Topik: diabetes

  • Profil Dea Onlyfans yang Jadi Perbincangan karena Video Syur di Medsos

    Profil Dea Onlyfans yang Jadi Perbincangan karena Video Syur di Medsos

    Jakarta, Beritasatu.com – Profil Gusti Ayu Dewanti atau Dea Ayu atau Dea Onlyfans kembali menjadi perbincangan dan dicari netizen, setelah video syur dirinya dengan bintang film dewasa asal Tunisia Youssef Khelil alias Ozuottag beredar di media sosial (medsos).

    Profil Dea Onlyfans

    Dea Onlyfans diketahui memilik nama asli Gusti Ayu Dewanti. Dea diketahui merupakan seorang mahasiswa asal Malang, Jawa Timur dan menempuh pendidikan di Semarang, Jawa Tengah.

    Sayangnya, ayah kandung Dea Onlyfans telah mengembuskan napas terakhir akibat penyakit gagal ginjal dan diabetes pada April 2020.

    Dea Onlyfans Suka Foto Seksi

    Pada pengakuannya dengan Deddy Corbuzier pada Sabtu (26/3/2022), Dea Onlyfans mengaku menyukai foto-foto seksi.

    “Jujur, aku suka aja sama foto seksi kayak begitu,” jelas Dea Onlyfans.

    Selain menyukai foto seksi, Dea Onlyfans ternyata memiliki pengalaman buruk yang dialaminya akibat mendapatkan perundungan.

    “Mungkin saya termasuk wanita yang tinggi b*r**i, ya,” tuturnya.

    “Saya itu juga pernah mendapatkan perundungan, karena banyak yang menghina fisik saya,” lanjutnya.

    Ditetapkan Tersangka Kasus Pornografi.

    Dea Onlyfans mengaku, memiliki uang belasan juta setiap bulannya dari hasilnya ‘menjual’ konten di Onlyfans. Bahkan, dirinya memiliki lebih dari 200 subscriber di Onlyfans.

    “US$ 7 hanya dari media sosial saja (medsos), dan itu terpotong dari Onlyfans. Jadi, total yang aku dapatkan itu US$ 5,4 untuk per subscriber. Ya, paling per bulan bisa Rp 14 jutaan,” tuturnya.

    Namun, atas perbuatannya itu membuat Dea Onlyfans ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya pada Maret 2022.

    Dea Ayu kemudian divonis hukuman penjara 10 bulan. Tuntutan ini lebih ringan dari tuntutan jaksa. Dea Onlyfans akhirnya dinyatakan bebas murni pada September 2023.

    Kini, kembali muncul video syur diduga Dea Onlyfans yang beredar di media sosial. Pada video tersebut, Dea Onlyfans bersama bintang film dewasa asal Tunisia Youssef Khelil alias Ozuottag yang diunggah pertama kali oleh akun X @milffamily06.

  • Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memberikan tanggapan terkait temuan 62,09 persen aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI mengalami obesitas.

    “Pokoknya kalau obesitas, ikuti gubernurnya lah, supaya nggak obesitas. Gubernurnya tukang jalan, tukang sepeda-an, hidup sehat, walaupun bebannya banyak,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan hasil skrining kesehatan dimana sebanyak 62,09 ASN DKI Jakarta mengalami obesitas.

    Dari 62,09 persen ASN DKI Jakarta yang mengalami obesitas, 40,03 persen ASN diantaranya obesitas I dan obesitas II sebesar 22,06 persen.

    Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan kondisi ini menjadi perhatian serius karena berkaitan erat dengan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

    Setelah adanya temuan tersebut, Pramono menilai gaya hidup sehat harus menjadi bagian dari budaya kerja ASN khususnya di DKI Jakarta.

    Bukan hanya untuk menjaga penampilan, kata Pramono, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan publik.

    “Jadi saya meminta, kalau memang betul ada temuan itu, saya akan mulai mewajibkan untuk berolahraga,” kata Pramono.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selama ini telah mengampanyekan gaya hidup aktif melalui berbagai kegiatan seperti car free day (CFD) hingga fasilitas olahraga di kantor.

