Kepala BGN Bolehkan Ultra-processed Food Sehat Masuk MBG: Contoh Susu UHT
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan tidak semua produk
ultra-processed food
dilarang masuk ke dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Untuk beberapa produk yang baik dan sehat dimungkinkan, contoh susu UHT
plain
,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana kepada
Kompas.com
, Rabu (1/10/2025).
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyatakan seharusnya sosis,
nugget
, hingga burger dan makanan lain yang tergolong dalam ultra-processed foods (UPF) atau makanan ultra-olahan tidak boleh ada dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kalau diharapkan, BGN tidak lagi memaksakan membeli sosis, nugget di dalam menunya, burger gitu. Harusnya nggak boleh lah. Namanya aja
junk food
, benar kan?” kata Yeka di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2025).
Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang melarang penggunaan makanan UPF sebagai menu makanan Program MBG.
Selain itu, dia juga memastikan kebijakan ini akan tetap membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang.
“Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Ultra-processed food
atau UPF, dialihbahasakan sebagai “makanan ultra-olahan” adalah makanan yang mengalami proses pengolahan sangat tinggi.
Ciri khasnya adalah penggunaan berbagai zat tambahan, mulai dari pengawet, pewarna, pemanis buatan, hingga penguat rasa, dilansir dari Asosiasi Dietsien Indonesia (AsDI).
Ultra-processed food memiliki nilai gizi rendah, tetapi tinggi kalori, gula, garam, dan lemak.
Jika dikonsumsi berlebihan, makanan ini bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Makanan ini biasanya hadir dalam bentuk siap makan atau siap saji, dengan daya tahan lama dan rasa yang kuat berkat tambahan gula, garam, dan lemak.
Contoh
ultra-processed food
, antara lain mi instan,
nugget
, sosis, es krim, roti, biskuit kemasan, beberapa jenis sereal, minuman kemasan manis, dan camilan kekinian yang sedang populer.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: diabetes
-
/data/photo/2025/08/19/68a4255b7690b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kepala BGN Bolehkan Ultra-processed Food Sehat Masuk MBG: Contoh Susu UHT
-

Pengadilan India Perintahkan Dokter Perjelas Tulisan Resep, Jangan ‘Cakar Ayam’
Jakarta –
Pada saat sebagian besar orang beralih menggunakan keyboard untuk menulis, apakah tulisan tangan masih penting? Ya, kata pengadilan di India, terutama jika penulisnya adalah seorang dokter.
Lelucon tentang tulisan tangan buruk para dokter yang hanya bisa dipecahkan oleh apoteker memang umum di India, bahkan di seluruh dunia. Namun, perintah terbaru yang menekankan pentingnya tulisan tangan yang jelas datang dari Pengadilan Tinggi Punjab dan Haryana. Pengadilan menyatakan bahwa “resep medis yang jelas adalah hak fundamental” karena dapat menjadi pembeda antara hidup dan mati.
Berawal dari Laporan yang Tak Terbaca
Diberitakan BBC, perintah pengadilan tersebut muncul dari kasus yang awalnya tidak ada hubungannya dengan masalah medis (tuduhan pemerkosaan, penipuan, dan pemalsuan).
Hakim Justice Jasgurpreet Singh Puri yang memimpin sidang kasus tersebut mengaku terkejut ketika membaca laporan medico-legal yang ditulis oleh dokter pemerintah yang memeriksa wanita tersebut.
“Hal itu mengguncang hati nurani pengadilan ini karena tidak ada satu pun kata atau huruf pun yang dapat dibaca,” tulisnya dalam putusan.
Tuntutan Pengadilan dan Reaksi Asosiasi Dokter
Untuk mengatasi masalah ini, pengadilan meminta pemerintah memasukkan pelajaran tulisan tangan ke dalam kurikulum sekolah kedokteran dan menetapkan batas waktu dua tahun untuk meluncurkan sistem resep digital. Sampai hal itu terjadi, Hakim Puri memerintahkan semua dokter harus menulis resep dengan jelas menggunakan huruf kapital.
Dr Dilip Bhanushali, presiden Indian Medical Association yang memiliki lebih dari 330.000 anggota, mengatakan pihaknya bersedia membantu mencari solusi. Ia mengakui bahwa di kota-kota besar, dokter sudah beralih ke resep digital, tetapi hal itu sangat sulit diterapkan di daerah pedesaan.
“Sudah menjadi fakta umum bahwa banyak dokter memiliki tulisan tangan yang buruk, tetapi itu karena sebagian besar praktisi medis sangat sibuk, terutama di rumah sakit pemerintah yang ramai,” jelasnya.
“Seorang dokter yang melihat tujuh pasien sehari bisa melakukannya, tetapi jika Anda melihat 70 pasien sehari, Anda tidak bisa melakukannya.”
