Topik: diabetes

  • 4 Manfaat Minum Air Kelapa Tiap Hari bagi Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng Khasiatnya

    4 Manfaat Minum Air Kelapa Tiap Hari bagi Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng Khasiatnya

    Jakarta

    Air kelapa dikenal sebagai salah satu minuman alami yang menyegarkan sekaligus menyehatkan. Rasanya yang manis ringan dan kandungan nutrisinya yang kaya membuat air kelapa sering dijadikan pilihan untuk melepas dahaga, terutama di cuaca panas.

    Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Dr Karina Rahmadia Ekawidyani, menjelaskan, dalam 100 gram air kelapa muda segar, terdapat berbagai nutrisi bermanfaat yang menjadikannya minuman sehat, terutama untuk membantu menghidrasi tubuh.

    Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI), kandungan gizi dalam air kelapa meliputi energi sebesar 17 kkal, protein 0,2 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 3,8 gram, dan air 95,5 gram.

    Selain itu, air kelapa juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral, antara lain vitamin C (1 mg), kalium (149 mg), kalsium (15 mg), fosfor (8 mg), natrium (1 mg), zat besi (0,2 mg), seng (0,1 mg), serta tembaga (0,04 mg).

    Manfaat Minum Air Kelapa

    Tidak hanya menyegarkan, minum air kelapa setiap hari juga dipercaya memberikan beragam manfaat bagi kesehatan. Dikutip dari laman IPB University, berikut penjelasannya.

    1. Menghidrasi Tubuh

    Air kelapa memiliki kandungan air yang sangat tinggi, yakni sekitar 95,5 persen. Tak heran jika minuman ini kerap disebut sebagai salah satu pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi tubuh.

    “Air kelapa bisa menjadi pilihan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi, terutama pada kondisi seperti diare dan muntah,” tambah Dr Karina.

    2. Mencegah Batu Ginjal

    Selain membantu menghidrasi, air kelapa juga memiliki sifat diuretik alami. Hal ini berarti, minum air kelapa dapat merangsang produksi urin sehingga tubuh lebih mudah membuang zat sisa metabolisme. Menurut Dr Karina, efek ini turut bermanfaat dalam mencegah pembentukan batu ginjal.

    3. Bagus untuk Pencernaan-Melawan Radikal Bebas

    Air kelapa juga diketahui bermanfaat untuk pencernaan. “Kandungan air dan elektrolitnya juga memberikan efek pencahar alami yang membantu melancarkan buang air besar,” ujarnya.

    Selain itu, lanjutnya, vitamin C yang terkandung dalam air kelapa berperan sebagai antioksidan alami, membantu melawan radikal bebas sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh.

    Mengenai klaim bahwa air kelapa dapat membantu menurunkan tekanan darah, Dr Karina menjelaskan kandungan kalium di dalamnya tergolong cukup tinggi. Kalium berperan penting dalam menyeimbangkan efek natrium yang dapat memicu peningkatan tekanan darah. Selain itu, mineral ini juga membantu merelaksasi pembuluh darah serta mengatur detak jantung dan sirkulasi darah.

    Meski demikian, ia mengingatkan hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,24 persen pada orang dewasa dan lansia setelah lima hari mengonsumsi air kelapa. Namun, penurunan tersebut masih dianggap tidak signifikan secara klinis.

    “Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsi air kelapa tetap harus diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti menerapkan pola makan bergizi seimbang sesuai Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan berolahraga secara teratur,” jelasnya.

    Ia juga menyarankan pengidap hipertensi untuk berkonsultasi dengan dokter.

    Dampak Mengonsumsi Air Kelapa Berlebihan

    Terlepas dari manfaatnya, Dr Karina memperingatkan bahwa mengonsumsi air kelapa secara berlebihan juga memiliki risiko. Kandungan kalium yang tinggi berpotensi menyebabkan hiperkalemia, terutama pada individu dengan gangguan fungsi ginjal, dan dapat mengganggu irama jantung.

    Selain itu, satu gelas (250 ml) air kelapa mengandung sekitar 10 gram gula. Jika dikonsumsi berlebihan, risiko obesitas dan diabetes melitus dapat meningkat. Oleh karena itu, ia menyarankan agar konsumsi air kelapa dibatasi maksimal satu gelas per hari tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.

