilang pegal-pegal sih? Mahasiswa kedokteran coba tanyain deh, semua mahasiswa kedokteran, pernah nggak mereka diajarin dulu inspect gejala kolesterol pegal-pegal,” ujar dr Roy kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Ia menjelaskan kolesterol sebenarnya bukan zat yang langsung diserap dari makanan. Adapun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan adalah trigliserida, yaitu jenis lemak yang beredar dalam darah.

    Setelah diserap oleh tubuh, trigliserida diolah di hati (liver) menjadi berbagai jenis kolesterol, seperti LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), IDL (intermediate-density lipoprotein), dan VLDL (very low-density lipoprotein).

    “Kalau trigliserida masih memungkinkan. Kita harus membedakan antara lemak ini apa. Tapi kalau mau kita bilang secara umum lemak atau lipid. Kalau kita bicara kolesterol, itu semua adalah produk dari hati. Hati yang memproduksi kolesterol,” jelasnya.

    Coba tanyain deh, semua mahasiswa kedokteran, pernah nggak mereka diajarin dulu inspect gejala kolesterol pegal-pegal?

    dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD KEMD – internist di Mayapada Hospital

    Menurut dr Roy, kadar kolesterol tinggi tidak memiliki tanda-tanda khas dan hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan darah. Namun, pada mereka yang trigliserida tinggi atau familial hypercholesterolemia (kolesterol tinggi yang diwariskan secara genetik), bisa muncul tumpukan lemak di beberapa bagian tubuh.

    “Pada mereka yang punya trigliserida tinggi, ada tanda di ujung alis berupa tumpukan lemak,” katanya.

    Tak hanya itu, dr Roy menjelaskan kolesterol sering kali berkaitan dengan kondisi lain, seperti hipertensi, diabetes, atau obesitas. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dianjurkan, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.

    “Jadi kita melihat yang lebih mudah lagi. Walaupun pasti 10-20 persen ada orang yang tidak mempunyai karakter komorbid seperti yang tadi, hipertensi, diabetes sama obesitas, tapi kolesterolnya tinggi, itu ada juga. Tapi begitu kita lihat faktor risiko, segera periksakanlah begitu kita mencapai umur di atas 30 tahun untuk saat ini, bukan 40 tahun,” sambungnya lagi.

    (suc/up)

  • Stop Kalap! Segini Batas Makan Kue Lebaran biar Badan Nggak ‘Lebar-an’

    Stop Kalap! Segini Batas Makan Kue Lebaran biar Badan Nggak ‘Lebar-an’

    Jakarta

    Nastar, kastengel, putri salju dan kue kering lainnya biasa disajikan saat Lebaran. Meski menggoda, kamu harus bisa menahan diri supaya nggak makan terlalu banyak.

    Kue kering sajian khas Lebaran tinggi kalori namun minim asupan nutrisi. Terlalu banyak makan nastar bisa bikin badan malah lebar-an pasca Lebaran.

    “Kastengel itu kan 21 kkal, nastar itu sekitar 60 kkal. Memangnya kenapa kalau makan nastar satu atau dua? Kan boleh aja. Yang nggak boleh itu kan kalau makannya itu banyak,” kata spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD saat berbincang dengan detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Pengidap penyakit diabetes juga boleh-boleh saja kok makan kue Lebaran. Namun kata dr Roy, penting untuk mengedepankan porsi makan seimbang. Jangan tiba-tiba makan nastar satu toples sebagai ajang balas dendam usai berpuasa sebulan penuh.

    Penting juga selama Lebaran untuk tetap mengonsumsi asupan kaya nutrisi seperti sayur dan buah-buahan. Jangan lupa juga minum air putih yang cukup, serta berolahraga.

    “Makan nastar kebanyakan kan juga nggak enak. Saya kira kita tidak perlu terlalu nastarfobia atau kastengelfobia,” tandas dr Roy.

    BACA JUGA

    (kna/up)

  • Ingat, Tak Ada Larangan Makan Enak! Ini Tips Aman Menyantap Kue Lebaran

    Ingat, Tak Ada Larangan Makan Enak! Ini Tips Aman Menyantap Kue Lebaran

    Jakarta

    Momen Lebaran identik dengan aneka kue khas, seperti nastar dan kastengel. Namun, banyak yang khawatir mengonsumsi kue-kue ini karena kandungan gula dan kalorinya, khususnya bagi mereka yang mengidap kondisi tertentu seperti diabetes.

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, menegaskan bahwa tidak ada larangan mutlak untuk menikmati kue Lebaran, asalkan dikonsumsi dengan bijak.

    “Memangnya kenapa kalau makan nastar satu atau dua, kan boleh aja. Yang nggak boleh itu kan kalau makannya itu banyak,” kata dr Roy kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Bahkan pada pengidap diabetes sekalipun, dr Roy menegaskan, tidak ada larangan-larangan eksklusif terkait makanan. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan pola makan dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi kue.

    Sebagai gambaran, dr Roy menyebutkan bahwa satu kastengel mengandung sekitar 21 kilokalori, sedangkan satu nastar bisa mencapai 60 kilokalori. Mengonsumsi satu atau dua potong dalam satu waktu tidak akan berdampak besar, tetapi jika berlebihan, tentu akan berpengaruh pada kesehatan.

    “Jadi kalau dia makan nastar ya, silahkan nggak apa-apa kok. Tapi jangan habis itu nastar sendiri. Makan nastar kebanyakan kan juga nggak enak. Saya kira kita tidak terlalu nastarfobia atau kastengelfobia,” ujarnya.

    Lebaran sering kali membuat orang terlena dengan berbagai hidangan manis dan berlemak. Oleh karena itu, dr Roy menyarankan agar masyarakat tetap memperhatikan pola makan secara keseluruhan, termasuk dengan mengimbangi konsumsi makanan berat dan melakukan aktivitas fisik setelah makan.

    “Yang kita perlukan sebetulnya adalah suatu pemikiran yang smart, mendidik bangsa Indonesia ini dengan baik, sehingga semua menjadi pintar, dan mereka tahu apa yang harus mereka lakukan sendiri. Karena ketemu dokter juga sulit. Jadi nggak ada yang eksklusif. Silahkan,” pungkasnya.

    (suc/up)