Konsekuensi Fatal di Balik Tulisan Tangan yang Ambigu
Para ahli medis menekankan bahwa penekanan pada tulisan tangan dokter bukan tentang estetika atau kenyamanan, melainkan karena resep medis yang menyisakan ruang untuk ambiguitas atau salah tafsir dapat memiliki konsekuensi yang serius, bahkan tragis.
Secara global, kesalahan medis yang disebabkan oleh tulisan tangan yang ceroboh pernah mengakibatkan kematian. Di AS pada tahun 1999, diperkirakan 7.000 kematian setiap tahun disebabkan oleh tulisan tangan yang buruk.
Baru-baru ini, di Skotlandia, seorang wanita menderita luka kimia setelah ia salah diberi krim disfungsi ereksi untuk kondisi mata kering.
Di India, meskipun tidak ada data kuat, salah pembacaan resep di masa lalu telah menyebabkan keadaan darurat kesehatan dan banyak kematian. Salah satu kasus yang dilaporkan adalah seorang wanita menderita kejang setelah meminum obat diabetes yang memiliki nama mirip dengan obat pereda nyeri yang diresepkan untuknya.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Sering Terbangun dan Pipis Tengah Malam, Tanda Gagal Ginjal? Ini Kata Dokter
Jakarta –
Banyak orang seringkali terbangun di tengah malam karena kebelet buang air kecil. Kondisi ini sebenarnya umum terjadi, namun beberapa orang perlu mewaspadai terkait masalah gagal ginjal.
Spesialis penyakit dalam dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH mengatakan bahwa sering terbangun di tengah malam untuk kencing bisa menjadi ‘alarm’ tubuh bahwa ada yang bermasalah dengan ginjal.
“Itu sebenarnya, kalau (ginjal) sudah gagal, yang mengatur irama kencing itu kan ginjal. Membuat konsentrasi urinenya sebagaimana normal. Membuat pada malam hari lebih bisa di-keep,” kata dr Tunggul saat ditemui detikcom di Siloam Hospitals TB Simatupang, Selasa (30/9/2025).
“Jadi kalau dia mulai terganggu, akan macam-macam (gejalanya), bisa itu kencing malam, bisa kencing berbusa, bisa kencing yang makin sedikit, bisa warnanya beda,” katanya.
Namun, tanda-tanda ini belum tentu menjadi patognomonik atau gejala khas penyakit ginjal, sehingga dr Tunggul menegaskan perlunya pemeriksaan lebih lanjut.
“Katakanlah bahwa kencingnya bisa berbusa, atau jumlahnya makin sedikit, tapi juga tergantung dari penyebabnya,” kata dr Tunggul.
“Penyebab sakit ginjal kan banyak, kalau misal penyebabnya diabetes tidak terkontrol mungkin dia akan sering kencing. Bukan hanya malam, tapi siang dan seterusnya,” tutupnya.
(dpy/kna)
-

Ibunda Tasya Kamila Jalani Operasi Bariatrik usai 25 Tahun Gagal Diet
Jakarta –
Selebriti Tasya Kamila membagikan pengalaman sang ibu, Isverina Andriany, yang menjalani operasi bariatrik atau pemotongan lambung belum lama ini.
Tasya mengatakan operasi bariatrik itu dilakukan setelah ibunya gagal diet selama 25 tahun.
“Gagal diet selama 25 tahun berujung obesitas tingkat 3 akhirnya Mamaku jalani Operasi Bariatrik potong lambung,” tulis Tasya dalam keterangan unggahannya dikutip detikcom, Rabu (1/10/2025).
Tasya bercerita, sang bunda sudah menjalani diet di tahun 2000. Kala itu ibunya berhasil menurunkan berat badan sebanyak belasan kilogram. Tetapi setelah itu, beratnya naik secara drastis.
Meski telah mencoba banyak cara, upaya penurunan berat badan ibunya tidak berhasil. Sejak 2020 hingga saat ini berat badan ibunda Tasya stagnan di antara 105-110 kilogram.
Kondisi tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan ibunda Tasya Kamila.
“Mamaku sudah obesitas tingkat tiga dan dampaknya mamaku menderita: diabetes melitus dan komplikasinya, fatty liver, kolesterol, darah tinggi, sleep apnea (mendengkur parah), Mobilitas terganggu, lutut bermasalah, susah gerak, dan makin nggak suka olahraga,” ungkapnya.
Putuskan operasi bariatrik
Ibu Tasya Kamila juga kehilangan kepercayaan diri karena penampilannya sampai tak mau difoto. Setelah berkonsultasi dengan dokter, sang ibu akhirnya memutuskan untuk operasi bariatrik pemotongan lambung.
“Dengan potong lambung, otomatis volume kemampuan makannya berkurang. Selain itu, di lambung juga ada pusat selera makan yang mana itu juga akan dibuang,” ungkapnya.
Menyoal operasi bariatrik
Operasi bariatrik atau potong lambung adalah kategori operasi bedah yang bertujuan membantu penyandang obesitas menurunkan berat badan. Dokter dapat merekomendasikan operasi bariatrik jika metode penurunan berat badan lain tidak berhasil dan jika obesitas tampaknya menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar.
