Topik: diabetes

  • Pengadilan India Perintahkan Dokter Perbaiki Tulisan Cakar Ayam

    Pengadilan India Perintahkan Dokter Perbaiki Tulisan Cakar Ayam

    Jakarta

    Pada saat kebanyakan orang menggunakan gawai elektronik untuk menulis, apakah tulisan tangan masih penting? Ya, kata pengadilan India, jika penulisnya adalah seorang dokter.

    Tulisan dokter seperti cakar ayam dan hanya dapat dipahami oleh apoteker adalah lelucon yang umum di India serta di seluruh dunia.

    Namun, perintah terbaru yang menekankan tulisan tangan harus jelas baru-baru ini datang dari Pengadilan Tinggi Punjab dan Haryana.

    Dalam putusannya, pengadilan tersebut menyatakan bahwa “resep medis yang bisa terbaca adalah hak asasi” karena dapat menentukan hidup dan mati.

    Perintah pengadilan tersebut muncul dalam kasus yang tidak ada hubungannya dengan tulisan tangan, tapi kasus dugaan pemerkosaan, penipuan, dan pemalsuan.

    Dalam kasus tersebut, seorang perempuan menuduh seorang pria telah mengambil uang darinya dengan menjanjikan pekerjaan di pemerintahan. Sang pria dituduh melakukan wawancara palsu dan mengeksploitasinya secara seksual.

    Sang pria membantah tuduhan tersebut. Dia mengatakan mereka berhubungan suka sama suka dan kasus itu diajukan karena perselisihan soal uang.

    “Hal itu mengguncang hati nurani pengadilan ini karena bahkan satu kata atau satu huruf pun tidak terbaca,” tulisnya dalam putusan tersebut.

    BBC telah melihat salinan putusan pengadilan yang melampirkan laporan medis tersebut serta resep dua halaman berisi coretan dokter yang tidak terbaca.

    Getty ImagesTulisan dokter seperti cakar ayam dan hanya dapat dipahami oleh apoteker adalah lelucon yang umum di India serta di seluruh dunia.

    “Pada masa ketika teknologi dan komputer mudah diakses, sungguh mengejutkan bahwa dokter pemerintah masih menulis resep dengan tulisan tangan yang tidak dapat dibaca oleh siapa pun kecuali mungkin beberapa ahli kimia,” tulis Hakim Puri.

    Pengadilan meminta pemerintah untuk memasukkan pelajaran menulis tangan ke dalam kurikulum kuliah kedokteran dan menetapkan jangka waktu dua tahun untuk meluncurkan resep digital.

    Sepanjang hal itu belum terwujud, semua dokter harus menulis resep dengan jelas menggunakan huruf kapital, kata Hakim Puri.

    Dr. Dilip Bhanushali, presiden Asosiasi Medis India yang beranggotakan lebih dari 330.000 dokter, mengatakan kepada BBC bahwa mereka bersedia membantu menemukan solusi untuk masalah ini.

    Di kota-kota besar, katanya, dokter telah beralih ke resep digital. Namun, sangat sulit untuk mendapatkan resep yang jelas di daerah pedesaan dan kota-kota kecil.

    “Sudah menjadi fakta umum bahwa banyak dokter memiliki tulisan tangan yang buruk, tetapi itu karena sebagian besar praktisi medis sangat sibuk, terutama di rumah sakit pemerintah yang penuh sesak,” katanya.

    “Kami telah menyarankan anggota kami untuk mengikuti pedoman pemerintah dan menulis resep dengan huruf tebal yang mudah dibaca oleh pasien dan apoteker. Seorang dokter yang menangani tujuh pasien sehari bisa melakukannya, tetapi jika menangani 70 pasien sehari, dokter tidak bisa melakukannya,” tambahnya.

    Chilukuri ParamathamaSalah satu resep dokter di India. Para ahli mengatakan keluhan soal tulisan tangan dokter bukanlah tentang estetika, melainkan resep medis yang menimbulkan ambiguitas atau salah tafsir yang dapat berakibat seriusbahkan tragis.

    Ini bukan pertama kalinya pengadilan India menegur tulisan tangan dokter.

    Kasus-kasus sebelumnya, termasuk Pengadilan Tinggi di Negara Bagian Odisha, mengeluhkan “gaya penulisan zig-zag oleh dokter”.

    Ada pula hakim di Pengadilan Tinggi Allahabad yang mengeluhkan “laporan tulisan tangan yang sangat buruk sehingga tidak dapat dipahami”.

    Para ahli mengatakan keluhan soal tulisan tangan dokter bukanlah tentang estetika, melainkan resep medis yang menimbulkan ambiguitas atau salah tafsir yang dapat berakibat serius bahkan tragis.

    Menurut laporan Institute of Medicine (IoM) pada 1999, kesalahan medis menyebabkan setidaknya sekitar 44.000 kematian yang sebenarnya dapat dicegah setiap tahunnya di AS.

    Dari jumlah itu, 7.000 di antaranya disebabkan oleh tulisan tangan yang buruk.

    Baru-baru ini, di Skotlandia, seorang perempuan mengalami cedera setelah ia secara keliru diberi krim disfungsi ereksi untuk mengatasi kondisi mata kering.

    Otoritas kesehatan di UK telah mengakui bahwa “kesalahan pemberian obat menyebabkan tingkat bahaya dan kematian yang mengerikan”.

    Kemudian, “peluncuran sistem resep elektronik di lebih banyak rumah sakit dapat mengurangi kesalahan hingga 50%”.

    India tidak memiliki data yang kuat tentang bahaya yang disebabkan oleh tulisan tangan yang buruk.

    Namun, ada kasus kesalahan membaca resep mengakibatkan keadaan darurat kesehatan dan banyak kematian.

    Seorang perempuan dilaporkan menderita kejang-kejang setelah meminum obat diabetes yang namanya mirip dengan obat pereda nyeri yang diresepkan kepadanya.

    Chilukuri ParamathamaSejumlah apoteker mengatakan bahwa resep yang ditulis dengan buruk masih terus berdatangan ke apotek mereka.

