Topik: diabetes

  • Ini Kondisi yang Paling Dikhawatirkan Dokter saat Pasien Terinfeksi DBD – Halaman all

    Ini Kondisi yang Paling Dikhawatirkan Dokter saat Pasien Terinfeksi DBD – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam, Dirga Sakti Rambe mengungkapkan, kondisi paling mengkhawatirkan saat seorang pasien terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).

    Ia mengatakan, demam yang disebabkan oleh virus dengue tak bisa dianggap remeh, apalagi meyakini bahwa demam akibat DBD bisa disembuhkan sendiri.

    Dengue bisa berkembang cepat dan menimbulkan komplikasi berat, seperti dengue shock syndrome (DSS), perdarahan hebat.

    “Pada orang yang normal trombosit itu ada sekitar 150.000  – 400.000. Kalau di bawah 10.000 trombositnya itu resiko pendarahan otak tinggi sekali. Kondisi ini membuat dokter harap-harap cemas. Penurunan drastis jumlah trombosit, yang bisa berujung pada kondisi gawat darurat—terutama pada anak-anak, lansia, atau individu dengan penyakit penyerta,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    Menurut dia, sekalipun seseorang sudah terinfeksi dengue satu kali maka tetap mungkin atau berisiko terkena DBD lagi karena virus dengue memiliki empat serotipe.

    Infeksi berikutnya cenderung membawa risiko yang lebih tinggi terhadap keparahan, terutama orang orang dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, dan ginjal kronik.

    “Belum ada obat spesifik untuk mengatasi dengue. Satu-satunya cara terbaik yang kita miliki adalah mencegah dengan 3M Plus maupun metode yang inovatif seperti vaksinasi lengkap 2 dosis,” tutur dr Dirga.

    Sampai dengan minggu ke-14 2025, atau data per 13 April 2025, pihaknya mencatat sebanyak 38.740 kasus dengue di Indonesia dengan kematian sebanyak 182 kasus.

  • Apa Itu Varises? Kenali Gejala hingga Pengobatannya

    Apa Itu Varises? Kenali Gejala hingga Pengobatannya

    Jakarta

    Varises sering dianggap sekedar masalah sepele bagi banyak orang. Padahal, sebenarnya, varises merupakan kondisi medis yang cukup serius jika tidak ditangani dengan baik dan cepat.

    Secara medis, varises dikenal dengan istilah chronic venous insufficiency atau insufisiensi vena kronis. Kondisi ini terjadi ketika katup di dalam pembuluh darah vena mengalami kerusakan atau tidak bekerja dengan baik.

    Normalnya, katup vena bertugas memastikan darah mengalir satu arah ke jantung dan mencegah darah kembali turun karena gaya gravitasi.

    Ketika katup ini rusak, darah akan cenderung mengendap di bagian tubuh bawah, terutama di tungkai dan betis. Akibatnya, tekanan meningkat dan pembuluh vena menjadi melebar hingga akhirnya menonjol di permukaan kulit. Inilah yang dikenal sebagai varises.

    “Jadi sebenarnya varises secara istilah medisnya merupakan suatu penyakit yang nama resminya adalah insufisiensi vena kronis, ada terjadi gangguan aliran vena yang diakibatkan keadaan kelainan di katup di segmen pembuluh darah vena, akhirnya aliran darah yang seharusnya dikirim kembali ke jantung, dia ada stagnan di area mungkin di tungkai, bisa di paha atau di betis,” kata spesialis jantung dan pembuluh darah di Jakarta Varices Clinic (JVC), dr. Melisa Aziz, SpJP, saat ditemui Selasa, (22/4/2025).

    Banyak pengidap varises justru mengalami berbagai gejala yang mengganggu aktivitas. Sensasi berat atau pegal di kaki adalah keluhan yang paling umum, terutama setelah berdiri atau berjalan dalam waktu lama.

    Beberapa orang juga mengeluhkan rasa nyeri, kram di malam hari, atau pembengkakan di sekitar pergelangan kaki. Sayangnya, karena sering dianggap hanya sebagai gangguan estetika, banyak orang tidak menyadari bahwa varises bisa berkembang menjadi komplikasi medis yang lebih serius. Padahal, semakin dini kondisi ini ditangani, semakin besar peluang untuk mencegah perburukan.

    “Sebenarnya mungkin masalah varises ini, selain masalah medis juga, orang kadang pikir hanya masalah estetika saja sih. Padahal sebenarnya ini gabungan keduanya, jadi ada medis, ada estetika juga,” kata spesialis dermatologi, venerologi dan estetika dari JVC, dr. Nana Novia Jayadi, Sp. DVE, dalam kesempatan yang sama.

    Dari segi jenis kelamin, kasus varises memang lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Meski begitu, kondisi ini masih tergolong underdiagnosed di Indonesia. Hingga kini, belum ada data pasti mengenai prevalensinya secara nasional.

    Namun, berdasarkan data secara global, sekitar 1 hingga 20 persen pria dewasa mengalami insufficiency vena chronic, sementara pada perempuan angkanya bisa mencapai hingga 35 – 40 persen.

    “Jadi kalau melihat prevalensinya, antara laki-laki dan perempuan, memang lebih banyak perempuan,” kata dr. Melisa.

    dr. Nana juga mengakui banyak pasien perempuan yang kerap datang ke Jakarta Varices Clinic (JVC). Kebanyakan pasien datang dengan keluhan di kaki. Namun, kasus pelebaran pembuluh darah atau disebut spider vein di wajah juga cukup sering ditemukan.

