Topik: diabetes

  • Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Jakarta

    Berjalan kaki setelah makan ternyata bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Bahkan, aktivitas sederhana ini tidak perlu dilakukan dalam waktu lama untuk memperoleh hasilnya.

    Beberapa manfaatnya antara lain membantu menurunkan kadar gula darah dan melancarkan pencernaan. Dikutip dari laman Eating Well, berikut penjelasan dari para ahli.

    1. Menurunkan Gula Darah

    Berjalan kaki setelah makan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Namun, hal ini baru dapat diketahui jika pemeriksaan kadar gula dilakukan secara rutin.

    “Jalan cepat setelah makan bisa membantu mencegah lonjakan gula darah Anda,” kata seorang ahli gizi dan pelatih pribadi Chrissy Carroll, RD, CPT.

    Carroll merujuk pada penelitian yang menunjukkan berolahraga setelah makan bisa meningkakan respon glikemik, serta menurunkan kadar gula darah setelah makan pada pengidap diabetes dan tanpa diabetes.

    “Jalan kaki dengan intensitas sedang selama 20 menit setelah makan bisa mengurangi indeks glikemik yang menurunkan glukosa,” tambah seorang pelatih pribadi dan instruktur bersertifikat, Melissa A. Hatton, MS, CPT, CES, PES, CNC.

    2. Melancarkan Sistem Pencernaan

    Bagi orang yang sering merasa kembung setelah makan, berjalan-jalan mungkin bisa menjadi solusinya. Berjalan kaki bisa membantu merangsang sistem pencernaan, sehingga berpotensi mengurangi masalah umum, seperti kembung dan sembelit.

    Penelitian menunjukkan bahwa jalan kaki singkat selama 10-15 menit setelah makan dikaitkan dengan peningkatan kenyamanan gastrointestinal, termasuk berkurangnya kembung, gas, dan nyeri perut.

    3. Meningkatkan Sirkulasi Darah

    Menggerakkan tubuh membatu melancarkan sirkulasi dengan meningkatkan aliran darah.

    “Setiap kali kita berolahraga, termasuk berjalan, aliran darah kita biasanya dialihkan terutama ke ekstremitas dan otot rangka untuk perfusi optimal,” kata seorang ahli jantung, Kunal Lal, MD.

    Perfusi merupakan proses tubuh dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi melalui aliran darah ke jaringan dan organ, serta membantu mereka berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Sehingga, menurut Kunal pada akhirnya ini meningkatkan sirkulasi dalam tubuh.

    4. Mendukung Penurunan Berat Badan

    Jalan kaki setelah makan merupakan bentuk olahraga ringan dan berkelanjutan yang bisa mendukung penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan.

    “Untuk menurunkan berat badan, Anda harus mencapai defisit kalori. Menambahkan jalan kaki ke rutinitas harian Anda dapat membantu mencapai tujuan ini,” kata Hatton.

    Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas aerobik dalam jumlah kecil sekalipun, misalnya 30 menit seminggu, bisa menyebabkan penurunan berat badan, lingkar pinggang, dan lemak tubuh yang cukup signifikan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan. Akan tetapi, meningkatkan aktivitas fisik hingga 150 menit per minggu dikaitkan dengan penurunan yang lebih signifikan.

    5. Meningkatkan Suasana Hati

    Ada bukti ilmiah di balik suasana hati yang membaik setelah berolahraga. Olahraga meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, serta memicu pelepasan endorfin. Semuanya membantu meningkatkan suasana hati dan mendorong emosi positif.

    “Olahraga apa pun (termasuk berjalan kaki) dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres,” kata Carroll.

    “Membiasakan diri dengan makan akan memungkinkan Anda untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang meningkatkan kebahagiaan dalam keseharian Anda,” tambahnya.

    Jika tidak memungkinkan berjalan jauh, cobalah membaginya menjadi beberapa kali jalan kaki selama 15 menit sepanjang hari.