    Namun, Pramono menilai upaya tersebut belum sepenuhnya diterapkan secara disiplin oleh seluruh ASN. Untuk itu, Pramono berkomitmen untuk mendorong perubahan yang nyata di lingkungan kerja Pemprov DKI.

    Pramono mencontohkan gaya hidup pribadinya sebagai bentuk ajakan terbuka kepada para ASN.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemenkes Segera Uji Coba Layanan Kesehatan Berbasis AI dan Regulatory Sandbox

    Kemenkes Segera Uji Coba Layanan Kesehatan Berbasis AI dan Regulatory Sandbox

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan terobosan baru berupa layanan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk tindakan preventif terhadap penyakit, dan juga Regulatory Sandbox untuk pengujian layanan.

    Layanan AI tersebut salah satunya mencakup skrining digital diabetes mellitus dan hipertensi yang memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan skrining awal yang terjangkau dan fleksibel secara waktu dan tempat. 

    Inisiatif tersebut dilaksanakan mengingat diabetes mellitus dan hipertensi merupakan 2 dari 10 penyebab utama kematian di Indonesia. Keduanya seringkali tidak disadari oleh orang yang berisiko mengidapnya, dan alat tesnya pun relatif mahal.

    Selain inovasi preventif itu, ada juga Toolkit Prediksi dan Perencanaan Malaria (MPPT), sebagai upaya pengendalian dan pencegahan Malaria. 

    MPPT memanfaatkan data dari berbagai sumber, termasuk pola cuaca, faktor lingkungan, dan data historis kejadian malaria yang dipadukan dengan model AI, toolkit ini akan memberikan wawasan kepada pejabat kesehatan dan peneliti terkait potensi wabah di masa depan.

    “Untuk Sandbox kami, nantinya akan berfungsi untuk menguji regulasi, memperluas pemanfaatan produk, dan mengembangkan inovasi sebelum nantinya produk kesehatan diluncurkan,” jelas Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji tentang Regulatory Sandbox, di Jakarta (23/07/25).

    Dia juga mengatakan, sejak 2024, Sandbox milik Kemenkes tersebut sudah mengakomodir enam klaster kesehatan yaitu medical education, medical diagnosis, patient solutions, online marketplace, tele kesehatan, dan wellness wearable/devices.

    Untuk masa mendatang, Kemenkes juga akan melakukan sejumlah uji coba layanan AI preventif lainnya dalam rangka revolusi diagnostik dan jalur pengobatan. Layanan ini akan berfokus pada imaging, atau analisis hasil pemeriksaan seperti X-Ray, Ultrasonografi (USG), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

    “Contohnya dapat dilihat pada layanan CT Scan Otak untuk kondisi sistem saraf di RSPON Mahar Mardjono. Selain itu, kami juga sedang engembangkan fitur chat AI Large Language Model (LLM) khusus di bidang kesehatan,” kata Setiaji.

    Untuk strategi khusus terkait validasi AI di bidang kesehatan, Kemenkes akan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) khusus AI, yang berisikan para tenaga medis, pakar di universitas, dan bisnis startup kesehatan, yang berfokus pada pembentukan regulasi.

    Sebelumnya, layanan SatuSehat sudah terlebih dahulu diluncurkan oleh Kemenkes. Aplikasi yang sebelumnya bernama PeduliLindungi tersebut menjadi platform pendukung layanan kesehatan yang terintegrasi, serta memiliki aksesibilitas yang mudah.

    SatuSehat memungkinkan penggunanya mengakses data kesehatan baik publik, maupun yang pribadi tanpa khawatir akan keamanannya, bahkan juga mampu difungsikan untuk melihat rekam medis.

