Topik: diabetes

  • Saran Dokter Agar Aman Makan Cokelat Dubai Tanpa Waswas Kena Diabetes

    Saran Dokter Agar Aman Makan Cokelat Dubai Tanpa Waswas Kena Diabetes

    Jakarta

    Belakangan, tren jajanan viral seperti boba dan yang terbaru cokelat Dubai membuat penasaran banyak orang. Rasanya yang manis dan enak tak jarang membuat orang-orang ketagihan.

    Namun, tingginya kandungan gula dan lemak pada makanan manis itu dapat membawa risiko kesehatan. Terutama mereka yang memiliki risiko masalah diabetes dan kolesterol tinggi.

    Meski begitu, jajanan viral tersebut masih bisa dinikmati tanpa khawatir memberikan dampak buruk pada kesehatan. Spesialis gizi klinik dr Christopher Andrian, MGizi, SpGK, menekankan kuncinya adalah bijak dalam mengkonsumsi makanan tersebut.

    “Intinya, kita harus tahu apa yang masuk ke dalam tubuh kita, terutama dari segi komposisi dan jumlah kalorinya,” kata dr Christopher saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).

    dr Christopher menjelaskan minuman atau makanan manis yang viral seperti cokelat Dubai atau sejenisnya mengandung bahan-bahan yang tinggi kalori. Misalnya seperti gula cair, susu, hingga krimer.

    Jika dikonsumsi setiap hari, kombinasi dari bahan tersebut dapat menambah beban kalori bagi tubuh. Ketika tubuh menerima kalori lebih banyak daripada yang dibutuhkan, sisa kalori ini akan disimpan dalam bentuk lemak.

    Dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, termasuk gula darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga penumpukan lemak di area perut.

    Lantas, bagaimana cara menikmati jajanan viral tersebut tanpa khawatir gula darah naik?

    Menurut dr Christopher, mengkonsumsi makanan atau minuman manis dan tinggi lemak boleh-boleh saja. Asalkan, tidak terlalu sering dikonsumsi.

    “Sesekali boleh saja sebagai comfort food atau untuk recreational eating,” terangnya.

    Selain itu, perhatikan porsi jajanan viral yang ingin dikonsumsi. Pilihlah porsi yang lebih kecil, agar tetap bisa menikmatinya tanpa menambah kalori berlebihan.

    “Kuncinya, yang masuk (ke dalam tubuh) harus seimbang dengan yang keluar. Dengan begitu, kita tetap sehat tanpa merasa terlalu dikekang,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Tewas Terbakar di Rumahnya, Pria di Jagakarsa Luka Bakar 70 Persen
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 November 2024

    Tewas Terbakar di Rumahnya, Pria di Jagakarsa Luka Bakar 70 Persen Megapolitan 14 November 2024

    Tewas Terbakar di Rumahnya, Pria di Jagakarsa Luka Bakar 70 Persen
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – A (50), pria yang tewas di rumahnya yang terbakar, mengalami luka bakar sekitar 70 persen di sekujur tubuhnya.
    Saat kebakaran terjadi, A tidak bisa menyelamatkan diri. Sebab, ia mengidap penyakit sehingga harus berbaring sepanjang hari di kasur.
    “Menurut hasil cek di TKP, korban meninggal akibat luka bakar bagian kedua kaki, tangan, dan punggung korban sekitar 70 persen,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).
    A menderita penyakit diabetes sehingga tidak bisa melarikan diri ketika kebakaran terjadi. Sementara itu, titik api berasal dari kipas angin di kamarnya.
    Sementara itu, Kapolsek Jagakarsa AKP Iwan Gunawan mengatakan, A hanya sendirian saat kebakaran terjadi. Sedangkan sang anak sedang pergi memancing.
    “Iya, satu anaknya mancing, dia tinggal sendiri di situ pas ada api. Kan gimana mau kabur? Enggak bisa kabur dia,” kata Iwan saat dihubungi, Kamis.
    Setelah kebakaran, jenazah A dibawa ke RSUP Fatmawati untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut. Baru pada Kamis (14/11/2024) siang, A dimakamkan di Srengseng Sawah.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tewas Terbakar di Rumahnya, Pria di Jagakarsa Luka Bakar 70 Persen
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 November 2024