    Chilukuri Paramathama, yang mengelola sebuah apotek di Kota Nalgonda di Negara Bagian Telangana, India selatan, mengatakan kepada BBC bahwa pada 2014, ia mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi di Hyderabad.

    Hal itu dilakukan usai dia membaca berita tentang seorang anak berusia tiga tahun yang meninggal dunia di Kota Noida setelah salah suntik.

    Kampanyenya, yang menuntut larangan penuh resep tulisan tangan, membuahkan hasil.

    Pada 2016, Dewan Medis India memerintahkan bahwa “setiap dokter harus meresepkan obat dengan nama generik dengan jelas dan sebaiknya menggunakan huruf kapital”.

    Pada 2020, Menteri Kesehatan Muda India, Ashwini Kumar Choubey, mengatakan kepada parlemen bahwa otoritas medis “telah diberi wewenang untuk mengambil tindakan disipliner terhadap seorang dokter yang melanggar perintah tersebut”.

    Namun hampir satu dekade kemudian, Chilukuri dan apoteker lainnya mengatakan bahwa resep yang ditulis dengan buruk masih terus berdatangan ke apotek mereka.

    Chilukuri mengirimi BBC sejumlah resep yang dilihatnya selama beberapa tahun terakhir yang bahkan ia sendiri tidak dapat memahaminya.

    Ravindra Khandelwal, CEO Dhanwantary, salah satu apotek paling terkenal di Kolkata dengan 28 cabang yang tersebar di berbagai kota dan desa di Benggala Barat dan melayani lebih dari 4.000 pelanggan setiap hari, mengaku terkadang resep yang mereka terima hampir tidak terbaca.

    “Selama bertahun-tahun, kami telah menyaksikan pergeseran dari resep tulisan tangan ke resep cetak di kota-kota. Tetapi di daerah pinggiran kota dan pedesaan, sebagian besar masih ditulis tangan.”

    Stafnya, kata Ravindra, sangat berpengalaman dan mampu mengartikan sebagian besar resep untuk memastikan pelanggan mendapatkan obat yang tepat.

    “Meski begitu, terkadang kami harus menghubungi dokter karena sangat penting bagi kami untuk memberikan obat yang tepat.”

    Lihat juga Video ‘India Gaungkan Gerakan Cinta Produk Lokal Imbas Tarif Trump’:

    (ita/ita)

  • Kenali Gejalanya, Ini 4 Tahapan Perkembangan Asam Urat yang Perlu Diketahui

    Kenali Gejalanya, Ini 4 Tahapan Perkembangan Asam Urat yang Perlu Diketahui

    YOGYAKARTA – Penyakit asam urat merupakan masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, faktanya asam urat juga dapat menyerang orang muda, bahkan remaja dan anak-anak. Kondisi ini muncul akibat tingginya kadar asam urat dalam darah yang kemudian mengendap di persendian.

    Asam urat sendiri adalah produk sampingan alami dari metabolisme tubuh. Dalam kondisi normal, tubuh akan membuangnya melalui urin, namun jika jumlahnya berlebihan, asam urat akan membentuk kristal yang menumpuk di sendi. Kristal inilah yang memicu peradangan, rasa nyeri, hingga pembengkakan.

    Tahapan Perkembangan Asam Urat

    Penyakit asam urat tidak boleh dianggap sepele karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan tulang permanen. Karena itu penting untuk mengenali tahapan perkembangan asam urat agar penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin. Berikut penjelasan empat tahapannya.

    Tahap Asam Urat Tinggi (Hiperurisemia Asimtomatik)

    Tahap pertama perkembangan asam urat disebut hiperurisemia asimtomatik. Pada kondisi ini, kadar asam urat dalam darah sudah mulai menumpuk dan mulai membentuk kristal, tetapi belum menimbulkan gejala. Kristal asam urat sebenarnya mulai terbentuk di sekitar sendi, terutama pada kaki.

    Meskipun tanpa gejala, tahap ini sangat penting dikenali. Pemeriksaan kadar asam urat melalui tes darah menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui kondisi ini. Jika tidak segera dikendalikan, risiko berkembang ke tahap berikutnya semakin besar.

    Tahap Asam Urat Akut

    Tahap kedua adalah saat penderita mulai merasakan gejala secara tiba-tiba. Serangan dapat muncul mendadak, biasanya pada malam hari, dengan gejala berupa nyeri, pembengkakan, atau kemerahan pada sendi. Sendi yang paling sering terkena adalah jempol kaki, pergelangan kaki, atau lutut.

    Pada tahap ini, kristal asam urat dilepaskan ke cairan sendi dan memicu peradangan. Sel darah putih dalam cairan melepaskan zat inflamasi dan menyebabkan nyeri. Jika mengalami hal ini, segera temui dokter.

    Tahap Asam Urat Interkritis

    Tahap ketiga, asam urat interkritis yaitu fase ketika serangan mulai terjadi berulang. Setelah serangan pertama, sekitar 75 persen penderita akan mengalami serangan kedua dalam kurun waktu satu tahun. Namun pada sebagian orang, serangan lanjutan bisa muncul setelah beberapa bulan atau tahun.

    Tahap ini menjadi fase transisi di mana penyakit terlihat tenang, namun sebenarnya kristal asam urat tetap menumpuk di dalam tubuh. Jika tidak diobati, serangan akan datang kembali dan bisa lebih sering terjadi. Pengobatan jangka panjang sangat dianjurkan untuk menurunkan kadar asam urat.

    Tahap Asam Urat Kronis (Gout Tofaseus)

    Tahap keempat adalah kondisi paling serius yang disebut asam urat kronis atau gout tophaseus. Pada tahap ini, timbunan kristal membentuk benjolan yang disebut tophi, biasanya muncul di jempol kaki, siku, atau sendi lainnya. Benjolan ini dapat terlihat jelas dan menimbulkan rasa sakit berkepanjangan.