    Pemerintah berharap dengan semua inovasi yang akan diterapkan, nantinya akan muncul AI healthcare specialist di masa mendatang, dan juga mampu mewadahi inovator dengan AI yang tersentralisasi. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius

    Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius

    Ilustrasi – Sparatur Sipil Negara (ASN) berolahraga bersama, Jakarta, Sabtu (19/7/2025). (ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta)

    Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 20 Juli 2025 – 17:15 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan obesitas di kalangan ASN menjadi perhatian serius karena berkaitan dengan risiko penyakit tidak menular. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati dalam keterangan di Jakarta, Minggu, menyampaikan obesitas berkaitan erat dengan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke dan jantung.

    Hal itu disampaikan berkaitan dengan hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09 persen obesitas. Dia merinci, dari 62,09 persen ASN yang obesitas, sebesar 40,03 persen masuk kategori obesitas tingkat I (indeks massa tubuh/IMT 30-40) dan 22,06 persen obesitas tingkat II (IMT 40,1-50).

    Adapun program skrining kesehatan tersebut dilakukan pada 2024 dan diikuti 9.936 ASN. Pemeriksaan mencakup pengukuran indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kebugaran jasmani dan kadar gula darah sewaktu. Selain kesehatan fisik, aspek kesehatan mental juga menjadi fokus.

    Berdasarkan pengukuran menggunakan alat SRQ-29 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15,03 persen ASN terindikasi memiliki potensi masalah kesehatan mental, mulai dari gejala emosional ringan hingga gangguan tidur.

    “Meski belum merupakan diagnosis medis, hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional,” kata Ani.

    Sementara itu, dari sisi kebugaran, hanya 9,6 persen ASN yang masuk kategori “baik” atau “baik sekali” berdasarkan uji “Rockport Walk Test” yang mengukur kebugaran jantung-paru. Mayoritas ASN berada pada kategori “cukup” hingga “kurang”, yang menandakan perlunya peningkatan aktivitas fisik di lingkungan kerja.

    Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen meningkatkan kesehatan ASN untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih optimal bagi masyarakat.

    Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui program Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia) yang mengampanyekan gaya hidup sehat. Program ini mengajak ASN dan masyarakat umum untuk berjalan kaki minimal 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.

    Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko PTM seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker, sekaligus mendorong deteksi dini terhadap masalah psikologis yang kerap luput dari perhatian.

    “Kegiatan ini dirancang untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular sekaligus mendorong deteksi dini masalah psikologis yang sering kali tidak disadari,” ujar Ani.

    Melalui program Jakarta BERJAGA, Pemprov DKI berharap ASN dapat meningkatkan kebugaran fisik demi mendukung kinerja pelayanan publik. Untuk memotivasi ASN mencapai berat badan ideal, diluncurkan pula gerakan edukatif bertajuk “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu”.

    Pemprov juga menyiapkan Agen Perubahan (Agent of Change) PTM dan membuka layanan konseling kesehatan di kantor-kantor layanan publik. Di bidang kesehatan mental, layanan konsultasi daring JakCare diperluas sebagai bagian dari program prioritas Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.

    Layanan ini menyediakan akses telekonsultasi yang gratis dan mudah dijangkau oleh ASN maupun masyarakat. Dari sisi regulasi, Pemprov DKI menguatkan upaya pengendalian PTM melalui Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2021 dan Instruksi Kepala Dinas Kesehatan Nomor 6 Tahun 2022.

    Kemudian, sebagai bentuk perluasan layanan promotif, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini juga dibuka untuk masyarakat umum.

    Sebanyak 44 Puskesmas dan 23 Puskesmas Pembantu disiagakan untuk melayani pemeriksaan kesehatan dasar secara menyeluruh.

    Sumber : Antara

  • Sering Tak Disadari, Begini Gejala Diabetes yang Muncul saat Bangun Tidur

    Sering Tak Disadari, Begini Gejala Diabetes yang Muncul saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Kencing manis atau diabetes melitus, merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Ini terjadi akibat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin (hormon yang membantu mengolah glukosa untuk dijadikan energi) atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

    Tak banyak yang sadar, pagi hari adalah salah satu waktu yang sering memunculkan gejala diabetes. Ini juga dikenal sebagai dawn phenomenon atau fenomena fajar.

