Topik: diabetes

  • Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk bagi Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Pangan IPB

    JAKARTA – Selama ini, makanan ultra proses sering mendapat stigma negatif sebagai penyebab masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya.

    Padahal, tidak semua makanan yang masuk kategori ini layak dicap buruk. Banyak produk ultra proses yang justru berperan penting dalam peningkatan gizi, ketahanan pangan, bahkan kemudahan distribusi nutrisi di masyarakat modern.

    Prof. Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam acara Temu Ilmiah Nasional Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2025 yang berlangsung di Jakarta mengatakan, pelabelan negatif secara menyeluruh terhadap pangan ultra proses bisa menyesatkan dan perlu ditinjau kembali.

    “Seringkali makanan ultra proses dianggap tidak sehat, padahal sebenarnya tidak bisa disamaratakan. Ada produk ultra proses yang bernilai gizi tinggi dan bermanfaat, tergantung pada formulasi dan komposisinya,” jelas Prof. Purwiyatno.

    Mengacu pada sistem klasifikasi NOVA yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas São Paulo, Brasil, makanan ultra proses didefinisikan sebagai produk olahan yang mengandung bahan-bahan industri seperti pemanis buatan, perisa sintetis, pengemulsi, pewarna, dan bahan tambahan lain yang tidak umum ditemukan dalam dapur rumah tangga. Beberapa contoh umumnya meliputi soda, biskuit, makanan beku, sereal manis, dan camilan kemasan.

    Makanan tersebut memang sering kali dilengkapi kandungan gula, garam, pengental, perasa hingga pewarna yang membuatnya semakin tampak menarik untuk dicicipi. Alasan inilah yang membuat imej dari makanan ultra proses memiliki kandungan nutrisi rendah hingga dicap buruk bagi kesehatan. 

    Faktanya, kata Prof. Purwiyatno, tak semua makanan ultra proses memiliki nilai gizi yang buruk dan penilaian klasifikasi NOVA tersebut masih memiliki kelemahan karena terlalu menyamaratakan kategori bahan baku makanan. 

    Hal ini dapat dilihat dari produk pangan seperti daging nabati yang banyak dikonsumsi vegetarian dan vegan. Makanan tersebut masuk ke dalam kategori ultra proses, meski pun kandungan nutrisinya cukup lengkap dan bisa menjadi sumber protein nabati yang baik.

    “Kita perlu meninjau ulang sistem NOVA agar tidak membingungkan masyarakat. Misalnya daging alternatif ini, padahal dari sisi gizi, dampak lingkungan itu banyak nilai positifnya, tapi itu dimasukkan dalam kelompok makanan ultra proses tapi sehingga kondisinya disalahpahami sebagai makanan tidak sehat, padahal jelas-jelas lebih bermanfaat,” ujar Prof. Purwiyatno.

    Selain itu bisa dilihat juga dari produk seperti protein bar, susu protein dan lain sebagainya. Sebagian besar makanan seperti itu diproses sedemikian rupa. Tapi apakah kandungan whey, kasein, dan beberapa nutrisi yang didapat dari proses pengolahan tertentu juga dapat dinilai buruk? 

    Ia menekankan, alih-alih hanya melihat metode pengolahannya, masyarakat sebaiknya lebih fokus pada kualitas nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Masyarakat juga perlu lebih teliti sebelum membeli dan mengonsumsi makanan, terutama dalam kemasan. 

    Salah satu contoh paling sederhana adalah ketika melihat makanan dengan kadar gula, garam dan lemak trans yang tinggi. Ketiga bahan ini tentu saja memberi dampak buruk bagi kesehatan yang sudah semestinya dibatasi. 

    “Makanan ultra proses saat ini pun sudah menjadi bagian yang penting dari pangan di era masa kini. Kalau tidak diproses, kita tidak bisa menikmati apa yang bisa kita makan saat ini. Saya rasa ini adalah bagian dari inovasi dari industri pangan,” pungkasnya.

  • Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menginjak usia 100 tahun pada Kamis, 10 Juli 2025. Di usianya yang satu abad itu, ia masih terlihat bugar dan aktif melakukan beragam kegiatan. Apa rahasianya?

    Eric Topol, seorang ahli jantung perintis dan salah satu ilmuwan paling terkemuka di dunia, dalam bukunya yang berjudul ‘Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity,’ menuliskan bahwa sains telah menunjukkan kepada kita bahwa membalikkan penuaan, bukan hanya memperpanjang umur, adalah hal yang mungkin.

    “Sementara sains berkembang pesat, para predator juga membanjiri, menjajakan produk atau layanan yang belum terbukti, berpotensi berbahaya, atau hanya buang-buang uang,” kata pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute ini, dikutip dari National Geographic, Jumat (11/7/2025).

    Dalam percakapan dengan National Geographic, ia membahas teknologi yang merevolusi cara kita menua, pseudosains yang menyebar luas yang merajalela di seluruh gerakan umur panjang, dan ‘biohacks’ paling ampuh yang dapat mengubah kesehatan.

    Di tengah lautan ‘pakar’ dan influencer kesehatan yang hanya mencari keuntungan dari ketakutan manusia akan kematian dan menjadi tua, Topol menawarkan panduan berbasis bukti dan fakta ilmiah untuk menua dengan baik:

    1. Gen bukanlah takdir, gaya hidup adalah kunci

    Jika riwayat kesehatan keluarga kalian dipenuhi penyakit mematikan seperti kanker, penyakit jantung, atau Alzheimer, gen kalian bisa terasa seperti hukuman mati. Namun, menurut Topol dan data longitudinal yang ekstensif, genetika hanya berperan sekitar 20% dalam umur panjang manusia. Sebanyak 80% sisanya bergantung pada pilihan gaya hidup, keadaan hidup, dan faktor lingkungan.

    “Untuk penuaan yang sehat, sebagian besar bukan soal genetika, Anda punya banyak kekuatan (untuk mengubahnya),” kata Topol

    Banyak orang tidak menerapkan gaya hidup sehat karena memiliki sikap fatalistik terhadap gen mereka. Namun, bukti menunjukkan bahwa jika orang menerapkan kebiasaan tertentu yang didukung data, mereka dapat memperoleh setidaknya lima hingga tujuh tahun lebih banyak hidup sehat, bebas dari penyakit terkait usia.