    Waktu Terbaik Minum Air Kelapa

    Dr Karina menyatakan bahwa air kelapa dapat dikonsumsi kapan saja. “Namun, jika tujuannya adalah untuk menggantikan cairan tubuh pasca-aktivitas, waktu terbaik adalah setelah berolahraga,” ujarnya.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (suc/suc)

  • 7 Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes, Termasuk Alpukat dan Almond

    7 Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes, Termasuk Alpukat dan Almond

    Jakarta

    Pengidap diabetes perlu lebih selektif dalam memilih camilan. Pasalnya, asupan yang kurang tepat bisa membuat kadar gula darah melonjak. Namun, terlalu membatasi diri juga dapat mengurangi kenikmatan saat makan.

    Kabar baiknya, ada beberapa pilihan camilan enak yang tetap aman dikonsumsi oleh pengidap diabetes. Simak daftarnya berikut ini.

    Daftar Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes

    Beberapa pilihan camilan yang enak untuk pengidap diabetes di antaranya yoghurt dengan beri, kacang almond, popcorn, hingga keju cottage.

    1. Yoghurt dengan Buah Beri

    Buah beri adalah sumber serat yang baik. Dikutip dari Healthline, satu porsi blueberry 150 g mengandung 3,6 g serat yang membantu memperlambat pencernaan dan menstabilkan kadar gula darah setelah makan.

    Sementara itu, yoghurt dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Manfaat ini sebagian disebabkan oleh kandungan probiotiknya yang bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk memetabolisme makanan dengan gula.

    2. Almond

    Kacang almond bisa memberikan manfaat bagi kesehatan bagi pengidap diabetes, dengan mengurangi kadar kolesterol jahat. Kandungan magnesiumnya juga penting untuk metabolisme glukosa yang tepat.

    Segenggam kacang almond (28 g) tanpa garam mengandung sekitar 6 g karbohidrat dan hampir 3 g serat.

    3. Alpukat

    Alpukat mengandung serat yang tinggi serta asam lemak tak jenuh tunggal yang bisa membantu penurunan kadar gula darah.

    Menurut sebuah studi di tahun 2023, mengonsumsi alpukat dikaitkan dengan. HbA1c dan gula darah puasa yang lebih rendah. Alpukat seberat 100 g mengandung sekitar 8 g karbohidrat.

    4. Popcorn

    Tiga cangkir popcorn (24 g) yang dimasak dengan air popper mengandung 93 kkal dan 3 g serat. Namun, karbohidratnya lebih tinggi, yaitu sekitar 18 g. Padukan popcorn dengan makanan berprotein tinggi seperti segenggam kacang tanah panggang kering atau potongan keju.

    Perlu diketahui bahwa popcorn yang dimasak dengan microwave bisa mengandung garam dan lemak yang tinggi. Jadi, untuk menghindarinya, gunakan air popper atau masak di atas kompor.

    5. Salad Tuna

    Tuna kalengan seberat 85 g menyediakan sekitar 21 g protein tanpa karbohidrat. Ikan ini juga menyediakan sejumlah kecil asam lemak omega-3 yang terbukti bisa menurunkan peradangan dan memperbaiki kadar kolesterol.

    Salad tuna bisa dibuat dengan memadukan tuna dengan mayonaise dan bahan-bahan seperti bawang bombay dan seledri. Mayonaise bisa diganti dengan keju cottage atau yoghurt Yunani untuk menambah protein.

    6. Kacang Arab Panggang

    Setengah cangkir (83 g) porsi kacang arab mengandung sekitar 7 g protein, 6 g serat, dan 22,45 g karbohidrat. Coba panggang dengan minyak zaitun dan bumbu pilihan sesuai dengan selera.

    7. Keju Cottage

    Setengah cangkir keju cottage (sekitar 112 g) menyediakan hampir 13 g protein dan 4 g karbohidrat. Menurut penelitian tahun 2019, produk susu bisa menurunkan resistensi insulin dan meningkatkan penurunan berat badan.

    Ditinjau oleh: Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • Mayapada Hospital Hadirkan 3 Solusi Olahraga Terpadu agar Lebih Sehat

    Mayapada Hospital Hadirkan 3 Solusi Olahraga Terpadu agar Lebih Sehat

    Jakarta

    Mayapada Hospital Bandung, salah satu unit rumah sakit di bawah naungan PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk (SRAJ), terus meningkatkan mutu dan kualitas layanan unggulannya (center of excellence) melalui layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) yang komprehensif.

    Layanan terpadu khusus kesehatan dan kebugaran ini menjawab kebutuhan masyarakat dari berbagai latar belakang. Mulai dari sport enthusiast dan atlet hingga pasien dengan penyakit metabolik akibat gaya hidup (lifestyle disease) yang tetap ingin berolahraga dengan aman.

