Topik: diabetes

  • Cuaca Besok Sabtu 23 November 2024: Jakarta Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal – Page 3

    Cuaca Besok Sabtu 23 November 2024: Jakarta Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal – Page 3

    Krisis iklim berpotensi mendorong masyarakat untuk mengakses pangan tidak sehat. Hal ini disampaikan Project Lead for Food Policy, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Raisa Andriani.

    Dia mengutip data Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang mengungkapkan, orang mengakses pangan tidak sehat karena mudah didapat dan harganya terjangkau.

    “Pangan tidak sehat, seperti pangan ultra proses (ultra-processed foods) dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) lebih mudah diakses dan ditemui oleh masyarakat,” kata Raisa dalam keterangan pers, Kamis (21/11/2024).

    Tingginya konsumsi pangan ultra proses dan MBDK bisa berkontribusi terhadap peningkatan berat badan dan berujung pada obesitas, kemudian meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM).

    “Konsumsi pangan tidak sehat secara signifikan meningkatkan risiko PTM seperti diabetes, penyakit kardiovaskular dan sebagainya,” ujar Raisa.

    Pemerintah daerah ke depan akan dihadapkan dengan program makan bergizi gratis (MBG). Karenanya, CISDI mendorong agar pemerintah daerah perlu memastikan pangan lokal tetap diprioritaskan dalam perencanaan menu program MBG.

    Di sisi lain, pemerintah daerah harus berani menolak potensi masuknya pangan tidak sehat dalam implementasi program MBG, seperti pangan ultra proses yang cenderung tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) serta MBDK.

  • Terbukti Lewat Studi, Rutin Jalan Kaki Bisa Tambah Umur sampai 11 Tahun

    Terbukti Lewat Studi, Rutin Jalan Kaki Bisa Tambah Umur sampai 11 Tahun

    Jakarta

    Para ilmuwan dari Griffith University di Queensland, Australia, menemukan kebiasaan sederhana yang dapat memperpanjang usia seseorang. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah jalan kaki.

    Mereka menemukan bahwa orang yang berjalan kaki selama total 111 menit per hari, rata-rata dapat hidup 11 tahun lebih lama daripada orang yang jarang jalan kaki. Kok bisa?

    Berdasarkan penelitian mereka, terlalu lama berdiam diri dalam sehari dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Mulai dari obesitas, diabetes tipe 2, kanker, bahkan kematian dini.

    “Saya terkejut menemukan bahwa hilangnya tahun-tahun kehidupan sebagian besar karena rendahnya tingkat aktivitas fisik, mungkin jumlahnya bisa menyamai kerugian karena merokok dan tekanan darah tinggi,” ungkap profesor kesehatan masyarakat di Griffith University, Dr Lennert Veerman.

    “Saya bertanya-tanya bagaimana hal itu akan berdampak pada harapan hidup, dan berapa banyak waktu tambahan seumur hidup yang mungkin didapat dengan berjalan kaki,” sambungnya yang dikutip dari Daily Mail.

    Dalam penelitian tersebut, para ahli menilai tingkat aktivitas fisik lebih dari 36.000 orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia 40 tahun ke atas. Data ini direkam oleh pelacak kesehatan yang dipakai setidaknya selama 10 jam, dalam empat hari atau lebih.

    Para peneliti menerjemahkan semua bentuk latihan sedang hingga berat ke dalam hitungan menit berjalan kaki, untuk membuat perbandingan antar kelompok lebih mudah ditafsirkan.

    Data itu kemudian dibandingkan dengan data mortalitas tahun 2017 yang dicatat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Ini untuk membantu memprediksi berapa banyak orang yang akan bertahan hidup di tahun-tahun mendatang, berdasarkan tingkat aktivitas mereka.

    NEXT: Hasil penelitian

  • Benarkah Sering Minum Air Putih Dapat Turunkan Kadar Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Benarkah Sering Minum Air Putih Dapat Turunkan Kadar Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Menerapkan pola makan sehat memainkan peran penting dalam mengatur kadar gula darah di dalam darah pengidap diabetes. Diabetes sendiri merupakan kondisi kesehatan kronis yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memecah makanan menjadi energi.