    Cara untuk membangun kebiasaan baru misalnya, jika biasanya setelah makan malam hal yang dilakukan adalah mencuci piring, coba tambahkan jalan kaki singkat sebelum atau sesudahya. Bisa dengan berjalan-jalan santai di sekitar rumah, beberapa putaran di ruang tamu, atau naik turun tangga. Tak perlu berjalan jauh, beberapa menit setelah makan juga bisa membantu untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.

    “Membangun kebiasaan baru membutuhkan waktu. Rata-rata dibutuhkan 66 hari untuk membentuk kebiasaan baru, tetapi bisa juga hingga 254 hari! Prosesnya sangat individual,” kata Hatton.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Petani di Arjosari Pacitan Ditemukan Meninggal di Kebun Rumput Gajah, Diduga Karena Hipertensi

    Petani di Arjosari Pacitan Ditemukan Meninggal di Kebun Rumput Gajah, Diduga Karena Hipertensi

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang petani asal Dusun Krajan, Desa Arjosari, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Ditemukan meninggal dunia di ladang rumput desa setempat. Dia adalah Bonari alias Sibun (59), warga setempat, Sabtu (18/10/2025)

    Saat ditemukan, korban dalam posisi telungkup di tepi Sungai Grindulu, tepatnya di lahan rumput gajah yang biasa ia garap, “ kata Kapolsek Arjosari Ipda Ferry Ardyanto Minggu (19/10/2025).

    Anggota Polsek dan tim medis Puskesmas Kedungbendo langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan dari perangkat desa sekitar pukul 21.15 WIB. “Di dekat tubuh korban ditemukan sabit, tongkat kayu, dan karung berisi rumput. Diduga korban meninggal dunia saat sedang merumput,” terangnya.

    Menurut keterangan saksi, sepanjang hari rumah dalam keadan terkunci, bahkan hingga malam hari. Warga kemudian mencari keberadaan Bonari di lahan yang biasa ia garap.

    Korban ditemukan sudah tidak bernyawa, Dari hasil pemeriksaan medis luar, ditemukan luka gores di telapak kaki kiri dan luka melepuh di bagian paha, tangan, dan punggung. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada tindak pidana.

    Polisi memastikan tidak ada unsur kesengajaan dari pihak lain dalam peristiwa tersebut. Hasil penyelidikan awal mengindikasikan korban meninggal akibat serangan hipertensi yang dideritanya sejak lama.

    “Korban memiliki riwayat hipertensi dan diabetes, bahkan sebelumnya pernah menjalani operasi. Kemungkinan besar serangan itu kambuh saat korban sedang bekerja,” tambah Kapolsek.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. [tri/suf]

  • Terungkap Minuman yang Manfaatnya Dahsyat, Turunkan Kolesterol-Tekanan Darah Tinggi

    Terungkap Minuman yang Manfaatnya Dahsyat, Turunkan Kolesterol-Tekanan Darah Tinggi

    Jakarta

    Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa minum teh dapat melindungi jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki kadar kolesterol. Bahkan, bisa menurunkan risiko serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

    Seorang ilmuwan teh dari Tea Advisory Panel, Dr Tim Bond mengatakan manfaat teh bagi jantung telah diketahui selama bertahun-tahun. Dan penelitian ilmiah terbaru telah mengonfirmasi betapa sehatnya teh bagi jantung.

    “Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Nutrition menyoroti alasan manfaat teh bagi jantung, menyoroti kandungan polifenolnya yang kaya, dan menekankan manfaat nyata dari minum teh setiap hari untuk menjaga jantung kita dalam kondisi prima,” beber Dr Bond, dikutip dari Mirror UK.

    “Senyawa polifenol spesifik, flavan-3-ol, dapat menjelaskan mengapa teh memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah, kesehatan jantung, risiko stroke, dan diabetes tipe 2. Faktanya, senyawa flavonoid ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis hingga seperlima (19 persen) dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 13 persen,” lanjutnya.

    Menurut Dr Bond, sebagian besar flavonoid dalam pola makan masyarakat Inggris berasal dari teh hitam. Orang yang meminumnya mendapatkan 698 mg per hari, dibandingkan dengan orang yang tidak minum teh yang hanya mendapatkan 33 mg per hari.

