Topik: diabetes

  • Daftar Negara yang Paling Sehat di Dunia, Ada Negara Tetangga RI

    Daftar Negara yang Paling Sehat di Dunia, Ada Negara Tetangga RI

    Jakarta

    Ada banyak parameter yang bisa digunakan untuk menilai peringkat suatu negara, mulai dari Produk Domestik Bruto (PDB), biaya hidup, upah minimum, infrastruktur, hingga kualitas pendidikan. Namun, salah satu faktor paling penting adalah kesehatan.

    Meskipun gaya hidup sehat merupakan tanggung jawab pribadi, banyak negara yang terus berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

    Menurut Bloomberg Global Health Index, beberapa faktor yang digunakan untuk menilai kesehatan suatu negara meliputi:

    Risiko kesehatan (seperti penggunaan tembakau, tekanan darah tinggi, dan obesitas)

    Ketersediaan air bersihRata-rata harapan hidupTingkat malnutrisiPenyebab kematian utama

    Dikutip dari Economy Middle East, berikut daftar negara yang termasuk paling sehat di dunia.

    1. Spanyol (Skor: 92,75/100)

    Spanyol menempati peringkat pertama sebagai negara paling sehat di dunia berdasarkan Bloomberg Global Health Index. Pola makan Mediterania, yang menekankan konsumsi makanan segar, mentah, dan minyak zaitun, memberikan dampak positif bagi kesehatan.

    Dikombinasikan dengan layanan kesehatan berkualitas tinggi dan tingkat perokok yang rendah, hal ini menjadikan Spanyol sebagai contoh sukses dalam menciptakan masyarakat sehat.

    Negara ini memiliki angka kematian akibat penyakit yang bisa dicegah tergolong rendah dan telah menerapkan berbagai inisiatif untuk meminimalkan faktor risiko. Tingkat skrining kanker dan vaksinasi di Spanyol umumnya di atas rata-rata Uni Eropa.

    Rendahnya angka rawat inap akibat gagal jantung dan diabetes mencerminkan sistem perawatan primer dan layanan kesehatan terpadu yang berfungsi baik. Spanyol juga mencatat harapan hidup tertinggi di Uni Eropa, yakni 83,2 tahun pada 2022. Meski sempat turun tajam antara 2019-2020 akibat pandemi COVID-19, angka tersebut kembali meningkat dalam beberapa tahun berikutnya.

    2. Italia (Skor: 91,59/100)

    Italia berada tak jauh di belakang Spanyol. Sama seperti tetangganya, pola makan khas Mediterania dengan bahan segar dan lokal berperan penting dalam menjaga kesehatan warganya. Didukung sistem kesehatan yang kuat serta fokus pada pencegahan penyakit, Italia terus menunjukkan performa baik di sektor kesehatan publik.

    Tingkat kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dan diobati di Italia tercatat lebih rendah dari rata-rata Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan rendahnya prevalensi faktor risiko serta efektivitas sistem kesehatan dalam menangani penyakit serius.

    Meski akses terhadap layanan kesehatan umumnya baik, pandemi COVID-19 sempat menimbulkan gangguan besar. Sekitar 23 persen penduduk Italia melaporkan tertunda mendapat layanan kesehatan selama 12 bulan pertama pandemi, sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata Uni Eropa yang sebesar 21 persen.

    3. Islandia (Skor: 91,44/100)

    Islandia termasuk salah satu negara paling sehat di kawasan Nordik. Warga Islandia menjalani gaya hidup sehat di tengah keindahan alam yang luar biasa, dengan kebiasaan aktif di luar ruangan serta pemanfaatan sumber daya panas bumi untuk energi berkelanjutan.

    Angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah di Islandia tergolong rendah dibandingkan sebagian besar negara Uni Eropa. Kasus kematian akibat alkohol, kecelakaan fatal, dan kanker paru juga jauh lebih sedikit.

    Selain itu, Islandia memiliki salah satu tingkat kematian terendah untuk penyakit yang dapat diobati, menandakan bahwa sistem kesehatannya sangat efektif dalam menyelamatkan pasien dari kondisi yang berpotensi mematikan.

    4. Jepang (Skor: 91,38/100)

    Jepang dikenal sebagai negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia. Budaya yang menekankan pada pencegahan penyakit, olahraga rutin, serta pola makan sehat berkontribusi besar terhadap kesehatan masyarakatnya.

    Harapan hidup saat lahir di Jepang meningkat dari 81,1 tahun pada tahun 2000 menjadi 84,5 tahun pada 2021. Negara ini juga memiliki angka kematian bayi dan kematian ibu terendah di dunia, mencerminkan keberhasilan sistem kesehatannya yang stabil dan berorientasi pada pencegahan.

    5. Swiss (Skor: 90,93/100)

    Swiss tak hanya terkenal dengan jam tangan dan pegunungannya, tetapi juga sebagai pelopor dalam bidang medis dan kesehatan publik. Negara ini memiliki standar kesehatan nasional yang sangat tinggi berkat sistem asuransi kesehatan universal yang menekankan pada pengobatan preventif dan gaya hidup aktif di alam terbuka.

