Topik: diabetes

  • Ratusan Warga Inggris Alami Efek Samping Serius usai Pakai Obat Diet GLP-1

    Ratusan Warga Inggris Alami Efek Samping Serius usai Pakai Obat Diet GLP-1

    Jakarta

    Ratusan orang melaporkan masalah dengan pankreas yang serius seusai menggunakan obat penurun berat badan yang awalnya ditujukan untuk menangani diabetes. Beberapa kasus pankreatitis akut ini dilaporkan terkait dengan penggunaan obat diet GLP-1.

    Pankreatitis akut adalah peradangan tiba-tiba pada pankreas, kelenjar yang terletak di belakang perut yang membantu pencernaan. Gejalanya termasuk sakit parah di perut, mual dan demam.

    Diberitakan The Guardian, sampai saat ini, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency’s (MHRA) di Inggris telah menerima hampir 400 laporan pankreatitis akut dari pasien yang telah menggunakan Mounjaro, Wegovy, Ozempic dan liraglutide, dengan hampir setengahnya (181) melibatkan tirzepatide (Mounjaro).

    Meskipun tidak ada yang terbukti disebabkan langsung oleh obat GLP-1, yang juga digunakan untuk mengobati diabetes, ada kekhawatiran bahwa tidak cukup diketahui tentang hubungan tersebut, mendorong pejabat kesehatan untuk meluncurkan studi baru tentang efek samping yang berbahaya.

    “Obat-obatan GLP-1 seperti Ozempic dan Wegovy telah menjadi berita utama, tetapi seperti semua obat-obatan ada risiko efek samping yang serius,” tutur Profesor Matt Brown dari Genomik Inggris.

    MHRA meminta orang-orang yang menggunakan obat GLP-1 yang telah dirawat di rumah sakit karena pankreatitis akut untuk menyerahkan laporan ke skema Kartu Kuningnya. Ketika laporan diterima, MHRA akan menghubungi pasien untuk menanyakan apakah mereka bersedia mengambil bagian dalam penelitian.

    Pasien akan diminta untuk mengirimkan informasi lebih lanjut dan sampel air liur yang akan dinilai untuk mengeksplorasi apakah beberapa orang berisiko lebih tinggi terkena pankreatitis akut ketika mengonsumsi obat-obatan ini karena gen mereka.

    Obat GLP-1 dapat menurunkan kadar gula darah pada orang yang hidup dengan diabetes tipe 2 dan juga dapat diresepkan untuk mendukung beberapa orang dengan penurunan berat badan.

    (kna/kna)

  • Sarapan Ini Ternyata Bikin Asam Lambung Cepat Kambuh

    Sarapan Ini Ternyata Bikin Asam Lambung Cepat Kambuh

    Jakarta

    Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan kondisi ketika asam lambung naik terus-menerus ke kerongkongan yang dapat memicu gejala rasa terbakar (heartburn) dan gangguan pencernaan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya katup antara lambung dan kerongkongan disebut sfingter esofagus

    Sarapan berperan penting dalam membantu mengatasi masalah asam lambung sejak pagi, karena perut yang kosong terlalu lama dapat memicu kenaikan asam lambung. Pola makan teratur, termasuk sarapan membantu mencegah gejala GERD muncul atau memburuk.

    Sarapan yang Bikin Masalah Asam Lambung Kambuh

    Memilih menu makan dan minum saat sarapan merupakan hal krusial bagi pengidap GERD. Berikut ini adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari bagi pengidap masalah asam lambung:

    1. Kopi

    Dikutip dari Healthline, kafein dalam kopi dapat melemaskan sfingter esofagus bagian bawah yang meningkatkan risiko munculnya GERD dan gejala heartburn. Selain itu, kopi juga disebut dapat merangsang produksi asam lambung yang memperburuk gejala heartburn.

    Meski bukti lebih lanjut soal kaitan kopi dan GERD masih diperlukan, konsumsi kopi seringkali tidak dianjurkan pada pengidap GERD. Untuk mencegah hal tersebut, disarankan untuk membatasi asupan kopi saat sarapan, khususnya ketika perut masih kosong.

    2. Roti Putih

    Seseorang dengan GERD sebaiknya membatasi konsumsi roti putih untuk sarapan. Roti putih dibuat dengan gandum olahan biasanya lebih sulit dicerna oleh tubuh karena kandungan seratnya yang lebih rendah.

    Dikutip dari Medical News Today, roti terbaik untuk orang dengan GERD adalah roti gandum utuh yang kaya akan serat dan membantu proses pencernaan. Gejala heartburn akibat GERD juga bisa diantisipasi dengan roti gandum utuh.

    3. Makanan Pedas

    Penelitian menunjukkan makanan pedas dapat memicu gejala nyeri atau sensasi terbakar pada ulu hati. Senyawa capsaicin pada makanan pedas dapat mengiritasi kerongkongan dan memicu refluks asam lambung.

    Sebuah studi pada 2017 di Korea Selatan, menemukan sup pedas dapat memicu gejala GERD pada lebih dari setengah kasus yang diteliti. Secara umum, paling aman untuk membatasi atau menghindari makanan pedas jika memiliki GERD, khususnya ketika perut masih kosong.