    Sementara dari segi usia, risiko varises memang meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, bukan berarti usia muda bebas dari kondisi ini. Tidak sedikit pasien berusia 30-an hingga 40-an yang sudah mengalami varises dan datang untuk konsultasi. Meski jumlahnya tidak sebanyak kelompok usia 50 tahun ke atas, kasus pada usia lebih muda tetap ada dan perlu diperhatikan.

    Varises Tak Hanya di Kaki

    Adapun lokasi paling umum munculnya varises adalah di tungkai bawah. Ini karena kaki berada di posisi paling bawah dari tubuh saat berdiri, sehingga aliran darah balik ke jantung harus melawan gaya gravitasi.

    Tungkai juga menjadi tempat penampungan darah sementara sebelum akhirnya dipompa kembali ke jantung. Saat katup vena tidak berfungsi dengan baik, darah lebih mudah terkumpul di daerah tersebut.

    Meski pada dasarnya kerap ditemukan di kaki, pelebaran pembuluh darah juga bisa terjadi di bagian tubuh lain, misalnya wajah. Tak sedikit orang yang menyebut kondisi ini sebagai varises wajah. Padahal, istilah yang lebih tepat untuk kondisi ini adalah spider vein.

    “Tapi kalau di wajah penyebabnya agak berbeda, sehingga memang tidak lazim kalau kita sebutnya itu varises juga,” kata dr. Nana.

    “Tidak bisa serta-merta kita sebut varises pada wajah, tapi mungkin lebih ke spider vein pada wajah. Kalau kaki memang kita lazim sebut dengan varises seperti itu,” sambungnya lagi.

    Spider vein merupakan pelebaran pembuluh darah kapiler kecil yang tampak seperti garis merah atau biru di permukaan kulit. Meski tampak mirip, spider vein berbeda dari varises karena ukurannya lebih kecil dan penyebabnya pun berbeda.

    Penyebab Varises dan Spider Vein

    Spider vein pada wajah biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan, penuaan, penipisan lapisan lemak kulit, atau penggunaan produk wajah tertentu seperti krim steroid dalam jangka panjang.

    “Pemakaian krim-krim yang sifatnya iritatif sehingga kulitnya jadi tipis atau mungkin pemakaian krim steroid yang tanpa pengawasan dokter dalam jangka waktu lama, sehingga muncul urat-urat baru yang terlihat,” kata dr. Nana.

    Sering kali, spider vein tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa mengganggu secara estetika. Pada orang dengan kulit terang, pembuluh darah ini juga lebih mudah terlihat, meskipun belum tentu merupakan gangguan medis.

    Sementara itu, penyebab varises di kaki cukup kompleks dan sering kali merupakan gabungan dari berbagai faktor. Genetik memiliki peran besar, saat seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan varises lebih rentan mengalami kondisi yang sama.

    Perubahan hormonal, kelebihan berat badan, kebiasaan berdiri atau duduk terlalu lama tanpa bergerak, kurangnya aktivitas fisik, hingga kehamilan juga bisa memicu munculnya varises.

    dr. Melisa menegaskan meski varises bisa dipicu oleh kondisi seperti kehamilan, bukan berarti wanita dengan varises tidak boleh hamil. Varises memang bisa muncul atau bertambah selama masa kehamilan, tetapi dalam banyak kasus, kondisi ini bisa membaik setelah melahirkan.

    Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok juga turut berkontribusi dalam merusak struktur pembuluh darah, bukan hanya arteri tetapi juga vena. Karena itu, gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah maupun mengurangi gejala varises.

    “Jangan salah ya, sekarang ini semua orang mungkin sudah tahu rokok itu merusak dinding pembuluh darah arteri, jadi sebenarnya yang dirusak bukan cuma pembuluh darah arteri, tapi vena juga,” tutur dr. Melisa.

    Dampak Varises

    Apabila tak segera ditangani, varises di kaki maupun spider vein di wajah dapat memberikan dampak, bahkan bisa mengganggu kualitas hidup pengidapnya. dr. Melisa menjelaskan, varises di kaki memiliki tahapan atau staging yang akan terus berkembang seiring waktu.

    Jika dibiarkan, keluhan akan semakin parah. Awalnya mungkin hanya terasa pegal setelah berjalan jauh, namun lama-lama bisa muncul hanya dengan berjalan sebentar. Kondisi ini membuat pengidapnya enggan beraktivitas. Bukan karena malas, tapi karena rasa tidak nyaman yang semakin mengganggu.

    Kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko terkena penyakit lain, seperti hipertensi dan diabetes. dr. Melisa mengatakan beberapa data menunjukkan bahwa sekitar 20 persen pengidap insufficiency vena chronic berisiko mengalami kematian akibat gangguan jantung atau pembuluh darah lainnya.

    Sementara dari sisi estetika dan psikologis, kondisi ini juga dapat mengganggu kepercayaan diri pengidapnya. dr. Nana menjelaskan bahwa varises di kaki maupun spider vein yang muncul di wajah sering membuat seseorang merasa kurang nyaman dengan penampilannya.

    Meski masih berada dalam tahap awal atau early stage, dan belum membahayakan secara medis, kondisi ini tetap berdampak pada kualitas hidup, misalnya dalam hal berpakaian hingga ketidakpercayaan diri.