    Saat mengonsumsi sesuatu, maka tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa, yang merupakan jenis gula. Setelah gula beredar dalam darah, pankreas melepaskan insulin untuk membawa gula ke sel-sel lainnya. Hal ini memberi sel-sel energi untuk berfungsi dalam tubuh.

    Namun, seseorang yang mengidap diabetes biasanya mengalami kekurangan insulin untuk memindahkan gula dari alirah darah ke sel-sel lain dalam tubuh. Pada akhirnya, gula dapat menumpuk dalam aliran darah, yang dapat memicu masalah kesehatan yang serius.

    Oleh sebab itu, pengidap diabetes harus menjaga gaya hidup sehat, termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tubuh.

    Disebut-sebut bahwa sering mengonsumsi air putih merupakan kebiasaan yang baik bagi pengidap diabetes sebab dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Bagaimana faktanya?

    Dikutip dari MedicineNet, minum air putih merupakan merupakan saran yang baik untuk diikuti oleh siapa saja. Untuk kesehatan secara umum, sebagian besar ahli menyarankan untuk minum 4 hingga 6 gelas air putih per hari.

    Minum air putih memiliki banyak manfaat, termasuk membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh, melindungi organ dan jaringan, hingga mengatur suhu tubuh.

    Jika seseorang mengidap diabetes, air sangat penting untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan air putih tak menambah gula ke dalam aliran darah. Konsumsi air juga dapat memengaruhi kadar gula darah secara umum.

    Ketika kadar gula naik, tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa. Namun, tanpa insulin untuk mengurangi kadar gula, sistem tubuh akan memproses gula tersebut menjadi urine. Kondisi ini membuat seseorang ingin buang air kecil.

    Ketika hal tersebut terjadi, seseorang dapat mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan. Minum air akan menggantikan apa yang telah dibuang melalui urine.

    Dehidrasi juga dapat memicu kadar gula darah tinggi. Apabila volume darah turun karena dehidrasi, konsentrasi gula dalam darah akan meningkat. Minum air putih sepanjang hari akan mencegah dehidrasi, sehingga dapat mengelola gula darah dengan lebih baik.

    Di sisi lain, sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi air putih secara rutin dapat menurunkan risiko hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi. Hiperglikemia.

    Pada sebuah makalah pada tahun 2011, para ahli melaporkan hasil dari studi selama 9 tahun yang melibatkan sebanyak 3.615 orang dengan rentang usia antara 31 dan 65 tahun. Semua peserta memulai studi dengan kadar gula darah yang normal.

    Seiring berjalannya waktu, 565 peserta studi mulai menunjukkan kadar gula darah tinggi. Dari mereka yang kadar gula darahnya tinggi, 202 orang pada akhirnya mengidap diabetes.

    Para ahli mengetahui bahwa orang yang mengalami hiperglikemia melaporkan bahwa mereka mengonsumsi air putih lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lonjakan darahnya tetap dalam kisaran yang normal.

    Para ahli menyimpulkan bahwa ada kaitan antara dehidrasi kronis dan perkembangan kadar gula darah yang tinggi. Meskipun begitu, ini tidak berarti bahwa setiap orang yang lupa mengonsumsi air putih akan mengalami kondisi pradiabetes, namun hal ini menunjukkan bahwa mengonsumsi air putih berperan penting untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.

    (suc/suc)

  • Ciri-ciri Tubuh Overdosis Gula, Mudah Lapar hingga Sering Jerawatan

    Ciri-ciri Tubuh Overdosis Gula, Mudah Lapar hingga Sering Jerawatan

    Jakarta

    Konsumsi gula tambahan dalam makanan dan minuman semakin sering disoroti karena dampaknya yang dapat membahayakan kesehatan.

    Mulai dari perubahan berat badan hingga kondisi kulit, kebiasaan mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih sering kali membawa dampak yang tidak diinginkan. Berikut merupakan tanda bahwa tubuh mengonsumsi gula berlebih, dikutip dari Everyday Health.