    2. Olahraga adalah ‘biohack’ paling ampuh

    Dari media sosial hingga buku-buku pengembangan diri, berbagai macam biohack atau cara peretasan biologis bermunculan. Para influencer di berbagai platform ini merekomendasikan untuk mencoba program suplemen, krioterapi, MRI seluruh tubuh, infus NAD+ IV, dan perawatan sel punca, dan masih banyak lagi.

    Kebanyakan harganya mahal, tetapi strategi anti-penuaan yang benar-benar efektif sebenarnya tidak harus mahal, olahraga.

    “Olahraga adalah pertahanan terbaik kita melawan penyakit terkait usia. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa satu menit olahraga setara dengan lima menit hidup sehat, tujuh menit untuk latihan interval intensitas tinggi (HIIT),” ujarnya.

    Menjadi aktif, didefinisikan sebagai berjalan cepat setidaknya 150 menit per minggu, dikaitkan dengan harapan hidup 4,5 tahun lebih lama.

    Topol mengatakan bahwa olahraga sangat efektif karena berdampak positif pada berbagai sistem tubuh: jantung, otak, pankreas, otot rangka, saluran pencernaan, hati, lemak tubuh, mikrobioma usus, dan pembuluh darah perifer. Olahraga telah terbukti mengurangi peradangan dan kematian akibat semua penyebab seumur hidup.

    Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, Anda perlu melakukan lebih dari sekadar latihan aerobik dan memasukkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas. Mengangkat beban membantu mencegah pengeroposan tulang, menjaga otot, meningkatkan keseimbangan, mengurangi peradangan, dan mengurangi nyeri sendi.

    Topol menyarankan sekitar 150 menit atau lebih per minggu untuk aktivitas fisik sedang seperti menari atau yoga (atau 75 menit atau lebih untuk aktivitas fisik berat seperti berenang) dan latihan ketahanan setidaknya dua kali per minggu.

    Jika kalian tidak bisa pergi ke pusat kebugaran, selingi dengan beberapa ‘camilan’ olahraga, seperti push-up, wall sit, atau lunge sepanjang hari.

    3. Diet sehat

    Satu pola makan yang mengungguli pola makan lainnya dalam hal penuaan sehat adalah apa yang disebut sebagai diet Mediterania. Diet ini pada prinsipnya berfokus mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, dan lemak sehat. Silakan komposisi makannya ditiru sesuai kondisi kita berada sekarang.

    Sejumlah studi nutrisi, termasuk yang diterbitkan di Nature pada Maret 2025, menunjukkan bahwa kaleidoskop makanan padat nutrisi dan minim olahan ini mengurangi peradangan, menurunkan kolesterol, memperbaiki tekanan darah, dan membantu mengontrol glukosa. Seiring waktu, mengonsumsi makanan Mediterania dapat mengurangi risiko beberapa penyakit mematikan seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan Alzheimer.

    Puasa intermiten dan pembatasan kalori sederhana juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperpanjang umur, terutama dalam studi hewan. Namun, para ilmuwan belum memastikan efek pastinya pada manusia, sehingga pendekatan ini belum direkomendasikan secara luas.

    Selanjutnya: Tidur Nyenyak hingga Bersosialisasi

    4. Tidur nyenyak dan cukup

    Tidur memungkinkan pembaruan biologis, membantu otak dan tubuh pulih dari aktivitas selama jam-jam terjaga. Namun seiring bertambahnya usia, jam tidur kita cenderung berantakan.

    Beberapa ahli berpendapat bahwa kurang tidur secara fundamental mengubah mekanisme biologis penuaan, sehingga mengacaukan pengaturan pemulihan dan perbaikan internal tubuh kita.

    Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat memicu efek samping yang mencakup risiko kematian dini yang lebih tinggi, masalah jantung, kanker, diabetes tipe 2, masalah kekebalan tubuh, obesitas, penyakit Alzheimer, tekanan darah tinggi, stroke, dan penurunan kesehatan mental yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme, seluler, dan hormonal.

    5. Latihlah otot-otot sosial

    Kesepian tidak hanya membebani pikiran, tetapi juga dapat memperpendek hidup kita. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa isolasi sosial bisa sama berbahayanya dengan merokok setengah bungkus sehari.

    Hal ini berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular, demensia, stroke, depresi, kecemasan, dan kematian dini yang lebih tinggi.

    “Manusia bergantung pada koneksi sosial. Namun seiring bertambahnya usia, kita sering kali ‘terkurung dalam gua’ dan terisolasi secara sosial, yang dikaitkan dengan dampak buruk,” kata Topol.

    Mempertahankan hubungan yang kuat, bahkan hanya dengan satu atau dua orang, membantu melawan stres kronis, yang dapat membuat kita sakit. Koneksi juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan motivasi diri, dua faktor yang berkontribusi pada kebiasaan yang lebih sehat.

    Topol menyarankan untuk pergi ke alam terbuka, menekuni hobi, atau terlibat dalam musik atau seni bersama orang lain, adalah juga kegiatan yang dapat memperpanjang umur.

    6. Hindari zat-zat beracun

    Selain menambah kebiasaan sehat, penting juga untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Ancaman lingkungan terbesar yang harus dihindari? Polusi udara, racun seperti pestisida, mikroplastik, dan bahan kimia berbahaya.

    Faktor-faktor ini mudah menyebar, sehingga menghindarinya bisa terasa seperti perjuangan yang mustahil. Namun, perubahan kecil memang berpengaruh. Topol menyarankan untuk mengganti bahan plastik pada peralatan di dapur dengan alternatif kaca atau kayu, menggunakan pembersih udara dan filter air, serta membeli produk organik.

    7. Memanfaatkan revolusi teknologi umur panjang

    Berbekal AI, data besar, dan dana penelitian miliaran dolar, ilmuwan akademis dan perusahaan rintisan di bidang teknologi umur panjang sedang mengejar inovasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membuka jalan bagi penuaan.

    Para ilmuwan sedang dalam berbagai tahap pengembangan teknik peramalan medis presisi seperti ‘jam organ’ yang mendeteksi dan mencegah penyakit jauh sebelum gejala muncul, obat-obatan baru untuk membersihkan sel-sel ‘zombie’ yang memicu peradangan, imunoterapi yang mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan penyakit, dan pemrograman ulang epigenetik untuk membuat sel-sel tua tampak muda kembali.

    Terdapat pula bukti bahwa obat penurun berat badan GLP-1 dapat membantu mengendalikan beberapa kondisi terkait usia yang paling sulit diatasi. Revolusi teknologi ini membuat Topol optimistis terhadap masa depan kesehatan kolektif kita.