Dikutip dari Cleveland Clinic, prosedur bedah bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, biasanya lambung, dan terkadang juga usus halus, untuk mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi dan serap. Prosedur ini juga dapat mengurangi sinyal lapar yang dikirim dari sistem pencernaan ke otak.
Sebagai catatan, operasi bariatrik tidak cocok untuk semua orang yang obesitas. Pasien perlu memenuhi pedoman medis tertentu agar memenuhi syarat untuk operasi penurunan berat badan. Pasien juga harus bersedia melakukan perubahan permanen untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Mengenal Jenis dan Kualifikasi Ahli Gizi, Profesi yang Lagi ‘Hits’ di Garda Depan MBG
Jakarta –
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah saat ini menjadi sorotan publik. Di balik niat baik untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, muncul pertanyaan besar: siapa yang seharusnya merancang dan memastikan program ini berjalan efektif?
Idealnya, posisi penting dalam kebijakan pangan dan gizi diisi oleh tenaga profesional dengan latar belakang ilmu gizi. Faktanya, keterlibatan tenaga gizi banyak jadi sorotan karena dinilai belum optimal. Bahkan beberapa posisi strategis dalam program ini bukan ditempati oleh profesional di bidang gizi.
Berbekal kompetensi khusus yang dibentuk melalui pendidikan formal, sertifikasi, hingga kode etik profesi, peran ahli gizi sejatinya bukan sekadar menentukan menu atau membantu diet penurunan berat badan. Fungsi dan tanggung jawab ahli gizi juga mencakup perencanaan, intervensi, mengawasi kualitas dan keamanan serta evaluasi program gizi berskala individu hingga populasi.
Tapi sebenarnya, siapa saja sih yang dikategorikan sebagai tenaga gizi atau ahli gizi? Kualifikasi apa yang dimiliki, dan apa bedanya dengan profesi lain yang juga bersinggungan dengan nutrisi?
Untuk memahami lebih jauh, mari dikupas satu persatu.
Kualifikasi Profesi Ahli Gizi, Nutrisionis, dan Dietisien
Di kalangan awam, istilah ‘ahli gizi‘ punya makna yang luas, mencakup siapapun yang punya pengetahuan tentang ilmu gizi. Namun jika merujuk pada regulasi yang berlaku, ternyata ada kualifikasi tertentu untuk dapat menjalankan profesi tenaga gizi atau ahli gizi.
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan serta Permenkes No. 26 Tahun 2013, tenaga gizi di Indonesia terdiri dari dua kategori yakni nutrisionis dan dietisien.
Lulusan D3 Gizi (A.Md.Gz), ahli madya giziLulusan D4 Gizi (S.Tr.Gz), sarjana terapan giziLulusan S1 Gizi (S.Gz), sarjana gizi/nutrisionisLulusan pendidikan profesi (RD), Dietisien
Nutrisionis adalah istilah umum yang digunakan untuk profesional yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang gizi dan memiliki pengetahuan luas tentang nutrisi dan dapat memberikan edukasi serta konseling gizi secara umum. Nutrisionis memiliki fokus pada promotif dan preventif gizi di masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/342/2020 tentang standar profesi nutrisionis, yang termasuk nutrisionis adalah:
Lulusan D3 Gizi (A.Md.Gz) atau ahli madya giziLulusan D4 Gizi (S.Tr.Gz) atau sarjana terapan giziLulusan S1 Gizi (S.Gz) atau sarjana gizi/nutrisionisLulusan magister gizidan lulusan doktoral gizi.
Dietisien adalah ahli gizi yang telah menempuh pendidikan profesi dietisien dan memiliki kualifikasi tertinggi dalam memberikan terapi gizi medis, asesmen status gizi pasien, serta praktik mandiri. Dietisien memiliki kewenangan tersebut karena telah mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku seumur hidup serta Surat Izin Praktik (SIP) yang harus diperpanjang setiap 5 tahun sebagai syarat legal untuk berpraktik.
Kedua kategori ini diakui secara resmi oleh negara berdasarkan peraturan terbaru pada UU No. 17 Tahun 2023 sebagai tenaga kesehatan bidang gizi, sehingga sah disebut ahli gizi.
Di Indonesia, secara resmi tidak ada gelar khusus untuk profesi ini. Namun di beberapa negara seperti Amerika Serikat, gelar RD (Registered Dietitien) atau RDN (Registered Dietitien Nutritionist) dapat dilekatkan di belakang nama. Begitupun jika melanjutkan ke jenjang doktor klinis (S3), dapat mencantumkan gelar DCN (Doctor of Clinical Nutrition).