    Ciri-ciri overdosis gula

    1. Peningkatan Rasa Lapar dan Berat Badan

    Konsumsi kalori berlebih dari gula tambahan dapat memicu rasa lapar yang terus meningkat.
    “[Gula] memang memuaskan selera, tapi tidak benar-benar memuaskan atau mengenyangkan perut kita,” kata Keri Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas.

    Hal ini mendorong pola makan yang tidak terkendali, sering kali memicu ngemil tanpa sadar.

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman berpemanis meningkatkan berat badan pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, penambahan kalori bukan satu-satunya penyebab.

    Mikrobioma usus juga memainkan peran penting dalam mengatur metabolisme dan menjaga kadar gula darah serta insulin. Konsumsi gula berlebihan mengganggu keseimbangan mikrobioma, memicu pertumbuhan bakteri jahat, dan menghambat kerja hormon seperti leptin yang seharusnya mengurangi rasa lapar. Dampak ini menjadikan tubuh semakin bergantung pada asupan gula yang tinggi.

    2. Mudah Marah

    Perubahan suasana hati, seperti mudah marah atau gelisah, dapat diakibatkan oleh konsumsi gula yang berlebihan. Riset menunjukkan bahwa gula tambahan meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang berdampak pada suasana hati dan gejala depresi.

    Gula yang cepat diserap menyebabkan peningkatan energi sementara, tetapi saat kadar gula darah turun drastis, tubuh menjadi lelah dan mudah tersinggung. Kadar glukosa rendah dalam otak juga mengganggu kinerja otak, mengakibatkan perasaan murung dan kurang bertenaga.

    3. Kelelahan dan Lemas

    Gula adalah sumber energi cepat yang mudah dicerna, tetapi tanpa nutrisi pendukung seperti protein atau serat, energi yang diperoleh cepat habis.

    Stoner-Davis menjelaskan bahwa meski mengonsumsi banyak gula, tubuh akan kembali merasa lelah dan kekurangan energi dalam waktu singkat. Lonjakan dan penurunan drastis kadar gula darah juga memengaruhi stabilitas energi sepanjang hari, membuat tubuh terasa lelah.

    4. Makanan Tak Terasa Cukup Manis

    Jika makanan mulai terasa kurang manis atau keinginan menambahkan gula muncul, ini bisa menandakan kecanduan gula.

    Tubuh terbiasa dengan kadar kemanisan tinggi yang didapat dari konsumsi gula tambahan, sehingga sulit merasa puas dengan makanan yang kurang manis.

    Pemanis buatan, yang sering kali lebih manis dari gula asli, dapat memperkuat kecenderungan ini dan membuat keinginan untuk mengonsumsi gula makin meningkat.

    5. Mengidam Makanan Manis

    Rasa ingin mengonsumsi makanan manis bisa menjadi tanda kecanduan gula. Gula menjadikan pusat kesenangan di otak, yaitu jalur mesokortikolimbik, dengan melepaskan dopamin, hormon yang menciptakan perasaan senang.

    Dopamin yang dihasilkan memicu keinginan berulang untuk mengonsumsi gula. Mengalihkan fokus pada makanan alami dan camilan bergizi dapat membantu mengurangi keinginan ini.

    6. Brain Fog

    Kejernihan mental, fokus, konsentrasi, dan daya ingat dapat terganggu akibat konsumsi gula berlebihan.

    Glukosa memang merupakan bahan bakar utama otak, tetapi jika jumlahnya terlalu tinggi, dapat memicu hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah yang berlebihan, yang menimbulkan peradangan di otak serta berdampak buruk pada fungsi kognitif dan suasana hati.

    Pengidap diabetes tipe 2 yang mengalami hiperglikemia berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti lambat dalam memproses informasi, melemahnya daya ingat kerja, dan menurunnya perhatian.

    Namun, dampak negatif ini ternyata juga dapat dialami oleh orang tanpa diabetes. Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari 77 penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi gula tambahan berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, bahkan pada mereka yang tidak memiliki diabetes.

    7. Jerawat dan Keriput

    Pengendalian gula darah penting bagi kesehatan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat meningkatkan risiko jerawat, sementara kadar gula tinggi menyebabkan tubuh memproduksi produk akhir glikasi lanjut yang mempercepat penuaan kulit.