    Sistem kesehatan Swiss bersifat terdesentralisasi, setiap kanton (negara bagian) memiliki peran penting dalam pengelolaannya. Pendanaannya berasal dari premi peserta, pajak (terutama dari pemerintah daerah), iuran sosial, dan pembayaran pribadi (out-of-pocket). Semua penduduk diwajibkan untuk memiliki asuransi dari penyedia nirlaba swasta.

    6. Swedia (Skor: 90,24/100)

    Swedia menempati posisi keenam sebagai salah satu negara dengan masyarakat paling sehat di dunia. Kombinasi jaminan sosial yang kuat, akses layanan kesehatan yang merata, dan budaya aktif berolahraga membuat tingkat kesehatannya tinggi.

    Negara ini memiliki angka kematian rendah akibat kanker paru, konsumsi alkohol, serta kecelakaan lalu lintas, berkat kebijakan kesehatan publik yang kuat. Rendahnya tingkat kematian akibat penyakit yang dapat diobati juga menunjukkan efektivitas sistem kesehatannya.

    7. Australia (Skor: 89,75/100)

    Australia menempati posisi berikutnya dalam daftar. Warga Australia dikenal dengan gaya hidup sehat, konsumsi makanan segar, dan kecintaan pada aktivitas luar ruangan.

    Negara ini memiliki program asuransi kesehatan publik universal yang dikelola secara regional dan dibiayai melalui pajak umum serta pungutan pemerintah. Warga secara otomatis terdaftar dan mendapatkan layanan rumah sakit publik gratis, termasuk cakupan besar untuk konsultasi medis, obat-obatan, dan layanan kesehatan lainnya.

    Harapan hidup di Australia meningkat dari 79,7 tahun pada tahun 2000 menjadi 83,1 tahun pada 2021, menunjukkan keberhasilan kebijakan kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan akses universal.

    8. Singapura (Skor: 89,29/100)

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Singapura memiliki salah satu sistem kesehatan terbaik di dunia dalam hal kualitas dan aksesibilitas. Hal ini berkat standar pelatihan medis yang tinggi, teknologi kesehatan canggih, dan sistem pelayanan yang efisien.

    Negara ini juga dikenal memiliki udara dan air yang sangat bersih, yang membantu mencegah penyakit pernapasan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Tingkat penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV-AIDS juga sangat rendah, berkat program kesehatan publik yang kuat seperti kampanye vaksinasi dan sistem pemantauan penyakit yang efektif.

    9. Norwegia (Skor: 89,09/100)

    Norwegia termasuk negara paling sehat di dunia berkat sistem layanan kesehatan universal, gaya hidup aktif di alam terbuka, serta ketersediaan pangan bergizi dan layanan kesehatan berkualitas tinggi.

    Negara ini memiliki sistem kesehatan berbasis pajak yang menjamin akses perawatan dasar bagi semua warganya. Kualitas layanan medisnya pun sangat baik, terlihat dari rasio tenaga kesehatan yang tinggi, yaitu 4,9 dokter serta 18,3 perawat dan bidan per 1.000 penduduk.

    Sementara menurut World Population Review Global Health Index 2024, Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara paling sehat di dunia dengan skor 95,3. Kemudian disusul oleh Jepang, 95,1, Korea Selatan, 94,3, Taiwan, 94,2 Israel, 94,2 hingga Norwegia dengan skor 93,6.

    Halaman 2 dari 4

    (suc/kna)

  • Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Jakarta

    Menurut Indeks Kesehatan Global Bloomberg tahun 2024, Spanyol menjadi negara paling sehat nomor satu di dunia. Negeri Matador melampaui Italia, dengan rata-rata harapan hidup 86 tahun.

    Spanyol memang memiliki sistem layanan kesehatan publik yang kuat dan akses ke layanan pencegahan, namun gaya hidup dan pola makan memiliki kontribusi yang setara dalam pencapaian tersebut.

    Lalu, apa ‘rahasia’ masyarakat Spanyol dalam menjaga kesehatan mereka? Berikut jawabannya, dikutip dari Times of India.

    1. Minyak Zaitun di Tiap Masakan

    Masakan Spanyol mengandalkan minyak zaitun extra virgin, salah satu bahan utama diet tradisional Mediterania. Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan polifenol, senyawa yang terbukti melindungi kesehatan jantung dan mengurangi peradangan.

    Dalam sebuah penelitian, menemukan bahwa peserta yang menjalani diet Mediterania dengan suplemen minyak zaitun extra virgin mengalami penurunan signifikan dalam insidensi kejadian kardiovaskular mayor, penurunan angka mortalitas secara keseluruhan, serta perbaikan profil lipid dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.

    2. Hidup Lebih ‘Lambat’

    Sebuah studi yang diterbitkan di ScienceDirect mencatat bahwa budaya yang lebih santai, seperti Spanyol, mengalami tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan karena memprioritaskan waktu bersosialisasi dan istirahat daripada produktivitas yang konstan.