    Faktanya, manfaat yang disarankan dari senyawa-senyawa ini sedemikian rupa sehingga American Society for Nutrition telah mengusulkan pedoman bioaktif diet pertama. Mereka merekomendasikan asupan 400-600 mg/hari flavan-3-ol untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik. Itu setara dengan sekitar empat cangkir teh sehari.

    Manfaat Minum Teh

    “Hal ini menegaskan manfaat teh terhadap tekanan darah, dengan manfaat penurunan tekanan darah terlihat dengan mengonsumsi teh antara satu hingga empat cangkir setiap hari. Konsumsi teh jangka panjang terbukti bermanfaat bagi fungsi pembuluh darah, yang kemungkinan membantu menjelaskan dampaknya terhadap tekanan darah,” terang Dr Bond.

    “Teh hitam terbukti memiliki manfaat khusus dalam menurunkan tekanan darah ketika faktor risiko jantung lainnya seperti homosistein tinggi. Para penulis dalam studi Frontiers mengatakan bahwa kandungan flavonoid dalam teh hitam tampaknya juga bertanggung jawab atas dampak penurunan kolesterol teh, dengan kandungan flavonoid yang tinggi dalam teh hitam dikaitkan dengan efek penurunan kolesterol ini.”

    Studi ini juga menemukan bahwa teh meningkatkan kadar glukosa darah dan cara tubuh mengelola insulin, yang vital dalam diabetes dan pre-diabetes. Selain itu, mengingat diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung, teh dapat membantu mengatur glukosa darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

    Dr Bond menegaskan faktanya, makalah ini mencatat bahwa satu cangkir teh tambahan setiap hari dapat mengurangi risiko kematian terkait kardiovaskular, penyakit apapun yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sebesar 4 persen.

    “Kita ‘kehilangan sesuatu’ dalam hal cara sederhana dan harian ini untuk melindungi jantung kita. Kita sebaiknya mengonsumsi 3-4 cangkir teh sehari, yang akan memberi kita 400-600 mg polifenol flavan-3-ol setiap hari yang meredam peradangan dan stres dalam tubuh kita, termasuk jantung dan pembuluh darah,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • 10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    Jakarta

    Bagi kebanyakan orang, area yang lemaknya paling sulit dihilangkan meski sudah rutin berolahraga dan makan sehat adalah lemak perut dan pinggang atau lemak visceral. Area ini biasanya sulit dihilangkan, sehingga mengakibatkan frustrasi dan kebingungan.

    Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat lemak di perut dan sekitar pinggang tidak terhempas meski sudah berolahraga dan makan sehat. Dikutip dari Times of India, berikut alasannya:

    1. Peningkatan Kalori yang Diam-diam

    Diet sehat pun akan berantakan saat kontrol porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad ternyata tinggi kalori.

    Hal ini secara bertahap menambah kalori ekstra yang tidak disadari, menempatkan tubuh dalam surplus kalori halus yang menghambat pembakaran lemak. Maka dari itu, sangat penting memantau asupan dan mengendalikan kalorinya.

    2. Stres Kronis dan Peningkatan Kadar Kortisol

    Kortisol dikenal sebagai salah satu penyumbang lemak perut. Stres yang terus-menerus dan hormon kortisol, bekerja secara kimiawi dan memaksa tubuh untuk menyimpan lemak berlebih di perut.

    Ini merupakan teknik yang terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Cobalah untuk melakukan meditasi, yoga, dan pernapasan yang penuh kesadaran untuk menurunkan kortisol dan membantu pembakaran lemak.

    3. Kurang Tidur Berkualitas

    Tidur adalah saat tubuh menjadi seimbang. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu dua hormon vital, yakni leptin yang mengatur rasa kenyang dan ghrelin yang memicu rasa lapar.

    Ketika tidur terganggu, tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi dan tinggi gula, serta kesulitan menggunakan energi. Seiring waktu, hal ini membuat lemak perut berada dalam pola yang lebih sulit dibakar.