    Seorang Pria Meninggal Terbakar di Rumahnya Wilayah Jagakarsa Megapolitan 14 November 2024

    Seorang Pria Meninggal Terbakar di Rumahnya Wilayah Jagakarsa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pria ditemukan tewas di dalam rumahnya yang terbakar di Jalan Zakaria, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024) malam. Korban berinisial A (50) ditemukan sendirian di dalam kamar tidurnya.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam, menyebut A menderita sakit diabetes sehingga harus berada di atas kasur sepanjang waktu.
    Ketika kebakaran terjadi, A tidak bisa menyelamatkan diri dari api yang berasal dari kamarnya. 
    “Korban menderita penyakit diabetes, sehingga tidak bisa lari ke mana-mana saat kebakaran terjadi. Diduga titik api berasal dari korsleting kipas anginnya,” kata Ade Ary dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).
    Senada, Kapolsek Jagakarsa AKP Iwan Gunawan menyebut, saat kebakaran, tidak ada orang selain A di dalam rumah tersebut.
    Sang anak yang biasa tinggal bersama A sedang pergi memancing.
    “Iya, dia meninggal sakit enggak bisa jalan. Pas gitu di rumahnya ada korsleting. Namanya sudah sakit enggak bisa jalan, meninggal di tempat,” kata Iwan saat dihubungi, Kamis.
    Jenazah A telah dimakamkan setelah sebelumnya dibawa ke RSUP Fatmawati untuk dilakukan pemeriksaan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngeri Banget, Ilmuwan Perkirakan Ada 800 Juta Orang di Dunia Idap Diabetes

    Ngeri Banget, Ilmuwan Perkirakan Ada 800 Juta Orang di Dunia Idap Diabetes

    Jakarta

    Sebuah studi mengungkapkan persentase orang dewasa yang mengidap diabetes di seluruh dunia meningkat dua kali lipat selama tiga dekade atau 30 tahun terakhir. Peningkatan terbesar terjadi di negara-negara berkembang.

    Menurut analisis baru dalam jurnal The Lancet, kondisi kesehatan serius itu mempengaruhi sekitar 14 persen dari semua orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2022. Jumlah ini naik dua kali lipat dari tahun 1990.

    Dengan mempertimbangkan populasi global yang terus bertambah, tim peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 800 juta orang saat ini mengalami diabetes. Angka ini mencakup kedua jenis diabetes utama, yakni tipe 1 dan tipe 2.

    Tipe 1 mempengaruhi pasien sejak usia muda dan lebih sulit diobati karena disebabkan oleh kekurangan insulin. Sementara tipe 2, lebih sering dialami orang yang lebih tua yang telah kehilangan sensitivitasnya terhadap insulin.

    Di balik angka global, angka nasional di setiap wilayah atau negara sangat bervariasi.

    “Angka diabetes tetap sama atau bahkan menurun di beberapa negara kaya, seperti Jepang, Kanada, atau negara-negara Eropa Barat seperti Prancis dan Denmark,” tulis penelitian tersebut yang dikutip dari The Straits News.

    “Beban diabetes dan diabetes yang tidak diobati semakin ditanggung oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,” imbuhnya.

    Misalnya seperti yang terjadi di Pakistan. Hampir sepertiga wanita di sana saat ini mengidap diabetes, yang jumlahnya lebih besar dibandingkan pada tahun 1990.

    Kemungkinan Pemicu Naiknya Kasus Diabetes Global

    Para peneliti menekankan bahwa obesitas adalah pendorong penting atau salah satu pemicu diabetes tipe 2. Sama halnya seperti pola makan yang tidak sehat.

    Selain itu, kesenjangan pengobatan diabetes di negara-negara kaya dan miskin juga semakin melebar.