    Ritme kehidupan orang Spanyol jauh lebih lambat. Waktu makan tidak terburu-buru, bersifat sosial, dan sering kali disantap bersama. Tradisi siesta (istirahat siang singkat) dan makan siang bersama yang panjang mendorong gaya hidup seimbang yang memungkinkan pemulihan dan mengurangi tingkat stres.

    3. Budaya Tapas

    Budaya tapas di Spanyol adalah gaya makan berupa hidangan porsi kecil dan dinikmati sambil bersosialisasi.

    Menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, makan di lingkungan yang santai dan sosial mendorong konsumsi yang penuh kesadaran dan meningkatkan hasil metabolisme. Hal ini nantinya akan berdampak pada pencernaan yang baik.

    4. Spanyol Kaya Akan Vitamin D

    Iklim Spanyol menyediakan vitamin D yang melimpah, yang penting untuk kesehatan tulang, fungsi kekebalan tubuh, dan pengaturan suasana hati. Paparan sinar matahari setiap hari dan aktivitas luar ruangan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat di sana.

    5. Saling Terkoneksi

    Koneksi merupakan kebiasaan sehat di Spanyol. Dari pertemuan di lingkungan sekitar hingga pertemuan di kafe, ikatan sosial sangat erat, dan komunitas merupakan elemen penentu budaya Spanyol.

    Sebuah studi kohort besar di Spanyol yang disebut Proyek SUN menemukan bahwa partisipan dengan hubungan sosial yang kuat memiliki risiko depresi dan kematian dini yang jauh lebih rendah.

    6. Merawat Orang Tua

    Menurut The Lancet, isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Sebaliknya, budaya hidup antargenerasi di Spanyol membuat lansia tetap terlibat secara emosional dan aktif secara mental.

    Salah satu studi terlama yang dilakukan oleh Harvard menemukan bahwa hubungan merupakan prediktor terbesar umur panjang.

    7. Ritual Paseo

    Paseo merupakan aktivitas jalan kaki santai di sore hari. Biasanya masyarakat di sana akan mengitari alun-alun atau daerah pesisir.

    erjalan kaki secara teratur dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan. Menurut WHO, bahkan berjalan kaki dengan kecepatan sedang pun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan kematian dini.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Begini Metode Jalan Kaki yang Bisa Bantu Hempaskan Lemak di Perut

    Begini Metode Jalan Kaki yang Bisa Bantu Hempaskan Lemak di Perut

    Jakarta

    Jalan kaki adalah salah bentuk olahraga sederhana dan mudah yang ternyata dapat membantu menghilangkan lemak perut. Jika dilakukan secara teratur, aktivitas ini dapat berkontribusi pada pembakaran lemak secara keseluruhan, terutama di daerah perut.

    Tentunya hal ini dapat lebih maksimal bila dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan kebiasaan sehat lainnya.

    Jalan kaki dengan intensitas dan durasi yang tepat dapat meningkatkan pembakaran kalori, memperbaiki metabolisme, dan mengurangi lemak visceral. Itu merupakan jenis lemak perut berbahaya yang terkait dengan risiko kesehatan.

    Salah satu cara paling efektif untuk menurunkan berat badan, termasuk lemak perut, adalah menciptakan defisit kalori degan membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi. Jalan kaki juga meningkatkan pengeluaran energi harian yang membantu seseorang mencapai defisit kalori.

    Setiap gerakan yang dilakukan tubuh membutuhkan energi. Semakin besar upaya yang dibutuhkan suatu aktivitas, akan semakin banyak kalori yang dibakar.

    Jalan Kaki Mengurangi Lemak Perut Visceral

    Dikutip dari Very Well Health, tidak semua lemak perut sama. Lemak visceral atau jaringan adiposa viseral (VAT), yang mengelilingi organ dalam manusia, terkait dengan kondisi kesehatan serius seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

    Studi menunjukkan bahwa latihan aerobik intensitas sedang, seperti jalan kaki, membantu mengurangi lemak viseral bahkan tanpa perubahan pola makan yang drastis. Dalam studi yang dipublikasikan American Heart Association pada 2021, para ahli menemukan bahwa:

    150 menit aktivitas fisik mingguan mungkin cukup untuk mengurangi jaringan adiposa viseral.Berjalan kaki selama tiga bulan atau sekitar 12 minggu, menghasilkan penurunan lemak yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.Intervensi olahraga, termasuk aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak ektopik.

    Salah satu manfaat utama berjalan kaki adalah kemampuan untuk meningkatkan laju metabolisme istirahat. Ini berarti, tubuh terus membakar lebih banyak kalori sepanjang hari, bahkan saat tidak berolahraga.

    Memasukkan jalan kaki ke dalam rutinitas harian membantu membakar kalori selama aktivitas dan berkontribusi pada pengeluaran kalori yang lebih tinggi secara keseluruhan.