    Hospital Director Mayapada Hospital Bandung, dr. Irwan Susanto Hermawan, MM mengatakan pihaknya berkomitmen menghadirkan layanan kesehatan modern. Ia menyebut layanan tersebut dirancang untuk menjawab tuntutan produktivitas tinggi yang berpengaruh pada kesehatan dan kebugaran.

    “Melalui kelengkapan layanan dan tim dokter multidisiplin yang ada di Sport Injury Treatment and Performance Center, kami memberikan pendampingan menyeluruh dan personal, mulai dari pencegahan dan pemulihan cedera, peningkatan performa olahraga, hingga pendampingan pola hidup sehat bagi penderita penyakit metabolik agar tetap bisa berolahraga secara aman dan terarah. Kami percaya, hidup sehat adalah kunci kebahagiaan, kesejahteraan, dan kualitas hidup yang lebih baik, dan komitmen ini kami hadirkan khusus bagi masyarakat Bandung dan Jawa Barat,” ujar dr. Irwan dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).

    SITPEC Mayapada Hospital Bandung menghadirkan tiga program utama, yakni Medical Fitness Program yang memungkinkan pasien kronis tetap dapat berolahraga aman di bawah pengawasan medis, Program Peningkatan Performa Fisik untuk membantu atlet maupun sport enthusiast mencapai kebugaran optimal dengan latihan terarah.

    Adapun Program Penanganan dan Pemulihan Pasca Cedera Olahraga dengan tindakan berbasis minimal invasif (artroskopi) hingga program yang mendukung rehabilitasi agar pasien dapat kembali berolahraga (return to sport) dan untuk atlet dapat kembali berkompetisi (return to competition).

    Sebagai layanan komprehensif dan terintegrasi, SITPEC Mayapada Hospital Bandung melibatkan tim dokter multidisiplin dari Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Orthopedi dan Traumatologi, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Gizi Klinik, Jantung dan Pembuluh Darah, Penyakit Dalam, serta Fisioterapis Olahraga.

    Didukung fasilitas modern seperti Gym, VO₂ Max Test, dan Body Composition Analysis, SITPEC mampu memberikan program latihan yang personal, aman, dan sesuai kondisi dan kebutuhan setiap pasien.

    Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S, mengatakan pentingnya olahraga sebagai terapi bagi pasien dengan penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, atau jantung. Dengan fasilitas modern di SITPEC, ia memastikan penilaian kondisi fisik menyeluruh sehingga program latihan dan pola makan dapat dirancang lebih personal, efektif, dan aman.

    “Olahraga adalah terapi penting, bahkan untuk pasien dengan penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, atau jantung yang tetap memerlukan olahraga dengan aman untuk membantu mengontrol gula darah, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki profil kolesterol. Dengan fasilitas lengkap, modern, dan nyaman di SITPEC Mayapada Hospital Bandung, kami bisa menilai kondisi fisik secara menyeluruh, sehingga program latihan dan pola makan dapat dirancang lebih tepat, personal, dan efektif untuk mendukung kesehatan jangka panjang,” ungkap dr. Alvin.

    Sebelumnya, layanan SITPEC Mayapada Hospital Bandung telah hadir dan aktif melayani masyarakat Bandung serta Jawa Barat, termasuk berbagai komunitas olahraga yang memanfaatkan fasilitas ini untuk menjaga kebugaran dan pemulihan cedera.

    Saat ini, masyarakat sekitar juga dapat menikmati harga khusus pemeriksaan VO2 Max di SITPEC Mayapada Hospital Bandung, sebagai bagian dari komitmen rumah sakit dalam mendukung masyarakat Jawa Barat yang lebih sehat.

    Selain di Mayapada Hospital Bandung, layanan SITPEC juga hadir di unit Mayapada Hospital lainnya, yakni di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan) serta Tangerang.

    (akd/akd)

  • 7 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Jalan Kaki

    7 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Jalan Kaki

    Jakarta

    Banyak orang menganggap olahraga harus dilakukan dengan sulit atau peralatan khusus. Padahal, ada satu aktivitas fisik yang bisa dilakukan setiap hari dan di mana saja, yaitu jalan kaki.

    Meski terlihat sepele, berjalan kaki rutin ternyata memiliki peran penting dalam menjaga tubuh tetap bugar dan mencegah berbagai gangguan kesehatan serius. Tidak heran jika para ahli sering menyebutnya sebagai salah satu kunci hidup panjang dan berkualitas.

    Manfaat Jalan Kaki Tiap Hari

    Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh tubuh jika rajin jalan kaki. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Nyeri Sendi

    Beberapa studi menyebutkan kebiasaan jalan kaki dapat mengurangi nyeri akibat radang sendi. Jalan 8-10 km per minggu bahkan disebut dapat mencegah timbulnya radang sendi.

