Topik: diabetes

  • Ternyata Ini Alasan Libido Seks Makin Nge-drop Seiring Bertambah Usia

    Ternyata Ini Alasan Libido Seks Makin Nge-drop Seiring Bertambah Usia

    Jakarta

    Libido merupakan istilah yang merujuk pada gairah, hasrat, atau dorongan untuk melakukan aktivitas seksual. Libido setiap orang berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa hasrat terhadap seks dan keintiman cenderung berfluktuasi sepanjang hidup. Penurunan libido bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu, terutama seiring bertambahnya usia.

    Adapun penyebab penurunan libido bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Lantas, apa sih penyebab libido menurun seiring bertambahnya usia? Dikutip dari Livestrong, berikut penjelasannya.

    1. Perubahan Hormon

    Setiap orang, baik pria maupun wanita, dapat mengalami perubahan libido seiring bertambahnya usia. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon yang berperan dalam hasrat seksual.

    “Penyebab utama penurunan libido adalah menurunnya kadar hormon seks – khususnya, penurunan testosteron dan estrogen,” kata dokter keluarga osteopatik, Kevin Wolf, DO.

    “Hormon-hormon ini, yang sering dianggap unik untuk jenis kelamin tertentu, hadir pada semua manusia dalam jumlah yang berbeda,” sambungnya.

    2. Masalah Kesehatan Terkait Usia

    Pertambahan usia juga cenderung meningkatkan risiko gangguan kesehatan, termasuk yang dapat menyebabkan penurunan libido.

    “Masalah kesehatan yang lebih umum seiring bertambahnya usia dan dapat dikaitkan dengan penurunan libido meliputi penyakit jantung, hipertensi , diabetes, dan apnea tidur obstruktif ,” kata dr Wolf.

    Masalah kesehatan tertentu dapat memiliki dampak fisik, emosional, dan mental yang membatasi kemampuan seseorang untuk terlibat dan menikmati aktivitas seks, serta keinginan untuk aktif secara seksual.

    3. Masalah Citra Tubuh

    Pertambahan usia dapat menyebabkan perubahan yang signifikan tubuh, baik dari segi penampilan maupun fungsi. Pandangan negatif terhadap tubuh dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat libido.

    “Kita hidup dalam budaya yang menghargai kaum muda. Orang yang lebih tua mungkin merasa tidak menarik, dan ketika kita tidak merasa seksi, kita bisa merasa enggan berhubungan seks,” kata seksolog klinis Sarah Melancon, PhD.

    Sebuah studi yang diterbitkan di European Journal of Ageing pada 2019 juga menemukan adanya korelasi antara ketidakpuasan seseorang terhadap penampilan mereka dan rendahnya tingkat kepuasan seksual.

    4. Masalah dalam Hubungan

    Masalah dalam hubungan, khususnya hubungan romantis jangka panjang, dapat membatasi hasrat seseorang untuk melakukan aktivitas seksual.

    “Sangat umum bagi pasangan yang lebih tua untuk tetap bersama dalam hubungan yang jauh secara emosional,” ujar Melancon.

    “Tanpa mengatasi masalah ini, jarak ini biasanya bertambah seiring waktu dan minat terhadap seks dan fungsi seksual dapat berkurang,” sambungnya.

    Melancon menambahkan masalah terkait hubungan lainnya yang dapat mengganggu libido meliputi kesedihan setelah kematian pasangan, kesulitan berpacaran seiring bertambahnya usia, dan perbedaan tingkat hasrat di antara pasangan.

    (ath/suc)

  • Jurus Tropicana Slim Tekan Angka Diabates: Edukasi soal Bahaya Gula Berlebih

    Jurus Tropicana Slim Tekan Angka Diabates: Edukasi soal Bahaya Gula Berlebih

    Jakarta

    Indonesia menjadi negara dengan penyakit diabetes terbanyak kelima di dunia. Melalui #BeatDiabetes ‘Anti LEBAR-an, Setelah Lebaran’, Tropicana Slim mengajak masyarakat untuk menjaga pola makan, terutama terkait gula.