    “Kita akan mencapai kemajuan yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam melawan penyakit terkait usia. Dan kita tidak perlu membalikkan proses penuaan. Kita hanya perlu mengidentifikasi siapa yang berisiko, menempatkan mereka dalam jalur pengawasan, dan mengatasi penyakit target,” yakinnya.

    Meskipun kita mungkin tidak akan melihat akhir dari penyakit dalam dua dekade mendatang seperti yang diprediksi beberapa orang, setidaknya kita dapat menua lebih sehat daripada sebelumnya.

    “Dan kita tidak perlu menunggu teknologi ini hadir di pasaran, melakukan perubahan gaya hidup sekarang dapat menambah tahun-tahun sehat dalam hidup kita. Banyak penyakit penuaan yang paling merusak membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk muncul, jadi tidak ada kata terlalu dini atau terlambat untuk memulai,” tutup Topol.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fay)

  • Ilmuwan: Suatu Hari Nanti Manusia Bisa Hidup sampai 1.000 Tahun – Page 3

    Ilmuwan: Suatu Hari Nanti Manusia Bisa Hidup sampai 1.000 Tahun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pada 1925, harapan hidup rata-rata orang Amerika hanya 58 tahun. Namun para ilmuwan saat itu optimistis umur manusia bisa mencapai satu milenium.

    Seabad lalu, dunia ilmu pengetahuan tengah diliputi optimisme tinggi. Penemuan-penemuan revolusioner di bidang medis membuat banyak orang yakin bahwa kematian bisa dikalahkan.

    Bahkan, beberapa ilmuwan pada 1925 memprediksi bahwa suatu hari nanti manusia bisa hidup hingga 1.000 tahun. Mengutip Popular Science, Jumat (11/7/2025), pernyataan yang terdengar ambisius itu muncul di tengah kemajuan pesat dunia medis.

    Misalnya saja, penemuan insulin oleh Dr. Frederick Grant Banting pada 1921, yang menyelamatkan nyawa jutaan pasien diabetes. Sebelumnya, penyakit ini membunuh lebih dari 80 persen anak-anak sebelum usia remaja.

    Penemuan insulin menjadi simbol dari era optimisme ilmiah kala itu. Ilmuwan mulai memahami anatomi manusia, cara kerja penyakit, serta proses penuaan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Dari Vitamin hingga Anestesi: Ilmu Kedokteran Mengubah Dunia

    Di masa itu, penemuan bakteri pada akhir abad ke-19 telah memicu lahirnya vaksin-vaksin penting. Vitamin pun mulai dikenali dan dikaitkan dengan penyakit seperti rakhitis (vitamin D), skorbut (vitamin C), dan beri-beri (vitamin B).

    Sementara itu, kemajuan dalam anestesi mengubah praktik bedah menjadi lebih aman dan efektif. Di tengah euforia tersebut, seorang penulis sains dari Popular Science bernama John E. Lodge menulis sebuah prediksi mengejutkan.

    Ia meyakini bahwa manusia kelak bisa hidup ratusan tahun, seperti tokoh Methuselah dalam kitab suci. Menurutnya, sains suatu hari akan menemukan cara untuk memperbaiki enzim yang rusak, mengganti organ tubuh, bahkan menghidupkan kembali “percikan vital” kehidupan.

    Kini, 100 tahun setelah prediksi itu dibuat, usia manusia memang belum mencapai 1.000 tahun. Namun semangat untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup tetap menyala.

     

  • Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jakarta

    Kasus penyakit tidak menular (PTM) obesitas hingga diabetes terus meningkat signifikan. Bahkan, keduanya menjadi faktor risiko utama pemicu penyakit jantung, stroke, hingga masalah ginjal.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi merinci insiden kasus obesitas sentral misalnya, meningkat pesat dari semula 18,8 persen menjadi 36,8 persen pada 2023. Obesitas sentral didefinisikan pada wanita yang memiliki lingkar perut lebih dari 80 sentimeter, dan pria lebih dari 90 sentimeter.

    Sejalan dengan hasil cek kesehatan gratis (CKG) yang menunjukkan obesitas sentral menempati posisi kedua teratas yang diidap masyarakat sebagai pemicu penyakit jantung hingga stroke. Walhasil, beban pembiayaan BPJS Kesehatan terus meningkat dengan jantung menyumbang 70 persen dari utilisasi atau penggunaan dari total Rp 174,90 triliun.

    Bukan tanpa sebab, hal ini dilandasi pergeseran tren pola hidup dan kebiasaan makan yang terjadi nyaris di banyak negara. Menyusul AS dan Eropa, Indonesia juga kini terbiasa mengonsumsi makanan ultraproses dan makanan cepat saji.

    “Tren ini terjadi di banyak negara, AS, Eropa itu sudah mengalami transisi pola konsumsi yang kita tahu banyak sekali mengkonsumsi makanan siap saji yang kemudian kalau dilihat dari sisi kalori garam, gula, lemak, (GGL) sebagian besar melebihi daripada yang seharusnya,” sorot dr Nadia dalam webinar hasil diseminasi pemasaran makanan tidak sehat, Kamis (10/7/2025).

    “Ini yang kemudian kita lihat di negara kita, kita juga melihat salah satu dari studi keluarga dengan pendapatan sosial ekonomi menengah ke bawah mendapatkan pangan yang siap saji jauh lebih tinggi dibandingkan pada keluarga kelompok pendapatan lebih tinggi,” bebernya.

    Artinya, menurut dr Nadia, lebih banyak masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang tidak lagi mengolah pangan di rumah, tetapi lebih sering mengonsumsi makanan siap saji maupun kemasan, dengan alasan aksesnya lebih mudah, juga murah.

    Kemudahan akses membeli pangan secara online juga menjadi penyebab pergeseran kebiasaan makan. “Sehingga ini mendorong konsumsi pangan siap saji dan pangan olahan itu lebih banyak lagi,” tandas dia.

    Berikut data tren konsumsi pangan berisiko atau tinggi GGL:

    1. Makanan manis

    Tren konsumsi makanan manis meningkat 6,5 persen dari semula di 2018 sebanyak 59,8 persen menjadi 66,3 persen di 2023 menurut data survei kesehatan indonesia (SKI) 2023.

    2. Minuman manis

    Pola peningkatan juga terjadi pada minuman manis, meski tidak terlalu signifikan yakni bertambah 3,8 persen dibandingkan 2018, saat ini ada 52,5 persen.