    Selain itu, kerusakan sendi mulai terjadi sehingga mobilitas penderita berkurang. Asam urat kronis biasanya dialami oleh orang yang bertahun-tahun tidak mendapatkan perawatan tepat. Jika dibiarkan, risiko komplikasi semakin meningkat.

    Penyebab dan Cara Mengatasi Asam Urat

    Penyebab utama penyakit ini adalah hiperurisemia, yaitu kadar asam urat berlebih dalam tubuh. Faktor pemicu meliputi konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, makanan laut, alkohol, hingga gaya hidup tidak sehat. Faktor lain termasuk genetik, obesitas, hipertensi, dan diabetes.

    Tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan asam urat, tetapi kondisi ini bisa dikendalikan. Langkah pengendalian meliputi konsumsi obat untuk mengurangi nyeri, menjaga pola makan dengan menghindari makanan tinggi purin, memperbanyak minum air, serta beristirahat cukup.

    Konsumsi obat pengurang nyeri harus sesuai panduan resep dokter. Dengan pengobatan tepat, serangan dapat dicegah dan komplikasi jangka panjang dapat dihindari.

  • BPJS Kesehatan vs Asuransi Swasta, Pilih Mana?

    BPJS Kesehatan vs Asuransi Swasta, Pilih Mana?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengusulkan skema baru soal koordinasi manfaat antara BPJS Kesehatan dengan perusahaan asuransi swasta. Tak heran jika animo masyarakat pun meningkat untuk menggali lebih dalam soal perbandingan BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta.

    Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah pun menjelaskan bahwa perbedaan BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta bisa dilihat dari aspek kepesertaan, iuran, cakupan manfaat yang dijamin, aksesibilitas, dan proses klaimnya.

    Dari sisi kepesertaan, Rizzky mengungkapkan bahwa peserta BPJS Kesehatan meliputi seluruh penduduk Indonesia, termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di Indonesia setidaknya enam bulan.

    Selain itu, tidak ada batasan usia untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia pun bisa menjadi pesertanya. Bahkan, tidak ada seleksi riwayat kesehatan seseorang atau medical check up bagi masyarakat untuk menjadi peserta JKN.

    “Iuran BPJS Kesehatan tidak dibedakan berdasarkan risiko kesehatan peserta, melainkan sesuai segmen peserta. Nominalnya juga relatif murah, mulai dari Rp35 ribu per orang per bulan, bahkan ada segmen peserta yang iurannya gratis karena sudah ditanggung pemerintah. Khusus masyarakat yang terdaftar di segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), yang iurannya dipotong tiap bulan dari penghasilannya, bahkan bisa menanggung 5 orang, yaitu pekerja, pasangannya, dan 3 orang anak,” jelas Rizzky dalam keterangan resmi, Sabtu (4/10/2025).

    Sebagai informasi, perhitungan iuran bagi pekerja adalah 5%, dengan rincian 4% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% dipotong dari penghasilan peserta PPU. Adapun batas maksimal penghasilan per bulan yang digunakan sebagai dasar hitungan iuran peserta PPU adalah maksimal Rp 12 juta. Jadi, meski pendapatan seorang peserta PPU mencapai Rp100 juta pun, maka yang dipotong dari pendapatan peserta tersebut adalah tetap 1% dari Rp12 juta.

    “Dengan iuran yang semurah itu, cakupan manfaat Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan sangat luas. Selain itu, tidak ada limit biaya karena pelayanan kesehatan yang dijamin diberikan berdasarkan indikasi medis pesertanya. Ada ribuan jenis diagnosis penyakit yang dijamin JKN sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023. Bukan hanya penyakit berbiaya mahal yang dijamin, BPJS Kesehatan bahkan menjamin biaya pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan berjangka waktu lama atau bahkan berlangsung seumur hidup, seperti cuci darah bagi pasien gagal ginjal, penderita talasemia dan hemofilia, pasien yang menjalani pengobatan kanker, insulin untuk penderita diabetes, dan lain sebagainya,” kata Rizzky.

    Dari sisi aksesibilitas, saat ini BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.586 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 3.157 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dan 6.526 fasilitas kesehatan penunjang di seluruh Indonesia yang siap melayani peserta JKN. Karena Program JKN memiliki prinsip portabilitas, maka pesertanya bisa mengakses pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, tidak bergantung pada domisili KTP yang bersangkutan.

    “Untuk proses klaimnya, karena Program JKN ini bukan berskema reimbursement, maka peserta BPJS Kesehatan tidak perlu mengurus berkas klaim apapun setelah berobat. BPJS Kesehatan akan membayari biaya berobat peserta langsung ke fasilitas kesehatan. Jadi, selama peserta mengikuti prosedur berobat yang benar, fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik iur biaya tambahan apapun dari peserta,” jelas Rizzky.

    Rizzky juga menjelaskan bahwa luasnya manfaat dan murahnya iuran Program JKN, merupakan wujud perhatian negara kepada masyarakat. Karena itulah, negara mewajibkan seluruh penduduk Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sementara, bagi masyarakat yang mampu dan ingin mendapat manfaat non-medis lebih, maka bisa melengkapinya dengan asuransi swasta.

    “Tidak ada orang yang bisa memprediksi kapan jatuh sakit. Oleh karena itu, supaya terlindungi jaminan kesehatan kapan saja, jangan lupa membayar iuran BPJS Kesehatan setiap bulan. Kalau takut lupa bayar, gunakan layanan autodebit saja agar otomatis terpotong, yang penting ada cukup saldo di rekening. Jika ada peserta yang menunggak iuran karena faktor finansial, tunggakannya bisa dicicil agar lebih ringan lewat Program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB). Jika perlu informasi atau bantuan seputar BPJS Kesehatan, jangan ragu hubungi kami lewat chat Whatsapp di nomor 08118165165 (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 165, atau kanal media sosial resmi kami,” ujar Rizzky.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jalan Kaki Pagi Vs Sore, Mana yang Paling Efektif Bakar Kalori-Sehatkan Jantung?

    Jalan Kaki Pagi Vs Sore, Mana yang Paling Efektif Bakar Kalori-Sehatkan Jantung?