    Brand Manager Tropicana Slim, Noviana Halim mengatakan untuk menekan angka diabetes, pihaknya mencoba mengedukasi masyarakat terkait bahaya gula jika dikonsumsi terlalu banyak, dengan cara yang menyenangkan. Ia mengatakan event Tropicana Slim #BeatDiabetes digelar dengan menyertakan olahraga poundfit yang diadakan serentak di 41 kota di Indonesia.

    “Jadi kami selalu ingin mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menjalani pola hidup sehat dalam rangka pencegahan diabetes. Ini juga didukung produk Tropicana Slim yang diformulasikan bebas gula, rendah lemak, tinggi serat,” kata Noviana, saat acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    Adapun pemilihan olahraga Poundfit oleh Tropicana Slim bukan tanpa alasan. Noviana menjelaskan sebab selain menjadi tren saat ini, latihan fisik Poundfit juga dinilai efektif mengontrol kadar gula darah seseorang.

    “Jadi di event ini, kami mengingatkan masyarakat kembali untuk mulai bergerak lagi. Mulai olahraga lagi. Mulai bijak lagi ya, menjaga asupan gula, garam, lemak. Apalagi sekarang kan pasca-lebaran,” tutur Noviana.

    Selain itu, menurut Noviana, masyarakat sendiri dinilai menerima dengan sangat baik terkait edukasi soal menjaga pola makan, terutama terkait gula. Terlebih, edukasi yang bersifat menyenangkan, seperti dikombinasikan dengan olahraga cukup disukai masyarakat.

    “Sebenarnya masyarakat Indonesia itu reseptif kok kalau misalnya diajak untuk bergerak olahraga. Mungkin tinggal dari pertemanan atau wadahnya yang istilahnya perlu kita rangkul,” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • Stres Berkurang Jadi Penyebab Berat Badan Naik Usai Liburan

    Stres Berkurang Jadi Penyebab Berat Badan Naik Usai Liburan

    Jakarta

    Bagi yang sedang menjalani diet, liburan seringkali menjadi musuh utama yang menyebabkan gagal turunkan berat badan. Apa sih pemicu utamanya?

    Educator & Content Creator Sobat Diabet, dr Jonathan C Subagya menjelaskan saat liburan suasana hati cenderung lebih rileks setelah penat dengan aktivitas rutin seperti bekerja. Hal itu secara tidak sadar membuat nafsu makan berlebih.

    Ketika stres berkurang, seseorang akan cenderung makan lebih banyak daripada biasanya. Peningkatan asupan kalori ini akhirnya dapat menyebabkan berat badan bertambah.

    “Nggak stres, jadi kita makan terus ya. Ketika kita makan terus, asupan kalori juga bertambah, asupan kalori yang bertambah ini yang meningkatkan berat badan,” ungkap dr Jonathan dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    Ia menerangkan dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa berat badan seseorang rata-rata akan naik 0,37 kg dari sebelum liburan sampai enam minggu setelah liburan.

    “Dan kenaikan berat badan ini dilihat lebih tinggi pada kelompok yang pada dasarnya sudah obesitas. Kenaikan berat badannya bisa sampai 2,3 kg ternyata,” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • Kemenkes Soroti Pentingnya Masyarakat Deteksi Dini Diabetes dan Penanganan Kaki Diabetik – Halaman all

    Kemenkes Soroti Pentingnya Masyarakat Deteksi Dini Diabetes dan Penanganan Kaki Diabetik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti pentingnya masyarakat untuk mendeteksi diabetes sejak dini.

    Hal tersebut sejalan dengan peringatan Hari Diabetes Nasional 2025, yang jatuh pada tanggal 18 April 2025 mendatang.

    Kemenkes bersama RS Fatmawati dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Indonesia (PESBEVI) mendorong deteksi diabetes sejak dini sebagai upaya menghindari amputasi bagian tubuh, khususnya pada pasien komplikasi kaki diabetik.

    “Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan penanganan kaki diabetik sebelum menjadi kronis, peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis, terutama dokter umum, perawat, dan dokter spesialis, dalam menangani kasus kaki diabetik” kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Indonesia (PESBEVI) dr. Witra Irfan, Sp.B, Subsp.BVE(K), dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

    Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait itu akan menggelar Webinar Nasional bertajuk “National Limb Salvage Diabetic Foot”, yang akan digelar secara virtual, pada Jumat, 18 April 2025 pukul 08.30 – 11.50 WIB.

