Topik: diabetes

  • Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Liputan6.com, Jakarta Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).

    Berkat kontribusi penemuan senyawa itu, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis pada 24-29 Agustus 2025.

    Dalam keterangannya, Juan menyatakan senyawa ini ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika dan terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.

    “Mekanisme tersebut berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” kata Juan, Sabtu (30/8/2025).

    Dijelaskannya, senyawa itu kini telah terdaftar di National Library of Medicine dan sedang diajukan untuk hak paten.

    Penelitian keduanya bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama digunakan di Indonesia.

    Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset tersebut telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.

    Fahrul menambahkan, dalam perjalanannya riset ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior, di antaranya Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Nurpudji dari Universitas Hasanudin (UNHAS).

    “Dukungan dan peran mereka turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini,” kata Juan.

    ICN merupakan kongres empat tahunan yang diselenggarakan International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

    “ICN dikenal sebagai forum ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dan rujukan utama perkembangan ilmu gizi dunia,” lanjutnya.

    Juan merupakan peneliti yang lahir di Jakarta pada tahun 1993, menempuh pendidikan SMP dan SMA di Shanghai, kemudian melanjutkan studi S1 Sains di Boston, Amerika Serikat, dan sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine.

    Selain kiprah akademiknya, ia juga aktif membagikan edukasi gizi dan eksperimen ilmiahnya melalui akun Instagram @juan.guladarah.

    Sementara, Fahrul merupakan peneliti muda yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.

    “Kami bertemu di sebuah konferensi di sekitar akhir 2022 dan kemudian lanjut berkolaborasi karena kesamaan visi misi dalam penelitian dan pengembangan sains khususnya penemuan obat baru,” kata Fahrul.

    Ia menambahkan, pengajuan hak paten itu biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Sehingga, mereka berharap di tahun 2025, hak paten itu sudah didapatkan.

    “Lebih dari satu tahun, kami menginvestasikan penelitian, mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan di laboratorium,” paparnya.

    Keberhasilan Juan dan Fahrul, bersama dukungan tim riset senior, tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia di panggung global, tetapi juga memperlihatkan bagaimana penelitian berbasis herbal dapat bersaing dan diakui dalam forum ilmiah paling prestisius di dunia.

  • Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah? Ini Studinya

    Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah? Ini Studinya

    Jakarta

    Bawang putih telah digunakan baik sebagai obat maupun sebagai bahan makanan dan penyedap sejak awal sejarah tertulis. Teks medis kuno dari Mesir, China, India, Yunani, hingga Romawi membahas kegunaan bawang putih untuk kesehatan.

    Meski berasal dari Asia Tengah, siung bawang putih berusia lebih dari 3.000 tahun pernah ditemukan di makam Raja Tutankhamun di Mesir. Bawang putih termasuk dalam genus Allium, bersama dengan bawang merah, bawang bombay, bawang prei, dan kucai.

    Beberapa anggota lain dari genus ini juga memiliki khasiat kesehatan yang mirip dengan bawang putih. Dalam makanan, bawang putih biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan hanya mengandung sedikit kalori, lemak, protein, maupun karbohidrat. Khasiat kesehatannya berasal dari enzim serta senyawa unik yang dikandungnya.

    Satu siung bawang putih mengandung:

    Kalori: 4

    Protein: 0 gram

    Lemak: 0 gram

    Karbohidrat: 1 gram

    Serat: 0 gram

    Tanaman ini diyakini bermanfaat bagi kesehatan jantung, serta memiliki sifat antimikroba dan antikanker. Lantas, apakah bawang putih bisa menurunkan kadar gula darah hingga kolesterol? Berikut jawabannya.

    Konsumsi Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah?

    Sebuah meta-analisis terhadap 22 penelitian sebelumnya yang mencakup 29 uji coba terkontrol acak, dilakukan oleh peneliti dari Southeast University dan Xizang Minzu University di China. Hasilnya, konsumsi bawang putih berhubungan dengan kadar gula darah yang lebih rendah serta penurunan beberapa jenis molekul lemak.