Gelar ‘Ahli Gizi’ dalam Konteks Akademis
Di luar profesi ahli gizi yang mencakup nutrisionis dan dietisien, ada juga sebutan ‘ahli gizi’ untuk profesi lain yang juga mendalami ilmu gizi. Salah satu contoh yang belakangan cukup populer adalah dr Tan Shot Yen, seorang dokter (tentunya dengan latar belakang sarjana ilmu kedokteran) yang mengambil pendidikan S3 di bidang ilmu gizi masyarakat, sehingga kerap dijuluki ‘ahli gizi’ dalam berbagai publikasi di media massa meski profesinya terdaftar sebagai dokter atau tenaga medis.
Menurut regulasi yang berlaku, jenjang S2 atau S3 bidang ilmu gizi memang tidak mensyaratkan latar belakang profesi ahli gizi. Karenanya, jenjang pendidikan ini tidak otomatis memberi kewenangan praktik jika tidak menempuh pendidikan sarjana gizi dan pendidikan profesi dietisien sebagai nutrisionis atau dietisien sebelumnya.
Secara akademik, lulusan magister dan doktor tetap diakui sebagai ‘ahli gizi’ atau ‘pakar gizi’ dalam konteks keilmuan, yang dimaknai bukan sebagai profesi melainkan ahli dengan kepakaran di bidang ilmu gizi. Para pakar ini umumnya berkarier sebagai peneliti, dosen, konsultan kebijakan, atau pimpinan program gizi berskala nasional maupun internasional.
Dengan demikian, ahli gizi dalam pengertian legal-profesional adalah mereka yang memenuhi syarat pendidikan vokasi, sarjana, atau profesi dietisien sesuai aturan. Sementara itu, jenjang pascasarjana lebih memperkuat peran di ranah akademik dan riset, bukan praktik klinis langsung.
Jenis-jenis Profesi Ahli Gizi
Peran seorang ahli gizi dapat dikelompokkan berdasarkan fokus kerja dan lingkungannya. Secara umum, terdapat tiga spesialisasi utama yang menunjukkan beragamnya kontribusi ahli gizi.
Gizi Masyarakat
Ahli gizi yang berfokus pada gizi masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan status gizi secara luas. Nutrisionis lebih difokuskan pada pelayanan kerja ini. Beberapa contoh bidang kerja dalam Gizi Masyarakat meliputi:
Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama: Merancang dan melaksanakan program edukasi gizi untuk publik, seperti kampanye pencegahan stunting, promosi ASI eksklusif, atau sosialisasi gizi seimbang.Peneliti Gizi: Melakukan studi dan riset untuk mengidentifikasi masalah gizi di suatu populasi dan mencari solusi berbasis bukti.Lembaga Pemerintah atau Nonpemerintah: Bekerja di dinas kesehatan, Kementerian Kesehatan, atau organisasi internasional seperti UNICEF dan WHO untuk menyusun kebijakan dan program gizi berskala besar.
Gizi Klinik
Dietisien difokuskan berpraktik di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik. Fokus utama Ahli Gizi Klinik adalah memberikan asuhan gizi terintegrasi untuk pasien dengan kondisi medis tertentu. Bidang pekerjaan ahli gizi klinik mencakup:
Konsultan Gizi Praktik Mandiri: Membuka klinik pribadi untuk memberikan konseling gizi individual kepada klien yang membutuhkan penanganan gizi spesifik, seperti manajemen berat badan atau diet untuk kondisi alergi.Rumah Sakit: Melakukan asesmen status gizi pasien, merancang intervensi gizi (terapi diet), dan memantau perkembangan gizi pasien rawat inap dan rawat jalan. Ini termasuk penanganan gizi untuk pasien diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, atau pasien kritis.Ahli Gizi Olahraga (Sport Nutritionist): Merancang program nutrisi untuk atlet, memastikan kebutuhan energi dan nutrisi mereka terpenuhi untuk mengoptimalkan performa dan pemulihan.
Gizi Institusi
Spesialis gizi institusi berfokus pada manajemen penyelenggaraan makanan dalam skala besar. Ahli gizi yang bekerja di gizi institusi memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi standar gizi, kebersihan, dan keamanan pangan. Bidang kerja di Gizi Institusi meliputi:
Layanan Makanan di Rumah Sakit: Merencanakan menu, mengawasi proses produksi, dan mendistribusikan makanan yang sesuai dengan kondisi medis pasien di rumah sakit.Katering atau Layanan Makanan Massal: Mengelola layanan katering untuk perusahaan, sekolah, atau acara besar, memastikan menu yang disajikan sehat, bervariasi, dan memenuhi standar gizi.Industri Pangan: Terlibat dalam pengembangan produk makanan baru, memastikan kandungan nutrisi, dan menyusun label nutrisi yang akurat pada kemasan produk. Mereka juga berperan dalam quality control.
Organisasi yang Menaungi Profesi Ahli Gizi
Di Indonesia, profesi ahli gizi dinaungi oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Organisasi ini memiliki peran vital dalam menjaga profesionalisme, etika, dan kompetensi para anggotanya. PERSAGI menetapkan Kode Etik Ahli Gizi Indonesia yang harus dipatuhi oleh setiap praktisi. Kode etik ini mengatur perilaku profesional, kerahasiaan informasi klien, dan standar praktik yang berbasis bukti ilmiah.