    Apa Itu Fenomena Fajar?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, fenomena fajar terjadi ketika hormon-hormon alami yang diproduksi tubuh pagi hari menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini hanya dialami oleh orang dengan diabetes dan merupakan salah satu penyebab umum kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) di pagi hari.

    Fenomena fajar cukup umum dialami oleh pasien diabetes. Studi menunjukkan lebih dari 50 persen pengidap diabetes tipe satu maupun dua mengalaminya.

    Sebagai informasi, diabetes melitus tipe satu terjadi karena tubuh sama sekali tidak memproduksi insulin akibat kerusakan autoimun pada sel pankreas. Sedangkan, diabetes tipe dua terjadi akibat tubuh tidak cukup merespons insulin (resistensi insulin) atau produksinya tidak mencukupi.

    Gejala Diabetes saat Bangun Tidur

    Tanda utama dari fenomena fajar adalah kadar gula darah yang tinggi di pagi hari. Kondisi ini biasanya akan diketahui melalui alat pengukur glucometer atau alat continuous glucose monitoring (CGM).

    Tergantung dari seberapa tinggi kadar gula darah, gejala yang mungkin muncul saat bangun tidur antara lain:

    1. Rasa Haus Berlebihan

    Rasa haus berlebih atau polidipsia terjadi karena ketika kadar glukosa darah meningkat, ginjal memproduksi lebih banyak urine untuk membuang kelebihan glukosa dari tubuh. Ketika tubuh kehilangan banyak cairan tubuh, maka otak memberi sinyal haus.

    2. Rasa Lapar Meningkat

    Pada orang dengan diabetes, glukosa tidak dapat masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi. Akibat glukosa tidak dijadikan energi, tubuh akhirnya mudah merasa lapar atau polifagia.

    Rasa lapar yang disebabkan polifagia biasanya tidak akan hilang begitu saja meski sudah makan.

    3. Sering Buang Air Kecil

    Secara umum, manusia buang air kecil sebanyak 1-2 liter sehari. Sedangkan orang dengan kondisi ini bisa buang air kecil sebanyak 3 liter setiap hari. Gejala ini biasanya juga muncul di pagi hari.

    Ketika glukosa darah terlalu tinggi, ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui buang air kecil. Ini yang membuat ginjal menyaring lebih banyak air untuk meningkatkan urine.

    4. Kebas dan Kesemutan

    Meskipun jarang, gejala kebas dan kesemutan di tangan dan kaki terkadang muncul pada pengidap diabetes. Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan fungsi saraf terganggu sehingga muncul kebas.

    5. Penglihatan Kabur

    Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat menarik cairan dari jaringan tubuh, termasuk jaringan lensa mata. Kadar gula darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah di retina.

    Akibatnya, kemampuan untuk mengatur fokus terganggu dan pandangan menjadi kabur.

    (avk/kna)

  • BGN Mulai Salurkan Makan Bergizi Gratis ke Sekolah Rakyat, Usulkan Gizi Masuk Kurikulum Wajib

    BGN Mulai Salurkan Makan Bergizi Gratis ke Sekolah Rakyat, Usulkan Gizi Masuk Kurikulum Wajib

    JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mulai mengintegrasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke dalam Sekolah Rakyat, program pendidikan baru yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini ditujukan untuk memastikan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem memperoleh akses pendidikan berkualitas sekaligus asupan gizi seimbang secara rutin.

    Staf Khusus BGN, Redy Hendra Gunawan, menyatakan bahwa peluncuran Sekolah Rakyat pada Senin 14 Juli lalu langsung dibarengi dengan penyaluran program MBG secara bertahap di sekolah-sekolah tersebut. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 848 siswa Sekolah Rakyat yang menjadi penerima manfaat MBG.

    “Bersamaan dengan peluncuran Sekolah Rakyat, BGN telah menyalurkan MBG ke sekolah-sekolah tersebut. Jumlah penerima manfaat akan terus bertambah seiring bertambahnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah,” ujar Redy di Jakarta, Sabtu, 19 Juli.