    Dari hasil studi ini, para peneliti memperkirakan tiga dari lima orang dengan diabetes yang berusia di atas 30 tahun tidak menerima pengobatan untuk diabetes pada tahun 2022. Sekitar hampir sepertiga dari kasus tersebut terjadi di India.

    Di Afrika sub-Sahara, hanya lima hingga 10 persen orang dewasa dengan diabetes yang menerima pengobatan pada tahun 2022. Beberapa negara berkembang seperti Meksiko berhasil dalam mengobati populasi mereka, tetapi secara keseluruhan kesenjangan global semakin melebar.

    “Hal ini terutama memprihatinkan karena orang dengan diabetes cenderung lebih muda di negara-negara berpenghasilan rendah dan, jika tidak ada pengobatan yang efektif, berisiko mengalami komplikasi seumur hidup,” kata penulis studi senior Majid Ezzati dari Imperial College London.

    Komplikasi tersebut termasuk amputasi, penyakit jantung, kerusakan ginjal atau kehilangan penglihatan. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa memicu kematian dini, ” pungkasnya.

    (sao/suc)

  • Benarkah Manfaat Pistachio untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Penjelasannya

    Benarkah Manfaat Pistachio untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Badam hijau atau pistachio adalah jenis tanaman penghasil biji-bijian yang sering disebut kacang ketawa atau fustuk. Jenis kacang-kacangan ini tumbuh sebagai perdu dengan ketinggian mencapai 10 meter dan umumnya ditanam di daerah kering seperti Iran, Turkmenistan, dan Azerbaijan barat. Bijinya yang berwarna hijau cerah sering digunakan sebagai penghias makanan.

    Pistachio dan Kolesterol

    Sebuah tinjauan pada 2016, mengkaji hasil dari sembilan penelitian mengenai hubungan antara kolesterol darah dan konsumsi pistachio. 

    Dari enam penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa konsumsi pistachio dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Hal ini menunjukkan, kacang ini bermanfaat untuk mengatur kolesterol, berkat kandungan lemak sehat, serat, dan antioksidan yang mendukung kesehatan jantung.

    Adapun manfaat pistachio yang disebut-sebut cocok dikonsumsi untuk penderita kolesterol, berikut lima di antaranya.

    1. Mengurangi tekanan darah

    Studi mengenai hubungan antara pistachio dan tekanan darah menunjukkan, konsumsi pistachio dapat membantu menurunkan tekanan darah. 

    Sebuah metaanalisis menemukan, pistachio secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik (angka teratas yang mengukur tekanan di arteri saat jantung berdetak), meskipun tidak mempengaruhi tekanan darah diastolik (angka bawah).

    2. Menurunkan kolesterol

    Penelitian juga menunjukkan, pistachio dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Pistachio juga terbukti memperbaiki faktor risiko terkait kolesterol, seperti menurunkan kolesterol total, meningkatkan rasio kolesterol HDL, dan mengurangi trigliserida (lemak dalam darah).

    3. Membantu penurunan berat badan

    Sebuah uji coba terkontrol acak menunjukkan, konsumsi pistachio secara teratur dapat meningkatkan asupan serat dan mengurangi konsumsi gula. Penelitian ini juga menemukan manfaat berikut pada orang dengan berat badan berlebih dan obesitas:

       – Penurunan berat badan

       – Pengurangan lingkar pinggang dan indeks massa tubuh

       – Perubahan pola makan yang lebih sehat  

    Para peneliti mengatakan bahwa pistachio dapat membantu penurunan berat badan karena kemampuannya meningkatkan rasa kenyang, yang pada gilirannya membantu orang mengubah pola makan mereka.

    4. Meningkatkan kesehatan usus

    Sebuah studi menilai efek kacang tanah dan pistachio terhadap mikrobiota usus dan menemukan, keduanya dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di usus. 

    Selain itu, pistachio juga terbukti memiliki efek prebiotik, yang bermanfaat untuk kesehatan usus.