    Bagi mereka yang ingin memaksimalkan manfaat metabolisme dari berjalan kaki, jalan kaki interval intensitas tinggi merupakan strategi yang efektif. Ini melibatkan pergantian antara jalan cepat dalam waktu singkat dan periode jalan kaki dengan kecepatan sedang,

    Penelitian menunjukkan bahwa latihan interval intensitas tinggi (HIIT), termasuk jalan interval, dapat secara signifikan meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan meningkatkan oksidasi lemak. Itu merupakan proses tubuh memecah lemak yang tersimpan untuk menghasilkan energi.

    Berjalan Kaki Menurunkan Kadar Kortisol, Mengurangi Lemak Perut Akibat Stres

    Peningkatan kadar kortisol, yang sering dikaitkan dengan stres, dapat meningkatkan akumulasi lemak perut. Berjalan kaki secara teratur terbukti menurunkan kadar kortisol, sehingga mengurangi lemak perut akibat stress.

    Semakin cepat berjalan, kalori yang terbakar akan semakin banyak. Usahakan untuk berjalan tetapi masih bisa berbicara dengan baik.

    Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar lemak perut bisa terbakar:

    1. Usahakan 150-300 menit aktivitas per minggu

    Setidaknya usahakan 150 menit olahraga intensitas sedang direkomendasikan untuk kesehatan umum. Untuk mengelola berat badan, tingkatkan menjadi 300 menit, bagi menjadi beberapa sesi yang dapat dikelola sepanjang minggu.

    2. Lacak langkah dengan Pedometer atau Aplikasi Kebugaran

    Gunakan pedometer atau aplikasi kebugaran untuk melacak langkah harian. Tetapkan target 8 ribu hingga 10 ribu langkah per hari, untuk memastikan sudah bergerak yang cukup dan berkontribusi pada penurunan berat badan.

    3. Gabungkan Jalan Kaki dengan Latihan Kekuatan

    Kombinasikan jalan kaki dengan latihan kekuatan, seperti latihan beban tubuh atau resistance band untuk pembakaran lemak yang lebih cepat. Hal ini juga dapat meningkatkan massa otot, yang dapat meningkatkan metabolisme dan mempercepat pembakaran lemak.

    Tambahkan latihan beban tubuh seperti squat atau lunge, atau gunakan resistance band untuk meningkatkan latihan.

    4. Tingkatkan Intensitas dengan Tanjakan, Tangga, atau Jalan Interval

    Tingkatkan pembakaran kalori dengan berjalan di tanjakan, naik tangga, atau melakukan latihan interval. Lakukan secara bergantian antara kecepatan berjalan lambat dan cepat.

    5. Tetap Konsisten

    Jalan kaki teratur adalah kunci untuk pembakaran lemak jangka panjang. Jadikan kebiasaan sehari-hari untuk memastikan tetap aktif dan membakar kalori secara konsisten.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video KuTips: Resep Sehat Bugar ‘GEMBIRA’ ala Kak Seto di Usia 74 Tahun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Pria AS Terobsesi Hidup Sampai 180 Tahun, Ini yang Dilakukan Biar Panjang Umur

    Pria AS Terobsesi Hidup Sampai 180 Tahun, Ini yang Dilakukan Biar Panjang Umur

    Jakarta

    Seorang pengusaha di Amerika Serikat bernama Dave Asprey (51) berambisi untuk bisa panjang umur. Pria ini bahkan memiliki ambisi hidup hingga 180 tahun atau dua kali angka harapan hidup di negaranya.

    Untuk bisa memenuhi ambisinya itu, Dave melakukan berbagai langkah ekstrem. Salah satunya adalah dengan prosedur facial circumcision dengan menyuntikan sel dari bokong ke wajahnya.

    Sebelum melakukan eksperimen ini, Dave mengaku dulunya hidup sangat tidak sehat. Meski kini hidupnya sangat berpusat pada makanan sehat, kebugaran, hingga konsumsi suplemen, semasa muda ia sempat mengalami brain fog, radang sendi, hingga pre-diabetes.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Dave berhasil mengubah hidupnya secara penuh. Ia kini mendedikasikan waktu hidupnya seoptimal mungkin.

    “Aku memiliki kulit berlebih sebesar setengah handuk akibat kelebihan berat badan di masa muda. Aku tidak suka memiliki semua itu,” cerita Dave berkaitan dengan prosedur facial circumcision yang dilakukannya, dikutip dari Lad Bible, Jumat (24/10/2025).

    “Kamu bisa mengencangkannya, tapi tetap saja percuma kalau kulitmu terlalu banyak. Jadi aku memilih prosedur ini,” sambungnya.

    Prosedur ini dilakukan Dave di sebuah klinik pengobatan regeneratif di Kosta Rika. Melalui prosedur tersebut, ia telah mengangkat total 28 inci persegi (180,64 cm persegi) kulit dari wajahnya.

    Setelah itu, ia menjalani penyuntikkan lemak dan sel punca dari bokongnya ke wajah. Ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihannya.