    Spider vein yang muncul di wajah sering kali langsung terlihat sehingga bisa memengaruhi kepercayaan diri sejak awal kemunculannya. Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada aspek emosional dan sosial.

    “Even in the early stage itu juga bisa mempengaruhi seseorang, sama seperti jerawat, dan lain-lainnya, jadi inginnya tentu, secara penampilan bersih, dan tentunya juga sehat.” kata dr. Nana.

    Bagaimana Cara Mengatasinya?

    dr. Nana mengatakan seseorang yang mengidap varises di kaki maupun spider vein di wajah umumnya tak akan hilang dengan sendirinya, sehingga membutuhkan pengobatan atau perawatan lebih lanjut. Misalnya spider vein, pembuluh darah kecil yang sudah terbentuk di permukaan kulit memiliki kemungkinan sangat kecil untuk menutup secara alami.

    Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mencari tahu penyebab utama munculnya spider vein tersebut. Apakah karena faktor genetik, penggunaan skincare yang tidak tepat, atau adanya penyakit kulit seperti rosacea. Begitu juga dengan varises di kaki.

    Bila terdapat kondisi medis yang mendasari, maka penyakit itulah yang harus diobati terlebih dahulu. Setelah kondisi dasar terkendali, barulah tindakan seperti laser treatment bisa dilakukan untuk menghilangkan sisa pembuluh darah yang terlihat.

    Ini menunjukkan bahwa tidak semua kasus varises di kaki maupun spider vein di wajah bisa langsung ditangani dengan tindakan estetika saja, terkadang dibutuhkan pendekatan medis lebih dulu.

    Pilihan penanganan pun juga sangat beragam dan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Di klinik Jakarta Varices Clinic (JVC), tersedia berbagai metode terapi seperti Cryolaser Therapy Micro Sclerotherapy, Ultrasound-Guided Sclerotherapy, hingga UVLT (Ultrasound-Guided Vein Laser Therapy).

    Bagi pasien dengan varises yang sudah cukup besar, bahkan sampai menimbulkan luka, terdapat pula opsi UVLT yang menggunakan teknologi laser dari luar pembuluh darah. Semua metode ini disesuaikan dengan kondisi pasien dan derajat varises maupun spider vein yang dialami.

    Terkait treatment, baik spider vein di wajah maupun varises di kaki umumnya memerlukan beberapa kali sesi perawatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jumlah sesi tergantung pada ukuran pembuluh darah yang terlihat. Semakin besar diameternya, maka semakin banyak sesi yang dibutuhkan.

    “Untuk leg (kaki) yang kita butuhkan sampai 2-3 kali, ada yang 1 kali sudah hilang. Memang secara teori kita membutuhkan sampai beberapa tahun, beberapa sesi,” kata dr Melisa.

    Selain perawatan, perubahan gaya hidup juga penting untuk mencegah kekambuhan atau munculnya varises di bagian tubuh lain. Begitu juga dengan aktivitas yang menyebabkan tekanan pada pembuluh darah seperti terlalu lama duduk atau berdiri juga harus diperhatikan.

    Bagi mereka yang pekerjaannya mengharuskan posisi tersebut, disarankan menggunakan stoking kompresi sebagai solusi pencegahan varises di kaki. Stoking kompresi berfungsi untuk membantu aliran darah dari tungkai ke bagian atas tubuh. Saat otot tungkai berkontraksi, darah akan terdorong ke atas.

    Tekanan dari stoking membuat proses aliran darah menjadi lebih efektif. Aliran yang lebih lancar tak hanya menurunkan risiko varises, tapi juga membantu meredakan keluhan seperti nyeri, bengkak, dan rasa berat di kaki setelah lama berdiri atau duduk.

    Dalam beberapa kasus, stoking kompresi perlu dipakai setiap hari selama periode tertentu. Setelahnya, kondisi pasien akan dievaluasi ulang untuk menentukan apakah terapi masih perlu dilanjutkan atau bisa dihentikan.

    Sementara itu, untuk spider vein di wajah, dr. Nana menjelaskan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan. Faktor ini cukup sulit dihindari, terutama bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan.

    Karena itu, langkah pencegahan perlu dilakukan sejak dini. Salah satunya adalah rutin memakai sunscreen. dr. Nana menyarankan penggunaan sunscreen dengan minimal SPF 30 setiap hari untuk melindungi kulit wajah dari efek buruk sinar UV.

    Jika berada di luar ruangan dalam waktu lama, sunscreen perlu dipakai ulang setiap dua hingga tiga jam agar perlindungannya tetap efektif. Selain itu, sebaiknya hindari paparan langsung sinar matahari pada jam-jam dengan intensitas tertinggi, yaitu antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.

    Sebagai perlindungan tambahan, disarankan untuk menggunakan topi, kacamata hitam, atau payung. Berteduh di tempat yang terlindung juga bisa membantu mengurangi paparan sinar UV.

    dr. Nana menambahkan, banyak orang khawatir menghindari matahari bisa mengurangi asupan vitamin D. Padahal, tubuh tetap bisa menyerapnya dari bagian lain yang tidak tertutup.

    “Masih ada penyerapan dari tempat-tempat (tubuh) lain sebenarnya. Tapi hindari terpaparnya juga di atas jam 10, jadi lebih baik di bawah jam 10 atau setelah jam 4 sore,” ucapnya.