    “Ini diharapkan menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya komplikasi kaki diabetik serta pentingnya upaya pencegahan amputasi yang tidak perlu,” tutur Witra.

    Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, akan turut hadir sebagai Keynote Speaker, dengan menyoroti urgensi dan perhatian pemerintah terhadap tantangan komplikasi diabetes yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

    Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. 

    Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.

    Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.

    Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit.

  • Donna Agnesia Bagikan Tips Tetap Bugar Meski Jadwal Padat, Mudah Ditiru

    Donna Agnesia Bagikan Tips Tetap Bugar Meski Jadwal Padat, Mudah Ditiru

    Jakarta

    Donna Agnesia dikenal sebagai artis dengan jadwal yang padat. Namun, di tengah kesibukannya, istri Darius Sinathrya ini tetap meluangkan waktu khusus untuk berolahraga agar tetap bugar dan sehat.

    “Kalau buat saya, hidup sehat itu selain menjaga apa yang kita konsumsi, itu ada olahraga, istirahat, sama manajemen stres,” kata Donna kepada detikcom saat ditemui dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    Menurut Donna, kesehatan diri sendiri adalah hal yang bisa dikendalikan. Namun bagi sebagian orang, hal ini tidak selalu mudah, sehingga sering diabaikan dan akhirnya menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

    “Kalau ngomongin olahraga, apa sih yang penting dilakukan? Cari olahraga yang paling mudah untuk dilakukan dan menyenangkan buat kita,” kata Donna.

    “Karena ada survei dari WHO, harusnya kita itu olahraga minimal 150 menit per minggu untuk intensitas sedang, dan 75 menit per minggu untuk intensitas yang tinggi. Misalnya aerobik atau kayak tadi poundfit,” sambungnya.

    Selain latihan kardio, Donna juga melakukan latihan angkat beban. Menurutnya, latihan ini bagus untuk tetap menjaga keberadaan massa otot pada tubuh.

    “Angkat bukan itu penting, supaya kita nggak mengalami penyusutan massa otot. Itu yang bisa bikin kakinya jadi kecil, kalau perempuan kan rentan lututnya sama osteoporosis. Paling nggak minimal seminggu dua kali,” katanya.

    “Kalau saya di rumah biasanya (lari) treadmill seminggu tiga kali dan angkat beban dengan barbel yang kecil, cuma dua kilogram. Nggak harus ke gym kok,” sambungnya.

    Donna menambahkan, jika ingin merasakan latihan secara grup, banyak olahraga yang bisa dilakukan secara ramai-ramai seperti pilates.

    “Intinya adalah gerak, jangan mager (malas gerak),” tutupnya.

    (dpy/suc)

  • Pemkab Kepulauan Seribu ajak warga cegah diabetes melalui pola makan sehat

    Pemkab Kepulauan Seribu ajak warga cegah diabetes melalui pola makan sehat

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu mengajak warga untuk mencegah penyakit diabetes melalui pola makan sehat serta meningkatkan kesadaran pentingnya menjalani hidup sehat.

    “Kesadaran masyarakat terhadap bahaya diabetes dan cara pengelolaannya perlu menjadi perhatian sejak dini,” kata dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kepulauan Seribu dr. Nur Rahmah Oktariani di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan pada tahun 2015 Indonesia menempati posisi ketujuh negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.

    Namun pada 2021 dan tahun berikutnya, peringkat tersebut naik menjadi posisi kelima.

    “Ini tentu menjadi perhatian serius, termasuk di wilayah Kepulauan Seribu,” kata dia.

    Ia menjelaskan bahwa diabetes merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah.

    Menurut dia gejala umum penyakit diabetes meliputi sering buang air kecil, mudah haus, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

    Ia menyebutkan kadar gula darah puasa seseorang melebihi 126 mg/dL, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengelolaan medis yang tepat.

    Nur menjelaskan, penyebab diabetes berkaitan erat dengan pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, serta gangguan fungsi insulin.

    Sehingga pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengelola kondisi ini.

    Selain itu penerapan pola makan sehat, seperti mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat, memperbanyak asupan sayuran, serta berolahraga secara teratur seperti joging atau berenang, sangat dianjurkan.

