Topik: diabetes

  • Mahasiswa Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir di Usia 23, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Mahasiswa Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir di Usia 23, Ini Gejala yang Dikeluhkan

    Jakarta

    Mahasiswa di Vietnam banyak yang didiagnosis mengidap gagal ginjal akut stadium akhir. Hal ini disebabkan gaya hidupnya yang tidak sehat, seperti makan makanan cepat saji hingga kebiasaan begadang.

    Duy yang merupakan seorang mahasiswa berusia 23 tahun didiagnosis didiagnosis mengidap penyakit ginjal kronis stadium IV setahun yang lalu, oleh dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi. Ia diharuskan menjalani dialisis atau cuci darah secara rutin.

    Ia mengaku memiliki kebiasaan makan dan tidur yang tidak teratur. Biasanya, Duy mengonsumsi teh susu, minuman ringan, mi instan pedas, gorengan, dan kebiasaan begadang.

    Sebelumnya, ia menjalani pengobatan tetapi harus berhenti karena sibuk mempersiapkan ujian kelulusan. Bahkan, ia tidak lagi mengonsumsi obat selama dua bulan.

    Sampai akhirnya, Duy merasakan kelelahan dan mual yang parah. Ia pun harus dirawat di rumah sakit lagi dan rutin menjalani dialisis.

    “Jika saya bisa memutar waktu, saya akan lebih memperhatikan kesehatan saya. Tapi, sekarang sudah terlambat,” tuturnya yang dikutip dari VNExpress, Minggu (17/8/2025).

    Hal yang sama juga terjadi pada mahasiswi bernama Hoai. Ia didiagnosis gagal ginjal stadium akhir saat masih berusia 20 tahun.

    Sebelumnya, ia memang selalu mengejar deadline karena harus kuliah dan bekerja paruh waktu hingga harus begadang setiap hari. Bahkan, yang dikonsumsinya kebanyakan adalah makanan cepat saji, roti, sosis, mi instan, dan kopi yang kental.

    Hoai mengaku hanya minum air putih sedikit, saat merasa sangat haus.

    Sampai suatu waktu, ia mulai mengeluhkan beberapa gejala seperti mual, kelelahan, insomnia, dan perubahan indera perasa. Setelah diperiksa dokter, fungsi ginjalnya berada di bawah 10 persen.

    Agar bisa tetap sehat, Hoai harus segera melakukan transplantasi ginjal.

    Menyoal Gagal Ginjal

    Dikutip dari Cleveland Clinic, gagal ginjal adalah kondisi ketika satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Gangguan ini bisa bersifat sementara dan berkembang cepat, yang dikenal sebagai gagal ginjal akut.

    Selain itu, gagal ginjal juga dapat berlangsung dalam jangka panjang dan semakin memburuk seiring waktu, disebut sebagai gagal ginjal kronis. Jika terus berlanjut tanpa penanganan, kondisi ini bisa mencapai tahap paling serius, yakni penyakit ginjal stadium akhir, yang berpotensi mematikan apabila tidak segera ditangani.

    Penyebab paling umum gagal ginjal adalah kondisi seperti diabetes dan darah tinggi atau hipertensi. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Gula darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak ginjal dan organ lainnya.

    Tekanan darah tinggi berarti darah mengalir dengan kuat melalui pembuluh darah tubuh. Seiring waktu dan tanpa pengobatan, tekanan ekstra ini dapat merusak jaringan ginjal.

    Selain itu, beberapa penyebab gagal ginjal akut dan kronis lainnya, seperti:

    Infeksi.Gumpalan darah atau peradangan pada pembuluh darah ginjal.Dehidrasi.Ureter (saluran yang mengalirkan urine dari ginjal) yang tersumbat, karena batu ginjal, tumor, atau pembesaran prostat.Beberapa obat-obatan.Gagal jantung.Sementara itu, gagal ginjal kronis paling umum disebabkan oleh:Diabetes.Tekanan darah tinggi atau hipertensi.Peradangan pada ginjal atau glomerulonefritis.

    Gejala Gagal Ginjal

    Banyak orang mungkin hanya merasakan sedikit gejala, bahkan tidak merasakan apa-apa pada tahap awal penyakit ginjal. Namun, meskipun terlihat baik-baik saja, penyakit ginjal kronis tetap dapat menimbulkan kerusakan serius.