    Pemilihan produk skincare juga perlu diperhatikan. dr. Nana menjelaskan beberapa bahan aktif dalam skincare dapat bersifat iritatif dan berisiko memperburuk kondisi kulit jika digunakan tanpa pengawasan.

    Karenanya, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan produk yang mengandung bahan aktif, terutama jika produk tersebut memiliki efek pengelupasan. Jika muncul tanda-tanda iritasi, sebaiknya pemakaian dihentikan segera untuk mencegah efek samping yang lebih parah.

    Jakarta Varices Clinic (JVC) Foto: detikHealth/Suci Risanti Rahmadania

    Di sisi lain, Jakarta Varises Clinic menyediakan layanan dari dokter spesialis jantung (cardiologist), dokter kulit (dermatologist), dan ahli gizi atau nutritionist. Dengan bantuan ahli gizi, pasien bisa mengontrol berat badan agar risiko kekambuhan atau munculnya varises di bagian tubuh lain setelah perawatan bisa diminimalkan.

    Baik spider vein di wajah maupun varises di kaki, semuanya perlu ditangani dengan pendekatan menyeluruh yang memperhatikan aspek medis, estetika, dan gaya hidup pasien.

    Di JVC juga tersedia Ladies Team yang terdiri dari dokter perempuan, perawat, hingga ahli gizi perempuan. Kehadiran tim khusus ini bukan hanya untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pasien perempuan yang mungkin merasa enggan saat menjalani pemeriksaan, tapi juga berangkat dari pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan perspektif perempuan.

    Masalah varises, yang banyak dialami oleh perempuan, sering kali tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada kepercayaan diri karena faktor estetik.

    Sayangnya, pemeriksaan dan penanganan varises di Indonesia belum sepopuler keluhan kesehatan lainnya, bahkan kerap dianggap sepele. Banyak perempuan juga merasa tidak nyaman jika harus ditangani oleh tenaga medis laki-laki, apalagi jika area yang diperiksa termasuk area kaki yang sensitif.

    Karena itulah, Ladies Team di JVC dibentuk untuk menjawab kebutuhan ini. Dari wanita untuk wanita, tim ini hadir untuk memberikan perawatan menyeluruh yang tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga membantu pasien perempuan merasa lebih percaya diri dan nyaman selama proses perawatan.

    (suc/up)

  • 5
                    
                        Kematian WNI di Kamboja Melonjak 75 Persen, Berbanding Lurus dengan Kasus Online Scam
                        Nasional

    5 Kematian WNI di Kamboja Melonjak 75 Persen, Berbanding Lurus dengan Kasus Online Scam Nasional

    Kematian WNI di Kamboja Melonjak 75 Persen, Berbanding Lurus dengan Kasus Online Scam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kedutaan Besar RI di Phnom Penh mengungkapkan, angka kematian warga negara Indonesia (WNI) di
    Kamboja
    melonnjak 75 persen dalam periode tiga bulan terakhir dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
    Dubes RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto menyatakan, kasus kematian ini berkorelasi dengan tingginya jumlah WNI di Kamboja yang bekerja dalam kegiatan penipuan
    online 
    atau 
    online scam.
    “Nampaknya walaupun sudah ada himbauan Pemerintah, walaupun pemberitaan di media cukup masif, dan kasus sering viral di sosial media, ternyata masih banyak WNI yang terbuai dengan tawaran pekerjaan yang menyesatkan, yang janjikan gaji tinggi, kerjaan mudah, fasilitas enak, dan persyaratan yang minim,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (24/4/2025).
    Berdasarkan laporan kepolisian dan rumah sakit setempat, penyebab utama para
    WNI tewas di Kamboja
    adalah karena stroke dan penyakit jantung dengan jumlah 11 kasus.
    Kemudian, diabetes dan gagal ginjal atau lever 5 kasus, kanker, epilepsi, DBD, dan gangguan internis empat kasus, penyakit penyebaran akibat aktivitas seksual 3 kasus, kecelakaan lalu lintas 3 kasus, dan penyakit paru-paru 2 kasus.
    Santo mengatakan, dalam tiga bulan terakhir (Januari-Maret), KBRI Phnom Penh menangani 1.301 kasus WNI bermasalah.
    Kasus ini meningkat 174 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
    Dari jumlah tersebut, 85 persen kasus yang melibatkan WNI terkait dengan penipuan daring atau
    online scam
    , sisanya terkait dengan masalah perdata.
    Berkaca dari kasus ini, Dubes Santo mengingatkan pentingnya masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam mencari dan menerima tawaran pekerjaan di luar negeri.
    Dia mengatakan, KBRI Phnom Penh akan memperkuat koordinasi dengan instansi terkait di Tanah Air untuk mendorong upaya pencegahan kasus kematian dan online scam di masa depan.
    “Diperlukan peningkatan edukasi dan literasi digital agar WNI terhindar dari jebakan perekrutan loker ilegal dan kejahatan daring yang merugikan banyak pihak,” ucap Santo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10 Tanda Gula Darah Sedang Tinggi, Sering Merasa Haus hingga Mudah Kesemutan – Halaman all

    10 Tanda Gula Darah Sedang Tinggi, Sering Merasa Haus hingga Mudah Kesemutan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut 10 tanda tubuh yang sedang mengalami kandungan gula darah tinggi.