    Skema pemberian makan di Sekolah Rakyat berbeda dari sekolah umum. Jika sekolah umum hanya menerima satu kali makan siang, siswa Sekolah Rakyat mendapatkan tiga kali makan (sarapan, makan siang, makan malam) serta dua kali kudapan pagi dan sore.

    BGN juga telah mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk mendukung distribusi makanan bergizi. Dari hasil pemetaan, saat ini terdapat 16 SPPG yang siap menjalankan layanan untuk Sekolah Rakyat. Dua di antaranya, yakni SPPG Margahayu dan SPPG Graha Prima Kencana, bahkan telah dijadikan proyek percontohan dengan melayani ribuan penerima manfaat dari berbagai jenjang pendidikan.

    Sementara itu, secara nasional, Program MBG menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga akhir pekan ini, jumlah SPPG yang beroperasi telah mencapai 2.109 unit—bertambah 111 unit sejak awal pekan. Total penerima manfaat MBG kini telah menembus angka 6.379.433 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

    Tak hanya soal distribusi makanan bergizi, BGN juga mendorong penguatan edukasi gizi secara struktural di lingkungan pendidikan. Dalam pernyataan terpisah, Dewan Pakar Bidang Gizi BGN, Ikeu Tanziha, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) agar pendidikan gizi dijadikan pelajaran wajib di sekolah.

    “Gizi bukan hanya soal makanan, tapi soal masa depan. Anak yang memahami gizi akan tumbuh sehat, berpikir tajam, dan mampu berkontribusi bagi bangsa,” kata Ikeu.

    Ia menilai sekolah merupakan ruang edukatif yang ideal untuk mentransfer pengetahuan gizi secara sistematis. Pendidikan gizi akan mencakup topik-topik seperti konsep dasar nutrisi, pengelompokan makanan, peran zat gizi, serta dampak buruk dari kebiasaan makan tidak sehat.

    Selain teori, siswa juga akan dibekali keterampilan praktis seperti memasak sederhana dan berkebun, yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ikeu yakin pendidikan gizi akan menjadi bekal penting bagi siswa dalam membuat keputusan yang sehat terkait pola makan, sekaligus menjadi alat preventif terhadap penyakit tidak menular seperti obesitas dan diabetes.

    “Pendidikan gizi sejak dini menciptakan sinergi positif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ini langkah penting menuju Generasi Emas Indonesia 2045,” imbuhnya.

    Sebagai bagian dari upaya edukasi publik, BGN juga aktif menyosialisasikan pentingnya gizi melalui berbagai kanal media, seperti podcast di YouTube, video edukatif dengan latar dapur dan sekolah, serta kampanye di pasar tradisional.

    Dengan integrasi MBG dan edukasi gizi di Sekolah Rakyat, serta usulan kurikulum wajib gizi, BGN berharap dapat meletakkan fondasi yang kuat untuk membentuk generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif di masa mendatang.

  • Terlalu Banyak Konsumsi Madu Ternyata Ada Dampaknya, Ini 5 Efek Buruk bagi Kesehatan Tubuh

    Terlalu Banyak Konsumsi Madu Ternyata Ada Dampaknya, Ini 5 Efek Buruk bagi Kesehatan Tubuh

    JAKARTA – Madu adalah salah satu bahan alami yang sering digunakan, baik sebagai makanan maupun untuk perawatan tubuh. Madu dikenal baik untuk pencernaan, kulit, rambut, dan lainnya.

    Madu dianggap sebagai pemanis alami yang lebih sehat dibanding gula biasa. Rasanya  manis dan manfaatnya yang banyak, tak heran banyak orang menambahkan madu ke dalam oatmeal, susu, atau dessert.

    Beberapa manfaat mengonsumsi madu di antaranya meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyembuhan luka, mendukung sistem pencernaan, meredakan sakit tenggorokan, hingga baik untuk kulit.

    Menurut American Heart Association, batas konsumsi madu per hari adalah pria maksimal 9 sendok teh (sekitar 36 gram), dan wanita serta anak-anak maksimal 6 sendok teh (sekitar 24 gram).