    Gejala gagal ginjal bisa berbeda pada setiap orang. Saat fungsi ginjal menurun, beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain:

    Kelelahan ekstrem (fatigue).Mual dan muntah.Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.Pembengkakan (edema), terutama di sekitar tangan, pergelangan kaki, atau wajah.Perubahan frekuensi buang air kecil.Kram (kejang otot).Kulit kering atau gatal.Nafsu makan berkurang, atau makanan terasa seperti logam.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • 5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular atau cardiovascular diseases (CVD). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CVD merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

    Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, dan pola makan berperan besar dalam hal ini. Dikutip dari Times of India, berikut daftar makanan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

    1. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, dan Swiss chard adalah sumber gizi yang luar biasa. Sayuran ini kaya akan vitamin K, yang berperan melindungi arteri serta membantu proses pembekuan darah secara normal.

    Sebuah studi terbaru dari Edith Cowan University (ECU), University of Western Australia, dan Danish Cancer Institute menunjukkan, konsumsi satu setengah cangkir sayuran hijau dapat membantu mencegah penyakit pembuluh darah aterosklerotik atau Atherosclerotic Vascular Diseases (ASVD)

    Penelitian tersebut menemukan asupan vitamin K1 yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko ASVD.

    “Sayuran hijau dan sayuran cruciferous seperti bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K1 yang dapat membantu mencegah proses kalsifikasi pembuluh darah, salah satu ciri utama penyakit kardiovaskular. Kabar baiknya, sayuran ini mudah sekali dimasukkan ke dalam menu makan harian Anda,” kata peneliti utama.

    2. Gandum Utuh

    Gandum olahan adalah musuh terbesar bagi kesehatan jantung. Sebagai gantinya, pilihlah gandum utuh seperti oat, quinoa, beras merah, dan gandum utuh. Makanan ini kaya serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menjaga kestabilan gula darah.

    Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan konsumsi lebih banyak gandum olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sebaliknya, konsumsi gandum utuh justru dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung.

    baca juga

    3. Beri

    Siapa sangka, mengonsumsi buah beri yang lezat ternyata bisa meningkatkan kesehatan jantung. Jenisnya antara lain blueberry, stroberi, dan raspberry. Buah-buahan ini mengandung flavonoid, senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi stres oksidatif.

    Sebuah studi tahun 2019 oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan, mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

    “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang rutin makan blueberry memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut antosianin, yaitu flavonoid yang memberi warna merah dan biru pada buah. Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu cangkir blueberry per hari dapat memperbaiki fungsi pembuluh darah dan mengurangi kekakuan arteri secara berkelanjutan-cukup signifikan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 12 hingga 15 persen,” jelas para peneliti.

    4. Alpukat

    Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).

    Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menemukan, konsumsi alpukat dua porsi atau lebih setiap minggu berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    Peserta penelitian yang rutin mengonsumsi setidaknya dua porsi alpukat per minggu tercatat memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah makan alpukat.

    5. Ikan Berlemak

    Ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang terbukti dapat mengurangi peradangan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    Sebuah studi tahun 2023 oleh peneliti dari Karolinska Institute menunjukkan, konsumsi lebih banyak ikan berlemak dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan riwayat keluarga dekat yang pernah mengalami penyakit kardiovaskular juga dapat memperoleh manfaat dari kebiasaan makan ikan berlemak secara teratur.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Pria Makassar Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 di Usia 15, Dikira Cuma Kelelahan

    Pria Makassar Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5 di Usia 15, Dikira Cuma Kelelahan

    Jakarta

    Seorang pria di Makassar bernama Rahmat (18) didiagnosis gagal ginjal kronis stadium lima di usia 15 tahun. Kondisi tersebut membuatnya harus menjalani cuci darah sebanyak tiga kali seminggu.

    Rahmat pertama kali mengetahui dirinya mengidap gagal ginjal kronis stadium lima setelah ia mengalami kejang-kejang dan dibawa ke unit gawat darurat pada 2022. Menurut dokter pada saat itu, penyebab gagal ginjal yang dialami Rahmat akibat kelainan pada ginjalnya.

    Pria yang kini berusia 18 tahun itu juga mengaku memiliki gaya hidup yang tak sehat, seperti jarang minum air putih, mengonsumsi minuman manis dan kemasan, camilan tinggi garam, serta sering begadang.

    “Pada saat itu saya didiagnosis gagal ginjal kronis sejak umur 15 tahun, awal masuk SMA. Kata dokter dikarenakan ada kelainan di ginjal saya ditambah gaya hidup yang tidak sehat. Ginjal saya mengecil dan hanya satu yang berfungsi, yang sisa satu itupun fungsinya sudah dibawa 15 persen,” cerita Rahmat ketika dihubungi detikcom, Jumat (15/8/2025).