    Tubuh seseorang memberikan tanda-tanda sedang mengalami kenaikan gula darah yang bisa diwaspadai sejak dini.

    Gula darah adalah gula utama yang ditemukan dalam darah dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh.

    Gula darah atau disebut juga glukosa berasal dari makanan yang dikonsumsi.

    Gula darah tinggi disebut dengan hiperglikemia.

    Dikutip dari laman Medlineplus, hiperglikemia paling sering dialami oleh orang yang memiliki diabetes. Ketika seseorang menderita diabetes, tubuhnya tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar. 

    Akibatnya, terlalu banyak glukosa tetap berada di dalam darah dan tidak mencapai sel-sel tubuh.

    Lantas, apa tanda-tanda gula darah tinggi yang bisa diamati?

    Untuk memastikan kadar gula dalam darah, perlu dilakukan pengecekan seperti di apotek, Puskesmas, maupun rumah sakit.

    Namun, 10 tanda umum ini dapat menandai gula dalam darah di tubuh sedang tinggi: 

    1) Sering buang air kecil

    Dikutip dari laman Tampabayendocrine, Kadar gula darah tinggi membuat ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat.

    2) Rasa haus berlebihan (polidipsia)

    Akibat sering buang air kecil, tubuh kehilangan banyak cairan, memicu rasa haus yang berlebihan.

    3) Kelelahan atau lemas

    Sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi karena glukosa tidak dapat masuk ke dalamnya secara efektif, menyebabkan rasa lelah yang berlebihan.

    4) Penglihatan kabur

    Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan perubahan cairan dalam tubuh, termasuk di lensa mata, yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.

    5) Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

    Meskipun asupan makanan cukup, tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi karena glukosa tidak dapat digunakan dengan efektif, menyebabkan penurunan berat badan.

    6) Infeksi berulang

    Gula darah tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau kulit.

    7) Luka yang sulit sembuh

    Kadar gula darah tinggi dapat mengganggu proses penyembuhan luka, sehingga luka menjadi lebih lama sembuh.

    8) Sakit kepala

    Fluktuasi kadar gula darah dapat menyebabkan sakit kepala atau migrain.

    9) Mulut kering dan kulit kering

    Dehidrasi akibat sering buang air kecil dapat menyebabkan mulut dan kulit menjadi kering.

    10) Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki

    Kadar gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak saraf, menyebabkan sensasi kesemutan atau mati rasa, terutama di ekstremitas.

    Apabila beberapa gejala di atas dirasakan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah untuk mendapat hasil dan penanganan yang tepat.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • Singgung CKG, Dirut BPJS Ingatkan Pentingnya Cek Risiko Jantung-Stroke

    Singgung CKG, Dirut BPJS Ingatkan Pentingnya Cek Risiko Jantung-Stroke

    Jakarta

    Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengingatkan masyarakat untuk rajin memeriksa kondisi kesehatan. Menurutnya, ini menjadi salah satu langkah preventif penting untuk mencegah keparahan penyakit dan beban biaya pelayanan kesehatan.

    Semakin cepat penyakit ditemukan, maka semakin besar juga kemungkinan masyarakat akan sembuh.

    “Tentu kan kita inginnya promosi prevensi, nah tugas dari BPJS itu lebih ke arah UKP, upah kesehatan perorangannya. Tetapi kalau sejak dini itu diketahui (penyakitnya), maka dengan pemeriksaan gratis kalau diketahui sakit bakal dilayani dan diobati,” ucap Ghufron ketika ditemui awak media di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Selain memanfaatkan program CKG, Ghufron menuturkan pihaknya juga menyediakan layanan skrining kesehatan melalui aplikasi mobile JKN. Masyarakat bisa menjawab serangkaian pertanyaan untuk mengetahui risiko kesehatan apa yang dialami.

    “Dia bisa tahu apakah berkecenderungan jantung, stroke, atau sakit diabetes. Nanti disarankan sistem apakah risiko tinggi, sedang, rendah. Periksa ini setiap saat bisa,” ujarnya.

    Tapi sayangnya, menurut Ghufron masih ada banyak orang yang belum mengetahui program ini.

    Pada tahun 2025, ada sekitar 6 juta orang yang memanfaatkan skrining kesehatan melalui Mobile JKN. Sedangkan sejak tahun 2021, pengguna fitur ini mencapai 44 juta orang .

    “Beban penyakit terbanyak itu kanker, jantung stroke, thalasemia, kemudian gagal ginjal, dan lain-lain. Jadi memang penting ya (cek kesehatan gratis) ini,” tandas Ghufron.

    (avk/naf)

  • Jenis Makanan yang Bikin Jantung Tak Sehat, Kerap Dikonsumsi

    Jenis Makanan yang Bikin Jantung Tak Sehat, Kerap Dikonsumsi

    Jakarta

    Penyakit jantung adalah salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Ada banyak faktor yang dapat memicu seseorang terkena penyakit jantung, salah satunya dari gaya hidup yang tak sehat.

    Selain jarang gerak alias ‘mager’, pola makan yang tak sehat juga secara tidak langsung bisa mengganggu kesehatan organ jantung. Hal ini dikarenakan makanan tersebut dapat memicu berbagai kondisi dalam tubuh yang menjadi pemicu dari penyakit jantung. Terlebih, makanan ini tanpa sadar kerap kita jumpai bahkan dikonsumsi sehari-hari.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Melisa Aziz, SpJP, mengatakan salah satu makanan yang secara tak langsung dapat mengganggu kesehatan jantung adalah makanan yang berlemak dan digoreng.