    Ada banyak orang menilai aksi yang dilakukan Dave terlalu ekstrem. Menurut Dave, perawatan anti-penuaan seperti yang ia lakukan sekarang akan menjadi hal yang umum di masa depan. Sehingga ia tidak khawatir dengan komentar-komentar yang ada.

    “Semua orang akan menjalani perawatan anti-penuaan. Akan ada banyak orang berusia di bawah 40 tahun sekarang kelak hidup lebih dari 100 tahun, itu sudah pasti,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • 8 Gambar Ini Ngetes Kecepatan Otak, Cuma Si Paling Cerdas Bisa Jawab 5 Detik!

    8 Gambar Ini Ngetes Kecepatan Otak, Cuma Si Paling Cerdas Bisa Jawab 5 Detik!

    Jakarta

    Merasa otak butuh penyegaran? Coba main tebak gambar asah otak. Dengan menebak arti dari kombinasi gambar dan huruf tertentu, kamu diajak berpikir kreatif sekaligus mengasah kemampuan berpikir cepat.

    Permainan ini tentunya seru dan bisa melatih konsentrasi dan logika. Coba mainkan bersama teman di waktu luang.

    Tebak Gambar untuk Mengasah Otak

    Perhatikan beberapa gambar berikut dan tebak apa maksudnya. Tantang dirimu untuk jawab dengan cepat.

    1. Masih mudah nih, kamu pasti bisa menebaknya dengan cepat.

    Gambar pertama masih mudah, pasti langsung ketebak. Foto: Atilah Tia Abelta

    2. Biasanya benda ini ada saat musim pemilu. Apa ya kira kira?

    Biasanya ada saat musim pemilu. Foto: Atilah Tia Abelta

    3. Kalau ini adalah hal yang disukai banyak orang, terutama ibu-ibu.

    Kalau ini kesukaan ibu-ibu Foto: Atilah Tia Abelta

    4. Harus hati-hati dengan yang ini. Kalau tidak bisa kesetrum.Hati-hati bisa kesetrum. Foto: Atilah Tia Abelta

    5. Coba pelan-pelan melihat gambar dan huruf-hurufnya. Petunjuknya berhubungan dengan pencurian.

    Kali ini agak rumit, coba pelan-pelan perhatikan gambar dan clue nya. Foto: Atilah Tia Abelta

    6. Penyakit yang seringkali menjadi nama lain dari diabetes. Kondisi ini terjadi saat kadar gula darah meningkat.

    asah otak detikHealth Foto: detikHealth

    7. Masalah kesehatan yang dapat terjadi saat terlalu lama menatap layar atau pemakaian kontak lensa.asah otak detikHealth Foto: detikHealth

    8. Masalah gizi kronis yang berakibat pada gangguan pertumbuhan pada anak.

    asah otak detikHealth Foto: detikHealth

    Jawaban Tebak Gambar untuk Mengasah Otak

    Bisa jawab semuanya dengan mudah? Coba lihat apa jawabanmu benar atau tidak

    1. Udang rebus
    2. Kotak suara
    3. Potongan harga
    4. Tenaga listrik

    5. Komplotan maling
    6. Kencing manis
    7. Mata kering
    8. Stunting

    Halaman 2 dari 5

    (elk/suc)

  • NasDem gelar program kesehatan masyarakat demi ciptakan SDM sehat

    NasDem gelar program kesehatan masyarakat demi ciptakan SDM sehat

    Jakarta (ANTARA) – Partai Nasional Demokrat (NasDem) menggelar program kesehatan gratis untuk masyarakat guna memastikan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam keadaan sehat.

    Pemeriksaan kesehatan ini digelar di NasDem tower yang berlokasi di wilayah Jakarta Pusat, Sabtu.

    Dalam program pemeriksaan kesehatan hari ini, pihak Nasdem menggelar pelayanan untuk melayani masyarakat memeriksa gula darah, kolesterol, serta asam urat.

    Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Saan Mustopa, mengatakan, tiga penyakit itu menjadi momok yang menakutkan karena sudah menyerang kalangan anak muda.

    “Dulu penyakit gula, kolesterol, dan asam urat dikenal sebagai penyakit orang tua. Kini justru banyak diderita kalangan muda produktif akibat pola hidup yang tidak sehat, terlalu banyak minuman manis, makanan cepat saji, dan kurang bergerak,” ujar Saan di NasDem Tower, Jakarta.

    Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) yang dipaparkan Saan, tercatat, lebih dari 20 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes, dan tren peningkatannya kini paling cepat terjadi di usia 20–40 tahun.

    Kementerian Kesehatan juga mencatat, 35 persen masyarakat usia produktif memiliki kadar kolesterol tinggi, dan hampir 1 dari 5 orang muda sudah menunjukkan tanda-tanda pra-diabetes.

    Fenomena ini erat kaitannya dengan gaya hidup modern yang serba instan dan tinggi gula seperti mengkonsumsi minuman pemanis, kopi susu kekinian, hingga camilan berkalori tinggi tanpa diimbangi aktivitas fisik.