    Meskipun madu alami dan sehat, tetap saja konsumsi berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Berikut 5 efek buruk kebanyakan mengonsumsi madu, seperti dilansir dari laman Healthshots pada Sabtu, 19 Juli.

    Meningkatkan Gula Darah

    Madu mengandung gula dan karbohidrat dalam jumlah tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, kadar gula darah bisa naik drastis. Bagi penderita diabetes, hal ini bisa sangat berbahaya. Penelitian dalam Progress in Cardiovascular Diseases menyebutkan diet tinggi gula, termasuk madu bisa memicu resistensi insulin.

    Menurunkan Tekanan Darah Secara Berlebihan

    Meski madu bisa membantu menurunkan tekanan darah, konsumsi terlalu banyak justru bisa menyebabkan tekanan darah terlalu rendah (hipotensi), yang dalam jangka panjang bisa mengganggu fungsi jantung. Hal ini dibuktikan dalam studi di International Journal of Molecular Sciences.

    Masalah Pencernaan

    Kandungan fruktosa yang tinggi dalam madu bisa memicu masalah perut seperti sembelit, kembung, hingga diare. Madu termasuk dalam golongan makanan FODMAP (karbohidrat sulit diserap usus halus) yang sebaiknya dihindari penderita IBS (Irritable Bowel Syndrome), menurut International Journal of Preventive Medicine.

    Meningkatkan Berat Badan

    Satu sendok teh madu mengandung sekitar 64 kalori. Jika tidak dikontrol, konsumsi madu bisa menambah asupan kalori harian dan menyebabkan berat badan naik, terutama bagi Anda yang sedang diet.

    Masalah Gigi

    Madu memang alami, tapi tetap saja tinggi gula. Sekitar 82 persen dari kandungan madu adalah gula. Ini bisa menyebabkan kerusakan gigi jika dikonsumsi berlebihan. Sifatnya yang lengket, madu juga mudah menempel di gigi dan mempercepat pembentukan plak.

  • 62% ASN DKI Obesitas, Pemprov DKI Dorong Pegawainya Jadi Panutan Gaya Hidup Sehat

    62% ASN DKI Obesitas, Pemprov DKI Dorong Pegawainya Jadi Panutan Gaya Hidup Sehat

    Jakarta: Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi teladan dalam menerapkan gaya hidup sehat dan aktif. 

    Ajakan ini jadi bagian dari gerakan Jakarta BERJAGA 2.0, yang kembali diluncurkan untuk 2025 mendatang.

    “Semua ASN adalah role model (panutan) untuk menyatakan kepada masyarakat dan mengajak untuk memiliki gaya hidup yang aktif,” tegas Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati di Balai Kota Jakarta, dilansir Antara, Sabtu, 19 Juli 2025.
    Kenapa ASN harus bergerak lebih aktif?
    Ajakan ini bukan tanpa alasan. Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI pada 2024 menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan 62 persen ASN mengalami obesitas. Lalu sebanyak 5,4 persen kelebihan berat badan. 
     

    Selain itu, sebanyak 27,6 persen hipertensi. Kemudian 5,7 persen diabetes melitus, 24 persen kurang bugar, dan 15 persen mengalami masalah kejiwaan

    Adapun program Jakarta BERJAGA 2.0 merupakan inisiatif yang mengajak masyarakat untuk menerapkan kebiasaan sehat secara konsisten. Salah satu misinya dengan berjalan kaki 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.

    Tak cuma sehat, program ini juga seru karena menyediakan hadiah menarik untuk peserta dan kelompok terbaik yang paling konsisten!
    Hari Jumat, saatnya ASN Jakarta olahraga
    Untuk memperkuat kebiasaan sehat ini, Dinas Kesehatan DKI juga mencanangkan hari Jumat sebagai hari olahraga bersama. Ajakan ini ditujukan kepada seluruh ASN dan masyarakat agar menjadikan olahraga sebagai gaya hidup rutin, bukan sekadar aktivitas sesekali.