Keberadaan organisasi profesi juga menjamin bahwa setiap praktik yang dilakukan oleh anggotanya selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam ilmu gizi. PERSAGI juga berperan dalam menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas profesional.
Selain itu, PERSAGI juga memiliki peran advokasi, yakni memperjuangkan hak dan posisi ahli gizi dalam sistem kesehatan nasional. Dengan demikian, profesi ini mendapat pengakuan yang jelas dalam kerangka tenaga kesehatan, sejajar dengan profesi medis lainnya.
Kemiripan dengan Profesi Sejenis
Profesi ahli gizi seringkali dianggap sama saja seperti profesi lain yang bersinggungan dengan pangan dan nutrisi misalnya dokter spesialis gizi klinis dan pakar teknologi pangan. Padahal, sebenarnya masing-masing punya jalur pendidikan, kewenangan, dan lingkup kerja yang berbeda.
Sebagai perbandingan, berikut rangkuman singkatnya:
Ahli Gizi (Nutrisionis/Dietisien)Latar belakang: D3, S1 Gizi, atau Profesi Dietisien.Fokus: Konseling gizi, edukasi masyarakat, manajemen diet, hingga terapi gizi medis.Status: Tenaga kesehatan resmi, memiliki STR dan SIP untuk praktik.Dokter Spesialis Gizi Klinik (SpGK)Latar belakang: Dokter umum yang menempuh pendidikan spesialisasi gizi klinik.Fokus: Menegakkan diagnosis penyakit, memberikan terapi medis, termasuk obat, serta merancang intervensi gizi.Peran: Sering bekerja sama dengan dietisien dalam menangani pasien dengan kondisi klinis kompleks.Kewenangan: SpGK merupakan spesialisasi dalam profesi dokter, sehingga berwenang melakukan tindakan medis dan meresepkan obat.Lulusan Teknologi Pangan (‘Tekpang’)Latar belakang: Sarjana Teknologi Pangan atau Ilmu Pangan.Fokus: Ilmu dan teknologi pengolahan makanan, pengawetan, inovasi produk pangan, keamanan pangan, serta quality control di industri makanan.Peran: Memastikan makanan aman, bergizi, dan sesuai standar produksi massal.Kewenangan: Teknologi pangan lebih ke arah proses produksi dan pengembangan makanan. Tugasnya berbeda dengan ahli gizi yang lebih fokus pada kebutuhan nutrisi individu atau populasi.
Halaman 2 dari 7
Simak Video “Video: Ahli Gizi Soroti Suhu Penyimpanan Menu Makan Gratis”
[Gambas:Video 20detik]
(mal/up)Gaduh Keracunan MBG
22 Konten
Ribuan anak sekolah dilaporkan mengalami keracunan usai menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Apa saja kemungkinan penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya di kemudian hari?
Konten Selanjutnya
Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya
-

Manfaat Selada Air, Sayuran Super untuk Kesehatan Tubuh
Jakarta –
Selada air memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Sayuran hijau ini kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin K, kalsium, hingga mangan.
Selada air dikenal sebagai makanan yang sangat padat nutrisi. Menariknya, selada air bahkan menduduki peringkat pertama dalam daftar buah dan sayuran terbaik versi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Manfaat Selada Air
Selada air bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kronis, mencegah jenis kanker tertentu, hingga melindungi kesehatan mata. Dikutip dari laman Healthline, berikut penjelasannya:
Selada air kaya akan antioksidan yang berperan melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Dikutip dari laman Healthline, radikal bebas merupakan molekul berbahaya yang dapat memicu stres oksidatif.
Stres oksidatif sendiri dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular. Pola makan yang kaya akan makanan tinggi antioksidan, termasuk selada air, dapat membantu mengurangi stres oksidatif sekaligus menurunkan risiko penyakit tersebut.
Sebuah penelitian yang menganalisis senyawa antioksidan dalam 12 jenis sayuran silangan menemukan lebih dari 40 flavonoid unik, salah satu jenis senyawa kimia alami, pada selada air. Menariknya, selada air menempati peringkat tertinggi dibandingkan semua sayuran lain dalam penelitian tersebut, baik dari segi jumlah total fenol maupun kemampuannya menetralkan radikal bebas.
2. Mengurangi Risiko Kanker Tertentu
Kaya akan fitokimia, selada air bisa mengurangi risiko terkena beberapa jenis kanker. Selada air dan sayuran lainnya mengandung glukosinolat yang diaktifkan menjadi senyawa isotiosianat saat dipotong dengan pisau atau dikunyah.
Isotiosianat mencakup bahan kimia seperti sulforafan dan fenetil isotiosianat, yang melindungi terhadap kanker. Caranya dengan menjaga sel-sel dari kerusakan, menonaktifkan bahan kimia karsinogenik dan menghalangi pertumbuhan dan penyebaran tumor.