    “Makanan pedas merupakan salah satu jenis makanan yang bisa memicu asam lambung. Tidak hanya pedas, tapi juga makanan kecut, santan, susu, kopi, gorengan atau makanan tinggi lemak. Terutama jika dikonsumsi dalam frekuensi yang berlebihan,” kata spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi, SpPD beberapa waktu lalu.

    4. Gorengan atau Makanan Berlemak

    Makanan berlemak umumnya menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah dan memperlambat pengosongan lambung. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, ini dapat meningkatkan risiko munculnya gejala GERD.

    Untuk mencegah munculnya masalah asam lambung, coba kurangi asupan lemak secara keseluruhan, khususnya ketika sarapan. Beberapa makanan tinggi lemak seperti gorengan, mentega, keju, es krim, saus cocolan, hingga daging lemak tinggi.

    5. Jus Sitrus

    Jus dari buah-buah sitrus seperti jeruk dan lemon juga kurang disarankan bagi pengidap GERD untuk menu sarapan. Tidak diketahui secara pasti kenapa demikian, diduga ini karena sifat asam pada buah jeruk yang dapat mengiritasi lapisan pencernaan.

    Makanan atau minuman asam dinilai dapat memperburuk gejala GERD yang sudah ada.

    Spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengingatkan makan terlalu cepat juga kurang baik untuk pengidap GERD. Makan terlalu cepat membuat kinerja lambung menjadi lebih berat, sehingga risiko GERD muncul lebih besar.

    “Bila makanan lebih lama di lambung, maka kemungkinan terjadinya gangguan asam lambung semakin besar. Apabila disertai dengan kelemahan sfingter atas lambung, maka isi lambung mungkin bisa refluks ke atas,” kata dr Aru ketika dihubungi detikcom terpisah.

    (avk/tgm)

  • 10 Teknologi Baru Pengubah Dunia Muncul di 2025, Jarang Orang Tahu

    10 Teknologi Baru Pengubah Dunia Muncul di 2025, Jarang Orang Tahu

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi makin pesat dan membawa transformasi bagi kehidupan manusia. Inovasi teknologi bermunculan setiap hari, tetapi hanya segelintir yang membawa dampak signifikan dan relevan dalam waktu lama.

    Memprediksi inovasi teknologi apa saja yang akan mengubah masa depan merupakan sesuatu yang menantang. Namun, Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada pekan ini merilis daftar 10 teknologi baru paling berdampak yang muncul di 2025.

    Daftar itu disusun dengan bantuan penerbit jurnal sains Frontiers Media. Sebagai catatan, daftar ini lebih mengutamakan konsep inovasi teknologi, bukan perusahaan di balik teknologi tersebut.

    Berikut daftar lengkapnya, dikutip dari Fast Company, Rabu (25/6/2025).

    Teknologi Nuklir Canggih

    Permintaan energi nuklir sedang meningkat. Salah satunya dipicu Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump yang berjanji untuk mempercepat perizinan bagi proyek-proyek nuklir.

    WEF memperkirakan bahwa desain nuklir yang lebih kecil dan sistem pendingin alternatif akan menawarkan energi yang lebih aman dan bersih dengan biaya lebih rendah. Reaktor-reaktor ini dikatakan dapat memainkan peran penting dalam membangun sistem tenaga listrik yang andal dan bebas karbon.

    Komposit Baterai Struktural

    Bobot baterai yang berat menjadi salah satu permasalahan ketika diadopsi ke mobil dan pesawat. Hal ini berdampak pada efisiensinya.

    Material baru yang bisa menyimpan energi besar dengan bobot compact ke depannya akan membuat bodi kendaraan lebih ringan. Inovasi ini bisa meningkatkan performa kendaraan dan mereduksi dampak lingkungan.

    Sensor Kolaboratif

    Berbicara tentang mobil otomatis, sensor dengan jaringan terkoneksi memungkinkan kendaraan membagikan informasi secara real-time satu sama lain.

    Informasi juga bisa dibagikan ke otoritas kota dan layanan darurat. Jika ada kecelakaan, hal ini dapat mereduksi kemacetan, meningkatkan waktu respons, serta meningkatkan keamanan, menurut WEF.

    Watermark Generatif

    Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian masif dapat mengaburkan batasan antara konten orisinil dan konten rekayasa AI. Watermark generatif dapat menambahkan label tertentu sebagai pembeda konten buatan AI, sehingga membantu menangkal misinformasi di ranah maya.

    Nitrogen Hijau

    Produksi pupuk saat ini membutuhkan bahan bakar fosil, yang menyebabkan polusi dan emisi karbon. Nitrogen hijau, yang mengandalkan listrik, dapat menawarkan cara berkelanjutan untuk menanam makanan, menurut WEF.

    Obat GLP-1 untuk Penyakit Neurodegeneratif

    GLP-1 saat ini digunakan untuk mengobati obesitas dan diabetes. WEF mencatat obat tersebut juga berpeluang untuk mengobati penyakit lain seperti Alzheimer dan Parkinson.