    Jalan kaki melindungi sendi, terutama lutut dan pinggul yang rentan terkena osteoartritis. Efek perlindungan ini muncul melalui mekanisme melumasi sendi dan memperkuat otot-otot penyangga.

    2. Flu

    Jalan kaki juga melindungi tubuh dari ancaman flu di musim sakit. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.000 pria dan wanita menemukan mereka yang jalan kaki setidaknya 20 menit sehari, minimal 5 hari per minggu, mengalami 43 persen lebih sedikit hari sakit dibanding mereka yang jarang olahraga.

    Ini menunjukkan jalan kaki dapat meningkatkan fungsi imun tubuh. Kalaupun sakit, durasinya akan lebih singkat dan gejala lebih ringan.

    3. Diabetes

    Rajin jalan kaki juga dapat menurunkan risiko diabetes melitus. Salah satu mekanismenya melalui penurunan keinginan untuk mengonsumsi makan manis.

    Dua studi dari University of Exeter menemukan jalan kaki 15 menit dapat mengurangi keinginan makan cokelat, bahkan menurunkan jumlah cokelat yang dikonsumsi saat stres. Penelitian baru juga menegaskan jalan kaki bisa mengurangi keinginan dan konsumsi berbagai camilan manis lainnya.

    4. Kanker Payudara

    Dalam sebuah studi yang dilakukan American Cancer Society, jalan kaki dapat menurunkan risiko kanker payudara. Penelitian itu menyebut perempuan yang jalan 7 jam atau lebih dalam waktu seminggu memiliki risiko kanker payudara 14 persen lebih rendah, dibanding mereka yang jalan 3 jam atau kurang.

    Mereka menambahkan manfaat jalan kaki ini tetap terlihat meskipun wanita memiliki faktor risiko kanker payudara, seperti kelebihan berat badan atau penggunaan terapi hormon tambahan.

    5. Obesitas

    Ilmuwan di Harvard meneliti 32 gen pemicu obesitas pada lebih dari 12 ribu orang untuk melihat seberapa besar pengaruh gen-gen ini terhadap berat badan. Ditemukan, peserta yang rajin jalan kaki cepat selama satu jam sehari dapat mengurang efek gen obesitas ini hingga setengahnya.

    6. Penyakit Jantung

    Jalan kaki juga baik untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Ini meliputi tekanan darah lebih stabil, berat badan ideal, dan menjaga kesehatan sel endotel yang melapisi sel pembuluh darah.

    Semakin sering jalan kaki, makan semakin besar juga penurunan risiko penyakit jantung.

    7. Depresi

    Jalan kaki tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental. Dikutip dari Healthline, studi menunjukkan jalan kaki dapat mengurangi kecemasan, depresi, dan suasana hati yang negatif.

    Jalan kaki juga meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi gejala penarikan diri secara sosial.

    (avk/suc)

  • 6 Manfaat Pepaya, Sehatkan Jantung hingga Pencernaan

    6 Manfaat Pepaya, Sehatkan Jantung hingga Pencernaan

    Jakarta

    Pepaya dikenal sebagai salah satu buah tropis yang mudah ditemukan di Indonesia. Rasanya manis, segar, dan harganya pun relatif terjangkau sehingga digemari banyak orang.

    Tak hanya enak dimakan langsung, pepaya juga sering diolah menjadi jus atau campuran hidangan penutup. Menariknya, buah ini juga menyimpan berbagai kebaikan untuk tubuh.

    Manfaat Pepaya untuk Kesehatan

    Pepaya cocok untuk dikonsumsi tiap hari. Berikut ini sederet manfaat yang bisa didapatkan dari rutin mengonsumsi pepaya:

    1. Menjaga Penglihatan

    Pepaya mengandung beta-karoten alami berupa karotenoid yang memberi warna oranye pada buah. Satu cangkir pepaya yang sudah diiris mengandung sekitar 68 mikrogram vitamin A, sekitar sepertiga dari kebutuhan harian.

    “Tubuh Anda mengubah beta-karoten menjadi vitamin A. Nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan mata,” kata ahli gizi Julia Zumpano, RD, dikutip dari Cleveland Clinic, Jumat (12/9/2025).

    2. Mencegah Kanker

    Konsumsi pepaya secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa penyakit kronis seperti kanker paru, payudara, dan pankreas. Manfaat ini didapatkan dari kandungan vitamin C yang tinggi.