    “Selain itu, pasien juga perlu mematuhi pengobatan dari dokter dan rutin memeriksa kadar gula darah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Resep Body Goals Ala Donna Agnesia di Usia 46 Tahun, Tak Pantang Makan Nasi

    Resep Body Goals Ala Donna Agnesia di Usia 46 Tahun, Tak Pantang Makan Nasi

    Jakarta

    Artis Donna Agnesia memang dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya terkait berat badan. Di umur yang menginjak 46 tahun, Donna masih memiliki tubuh langsing.

    Saat ditanya mengenai ‘rahasia’ menjaga berat badan tetap ideal, bintang iklan Tropicana Slim ini mengaku dirinya memang benar-benar memerhatikan dua hal, yakni pola makan dan aktivitas fisik.

    “Aku menjaga kalori makan aku, memang nggak dihitung sih spesifik harus berapa-berapa. Tapi paling nggak mengurangi karbohidrat dan makanan lemak, terus goreng-gorengan, sama mengurangi tepung,” kata Donna kepada detikcom saat ditemui dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    “Nasi masih (makan) sehari sekali. Tapi aku nggak pernah makan banyak. Jadi aku pernah berat badan naik, lalu aku berhenti makan nasi dua bulan,” lanjut dia.

    Kepada mereka yang ingin menurunkan atau menjaga berat badan tetap normal sesuai perhitungan body mass index (BMI), Donna Agnesia menyarankan untuk melakukan variasi dalam pola makan.

    “Menurut aku, makan nasi tetap (bisa) sehari sekali. Karbo-nya mungkin bisa diganti kentang atau pasta,” katanya.

    “Bagaimanapun kan untuk kesehatan badan atau mau langsing, 70 persen itu dari makanan, apa yang kita konsumsi. Lalu 30 persen dari olahraga, jadi jangan olahraga dikencengin supaya bisa makan bebas, nggak,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    JAKARTA – Sebelum diabetes, terdapat kondisi seseorang mengalami pradiabetes. Ini merupakan kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.

    Pradiabetes juga sering disebut sebagai diabetes batas atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Dikutip dari Cleveland Clinic, pada Minggu, 13 April 2025, kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70 sampai 99 miligram per desiliter (mg/dL).

    Jika seseorang mengalami pradiabetes yang tidak terdiagnosis, kadar gula darah biasanya mencapai 100 sampai 125 mg/dL. Kondisi pradiabetes dengan kadar gula darah ini dialami oleh hampir semua penderita diabetes tipe 2.

    Penyebab Pradiabetes

    Penyebab pradiabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yakni resistensi insulin. Ini terjadi ketikan sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin bagaimana seharusnya.

    Insulin merupakan hormon yang diproduksi pankreas, yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Jika Anda tidak memiliki cukup insulin, maka akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

    Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan resistensi insulin, seperti penyakit riwayat keturunan keluarga, memiliki lemak tubuh berlebih, kurang aktivitas fisik, sering konsumsi makanan olahan.

    Gejala Pradiabetes

    Sebagian besar orang dengan pradiabetes tidak mengalami gejala apa pun, sehingga tidak disadari hingga berujung menjadi diabetes sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti tes glukosa puasa.

    Namun, pada sebagian kasus, gejala yang mungkin muncul adalah kulit menghitam di area leher, ketiak, atau bagian tubuh tertentu. Pradiabetes juga dapat ditandai dengan munculnya kutil kecil dikulit hingga berkaitan dengan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati diabetik.

    Peluang Pulih Pradiabetes

    Dikutip dari Mayo Clinic, pradiabetes masih dapat dikendalikan dan dipulihkan ke kadar normal. Untuk memulihkan pradiabetes, seseorang yang mengalaminya perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi sehat.

    Adapun langkahnya dengan memperbaiki pola makan, seperti konsumsi makanan bernutrisi, hindari makanan olahan serta minuman yang tinggi gula. Kemudian menjaga berat badan, rutin berolahraga dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal.