    Makanan tinggi gula tidak hanya memicu jerawat tetapi juga mempercepat proses penuaan kulit, termasuk munculnya keriput.

    (kna/kna)

  • 5 Jus yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Termasuk Bayam dan Tomat

    5 Jus yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Termasuk Bayam dan Tomat

    Jakarta

    Banyak dari pasien yang memiliki kadar gula darah tinggi atau mengidap diabetes takut untuk mengonsumsi jus buah karena takut glukosanya tidak terkontrol. Padahal, ada beberapa jenis buah yang justru bisa membantu mengontrol kadar gula darah tetap di batas aman.

    Beberapa jenis buah dan sayuran yang memiliki indeks glikemik rendah bisa dikonsumsi oleh mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak menambahkan pemanis buatan secara berlebihan.

    Dikutip dari Truemeds dan Health berikut adalah beberapa pilihan buah dan sayuran yang bisa dipilih untuk membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.

    1. Jus Tomat

    Sebuah uji coba pada tahun 2020 dan diterbitkan di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, mengevaluasi 25 wanita sehat. Mereka yang minum sekitar 7 ons jus tomat 30 menit sebelum makan sarapan kaya karbohidrat mengalami kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan dibandingkan dengan yang minum air sebelum makan.

    Serat dalam tomat dapat membantu memperlambat pencernaan, sehingga memperlambat kenaikan gula darah yang terjadi setelah makan.

    2. Jus Beri

    Buah beri, seperti blueberry, rasberi, dan blackberry termasuk buah paling bergizi yang dapat dimakan. Buah beri tidak hanya kaya akan serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa dengan efek antiradang, tetapi penelitian juga mengaitkan konsumsi buah beri dengan kontrol glikemik yang lebih baik.

    3. Jus Jeruk

    Jeruk diketahui memiliki indeks glikemik yang rendah, selain itu buah ini kaya akan nutrisi yang dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung kontrol glikemik yang sehat.

    4. Jus Bayam

    Bayam diketahui memiliki banyak nutrisi meliputi zat besi, vitamin C, antioksidan, magnesium, dan serat yang bisa membantu menurunkan kadar gula darah.

    Pengidap diabetes dapat memperoleh manfaat dari asam alfa-lipolat dari bayam yang mengontrol glukosa dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

    5. Jus Delima

    Jus buah delima merupakan pilihan bergizi yang kaya akan nutrisi bermanfaat. Jus ini mengandung vitamin C, serat, folat, dan kalium yang penting bagi kesehatan.

    Jus ini juga memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara cepat dibandingkan dengan makanan atau minuman lain.

    (dpy/kna)

  • Bolehkah Pengidap Gula Darah Tinggi Makan Nanas? Begini Penjelasannya

    Bolehkah Pengidap Gula Darah Tinggi Makan Nanas? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Nanas merupakan salah satu buah yang dikonsumsi oleh banyak orang. Tak hanya rasanya yang manis dan enak, nyatanya mengonsumsi nanas juga memberikan sederet nutrisi bagi tubuh, termasuk mineral, vitamin, dan serat.

    Meskipun begitu, disebut-sebut bahwa pengidap diabetes harus menghindari mengonsumsi buah nanas sebab kandungan gula alami dan karbohidrat di dalamnya.

    Dikutip dari Medical News Today, sebagian besar buah memang mengandung skor indeks glikemik (IG) yang rendah, yang artinya dampak terhadap kadar gula darah lebih kecil dibandingkan dengan makanan lainnya.

    Skor tersebut cenderung rendah sebab buah mengandung fruktosa dan serat yang dapat membantu tubuh mencerna karbohidrat secara lebih lambat sehingga kadar gula darah lebih stabil seiring berjalannya waktu.

    Beda dengan buah yang lain, nanas memiliki skor IG sedang, yang artinya mengonsumsi nanas dapat memberikan efek lebih besar pada glukosa darah dibandingkan dengan buah yang lainnya.