    Pepaya juga mengandung fitonutrien seperti likopen, yang menurut studi juga membantu melawan kanker. Vitamin C juga dikaitkan dengan berbagai manfaat lain seperti melindungi penglihatan, menjaga kesehatan sendi, membentuk kolagen pada rambut, kuku, dan kulit, serta membantu penyembuhan luka.

    3. Mencegah Peradangan

    Pepaya mengandung enzim papain yang membantu mengurangi stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup antioksidan untuk melawan radikal bebas.

    “Kerusakan sel yang dihasilkan dapat memicu peradangan kronis, yang meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan,” ujar Zumpano.

    Sebuah tinjauan kecil dari beberapa studi menemukan fitonutrien dan ekstrak pepaya dapat melindungi diri dari penuaan, alzheimer, kanker, diabetes, penyakit gusi, dan peradangan kronis.

    4. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Pepaya sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Penelitian menunjukkan konsumsi pepaya fermentasi dapat meningkatkan kesehatan usus.

    Makanan fermentasi alami mengandung probiotik yang mendukung keseimbangan mikrobioma usus. Kandungan serat yang ada dalam pepaya juga sangat baik dalam menjaga kesehatan pencernaan.

    Pepaya fermentasi juga dapat menurunkan kadar gula darah. Ini membuat pepaya cocok untuk orang-orang dengan kondisi pre-diabetes, tapi kurang baik untuk pengidap diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah.

    “Anda bisa mengalami gula darah terlalu rendah, atau disebut hipoglikemia,” kata Zumpano mengingatkan.

    6. Melindungi Jantung

    Satu pepaya kecil yang diiris mengandung sekitar 286 miligram kalium atau sekitar 6 persen kebutuhan harian. Menurut Zumpano, kalium sangat baik untuk kesehatan kardiovaskular.

    “Makanan tinggi kalium membantu melemaskan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah,” kata Zumpano.

    Kandungan vitamin C yang tinggi pada pepaya juga membantu menurunkan tekanan darah tinggi dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Penelitian juga menemukan likopen dalam pepaya dapat mencegah penyakit jantung dan stroke dengan cara menurunkan kadar kolesterol ‘jahat’ low-density lipoprotein (LDL).

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (avk/suc)

  • Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Liputan6.com, Bandarlampung – Sebuah video warga Tanggamus, Lampung, yang bergotong royong menggotong jenazah dengan sarung dan bambu viral di media sosial. Peristiwa memilukan itu terjadi di Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, pada Kamis pagi (11/9/2025).

    Dalam rekaman amatir, terlihat sejumlah warga bergantian memikul tubuh almarhumah Aisah (59) melewati jalan perbukitan yang terjal. Tidak ada mobil jenazah atau kendaraan roda empat yang bisa masuk ke wilayah tersebut. Satu-satunya pilihan adalah menandu secara tradisional dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer menuju rumah duka.

    Kapolsek Wonosobo, Iptu Tjasudin, menjelaskan Aisah sudah lama menderita sakit. “Sekitar empat tahun belakangan, almarhumah mengidap diabetes, asma, dan komplikasi. Sebelumnya juga sudah bolak-balik dirawat di rumah sakit,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).

    Pada Kamis pagi itu, Aisah sempat dirujuk dari Puskesmas Sanggi menuju Rumah Sakit Batin Mangunang, Kota Agung, menggunakan ambulans pekon. Namun di perjalanan, ia mengembuskan napas terakhir sebelum tiba di rumah sakit.

    Jenazah kemudian dibawa kembali ke rumah duka. Masalah muncul karena akses menuju Dusun 2 Way Tuba hanya bisa dilalui sepeda motor.

    “Karena tidak mungkin dibawa dengan motor, akhirnya warga menandu jenazah sekitar 15 menit jalan kaki melewati jalan naik turun bukit,” ujarnya.

     

    Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jasad empat korban helikopter milik PT Intan Angkasa yang jatuh di antara Kabupaten Puncak dan wilayah distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

  • Cari Kandungan Ini di Suplemen Kalau Mau Kurus Cepat, Ini Kata Ilmuwan

    Cari Kandungan Ini di Suplemen Kalau Mau Kurus Cepat, Ini Kata Ilmuwan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti menemukan serat yang khasiatnya setara dengan Ozempic, obat diabetes yang diakui punya kemampuan “ajaib” untuk menurunkan berat badan.

    Dalam laporan penelitian yang diterbitkan pada 2024, peneliti dari University of Arizona (UA) dan University of Vienna mengidentifikasi serat bernama “beta-glucan” yang bisa mengatur gula darah dan membantu menurunkan berat badan. Beta-glucan adalah serat yang dengan mudah ditemukan dalam oat (haver) dan barley (barli).