    3. Makanan berlemak tinggi kolesterol jahat (gorengan)

    Semakin banyak warga Indonesia yang mengonsumsi makanan tersebut dengan peningkatan dilaporkan mencapai 4,5 persen, menjadi 62,7 persen di 2023.

    4. Makanan dengan bumbu penyedap

    Makanan dengan penyedap tinggi juga kerap dipilih masyarakat sebagai konsumsi sehari-hari. Tren kenaikannya tidak kalah tinggi mencapai 3,8 persen, dari 22,4 menjadi 26,2 persen.

    5. Mi instan, makanan instan

    Bila dibandingkan dengan seluruh aspek makanan tinggi GGL, mi instan dan makanan instan menjadi pilihan terbanyak masyarakat sebagai pilihan konsumsi dengan konsisten berada di atas 90 persen. Ada sekitar 94 persen masyarakat yang terbiasa mengonsumsi mi instan dan makanan instan di 2023.

    (naf/kna)

  • 5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    Jakarta

    Dulu beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung, seringkali disebut sebagai ‘penyakit orang tua’. Nyatanya, kini ada semakin banyak anak muda yang mengidap penyakit-penyakit kronis tersebut.

    Kondisi ini disebabkan oleh adanya pergeseran gaya hidup tidak sehat, makanan serba instan, hingga tingkat stres yang semakin tinggi. Ini belum ditambah kurangnya aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor besar pencegahan penyakit serius.

    Penyakit pada Anak Muda

    Setidaknya ada lima masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan ini menjadi sorotan, lantaran juga semakin banyak anak muda yang mengalaminya. Berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Hipertensi

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.

    Menurut data Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, angka prevalensi hipertensi di Indonesia untuk orang-orang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 29,2 persen.

    Jika fokus pada kelompok anak muda, prevalensi hipertensi untuk usia 15-24 tahun di angka 9,3 persen dan usia 25-34 dengan 17,4 persen.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan masalah hipertensi memang semakin banyak dialami anak muda. Secara umum, masalah tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala yang jelas.

    Oleh karena itu, menurutnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” kata dr Berlian dalam sebuah wawancara.

    2. Penyakit Jantung

    Menurut SKI 2023, prevalensi kasus penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter ada di angka 0,85 persen. Untuk kelompok usia 15-24 tahun dan 25-34 tahun prevalensinya sama-sama 0,11 persen.

    dr Berlian menambahkan masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung, juga semakin rentan dialami anak muda. Ini menurutnya berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup tidak sehat dan beban stres lebih tinggi.

    Kondisi ini bisa diperparah dengan kenyataan banyak anak muda masih jarang yang rutin memeriksakan kondisi jantungnya ke dokter.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” jelas dr Berlian.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    3. Stroke

    Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi saat pasokan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Jika tidak ditangani segera, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.

    Stroke tak hanya dialami oleh orang tua. Nyatanya menurut SKI 2023, diungkapkan prevalensi stroke pada kelompok usia 15-24 tahun berada di angka 0,1 persen, sedangkan kelompok usia 25-34 persen di angka 0,5 persen.

    Ini berarti, 1 dari 1.000 anak muda usia 15-24 tahun mengalami stroke, sedangkan untuk kelompok 25-34 tahun ada 5 kasus tiap 1.000 orang.

    Secara keseluruhan, prevalensi stroke untuk pasien di atas usia 15 tahun di Indonesia mencapai 8,3 persen.

    Spesialis saraf dr Reza Aditya Arpandy, SpS menuturkan masalah stroke di usia muda rentan terjadi karena gaya hidup buruk dan faktor risiko yang tidak terkontrol. Padahal, penyakit stroke sebenarnya sangat mungkin dicegah.

    “Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), gula darah tinggi (diabetes), merokok, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik,” katanya.

    4. Diabetes Melitus

    Kini juga semakin banyak ditemukan kasus diabetes melitus di Indonesia. Menurut SKI 2023, total prevalensi diagnosis diabetes melitus di Indonesia berada di angka berada di angka 2,2 persen. Sedangkan, dari pemeriksaan kadar gula darah, prevalensinya mencapai 11,7 persen.

    Berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun memiliki prevalensi kurang dari 0,05 persen dan kelompok 25-34 tahun berada di angka 0,2 persen.

    Sedangkan, berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah, untuk kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 1,8 persen, dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 5,3 persen.

    Sama halnya dengan penyakit tidak menular lain, penyakit diabetes melitus, khususnya tipe dua, di usia muda berkaitan erat dengan pola hidup tidak sehat.

    “Faktor pencetusnya memang obesitas dengan perilaku. Jadi semakin banyak orang diabetes dengan perilaku kesehatan kurang bagus. Dalam hal ini, konsumsi kalori berlebihan. Kalau bicara kalori tentu semua berasal dari karbohidrat, lemak, di antaranya gula simpel. Itu semua ada takarannya,” kata dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD.

    5. Penyakit Ginjal Kronis

    Prevalensi kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia menurut SKI 2023 ada di angka 0,18 persen. Sedangkan, untuk prevalensi penyakit ginjal kronis kelompok usia 15-24 ada di angka 0,02 persen, dan kelompok 25-34 dengan 0,07 persen.

    Data juga menunjukkan proporsi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis atau cuci darah. Sebanyak 16,2 persen pasien kelompok 15-24 tahun menjalani cuci darah, sedangkan untuk pasien kelompok usia 25-34 ada di angka 31,4 persen.

    Beberapa waktu lalu sempat viral, kisah pria di Cianjur bernama Ridwan Fadhil mengidap gagal ginjal di usia 20 tahun pada 2022. Semenjak saat itu, ia harus menjalani prosedur cuci darah untuk mempertahankan kualitas hidupnya.

    Ketika berbincang dengan detikcom, ia mengaku dulunya sangat suka minum manis. Ia juga sering begadang, jarang berolahraga, dan mengonsumsi junk food.

    “Intinya jaga pola makan, pola minum sering-sering minum air putih, hindari minuman manis. Juga begadang itu juga ngaruh,” katanya mengingatkan orang-orang untuk tidak melakukan hal yang serupa.

    (avk/tgm)

  • Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Jakarta

    Melewatkan sarapan di pagi hari adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Hal ini disebabkan oleh sejumlah alasan, mulai dari tak merasa lapar atau ingin menurunkan berat badan.