    Glukosa dan lipid merupakan nutrisi penting bagi tubuh, berperan sebagai sumber energi sekaligus bahan dasar pembentuk berbagai komponen tubuh. Namun, pola makan modern sering kali membuat asupan berlebih, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan. Pilihan gaya hidup lain, seperti konsumsi alkohol maupun pola olahraga, juga memengaruhi kadar gula dan lemak dalam tubuh.

    “Pada individu sehat, metabolisme glukosa dan lipid diatur dengan sangat ketat,” tulis para peneliti dalam publikasi mereka yang dipublikasikan di jurnal Nutrients, dikutip dari Science Alert.

    “Gangguan metabolisme glukosa dan lipid dapat memicu sejumlah penyakit kronis, termasuk aterosklerosis, diabetes, dan penyakit hati berlemak.”

    Bawang putih sendiri sejak lama dikaitkan dengan kesehatan, termasuk pengaturan kadar lipid dan gula darah. Ketika semua penelitian tersebut ditinjau bersama, hasilnya tetap konsisten, yakni konsumsi bawang putih dikaitkan dengan kadar gula darah lebih rendah, kontrol glukosa jangka panjang yang lebih baik, peningkatan kolesterol ‘baik’ (HDL), penurunan kolesterol ‘jahat’ (LDL), serta penurunan kolesterol total.

    Menariknya, kadar trigliserida tidak menunjukkan perubahan signifikan. Meski begitu, data yang ada belum cukup kuat untuk membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, bahwa makan bawang putih otomatis bisa menurunkan risiko penyakit jantung.

    Namun, hubungannya sangat menunjukkan bahwa bawang putih bisa menjadi cara alami untuk membantu menjaga kadar gula dan lipid atau lemak darah.

    Peneliti menekankan diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain lebih fokus untuk memahami mekanisme pastinya. Uji coba yang dianalisis dalam meta-analisis ini berlangsung antara tiga minggu hingga satu tahun, dengan penggunaan berbagai bentuk bawang putih: bawang putih segar, ekstrak bawang putih tua, hingga tablet bubuk bawang putih.

    “Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang putih memberikan efek positif terhadap gula darah dan lipid darah pada manusia, dan hubungan tersebut signifikan secara statistik,” tulis para peneliti.

    Mengenai mekanisme kerjanya, diduga senyawa aktif dalam bawang putih membantu melalui berbagai cara, termasuk mengurangi stres oksidatif, kerusakan sel yang bisa memicu penyakit kardiovaskular.

    Bawang putih juga mengandung senyawa antioksidan bernama alliin, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan pengendalian gula darah, lipid darah, serta kesehatan mikrobioma usus. Kemungkinan, kombinasi berbagai efek inilah yang menghasilkan manfaat yang terlihat.

    Jelas bahwa pola makan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, baik ke arah positif maupun negatif. Kini, semakin banyak alasan untuk menambahkan bawang putih ke dalam daftar makanan yang sebaiknya ada di menu sehari-hari.

    “[Penelitian ini] memberikan ide-ide baru untuk pengembangan produk alami melawan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme glikosida,” tulis para peneliti.

    (suc/suc)

  • 5 Bahaya Makan Mi Instan Mentah, Risiko Radang Usus hingga Masalah Jantung

    5 Bahaya Makan Mi Instan Mentah, Risiko Radang Usus hingga Masalah Jantung

    Jakarta

    Mengonsumsi mi instan mentah langsung dari bungkusnya memang praktis. Memasaknya walau butuh waktu cuma sebentar dianggap rumit bagi yang tidak sabaran.

    Padahal, kebiasaan ini mengandung risiko kesehatan yang serius dan masih sering diabaikan. Memasak mi tidak hanya meningkatkan cita rasanya, tetapi juga menghilangkan bakteri dan bahan kimia dari proses pembuatannya.

    Dikutip dari Times of India, berikut masalah kesehatan yang bisa muncul saat seseorang terlalu sering makan mi instan mentah.

    1. Peradangan Usus

    Bahan pengawet dan bumbu yang masih ada di mi mentah dapat mengiritasi lapisan usus, bahkan terkadang menimbulkan luka kecil. Kerusakan di usus ini dapat memicu adanya peradangan yang memengaruhi kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.