    Menurutnya, jenis makanan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh. Kadar kolesterol yang tinggi dan tak terkontrol dapat memicu terbentuknya sumbatan di pembuluh darah. Apabila dibiarkan, sumbatan tersebut akan membesar dan pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung.

    Selain itu, lanjut dr Melisa, makanan dan minuman manis dapat memicu lonjakan gula darah, termasuk juga makanan yang terlalu asin atau kadar garamnya terlalu tinggi.

    “Atau dia kayak kue-kue, atau biskuit ada soda, itu berisiko juga. (Makanan asin) Itu kan kandungannya natrium beresiko juga naikin tekanan darah. Jadi orang-orang yang sudah punya penyakit darah tinggi, sudah punya diabetes, apalagi kalau kolesterolnya tinggi harus hati-hati,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

    Menurut dr Melisa, jika sudah punya satu faktor risiko, jangan sampai ditambah dengan faktor lain karena bisa merusak pembuluh darah dan mempercepat terbentuknya plak yang menjadi pemicu serangan jantung.

    “Memang prosesnya panjang sekali, kalau dipikir-pikir. Tapi kan kita sudah makan itu, sudah bertahun-tahun mungkin dari dulu. Jadi sekarang memang sudah banyak edukasi yang bilang kalau ya bukan cuma orang tua saja, tapi anak-anak usia muda juga makannya juga harus lebih diperhatikan,” lanjutnya lagi.

    (suc/suc)

  • Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

    Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

    JABAR EKSPRES – Simak inilah ramalan zodiak besok hari Kamis, 24 April 2025 untuk zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.

    Besok akan menjadi hari yang penuh dinamika untuk berbagai zodiak. Posisi astrologi hari ini, dengan pengaruh dari Matahari di Taurus dan aspek Pluto di Aquarius, membawa energi perubahan dan introspeksi mendalam.

    Simak ramalan lengkap untuk zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces berikut ini:

    Ramalan Zodiak Besok

    Libra (23 September – 22 Oktober)

    Hari esok, Libra dihadapkan pada persoalan seputar hubungan dan komitmen. Kamu mungkin merasa perlu membuat keputusan penting dalam hubungan pribadi atau profesional.

    Jangan ragu untuk berbicara dari hati, namun pastikan untuk tetap menjaga keseimbangan. Secara finansial, hindari pemborosan yang tidak direncanakan.

    BACA JUGA: 7 Tips Jitu Lawan Rasa Kantuk Setelah Makan Siang di Kantor

    BACA JUGA: 11 Makanan Ringan yang Cocok untuk Penderita Diabetes: Enak, Praktis, dan Aman

    Scorpio (23 Oktober – 21 November)

    Scorpio akan mengalami dorongan kuat untuk melakukan perubahan besar, terutama dalam rutinitas harian atau kesehatan.

    Hari ini cocok untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat atau menyusun ulang jadwal kerja yang lebih efisien.

    Jika ada masalah yang belum terselesaikan di tempat kerja, kini saatnya untuk menanganinya secara langsung.

    Sagitarius (22 November – 21 Desember)

    Kreativitas Sagitarius berada pada puncaknya. Ini adalah hari yang baik untuk mengekspresikan diri melalui seni, musik, atau proyek kreatif lainnya.

    Dalam hal asmara, kamu bisa merasakan percikan baru dalam hubungan. Namun, jangan abaikan tanggung jawab hanya karena terlalu tenggelam dalam kesenangan.

    Capricorn (22 Desember – 19 Januari)

    Capricorn fokus pada urusan rumah tangga dan keluarga. Mungkin ada kebutuhan untuk menyelesaikan konflik lama atau menata ulang ruang pribadi agar lebih nyaman.

    Gunakan hari ini untuk mempererat hubungan dengan orang terdekat. Dalam karier, tetap waspada terhadap perubahan tak terduga yang bisa muncul dari atasan atau rekan kerja.

    Aquarius (20 Januari – 18 Februari)

    Aquarius akan merasa terdorong untuk berbicara lebih terbuka tentang ide atau pendapatnya.

    Hari besok cocok untuk diskusi penting, presentasi, atau menyampaikan aspirasi kepada orang lain.

  • Memahami Diabetes Sebagai Penyakit Kronis, Haus dan Lapar Berlebihan Bisa Jadi Gejala!

    Memahami Diabetes Sebagai Penyakit Kronis, Haus dan Lapar Berlebihan Bisa Jadi Gejala!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Penyakit diabetes masih banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia.

    Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula di dalam darah.

    Menurut data International Diabetes Federation (IDF), tahun 2021 Indonesia berada di urutan kelima dunia dengan kasus diabetes terbanyak, sebanyak 19,5 juta.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik Endokrin dan Diabetes dari Eka Hospital BSD, Sidartawan Soegondo menjelaskan diabetes umumnya tidak dapat disembuhkan.

    Parahnya diabetes juga sering disebut sebagai ibu dari segala penyakit.

    Hal ini karena diabetes memiliki banyak risiko komplikasi yang bisa ditimbulkan.