    “Kesalahan ketiga sering begadang dan tidur di atas jam 11 malam. Padahal waktu istirahat ginjal itu waktu kita tidur. Jadi kalau kita begadang, ginjal kita otomatis akan kerja,” ceritanya.

    Adapun gejala yang dialami Rahmat berupa kelelahan dan lemas meski sudah istirahat cukup. Dirinya juga mengalami dada yang berdebar-debar meski tak melakukan aktivitas berat, mual, muntah, wajah pucat, dan jarang buang air kecil.

    Awalnya Rahmat mengira gejala yang dialami hanyalah masalah kesehatan biasa, bukan tanda bahaya dari ginjalnya. Namun gejala yang dirasakan lama kelamaan memburuk.

    “Terus pipi saya bengkak apalagi kalau habis bangun tidur. Salahnya, waktu itu masih saya cuekin, padahal itu tanda-tanda ginjal sudah mulai rusak. Ginjal rusak itu nggak selalu sakit, tapi dia ngasih sinyal halus,” katanya.

    Kondisi itu terus berlanjut sampai akhirnya ia mengalami kejang dan dilarikan ke rumah sakit pada tahun 2022.

    Gejala Gagal Ginjal Kronis

    Di luar kasus tersebut, spesialis penyakit dalam, dr Yunita Indah Dewi, SpPD, beberapa waktu lalu menjelaskan gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan.

    Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, dan sulit untuk mengembalikan fungsi ginjal ke kondisi normal.

    “(Sementara) gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat kembali normal jika penyebabnya segera diatasi,” katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (13/3).

    dr Yunita mengatakan terdapat sejumlah gejala penyakit ginjal kronis. Di antaranya:

    mualmuntahnafsu makan menurunmudah lelahmengalami gangguan tidurpenurunan frekuensi dan jumlah air kencingkram ototkulit kering (terutama sudah cuci darah)tekanan darah tinggisesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paruDalam pemeriksaan urine, ditemukan protein dalam urinepenurunan berat badanpenumpukan cairan pada tangan dan kakidisfungsi ereksi pada laki-laki.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Kebiasaan Buruk Ini Jadi Penyebab Pria di Makassar Kena Gagal Ginjal di Usia 15

    Kebiasaan Buruk Ini Jadi Penyebab Pria di Makassar Kena Gagal Ginjal di Usia 15

    Jakarta

    Seorang pria di Makassar, Rahmat (18) membagikan kisahnya yang telah menjalani cuci darah sejak usia 15 tahun akibat mengidap gagal ginjal kronis stadium lima. Kondisi tersebut ia alami sejak tahun 2022. Saat itu ia harus fokus menjaga kondisi kesehatannya dengan cuci darah sebanyak 3 kali seminggu.

    Selama menjalani perawatan, ia sempat berganti metode cuci darah. Pada tahun pertama, ia menjalani hemodialisis (HD) di rumah sakit. Setelah itu, selama dua tahun ia beralih ke metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) yang bisa dilakukan di rumah.

    Namun, karena mengalami infeksi, ia kembali harus menjalani hemodialisis di rumah sakit dalam beberapa waktu terakhir.

    “Saya sudah cuci darah sekitar 310 kali,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Sabtu (16/7/2025).

    Punya Pola Hidup Tak Sehat

    Rahmat mengatakan dokter saat itu menemukan kedua ginjalnya memiliki kelainan, ukurannya lebih kecil daripada ukuran ginjal pada umumnya.

    Selain itu, dirinya juga memiliki gaya hidup yang kurang sehat, sering mengonsumsi minuman manis dibanding air putih, bahkan sering begadang untuk menonton pertandingan bola.

    “Pertama itu jarang minum air putih, lebih milih minum minuman kemasan, padahal ginjal butuh air putih buat kerjanya lebih maksimal. Kesalahan kedua itu suka makan keripik asin gurih, makanya tensi gue naik di 162/93 waktu awal sakit. Itu cukup tinggi untuk anak berusia 15 tahun,” ceritanya.

    “Kesalahan ketiga sering begadang dan tidur di atas jam 11 malam. Padahal waktu istirahat ginjal itu waktu kita tidur. Jadi kalau kita begadang, ginjal kita otomatis akan kerja,” tambah Rahmat.

    Di luar kasus tersebut, spesialis penyakit dalam, dr Yunita Indah Dewi, SpPD beberapa waktu lalu mengatakan gagal ginjal dibagi menjadi gagal ginjal akut dan kronis. Gagal ginjal akut adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat kembali normal jika penyebabnya segera diatasi.