Isotiosianat dalam selada air telah terbukti mencegah kanker usus besar, paru-paru, prostat dan kulit. Penelitian juga menunjukkan bahwa isotiosianat dan sulforafan yang ditemukan dalam selada air bisa menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
3. Menyehatkan Jantung
Pola makan tinggi silangan, seperti selada air bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung. Sebuah tinjauan studi pada lebih dari 500.000 individu menghubungkan konsumsi sayuran silangan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 16%.
Selada air juga mengandung antioksidan beta karoten, zeaxanthin, dan lutein. Kadar karotenoid yang rendah dikaitkan dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Penelitian menunjukkan, kadar karotenoid yang tinggi tak hanya melindungi terhadap perkembangan penyakit jantung, tapi juga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
4. Melindungi dari Osteoporosis
Selada air mengandung banyak mineral yang diperlukan untuk kesehatan tulang, termasuk kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Meski kalsium terkenal dengan efeknya pada kesehatan tulang, magnesium, vitamin K, dan kalium juga memegang peran penting.
Diet seimbang yang kaya akan sayuran padat nutrisi berkorelasi dengan efek positif untuk kesehatan tulang. Tak hanya itu, secangkir selada air (34 g) menyediakan lebih dari 100% rekomendasi harian untuk vitamin K.
Vitamin K merupakan komponen osteocalcin, protein yang membentuk jaringan tulang sehat dan membantu mengatur pergantian tulang. Sebuah penelitian menemukan, orang dengan asupan vitamin K tertinggi mempunyai kemungkinan 35% lebih kecil mengalami patah tulang pinggul, dibandingkan orang dengan asupan terendah.
5. Meningkatkan Fungsi Kekebalan Tubuh
Selada air mengandung 15 mg vitamin C per cangkir. Vitamin C dikenal dengan manfaatnya untuk kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan peningkatan peradangan.
Vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan infeksi. Meski penelitian pada masyarakat umum belum menunjukkan secara meyakinkan bahwa vitamin C menurunkan risiko terkena flu biasa, tapi vitamin C bisa mengurangi durasi gejalanya hingga 8 persen.
6. Melindungi Kesehatan Mata
Lutein dan zeaxanthin senyawa antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dimiliki oleh selada air. Secara khusus, senyawa ini melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru.
Lutein dan zeaxanthin juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena degenerasi makula, terkait usia dan katarak. Selain itu, vitamin C dalam selada air juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena katarak.
Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.
(elk/elk)
-

Daftar Makanan yang Picu Kadar Kolesterol Tinggi
Jakarta –
Beberapa makanan bisa meningkatkan kadar kolesterol yang membahayakan kesehatan. Kebanyakan orang mengira makanan yang memicu kadar kolesterol tinggi hanya seputar daging merah berlemak, daging olahan, gorengan, hingga jeroan.
Padahal, selain itu semua masih ada beberapa makanan dan minuman yang ternyata juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Apa saja?
1. Makanan Tinggi Natrium
Ahli gizi Michelle Routhenstein menjelaskan makanan tinggi natrium bisa memicu terjadinya peningkatan kadar kolesterol.
“Meskipun Anda mungkin tidak berpikir natrium secara langsung mempengaruhi kolesterol, natrium dapat mempengaruhi kesehatan jantung secara keseluruhan,” terang Routhenstein yang dikutip dari EatingWell.
Seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi natrium dapat merusak lapisan pembuluh darah. Kondisi tersebut memudahkan kolesterol masuk ke dinding arteri, yang seiring waktu dapat berkontribusi pada penumpukan plak.
Biasanya, makanan yang tinggi natrium meliputi makanan beku, makanan cepat saji, camilan olahan, hingga sup kalengan.
2. Kopi Tanpa Filter
Berbagai macam kopi yang tidak difilter dapat menyebabkan kadar kolesterol seseorang meningkat setelah meminumnya. Kopi tanpa filter tersebut, seperti espresso, kopi tubruk, kopi seduhan french press, kopi Skandinavia, dan kopi Turkiye.
Menurut Routhenstein, kopi-kopi tersebut mengandung senyawa yang disebut sebagai cafestol dan kahweol. Keduanya memiliki efek yang dapat meningkatkan kolesterol.
“Cafestol menghambat sintesis asam empedu dan juga dapat memblokir reseptor hati, yang meningkatkan produksi dan mengurangi pembuangan kolesterol,” tegas Routhenstein.
Penggunaan filter sendiri membantu memerangkap senyawa-senyawa tersebut, yang dapat melindungi jantung sekaligus tetap menghasilkan minuman yang lezat.
3. Minyak Sawit
Minyak nabati tropis, seperti minyak sawit dan kelapa sering dipasarkan sebagai alternatif mentega. Menurut Routhenstein, minyak-minyak tersebut memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, sehingga meningkatkan kolesterol dalam darah.
Dia juga menyebut makanan-makanan yang mengandung minyak-minyak tersebut, seperti granola dan snack energi.