    Penelitian dilakukan menggunakan tikus percobaan yang diberikan pakan berkandungan lemak tinggi. Hasilnya, beta-glucan ditemukan menurunkan kandungan lemak dan berat badan tikus dalam 18 pekan.

    Serat lainnya seperti wheat dextrin (serat larut yang diperoleh dari pengolahan pati gandum), pektin, pati resistan, dan selulosa, tidak memiliki dampak seperti beta-glucan. 

    “Kami tahu bahwa serat sangat penting dan memberikan manfaat, permasalahannya ada banyak sekali tipe,” kata Frank Duca dari UA, pada Juli. “Kami ingin tahu serat apa yang paling bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki homeostatis glukosa. Tujuannya agar bisa menberikan informasi ke publik, konsumen, dan pelaku industri pertanian.”

    Serat adalah sumber energi utama bagi bakteria yang hidup di sistem pencernaan, yang merupakan bagian dari mikrobioma. Namun, tingkat konsumsinya sangat rendah. Di Amerika Serikat, hanya 5 persen dari populasi yang mengonsumsi serat sesuai rekomendasi tenaga kesehatan yaitu 25-30 gram per hari.

    Kondisi ini menciptakan permintaan atas serat tambahan lewat suplemen atau makanan olahan.

    Seperti yang Duca sampaikan, serat sangat bervariasi dalam bentuk atau sifatnya. Serat beta-glucan dan wheat dextrin bisa larut dalam air yang berarti mudah difermentasi oleh bakteri di perut manusia. Selulosa dan pati resistan sulit larut dalam air sehingga cenderung untuk ikut “keluar” bersama kotoran manusia.

    Dari hasil penelitian, beta-glucan adalah satu-satunya serat yang berhasil meningkatkan ileibakterium di perut tikus percobaan. Bakteri ini terkait erat dengan penurunan berat badan.

    Dalam waktu 10 pekan, tikus yang mengonsumsi beta-glucan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan dengan lemak yang terpangkas signifikan dibanding tikus yang diberi makan serat jenis lain.

    Beta-glucan meingkatkan konsentrasi butyrate di perut para tikus, yaitu zat yang dihasilkan oleh mikrobioma untuk mencerna serat. Butyrate kemudian memicu produksi glucagon-like peptide-1 (GLP-1), yaitu protein alami yang ditiru oleh Ozempic dalam menstimulasi insulin.

    “Salah satu manfaat dari serat adalah produksi GLP-1 dan peptida yang mengatur selera dan berat badan,” kata Duca.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ​Lebihi Batas Aman, BPA pada Galon Bisa Berisiko bagi Kesehatan

    ​Lebihi Batas Aman, BPA pada Galon Bisa Berisiko bagi Kesehatan

    Jakarta: Paparan bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, apalagi jika jumlahnya melebihi ambang batas aman. 

    BPA dikenal sebagai senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon (endokrin) dan berisiko memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
    BPA Ada di Sekitar Kita
    BPA banyak ditemukan pada kemasan plastik berbahan polikarbonat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti galon guna ulang air minum, botol bayi, wadah makanan, hingga lapisan dalam kaleng. Karena kemasan ini dipakai berulang kali, risiko pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman semakin tinggi.

    “Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia. 

    “Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.
     

     

    Temuan BPOM dan Riset Internasional
    Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam daerah dengan kadar BPA pada galon guna ulang melebihi ambang batas aman 0,06 bagian per sejuta (ppm). Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah.

    Sejumlah riset internasional juga menunjukkan BPA dapat luruh ke dalam makanan dan minuman. Studi Harvard yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives (2009) mencatat penggunaan kemasan polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69 persen.

    Penelitian lain dalam Food Additives and Contaminants (2008) menemukan migrasi BPA hingga 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam pada suhu 70°C. Sementara itu, studi di Chemosphere (2010) menunjukkan migrasi BPA dari botol bayi polikarbonat meningkat signifikan setelah penggunaan berulang.

    Temuan ini semakin mengkhawatirkan setelah European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 memperketat ambang batas paparan harian BPA menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih ketat dari standar sebelumnya. Beberapa hasil penelitian bahkan menunjukkan paparan BPA ribuan kali lipat di atas ambang batas ini.

    Perlunya Pelabelan dan Pengawasan Ketat
    BPOM kini mewajibkan label peringatan bahaya pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung BPA. Menurut Profesor Chalid, pelabelan ini penting agar konsumen memahami risiko yang ada dan dapat membuat pilihan yang lebih aman.