    Sementara gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang terjadi dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan-lahan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes, dan sulit untuk mengembalikan fungsi ginjal ke kondisi normal.

    “Kebiasaan yang memicu gagal ginjal kronis terutama di usia muda saat ini adalah kurang minum air putih, merokok, minum alkohol berlebihan, konsumsi obat pereda nyeri berlebihan, makan terlalu banyak gula, makan terlalu banyak daging, sering makan makanan olahan,” katanya saat dihubungi detikcom.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    Jakarta

    Memiliki usia yang panjang dan tubuh sehat merupakan keinginan dari banyak orang. Dalam perspektif kesehatan, ada banyak faktor yang menentukan kualitas dan durasi usia seseorang, misalnya dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang dilakukan, hingga faktor genetik.

    Hal-hal kecil yang dianggap biasa saja mungkin memiliki dampak signifikan pada kesehatan. Mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini penting agar seseorang bisa lebih waspada dan mulai memperbaiki pola hidup sejak dini.

    Kebiasaan Sepele yang Memperpendek Umur

    Sebenarnya apa saja sih kebiasaan sepele yang sering diabaikan padahal dapat menurunkan kesehatan dan memperpendek usia? Berikut ini daftarnya dikutip dari Very Well Health:

    1. Konsumsi Makanan Olahan

    Kebiasaan mengonsumsi makanan olahan atau processed food dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Sedangkan ultra-processed food melalui proses pengolahan yang panjang dengan tambahan zat kimia dan kandungan gula garam lemak (GGL) yang cenderung tinggi.

    Hasilnya, konsumsi makanan olahan secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan diabetes. Oleh karena itu, usahakan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh dan mengolah makanan sendiri di rumah.

    2. Kebanyakan Duduk

    Gaya hidup sedentary atau mager meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis. Jika tidak memiliki waktu berolahraga, coba usahakan mencapai rekomendasi minimum olahraga 30 menit saja per hari, sebanyak lima kali seminggu.

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan 15-20 menit aktivitas fisik intens per minggu, meskipun dalam sesi singkat, dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini. Temuan ini menunjukkan risiko kesehatan dapat dikurangi melalui jumlah olahraga yang relatif sederhana, asalkan olahraga tersebut cukup meningkatkan detak jantung.

    3. Merokok

    Dalam beberapa penelitian, disebutkan merokok dapat memangkas usia seseorang hingga 10 tahun. Ketika berhenti merokok, tekanan dan aliran darah akan membaik, serta risiko kanker menurun setiap tahunnya.

    Selain dapat menyebabkan kanker, rokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan paru. Perlu diingat, asap rokok juga membahayakan orang-orang di sekitar.

    4. Begadang

    Durasi dan kualitas tidur memengaruhi usia harapan hidup seseorang. Menurut meta-analisis tahun 2017, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit dari rata-rata optimal tujuh jam dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

    Tidur malam yang baik juga dapat membantu melawan stres, depresi, dan penyakit jantung, yang semuanya termasuk faktor-faktor berpengaruh terhadap umur panjang.

    5. Sering Stres

    Stres memberi beban pada tubuh dan mempercepat proses penuaan. Ini juga bisa semakin parah bila dikombinasikan dengan isolasi sosial.

    Mengelola stres akan membantu meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan jangka panjang. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan stres seperti menulis jurnal, bermeditasi, melakukan hobi, hingga mempelajari teknik relaksasi.

    Tetap aktif secara sosial juga dapat memperpanjang umur. Cara ini bisa membantu mengelola stres dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hubungan sosial yang baik membuat seseorang lebih kuat, sedangkan hubungan yang buruk dapat memicu kondisi mental negatif dan meningkatkan risiko depresi.

    (avk/up)

  • Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Jakarta

    Makanan dan minuman manis sering disebut sebagai pemicu diabetes. Namun, bagaimana prosesnya hingga tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes?

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM menjelaskan bagaimana tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes.

    “Tubuh mengolah makanan berkarbohidrat sederhana seperti nasi, roti, dan kue menjadi glukosa sebagai sumber energi utama. Glukosa diserap melalui usus ke aliran darah, lalu merangsang pankreas menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) yang membantu glukosa masuk ke sel tubuh untuk digunakan sebagai energi,” ungkap dr. Herry yang bertugas di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dalam keterangan tertulis, Sabtu, (16/8/2025).

    Selain itu, dr. Herry juga mengungkapkan terkait fruktosa, yaitu jenis gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan seperti apel, mangga, anggur, semangka, pir, melon, dan pisang yang bermanfaat bagi imun dan pencernaan.