    Sensor Biokimia Otonom

    Sensor cerdas memiliki kemampuan untuk mengawasi perubahan lingkungan atau kesehatan manusia secara terus-menerus tanpa membutuhkan sambungan kabel. Hal ini membuka banyak peluang.

    Industri kesehatan bisa memanfaatkannya untuk pendeteksian dini penyakit. Para ilmuwan juga bisa mengaplikasikannya untuk mendeteksi polusi dan tren atmosferik.

    Nanozim

    Enzim yang terbentuk secara alami membantu membersihkan polusi dan digunakan dalam diagnosa medis. Versi buatan laboratorium, yang disebut nanozim, lebih kuat dan lebih murah, sehingga dapat memperluas penggunaannya dalam berbagai aplikasi.

    Terapi Buatan dari Dalam Tubuh

    Perawatan medis jangka panjang memakan biaya mahal dan sering kali hasilnya tidak konsisten. Menurut WEF, para ilmuwan tengah mengembangkan terapi yang menggunakan bakteri baik untuk memberikan perawatan dari dalam tubuh. Pendekatan ini dapat menurunkan biaya dan meningkatkan tingkat keberhasilan.

    Sistem Tenaga Osmotik

    Sumber energi terbarukan ini memanfaatkan perbedaan tekanan yang terjadi saat air tawar dan air asin bercampur. Hasilnya adalah listrik yang lebih bersih.

    Inovasi ini sangat bermanfaat di wilayah pesisir yang memerlukan perhatian khusus untuk melindungi lingkungan dan satwa liar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Waspadai Gejala Diabetes Ringan di Usia 20-an

    Waspadai Gejala Diabetes Ringan di Usia 20-an

    Jakarta

    Pengidap diabetes kini semakin muda. Bukan hanya pada orang orang tua, nyatanya kini semakin banyak kasus diabetes di usia 20-an.

    Salah satunya pernah diceritakan oleh warganet di Tasikmalaya, Irfan Ferlanda yang didiagnosis diabetes tipe dua pada usia 28 tahun, di tahun 2023. Pada saat itu, ia terkejut dengan hasil diagnosisnya karena tak pernah mengira akan kena diabetes tipe dua.

    Irfan menuturkan bahwa gaya hidupnya yang tidak sehat menjadi faktor utama diagnosis diabetesnya.

    “Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Benar-benar hampir setiap hari,” jelas Irfan pada detikcom beberapa waktu lalu.

    “Selama mengidap diabetes ini tiga gejala klasik muncul ya. Mulai dari mudah lapar, haus, dan sering buang air kecil. Selain itu ada juga sedikit masalah dengan kelingking kaki saya yang terasa sedikit kebas sampai sekarang,” sambungnya.

    Apa Itu Diabetes Ringan?

    Diabetes melitus secara umum merupakan penyakit kronis yang muncul ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Kondisi ini menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi.

    Sebenarnya, ‘diabetes ringan’ bukanlah sebuah istilah medis yang resmi. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, tingkat keparahan diabetes bisa dibagi menjadi:

    1. Normal

    – Gula darah sewaktu di bawah 200 mg/dL
    – Gula darah puasa di bawah 100 mg/dL
    – Kadar A1C di bawah 5,7 persen

    2. Pradiabetes

    – Gula darah sewaktu di bawah 200 mg/dL
    – Gula darah puasa 100-125 mg/dL
    – Kadar A1C antara 5,7 persen hingga 6,4 persen

    3. Diabetes

    – Gula darah sewaktu di atas 200 mg/dL
    – Gula darah puasa 126 mg/dL ke atas dalam 2 kali pemeriksaan
    – Kadar A1C 6,5 persen ke atas

    Gejala Diabetes Ringan

    Pradiabetes merupakan kondisi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi belum cukup dianggap sebagai diabetes. Tanpa perubahan gaya hidup, risiko untuk menjadi diabetes tipe dua sangatlah besar.

    Jika yang dimaksud dengan ‘diabetes ringan’ adalah pradiabetes, maka gejalanya tidak terlalu nampak. Salah satu tanda yang mungkin muncul dan diabaikan adalah kulit yang menghitam di area tertentu, seperti leher, ketiak, dan selangkangan.

    Kulit bisa menghitam akibat pradiabetes karena kadar insulin yang tinggi merangsang pertumbuhan sel kulit berlebihan. Kondisinya juga bisa disebut akantosis nigrikans.

    Adapun tanda gejala klasik yang menunjukkan pradiabetes sudah berkembang menjadi diabetes tipe dua adalah sebagai berikut:

    1. Mudah Haus

    Mudah haus (polidipsia) terjadi karena kadar glukosa darah tinggi memicu ginjal mengeluarkan lebih banyak urine. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak cairan dan otak merespons dengan memberi sinyal haus.

    Polidipsia seringkali menjadi gejala awal diabetes.

    2. Mudah Kebelet Buang Air

    Orang dengan poliuria bisa menghasilkan lebih dari 3 liter urine per hari, padahal normalnya 1-2 liter. Ketika kadar gula darah terlalu tinggi, tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa melalui urine.

    Ginjal akan menyaring lebih banyak air, sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil atau yang disebut poliuria.