    2. Masalah Pencernaan

    Tidak seperti mi instan yang dimasak, mi instan mentah sulit dicerna oleh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan rasa tidak nyaman karena perut kesulitan memproses makanan.

    Dalam beberapa kasus, mi mentah juga dapat menyebabkan sembelit atau menyulitkan buang air besar dengan lancar.

    3. Meningkatnya Risiko Kanker

    Salah satu bahaya yang jarang diketahui dari mengonsumsi mi mentah adalah meningkatnya risiko kanker. Ini karena selama produksi, mi diolah dengan bahan pengawet dan bahan kimia tambahan lainnya untuk memperpanjang masa simpan.

    Dengan memasak mi, akan menetralkan banyak zar berbahaya ini, tetapi mengonsumsi mentah memungkinkan racun masuk ke tubuh. Seiring waktu, hal ini dapat berkontribusi pada perkembangan sel kanker secara bertahap.

    4. Risiko Diabetes

    Mi mentah juga tinggi gula dan karbohidrat olahan, sehingga berdampak negatif pada kadar gula darah. Mengonsumsi mi mentah dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba, memberikan tekanan ekstra pada pankreas dan meningkatkan risiko diabetes.

    5. Masalah Kesehatan Jantung

    Kombinasi lemak tinggi, garam, dan pengawet kimia dapat mengganggu aliran darah dan berkontribusi pada penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, ini dapat meningkatkan kemungkinan masalah kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan serangan jantung.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Dokter Jantung Meninggal Akibat Serangan Jantung, Inikah Pemicunya?

    Dokter Jantung Meninggal Akibat Serangan Jantung, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Dokter bedah jantung di India bernama dr Gradlin Roy (39) tiba-tiba pingsan akibat serangan jantung saat menjalani pemeriksaan rutin di rumah sakit. Rekan-rekannya berusaha keras untuk menyelamatkannya, tapi dokter tersebut tak tertolong.

    Dikutip dari Times of India, rekan-rekan dr Roy di Rumah Sakit Medis Saveetha di Chennai merasa terpukul. Ini juga menjadi ‘alarm’ bahwa penyakit jantung bisa menyerang siapa saja, bahkan pada mereka yang ahli di bidangnya.

    Mengapa dokter bedah jantung yang lebih sering menangani kasus terkait penyakit kardiovaskular bisa mengalami serangan jantung?

    Ahli saraf yang belajar di CMC Vellore, dr Sudhir Kumar mengatakan di media sosialnya, bahwa beberapa tahun ke belakang terdapat banyak kasus tenaga kesehatan muda yang mengalami kondisi berat di awal usia 30 atau 40-an. Kondisi ini seringkali berujung pada serangan jantung mendadak.

    “Ironisnya, mereka yang mendedikasikan hidup untuk menyelamatkan jantung orang lain seringkali mengabaikan jantung mereka sendiri,” tulis dr Sudhir, dikutip detikcom dari akun X-nya, Minggu (31/8/2025).

    Untuk diketahui, serangan jantung atau infark miokard (IM) disebabkan oleh penurunan atau penghentian total aliran darah di bagian miokardium. Saat ini, IM dapat bersifat ‘diam’ dan seringkali tidak terdeteksi hingga akhirnya terlambat.

    Mengapa Dokter Lebih Rentan Kena Serangan Jantung?

    Menurut dr Sudhir, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung di kalangan dokter.

    “Jam kerja yang panjang dan tidak menentu, kurang tidur kronis, gangguan ritme sirkadian. Tingkat stres tinggi, kelelahan dalam mengambil keputusan, tekanan pasien atau keluarga yang terus-menerus, kekhawatiran medis-hukum,” tulis dr Sudhir.

    dr Sudhir juga menyoroti gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Ini karena dokter bisa berdiri lama di ruang operasi atau duduk dalam waktu lama, dengan sedikit melakukan gerakan-gerakan aerobik.

    Dokter juga rentan tidak menjaga pola makan yang sehat. Menurut dr Sudhir, mereka cenderung makan tidak teratur, hanya makan di kantin rumah sakit, dan sering mengonsumsi kafein.