    “Fruktosa diserap dari usus lalu diproses di hati, diubah menjadi glukosa atau lemak. Saat dikonsumsi dalam bentuk buah utuh, sebagian fruktosa dimetabolisme oleh bakteri baik di usus yang bermanfaat bagi pencernaan dan imun tubuh,” lanjutnya.

    Akan tetapi, Menurut dr. Herry, fruktosa dalam bentuk cair seperti jus atau minuman berperisa buah mudah dikonsumsi berlebihan karena tidak memberi rasa kenyang, padahal kandungan gulanya bisa mendekati batas harian yang dianjurkan.

    “Apalagi, glukosa dan fruktosa saling memengaruhi. Glukosa meningkatkan penyerapan fruktosa di usus, sementara fruktosa mempercepat penyimpanan glukosa di hati. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat memicu penumpukan lemak di hati (fatty liver) dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 serta penyakit jantung,” jelasnya.

    Hal ini juga dikonfirmasi oleh dr. Nanang Soebijanto Sajoedi , Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Menurutnya, konsumsi glukosa dan fruktosa yang berlebihan dapat memperburuk lonjakan gula darah.

    “Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana tubuhtidak lagi merespons insulin secara efektif. Jika terus berlangsung, pankreas akan kelelahan memproduksi insulin, hingga akhirnya produksi insulin berkurang (insufisiensi insulin). Inilah proses awal mula prediabetes, dan bila tidak ditangani dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan,” ungkap dr. Nanang.

    Menurut dr. Nanang, langkah terbaik untuk mencegah diabetes adalah dengan mengelola konsumsi gula dan memilih sumber karbohidrat alami agar kadar gula darah tetap stabil.

    “Pilih makanan tinggi serat seperti buah utuh, sayuran, dan biji-bijian. Hindari minuman manis dan jus kemasan, serta lakukan pemeriksaan gula darah secara berkala, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga diabetes, kelebihan berat badan, atau gaya hidup sedentari,” jelasnya.

    Sebagai langkah antisipatif terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Sugar Clinic sebagai pusat kesehatan layanan GRATIS bagi semua kalangan. Layanan ini mencakup skrining dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, silakan menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Mycare dapat membantu memantau gaya hidup sehat melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk memantau detak jantung, langkah kaki, kalori terbakar, dan BMI.

    Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk potongan harga di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (anl/ega)

  • 7 Kebiasaan yang Tak Disadari Bisa Merusak Ginjal

    7 Kebiasaan yang Tak Disadari Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Ginjal memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, termasuk ikut membantu mengatur tekanan darah, produksi sel darah merah yang membawa nutrisi penting, dan oksigen ke seluruh tubuh. Masalah pada ginjal biasanya ditandai dengan perubahan kuantitas dan warna urine, muntah, pusing, masalah pernapasan, anemia, kelelahan, bau mulut, sering merasa dingin, rasa sakit yang tiba-tiba muncul di dalam tubuh, dan kulit gatal.

    Salah satu pemicunya, adalah dehidrasi. Saat tubuh sering kekurangan air, darah akan terkonsentrasi sehingga hanya ada lebih sedikit aliran darah ke ginjal.

    Ini menghambat kemampuan ginjal untuk membuang racun dari tubuh dan semakin banyak menumpuk di dalam tubuh. Jumlah konsumsi air harian yang direkomendasikan yaitu 10 hingga 12 gelas. Dengan cara ini, tubuh akan terhidrasi dengan baik dan ginjal akan sehat.

    Ada sederet kebiasaan yang tidak disadari bisa merusak ginjal dan wajib diwaspadai seperti berikut, dikutip dari Web MD:

    Salah satu penyebab utama kerusakan ginjal adalah tidak mengosongkan kandung kemih tepat waktu. Dengan begini, urine akan tetap berada di kandung kemih untuk periode yang lebih lama, memungkinkan mengalikan pembiakan bakteri dalam urine.

    Bakteri dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau ginjal. Mempertahankan urine dapat menyebabkan inkontinensia urine dan gagal ginjal karena meningkatkan tekanan pada ginjal.

    Mengonsumsi Protein Berlebihan

    Protein sangat penting untuk pola makan yang sehat. Namun, jika ginjal tidak berfungsi normal, mengonsumsinya terlalu banyak dapat membebani ginjal. Konsultasikan dengan dokter Anda. Anda mungkin perlu mengonsumsi berbagai jenis protein dalam porsi kecil. Telur, ikan, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan lainnya merupakan sumber yang baik.

    Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam

    Pada sebagian orang, terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat kerusakan ginjal. Garam berlebihan juga bisa menyebabkan batu ginjal, yang pada tahap awal memicu gejala mual, nyeri hebat, dan kesulitan buang air kecil.

    Kebiasaan Merokok

    Tidak hanya dapat memperburuk tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 sebagai dua penyebab utama penyakit ginjal, tetapi juga dapat mengganggu kerja obat-obatan yang digunakan untuk mengobatinya. Merokok juga memperlambat aliran darah ke ginjal dan bisa memicu masalah ginjal pada orang yang sudah memiliki penyakit ginjal.

    Kebiasaan Mengonsumsi Soda

    Semakin sering meminum soda, seseorang semakin rentan mengalami kerusakan ginjal. Dalam sebuah studi, wanita dengan kebiasaan meminum soda memiliki fungsi ginjal 30 persen lebih buruk setelah 20 tahun, dibandingkan dengan wanita yang jarang atau sama sekali tidak meminum soda.

    Minuman manis dan soda juga dikaitkan dengan insiden penyakit ginjal yang lebih tinggi.

    Minum Obat Pereda Nyeri

    Jika dikonsumsi secara teratur, obat pereda nyeri yang dijual bebas dalam jumlah besar, seperti asetaminofen, aspirin, naproxen, dan ibuprofen dapat merusak ginjal. Karenanya, lebih baik berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait apa yang dikonsumsi dan berapa dosisnya yang tepat untuk menghindari kerusakan ginjal.

    Overtraining

    Berolahraga terlalu keras dalam waktu yang lama dapat menyebabkan rhabdomyolysis, suatu kondisi saat jaringan otot yang rusak dengan sangat cepat. Kondisi ini melepaskan zat-zat ke dalam darah yang merusak ginjal dan membuatnya gagal berfungsi. Kuncinya, jangan berlebihan.

    Tingkatkan intensitas latihan atau berolahraga secara bertahap, jangan tiba-tiba melakukan olahraga berat. Jika memungkinkan, hindari berolahraga di tempat yang panas dan lembap. Temui dokter jika mengalami nyeri otot dan urine berwarna gelap tak berkesudahan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Hati-hati! Inilah Gejala Awal Penderita Batu Ginjal”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • 8 Sayuran Penghancur Lemak Perut, Bye-Bye Buncit!

    8 Sayuran Penghancur Lemak Perut, Bye-Bye Buncit!

    Jakarta

    Pola makan sehat berperan penting dalam proses penurunan berat badan. Salah satu jenis makanan yang harus dikonsumsi secara rutin adalah sayuran.

    Sayuran dikenal sebagai menu makanan yang bernutrisi, tapi rendah kalori. Dengan begitu, konsumsi dalam jumlah banyak juga tidak akan mengganggu proses penurunan berat badan.

    Sayuran Penghancur Lemak Perut

    Dikutip dari Health, berikut ini sederet sayuran yang bisa dikonsumsi setiap hari untuk membantu proses penurunan berat badan. Kalau rajin makan sayur, lingkar perut pelan-pelan pasti mengecil.

    1. Bayam

    Dengan kadar air sekitar 91 persen, bayam adalah sayuran rendah kalori, menghidrasi, dan bergizi. Sebuah studi menemukan setiap porsi bayam harian dikaitkan dengan penurunan berat badan sekitar 0,52 pon (0,24 kg) selama periode empat tahun.

    Sebuah studi dalam jurnal Appetite menemukan konsumsi bayam mampu menekan rasa lapar hingga 95 persen. Bayam juga mengandung magnesium yang menstabilkan kadar gula darah, sehingga berkontribusi pada berat badan yang stabil.

    2. Kembang Kol

    Satu cangkir kembang kol sekitar 125 gram mengandung 2 gram protein, 2,9 gram serat, dan 61 persen kecukupan harian vitamin. Sayuran ini juga rendah kalori dengan 29 kalor di setiap 125 gram.

    Selain itu, kembang kol tinggi fitosterol atau stanol yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan fungsi endotel, yang penting untuk kesehatan jantung.

    3. Wortel

    Sebuah studi pada tahun 2021 mengaitkan konsumsi wortel secara rutin dengan penurunan indeks massa tubuh (IMT) dan tingkat obesitas yang lebih rendah.

    Wortel juga kaya akan antioksidan karotenoid. Studi telah menghubungkan kadar beta-karoten yang lebih tinggi dalam darah dengan penurunan risiko diabetes tipe dua, kanker, dan kematian.