    3. Gampang Lapar

    Gampang lapar (polifagia) muncul karena glukosa tidak bisa masuk ke sel untuk dijadikan energi akibat gangguan insulin. Tubuh jadi merasa kekurangan energi dan terus mengirim sinyal lapar. Meskipun sudah makan, rasa lapar tetap bisa muncul.

    Dokter spesialis penyakit dalam dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD menjelaskan gaya hidup tak sehat memang menjadi faktor terbesar dalam masalah diabetes. Diet buruk dan aktivitas fisik rendah dapat memicu obesitas yang menjadi salah satu faktor risiko utama diabetes.

    “Gaya hidup yang kurang disadari dapat menyebabkan diabetes itu gaya hidup sedentary ya atau malas gerak. Selain itu juga makan berlebih, hingga terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat,” ujar dr Ketut.

    “Konsumsi makanan tinggi lemak dan garam bisa meningkatkan risiko diabetes juga. Merokok atau nge-vape, tidur kurang, tidak teratur, sedentary lifestyle juga akan meningkatkan risiko diabetes,” pungkasnya.

    (avk/tgm)

  • 1
                    
                        Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan
                        Surabaya

    1 Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan Surabaya

    Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Karena penyakit gulanya itu, RFZ (12), bocah asal Kediri, Jawa Timur, mengalami koma selama 3 hari.
    Sehingga saat ini RFZ menjalani perawatan di rumah sakit di Malang, Jawa Timur.
    Pihak rumah sakit maupun keluarga, terus mengupayakan tindakan terbaik baginya.
    Seiring berjalannya waktu, kondisinya berangsur membaik dan mulai tersadar dari komanya.
    Selama perawatannya itu, pihak rumah sakit mulai melakukan
    tracking
    asal usul penyebab gulanya.
    Namun dari keluarga yakni kedua orang tuanya, Supriyanto (59) dan Tianah (54), tidak mempengaruhi riwayat genetis gula.
    “Bapak dan ibu gak ada yang punya penyakit gula,” ujar Desi Purnamasari, kakak kandung RFZ, Selasa (24/6/2025).
    Penelusuran, Purnamasari menambahkan, terus dilakukan dan lebih meluas hingga menemukan hasil.
    Penyakit gula yang menimpa adiknya itu diakibatkan oleh faktor gaya hidup.
    “Adik saya kena diabetes bukan karena genetis, tapi karena faktor gaya hidup. Yaitu diabetes tipe 1,” Purnamasari menambahkan.
    Hal itu, masih kata Purnamasari, selaras dengan temuan penelusuran kebiasaan hidup yang juga dilakukan oleh pihak keluarganya.
    Terutama saat RFZ tidak di rumah, yakni kebiasaan hidup saat di lingkungan sekolah.
    Bahwa di sekolah, kebiasaan adiknya adalah mengkonsumsi jajanan maupun minuman instan.
    Yaitu minuman sachet rasa manis dengan aneka pilihan rasa-rasa.
    “Ternyata kata teman-temannya di sekolah, hampir setiap hari adik saya minum minuman instan itu. Padahal kalau di rumah, tidak begitu dan ke sekolah juga dibekali minum air putih,” lanjut dia.
    Asal usul penyebab gulanya sudah ditemukan dan kini rumah sakit fokus pada mengembalikan kesehatan RFZ.
    Setelah beberapa pekan menjalani perawatan, RFZ sudah kembali mendapatkan staminanya.
    Dia pun diperbolehkan pulang dari RS.
    Namun sepulang dari rumah sakit itu RFZ harus mulai beradaptasi dengan kebiasaan barunya.
    Yaitu mengkonsumsi insulin, sehari 4 kali, untuk mengatasi tingginya kadar gula.
    “Menurut dokter insulin itu lebih disarankan untuk anak-anak daripada obat jenis lainnya. Apalagi untuk jangka panjang seterusnya,” kata Purnamasari.
    Akibat kondisi itu, kehidupan RFZ berubah total.
    Banyak penyesuaian yang dilakukannya.
    Termasuk pembatasan pola makan dan aktivitas hariannya.
    Begitu juga kehidupannya di lingkungan sekolah yakni SDN Kencong 2 di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
    Semua civitas mendorong dan menyemangatinya.
    Wali Kelas 5 SDN Kencong II, Diaz Alwi Nala Praya mengatakan, dia juga berupaya terus mendampingi RFZ.
    Bahkan sejak saat masih dalam perawatan rumah sakit.
    “Pas sakitnya ananda, itu saya pas diangkat jadi wali kelas. Saat itu juga saya turut ke Malang untuk menjenguknya,” ujar Diaz, panggilan akrabnya.
    Baik keluarga, lingkungan, maupun pihak sekolah bekerja sama untuk memberikan penyemangat bagi Regina.
    Sebelumnya diberitakan, RFZ, seorang bocah asal lereng Gunung Kelud di Desa Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi penyintas diabetes.
    Sejak setahun ini, dia mengelola dan hidup dengan diabetes tipe 1 yang diidapnya.
    Setiap hari dia suntik insulin sebanyak 4 kali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WHO: Ya, Ada 3 Penyakit yang Lebih Berisiko dari Diabetes

    WHO: Ya, Ada 3 Penyakit yang Lebih Berisiko dari Diabetes

    Jakarta

    Diabetes adalah kondisi yang terjadi saat kadar gula darah (glukosa) terlalu tinggi. Kondisi ini terjadi saat pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah cukup, atau sama sekali tidak memproduksi insulin, atau saat tubuh tidak merespons efek insulin dengan baik. Dikutip dari Cleveland Clinic, sejumlah gejala dari diabetes di antaranya meningkatnya rasa haus, sering buang air kecil, kelelahan, penglihatan kabur, hingga luka atau cedera yang lambat sembuh.