4. Karbohidrat Olahan
Karbohidrat olahan seperti kue kering, roti putih, kerupuk, dan sereal manis ternyata juga bisa menjadi penyebab peningkatan kolesterol. Tak hanya itu, berbagai karbohidrat olahan tersebut juga dapat memicu lonjakan gula darah hingga diabetes.
Ahli gizi Nisha Melvani menjelaskan karbohidrat olahan memiliki efek yang meningkatkan gula darah dengan cepat. Hal itu membuat hati meresponsnya dengan memproduksi lebih banyak VLDL atau partikel yang membawa lemak melalui darah.
Seiring waktu, partikel VLDL ini berubah menjadi kolesterol jahat atau jenis lebih kecil dan padat yang dianggap berbahaya bagi jantung.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna) -

7 Manfaat yang Didapat Jika Minum Air Rebusan Jahe dan Kunyit Setiap Hari
Jakarta –
Berbagai jenis rempah tidak hanya dipakai sebagai bumbu dapur, tetapi juga dikenal memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Dua di antaranya adalah jahe dan kunyit, yang sejak lama digunakan sebagai obat tradisional.
Kedua rempah ini bisa dikombinasikan menjadi minuman dengan potensi memberikan beragam khasiat bagi tubuh. Lalu, apa saja manfaat rutin minum air jahe dan kunyit setiap hari?
1. Melancarkan Pencernaan
Senyawa bioaktif dalam jahe, gingerol membantu makanan keluar dari lambung dan melalui sistem pencernaan dengan lebih efisien. Dikutip dari laman Very Well Health, dengan begitu, makanan cenderung tidak tinggal di usus cukup lama dan menimbulkan masalah.
Mengonsumsi jahe juga membantu mengurangi fermentasi di usus, sembelit dan faktor lainnya yang menyebabkan perut kembung dan gas usus.
Sementara itu, kunyit bisa membantu merangsang produksi empedu yang mendukung pencernaan dan membantu membuang limbah dari tubuh. Rempah ini bisa membantu mengatasi masalah pencernaan, seperti sakit perut, gangguan pencernaan dan sembelit.
2. Mengurangi Peradangan dalam Tubuh
Peradangan merupakan bagian normal dari proses penyembuhan, namun, peradangan jangka panjang dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti, penyakit autoimun seperti reumatoid, depresi, diabetes tipe 2, parkinson, hingga jenis kanker tertentu.
Dikutip dari laman Health, antioksidan dalam jahe dan kunyit memiliki sifat anti peradangan kuat yang bisa mencegah penyakit kronis. Sebuah studi sel hewan menemukan, kandungan shogaol dari jahe dan kurkumin dalam kunyit merupakan senyawa penting yang membantu mengurangi peradangan. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini juga terlihat pada manusia.
3. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Efek anti peradangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit bisa menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat. Jahe dan kunyit memiliki sifat antimikroba yang kuat.
Artinya, keduanya bisa membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Keduanya sudah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami pilek.
Penelitian menunjukkan, ekstrak jahe bisa membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, kurkumin bisa memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat sistem kekebalan alami tubuh.
4. Mengatasi Mual
Jahe telah digunakan bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, operasi, serta mabuk perjalanan. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol yang membantu perut lebih cepat kosong.
Kunyit bisa membantu mengatasi refluks asam. Sebuah studi mengungkap, kurkumin bisa sama efektifnya dengan obat omeprazole yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
Meski demikian, mengonsumsi air jahe dan kunyit dalam jumlah banyak bisa memperburuk rasa mual.
5. Mendukung Kesehatan Jantung
Air jahe dan kunyit bisa membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkn peradangan yang sangat berkaitan dengan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 2-4 g jahe segar setiap hari bisa membantu menurunkan tekanan darah serta menurunkan risiko penyakit jantung. Diketahui bahwa tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
6. Mengurangi Nyeri Kronis
Efek anti peradangan pada jahe dan kunyit bisa membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan. Sebuah penelitian terhadap 60 orang dengan osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan obat antiinflamasi naproxen.
Para peneliti menemukan, kombinasi herbal ini sama efektifnya dengan naproxen dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan, ketika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu.
7. Meningkatkan Penurunan Berat Badan
Penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa membantu menurunkan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan, mengonsumsi 2 g suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.
Studi tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin bisa mendukung penurunan berat badan. Kurkumin menyebabkan sel-sel lemak yang sedang berkembang mati dan mencegah pembentukan sel-sel baru. Kurkumin juga bisa meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin. Namun, dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia untuk menentukan efektivitasnya.
Cara Membuat Air Jahe dan Kunyit
Dikutip dari laman Times of India, berikut cara membuat minuman jahe dan kunyit.
Panaskan airTambahkan jahe parut, bubuk kunyit atau kunyit parut, dan sedikit lada hitam ke air hangatAduk hingga semua bahan tercampur.Sebagai opsional tambahkan satu sendok teh madu.
Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.
(elk/suc)
-

Kisah Pria Kena Diabetes di Usia 25, Berhasil ‘Sembuh’ dengan Kebiasaan Ini
Jakarta –
Seorang pria di Inggris bernama Jez, yang didiagnosis diabetes tipe 2 pada usia 25 tahun, berhasil remisi setelah menjalani perubahan gaya hidup secara konsisten. Ia pertama kali menerima diagnosis pada 2012, setelah sebelumnya tidak menyadari adanya kenaikan berat badan karena tubuhnya yang besar dan tertutup pakaian longgar.
“Dengan tinggi 190 cm dan tubuh yang secara alami besar, saya tidak menyadari berat badan saya bertambah. Saya selalu mengenakan pakaian longgar dan baru sekarang ketika saya melihat kembali foto-foto, saya dapat melihatnya,” ucapnya dikutip dari Diabetes UK, Senin (29/9/2025).
Secara medis, istilah sembuh total dari diabetes tipe 2 tidak digunakan. Kondisi yang dialami Jez disebut remisi, yaitu keadaan ketika kadar gula darah berada dalam batas normal tanpa bantuan obat dalam jangka waktu tertentu. Meski demikian, risiko kambuh tetap ada jika gaya hidup tidak dijaga.
Lebih lanjut, Jez juga diketahui memiliki riwayat keluarga yang juga mengidap diabetes. Sang kakek meninggal akibat komplikasi diabetes yang tidak terdiagnosis, sementara sang nenek juga hidup dengan diabetes tipe 2. Selama lima tahun pasca diagnosis, Jez mengalami kesulitan dalam mengendalikan gula darah dan merasa kewalahan dengan jumlah obat yang dikonsumsi.
“Setelah berjuang untuk mengelola kondisi saya selama lima tahun, saya berada di tempat yang buruk. Saya tidak ingin diresepkan begitu banyak obat dan saya tidak tahu bagaimana menangani diabetes. Saya memiliki banyak kesalahpahaman tentang kondisi tersebut, dan rasanya seperti saya tersandung dalam kegelapan,” katanya lagi.
Kebiasaan Olahraga
Perubahan signifikan dimulai ketika seorang teman mengajaknya untuk berlatih di pusat kebugaran. Dari situ, Jez mulai disiplin berolahraga, memperbaiki pola makan, bahkan mengikuti marathon. Ia berlatih serius bersama pelatih lari hingga mampu menyelesaikan tantangan besar tersebut.
“Saya membangun diri saya ke titik di mana mungkin seminggu sekali saya berkomitmen 20 persen dari hari saya, mungkin sedikit lebih, untuk berlatih. Tidak ada motivasi yang lebih besar daripada mengetahui Anda melakukan sesuatu yang Anda tetapkan untuk dilakukan,” katanya lagi.
Perjuangan Jez membuahkan hasil. Menjelang akhir 2017 hingga awal 2018, ia berhasil mencapai remisi. Berat badannya turun lebih dari 50 kilogram dan seluruh obat diabetes bisa dihentikan. Bagi Jez, pencapaian ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga bentuk penghormatan untuk mendiang kakeknya yang dulu berjuang melawan diabetes. Ia belajar bahwa perubahan nyata hanya mungkin terjadi dengan tekad dan langkah konsisten, sekecil apa pun.
Keberhasilan Jez bahkan memengaruhi penilaian medis resminya. Lisensi medisnya yang sempat ditangguhkan oleh otoritas transportasi akhirnya dikembalikan, setelah dokter menyaksikan langsung peningkatan besar dalam kesehatannya. Hal ini semakin memotivasi Jez untuk terus menjaga remisi.
“Dokter saya berpandangan bahwa seseorang dengan diabetes tipe 2 tidak akan pernah sembuh darinya dan orang tidak berubah. Namun, itu sangat bergantung pada pola pikir orang tersebut dan saya telah berubah dalam hal pendekatan saya terhadap diabetes saya, jadi hanya sebagai hasil dari DVLA yang meminta pemeriksaan kesehatan, dokter dapat melihat perubahan haluan saya,” imbuh Jez.“Saya yakin saya adalah salah satu dari sedikit orang yang lisensi tinjauan medisnya dicabut dan lisensi lama saya dikembalikan kepada saya. Ini membuat saya tetap pada jalur dan termotivasi dan menunjukkan bahwa Anda dapat membuat perubahan permanen jangka panjang,” lanjutnya.
Kini, Jez merasa lebih selaras dengan tubuhnya. Masa pandemi COVID-19 sempat menjadi tantangan karena keterbatasan aktivitas fisik, tetapi ia mampu beradaptasi dengan tetap mempertahankan rutinitas kebugaran. Hidup tanpa obat diabetes merupakan motivasi terbesar baginya untuk terus menjaga kesehatan. Saat ini Jez aktif berbagi pengalaman dan memberikan motivasi bagi orang lain yang ingin mencapai perubahan serupa.
(suc/suc)