    “Mengabaikan perawatan pencegahan, banyak dokter menunda pemeriksaan kesehatan mereka sendiri dan mengabaikan tanda-tanda peringatan dini,” tulis dr Sudhir.

    “Beban psikologis, kelelahan, depresi, dan kelelahan emosional menambah risiko kardiovaskular. Meningkatnya angka penyalahgunaan rokok dan alkohol,” sambungnya.

    dr Sudhir mendorong untuk para dokter lebih rutin memeriksa kesehatan diri sendiri seperti pemeriksaan tahunan untuk tekanan darah, lipid, diabetes, EKG, dan tes stres bila diindikasikan.

    Gaya hidup sehat, lanjut dr Sudhir juga penting dilakukan seperti jam tidur, nutrisi, manajemen stres, istirahat yang cukup, dan lebih ‘mendengar’ tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Penampakan Tumor di Buah Zakar Sebesar Telur Ayam, Inikah Pemicunya?

    Penampakan Tumor di Buah Zakar Sebesar Telur Ayam, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Para dokter di China sangat terkejut setelah menemukan tumor di dalam skrotum atau kantung zakar pada pasiennya. Diketahui, ukuran tumor itu sebesar telur ayam.

    Benjolan besar itu merupakan kondisi langka yang pernah terjadi. Disebutkan, tidak ada gejala lain yang menyertainya.

    Kondisi ini dialami pasien pria berusia 59 tahun yang mencari pertolongan medis setelah mengalami pembengkakan di skrotum kirinya selama dua tahun.

    “Tentunya, kondisi itu sangat mempengaruhi kehidupan sehari-harinya,” tulis ahli urologi Lianglong Zhang dan rekan-rekannya dalam laporan kasus yang dipublikasikan di BMC Urology.

    Pria yang berasal dari desa di pegunungan terpencil itu memiliki pendidikan yang terbatas, bahkan tidak memperhatikan kesehatannya.

    “Mungkin itulah sebabnya tumor tersebut tumbuh begitu besar, sehingga ia datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” demikian bunyi laporan tersebut.

    Kondisinya testis kiri pasien membengkak drastis, berukuran sekitar 123 x 168 mm atau sekitar 12,3 x 16,8 cm. Ukuran itu 3-4 kali lebih besar dari ukuran normal.

    Di dalamnya, dokter menemukan massa yang jelas, keras, dan halus berukuran 12 x 15 cm.

    Menurut hasil pemeriksaan, pasien tidak memiliki masalah kesehatan lain, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Indeks massa tubuhnya atau Body Mass Index (BMI) 25, yang dianggap kelebihan berat badan, tetapi tidak obesitas.

    “Testis kanannya normal, dan USG tidak menunjukkan masalah pada organ lain,” tulis para peneliti.

    Penanganan yang Dilakukan

    Pasien menjalani operasi pengangkatan massa tersebut, dan akhirnya didiagnosis mengidap angiomyofibroblastoma atau AMF. Itu merupakan tumor jinak langka yang paling sering ditemukan di saluran genital bawah wanita pre-menopause, biasanya di area vulva.

    Tumor ini biasanya tumbuh lamat dan tanpa rasa sakit. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai kondisi yang lebih umum, seperti kista.

    Meski AMF jarang ditemukan pada wanita, diagnosis ini bahkan lebih jarang terjadi pada pria. Hanya delapan kasus AMF skrotum lainnya yang pernah dilaporkan dalam literatur medis Inggris.

    “AMF skrotum adalah tumor langka yang berbentuk oval di skrotum seukuran telur ayam. Pasien sering merasakan massa tersebut tetapi tidak menunjukkan gejala.”

    Meskipun tumor seukuran telur ayam terdengar besar, AMF pada wanita dapat tumbuh jauh lebih besar. Bahkan, kasus terbesar yang pernah dilaporkan berukuran sampai 34 cm.

    Setelah operasi, pasien menjalani evaluasi rutin di rumah sakit. Sekitar satu bulan kemudian, lukanya sembuh dengan baik tanpa rasa sakit atau komplikasi, dan tidak diperlukan perawatan lebih lanjut.