    Padahal, sarapan penting untuk mengakhiri puasa semalaman dan menstabilkan kadar gula darah. Jika dilewatkan, tubuh bisa kekurangan energi, sulit fokus, dan cenderung makan berlebihan di siang hari. Bahkan melewatkan sarapan secara terus-menerus tanpa perencanaan pola makan yang baik sepanjang hari justru dapat menghambat pencapaian tujuan kesehatan.

    “Melewatkan sarapan bukan hanya soal rasa lapar; itu adalah kesempatan yang hilang untuk memberi nutrisi pada tubuh dan pikiran secara optimal,” jelas Claire Rifkin, MS, RDN, ahli gizi asal New York City yang juga pendiri praktik kesehatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan.

    1. Dampak Melewatkan Sarapan

    Melewatkan sarapan dapat menimbulkan berbagai efek, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dikutip dari Eating Well, berikut ini beberapa dampak yang bisa dirasakan.

    Lemas

    Menurut Marcie Vaske, MS, LN, CNS, saat seseorang bangun di pagi hari, kadar glukosa dalam darah berada pada tingkat yang lebih rendah. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama tanpa asupan makanan, dapat menyebabkan kelelahan fisik, termasuk munculnya gejala seperti kebingungan atau brain fog. Sarapan secara teratur menjadi penting karena otak sangat bergantung pada glukosa untuk dapat berfungsi secara optimal.

    Senada, buku Recent Developments in Applied Microbiology and Biochemistry (2021), menjelaskan, glukosa adalah sumber energi utama bagi otak, dan glukosa sebagian besar berasal dari karbohidrat. Oleh karena itu, asupan karbohidrat yang cukup melalui sarapan membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, yang pada gilirannya berperan dalam meningkatkan energi, fokus mental, serta kinerja kognitif secara keseluruhan.

    Mengganggu Keseimbangan Hormon

    Terlalu lama menahan lapar dapat menurunkan kadar gula darah dan mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Menurut Endocrine Society, salah satu hormon yang terpengaruh adalah kortisol, yakni hormon stres yang berperan penting dalam mengatur suasana hati, respons terhadap tekanan, serta kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi harian.

    Dokter keluarga di Amerika Serikat (AS), Laura Purdy, MD, MBA,menjelaskan kadar kortisol biasanya berada pada tingkat tertinggi saat seseorang bangun di pagi hari, kemudian perlahan menurun sepanjang hari.

    “Makan sarapan pagi dapat membantu mengelola kadar ini dan stres, memberi Anda dorongan mental untuk menjalani hari,” katanya.

    Perubahan Mood atau Cemas

    Ketika keseimbangan hormon terganggu, wajar jika tubuh terasa tidak nyaman atau lebih rentan mengalami perubahan suasana hati. Sebelum menyimpulkan penyebabnya terlalu jauh, ada baiknya meninjau kembali pola makan dalam beberapa waktu terakhir-terutama kebiasaan melewatkan sarapan.

    Sebuah studi tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity dan melibatkan 21.972 mahasiswa menemukan, kebiasaan melewatkan sarapan, baik secara rutin maupun tidak, berkaitan dengan penurunan tingkat kebahagiaan, serta peningkatan risiko depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

    “Jika kadar kortisol terus-menerus tinggi, kadarnya dikaitkan dengan kecemasan dan depresi. Berita baiknya? Sarapan adalah kesempatan awal untuk menyehatkan otak dan kesehatan mental Anda. ” ucap Rifkin.

    “Kekurangan nutrisi yang mendukung otak, seperti asam lemak omega-3 dan vitamin B, terkait dengan gangguan suasana hati, dan makanan sarapan dapat menyediakannya. Sarapan yang bergizi lebih dari sekadar bahan bakar fisik; sarapan merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional,” lanjutnya.

    Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Melewatkan waktu makan, khususnya sarapan, dapat membawa dampak serius dalam jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung. Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara kebiasaan tidak sarapan dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk.

    Sebuah meta-analisis tahun 2019 yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Hal ini diduga berkaitan dengan gangguan metabolik yang muncul, seperti fluktuasi kadar gula darah, kecenderungan makan berlebihan di kemudian hari, serta keterkaitan dengan gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.

    Tinjauan lain pada tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Obesity juga mencatat bahwa individu yang tidak sarapan cenderung memiliki kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang rutin sarapan. LDL sendiri merupakan jenis kolesterol yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke jika kadarnya berlebihan.

    Studi tambahan dari American Heart Association juga menyoroti berbagai penelitian terkait efek melewatkan sarapan terhadap kesehatan jantung dan penyakit kronis lainnya. Meskipun belum ada konsensus tunggal akibat kompleksitas faktor penyebab penyakit jantung, data menunjukkan, mereka yang rutin sarapan dan menjaga waktu makan cenderung memiliki profil kesehatan jantung yang lebih baik dibandingkan yang tidak.

    Menurut Maggie Berghoff, praktisi pengobatan fungsional dan pendiri DetoxDaily di AS, yang terpenting bukan hanya soal waktu makan, tetapi juga pola pikir serta kualitas nutrisi yang dikonsumsi.

    “Yang terpenting adalah pola pikir dan perhatian terhadap jenis makanan yang Anda konsumsi, mendapatkan nutrisi berkualitas dalam pola makan Anda, dan secara konsisten menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat,” katanya.

    Memperlambat Metabolisme Tubuh

    Sebagian orang sengaja melewatkan sarapan dengan harapan dapat menurunkan berat badan. Namun, kebiasaan ini justru dapat menghambat proses penurunan berat badan dengan memengaruhi fungsi metabolisme tubuh.

    Menurut ahli diet nutrisi fungsional dari Georgia, Stephanie Darby, RD, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan energi di pagi hari, ia akan mulai mencari cadangan energi dari jaringan lemak dan otot. Proses ini memerlukan energi tambahan, sehingga tubuh secara alami akan memperlambat proses metabolisme untuk menghemat energi dan mempertahankan fungsi vital.

    Akibatnya, metabolisme melambat untuk memungkinkan konservasi energi ini terjadi, menurunkan tingkat energi dan menyimpan cadangan apa pun dalam jaringan lemak untuk kebutuhan selanjutnya,” kata Darby.

    Darby menjelaskan, hal ini merupakan bagian dari mekanisme bertahan hidup alami tubuh ketika tidak mengetahui kapan asupan makanan berikutnya akan datang. Oleh karena itu, mengonsumsi sarapan justru merupakan pilihan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk mendukung penurunan berat badan serta menjaga kesehatan metabolisme.