    Jakarta

    Jalan kaki menjadi aktivitas sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Meski terkesan sepele, kebiasaan ini terbukti membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kronis, mulai dari penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hingga gangguan fungsi kognitif. Bahkan, diyakini sebagai resep panjang umur.

    Dikutip dari Very Well Mind Health, manfaat jalan kaki tidak selalu sama di setiap waktu. Jalan kaki di pagi, siang, sore, masing-masing memiliki kelebihan tersendiri sesuai dengan tujuan kesehatan yang ingin dicapai.

    Mana waktu terbaik untuk bakar lemak dan menyehatkan jantung? Berikut catatannya.

    Manfaat Jalan Kaki Pagi Hari

    Membakar lemak

    Olahraga sebelum sarapan mendorong tubuh menggunakan cadangan lemak sebagai energi, sehingga pembakaran lemak berlangsung lebih optimal. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang berjuang menurunkan berat badan atau pasien yang tengah berjuang dengan obesitas.

    Melancarkan aliran darah ke otak

    Bagi lansia dengan berat badan berlebih, berjalan kaki di pagi hari membantu mengurangi dampak buruk kebiasaan duduk terlalu lama, terutama pada fungsi aliran darah ke otak.

    Meningkatkan energi

    Jalan kaki di pagi hari bisa memicu peningkatan hormon kortisol yang berperan dalam kewaspadaan, membuat tubuh terasa lebih segar dan siap memulai aktivitas.

    Tidur lebih nyenyak di malam hari

    Paparan cahaya matahari pagi membantu mengatur pelepasan hormon melatonin yang berpengaruh pada siklus tidur. Hasilnya, kualitas tidur di malam hari bisa lebih baik.

    Jalan Kaki Siang atau Sore

    Jika pagi hari terasa sulit, berjalan kaki setelah makan siang atau menjelang sore juga tidak kalah bermanfaat.

    Mengurangi waktu duduk

    Jalan kaki di sela aktivitas membantu memecah waktu duduk yang panjang. Hal ini berpengaruh positif bagi kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.

    Menyeimbangkan gula darah

    Beberapa penelitian menunjukkan, berjalan kaki segera setelah makan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi risiko peradangan ringan.

    Meningkatkan suasana hati

    Jalan kaki di ruang terbuka hijau, seperti taman atau area dengan pepohonan, terbukti mampu menurunkan rasa cemas, lelah, hingga depresi. Sebaliknya, berjalan di area perkotaan pada siang hari tidak memberikan efek mental yang sama besar.

    Jalan Kaki Sore

    Setelah seharian beraktivitas, sore hari bisa menjadi momen tepat untuk berjalan santai.

    Mengurangi stres

    Jalan kaki sore hari efektif meredakan ketegangan dan membantu tubuh lebih rileks setelah beraktivitas.

    Meningkatkan suasana hati, terutama di perkotaan

    Studi menunjukkan, penduduk kota yang meluangkan waktu untuk jalan kaki di sore hari cenderung memiliki suasana hati yang lebih baik.

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Bakar Lemak Dibanding Jalan Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta, Mana Pilihan yang Tepat untuk Perlindungan Kesehatan? – Page 3

    BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta, Mana Pilihan yang Tepat untuk Perlindungan Kesehatan? – Page 3

    Menurut Rizzky, BPJS Kesehatan berlaku untuk seluruh penduduk Indonesia, termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja minimal enam bulan di Tanah Air. Tidak ada batasan usia untuk menjadi peserta, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Selain itu, calon peserta tidak perlu melalui seleksi riwayat kesehatan atau pemeriksaan medis terlebih dahulu.

    “Iuran BPJS Kesehatan tidak dibedakan berdasarkan risiko kesehatan peserta, melainkan sesuai segmen peserta. Nominalnya juga relatif murah, mulai dari Rp35 ribu per orang per bulan, bahkan ada segmen peserta yang iurannya gratis karena sudah ditanggung pemerintah. Khusus masyarakat yang terdaftar di segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), yang iurannya dipotong tiap bulan dari penghasilannya, bahkan bisa menanggung 5 orang, yaitu pekerja, pasangannya, dan 3 orang anak,” jelas Rizzky.

    Iuran Peserta BPJS Kesehatan

    Sebagai informasi, perhitungan iuran bagi pekerja adalah 5%, dengan rincian 4% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% dipotong dari penghasilan peserta PPU. Adapun batas maksimal penghasilan per bulan yang digunakan sebagai dasar hitungan iuran peserta PPU adalah maksimal Rp 12 juta. Jadi, meski pendapatan seorang peserta PPU mencapai Rp100 juta pun, maka yang dipotong dari pendapatan peserta tersebut adalah tetap 1% dari Rp12 juta.

    “Dengan iuran yang semurah itu, cakupan manfaat Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan sangat luas. Selain itu, tidak ada limit biaya karena pelayanan kesehatan yang dijamin diberikan berdasarkan indikasi medis pesertanya. Ada ribuan jenis diagnosis penyakit yang dijamin JKN sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023. Bukan hanya penyakit berbiaya mahal yang dijamin, BPJS Kesehatan bahkan menjamin biaya pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan berjangka waktu lama atau bahkan berlangsung seumur hidup, seperti cuci darah bagi pasien gagal ginjal, penderita talasemia dan hemofilia, pasien yang menjalani pengobatan kanker, insulin untuk penderita diabetes, dan lain sebagainya,” kata Rizzky.

    Aksesibilitas BPJS Kesehatan

    Dari sisi aksesibilitas, saat ini BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.586 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 3.157 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dan 6.526 fasilitas kesehatan penunjang di seluruh Indonesia yang siap melayani peserta JKN. Karena Program JKN memiliki prinsip portabilitas, maka pesertanya bisa mengakses pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, tidak bergantung pada domisili KTP yang bersangkutan.