    Pasien tersebut terus dipantau setiap enam bulan dengan USG dan pemeriksaan fisik, semuanya tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan. Untungnya, AMF jarang menyebar ke bagian tubuh lain dan biasanya dapat disembuhkan dengan operasi. Saat kambuh, seringkali karena sebagian tumor masih tertinggal.

    “Saat ini, pasien telah pulih sepenuhnya tanpa komplikasi,” simpul para penulis.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Dear Gen Z! Jangan Asal Konsumsi, BPOM Ingatkan Aturan Minum Obat Cacing

    Dear Gen Z! Jangan Asal Konsumsi, BPOM Ingatkan Aturan Minum Obat Cacing

    Jakarta

    Belum lama ini ramai gen Z berburu obat cacing buntut kasus kematian balita di Sukabumi, Raya. Raya meninggal dunia pasca dokter mengidentifikasi infeksi cacing di tubuhnya, bahkan ditemukan hingga sekitar 1 kilogram cacing.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mewanti-wanti masyarakat untuk tidak asal membeli obat cacing. Tidak semua obat cacing dijual bebas.

    Beberapa di antaranya memerlukan resep dokter.

    Albendazole

    “Obat ini tergolong obat keras, artinya kamu harus konsultasi ke dokter dulu sebelum menggunakannya. Dokter biasanya meresepkan untuk kondisi infeksi cacing tertentu,” terang Kepala BPOM RI Taruna Ikrar saat dihubungi detikcom, Jumat (29/8/2025).

    Batasannya hanya untuk anak usia di atas 2 tahun dan orang dewasa. Ibu hamil dan menyusui sebaiknya menjauhi obat ini karena berisiko pada janin dan bayi.

    Mebendazole

    Mebendazole sering dianggap aman karena bisa dibeli langsung di apotek. Namun, aturan pakainya tidak boleh disepelekan.

    Minum sesuai dengan anjuran dosis, ibu menyusui disarankan menghentikan ASI sementara waktu.

    Balita dan wanita hamil hanya boleh minum mebendazole atas pengawasan dokter. Sementara bagi pengidap diabetes melitus, ada catatan khusus.

    “Mebendazole bisa meningkatkan sekresi insulin, sehingga harus hati-hati bila digunakan bersamaan dengan insulin atau obat antidiabetes oral,” saran Taruna.

    Efek sampingnya bisa berupa nyeri perut, diare, demam, gatal, hingga ruam kulit.

    Pyrantel Pamoate

    Obat ini juga masuk kategori obat bebas terbatas. Meski mudah ditemukan di apotek, tetap ada larangan pemakaian yakni untuk anak di bawah 2 tahun dan wanita hamil.

    Masyarakat perlu hati-hati bila memiliki riwayat gangguan fungsi hati. Efek samping yang mungkin muncul cukup beragam: mulai dari mual, muntah, pusing, mengantuk, sampai muncul bercak merah di kulit.

    BPOM menekankan, obat cacing harus dibeli di sarana resmi seperti apotek atau fasilitas kesehatan terpercaya.

    “Jangan asal beli di toko online atau warung tanpa memastikan keaslian produk,” imbau Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Kasus Infeksi Bakteri Pemakan Daging Meningkat, Ilmuwan Ungkap Dugaan Pemicunya

    Kasus Infeksi Bakteri Pemakan Daging Meningkat, Ilmuwan Ungkap Dugaan Pemicunya

    Jakarta

    Kasus infeksi bakteri pemakan daging makin banyak dilaporkan di Amerika Serikat (AS). Hal ini juga terjadi pada Linard Lyons yang sehari-harinya menjadi nelayan di tepi barat daya New Orleans.

    Kala itu, ia tengah menangkap kepiting untuk cucu-cucunya, tetapi ia kemudian menyadari ada sebuah goresan kecil di kaki. Luka yang ternyata hampir merenggut nyawa Lyons.

    Semula, Lyons tetap beraktivitas seperti biasa. Namun keesokan harinya ia terbangun dalam kondisi delusi, disertai demam dan muntah. Semula ia mengira hanya sakit biasa, hingga kemudian menemukan luka hitam menyebar di kaki kirinya.