    5. Mengontrol gula darah

    Apabila Anda menderita diabetes, pistachio bisa menjadi pilihan camilan yang baik. Sebuah penelitian mengevaluasi efek pistachio terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2. 

    Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan pada kadar HbA1c (jumlah glukosa dalam darah) dan glukosa darah puasa pada kelompok yang mengonsumsi pistachio. Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis tumbuhan ini dapat membantu mengontrol kadar glukosa pada penderita diabetes.

  • Apa Saja Manfaat Mengonsumsi Pistachio?

    Apa Saja Manfaat Mengonsumsi Pistachio?

    Jakarta, Beritasatu.com – Pistachio atau pistasio merupakan kacang yang kerap digunakan untuk campuran makanan manis atau bisa juga dikonsumsi langsung. Lalu, apa manfaat mengonsumsi pistachio?

    Pistasio merupakan tanaman yang termasuk dalam golongan keluarga mete yang banyak ditemui di kawasan Asia Tengah hingga Timur Tengah.

    Pistasio mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini deretan manfaat mengonsumsi pistachio yang dikutip dari Medical News Today, Rabu (13/11/2024).

    1. Meningkatkan kesehatan jantung
    Kacang pistasio kaya akan serat serta lemak tak jenuh tunggal dan ganda, yang berfungsi untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Konsumsi kacang pistachio secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan kacang pistachio dapat menurunkan tekanan darah lebih efektif dibandingkan dengan jenis kacang lainnya. Kandungan antioksidan tinggi dalam kacang ini juga membantu melindungi jantung dari penyakit jantung.

    2. Meningkatkan kesehatan mata
    Kacang pistachio mengandung antioksidan, terutama lutein dan zeaksantin, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan mata. Kedua zat ini, menurut Asosiasi Optometri Amerika, dapat mencegah perkembangan penyakit mata kronis, seperti katarak, dan melindungi mata dari degenerasi makula yang sering terjadi akibat penuaan.

    3. Mengontrol gula darah
    Kacang pistachio memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah setelah dikonsumsi. Selain itu, kandungan antioksidan, fenolik, dan karotenoid dalam kacang pistachio terbukti efektif dalam mengontrol kadar gula darah.

    Sebuah studi bahkan menunjukkan konsumsi kacang pistasio yang dipadukan dengan minyak zaitun dapat membantu mengurangi risiko diabetes gestasional.

    4. Meningkatkan kesehatan pencernaan
    Kandungan serat dalam kacang pistachio berfungsi sebagai prebiotik, yang sangat baik untuk mendukung kesehatan pencernaan. Prebiotik adalah makanan bagi bakteri baik di usus yang membantu melancarkan proses pencernaan. Dengan demikian, konsumsi kacang pistasio dapat membantu mencegah atau mengatasi masalah pencernaan.

    5. Mendukung penurunan berat badan
    Kacang pistachio mengandung banyak nutrisi tetapi relatif rendah kalori, sehingga sangat cocok untuk dijadikan camilan dalam program diet penurunan berat badan.

    Dibandingkan dengan kacang macadamia, yang dalam 100 gram mengandung 204 kalori, kacang pistachio hanya mengandung 159 kalori per 100 gram, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk menjaga berat badan.

    6. Mencegah kanker
    Kacang pistachio memiliki kandungan antioksidan dan antiinflamasi yang tinggi, yang berperan dalam mencegah kerusakan sel-sel tubuh yang dapat menyebabkan kanker. Tingginya kandungan antioksidan dalam kacang pistachio bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis kacang lainnya, menjadikannya pilihan yang tepat untuk membantu melawan sel kanker.

    7. Sumber protein pengganti daging
    Kacang pistasio juga menjadi alternatif sumber protein yang baik, terutama bagi mereka yang menjalani diet vegetarian atau vegan. Dalam setiap 100 gram kacang pistachio terkandung sekitar 21% protein, yang setara dengan jumlah protein yang ada dalam daging, sehingga cocok untuk menggantikan asupan protein dari sumber hewani.