    “Untuk proses klaimnya, karena Program JKN ini bukan berskema reimbursement, maka peserta BPJS Kesehatan tidak perlu mengurus berkas klaim apapun setelah berobat. BPJS Kesehatan akan membayari biaya berobat peserta langsung ke fasilitas kesehatan. Jadi, selama peserta mengikuti prosedur berobat yang benar, fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik iur biaya tambahan apapun dari peserta,” jelas Rizzky.

    Sebelum menutup perbincangan, Rizzky menjelaskan bahwa luasnya manfaat dan murahnya iuran Program JKN, merupakan wujud perhatian negara kepada masyarakat. Karena itulah, negara mewajibkan seluruh penduduk Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sementara, bagi masyarakat yang mampu dan ingin mendapat manfaat non-medis lebih, maka bisa melengkapinya dengan asuransi swasta.

    “Tidak ada orang yang bisa memprediksi kapan jatuh sakit. Oleh karena itu, supaya terlindungi jaminan kesehatan kapan saja, jangan lupa membayar iuran BPJS Kesehatan setiap bulan. Kalau takut lupa bayar, gunakan layanan autodebit saja agar otomatis terpotong, yang penting ada cukup saldo di rekening. Jika ada peserta yang menunggak iuran karena faktor finansial, tunggakannya bisa dicicil agar lebih ringan lewat Program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB). Jika perlu informasi atau bantuan seputar BPJS Kesehatan, jangan ragu hubungi kami lewat chat Whatsapp di nomor 08118165165 (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 165, atau kanal media sosial resmi kami,” ujar Rizzky.

  • Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke

    Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke

    Jakarta

    Penyakit jantung dan stroke adalah dua penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Meski sering dianggap ‘penyakit orang tua’, nyatanya kedua masalah kardiovaskular ini semakin banyak dialami anak muda.

    Ahli jantung dari Imperial College London Profesor Rasha Al-Lamee mengungkapkan ada beberapa gejala harian yang bisa menjadi ‘tanda peringatan’ untuk masalah jantung. Paling umum adalah sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada yang pergi tanpa sebab jelas, serta rasa lelah tak biasa.

    Khusus pada wanita, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul seperti mual, gangguan pencernaan, pusing, nyeri perut bagian atas, atau pingsan.

    “Separuh pasien yang datang dengan serangan jantung tidak memiliki gejala yang jelas, tetapi hampir semuanya memiliki faktor risiko yang sebelumnya tidak terdiagnosis. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin tekanan darah, kolesterol, dan diabetes sangat penting, serta penggunaan obat pencegahan bila diperlukan dapat menyelamatkan nyawa,” ucap Rasha dikutip dari Daily Mail, Jumat (3/10/2025).

    Gejala Lain yang Dapat Muncul

    Ada beberapa tanda lain yang mungkin kelihatannya tak ada hubungannya, tapi rupanya memiliki koneksi tidak langsung dengan penyakit jantung dan stroke. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

    1. Gusi Berdarah

    Masalah gusi berdarah rupanya dapat menjadi tanda adanya masalah kardiovaskular. Sebuah studi yang didanai British Heart Foundation menemukan pengidap penyakit gusi 69 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Riset lain menunjukkan mengobati penyakit gusi dapat memperbaiki fungsi arteri dan mengurangi peradangan di seluruh tubuh.

    Ilmuwan yakin ini berkaitan dengan mikrobioma mulut yang ketika keseimbangannya terganggu, bakteri berbahaya berkembang, lalu memicu penyakit gusi sekaligus masalah kesehatan lain. Bakteri ini akhirnya bisa masuk ke aliran darah dan memicu peradangan lebih luas.

    Seiring waktu, proses ini mempercepat penumpukan di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Kami percaya sebagian kaitan antara penyakit gusi dan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan oleh peradangan akibat bakteri di mulut,” kata Rasha.

    “Namun, belum ada hubungan sebab-akibat yang pasti, dan penting diketahui bahwa orang dengan penyakit gusi sering juga memiliki penyakit lain dan kondisi kesehatan buruk yang membuat mereka berisiko terkena penyakit kardiovaskular,” sambungnya.

    2. Disfungsi Ereksi

    Arteri kecil yang menyuplai darah ke penis bisa tersumbat dan menyempit bertahun-tahun sebelum pembuluh besar di sekitar jantung menunjukkan tanda masalah. Akibatnya, pria dengan disfungsi ereksi jauh lebih mungkin mengalami gangguan kardiovaskular serius.

    Sebuah tinjauan besar terhadap puluhan studi, diterbitkan tahun 2020 di British Journal of Urology, menganalisis data dari ratusan ribu pria dan menemukan bahwa mereka yang mengalami disfungsi ereksi jauh lebih mungkin terkena penyakit jantung.

    “Karena arteri di penis lebih kecil daripada di tempat lain, penyumbatan yang menyebabkan disfungsi ereksi bisa menjadi tanda awal aterosklerosis atau penumpukan lemak di arteri, yang juga berkembang di bagian tubuh lain,” sambungnya.

    3. Tidur Ngorok

    Tidur sambil ngorok seringkali dikaitkan dengan kondisi obstructive sleep apnoea (OSA), sebuah gangguan umum ketika dinding tenggorokan mengendur dan menutup dalam beberapa waktu ketika tidur, sehingga memicu henti napas singkat.

    Tidak semua orang mengorok mengalami OSA, tapi keduanya saling terkait.. Sebuah tinjauan tahun 2022 terhadap lebih dari 150 ribu pasien menemukan orang yang tidur ngorok memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit arteri koroner dibanding yang tidak mendengkur.

    “Walau mendengkur itu sendiri tidak secara langsung terkait dengan penyakit jantung, sleep apnoea iya. Ini karena hubungannya dengan obesitas dan kondisi metabolik lain, sehingga harus dianggap sebagai tanda peringatan bila Anda belum mengelola faktor risiko tersebut,” kata Rasha.