    2. Manfaat Sarapan

    Dikutip dari Better Health, banyak penelitian telah menunjukkan sarapan memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, sarapan dapat meningkatkan energi dan kemampuan konsentrasi. Sementara dalam jangka panjang, kebiasaan sarapan dikaitkan dengan pengelolaan berat badan yang lebih baik serta penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    Sarapan juga berperan penting dalam mencukupi kebutuhan gizi harian. Orang yang rutin sarapan cenderung lebih mampu memenuhi asupan vitamin dan mineral harian yang direkomendasikan dibandingkan mereka yang tidak sarapan.

    Vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya hanya bisa diperoleh melalui makanan. Meskipun tubuh dapat menyimpan energi dari makanan sebelumnya, asupan nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral tetap perlu ditambah secara berkala agar fungsi tubuh tetap optimal. Oleh karena itu, sarapan menjadi momen penting untuk mendukung kesehatan dan menjaga vitalitas sepanjang hari.

    3. Waktu Terbaik untuk Sarapan

    Dari perspektif metabolisme, sarapan sebelum pukul 08.30 pagi dianggap ideal. Pada waktu ini, tubuh berada dalam kondisi paling sensitif terhadap insulin, yang dapat memproses karbohidrat lebih efisien. Hal ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan menjaga energi tetap optimal sepanjang hari.

    Dikutip dari Today, temuan ini sejalan dengan hasil penelitian 2023 yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications, menunjukkan sarapan setelah pukul 09.00 pagi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Artinya, waktu sarapan yang lebih awal kemungkinan juga memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.

    Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa makan lebih awal dapat membantu mengatur nafsu makan dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Konsumsi kalori di pagi hari diketahui berkaitan dengan penurunan berat badan yang lebih efektif, mengontrol kadar trigliserida, pengendalian glukosa yang lebih baik, serta penurunan rasa lapar di sepanjang hari.

    4. Rekomendasi Makanan

    Sarapan yang baik biasanya tinggi serat, protein, lemak sehat , dan mikronutrien. Dikutip dari Healthline, berikut daftar makanannya.

    Telur

    Telur merupakan sumber protein yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan massa otot. Selain itu, mengonsumsi telur dapat membantu memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga berpotensi mendukung pola makan yang lebih terkontrol.

    Oatmeal

    Oatmeal berasal dari oat yang digiling pipih (rolled oats) atau dipotong kasar (steel-cut oats). Makanan ini mengandung serat larut yang disebut beta-glucan, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan glukosa dalam darah, serta memiliki sifat antioksidan dan prebiotik.

    Lemak Sehat

    Dikutip dari Hopkins Medicine, lemak berperan penting dalam menambah rasa dan daya tarik pada makanan, termasuk menu sarapan. Ahli gizi klinis Regina Shvets dari Sibley Memorial Hospital menyarankan untuk menambahkan sumber lemak sehat pada waktu sarapan guna meningkatkan energi, menjaga kesehatan jantung, serta membantu mengontrol kadar gula darah. Beberapa pilihan lemak sehat yang direkomendasikan antara lain:

    AlpukatKacang-kacangan seperti kenari, almond, dan pecanBiji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahariSelai kacang atau mentega yang terbuat dari kacang dan biji sehatIkan salmon asap

    (suc/tgm)

  • Pria China Alami Komplikasi Serius gegara Cacar Api, Kandung Kemihnya Berlubang

    Pria China Alami Komplikasi Serius gegara Cacar Api, Kandung Kemihnya Berlubang

    Jakarta

    Seorang pria berusia 77 tahun di China mengeluhkan sesak napas, nyeri perut, dan perut kembung yang tidak jelas penyebabnya. Kondisi ini membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

    Dalam laporan yang dipublikasikan di National Library of Medicine, dokter mengungkapkan perutnya sangat kembung dan meregang. Pasien juga mengalami kesulitan buang air kecil dan besar selama empat hari.

    “Sekitar seminggu sebelum dirawat, pria itu sempat diberikan obat antivirus dan pereda nyeri untuk kasus herpes zoster (cacar api) yang menyerang punggung bawahnya, disekitar sarkum, atau pangkal tulang belakang,” tulis dokter yang dikutip dari Live Science.

    Di unit gawat darurat, dokter menemukan bahwa perut pasien membengkak dan nyeri, terutama di bawah perut dan ada tanda-tanda penumpukan cairan besar. Di sekitar pangkal tulang belakang, terlihat kerusakan kulit akibat herpes zoster, yang menyebabkan ruam nyeri berupa lepuh berisi cairan.

    Dari pemeriksaan, denyut jantung, teka.nan darah, dan laju pernapasan pria itu tinggi. Tetapi, ia tidak mengalami demam.

    Jumlah oksigen yang mengalir dalam darahnya rendah, sementara penanda peradangan dan kadar asam dalam darah meningkat.

    Hasil Pemeriksaan

    Hasil CT scan pada perutnya mengonfirmasi adanya sejumlah besar cairan di panggul dan perut pria itu. Setelah dipindahkan ke unit perawatan intensif, pasien dipasangi kateter yang memungkinkan urine berdarah keluar dari tubuhnya selama tiga jam berturut-turut.

    Para dokter sudah menduga bahwa kandung kemih pasien kemungkinan pecah. Kemudian mereka memasukkan pewarna biru ke dalam kateter untuk melihat apakah zat itu berakhir di perut.

    Dari tes pewarna juga menunjukkan adanya pecahnya kandung kemih, sehingga para dokter melakukan pembedahan untuk mengatasinya. Selama operasi, mereka menemukan robekan hampir 2 cm di dinding kandung kemih.

    Tim medis langsung memperbaiki robekan dan memasang kateter, serta melakukan sistosmi yang memungkinkan urine keluar dari kandung kemih melalui lubang sementara di dinding perut.

    Ketika pemulihan pasca operasi, pasien juga mendapat obat antivirus selama beberapa minggu untuk mengobati herpes zoster yang dialaminya.

    “Pasien mendapatkan kembali fungsi kandung kemih yang lengkap setelah menjalani operasi untuk memperbaiki kandung kemih dan pengobatan dengan obat antivirus,” tulis dokter.

    “Pecahnya kandung kemih spontan adalah keadaan darurat urologi yang sangat langka, yang dapat mengancam jiwa,” sambungnya.