    Diabetes masuk ke dalam kategori penyakit tidak menular yang memiliki angka kematian lebih dari 2 juta orang. Meski demikian, menurut laman World Health Organization (WHO) , ada 3 penyakit yang lebih berisiko dengan angka kematian lebih tinggi dibandingkan diabetes.

    3 Penyakit yang Lebih Berisiko dari Diabetes

    Penyakit tidak menular (PTM) menewaskan sekitar 43 juta orang pada tahun 2021. Empat penyakit, seperti kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes menyumbang sekitar 80 persen dari seluruh kematian dini akibat PTM.

    Diabetes berada di urutan keempat. Artinya, 3 penyakit di bawah ini lebih berisiko dari diabetes dengan angka kematian yang lebih banyak.

    1. Penyakit Kardiovaskular

    Penyakit kardiovaskular menyumbang sebagian besar kematian akibat penyakit tidak menular. Setidaknya, ada sebanyak 19 juta kematian pada tahun 2021 akibat penyakit ini. Dikutip dari laman National Health Service, penyakit kardiovaskuler merupakan istilah untuk kondisi yang memengaruhi jantung atau pembuluh darah.

    Biasanya, kondisi ini dikaitkan dengan kerusakan arteri di organ-organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata. Adapun empat jenis utama penyakit kardiovaskular adalah

    Penyakit jantung koroner, yaitu kondisi yang terjadi ketika aliran darah kaya oksigen ke otot jantung tersumbat atau berkurangStroke, yaitu kondisi saat suplai darah ke bagian otak terputus, yang menyebabkan kerusakan otakPenyakit arteri perifer, yang terjadi saat ada penyumbatan pada arteri yang menuju anggota tubuh, biasanya tungkaiPenyakit aorta, yaitu sejumlah kondisi yang mempengaruhi aorta, pembuluh darah besar dalam tubuh

    2. Kanker

    Ada sebanyak 10 juta orang yang mengalami kanker di tahun 2021. Kanker adalah penyakit yang terjadi saat sel normal berubah menjadi sel kanker yang berkembang biak dan menyebar. Ada lebih dari 100 jenis kanker berdasarkan tempatnya tumbuh. Namun, ada tiga klasifikasi kanker secara umum:

    Kanker Padat (Solid Cancer)

    Kanker padat adalah jenis kanker yang paling umum, mencakup sekitar 80 persen hingga 90 persen dari semua kasus. Contohnya adalah karsinoma yang terbentuk di jaringan epitel seperti kulit, payudara, usus besar, dan paru-paru serta sarkoma yang ada di tulang dan jaringan ikat.

    Kanker Darah (Blood Cancer)

    Kanker darah bermula di sel darah atau sistem limfatik. Contohnya yaitu leukimia, limfoma, dan multiple myeloma

    Campuran

    Kanker ini melibatkan dua klasifikasi atau subtipe. Contohnya yaitu karsino sarkoma dan karsinoma adenoskuamosa

    3. Penyakit Pernapasan Kronis

    Penyakit pernapasan kronis memiliki angka kematian hingga 4 juta orang di tahun 2021. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, penyakit pernapasan kronis adalah kondisi medis jangka panjang yang bisa memengaruhi saluran pernapasan manusia, seperti sinus dan hidung atau saluran pernapasan bawah seperti bronkus dan paru-paru. Faktor risiko dari penyakit ini di antaranya polusi udara, infeksi saluran napas, merokok, dan faktor genetik.

    Beberapa contoh penyakit pernapasan kronis yaitu:

    Asma, yaitu kondisi di mana saluran napas menjadi bengkak dan menyempit sehingga membuat seseorang sulit bernapasBronkitis kronis, yaitu peradangan pada saluran pernapasan yang menghasilkan lendir berlebih dan menyebabkan batuk berkepanjanganEmfisema, yaitu kondisi di mana paru-paru mengalami kerusakan dan kehilangan elastisitasnya, sehingga membuat sulit bernapasPPOK, yaitu gabungan antara bronkitis kronis dan emfisema.

    (elk/elk)

  • Minum Ini Sebelum Tidur Bikin Tidur Nyenyak dan Gula Darah Stabil

    Minum Ini Sebelum Tidur Bikin Tidur Nyenyak dan Gula Darah Stabil

    Jakarta

    Pola hidup sehat merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kadar gula darah, termasuk dalam memilih minuman. Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi ketika jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal.

    Jika ini dibiarkan terus-menerus, kondisi ini dapat merusak pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh, serta meningkatkan risiko komplikasi serius. Pemeriksaan secara rutin ke dokter disarankan untuk mengendalikan kadar gula darah, khususnya pada pengidap diabetes.