    4. Buncis

    Menambahkan buncis ke dalam menu makan dapat sangat efektif untuk penurunan berat badan. Satu cangkir buncis matang sekitar 100 gram mengandung 3,8 gram serat yang mengenyangkan, 2,2 gram protein, dan 37 kalori.

    5. Kubis

    Kubis seringkali masuk dalam menu program penurunan berat badan. Sayuran ini juga mengandung nutrisi yang nggak kaleng-kaleng.

    Satu cangkir kubis sekitar 150 gram mengandung 2,8 gram serat, 2 gram protein, dan hanya 35 kalori. Beberapa penelitian juga menunjukkan sayuran cruciferous seperti kubis dan brokoli dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

    6. Asparagus

    Asparagus adalah sayuran yang cocok dikonsumsi ketika program penurunan berat badan. Tidak hanya rendah kalori, asparagus juga tinggi serat.

    Serat penting untuk menurunkan berat badan karena dicerna secara lambat, sehingga membantu merasa kenyang lebih lama. Artinya, tubuh secara alami akan mengonsumsi lebih sedikit kalori tanpa merasa kelaparan.

    Serat juga mendukung pencernaan yang sehat dan menjaga buang air besar tetap teratur.

    7. Edamame

    Meski bila dibandingkan dengan sayuran lain memiliki kalori yang lebih tinggi, edamame memiliki protein dan serat yang baik untuk tubuh, sehingga cocok untuk camilan. Satu cangkir edamame dengan berat sekitar 155 gram mengandung 18 gram protein, 8 gram serat, dan 188 kalori.

    Protein dapat membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan hormon kenyang dan meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh setiap hari. Protein juga mencegah penurunan massa otot selama periode penurunan berat badan, yang membantu menjaga metabolisme tetap tinggi.

    8. Brokoli

    Brokoli dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Selain rendah kalori, brokoli juga relatif tinggi serat dan protein yang penting untuk meningkatkan dan mempertahankan rasa kenyang, yang berkaitan dengan penurunan berat badan.

    Penelitian dalam Journal of Academy of Nutrition dan Dietetics, disebutkan konsumsi brokoli membantu penurunan lemak visceral, lemak yang ada di perut. Selain itu, brokoli mengandung nutrisi dan fitokimia yang dapat mengurangi peradangan, mendukung kesehatan jantung, meningkatkan kesehatan tulang, dan bahkan melindungi dari jenis kanker tertentu.

    Perlu diingat, untuk penurunan berat badan konsumsi sayur-sayuran di atas juga harus dikombinasikan dengan aktivitas fisik dan perubahan pola makan keseluruhan.

    (avk/kna)

  • Sering Ngantuk Meski Tidur Cukup? Hati-hati Diabetes

    Sering Ngantuk Meski Tidur Cukup? Hati-hati Diabetes

    Jakarta

    Ada beragam ciri-ciri seseorang mengalami penyakit diabetes, salah satunya kerap merasa ngantuk meskipun telah tidur cukup. Rasa kantuk tersebut bahkan kerap muncul setiap hari.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM mengatakan rasa kantuk berlebihan termasuk gejala yang sering dialami penderita diabetes, terutama saat kadar gula darah tidak stabil.

    “Jika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), tubuh membuang glukosa melalui urine (glukosuria), mengakibatkan tubuh banyak kehilangan cairan, darah mengental, dan oksigen ke otak berkurang, hingga tubuh terasa lelah dan mengantuk,” kata dr. Herry dalam keterangan tertulis, Jumat (15/8/2025).

    Sebaliknya, saat gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), otak kekurangan glukosa sebagai sumber energi, bahkan bisa mengganggu fungsi sel-sel saraf otak (neuroglikopenia). Gejalanya bisa berupa gemetar, berkeringat, lapar, dan jantung berdebar.

    “Jika gejalanya terjadi secara perlahan, terutama saat malam hari, dan tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kelelahan berat, bingung, mengantuk, hingga pingsan atau koma,” jelasnya.

    “Waspadai juga gejala lainnya seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, pandangan kabur, berat badan turun drastis, sulit berkonsentrasi, hingga merasa lemas sepanjang hari,” sambungnya.

    Dalam jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol juga bisa menimbulkan komplikasi yang merusak saraf-saraf otonom yaitu sistem yang mengatur fungsi tubuh secara otomatis, seperti tekanan darah.

    “Ketika fungsi ini terganggu, tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba saat berdiri (hipotensi ortostatik). Akibatnya, aliran darah ke otak berkurang sementara dan memicu rasa pusing, lemas, dan mengantuk,” tuturnya.