    Penyebab umum kondisi ini meliputi infeksi kandung kemih kronis, penyumbatan kandung kemih, tumor kanker, dan perawatan kanker yang dirancang untuk membunuh tumor di area panggul.

    Namun, dalam kasus ini, pecahnya kandung kemih tampaknya dipicu oleh herpes zoster, yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus yang sama menyebabkan cacar air, dan setelah infeksi cacar air, virus tersebut dapat menjadi tidak aktif, bersembunyi di saraf tubuh, dan kemudian aktif kembali untuk menyebabkan herpes zoster.

    Komplikasi langka dari herpes zoster adalah retensi urine, yaitu kandung kemih tidak cukup kosong atau tidak kosong sama sekali saat seseorang buang air kecil. Tetapi, dokter pria tersebut yakin bahwa ini adalah pertama kalinya infeksi seperti ini menyebabkan kandung kemih pecah.

    Dalam kasus ini, pasien memiliki riwayat diabetes yang mungkin memperumit gambaran tersebut. Sebab, diabetes dan herpes zoster mungkin telah menyebabkan masalah saraf yang menurunkan kemampuan pria tersebut untuk merasakan bahwa kandung kemihnya penuh.

    “Hal ini mungkin membuatnya tidak mencari pengobatan sejak dini, sehingga meningkatkan kemungkinan kandung kemihnya akan pecah saat terlalu penuh,” tulis para dokter.

    “Risiko disfungsi sistem urinari terkait herpes zoster tidak dapat diabaikan. Intervensi mendesak sangat diperlukan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Hindari Main HP Sebelum Tidur, Ini Efeknya ke Tekanan Darah

    Hindari Main HP Sebelum Tidur, Ini Efeknya ke Tekanan Darah

    Jakarta

    Siapa yang suka main ponsel atau HP sebelum tidur? Ini biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu, mencari informasi, atau bahkan sekedar melihat hiburan di linimasa media sosial.

    Kebiasaan ini mungkin tampak sepele, tapi nyatanya berdampak nyata pada kesehatan tubuh, khususnya peredaran darah. Benarkah main HP sebelum tidur berefek pada kenaikan tekanan darah?

    Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?

    Dikutip dari Mayo Clinic, tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi umum yang terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri secara konsisten terlalu tinggi. Kondisi ini membuat jantung harus bekerja lebih kuat.

    American College of Cardiology dan American Heart Association membagi tekanan darah menjadi empat kategori umum. Berikut penjelasannya.

    Tekanan darah normal di bawah 120/80 mmHg.Tekanan darah meningkat (elevated) di antara 120-129 mmHg untuk sistolik dan di bawah 80 mmHg untuk diastolik.Hipertensi tahap 1 di antara 130-139 mmHg untuk sistolik dan 80-89 mmHg untuk diastolik.Hipertensi tahap 2 di angka lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg lebih untuk diastolik.

    Main HP Bisa Saja Bikin Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan main HP sebelum tidur mungkin saja meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Namun, kondisi ini terjadi melalui mekanisme tidak langsung.

    Main HP sebelum tidur dapat meningkatkan stimulasi stres sebelum tidur. Selain itu, menurutnya main HP di larut malam juga memberikan stimulasi berlebihan pada sistem saraf simpatik, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

    Ini belum ditambah efek dari kurang tidur yang seringkali terjadi karena terlalu malam main HP.

    “Selain itu, main HP sebelum tidur menyebabkan tidur terganggu, dan kualitas tidur menurun. Stimulasi saraf simpatis yang berlebihan serta kurang tidur, dan tidur tidak berkualitas, terbukti meningkatkan risiko hipertensi,” kata dr Berlian ketika dihubungi detikcom.

    Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi

    dr Berlian menambahkan, risiko tekanan darah tinggi akibat main HP sebelum tidur juga dapat semakin besar bila seseorang memiliki faktor risiko tekanan darah tinggi. Salah satu contohnya adalah gaya hidup sedentari atau kurang beraktivitas fisik.

    Oleh karena itu, menurut dr Berlian penting untuk juga memperhatikan faktor risiko tekanan darah tinggi lain yang ada pada tubuh atau kebiasaan sehari-hari.

    “Betul (faktor risiko meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi akibat main HP sebelum tidur). Beberapa faktor risiko hipertensi di antaranya pola hidup sedentari, kurang gerak, diet tinggi garam, stres yg tidak terkelola dengan baik,” sambungnya.

    Beberapa faktor risiko lain yang harus diperhatikan meliputi:

    Usia tuaRiwayat keluargaObesitas dan kelebihan berat badanKebiasaan merokokKonsumsi alkohol berlebihanPenyakit kronis lain, seperti diabetes.Kehamilan.Langkah Mencegah Masalah Tekanan Darah Tinggi

    Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah tekanan darah tinggi? dr Berlian mengungkapkan penerapan gaya hidup sehat secara keseluruhan adalah kuncinya. Gaya hidup tidak sehat dan tingkat stres tinggi, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, bahkan pada anak muda.

    “Langkah pencegahan (tekanan darah tinggi) adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, olahraga setidaknya 30 menit sehari, diet rendah garam, dan tidur berkualitas,” tandas dr Berlian.

    Kebiasaan begadang dan main HP sebelum tidur dapat memperburuk kondisinya. Dikutip dari Cleveland Clinic, untuk menjaga kualitas tidur, sebaiknya hentikan penggunaan gadget 1-2 jam sebelum tidur.

    (avk/tgm)

  • Barbie Rilis Koleksi Boneka Pengidap Diabetes Tipe 1, Begini Wujudnya

    Barbie Rilis Koleksi Boneka Pengidap Diabetes Tipe 1, Begini Wujudnya

    Jakarta

    Mattel baru saja meluncurkan boneka Barbie pertamanya dengan diabetes tipe 1, tambahan terbaru dalam rangkaian produk yang diklaim dirancang “untuk memungkinkan lebih banyak anak melihat diri mereka sendiri dan mendorong permainan boneka yang melampaui pengalaman hidup seorang anak”.

    Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun ketika tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin. Kondisi ini sering didiagnosis pada masa kanak-kanak, dan pasien harus memantau kadar glukosa mereka dan mengonsumsi insulin setiap hari.

    Barbie baru ini dirancang bekerja sama dengan Breakthrough T1D, lembaga nirlaba global untuk diabetes tipe 1. Boneka ini mengenakan monitor glukosa kontinu (CGM) di lengannya untuk membantu mengelola kondisinya, dan untuk menjaganya tetap terpasang, ia menggunakan plester medis berbentuk hati (berwarna merah muda Barbie).