    Lyons segera menemui dokter keluarga. Dokter kemudian mengenali kondisinya dan segera mengirim Lyons ke ruang gawat darurat. Tak sampai satu jam kemudian, ia sudah berada di meja operasi rumah sakit.

    Infeksi Bakteri Pemakan Daging

    Goresan kecil di kaki Lyons ternyata menjadi pintu masuk bagi Vibrio vulnificus, bakteri yang dikenal sebagai ‘pemakan daging’. Luka hitam yang muncul adalah tanda fasciitis nekrotikans, infeksi serius yang merusak jaringan di bawah kulit, menurut Cleveland Clinic.

    Bakteri berbahaya ini berkembang biak di perairan pesisir yang hangat, terutama di perairan payau tempat air tawar bercampur dengan laut. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat kasus infeksi Vibrio di Pantai Timur melonjak hingga 800 persen antara 1988 dan 2018

    Peluang Hidup

    “Saya diberi pertanyaan ‘Apakah saya boleh melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan hidup Anda?” kenang Lyons, dikutip dari CNN.

    Itu adalah kata-kata terakhir yang ia dengar sebelum dibius untuk operasi. Lyons menyadari betul kakinya terancam diamputasi. Saat itu, dokter memberi vonis peluang bertahan hidup ‘hanya’ 50 persen.

    Beruntung, tim medis berhasil menghentikan penyebaran infeksi tanpa harus mengamputasi kaki. Setelah tiga hari di unit perawatan intensif, tiga minggu dirawat di rumah sakit, serta berbagai terapi antibiotik, Lyons akhirnya dinyatakan bebas dari bakteri tersebut. Meski sudah lebih dari tiga bulan berlalu, proses pemulihan masih panjang.

    Bagi Lyons yang juga menderita diabetes, masa pemulihan terasa berat dan ia menggambarkannya sebagai ‘penderitaan’. Ia kini menaruh harapan pada prosedur cangkok kulit agar kakinya bisa kembali pulih.

    Siapa yang Paling Berisiko?

    Menurut Kepala Dinas Kesehatan Mississippi, AS, Dr Daniel Edney, infeksi Vibrio vulnificus umumnya tidak fatal bagi orang sehat.

    Namun, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih rentan mengalami kondisi serius. Ia mengingatkan, bila berencana masuk ke perairan pantai, anggap saja perairan tersebut terkontaminasi Vibrio. “Hindari air jika memiliki luka terbuka atau luka yang berpotensi terinfeksi,” ujarnya.

    Inikah Pemicunya?

    Para ahli menilai perubahan iklim mempercepat penyebaran bakteri ini. Lautan yang semakin hangat dan naiknya permukaan laut menciptakan kondisi ideal bagi Vibrio untuk berkembang. Profesor Oliver dari UNC Charlotte menambahkan, mencairnya gletser juga menurunkan kadar salinitas laut, sehingga membuat lingkungan lebih ramah bagi bakteri tersebut.

    “Air laut yang terlalu asin tidak cocok untuk Vibrio vulnificus. Tapi ketika tercampur air tawar, kondisinya menjadi lebih menguntungkan,” jelasnya.

    Seiring iklim yang semakin hangat, lebih banyak bakteri bertahan melewati musim dingin, sehingga wabah di musim panas semakin parah. Dr. Rachel Noble, profesor di University of North Carolina di Chapel Hill yang meneliti Vibrio sejak awal 2000-an, menyebut fenomena ini sebagai pola global.

    “Ini bukan satu-satunya patogen yang meningkat akibat perubahan iklim,” ujarnya.

    “Tetapi kasus Vibrio bisa menjadi contoh nyata bagaimana iklim memengaruhi kesehatan manusia.”

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Melihat Dampak Perubahan Iklim yang Semakin Nyata”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Jakarta

    Gorengan kerap menjadi camilan favorit banyak orang berkat rasa gurih dan teksturnya yang renyah. Namun, di balik kenikmatannya, makanan ini sering dianggap kurang bersahabat bagi kesehatan, khususnya bagi pengidap hipertensi.