    4 Jari-jari Mati Rasa hingga Kesemutan

    Ketika suhu turun, pembuluh darah akan secara alami menyempit. Ini akan meningkatkan tekanan darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

    Untuk melindungi organ vital seperti otak, paru, dan ginjal, sirkulasi darah ke bagian tepi akan berkurang. Ini yang membuat tangan dan kaki tampak pucat, kebiruan, mati rasa, atau kesemutan.

    Bagi kebanyakan orang ini respons normal, tapi jika jantung sedang bermasalah atau peredaran darah tidak baik, efeknya bisa lebih parah.

    “Hal ini tidak serta-merta menandakan Anda berisiko penyakit jantung. Namun, bila digabung dengan faktor lain, ini bisa menjadi petunjuk tambahan,” tandas Rasha.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang

    Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang

    Jakarta

    Banyak orang yang mungkin tidak tahu kalau golongan darah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi medis tertentu. Golongan darah mengkategorikan darah berdasarkan kandungannya, termasuk faktor Rhesus atau Rh dan antigen.

    Golongan darah seseorang diturunkan secara genetik dari orang tua. Hal ini menghasilkan kombinasi yang berbeda, dan belum tentu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang tua.

    Sistem golongan darah ABO mencakup empat golongan darah yang berbeda. Setiap golongan darah penting karena orang-orang dari setiap golongan darah dapat mengalami keadaan darurat medis di beberapa titik.

    Dikutip dari MedicineNet, golongan darah bergantung pada antibodi dan antigen dalam darah. Antigen adalah kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah merah.

    Lantas, kondisi kesehatan apa yang terkait dengan masing-masing golongan darah?

    1. Kehilangan Memori dan Fungsi Otak

    Fungsi otak berhubungan dengan gen ABO. Jika memiliki golongan darah A, B, atau AB, orang itu 82 persen lebih mungkin mengalami masalah memori dan kognisi.

    Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan demensia dan terkait dengan stroke. Salah satu kemungkinannya adalah golongan darah dapat menyebabkan masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Semua ini dapat menyebabkan masalah kognitif.

    2. Penyakit Jantung dan Serangan Jantung

    Darah dipompa melalui jantung, jadi ada hubungan antara jantung dan golongan darah. Golongan darah dapat membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan serangan jantung.

    Jika bukan golongan darah O, gen ABO dapat membuat seseorang berisiko terkena masalah jantung. Hal ini terutama berlaku jika tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

    Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner pada golongan darah A, B, dan AB.

    3. Kanker

    Banyak faktor yang berkaitan dengan risiko kanker yang tinggi. Tetapi, jika bergolongan darah A, lebih berisiko tinggi terkena kanker lambung.

    Gen ABO telah dikaitkan dengan kanker lain, seperti kanker payudara, prostat, hati, kolorektal, paru-paru, dan serviks. Hubungan ini telah ada selama lebih dari 60 tahun, dan belum ada penjelasan mengapa gen tersebut berperilaku seperti ini.

    Lantas, golongan darah apa yang paling sehat?

    Golongan darah adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko keseluruhan seseorang terhadap penyakit medis tertentu. Meski tidak ada yang pasti, golongan darah dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi medis tertentu.

    Pada intinya, tidak ada golongan darah yang benar-benar ‘paling sehat’, karena masing-masing memiliki profil kesehatan yang unik dengan beberapa kelebihan dan kekurangan. Orang dengan golongan darah O memang memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan kanker tertentu, seperti kanker lambung hingga demensia.

    Tetapi, orang dengan golongan darah O lebih rentan terhadap pembekuan darah dan tukak lambung. Maka dari itu, semuanya kembali bagaimana seseorang melindungi diri dari penyakit dan menerapkan pola hidup yang sehat.

    Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah, ikan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima, begitu pula dengan aktivitas fisik yang teratur.

    Tidak merokok dan membatasi konsumsi alkohol juga berkontribusi pada gaya hidup sehat.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG

    Jakarta

    Istilah Ultra-Processed Food (UPF) belakangan ini ramai dibicarakan. Jenis makanan ini banyak ditemukan dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), program yang sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.

    Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri dalam sebuah surat memberi restu untuk menghadirkan UPF dalam menu MBG selama mengutamakan produk lokal. Di sisi lain, para pakar gizi mengkritik kebijakan tersebut karena seharusnya lebih mengutamakan makanan segar.

    Terlepas dari polemik tersebut, sebenarnya apa yang disebut Ultra Processed Food? Apa definisinya dan kenapa identik dengan menu tidak sehat?

    Pengertian Ultra-Processed Food

    Ultra-processed food (UPF) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri. Tidak hanya sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi (seperti pati, protein terisolasi, minyak terhidrogenasi) yang kemudian dicampur dengan zat aditif seperti pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, dan pengemulsi. Bahan-bahan ini jarang sekali ditemukan di dapur rumah tangga.

    Ciri khas UPF adalah tampilannya yang sangat menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan bisa bertahan lama di rak toko. Tidak heran kalau produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji masuk dalam kategori ini.

    Industri makanan mengandalkan UPF karena beberapa alasan. Pertama, produk ini lebih murah diproduksi dengan bahan dasar yang bisa diolah massal. Kedua, daya simpannya lebih lama, sehingga mudah didistribusikan ke berbagai daerah. Ketiga, UPF cenderung seragam rasanya, membuat konsumen lebih mudah menerima dan terbiasa.

    Klasifikasi NOVA

    Istilah Ultra Processed Food diperkenalkan dalam Sistem NOVA, sebuah sistem pengkategorian pangan yang dibuat tahun 2009 oleh Prof Carlos Monteiro dan tim penelitian dari Universitas Sao Paulo, Brasil. Ide ini lahir karena masyarakat makin bergantung pada makanan olahan industri, sementara konsumsi pangan segar menurun.

    Berbeda dengan klasifikasi gizi biasa, NOVA menilai makanan dari tingkat pemrosesannya. Meski bukan acuan resmi WHO, sistem ini populer di dunia riset dan bahkan dipakai Pan American Health Organization (PAHO) sebagai rujukan kebijakan gizi, khususnya untuk melihat kaitan antara pola makan modern dan penyakit tidak menular.