    Melihat deretan manfaat mengonsumsi pistachio tersebut menjadikan kacang ini pilihan camilan sehat sehari-hari untuk Anda.

  • FOMO Manisnya Cokelat Dubai? Ini Saran Dokter Buat yang Pengin Cobain

    FOMO Manisnya Cokelat Dubai? Ini Saran Dokter Buat yang Pengin Cobain

    Jakarta

    Kudapan manis cokelat Dubai ramai diperbincangkan di media sosial dan menarik perhatian banyak orang. Tampilan cokelat berisi kacang pistachio ini sangat menggugah selera sehingga banyak yang tergoda mencicipinya.

    Cokelat ini dipenuhi dengan isian yang tak biasa, seperti filo pastry, custard vanila, hingga teh, dan biskuit. Meski sangat menarik perhatian, kombinasi ini sangat penuh rasa manis yang mengandung gula.

    Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dr Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD mengatakan bahwa boleh saja mengonsumsi makanan manis seperti cokelat dubai yang viral sesekali. Namun dia tak menganjurkan terlalu sering karena kudapan itu mengandung banyak gula yang bisa memicu diabetes.

    “Ada baiknya dibatasi, sekedar mencicipi saja sekitar 1-2 kotak kecil, tidak 1 bar,” kata dr Indra saat dihubungi detikcom, Rabu (13/11/2024).

    Selain itu, pada orang dengan kondisi penyerta seperti diabetes dan sindrom metabolik termasuk kegemukan atau obesitas, disarankan lebih berhati-hati dalam mengonsumsinya.

    (kna/suc)

  • Saran Dokter Agar Aman Makan Cokelat Dubai Tanpa Waswas Kena Diabetes

    Viral Cokelat Dubai, Kalorinya Disebut-sebut Setara Makan Nasi Padang

    Jakarta

    Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan hadirnya cokelat Dubai. Bahkan masyarakat yang fear of missing out (FOMO) sampai rela mengantre berjam-jam hanya untuk bisa mencicipi manisnya cokelat tersebut.

    Di balik kelezatannya, kabarnya cokelat Dubai ini menyimpan jumlah kalori yang cukup tinggi. Terlebih campuran lain seperti krim pistachio membuat jajanan ini menjadi cukup manis.

    “Kapok makan coklat dubai/arab yang manis poll, bkin pusing,” tulis salah satu akun di TikTok, dikutip detikcom Rabu (13/11/2024).

    “Walaupun 1.200 kalori mending nasi padang aja yg lebih nikmat,” tulis akun lain.

    “Pernah coba katanya manisnya pas banget. Ternyata itu tuh manis banget ky ketumpahan gula 1 kilo,” tulis akun lainnya.

    Merespons hal ini, Spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF mengatakan mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang tinggi dalam sehari bisa meningkatkan risiko mengalami beberapa masalah kesehatan.

    “Risiko mengalami obesitas, diabetes, penyakit jantung, atau risiko penyakit jangka panjang lebih rentan terjadi,” ujar dr Putri ketika dihubungi detikcom, Rabu (13/11/2024).

    dr Putri menambahkan, seseorang bisa saja mengalami masalah kesehatan yang instan seperti pusing hingga mulai karena rasa manis yang ada pada cokelat Dubai tersebut.

    “Otomatis kan akan meningkatkan lonjakan gula darah pada tubuh, yang biasa disebut hiperglikemia. Nah, kondisi ini akan memicu peningkatan hormon insulin yang kerjanya untuk mengatur kadar gula darah,” kata dr Putri.

    “Otomatis gula darah yang cepat naik tadi, juga akan cepat turun karena efek dari insulinnya, sehingga ketika dia mudah turun (gula) otomatis pasokan gula ke otak berkurang dan dia menjadi lebih sensitif seperti mudah pusing tadi,” lanjut dia.

    dr Putri menambahkan, jika kondisi ini terjadi setelah mengonsumsi makanan manis seperti cokelat Dubai maka segera untuk mengonsumsi makanan karbohidrat kompleks.