    Kandungan lemak jenuh dan kalori yang tinggi pada gorengan dapat meningkatkan risiko obesitas. Kondisi tersebut berhubungan erat dengan munculnya penyakit serius, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Lantas, adakah cara yang lebih sehat untuk tetap menikmati gorengan?

    Cara Sehat Makan Gorengan

    Menurut spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH, saat mengonsumsi gorengan, hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan lemaknya. Gorengan umumnya mengandung lemak jenuh yang berisiko untuk kesehatan.

    “Lemak itu kan ada yang baik, ada yang tidak, yang tidak baik itu biasanya asalnya dari asam lemak yang jenuh, atau saturated fat. Asam lemak jenuh itu kebanyakan didapatkan dari minyak dan produk yang bisa padat kalau di suhu ruangan, misalnya butter, mentega,” terangnya dalam acara Siaran Radio Kesehatan yang ditayangkan di Instagram @kemenkes_ri.

    Berikut beberapa cara memasak gorengan yang lebih sehat:

    1. Goreng dengan Minyak yang Lebih Mengandung Asam Lemak Tak Jenuh

    Jenis lemak yang baik adalah lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh. Contohnya seperti minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti olive oil, canola oil, corn oil.

    “Jadi misalnya kita mau memilih untuk menggoreng sesuatu, ya kita pilih gorengnya itu dengan minyak yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuhnya,” katanya.

    2. Masak dengan Air Fryer

    Dr Ning menyarankan untuk memasak gorengan dengan air fryer. Menurutnya, metode ini bisa mengurangi kalori dari minyak yang digunakan.

    3. Gunakan dengan Sedikit Minyak

    Meskipun lebih sehat, kedua metode yang disebutkan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Untuk alternatif yang lebih terjangkau bisa memasak gorengan dengan lemak biasa namun jumlahnya lebih sedikit.

    “Jumlah minyaknya yang dikurangi, meskipun pakai minyak biasa tapi jangan deep-fried, jadi jangan pakai minyak yang sampai tenggelam semua. Karena kan kalau pedoman dari Kemenkes minyak cuman boleh 5 sendok makan sehari,” tandasnya.

    (elk/suc)

  • Jangan Anggap Sepele, Ciri-ciri Ginjal Rusak yang Bisa Dilihat dari Urine

    Jangan Anggap Sepele, Ciri-ciri Ginjal Rusak yang Bisa Dilihat dari Urine

    Jakarta

    Fungsi utama dari ginjal adalah membersihkan darah dengan membuang produk limbah dan kelebihan cairan dalam bentuk urine. Jika ada perubahan pada urine, seperti dari warna atau bau, bisa jadi tanda kesehatan ginjal sedang terganggu.

    Seorang nefrologis di University of Chicago Medicine, dr Patrick Cunningham, adalah bagian dari tim yang bertugas merawat pasien dengan penyakit pada bagian ginjal yakni glomerulus.

    Glomerulus adalah struktur kecil yang membersihkan darah, menyaring mikroskopis yang terletak dalam ginjal. Setiap ginjal memiliki sekitar 1 juta glomeruli.

    Glomerulus yang rusak mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dengan baik. Ini berarti sejumlah protein dan terkadang darah yang tidak normal bocor ke dalam urine, menyebabkan warnanya menjadi merah muda, kemerahan, berbusa, atau bahkan cokelat.

    “Sistem penyaringan yang rusak ini dapat disebabkan oleh diabetes atau penyakit autoimun tertentu yang menyerang berbagai organ di dalam tubuh. Bisa juga bersifat genetik,” kata Cunningham.

    “Setiap hari, kita makan dan minum berbagai hal. Jadi tugas ginjal adalah menjaga semua jenis zat kimia dalam aliran darah kita tetap seimbang,” jelas Cunningham yang dikutip dari UChicago Medicine, Kamis (28/8/2025).

    “Ketika ginjal tidak berfungsi, mereka tidak dapat melakukan hal ini dengan baik,” sambungnya.

    Seperti Apa Penampakan Urine yang Normal?

    Penampakan urine dapat bervariasi, tergantung pada apa yang dikonsumsi dan berapa banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh.