  • Berat Badan Naik Pasca Lebaran, Waspada Risiko Penyakit Kronis Mengintai

    Berat Badan Naik Pasca Lebaran, Waspada Risiko Penyakit Kronis Mengintai

    Jakarta

    Berat badan sudah ideal atau bahkan turun selama sebulan berpuasa, yuk dijaga agar tak terus meroket naik. Mengapa? Dokter menyebutkan penambahan berat badan yang tak terjaga pasca Lebaran bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan

    Educator & content creator Sobat Diabet, dr Jonathan C Subagya, mengatakan ada beberapa penyakit kronis yang mengintai jika seseorang tidak menjaga berat badannya, terutama jika berat badan sudah melebihi indeks massa tubuh (BMI) normal atau tergolong obesitas.”

    “Seperti hipertensi, darah tinggi, stroke. Sampai penyakit gula, kencing manis atau diabetes melitus,” kata dr Jonathan dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    Menurutnya, kondisi ini kadang diperparah oleh kebiasaan malas bergerak pasca libur panjang. Seseorang cenderung malas atau enggan untuk kembali melakukan aktivitas fisik atau olahraga setelah menikmati momen liburan pasca Lebaran.

    “Kita lihat aktivitas fisik juga cenderung menurun ya usai liburan. Jadi memang kan harus ada keseimbangan kalori ya, antara yang masuk dan dikeluarkan,” katanya.

    Menurunkan kembali berat badan, lanjut dr Jonathan, membutuhkan komitmen dan tentu bukan sesuatu yang mudah. Dirinya membagikan beberapa tips bagi mereka yang ingin kembali tampil langsing usai libur panjang.

    “Kurangi porsi makan. Lauk pauknya nggak usah dikurangin, yang penting kurangi nasi. Rekomendasinya nasi dalam sehari itu 150 gram, atau cukup dua sampai tiga centong nasi, jangan ambil nasi sampai menggunung,” katanya

    “Kedua, kurangi konsumsi makanan berlemak. Jadi kalau makan banyakin protein, dada ayam, tempe, telur itu nggak apa-apa yang banyak. Ketiga, kurangi makan gula,” tutupnya.

    (dpy/suc)

  • Malunya Menkes, Masalah Gigi Terbanyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Malunya Menkes, Masalah Gigi Terbanyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut hampir dua juta orang sudah memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diinisiasi oleh pemerintah. Adapun masalah kesehatan gigi menjadi keluhan terbanyak yang ditemukan saat CKG. Di sisi lain, masih banyak puskesmas di Indonesia tak memiliki layanan dokter gigi.

    “Aku malu gigi (banyak terdeteksi). Saya baru sadar kalau di puskesmas ternyata 50 persen nggak ada dokter gigi. Makanya banyak masyarakat punya problem di gigi,” ucapnya, dikutip dari detikJateng.

    Menkes menyebut pihaknya tengah berdiskusi dengan sejumlah fakultas kedokteran gigi. Ia menyoroti mahalnya biaya dan sulitnya pendidikan dokter gigi sebagai salah satu penyebab utama minimnya jumlah praktisi di bidang tersebut.

    Selain penyakit gigi, cek kesehatan gratis juga menemukan dua penyakit lain yang cukup mengkhawatirkan, yakni tekanan darah tinggi dan diabetes. Dua penyakit ini dikenal sebagai “silent killers” yang bisa memicu komplikasi serius jika tidak ditangani sejak dini.

    “Nomor dua darah tinggi, tiga gula. Kalau 5-6 tahun tidak tertangani bisa jadi stroke dan jantung. Itu sebabnya kematian banyak di stroke dan jantung,” tuturnya.

    Senada, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono juga menyebut masalah gigi, hipertensi, hingga diabetes menjadi penyakit yang paling banyak ditemukan saat CKG.

    Karenanya, ia berharap program ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk mengetahui kondisi kesehatan dirinya atau keluarganya.

    Menurutnya, jika seseorang teridentifikasi penyakit lebih dini, maka pengobatan bisa segera dilakukan, sehingga peluang untuk sembuh menjadi lebih besar.

    “Temuannya cek kesehatan gratis banyak ya, ada yang hipertensi banyak, yang diabetes, kelainan gigi, kelainan telinga juga banyak,” kata Dante di Puskesmas Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/4).

    “Pemeriksaan lab yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah juga banyak,” lanjut dia.

    (suc/up)