    Untuk memahami posisi UPF, sistem NOVA membagi makanan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat pengolahannya:

    NOVA 1 (Unprocessed or Minimally Processed Foods) adalah makanan segar dan minim proses. Makanan segar atau makanan yang tidak diolah contohnya adalah buah, sayur, ikan segar, telur, biji-bijian, dan jamur. Makanan minim proses adalah makanan yang diolah secara sederhana seperti menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, penggilingan, pemotongan, pendinginan, dan pemanasan.NOVA 2 (Processed Culinary Ingredients) adalah bahan hasil ekstraksi atau bahan masak olahan, contohnya minyak goreng, gula, garam, mentega, cuka, dan madu.NOVA 3 (Processed Food): makanan olahan sederhana, contohnya roti tradisional, keju, ikan asin, dan tempe.NOVA 4 (Ultra Processed Food): produk industri dengan banyak tambahan, seperti nugget, sosis, mi instan, biskuit, dan minuman kemasan berpemanis.

    Sejauh ini tidak ada istilah resmi dalam Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai padanan Ultra Processed Food. Beberapa publikasi di media massa menggunakan istilah ‘Makanan Ultra Proses’ sebagai padanannya, walaupun sebenarnya kurang tepat karena tidak konsisten dengan terjemahan untuk kategori lain dalam sistem klasifikasi NOVA. Kategori ‘Processed Food‘ tidak diterjemahkan jadi ‘Makanan Proses’ kan?

    Kenapa UPF Identik dengan Makanan Tidak Sehat?

    UPF kerap diasosiasikan dengan makanan tidak sehat karena biasanya tinggi kalori, gula, garam, serta lemak jenuh, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan berpotensi mengubah pola makan jadi tidak sehat dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.

    Sejumlah penelitian mendukung hal ini. Publikasi tahun 2025 dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition menyebutkan konsumsi UPF tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dini, diabetes tipe 2, kanker kolorektal, dan penyakit jantung. Studi lain yang dipublikasikan di Nutrition Journal tahun 2020 meneliti ratusan ribu peserta yang juga dikaitkan dengan konsumsi UPF dengan penyakit obesitas, sindrom metabolik, serta depresi.

    Jika ditarik lebih jauh, masalah utama bukan hanya soal zat tambahan di dalam UPF, melainkan bagaimana makanan ini memengaruhi pola makan seseorang secara keseluruhan. UPF cenderung membuat orang makan lebih banyak karena rasanya dirancang agar sangat enak dan sulit dihentikan (palatable). Selain itu, teksturnya biasanya lembut dan praktis, serta minim serat membuat proses makan lebih cepat, sehingga otak tidak sempat mengirim sinyal kenyang. Hasilnya, kalori yang masuk bisa berlebih tanpa disadari.

    Pada anak-anak, kebiasaan ini bisa berdampak lebih serius. Konsumsi UPF berlebihan sejak usia dini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, gigi berlubang, hingga menurunnya kualitas pola makan seimbang. Studi jangka panjang juga menunjukkan bahwa pola makan yang terbentuk di masa kecil cenderung bertahan hingga dewasa. Artinya, jika sejak sekolah anak sudah terbiasa dengan nugget atau mi instan, besar kemungkinan kebiasaan itu akan terbawa sampai mereka dewasa.

    Isu ini relevan bila dikaitkan dengan program MBG. Jika menu yang diberikan berisi UPF seperti nugget, sosis, dll, maka tujuan untuk memperbaiki status gizi anak agar menjadi generasi emas bisa tidak tercapai. Memang, UPF lebih mudah diproduksi massal dan tahan lama, tetapi kualitas gizi yang ditawarkan tidak sebaik makanan segar. Di sinilah pentingnya memastikan MBG lebih menekankan buah, sayur, telur, ikan, atau daging segar agar manfaatnya benar-benar optimal bagi anak.

    Meski demikian, tidak semua UPF otomatis berarti buruk. Ada yang memang bermanfaat, misalnya makanan medis tertentu atau produk fortifikasi pangan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Ombudsman Ungkap Ada Yayasan MBG Terafiliasi Politik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Polemik UPF di Menu MBG

    5 Konten

    Hadirnya Ultra Processed Food (UPF) dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai polemik. Di satu sisi Badan Gizi Nasional (BGN) merestui, di sisi lain para pakar mengingatkan dampaknya bagi kesehatan.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Semantap Ini Manfaat Jalan Kaki di Pagi Hari, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Semantap Ini Manfaat Jalan Kaki di Pagi Hari, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Jakarta

    Bangun pagi seringkali terasa berat, apalagi kalau udara masih dingin dan kasur masih memanggil. Namun, membiasakan diri untuk berjalan kaki di pagi hari ternyata punya banyak manfaat luar biasa bagi tubuh.

    Aktivitas sederhana ini bukan hanya menyehatkan fisik, tapi juga berdampak positif bagi mental. Tak heran, banyak ahli merekomendasikan jalan pagi sebagai rutinitas sehat harian.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini sederet efek jalan kaki di pagi hari pada kesehatan tubuh:

    1. Meningkatkan Energi

    Memulai hari dengan berjalan kaki dapat memberikan lebih banyak energi sepanjang hari. Penelitian menunjukkan orang dewasa yang berjalan kaki selama 20 menit di luar ruangan merasakan vitalitas dan energi lebih besar dibandingkan dengan berjalan selama 20 menit di dalam ruangan.

    2. Memperbaiki Mood

    Jalan kaki juga baik untuk meningkatkan suasana hati atau mood. Beberapa manfaat lain yang bisa didapatkan adalah meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi stres, menurunkan kecemasan, mengurangi lelah, dan meredakan gejala depresi.

    Untuk hasil terbaik, disarankan jalan kaki 20-30 menit setidaknya 5 hari dalam seminggu.

    3. Membantu Penurunan Berat Badan

    Jalan kaki secara rutin dapat membantu proses diet penurunan berat badan. Berjalan dengan kecepatan sedang selama 30 menit dapat membakar hingga 150 kalori.