    “Pada orang dewasa, kadar gula darah normal saat puasa adalah di bawah 100 mg/dL atau memiliki nilai HbA1C di bawah 5,7 persen,”

    “Glukosa yang terus berada dalam aliran darah akan terus terbawa ke seluruh organ dan dapat merusak pembuluh darah dan organ sehingga akan menyebabkan komplikasi,” kata dia dihimpun dari keterangan pers, Eka Hospital.

    Walau demikian, pola makan, gaya hidup, dan pengobatan yang tepat bisa mengendalikan kadar gula darah tersebut. 

    Bila diabetes terkontrol, dapat mencegah komplikasi yang mungkin timbul.

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes, antara lain:

    Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), seperti serangan jantung, stroke, dan aterosklerosis.
    Diabetik neuropati, yaitu kerusakan saraf akibat diabetes yang ditandai dengan sensasi kesemutan, mati rasa, atau terbakar. Biasanya biasanya bermula di ujung jari kaki dan tangan.
    Disfungsi ereksi, akibat kerusakan saraf yang berada di penis.
    Nefropati diabetik, yaitu kerusakan ginjal yang terjadi akibat rusaknya pembuluh darah dan sistem saraf di glomerulus dan menyebabkan fungsi filtrasi ginjal gagal.
    Retinopati diabetes, yaitu kerusakan saraf yang mata yang terjadi akibat diabetes dan dapat berujung pada kebutaan.
    Penyakit pembuluh darah tepi, penyumbatan pada pembuluh darah yang biasanya terjadi pada pembuluh darah kaki akan menyebabkan aliran darah yang buruk pada kaki sehingga jika terjadi luka, penyembuhan jaringan akan terhambat dan jika terjadi terus menerus akan mengakiatkan kematian jaringan. Hal ini bisa berujung pada amputasi kaki.
    Masalah kulit. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan Anda juga memiliki masalah pada kulit, termasuk di area kelamin. Infeksi jamur adalah yang paling sering terjadi.
    Penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer terjadi karena diabetes tipe 2 yang tidak dikendalikan dapat merusak saraf di otak.

    Sering haus dan lapar bisa jadi gejala 

    Lebih lanjut, Dokter Sidartawan Soegondo pun memaparkan beberapa gejala yang mungkin terjadi.

    Apabila Anda memiliki faktor risiko diabetes seperti kelebihan berat badan, riwayat diabetes dalam keluarga, atau pola makan yang tidak sehat, Anda perlu mewaspadai beberapa gejala diabetes termasuk diantaranya haus yang berlebihan dan mulut kering, selalu merasa lapar, dan sering buang air kecil.

    Selain itu, beberapa gejala lain bisa  meliputi:

    Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab
    Kelelahan
    Kesemutan atau mati rasa pada jari tangan dan kaki
    Luka yang sulit sembuh
    Infeksi jamur pada kulit dan kelamin yang berulang

    Apabila Anda mencurigai gejala tersebut, atau tidak mengalaminya namun mempunyai riwayat diabetes, Anda mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis awal penyakit diabetes.

    Pemeriksaan yang bisa dilakukan yakni pemeriksaan gula darah rutin, yang meliputi:

    Tes HbA1C
    Tes gula darah puasa
    Tes gula darah sewaktu
    Tes gula darah 2 jam setelah makan

    Apabila dokter telah mendiagnosis Anda memiliki diabetes, maka jangan lupa untuk melakukan kontrol secara rutin meskipun jika kadar gula darah sudah berangsur normal.

    Ikuti selalu saran dokter terkait pengendalian diabetes, sebab ini adalah kondisi kronis yang membutuhkan perhatian medis secara berkelanjutan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Berkaca dari Paus Fransiskus, Ini Cara Cegah Pneumonia Bilateral

    Berkaca dari Paus Fransiskus, Ini Cara Cegah Pneumonia Bilateral

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan. Paus wafat di usia 88 tahun setelah berjuang melawan komplikasi serius akibat pneumonia bilateral, sebuah kondisi infeksi yang menyerang kedua sisi paru-paru secara bersamaan.

    Kesehatan Paus sempat memburuk dalam beberapa minggu terakhir. Setelah menjalani pemeriksaan medis lebih lanjut, dokter mendiagnosis Paus Fransiskus menderita pneumonia bilateral atau pneumonia ganda.

    Pneumonia jenis ini adalah bentuk pneumonia yang lebih berat karena memengaruhi kedua paru-paru dan berisiko tinggi menyebabkan kegagalan pernapasan.

    Apa Itu Pneumonia Bilateral?

    Pneumonia bilateral adalah infeksi yang menyerang kedua paru-paru sekaligus. Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di kantung udara paru-paru. Akibatnya, pertukaran oksigen terganggu dan penderita mengalami kesulitan bernapas.

    Gejala Umum Pneumonia Bilateral

    Gejala yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan infeksinya. Namun secara umum, penderita akan merasakan:

    Sesak napas dan nyeri dada yang kian parah.Batuk parah disertai dahak kuning atau hijau.Demam tinggi disertai menggigil.Tekanan pada dada saat bernapas atau batuk.Mudah lelah meski melakukan aktivitas ringan.Napas cepat dan tidak teratur.Warna kulit dan bibir menjadi pucat atau kebiruan akibat kekurangan oksigen.