    “Kami ingin terus mengkampanyekan juga bahwa hari Jumat adalah hari berolahraga untuk kita semua sebagai awal kita memiliki gaya hidup yang sehat,” ucap Ani.

    Program ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya ASN, tapi juga pegawai swasta, komunitas, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, bahkan kamu yang tinggal di Jakarta!

    Jakarta: Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi teladan dalam menerapkan gaya hidup sehat dan aktif. 
     
    Ajakan ini jadi bagian dari gerakan Jakarta BERJAGA 2.0, yang kembali diluncurkan untuk 2025 mendatang.
     
    “Semua ASN adalah role model (panutan) untuk menyatakan kepada masyarakat dan mengajak untuk memiliki gaya hidup yang aktif,” tegas Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati di Balai Kota Jakarta, dilansir Antara, Sabtu, 19 Juli 2025.
    Kenapa ASN harus bergerak lebih aktif?
    Ajakan ini bukan tanpa alasan. Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI pada 2024 menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan 62 persen ASN mengalami obesitas. Lalu sebanyak 5,4 persen kelebihan berat badan. 
     

    Selain itu, sebanyak 27,6 persen hipertensi. Kemudian 5,7 persen diabetes melitus, 24 persen kurang bugar, dan 15 persen mengalami masalah kejiwaan

    Adapun program Jakarta BERJAGA 2.0 merupakan inisiatif yang mengajak masyarakat untuk menerapkan kebiasaan sehat secara konsisten. Salah satu misinya dengan berjalan kaki 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.
     
    Tak cuma sehat, program ini juga seru karena menyediakan hadiah menarik untuk peserta dan kelompok terbaik yang paling konsisten!

    Hari Jumat, saatnya ASN Jakarta olahraga
    Untuk memperkuat kebiasaan sehat ini, Dinas Kesehatan DKI juga mencanangkan hari Jumat sebagai hari olahraga bersama. Ajakan ini ditujukan kepada seluruh ASN dan masyarakat agar menjadikan olahraga sebagai gaya hidup rutin, bukan sekadar aktivitas sesekali.
     
    “Kami ingin terus mengkampanyekan juga bahwa hari Jumat adalah hari berolahraga untuk kita semua sebagai awal kita memiliki gaya hidup yang sehat,” ucap Ani.
     
    Program ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya ASN, tapi juga pegawai swasta, komunitas, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, bahkan kamu yang tinggal di Jakarta!

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (ANN)

  • Malam Hari Jadwal Ginjal Istirahat? Cuma Mitos, Dokter Luruskan Faktanya

    Malam Hari Jadwal Ginjal Istirahat? Cuma Mitos, Dokter Luruskan Faktanya

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, viral di berbagai platform media sosial, anjuran untuk tidak banyak minum menjelang tidur. Menurut beberapa posting-an viral, banyak minum sebelum tidur mengganggu jadwal ginjal ‘istirahat’, sehingga berpotensi merusak organ tersebut.

    “Rahasia medis TERBONGKAR. Minum air putih sebelum tidur=ginjal gak pernah libur katanya. Setuju apa ngaco nih info?” tulis salah satu akun di X, dikutip detikcom, Jumat (18/7/2025).

    “Setau gua dari jam 7 malem emang gak disarankan banyak minum air, banyakin minum dari pagi sampe sore,” tulis akun lain.

    “Aku sebelum tidur kalau minum tuh selalu tengah malem kebangun buat buang air,” tambah akun lain.

    Dipastikan Cuma Mitos!

    Spesialis urologi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof dr Ponco Birowo SpU(K), PhD membantah konsep tersebut. Faktanya, ginjal memang tidak mengenal jadwal ‘beristirahat’.

    “Nggak, itu hanya mitos. Aman (minum air sebelum tidur),” kata dr Ponco kepada detikcom, Sabtu (28/6/2025).

    Sebaliknya, dr Ponco mengatakan, rutin mengonsumsi air dengan takaran yang dianjurkan itu dapat membantu ginjal tetap sehat.

    “Yang penting selama 24 jam dia itu hsrus minum air putih sekitar 2-2,5 liter,” katanya.