    “Data Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari 70 persen rakyat Indonesia belum pernah memeriksakan kesehatannya secara rutin. Padahal tiga dari lima penyebab kematian terbesar yaitu hipertensi – diabetes – jantung, bisa dicegah bila dideteksi lebih dini,” kata Ketua Umum Prokes NasDem Cashtry Meher di tempat yang sama.

    Melalui kegiatan pemeriksaan gratis ini, Cahstry memastikan NasDem ingin hadir sebagai partai politik yang peduli dan kesehatan masyarakat.

    “Hari ini, di tempat ini, kita tidak menunggu rumah sakit penuh tapi kita justru mendatangi rakyat, dengan membawa pelayanan kesehatan langsung ke jantung masyarakat. Inilah politik yang sesungguhnya,” tegas Cashtry.

    Kegiatan ini juga menjadi bentuk dukungan nyata terhadap program pemerintah, yaitu cek Kesehatan Gratis masyarakat di seluruh puskesmas.

    Dengan adanya kegiatan ini, Cahstry berharap dapat masyarakat semakin memiliki kesadaran penuh kepada kondisi kesehatan diri untuk mencegah timbulnya penyakit.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ibu Suri Thailand Meninggal di Usia 93 gegara Sakit Komplikasi Sepsis Darah

    Ibu Suri Thailand Meninggal di Usia 93 gegara Sakit Komplikasi Sepsis Darah

    Jakarta

    Ibu Suri Thailand, Ratu Sirikit, meninggal dunia di usia 93 tahun pada 24 Oktober 2025. Pihak istana mengatakan Ratu Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena beberapa penyakit. Dalam sebuah pernyataan, Istana menyebut penyebab kematian adalah komplikasi akibat sepsis darah.

    Pada 17 Oktober, Ratu Sirikit diketahui sempat mengalami infeksi aliran darah sebelum akhirnya meninggal pada Jumat malam. Pemerintah kerajaan menetapkan masa berkabung selama satu tahun bagi anggota keluarga kerajaan dan staf istana.

    Dikutip dari Guardian, Ratu Sirikit memang sudah lama tidak menunjukkan diri ke publik. Ini dimulai sejak diagnosis stroke yang dialaminya pada tahun 2012. Suami Ratu Sirikit, Raja Bhumibol Adulyadej, lebih dulu meninggal dunia pada tahun 2016.

    Lalu pada tahun 2019, putra Ratu Sirikit yang bernama Raja Maha Vajiralongkorn dinobatkan menjadi Raja Thailand yang baru, dan Ratu Sirikit mendapatkan gelar resmi Ibu Suri atau Queen Mother.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, sepsis merupakan keadaan darurat medis mengancam jiwa yang disebabkan respons tubuh yang berlebihan terhadap suatu infeksi. Tanpa penanganan segera, kondisi ini dapat memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan kematian.

    Saat seseorang terinfeksi, sistem kekebalan tubuh berusaha melawan infeksi tersebut. Namun, sistem kekebalan terkadang berhenti melawan penyebab infeksi dan justru mulai merusak jaringan serta organ normal tubuh, sehingga menimbulkan peradangan luas di seluruh tubuh.

    Pada saat yang sama, reaksi berantai abnormal pada sistem pembekuan darah dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Hal ini mengurangi aliran darah ke berbagai organ tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan serius.

    Sepsis bisa menyerang siapa saja yang mengalami infeksi, terutama bakteremia, berisiko lebih tinggi. Beberapa faktor risiko sepsis meliputi:

    Berusia di atas 65 tahun.Sedang hamil.Memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, obesitas, kanker, atau penyakit ginjal.Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.Sedang dirawat di rumah sakit karena alasan medis lain.Mengalami cedera berat seperti luka bakar besar atau luka terbuka.Menggunakan kateter, infus IV, atau alat bantu pernapasan.

    Sepsis dapat memengaruhi banyak bagian tubuh, sehingga gejalanya bisa sangat beragam. Jika kondisi ini dipicu oleh infeksi seperti keracunan darah (septicemia), tubuh mungkin mengalami ruam sepsis pada kulit.

    Ruam ini membuat kulit tampak kemerahan dan berubah warna, kadang disertai bintik-bintik kecil berwarna merah tua. Gejala sepsis yang mungkin muncul meliputi:

    Masalah buang air kecil, seperti frekuensi berkurang atau dorongan kuat untuk buang air kecil.Tubuh terasa lemas atau tidak bertenaga.Detak jantung cepat.Tekanan darah rendah.Demam atau hipotermia (suhu tubuh sangat rendah).Menggigil atau gemetar.Kulit terasa hangat, lembap, atau berkeringat.Kebingungan atau gelisah.Pernapasan cepat (hiperventilasi) atau sesak napas.Nyeri atau ketidaknyamanan ekstrem.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Data WHO: 3 Juta Orang Tewas dalam 10 Terakhir karena Tenggelam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Satu Tahun Cek Kesehatan Gratis di Surabaya, Masyarakat Ingin Pemeriksaan Lebih Bervariasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 Oktober 2025