    Jika mengalami gejala-gejala di atas, sangat disarankan untuk segera mencari pertolongan medis. Pneumonia bilateral memerlukan penanganan yang cepat agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

    Penyebab Pneumonia Bilateral

    Berikut ini beberapa penyebab umum penyakit ini:

    Bakteri, seperti streptococcus pneumoniae atau haemophilus influenzae.Virus, seperti influenza, Covid-19, atau RSV (respiratory syncytial virus).Jamur, seperti histoplasma dan coccidioides, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah.Penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, atau gangguan paru-paru.Sistem kekebalan lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS atau pengguna obat imunosupresan.Penularan infeksi dari satu paru ke paru yang lain.Pencegahan Pneumonia Bilateral

    Untuk mencegah pneumonia bilateral, langkah-langkah berikut ini bisa diterapkan:

    Hindari area berisiko tinggi, seperti rumah sakit atau panti jompo.Cuci tangan dengan sabun secara rutin.Dapatkan vaksin pneumokokus, terutama bagi lansia.Lakukan vaksinasi flu secara berkala.Selain itu, menjaga pola hidup sehat sangat penting, seperti jauhi alkohol dan rokok, konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan berolahraga teratur.

    Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pneumonia bilateral, Anda bisa lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan pernapasan, terutama bagi kelompok yang lebih rentan seperti lansia.

  • Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025), sebulan setelah keluar dari rumah sakit. Vatikan mengatakan pemimpin Gereja Katolik Roma itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tersumbat atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Stroke juga dapat terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah, yang menyebabkan perdarahan di otak.

    Paus Fransiskus mengalami stroke serebral yang fatal pada tanggal 21 April 2025, karena kombinasi usia lanjut (88) dan kondisi kesehatan serius yang mendasarinya. Ia mengidap tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit paru-paru (bronkiektasis), dan baru saja pulih dari pneumonia ganda dan gagal napas akut,” kata dr Praveen Gupta, Direktur Utama & Kepala Neurologi, Fortis Gurgaon, kepada TOI Digital.

    “Faktor-faktor ini, bersama dengan tuntutan fisik dan emosional dari perannya, membuatnya sangat rentan terhadap stroke,” lanjutnya lagi.

    Pernyataan kematian menyebutkan bahwa Pope mengidap diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko stroke. Sementara kondisi paru-paru kronis yang disebut bronkiektasis membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru dan pneumonia.

    dr Burton Dickey, seorang dokter spesialis paru dan perawatan kritis di MD Anderson Cancer Center, Houston, mengatakan kepada New York Times bahwa ketika infeksi terjadi pada pasien dengan bronkiektasis, kondisinya bisa memburuk dengan cepat.

    Dalam kasus seperti itu, infeksi saluran napas ringan dapat menyebar ke kantung udara kecil tempat paru-paru dan darah bertukar oksigen serta karbon dioksida, yang kemudian menyebabkan pneumonia. Kondisi ini dapat meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah, sehingga risiko stroke pun meningkat.

    Stroke dapat menyebabkan koma, seperti yang terjadi dalam kasus Paus. Stroke yang dialami PausFransiskus menyebabkan “kolapskardiosirkulasi,” yaitu kondisi ketika jantung dan paru-paru tidak lagi mampu berfungsi.

    Ada beberapa cara stroke dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular. Stroke dapat memengaruhi bagian otak yang mengendalikan fungsi jantung atau dapat menyebabkan pembengkakan otak yang menciptakan tekanan dan menggerakkan jaringan otak, yang menyebabkan tubuh mati.

    Pada beberapa pasien, stroke dapat terjadi bersamaan atau memicu serangan jantung, yang dengan sendirinya dapat menyebabkan kolapsnya sistem kardiovaskular.

    Selain itu, tanda-tanda stroke secara umum meliputi:

    Mati rasa tiba-tiba: Tidak merasakan sensasi apa pun atau sensasi kesemutan di wajah, tangan, kaki, lengan, tungkai, atau ekstremitas lainnya dapat menjadi tanda peringatan stroke. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada satu sisi tubuh.Kebingungan: Orang yang mengidap stroke mungkin tidak dapat memahami situasi mereka atau kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Mereka mungkin memiliki ekspresi bingung di wajah mereka, mengalami kesulitan fokus, atau mengalami kesulitan dalam membuat keputusan.Sakit kepala parah: Banyak orang mungkin mengalami sakit kepala atau nyeri tiba-tiba atau parah di kulit kepala atau leher tanpa penyebab yang diketahui. Mereka mungkin memiliki kepekaan cahaya dan rasa tidak nyaman di kepala mereka.Kehilangan keseimbangan: Stroke juga dapat menyebabkan masalah dalam berdiri, berjalan, atau bergerak sama sekali. Orang yang terkena dampak mungkin mulai tersandung atau tiba-tiba menjadi sangat kikuk. Mereka mungkin juga kesulitan memegang barang dengan benar.Pusing: Merasa pusing atau sensasi berputar bisa menjadi tanda bahaya stroke.Penglihatan kabur: Orang mungkin mengalami masalah dengan penglihatan mereka dan mereka mungkin mulai menyipitkan mata atau menggosok mata mereka, tidak dapat membaca apa pun.Kesulitan berbicara: Tidak dapat berbicara, berbicara tidak jelas atau tidak jelas, atau menggunakan kata-kata dengan tidak benar. Kelemahan: Kurangnya kekuatan di wajah, lengan, atau kaki dapat mengindikasikan stroke.

    (suc/kna)