    Jika dikombinasikan dengan pola makan sehat dan latihan kekuatan, hasilnya bisa lebih optimal.

    4. Mencegah Penyakit Jantung

    Rutin jalan kaki membantu mencegah berbagai penyakit kronis. Penelitian menunjukkan berjalan selama 30 menit per hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 19 persen. Bagi pengidap diabetes, jalan kaki juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    Selain itu, kebiasaan ini berpotensi memperpanjang usia, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, serta beberapa jenis kanker.

    5. Menguatkan Otot

    Jalan kaki dapat membantu memperkuat otot-otot kaki. Untuk hasil terbaik, jalan kaki dilakukan dengan kecepatan sedang hingga cepat.

    Variasi seperti naik turun tangga, berjalan di bukit, atau menggunakan treadmill dengan kemiringan dapat menambah efektivitas latihan.

    6. Meningkatkan Fokus

    Jalan pagi terbukti dapat meningkatkan kejernihan mental dan kemampuan fokus sepanjang hari. Sebuah studi menunjukkan orang dewasa yang memulai hari dengan jalan pagi memiliki fungsi kognitif lebih baik dibandingkan mereka yang tidak aktif.

    Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreativitas. Penelitian membuktikan berjalan kaki membuka aliran ide yang lebih bebas, sehingga membantu pemecahan masalah lebih efektif dibandingkan hanya duduk diam.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Bakar Lemak Dibanding Jalan Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Jakarta

    Ibunda selebriti Tasya Kamila menjalani operasi bariatrik atau pemotongan lambung. Menurut Tasya, operasi tersebut dilakukan karena ibunya gagal diet selama 25 tahun.

    Ibunda Tasya sudah menjalani diet sejak tahun 2000. Pada awalnya, berat badan ibunya turun belasan kilogram, tapi setelah itu naik secara drastis. Setelah berkonsultasi dengan dokter, sang ibu memutuskan untuk operasi bariatrik pemotongan lambung.

    “Sekarang lambung mama sisa 15 persen aj, segede sedotan boba,” tulis Tasya di akun Instagramnya.

    Lantas, apa sebenarnya operasi bariatrik dan jenis-jenisnya? Siapa saja yang menjadi kandidat untuk bisa melakukan operasi ini?

    Apa Itu Operasi Bariatrik?

    Operasi bariatrik atau yang disebut operasi penurunan berat badan, merupakan kategori operasi bedah untuk membantu pengidap obesitas menurunkan berat badan. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, dokter bisa merekomendasikan operasi ini jika metode penurunan berat badan lain yang dilakukan tidak berhasil, sera obesitas tampak menimbulkan risiko kesehatan lebih besar dibandingkan operasi.

    Prosedur bedah bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, biasanya lambung, terkadang juga usus halus, untuk mengatur jumlah kalori yang bisa dikonsumsi dan diserap. Selain itu, prosedur ini juga bisa mengurangi sinyal lapar yang dikirim sistem pencernaan ke otak.

    Jenis-jenis Operasi Bariatrik

    Operasi bariatrik terdiri dari beberapa jenis. Berikut di antaranya:

    1. Gastric Sleeve

    Gastric sleeve dilakukan dengan mengangkat sebagian besar lambung, sekitar 80%, dan menyisakan kantong panjang seperti tabung. Lambung yang lebih kecil ini tidak bisa menampung banyak makanan dan memproduksi lebih sedikit hormon ghrelin pengatur nafsu makan, yang bisa mengurangi keinginan makan.

    2. Gastric Bypass

    Operasi ini bekerja dengan mengurangi jumlah makanan yang bisa didapat dalam sekali makan dan mengurangi penyerapan lemak dan kalori.

    Dikutip dari laman Mayo Clinic, dokter bedah akan memotong bagian atas lambung, memisahkannya dari bagian lambung lainnya. Kantung yang dihasilkan, berukuran kira-kira sebesar kacang kenari dan hanya bisa menampung sekitar 30 ml makanan. Biasanya lambung hanya menampung 90 ml makanan.

    Dokter juga memotong usus halus dan sebagiannya disambungkan ke kantung tersebut. Jadi, makanan yang masuk tidak melewati sebagian besar lambung dan bagian awal usus halus, tapi langsung ke bagian tengah usus halus.

    3. Biliopancreatic diversion with duodenal switch

    Biliopancreatic diversion with duodenal switch menggabungkan gastric sleeve dan intestinal bypass (prosedur yang yang melibatkan pemendekan usus halus). Secara signifikan, operasi ini mengurangi hormon lapar yang diproduksi di usus halus dan perut, serta membatasi seberapa banyak nutrisi yang bisa diserap usus halus.

    Siapa Saja yang Bisa Melakukan Operasi Bariatrik?

    Secara umum, operasi bariatrik bisa menjadi pilihan jika seseorang:

    Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 40 atau lebih (obesitas ekstrem)Memiliki IMT 35 hingga 39,9 atau yang disebut obesitas, serta memiliki masalah kesehatan serius terkait berat badan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi.

    BMI memang mudah diukur, tapi beberapa tes medis mungkin perlu dilakukan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan terkait obesitas.

    Risiko Menjalani Operasi Bariatrik

    Seperti operasi besar, bariatrik juga memiliki risiko kesehatan potensial, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa risiko operasi bariatrik meliputi:

    Pendarahan berlebihan.Infeksi.Reaksi terhadap anestesi.Gumpalan darah.Masalah paru-paru atau pernapasan.Kebocoran dalam sistem gastrointestinal.

    Selain itu, risiko dan komplikasi jangka panjang dari operasi penurunan berat badan bisa bervariasi. Risiko tersebut bisa meliputi:

    Obstruksi usus.Sindrom dumping, suatu kondisi yang menyebabkan diare, muka memerah, pusing, mual atau muntah.Batu empedu.Hernia.Gula darah rendah, disebut hipoglikemia.Malnutrisi.Muntah.Refluks asam.Kebutuhan untuk operasi atau prosedur kedua

    (elk/kna)