    Minuman yang Cocok Sebelum Tidur

    Minuman tertentu dapat menurunkan kadar gula darah dan mendukung pengelolaan diabetes. Selain itu, minuman ini juga bisa membuat tidur lebih nyenyak. Dikutip dari Eat Well, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Air Putih

    Air memiliki peranan penting dalam mencegah hidrasi. Minum air putih secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe dua 6 persen lebih rendah.

    Orang yang membatasi minuman manis dan memperbanyak air putih punya kecenderungan memiliki berat badan lebih sehat. Air putih juga bisa ditambahkan potongan buah lemon, stroberi, atau jeruk nipis untuk menambahkan cita rasa.

    Minum air sebelum tidur juga bermanfaat untuk menjaga tubuh tetap sejuk dan mencegah dehidrasi saat tidur. Air putih dingin membantu penurunan suhu inti tubuh, khususnya di cuaca panas, yang berperan memunculkan rasa kantuk.

    2. Air Jahe

    Dalam sebuah studi tahun 2015, konsumsi jahe dikaitkan dengan kadar gula darah lebih sehat pada pengidap diabetes. Temuan ini menjadi harapan bahwa jahe dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang disebabkan diabetes kronis.

    Air jahe panas juga bisa dikombinasikan dengan perasan jeruk lemon untuk meningkatkan kualitas tidur. Ramuan ini membuat tubuh terasa hangat, nyaman, dan rileks sebelum tidur.

    3. Susu

    Protein dalam susu sapi dapat menurunkan respons glukosa darah setelah makan. Kandungan protein dalam susu seperti kasein dan whey dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan respons insulin, sehingga baik untuk kadar gula darah.

    Minum susu, khususnya dalam keadaan hangat, juga baik untuk meningkatkan kualitas tidur. Susu mengandung triptofan yang secara alami meningkatkan serotonin.

    Serotonin adalah neurotransmitter yang berkaitan dengan kebahagiaan seseorang. Serotonin juga prekursor hormon pengatur tidur melatonin.

    4. Cuka Apel

    Penelitian pada tahun 2018 menemukan ada manfaat besar dari konsumsi cuka apel pada pengidap diabetes. Cuka sari apel tidak hanya membantu mengurangi berat badan, tapi juga mengontrol gula darah.

    “Mengonsumsi cuka sari apel sebelum tidur membantu menyeimbangkan kadar gula darah pasien yang menderita diabetes. Mengonsumsi satu sendok teh cuka sari apel dalam air panas sebelum tidur sangat baik untuk pasien diabetes. Cuka sari apel juga dapat membantu menormalkan gula puasa di pagi hari,” kata ahli gizi Jasleen Kaur, dikutip dari NDTV.

    Minum cuka apel sebelum tidur juga membantu mengurang nafsu makan dan mengurangi nyeri ulu hati, yang keduanya meningkatkan kualitas tidur. Campurkan cuka apel dengan segelas air dingin atau hangat sesuai selera, lalu minum sebelum tidur.

    Air hangat biasanya memberikan efek relaksasi dan menenangkan sebelum tidur. Namun, jika cuaca sedang panas, air dingin juga boleh digunakan karena tidak menurunkan efektivitas cuka apel.

    5. Jus Tomat

    Jus tomat adalah minuman yang ‘ramah’ terhadap kadar gula darah. Sebuah penelitian kecil menemukan mereka yang minum jus tomat memiliki kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan, dibanding yang tidak minum jus tomat.

    Meski punya kalori ekstra, serat dalam tomat membantu memperlambat pencernaan, sehingga kadar gula lebih terkontrol. Jus tomat dapat disajikan dingin, maupun hangat. Jika suka efek menenangkan dan nyaman sebelum tidur, jus tomat hangat boleh dicoba. Sedangkan jika cuaca sedang panas, jus tomat dingin juga bagus untuk tubuh.

    Tomat merah juga dapat meningkatkan melatonin pada tubuh. Melatonin merupakan hormon alami yang membantu siklus tidur-bangun, sehingga penting meningkatkan kualitas tidur.

    Meski minuman-minuman di atas baik sehat, perlu diingat pengelolaan kadar gula darah harus dilakukan secara menyeluruh. Selain mengonsumsi minuman di atas, jaga asupan makan sehat dan aktivitas fisik penting untuk mengelola kadar gula darah.

    (avk/tgm)

  • Siasat BPOM Pastikan Stok Obat Aman di Tengah Ancaman Kelangkaan Imbas Perang

    Siasat BPOM Pastikan Stok Obat Aman di Tengah Ancaman Kelangkaan Imbas Perang

    Jakarta

    Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mengingatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) agar turut berperan aktif dalam memastikan ketahanan nasional, khususnya di sektor pangan dan obat-obatan, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Termasuk konflik antara AS, Iran, hingga Israel.

    “Kita melihat dinamika geopolitik saat ini, termasuk potensi konflik antara Iran dan beberapa negara lainnya, yang tentunya berisiko mengganggu rantai pasok global. Karena itu, BPOM perlu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut sejak dini,” ujar Dudung saat ditemui detikcom di Gedung BPOM Jakarta, Senin (23/6/2025).