    4. Terlalu Banyak Gula dan Karbohidrat Olahan

    Pola makan dengan peningkatan gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Penyimpanan lemak di perut didorong oleh insulin yang tinggi, dan pemecahan lemak pun terhambat.

    Penggantian karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi lemak visceral.

    5. Tak Latihan Kekuatan

    Kardio membakar kalori, tetapi latihan kekuatan dapat membangun otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik.

    Jika tidak ada otot, metabolisme akan melambat dan pembakaran lemak menjadi lebih sulit, bahkan dengan pengaturan pola makan. Latihan ketahanan dapat meningkatkan pengeluaran kalori saat istirahat, dan mengencangkan perut.

    6. Ketidakseimbangan Hormon

    Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid menentukan di mana tubuh menyimpan serta memetabolisme lemak. Wanita perimenopause atau menopause yang meningkatkan penyimpanan lemak perut.

    Hal yang sama berlaku untuk pria dengan kadar testosteron rendah. Identifikasi dan koreksi ketidakseimbangan hormon melalui bantuan ahli medis agar dapat meningkatkan efisiensi metabolisme.

    7. Rutinitas yang Tidak Teratur

    Penurunan lemak tubuh bergantung pada ritme, frekuensi makan yang teratur, kebiasaan tidur, dan olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan makan atau terus-menerus mengubah pola makan akan membuat tubuh bingung, serta memperlambat metabolisme.

    Penurunan lemak mengutamakan konsistensi, bukan kesempurnaan. Bahkan, kebiasaan ringan dan konstan, seperti berjalan kaki setiap hari atau jendela makan yang tetap, dapat memberikan dampak jangka panjang yang sehat.

    8. Duduk Terlalu Lama dan Kurang Aktivitas

    Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga menjadi penyebab lemak perut. Meningkatnya jam duduk menekan enzim pembakar lemak, memperlambat aliran darah dalam tubuh, dan metabolisme tubuh melambat selama berjam-jam.

    Berdiri, melakukan peregangan, hingga berjalan sebentar setiap jam akan memulai kembali metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    9. Kondisi Medis yang Mendasari

    Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme, PCOS, dan diabetes, lebih sering menyebabkan lemak perut membuncit. Alih-alih penurunan berat badan, kondisi ini mengendalikan hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang seseorang.

    Penanganan yang dilakukan dengan diagnosis yang tepat, pengobatan (beberapa obat juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan), atau nutrisi khusus yang cenderung menghambat kemajuan.

    10. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Alkohol menyediakan kalori kosong dan secara langsung memengaruhi cara hati (liver) memproses lemak. Saat alkohol ditambahkan, hati tidak memproses lemak sampai alkohol dimetabolisme, yang menghambat pemecahan lemak.

    Lemak menumpuk di sekitar organ dan lingkar pinggang. Tren ini dapat dibalik dengan mengurangi asupan alkohol.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan hasil sementara dari program cek kesehata gratis (CKG) yang sudah menjangkau 41 juta penduduk di seluruh Indonesia.

    Salah satu temuan paling mencolok, kata Dante, adalah tingginya angka obesitas pada usia dewasa, yang kini dialami sekitar sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia. Angka tersebut bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan, mengingat belum seluruh usia dewasa mengikuti CKG.

    “Untuk usia dewasa, ternyata yang paling tinggi, sepertiga kasus dari populasi orang dewasa itu obesitas. Ini diukur dari berat badan maupun lingkar perut. Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 cm atau perempuan lebih dari 80 cm, itu sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung,” ujar Dante dalam pemaparan di Temu Media Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    Temuan di Setiap Kelompok Usia

    Cek kesehatan gratis menyasar berbagai kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak prasekolah, siswa sekolah dasar dan menengah, orang dewasa, hingga lansia.

    “Sekarang ini, satu hari bisa sampai 600 ribu orang ikut pemeriksaan,” jelasnya.