    Meski sering dianggap sepele, kantuk terus menerus bisa berdampak besar bagi kesehatan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas hidup. Dia mengatakan gangguan yang bisa dirasakan mulai dari hilangnya fokus hingga pola makan dan aktivitas fisik yang menjadi tidak teratur.

    Menurutnya, banyak yang menyadari bahwa kantuk terus-menerus bisa menjadi gejala awal prediabetes atau diabetes. Tanpa pemeriksaan dan perubahan gaya hidup, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes.

    “Jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti luka yang sulit sembuh, gagal ginjal, stroke, serangan jantung, hingga kebutaan,” jelasnya.

    Namun, jangan khawatir! Rasa kantuk akibat gangguan gula darah dapat dicegah dengan menerapkan pola makan seimbang, tidur yang cukup, pengelolaan gula darah, pengelolaan stres, dan rutin beraktivitas fisik. Dokter Herry menambahkan, “Segera periksa ke dokter untuk memastikan kemungkinan prediabetes atau diabetes, atau gangguan metabolik lainnya.”

    Sebagai langkah antisipatif terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic sebagai pusat layanan kesehatan GRATIS bagi semua kalangan. Layanan ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

    Layanan ini tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

    MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi dan tips seputar kesehatan tubuh, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, yang memantau langkah, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akd/akd)

  • Penyakit Diabetes Hantui Anak Muda, Ini Ciri & Cara Cegahnya

    Penyakit Diabetes Hantui Anak Muda, Ini Ciri & Cara Cegahnya

    Jakarta

    Gaya hidup mengonsumsi minuman manis seperti kopi susu, matcha, dan lainnya tengah digemari oleh anak-anak muda. Gaya hidup itu tentu bisa memicu anak-anak muda mengalami penyakit serius, salah satunya diabetes.

    Ada berbagai macam cara untuk menghindari penyakit tersebut, salah satunya dengan rutin memantau kadar gula darah. Nah untuk memantau kadar gula darah secara gratis bisa memanfaatkan Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan. Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan menghadirkan layanan yang cukup lengkap dengan skrining menyeluruh.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES mengatakan usia muda juga rentan memasuki fase prediabetes. Di mana kadar gula darah puasa berkisar 100-125 mg/dL yang normalnya di kisaran 70-90 mg/dL Prediabetes belum dikatakan diabetes, tetapi bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.

    “Lalu, dikatakan diabetes, jika kadar gula darah puasa sudah mencapai lebih dari 126 mg/dL. Ciri awalnya, berupa mudah lapar dan lelah, karena tubuh kekurangan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulin tidak bekerja optimal untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Oleh karena itu tubuh jadi lebih mudah lapar dan lelah,” kata dr. Roy dalam keterangan tertulis, Jumat (15/8/2025).

    “Kedua, sering buang air kecil yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula sehingga tubuh menghasilkan lebih banyak cairan yang dibuang lewat urin. Ketiga, sering haus dan mulut kering karena tubuh membuang lebih banyak cairan melalui tubuh, membuat sering merasa haus dan mulut terasa kering. Lalu, penurunan berat badan tanpa sebab karena tubuh tidak bisa menyerap energi dengan baik, sehingga tubuh membakar otot dan lemak sebagai sumber energi pengganti. Sehingga, berat badan menurun meski pola makan tidak berubah,” sambungnya.

    Dia mengatakan gejala selanjutnya yakni penglihatan kabur akibat perubahan kadar cairan dalam tubuh yang menyebabkan lensa mata membengkak. Hal ini mengubah bentuk lensa dan membuat penglihatan menjadi kabur. Retina (saraf mata) juga dapat berdampak di mana komplikasi jangka panjangnya bisa menyebabkan kebutaan (retinopati diabetik).

    Terakhir, kesemutan karena kadar gula darah yang tinggi bisa merusak saraf seperti di tangan dan kaki. Inilah yang menyebabkan rasa kesemutan, mati rasa, rasa panas atau terbakar, hingga nyeri tajam seperti tertusuk. Kondisi ini disebut juga neuropati diabetik.

    “Kondisi ini disebut juga neuropati diabetik. Kerusakan saraf juga menyebabkan hilangnya sensasi dan kemampuan untuk merasakan sakit atau suhu. Ini akan meningkatkan risiko luka yang tidak disadari,” jelasnya.

    Jika gejala-gejala ini mulai dirasakan, saatnya Anda mulai mendeteksi risiko diabetes secara GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan. Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan menghadirkan layanan mulai dari skrining risiko prediabetes atau diabetes dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter, manajemen diabetes yang menyeluruh, dan pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan Sugar Clinic ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, kamu dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI. Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akd/akd)