    Menurut Dudung, ketahanan nasional tidak hanya terkait dengan alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga mencakup ketahanan di sektor kesehatan dan pangan. Kemandirian industri pertahanan dan farmasi nasional menjadi kunci agar Indonesia tidak tergantung pada negara lain dalam situasi darurat.

    “Saya sebagai penasihat khusus presiden di bidang pertahanan menilai bahwa kemandirian industri dalam negeri, baik alutsista maupun obat-obatan, sangat penting. Kita harus membangun ekosistem yang kuat agar tidak mudah terguncang oleh kondisi luar,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Dudung menyampaikan Indonesia harus mampu memproduksi obat-obatan secara mandiri. Jika terjadi konflik global berskala besar, ketergantungan terhadap impor obat akan sangat membahayakan ketahanan nasional.

    “Kalau perang besar benar-benar terjadi, dampaknya sangat serius terhadap suplai obat-obatan. Oleh karena itu, kemandirian obat harus diwujudkan. Fasilitas dan sarana yang ada sejauh ini sudah mulai kita manfaatkan untuk mendukung hal tersebut,” katanya.

    94 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor

    Sejalan dengan itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar menegaskan saat ini Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku obat, dengan 94 persen di antaranya berasal dari luar negeri.

    “Kalau kita tidak jeli melihat kondisi ini, bisa sangat berbahaya. Mayoritas bahan baku obat kita impor dari India, China, Belanda, dan Amerika. Dalam kondisi perang seperti sekarang, kalau pasokan tiba-tiba diblokir, kita akan kesulitan. Rakyat kita yang sakit bisa sangat terdampak,” ujar Taruna, dalam kesempatan yang sama.

    Taruna menyebut hal ini menjadi inti pembahasan dalam pertemuan antara dirinya dan penasihat khusus Presiden. Keduanya sepakat Indonesia secara bertahap perlu melakukan langkah-langkah konkret demi memperkuat ketahanan obat, vaksin, dan pangan agar tetap bisa bertahan sebagai negara mandiri di tengah situasi global yang rentan dan sulit.

    Ia juga menegaskan koordinasi antara Kementerian Pertahanan dan BPOM sudah dilakukan. Beberapa instansi terkait, termasuk Laboratorium milik Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan fasilitas kesehatan milik militer seperti lembaga farmasi LAFI AD, saat ini sedang dioptimalkan kembali dalam mendukung produksi dan pengawasan obat nasional.

    NEXT: Obat Generik-Penyakit Kronis Diimpor dari Negara Ini

    Taruna mengungkap obat-obat generik yang sudah habis masa patennya sebagian besar diimpor dari India dan China. Sementara obat-obatan esensial untuk penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular, gangguan sistem saraf, ginjal, dan kanker umumnya masih diimpor dari Amerika Serikat.

    “Semua jenis obat itu esensial. Apalagi, jika kita melihat sepuluh penyakit tertinggi penyebab kematian di Indonesia saat ini, hampir semuanya adalah penyakit degeneratif dan kronis, seperti jantung, stroke, diabetes, gangguan ginjal, dan kanker,” ujarnya.

    Untuk itu, BPOM telah mengambil sejumlah langkah strategis. Pertama, memberikan dukungan kepada industri farmasi dalam negeri (IF) untuk meningkatkan jumlah dan variasi bahan baku yang dapat diolah sendiri.

    Kedua, mempermudah perizinan dan sertifikasi impor bahan baku bagi industri nasional. Ketiga, memperkuat kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Pertahanan, dalam mengamankan jalur distribusi bahan baku obat, baik melalui skema business-to-business (B2B) maupun jalur antar-pemerintah.

    “Dengan kondisi global yang sangat rentan saat ini, kita berharap Indonesia tetap aman dan siap menghadapi segala kemungkinan, khususnya dalam hal ketersediaan obat-obatan,” tutup Taruna.

  • Luka Susah Sembuh? Bisa Jadi Gejala Diabetes Ringan

    Luka Susah Sembuh? Bisa Jadi Gejala Diabetes Ringan

    Jakarta

    Pada pengidap diabetes, luka di kulit bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Kondisi ini biasanya umum terjadi di area kaki atau tungkai.

    Penyembuhannya yang lambat dapat meningkatkan risiko timbulnya infeksi dan komplikasi lainnya.

    Luka Sulit Sembuh Jadi Tanda Diabetes

    Pengidap diabetes yang memiliki luka sulit sembuh, lebih rentan terkena infeksi. Infeksi dapat menyebar ke jaringan dan tulang di sekitar luka.

    Sebenarnya apa penyebab penyakit diabetes dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka? Berikut penjelasan lengkapnya.

    1. Penurunan Sirkulasi Darah

    Dikutip dari Healthline, kadar gula darah tinggi pada pengidap diabetes memicu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah seiring waktu. Ini mengakibatkan berkurangnya aliran darah, terutama ke anggota tubuh bagian bawah (lengan dan kaki).

    Ketika aliran darah berkurang, suplai oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan area luka juga menurun.