    “Jika Anda minum banyak cairan, warnanya mungkin bening. Tetapi, jika Anda bangun di pagi hari setelah tidak minum cairan semalaman, warnanya secara alami akan terlihat lebih gelap, dan itu normal,” terang Cunningham.

    Menjaga hidrasi untuk kesehatan secara keseluruhan sangat penting. Untuk orang dewasa yang sehat, rata-rata asupan air harian yang disarankan adalah sekitar 15,5 gelas untuk pria dan 11,5 gelas untuk wanita.

    Bagaimana Bau Urine yang Normal?

    Bau urine memang wajar dan belum tentu menjadi tanda ada yang salah jika urine seseorang berbau menyengat.

    “Namun, jika Anda merasakan sesuatu yang sangat tidak biasa dari biasanya, itu mungkin merupakan tanda infeksi urine,” tuturnya.

    Infeksi urine atau dikenal sebagai infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi saluran kemih.

    Bagaimana Jika Urine Keruh, Berbusa, Merah Muda, atau Kemerahan?

    Kekeruhan urine juga bisa mengindikasikan adanya kemungkinan infeksi urine. Meskipun sedikit berbusa, itu normal dan menjadi tanda kelebihan protein dalam urine.

    “Warna merah muda atau merah dapat mengindikasikan berbagai penyakit ginjal atau kondisi yang mempengaruhi bagian lain saluran kemih, seperti kandung kemih,” beber Cunningham.

    Pasien dengan urinenya berwarna merah muda atau merah mungkin mengira mereka mengalami infeksi. Tetapi, penyebabnya mungkin penyakit lain seperti autoimun (seperti lupus), yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

    Apa Saja Gejala Penyakit Ginjal Lainnya?

    Selain perubahan pada urine, tanda-tanda penyakit ginjal lainnya, termasuk penumpukan cairan di kaki atau perut. Terkadang, penyakit ginjal autoimun juga dikaitkan dengan ruam baru atau nyeri sendi yang aneh.

    “Penyakit ginjal juga dapat menyebabkan hal-hal seperti kesulitan bernapas atau tekanan darah yang tiba-tiba jauh lebih sulit dikendalikan,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Soal Penerapan Cukai Pemanis dalam Kemasan, Sekjen PKS: Ini Hadir dengan Fungsi Ganda

    Soal Penerapan Cukai Pemanis dalam Kemasan, Sekjen PKS: Ini Hadir dengan Fungsi Ganda

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal PKS, Muhammad Kholid bicara persoalan rencana penetapan cukai minuman pemanis dalam kemasan (MBDK) yang tercantum dalam APBN 2026

    Muhammad Kholid menegaskan punya pandangan persoalan penerapan kebijakan ini.

    Khusus Partai PKS menyebut adanya kebijakan penerapan ini disebut bukan persoalan fiskal.

    Melainkan, adanya faktor lain seperti instrumen kesehatan publik.

    “PKS memandang kebijakan cukai MBDK bukan semata soal fiskal, melainkan instrumen kesehatan publik. Oleh karena itu, penerimaannya harus dikembalikan untuk memperkuat sistem kesehatan: mulai dari BPJS, program gizi anak, hingga edukasi hidup sehat,” kata Kholid dikutip dari laman resmi PKS.

    “Dengan begitu, rakyat merasakan manfaat nyata dari kebijakan ini,” tambahnya.

    Kholid, yang juga Anggota Komisi XI DPR RI, menekankan bahwa Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa meningkatnya kasus diabetes, obesitas, dan penyakit tidak menular lainnya.

    Menurutnya cukai hadir dalam hal ini dengan fungsi ganda. Mulai dari mengubah perilaku konsumsi sampai memberikan ruang fiskal untuk pelayanan kesehatan.

    “Pemerintah harus cermat menentukan besaran tarif agar wajar, tidak menambah beban masyarakat kecil, dan tetap melindungi UMKM minuman tradisional,” sebutnya.

    “Sementara itu, industri besar harus didorong melakukan reformulasi produk ke arah yang lebih sehat,” jelasnya.

    Menurut Kholid, masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa tujuan utamanya adalah kesehatan rakyat, bukan sekadar menambah penerimaan negara.