    Meskipun aman, dr Ponco menambahkan, minum air putih sebelum tidur bagaimanapun memang memiliki risiko. Nggak bahaya sih, tapi dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.

    “Kalau dia minum malam (sebelum tidur) dia kan jadi sering kencing. Nanti tidurnya terganggu cuma itu aja sih,” tegasnya.

    Pentingnya Cukup Minum Air

    Dikutip dari Healthline, menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh, di antaranya:

    1. Memaksimalkan Kinerja Fisik

    Jika seseorang berada dalam kondisi dehidrasi, maka kinerja fisik akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kontrol suhu tubuh, penurunan motivasi, dan peningkatan kelelahan. Hal ini juga dapat membuat olahraga terasa jauh lebih sulit, baik secara fisik maupun mental.

    2. Mencegah Sakit Kepala

    Dehidrasi dapat memicu sakit kepala dan migrain pada beberapa individu. Penelitian telah menunjukkan bahwa sakit kepala adalah salah satu gejala dehidrasi yang paling umum.

    Hal ini membuat mencukupi kebutuhan air harian sangatlah penting, sehingga dapat mencegah terjadinya sakit kepala yang dapat mengganggu aktivitas.

    3. Meredakan Sembelit

    Asupan cairan yang lebih banyak akan meningkatkan volume urine yang melewati ginjal. Hal ini akan mengencerkan konsentrasi mineral, sehingga mineral tidak akan mudah mengkristal dan menggumpal.

    Ada bukti terbatas bahwa asupan air dapat membantu mencegah kekambuhan pada orang yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.

    Minum air yang cukup dapat membantu proses penurunan berat badan. Hal ini karena air dapat meningkatkan rasa kenyang dan meningkatkan laju metabolisme tubuh.

    5. Mencegah Batu Ginjal

    Asupan cairan yang lebih banyak akan meningkatkan volume urine yang melewati ginjal. Hal ini akan mengencerkan konsentrasi mineral, sehingga mineral tidak akan mudah mengkristal dan menggumpal.

    Ada bukti terbatas bahwa asupan air dapat membantu mencegah kekambuhan pada orang yang sebelumnya pernah mengalami penyakit batu ginjal.

    Kebiasaan Sepele yang Merusak Ginjal

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa penyebab paling umum dari kerusakan ginjal kronis, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Ini bisa berasal dari gaya hidup seseorang yang kurang baik.

    Namun, ada beberapa kebiasaan sepele yang ternyata mampu merusak ginjal, di antaranya:

    Kurang minum air putihTerlalu banyak konsumsi alkoholPola makan tinggi garamKonsumsi obat-obatan tertentuKonsumsi Ultra Processed Food (UPF) atau makanan dengan pengolahan intensif.

    (dpy/up)

  • Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    JAKARTA – Pola makan memiliki peranan penting dalam kesehatan tubuh, terlebih seiring bertambahnya usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Hipertensi yang muncul pada usia 30an dapat terjadi karena pola makan yang buruk. Berikut beberapa kebiasaan makan yang dapat picu risiko hipertensi di usia 30an, yang sebaiknya Anda hentika jika sering melakukannya.

    1. Konsumsi makanan olahan

    Dikutip dari WebMD, pada Jumat, 18 Juli 2025, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.

    Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, hingga protein rendah lemak.

    2. Melewat sarapan

    Kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat memicu hipertensi di usia 30an. Tidak sarapan terbukti meningkatkan kortisol, yang merupakan hormon stres utama.

    Lonjakan kortisol yang secara teratur terjadi bisa menyebabkan peningkatan sistem sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hingga stroke.

    3. Konsumsi banyak gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningaktkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkakan tekanan darah atau hipertensi. Gula tambahan dalam minuman ringan dapat memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    4. Tidak mengonsumsi kalium yang cukup

    Kalium membantu tubuh untuk mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh rendah, maka bisa menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya berisiko tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” kata Wakil Ketua Kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD.

    Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi 3.500 sampai 5.000 mg kalium per hari. Beberapa makanan tinggi kalium yang bisa dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.