    “Seperti buah atau salad biar seratnya bisa membantu mengontrol gula darahnya yang baik atau dengan olahraga kardio yang ringan,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Menkes Ungkap Beda Layanan Skrining Kesehatan Gratis dan Medical Check Up RS

    Menkes Ungkap Beda Layanan Skrining Kesehatan Gratis dan Medical Check Up RS

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa layanan program layanan kesehatan gratis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI nantinya akan berbeda dengan medical check-up (MCU) di rumah sakit. Ia menjelaskan pemeriksaan kesehatan gratis yang diberikan tidak hanya sekedar menimbang berat badan atau tekanan darah saja, namun memang tidak selengkap dengan pemeriksaan berbayar di rumah sakit swasta misalnya.

    “Ini bukan skrining rumah sakit ya, skrining di puskesmas. Jadi jangan bayangkan kalau kayak teman-teman medical check up,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Kantor Kementerian Kesehatan, Selasa (12/11/2024).

    “Ini kita check gula darah, kolesterol, tekanan darah, untuk yang dewasa. Untuk dekat lansia itu juga ada tes kanker. Untuk bayi ada yang namanya kongenital hipotiroid dan pemeriksaan G6PD. Jadi masing-masing kelompok umur itu berbeda-beda,” sambungnya.

    Penerapan skrining kesehatan gratis nantinya akan berbeda-beda setiap kategori umur. Misalnya, pada kategori balita skrining akan lebih memfokuskan pemeriksaan hipotiroid kongenital, pada remaja pada pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi, sedangkan pada orang dewasa fokus pada deteksi dini kanker.

    Usia kelompok lansia juga akan mendapatkan skrining kesehatan gratis yang memfokuskan pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, dan kesehatan umum lain terkait penuaan.

    Rencananya program ini akan mulai diselenggarakan secara bertahap pada Januari 2025. Menkes Budi mengatakan saat ini proses persiapan masih sedang terus dilakukan.

    “Sekarang kita sedang siapkan, termasuk dengan yang dari bank dunia kita melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat-alat lab darah,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Pemerintah Siapkan Rp 1,7 T untuk Kado Ultah Skrining Kesehatan Warga RI

    Pemerintah Siapkan Rp 1,7 T untuk Kado Ultah Skrining Kesehatan Warga RI

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa program skrining gratis untuk masyarakat yang berulang tahun akan menjadi salah satu prioritas program Kementerian Kesehatan dalam waktu dekat. Rencananya skrining gratis sudah bisa dinikmati oleh masyarakat secara bertahap mulai Januari 2025.

    Untuk menjalankan program skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendapat anggaran sebanyak Rp 1,7 triliun.

    “Kita dapat tambahan Rp 13 triliun ya dari anggaran kita kan sekitar Rp 90-an triliun. Rp 8 triliun buat TBC, sekitar Rp 3 triliunan untuk rumah sakit, Rp 1,7 triliun untuk skrining,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Kantor Kemenkes, Selasa (12/11/2024).

    Menkes Budi mengatakan program skrining kesehatan gratis ini nantinya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di seluruh kelompok umur. Langkah ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mendeteksi berbagai risiko penyakit dan keparahan kondisi medis secara dini.

    “Kondisi kesehatan yang menurun ini harus bisa kita tangani cepat, sehingga bisa menghindari agar masyarakat kita harus dirawat di rumah sakit,” tandasnya.

    Program hadiah skrining kesehatan gratis untuk masyarakat yang ulang tahun rencananya akan dibagi dalam beberapa kategori usia:

    Skrining Balita: Difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir seperti hipotiroid kongenital yang, jika teridentifikasi secara dini, dapat diobati untuk mencegah kematian atau kecacatan.

    Skrining Remaja (di bawah 18 tahun): Meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Skrining ini bertujuan mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.

    Skrining Dewasa: Difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada laki-laki.

    Skrining Lansia: Meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.

    (avk/kna)