    Hasilnya menunjukkan perbedaan masalah kesehatan di tiap kelompok usia:

    Bayi baru lahir: banyak ditemukan berat badan lahir rendah.Anak prasekolah: gangguan kesehatan gigi dan kekurangan gizi masih dominan.Usia sekolah: banyak anak mengalami masalah gigi serta kurang aktivitas fisik, yang mulai memicu risiko obesitas sejak dini.

    “Aktivitas fisik yang kurang ini akan memicu obesitas. Jadi di satu sisi ada anak-anak yang stunting, tapi di sisi lain banyak juga anak-anak yang obesitas, terutama di kota-kota besar,” sebut Dante.

    Kemenkes mengingatkan obesitas menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Pengukuran sederhana seperti memeriksa lingkar perut secara berkala, dinilai penting dilakukan untuk deteksi dini risiko penyakit tidak menular.

    “Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 atau perempuan lebih dari 80, itu sudah tanda bahaya. Karena obesitas ini penyumbang besar risiko jantung dan penyakit metabolik lain,” katanya.

    Banyak Kasus Tak Disadari

    Dante mengungkapkan banyak masyarakat belum mengetahui kondisi kesehatannya sebelum mengikuti program cek kesehatan gratis.

    “Untuk diabetes, angkanya sekarang 10,1 persen, artinya satu dari sepuluh orang Indonesia mengidap diabetes. Tapi dari angka itu, hanya 30 persen yang tahu sebelumnya. Sisanya 70 persen baru tahu setelah pemeriksaan,” ungkapnya.

    Hal serupa juga ditemukan pada kondisi hipertensi, saat sebagian besar dari mereka tidak menyadari mengalami tekanan darah tinggi.

    “Kasus hipertensi tiga kali lipat lebih banyak dari yang diketahui sebelumnya. Dan ini baru bisa terdeteksi lewat pemeriksaan kesehatan,” kata Dante.

    Pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum seseorang mengeluhkan gejala. Menurutnya, banyak kasus berat seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal bisa dicegah jika faktor risikonya diketahui lebih awal.

    “Pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebelum orang itu sakit, sebelum ada keluhan. Supaya bisa terdeteksi lebih awal, sebelum kena stroke, sebelum cuci darah, dan sebagainya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Langkah Lanjutan Jika Ditemukan Anak Sakit di Cek Kesehatan Gratis Sekolah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • FAO serukan aksi kolektif penyediaan pangan sehat bagi masyarakat RI

    FAO serukan aksi kolektif penyediaan pangan sehat bagi masyarakat RI

    memastikan setiap orang memiliki akses rutin terhadap pangan kualitas tinggi yang cukup untuk menjalani hidup aktif dan sehat juga penting

    Jakarta (ANTARA) – Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization/FAO) menyerukan upaya kolaboratif untuk mewujudkan sistem pangan yang sehat, berkelanjutan dan tangguh bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2025.

    Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste Rajendra Aryal sebagaimana keterangan di Jakarta, Kamis, menilai komitmen kuat Indonesia terhadap ketahanan pangan menawarkan momentum yang luar biasa bagi kolaborasi lintas sektor di seluruh sistem agripangan.

    “Selain meningkatkan produksi, memastikan setiap orang Indonesia memiliki akses rutin terhadap pangan berkualitas tinggi yang cukup untuk menjalani hidup aktif dan sehat juga sama pentingnya,” kata Rajendra.

    Dia mendorong penanggulangan ketidakcukupan konsumsi pangan dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas penghasilan masyarakat Indonesia, serta mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan, sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.

    FAO juga mengapresiasi komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan dan memajukan transformasi sistem pangan menuju pembangunan berkelanjutan, dengan secara aktif berbagi pengalamannya dengan negara-negara lain yang tengah menjalani proses serupa

    Indonesia, melalui kerja sama dengan jutaan petani skala kecilnya, telah mencatat peningkatan produksi bahan pokok, seperti beras, dan penurunan prevalensi kerawanan pangan sedang atau berat, dari 5,12 persen pada tahun 2020 menjadi 4,02 persen pada tahun 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

    Namun, prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan masih berfluktuasi, meningkat menjadi 10,21 persen pada tahun 2022 dan menurun menjadi 8,27 persen pada tahun 2024, menurut data BPS.