    Dengan semakin banyak bukti ilmiah dan standar internasional yang semakin ketat, evaluasi ulang terhadap keamanan kemasan BPA menjadi mendesak. Langkah pengawasan dan pencegahan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan BPA berlebihan.

    Jakarta: Paparan bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, apalagi jika jumlahnya melebihi ambang batas aman. 
     
    BPA dikenal sebagai senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon (endokrin) dan berisiko memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
    BPA Ada di Sekitar Kita
    BPA banyak ditemukan pada kemasan plastik berbahan polikarbonat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti galon guna ulang air minum, botol bayi, wadah makanan, hingga lapisan dalam kaleng. Karena kemasan ini dipakai berulang kali, risiko pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman semakin tinggi.
     
    “Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” jelas Profesor Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia. 

    “Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.
     

     

    Temuan BPOM dan Riset Internasional
    Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam daerah dengan kadar BPA pada galon guna ulang melebihi ambang batas aman 0,06 bagian per sejuta (ppm). Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah.
     
    Sejumlah riset internasional juga menunjukkan BPA dapat luruh ke dalam makanan dan minuman. Studi Harvard yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives (2009) mencatat penggunaan kemasan polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69 persen.
     
    Penelitian lain dalam Food Additives and Contaminants (2008) menemukan migrasi BPA hingga 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam pada suhu 70°C. Sementara itu, studi di Chemosphere (2010) menunjukkan migrasi BPA dari botol bayi polikarbonat meningkat signifikan setelah penggunaan berulang.
     
    Temuan ini semakin mengkhawatirkan setelah European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 memperketat ambang batas paparan harian BPA menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih ketat dari standar sebelumnya. Beberapa hasil penelitian bahkan menunjukkan paparan BPA ribuan kali lipat di atas ambang batas ini.
     
    Perlunya Pelabelan dan Pengawasan Ketat
    BPOM kini mewajibkan label peringatan bahaya pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung BPA. Menurut Profesor Chalid, pelabelan ini penting agar konsumen memahami risiko yang ada dan dapat membuat pilihan yang lebih aman.
     
    Dengan semakin banyak bukti ilmiah dan standar internasional yang semakin ketat, evaluasi ulang terhadap keamanan kemasan BPA menjadi mendesak. Langkah pengawasan dan pencegahan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan BPA berlebihan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Lebihi Batas Aman, Pelabelan Bahaya BPA pada Galon Perlu Dipercepat

    Lebihi Batas Aman, Pelabelan Bahaya BPA pada Galon Perlu Dipercepat

    Jakarta

    Paparan bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, apalagi jika jumlahnya melebihi ambang batas aman. Pakar Polimer dari Universitas Indonesia, Profesor Mochamad Chalid mengungkapkan bahwa pelepasan BPA terjadi ketika material plastik bersentuhan dengan air pada suhu dan durasi tertentu.

    “Pelepasan BPA terjadi akibat peluruhan material plastik saat bersentuhan dengan air pada suhu dan waktu tertentu,” ujar Chalid dalam keterangannya, Kamis (11/9/2025).

    Sekadar diketahui, BPA dikenal sebagai senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon (endokrin) dan berisiko memicu gangguan reproduksi, masalah perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.

    BPA banyak ditemukan pada kemasan plastik berbahan polikarbonat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti galon guna ulang air minum, botol bayi, wadah makanan, hingga lapisan dalam kaleng. Karena kemasan ini dipakai berulang kali, risiko pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman semakin tinggi.

    Ia menambahkan, perpindahan galon dari pabrik ke tangan konsumen dapat memicu risiko pelepasan zat berbahaya. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan galon yang dilakukan berulang kali.

    “Proses ini berpotensi terjadi selama distribusi galon dari pabrik ke konsumen, terutama karena galon digunakan berulang kali,” tambahnya.

    Temuan BPOM dan Riset Internasional

    Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam daerah dengan kadar BPA pada galon guna ulang melebihi ambang batas aman 0,06 bagian per sejuta (ppm). Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah.

    Sejumlah riset internasional juga menunjukkan BPA dapat luruh ke dalam makanan dan minuman. Studi Harvard yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives (2009) mencatat penggunaan kemasan polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69 persen.

    Penelitian lain dalam Food Additives and Contaminants (2008) menemukan migrasi BPA hingga 4,83 nanogram per sentimeter persegi per jam pada suhu 70°C. Sementara itu, studi di Chemosphere (2010) menunjukkan migrasi BPA dari botol bayi polikarbonat meningkat signifikan setelah penggunaan berulang.