    2. Neuropati

    Kadar gula darah tinggi secara kronis dapat memicu kerusakan saraf atau neuropati. Neuropati perifer yang terjadi pada lengan dan kaki, sering terjadi pada pengidap diabetes.

    Kerusakan saraf memicu berkurangnya kemampuan tubuh untuk merasakan nyeri atau luka. Orang dengan diabetes mungkin tidak menyadari saat terluka atau lukanya semakin parah. Akibatnya, luka bisa dibiarkan tanpa pengobatan dalam waktu lama.

    3. Respons Imun Terganggu

    Diabetes juga mempengaruhi respons imun. Ketika luka mulai mengalami infeksi, sistem imun tidak mampu melawan infeksi secara efektif.

    Selain itu, bakteri berkembang lebih cepat di lingkungan dengan kadar gula darah tinggi, sehingga infeksi bakteri muncul lebih cepat dan parah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berujung pada gangren (kematian jaringan tubuh) atau sepsis (respons imun ekstrem).

    4. Peningkatan Peradangan

    Diabetes telah dikaitkan dengan peradangan kronis dan kerusakan jaringan akibat stres oksidatif. Meski peradangan bagian penting dalam proses penyembuhan, peradangan kronis dapat memperlambat pemulihan.

    Ini terutama disebabkan oleh adanya zat peradangan, seperti sitokin, yang berkepanjangan dan fungsi sel yang terganggu.

    Cara Mempercepat Penyembuhan Luka

    Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi komplikasi masalah luka kulit pada pengidap diabetes:

    1. Pemeriksaan rutin

    Periksa tubuh setiap hari terutama di bagian kaki untuk mendeteksi luka secara dini dan mencegah infeksi serta komplikasi. Jangan lupa memeriksa sela-sela dan bawah jari kaki.

    2. Kelola diabetes

    Menjaga kadar gula darah dan menjalani pengobatan diabetes secara teratur merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi.

    3. Perawatan luka tepat

    Jika ada luka baru, bersihkan area tersebut dan rutin mengganti perban. Segera cari bantuan medis bila luka tidak membaik, muncul pembengkakan, nanah, atau muncul nyeri.

    4. Hindari tekanan pada luka

    Hindari penggunaan pakaian, perban, atau pembalut yang terlalu ketat karena menghambat proses penyembuhan.

    (avk/tgm)

  • Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Haus Terus dan Sering Buang Air? Cek Gula Darahmu!

    Jakarta

    Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Akhirnya glukosa menumpuk dalam darah dan tidak bisa masuk dalam sel untuk menjadi sumber energi.

    Kadar gula darah tinggi yang terus menerus terjadi dapat merusak organ dan memicu berbagai komplikasi serius.

    Haus Terus dan Sering Buang Air Tanda Diabetes

    Gampang haus dan sering buang air kecil merupakan beberapa tanda masalah diabetes. Jika mengalami gejala tersebut, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui diagnosis sebenarnya.

    Kenapa masalah diabetes memicu gampang haus dan sering buang air? Dikutip dari Healthline, begini penjelasan lengkapnya.

    1. Gampang Haus

    Mudah haus atau polidipsia merupakan kondisi yang umum terjadi pada pengidap diabetes, karena kadar glukosa darah meningkat. Ketika kadar glukosa darah meningkat, ginjal memproduksi lebih banyak urine sebagai upaya untuk membuang kelebihan glukosa dari tubuh.

    Karena tubuh banyak kehilangan cairan tubuh, otak memberi sinyal rasa haus ke tubuh. Selain karena masalah gula darah, polidipsia juga bisa disebabkan oleh dehidrasi, peningkatan buang air kecil diuresis osmotik, hingga kelainan kesehatan mental polidipsia psikogenik.

    2. Sering Buang Air

    Umumnya, manusia menghasilkan 1-2 liter urine per hari. Orang dengan kondisi poliuria atau sering buang air bisa menghasilkan urine lebih dari 3 liter tiap hari.

    Ketika glukosa darah terlalu tinggi, tubuh mencoba membuang sebagian kelebihan glukosa melalui buang air kecil. Hal ini membuat ginjal juga menyaring lebih banyak air, yang meningkatkan kebutuhan buang air kecil.

    Selain karena diabetes, masalah sering buang air kecil juga bisa disebabkan oleh kehamilan, penyakit ginjal, hiperkalsemia, polidipsia psikogenik, dan konsumsi obat-obatan.

    3. Gampang Lapar

    Gejala mudah lapar atau polifagia juga bisa menjadi salah satu tanda untuk memeriksakan kadar gula darah. Pada pengidap diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi.

    Ini dipicu kadar insulin yang rendah atau resistensi insulin. Karena tubuh tidak mengubah glukosa menjadi energi, tubuh akan mudah merasa lapar.

    Rasa lapar terkait polifagia biasanya tidak akan hilang meski sudah makan. Pada pengidap diabetes yang tidak terkelola, makan lebih banyak justru berkontribusi pada kadar glukosa darah yang semakin tinggi.

    Selain karena diabetes, polifagia juga bisa disebabkan oleh stres, konsumsi obat tertentu, sindrom pramenstruasi, hingga tiroid yang terlalu aktif.

    (avk/tgm)