    Ketidakcukupan konsumsi pangan mengacu pada kurangnya asupan energi. Angka itu masih di atas target 5 persen pada tahun 2024, sebagaimana ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia.

    Salah satu tantangan adalah tingginya biaya pola makan sehat, yang terus meningkat baik secara global maupun di Indonesia.

    Laporan FAO “The State of Food Security and Nutrition in the World 2025” memperkirakan pola makan sehat di Indonesia membutuhkan biaya 4,75 dolar Amerika Serikat per kapita per hari, lebih tinggi daripada rata-rata di negara-negara berpenghasilan tinggi yang hanya sebesar 4,22 dolar AS.

    Hal itu membuat pola makan sehat tidak terjangkau bagi sekitar 43,5 persen atau 123 juta penduduk Indonesia.

    Dikatakan pola makan sehat adalah pola makan yang cukup, beragam, seimbang, dan moderat, yang memastikan setiap orang menerima nutrisi yang dibutuhkan sekaligus menghindari kelebihan yang berbahaya.

    “Transformasi cara kita memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi makanan dapat memperluas akses terhadap pola makan tersebut, dan hal ini mustahil dilakukan tanpa meningkatkan investasi dan menjalin kemitraan lintas batas, pemerintahan, generasi, dan komunitas,” terang Rajendra.

    Diperkirakan investasi berkisar antara 320 miliar dolar AS hingga 350 miliar dolar AS per tahun dibutuhkan untuk mentransformasi sistem agripangan global, sementara dalam transformasi sistem pangan Indonesia, dibutuhkan sekitar 60 miliar dolar AS hingga 245 miliar dolar AS hingga tahun 2030.

    Transformasi ini terbukti penting karena sistem agrifood saat ini menimbulkan biaya tersembunyi yang sangat besar terhadap kesehatan, lingkungan, dan masyarakat.

    Sebagian besar biaya tersembunyi tersebut berasal dari pola makan yang tidak sehat dan terkait dengan penyakit tidak menular (PTM) yang mengkhawatirkan, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

    “Bersama-sama, FAO dan mitranya berkomitmen untuk mendukung Indonesia mewujudkan empat yang lebih baik; produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan mata pencaharian yang lebih baik bagi semua,” tegasnya.

    Diketahui Hari Pangan Sedunia diperingati setiap 16 Oktober dan tahun ini mengusung tema global ‘Bergandengan Tangan untuk Pangan dan Masa Depan yang Lebih Baik’.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuaca Panas Berisiko Picu Heatstroke, Dokter Jantung Ungkap Cara Mencegahnya

    Cuaca Panas Berisiko Picu Heatstroke, Dokter Jantung Ungkap Cara Mencegahnya

    Jakarta

    Cuaca panas belakangan ini banyak dikeluhkan oleh warga Indonesia. Salah satu masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan cuaca panas adalah heatstroke.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan heatstroke adalah kondisi gawat darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat celcius akibat paparan panas berlebihan. Pada kondisi ini tubuh sudah kehilangan kemampuannya untuk melakukan pendinginan tubuh.

    “Ini akibat paparan panas berlebihan, dan mekanisme pendinginan tubuh tidak lagi mampu mengimbanginya. Gejalanya bisa berupa pusing, bingung, kulit kering atau sangat merah, bahkan sampai kehilangan kesadaran,” kata dr Vito ketika dihubungi detikcom, Kamis (16/10/2025).

    dr Vito mengatakan kondisi ini bisa dicegah. Langkah pencegahan sebaiknya dilakukan agar heatstroke tidak terjadi dan memengaruhi kondisi tubuh. Terlebih, masalah paparan cuaca panas ekstrem secara berlebihan juga dapat memengaruhi kesehatan jantung dan kardiovaskular.

    Ia menambahkan paparan panas ekstrem juga berisiko untuk orang-orang dengan kondisi rentan. Misalnya, lansia, anak-anak, pasien hipertensi, orang dengan penyakit jantung, dan pengidap diabetes melitus.