    Barbie juga membawa ponsel dengan aplikasi CGM untuk membantu melacak kadar gula darahnya sepanjang hari.

    Boneka ini mengenakan pompa insulin, yang memberi Barbie dosis insulin otomatis sesuai kebutuhan, dan membawa tas yang cukup besar untuk membawa barang-barang penting seperti camilan yang mungkin ia butuhkan saat bepergian.

    Saat mengumumkan boneka baru ini, Krista Berger, wakil presiden senior Barbie dan kepala divisi boneka global, mengatakan bahwa boneka ini menandai “sebuah langkah penting dalam komitmen kami terhadap inklusivitas dan representasi”.

    “Barbie membantu membentuk persepsi awal anak-anak tentang dunia, dan dengan mencerminkan kondisi medis seperti T1D, kami memastikan lebih banyak anak dapat melihat diri mereka sendiri dalam cerita yang mereka bayangkan dan boneka yang mereka sukai,” kata Berger.

    Perusahaan tersebut meluncurkan boneka pertamanya yang berkebutuhan khusus – seorang teman Barbie bernama Share-a-smile Becky, yang menggunakan kursi roda – pada tahun 1997. Mattel juga sempat mengeluarkan boneka Barbie dengan down syndrome yang berfokus kepada inklusitas.

    (kna/kna)

  • Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jakarta

    Pandemi COVID-19 sempat menjadi permasalahan besar dunia. Selain memengaruhi sistem pelayanan medis, pandemi yang pertama kali muncul di awal 2020 tersebut juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

    Hal tersebut juga dialami oleh Indonesia. Selama masa pandemi, ada jutaan orang yang menjadi pasien, dan tak sedikit juga yang meninggal dunia. Bagaimana situasi pandemi COVID-19 di Indonesia?

    Kasus COVID-19 di RI

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai tahun 2025 Indonesia mencatatkan total kasus positif COVID-19 hingga 6.830.274 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 20 dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

    Sedangkan untuk angka kematian akibat COVID-19 di RI sampai tahun 2025, tercatat ada 162.059 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 11 dengan angka kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia.

    Kondisi COVID-19 di Negara-negara Asia Tenggara

    Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan kasus kematian akibat COVID-19 terbanyak. Pada peringkat kedua ada Filipina dengan 66.864 kasus kematian, lalu ada Vietnam dengan 43.206 kematian.

    Berikut ini rincian lengkapnya:

    Indonesia – 162.059 kematian dari 6.830.274 kasus.Filipina – 66.864 kematian dari 4.140.383 kasus.Vietnam – 43.206 kematian dari 11.624.000 kasus.Malaysia – 37.351 kematian dari 5.329.836 kasus.Thailand – 34.871 kematian dari 5.247.981 kasus.Myanmar – 19.494 kematian dari 643.349 kasus.Kamboja – 3.056 kematian dari 139.326 kasus.Singapura – 2.024 kematian dari 3.006.155 kasus.Brunei – 182 kematian dari 350.550 kasus.Laos – 671 kematian dari 219.060 kasus.

    Harus Tetap Waspada

    Kasus harian dan efek dari infeksi COVID-19 sudah jauh menurun bila dibandingkan semasa pandemi. Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menuturkan infeksi COVID-19 saat ini sebenarnya lebih mirip dengan flu musiman.

    Gejalanya cenderung lebih ringan lantaran daya tahan tubuh masyarakat jauh lebih baik setelah vaksinasi diberikan.

    “Karena ini sudah dianggap ringan, jadi kita ya untuk kewaspadaan sendiri aja. Terutama untuk orang-orang yang punya komorbid, kemudian orang-orang yang punya orang tua, kemudian anak-anak itu yang rentan terhadap infeksi seperti itu,” kata dr Erlang dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    “Iya betul, perilaku hidup bersih sehat sama seperti COVID yang dulu, pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan itu aja sih,” sambungnya.

    Meski gejalanya cenderung ringan, dr Erlang mengingatkan virus COVID-19 akan selalu ada. Jangan sampai terlena dan tidak menerapkan perlindungan sama sekali, khususnya pada pengidap komorbid seperti diabetes, penyakit paru kronik, jantung, dan sebagainya.

    Infeksi COVID-19 dapat memperburuk masalah kesehatan yang sudah ada.

    “Ya, karena dia penyakitnya ringan, beberapa masyarakat menganggap itu seperti batuk pilek biasa. Ya, kita kan memang normal ya jadi terinfeksi virus seperti itu, batuk pilek dalam satu tahun bisa kena sampai beberapa kali,” tambahnya.

    “Yang jadi masalah sebenarnya, kalau pada orang-orang yang rentan. Seperti anak-anak atau bayi, balita, kemudian orang tua dan yang punya komorbid, itu kadang-kadang infeksi yang sedikit saja, yang ringan saja, itu membuat komorbidnya jadi tambah berat,” jelas dr Erlang.

    Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman beberapa waktu lalu mengimbau untuk vaksinasi booster. Vaksin booster sangat disarankan untuk kelompok-kelompok rentan seperti lansia, orang dengan imunitas rendah, serta orang dengan komorbid atau penyerta.

    Jumlah vaksin gratis yang disediakan saat ini sudah sangat terbatas. Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapatkan secara mandiri dengan kisaran harga Rp 200 ribuan.

    “Gratis di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Tetapi jumlahnya sudah terbatas,” tutur Aji beberapa waktu lalu.

    Daftar Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak

    Berikut ini 10 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 103 juta kasus.China – 99,4 juta kasus.India – 45,1 juta kasus.Prancis – 39 juta kasus.Jerman – 38,4 juta kasus.Brasil – 37,7 juta kasus.Korea Selatan – 34,6 juta kasus.Jepang – 33,8 juta kasus.Italia – 27 juta kasus.Britania Raya – 25,1 juta kasus.

    Berikut ini 10 negara dengan angka kematian COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 1,2 juta kasus kematian.Brasil – 703 ribu kasus kematian.India – 534 ribu kasus kematian.Rusia – 404 ribu kasus kematian.Meksiko – 335 ribu kasus kematian.Britania Raya – 232 ribu kasus kematian.Peru – 221 ribu kasus kematian.Italia – 199 ribu kasus kematian.Jerman – 175 ribu kasus kematian.Prancis – 168 ribu kasus kematian.

    (avk/tgm)