    Temuan ini semakin mengkhawatirkan setelah European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 memperketat ambang batas paparan harian BPA menjadi hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih ketat dari standar sebelumnya. Beberapa hasil penelitian bahkan menunjukkan paparan BPA ribuan kali lipat di atas ambang batas ini.

    Perlunya Percepat Pelabelan Bahaya BPA

    BPOM kini mewajibkan label peringatan bahaya pada galon berbahan polikarbonat yang mengandung BPA. Menurut Chalid, pelabelan ini penting agar konsumen memahami risiko yang ada dan dapat membuat pilihan yang lebih aman.

    Dengan semakin banyak bukti ilmiah dan standar internasional yang semakin ketat, evaluasi ulang terhadap keamanan kemasan BPA menjadi mendesak. Langkah pengawasan dan pencegahan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan BPA berlebihan.

    (akn/ega)

  • Bolehkah Penderita Diabetes Makan Buah? Simak Fakta dan Tipsnya

    Bolehkah Penderita Diabetes Makan Buah? Simak Fakta dan Tipsnya

    Jakarta

    Bagi penderita diabetes, mengonsumsi buah sering menimbulkan kebingungan karena buah dianggap menaikkan gula darah secara drastis. Padahal, kandungan nutrisi pada buah menjadi hal penting bagi kesehatan.

    Untuk meluruskan pandangan ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan, dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES, memberikan penjelasan medis agar penderita diabetes tetap bisa menikmati buah dengan sehat dan aman.

    Mitos 1: Penderita diabetes harus berhenti makan buah karena bisa menaikkan gula darah

    Faktanya, buah kaya akan fruktosa, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bermanfaat bagi daya tahan tubuh, kesehatan jantung, dan pencegahan komplikasi.

    Mitos 2: Semua buah menaikkan gula darah

    Tidak semua buah memiliki kandungan gula yang sama. Buah dengan indeks glikemik rendah seperti apel, pir, stroberi, dan jeruk aman dikonsumsi karena tidak menimbulkan lonjakan gula darah drastis.

    Mitos 3: Jus buah lebih menyehatkan daripada buah utuh

    Menurut dr. Roy, jus buah, terutama yang ditambah gula, justru bisa meningkatkan gula darah lebih cepat karena seratnya hilang. Konsumsi buah utuh lebih dianjurkan untuk mempertahankan serat, vitamin, dan mineral, yang membantu kontrol gula darah.

    Mitos 4: Buah pisang, mangga, dan durian dilarang bagi penderita diabetes

    Buah tropis memang mengandung gula lebih tinggi, namun tetap aman selama porsinya wajar dan tidak dikombinasikan dengan sumber karbohidrat lain.

    Selain itu, dr. Roy juga menekankan mengenai pentingnya memahami indeks glikemik (IG) pada buah untuk menentukan jenis buah yang aman dikonsumsi.

    “IG menunjukkan seberapa cepat makanan berkarbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Dengan memahami hal ini, mereka bisa memilih buah dengan IG rendah-sedang dan porsi yang aman” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).

    Buah dengan IG rendah (≤55) seperti apel, pir, stroberi, jeruk, dan kiwi bersifat lama dalam menaikkan gula darah. Buah dengan IG sedang (56-69) seperti pepaya, nanas, dan pisang matang meningkatkan gula darah dengan kecepatan sedang. Sementara buah dengan IG tinggi (≥70) semangka, mangga matang, kurma, dan buah kering manis cepat menaikkan gula darah sehingga perlu dibatasi.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, penderita diabetes sebaiknya memilih buah rendah IG dengan porsi sekitar satu genggam per sajian. Untuk hasil lebih optimal, buah bisa dikombinasikan dengan sumber protein atau lemak sehat.

    Bagi yang ingin mendapatkan pendampingan gaya hidup sehat secara menyeluruh, Sugar Clinic Mayapada Hospital menyediakan layanan pemeriksaan skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta pemantauan risiko prediabetes dan diabetes.

    Layanan ini tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital, termasuk Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Pemesanan skrining, jadwal konsultasi dokter, serta layanan darurat bisa diakses melalui fitur Emergency Call di aplikasi MyCare.

    Selain itu, aplikasi MyCare juga menawarkan Health Articles & Tips untuk informasi kesehatan terkini serta Personal Health yang terintegrasi dengan Health Access dan Google Fit.

    Tunggu apalagi? unduh MyCare sekarang, pantau kesehatan secara rutin, dan kumpulkan reward point untuk potongan harga pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital!

    (ega/ega)