    Satu Tahun Cek Kesehatan Gratis di Surabaya, Masyarakat Ingin Pemeriksaan Lebih Bervariasi Surabaya 24 Oktober 2025

    Satu Tahun Cek Kesehatan Gratis di Surabaya, Masyarakat Ingin Pemeriksaan Lebih Bervariasi
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Tak terasa hampir satu tahun sejak diluncurkannya program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    Pemerintah telah mengubah kebijakan yang awalnya pemeriksaan atau cek kesehatan gratis dilakukan di bulan kelahiran, kini bisa dilakukan kapan saja setiap satu tahun sekali.
    Cek Kesehatan Gratis termasuk dalam satu dari tiga PHTC (program hasil terbaik cepat) atau
    quick win
    yang merupakan inisiatif dari Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
    Program yang harus dijalankan oleh Kementerian Kesehatan RI ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
    Dengan mendeteksi atau menemukan penyakit sejak dini melalui CKG, risiko penyakit yang lebih buruk di masyarakat diharapkan dapat dicegah sehingga beban biaya penyakit bisa ditekan.
    Seperti halnya yang diungkapkan salah seorang mahasiswa Surabaya, Adrian (22), yang mengaku pertama kali mengetahui program tersebut dari TikTok.
    “Pertama kali tahu dari TikTok, terus pas beberapa kali anter bapakku kontrol gula darah, aku juga baca pamflet di puskesmas,” ujar Adrian kepada
    Kompas.com
    , Jumat (24/10/2024).
    Karena tertarik, akhirnya ia mencoba CKG untuk pengecekan hipertensi dan diabetes.
    “Menurutku bagus aja sih programnya karena kan kita juga bisa tahu kondisi kesehatan dan bisa mencegah beberapa penyakit dini kayak hipertensi atau bahkan diabetes,” ujar dia.
    Namun, menurutnya, program tersebut juga terus dapat disosialisasikan kepada masyarakat melalui aplikasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Mobile.
    “Jadi ada ajakan kepada masyarakat bisa lewat aplikasi JKN MOBILE, jadi ada notifikasi selama ulang tahun untuk mengajak tes kesehatan gratis,” tuturnya.
    Sementara itu, Taufiq (58) mengatakan bahwa program tersebut tidak hanya untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan fasilitas kesehatan secara gratis, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengontrol kondisi kesehatan diri.
    “Menurut saya program ini juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perlunya mengontrol kondisi kesehatan diri,” ucap Taufiq.
    Ketika Taufiq mengetahui program CKG lewat komunitas senamnya, ia pun langsung mencoba pengecekan gula darah, kolesterol, asam urat, dan tensi darah.
    Meskipun begitu, ia berharap jika pemerintah bisa memperluas variasi pengecekan kesehatan.
    Selain itu, CKG juga bisa dilakukan lebih sering, tidak hanya satu tahun sekali, melihat besarnya minat masyarakat terhadap program tersebut.
    “Meskipun saat ini pemerintah sudah mempunyai program masyarakat bisa memeriksakan kesehatan gratis di puskesmas, namun hanya satu tahun sekali,” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Tak Perlu ke Gym, 8 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bantu Hempaskan Lemak Perut

    Jakarta

    Lemak perut erat kaitanya dengan risiko kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan perlemakan hati. Meski olahraga di pusat kebugaran bisa membantu, penelitian menunjukkan perubahan gaya hidup sederhana bisa berperan jauh lebih besar dalam mengurangi lemak di perut.

    Perubahan kecil dalam pola makan hingga rutinitas harian bisa memicu pembakaran lemak. Dikutip dari laman Times of India, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membantu menghempaskan lemak perut.

    1. Mulai Pagi dengan Air Hangat dan Serat Larut

    Mulai hari dengan air hangat yang dicampur dengan biji chia atau biji rami yang direndam untuk melancarkan pencernaan dan mengurangi rasa lapar. Serat larut menggembung di lambung, memperlambat pencernaan, serta mengurangi penyerapan lemak. Tak hanya menjaga usus tetap aktif, cara ini juga membantu mencegah makan berlebihan sepanjang hari.

    2. Hindari Ngemil di Larut Malam

    Salah satu penyebab terbentuknya lemak perut adalah makan larut malam. Studi menunjukkan bahwa malam malam setidaknya tiga jam sebelum tidur bisa meningkatkan metabolisme lemak.

    Makan malam ringan yang kaya protein dan sayuran memberi tubuh waktu untuk menggunakan energi, bukan menyimpannya sebagai lemak di sekitar perut.