    “Pencegahannya sederhana tapi penting. Harus minum cukup air walaupun tidak terasa haus, lalu hindari terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca terik,” kata dr Vito.

    “Selain itu, gunakan pakaian yang longgar dan terang, istirahat di tempat sejuk bila merasa terlalu kepanasan,” tandasnya.

    Sampai Kapan Cuaca Panas?

    Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan dalam beberapa hari ke depan, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan diprediksi didominasi cuaca cerah hingga berawan. Potensi hujan disebut relatif kecil.

    Menurutnya, kondisi panas ini kemungkinan masih akan berlangsung sampai akhir Oktober atau awal November 2025. Kondisinya juga akan tergantung masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

    “Meski demikian, pada sore hingga malam hari masih berpotensi terjadi hujan lokal akibat aktivitas konvektif, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

    Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

    Jakarta

    Sudah lebih dari satu dekade berlalu, wacana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan belum juga terlaksana. Wakil Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut rencana tersebut masih dalam pembahasan.

    Meski begitu, pemerintah disebutnya tidak tinggal diam dalam upaya pemberian edukasi kepada masyarakat terkait bahaya konsumsi tinggi gula, yang juga tersebar di pangan olahan maupun pangan siap saji.

    Menurut Prof Dante, penerapan cukai MBDK juga tak akan berjalan efektif bila tidak dibarengi dengan edukasi masif di masyarakat.

    “Nah nanti urusan cukai masih kita dalam proses pembahasan. Tetapi kita terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi potensi obesitas dan diabetes, tinggal mengurangi makanan bergula, tinggi kalori, dan sebagainya,” tutur Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025).

    “Yang paling penting adalah sekarang adalah edukasi. Cukainya kita naikin kalau edukasinya tidak masif juga tidak akan berhasil,” lanjutnya.

    Ia juga menekankan sejumlah fasilitas kesehatan perlu lebih banyak meningkatkan layanan promotif dan preventif. Bukan tanpa sebab, hal ini dinilai bisa menekan angka kematian lebih banyak saat identifikasi atau diagnosis penyakit diketahui dan ditangani lebih awal.

    Salah satunya melalui skrining faktor risiko yang kerap memicu penyakit tidak menular dengan bebas kasus tertinggi di Indonesia seperti jantung, masalah ginjal, hingga stroke.

    “Jadi edukasi menjadi sangat penting. Seperti rumah sakit primaya sekarang melakukan terapi kuratif, mereka juga melakukan terapi promotif dan preventif untuk melakukan dan mengedukasi masyarakat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Ilmuwan Resmi Akui Penyakit Baru Diabetes Tipe 5, Apa Bedanya dengan Jenis Lain?

    Ilmuwan Resmi Akui Penyakit Baru Diabetes Tipe 5, Apa Bedanya dengan Jenis Lain?

    Jakarta

    Ilmuwan kini secara resmi mengakui jenis penyakit diabetes baru, yaitu diabetes tipe 5. Penyakit ini diperkirakan sudah dialami 20-25 juta orang di seluruh dunia, dengan Asia dan Afrika sebagai dengan wilayah dengan kasus paling banyak.

    Jenis diabetes yang paling umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel penghasil insulin di pankreas, diabetes tipe 2 yang paling umum disebabkan gaya hidup ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, dan gestasional adalah jenis diabetes yang muncul selama kehamilan.

    “Diabetes tipe 5 ditandai oleh sekresi insulin yang tidak mencukupi yang menyebabkan kadar gula darah meningkat, mirip dengan bentuk-bentuk diabetes lainnya,” kata ahli endokrinologi University of Michigan, Dr Rachel Reinert, dikutip dari Live Science, Rabu (15/10/2025).

    “Namun, diabetes tipe 5 tidak terkait dengan autoimun seperti pada tipe 1 maupun resistensi insulin seperti pada tipe 2. Tipe ini juga tidak memiliki ciri khas dari diabetes tipe 3 dan 4 yang lebih langka,” lanjutnya.