    3. Berlatih Gerakan Insidental Sepanjang Hari

    Gerakan sehari-hari seperti naik tangga, jalan cepat atau bahkan peregangan sambil menonton TV bisa membakar kalori secara signifikan. Kebiasaan ini dikenal sebagai NEAT (Non-Exercise Activity Thermoenesis dan dikaitkan erat dengan peneliti dengan berkurangnya lemak di perut. NEAT mengubah aktivitas biasa dengan peluang

    4. Konsumsi Rempah-rempah

    Kunyit dalam sajian makanan atau kayu manis dalam teh memiliki sifat termogenik. Rempah-rempah ini tidak hanya meningkatkan rasa, tapi juga meningkatkan sensitivitas insulin yang mencegah penumpukan lemak.

    5. Prioritaskan Protein

    Protein merupakan penangkal lemak perut alami. Menyertakan makanan seperti telur atau ayam tanpa lemak bisa membantu menjaga metabolisme tetap aktif. Protein juga mengandung ghrelin, hormon lapar, sehingga lebih mudah menahan keinginan makan yang tidak sehat. Hasilnya, penyimpanan lemak lebih sedikit dan pemeliharaan otot lebih baik.

    Nutrisi ini juga mendukung perbaikan jaringan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu menstabilkan gula darah. Sehingga dapat mencegah energi menurun dan makan berlebihan.

    6. Tidur Nyenyak

    Kurang tidur berkaitan langsung dengan lemak perut yang membandel. Jadwal tidur yang konsisten menyeimbangkan kortisol (hormon stres) dan insulin. Keduanya berperan penting dalam penyimpanan lemak. Tubuh yang cukup istirahat juga lebih disiplin dalam memilih makanan keesokan harinya.

    Tidur yang berkualitas dapat mendukung metabolisme, menguangi keinginan makan makanan tidak sehat, dan meningkatkan energi. Hal tersebut memebuat tubuh lebih mudah untuk tetap aktif dan mempertahankan berat badan yang sehat seiring waktu.

    7. Hindari Stres

    Praktik sederhana seperti bernapas dalam, meditasi dalam 10 menit, atau bahkan mendengarkan musik di sela jam kerja bisa mengurangi hormon stres. Berkurangnya kortisol berarti berkurangnya penyimpanan lemak, terutama di sekitar pinggang.

    Tak hanya membantu mengurangi lemak perut, kebiasaan ini juga meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, fokus, dan kesehatan metabolisme secara alami. Sehingga, manfaat ini bisa membantu dalam membangun ketahanan emosional, mengatur nafsu makan dengan lebih baik, dan mempertahankan gaya hidup yang lebih sehat, tanpa bergantung pada diet ekstrem.

    8. Olahraga-Jaga Pola Makan

    Segala bentuk olahraga baik untuk dilakukan. Selain itu menjaga pola makan juga penting. Terapkan pola makan sehat secara teratur dan hindari makanan cepat saji untuk hasil yang lebih baik.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Orang dengan Kondisi Ini Lebih Rentan Sakit Paru Jika Menghirup Mikroplastik

    Orang dengan Kondisi Ini Lebih Rentan Sakit Paru Jika Menghirup Mikroplastik

    Jakarta

    Tak sedikit orang yang khawatir terkait dampak mikroplastik yang ditemukan di air hujan DKI Jakarta. Fenomena tersebut terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer.

    Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan.

    Meski penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, studi global menunjukkan paparan mikroplastik dapat menimbulkan dampak kesehatan serius, khususnya pada organ paru-paru.

    Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) menjelaskan semua orang berisiko mengalami gangguan paru apabila menghirup mikroplastik yang masuk melalui saluran napas hingga ke paru-paru.

    Namun, risiko tersebut akan lebih tinggi pada kelompok rentan seperti lansia, pengidap penyakit paru kronis seperti asma dan PPOK, serta individu dengan penyakit penyerta lain seperti jantung dan diabetes.

    Adapun efek kesehatan terhadap paru-paru akibat paparan mikroplastik sangat bergantung pada ukuran partikel yang terhirup. dr Agus mengatakan mikroplastik berukuran besar, lebih dari 5 mikrometer, umumnya hanya mencapai saluran napas bagian atas.

    “Efeknya menyebabkan iritasi di hidung dan saluran napas atas menimbulkan keluhan hidung berair, gatal-gatal di hidung, sakit tenggorokan, batuk,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (23/10/2025).

    Sementara itu, partikel yang lebih kecil, berukuran antara 0,5 hingga di bawah 5 mikrometer, dapat mencapai saluran napas bagian bawah hingga alveoli paru.

    dr Agus menjelaskan kondisi ini berpotensi menimbulkan iritasi dan peradangan di saluran napas bawah, yang memunculkan batuk berdahak, sesak napas, dan rasa tidak nyaman di dada. Pada pengidap asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), paparan semacam ini bahkan bisa memicu kekambuhan atau memperburuk kondisi penyakitnya.

    “Dalam jangka panjang terinhalasi/terhirup mikroplastik pada saluran napas bawah berpotensi menimbulkan penyakit paru seperti asma, PPOK, peradangan paru/pneumonitis, penyakit fibrosis paru dan bahkan kanker paru,” lanjutnya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)