    Ia menuturkan pengidap diabetes tipe 5 biasanya memiliki berat badan rendah dan riwayat kekurangan gizi sejak kecil. Dokter berpendapat kekurangan gizi kronis di awal pertumbuhan dapat merusak pankreas secara permanen.

    Ini menyebabkan sel penghasil insulin menjadi lemah, sehingga tidak dapat memproduksi insulin yang cukup. Meski begitu, sel tubuh pasien masih bisa merespons insulin eksternal jika diberikan sebagai pengobatan.

    Pengobatan diabetes tipe 5 perlu dikelola dengan sangat hati-hati. Pemberian terlalu banyak insulin ditambah terlalu sedikit asupan makanan, bisa menyebabkan hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah yang berbahaya.

    “Penting bagi setiap pasien diabetes untuk mengetahui jenis diabetes yang mereka miliki agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat,” tandas Reinert.

    Meski diabetes tipe 5 kemungkinan sudah lama ada, minimnya penelitian membuat penyakit ini masih belum banyak dipahami. Pengakuan secara resmi pada diabetes tipe 5 menjadi penting agar kondisi ini tak terabaikan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Kandungan Beras Berubah Karena Bumi Makin Panas, Ahli Ungkap Bahaya

    Kandungan Beras Berubah Karena Bumi Makin Panas, Ahli Ungkap Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beras terdampak dengan “kiamat” perubahan iklim akibat pemanasan global yang makin mengkhawatirkan. Sebuah penelitian mengungkapkan sawah berpotensi menyimpan racun arsenik yang berbahaya.

    Hal ini ditemukan oleh tim peneliti Columbia University dengan kolaborator dari China serta Amerika Serikat (AS).

    Tim penelitian menemukan saat kondisi sawah tergenang dan oksigen di dalamnya berkurang, yang membuat mineral besi mengikat arsenik laut. Sehingga arsenik mudah terserap oleh akar padi.

    Arsenik organik juga menjadi lebih menyerap. Penyebabnya adalah saat suhu di Bumi menjadi lebih panas karena naik 2 derajat Celcius dari tingkat pra industri dan CO2 yang menjadi lebih tinggi.

    Kemudian tingkat arsenik yang tinggi itu dihubungkan dengan beragam penyakit. Misalnya jantung hingga diabetes.

    “Hasil penelitian kamu menunjukkan bahwa peningkatan kadar arsenik ini bisa secara signifikan meningkatkan kejadian penyakit jantung, diabetes, dan dampak kesehatan non-kanker lainnya,” jelas Lewis Ziska, Associate Professor of Environmental Health Sciences di Columbia Mailman School, dikutip dari laman Earth.

    Penelitian itu dilakukan dengan menanam 28 varietas padi dalam lapangan terbuka selama satu dekade. Penanaman dilakukan dengan sistem Free-Air CO2 Enrichment (FACE).

    Dari penelitian ditemukan adanya risiko kanker seumur hidup. Termasuk kanker paru-paru dan kandung kemih yang mengalami peningkat 44%.

    Di China, kasus kanker karena konsumsi beras yang mengandung arsenik bertambah hingga 19,3 juta orang.

    Selain itu terdapat dampak non-kanker karena kandungan arsenik yang tinggi. Yakni terkait risiko penyakit kardiovaskular dan metabolik.

    Kadar arsenik ini ditemukan bukan hanya karena faktor iklim. Namun juga karena sumber air irigasi, jenis tanah, dan varietas padi yang ditanam.

    Risiko tersebut terjadi di sejumlah wilayah dari Asia Selatan, Asia Tenggara dan China Selatan. Daerah-daerah tersebut menjadikan nasi jadi salah satu makanan pokok dan sawah yang tergenang.

    Tim peneliti juga memiliki tips mengurangi bahaya tersebut. Dari pemuliaan varietas padi yang sedikit menyerap arsenik, pengelolaan air sawah dengan sistem pengering yang berkala, serta pemrosesan pasca panen dan metode memasak untuk menurunkan kadar arsenik.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]