    Berikut merupakan kategori IG secara umum:

    Makanan dengan IG rendah memiliki skor di bawah 55Makanan dengan IG sedang memiliki skor antara 56 dan 69Makanan dengan IG tinggi memiliki skor 70 atau lebih

    Nanas mentah memiliki skor 66, yang menjadikannya sebagai makanan dengan IG sedang.

    Meskipun begitu, pengidap diabetes dapat mengonsumsi nanas dengan beberapa catatan. Pilihan yang paling menyehatkan adalah dengan mengonsumsi nanas mentah atau nanas beku. Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi nanas kalengan yang diolah dalam kemasan sebab biasanya mengandung gula tambahan.

    Jus nanas dan nanas kering juga umumnya mengandung gula tambahan sehingga dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah.

    Untuk membatasi efek mengonsumsi buah nanas pada kadar gula darah, disarankan untuk mengonsumsi buah nanas secukupnya dan padukan dengan makanan tinggi protein atau lemak sehat sehingga dapat meminimalkan nilai IG total dari makanan tersebut.

    (kna/kna)

  • Duh! Kemenkes Prediksi Ada 28,6 Juta Warga RI yang Kena Diabetes di 2045

    Duh! Kemenkes Prediksi Ada 28,6 Juta Warga RI yang Kena Diabetes di 2045

    Jakarta

    Direktur pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini Indonesia berada di urutan kelima sebagai negara dengan jumlah diabetes tertinggi, diperkirakan mencapai 19,5 juta jiwa.

    Angka tersebut diprediksi akan meningkat tajam mencapai 28,6 juta pada tahun 2045.

    “Tapi itu belum terdiagnosis ataupun kalau sudah terdiagnosis tidak terkontrol dengan baik. Namun ternyata nanti itu akan diperkirakan akan ada 28,6 juta pada tahun 2045,” imbuhnya saat konferensi pers, Selasa (19/11/2024).

    dr Nadia mengatakan apabila tak ada langkah serius hal ini bisa berdampak terhadap cita-cita negara Indonesia menjadi negara maju.

    Bonus demografi yang diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat justru akan menjadi beban jika masalah kesehatan, termasuk diabetes, tidak segera ditangani.

    “Kalau kita tidak segera tangani di tahun 2045 generasi SDM emas yang kita impikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara maju itu tentunya akan sangat sulit tercapai,” katanya.

    “Jadi bonus demografi yang kita harapkan akan memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat kita itu akan tentunya hanya menjadi impian saja,” sambungnya.

    dr Nadia mengatakan penyakit tidak menular, seperti diabetes dapat terjadi akibat sejumlah faktor. Salah satunya dari kebiasaan buruk, seperti merokok, kurang aktivitas fisik, kurang makan buah dan sayur, serta mengonsumsi gula, garam, dan lemak berlebih.

    “Kurang lebih 30 persen atau sepertiga dari masyarakat kita itu sangat berisiko karena melebihi batas konsumsi gula, garam, lemak, yang dianjurkan per hari,” katanya lagi.

    (suc/kna)

  • Cara Tepat Intermittent Fasting, Dijalani Rina Nose Biar Tubuhnya Tetap Ramping

    Cara Tepat Intermittent Fasting, Dijalani Rina Nose Biar Tubuhnya Tetap Ramping

    Jakarta

    Komedian Rina Nose membagikan rahasia tubuh ramping dan sehatnya. Rina mengatakan bahwa dirinya selama ini menerapkan diet dengan jendela makan atau metode intermittent fasting.

    Meski tidak memiliki pantangan khusus dalam mengonsumsi makanan, ia mengatur jendela waktu makan hanya pada pukul satu siang hingga jam tujuh malam. Selain jam tersebut, Rina mengaku hanya mengonsumsi air putih.

    “Pokoknya makan tiap hari dimulai dari jam satu sampai jam tujuh. Nggak (makan) apapun (juga). Kalau nasi masih, sayur, makanan yang kayak gini kan dimasak semua,” ucap Rina Nose dikutip dari detikHot, Rabu (19/11/2024).

    Untuk jenis makanan yang ia konsumsi, Rina mengatakan lebih mengutamakan makanan tinggi protein seperti daging-dagingan. Menurutnya, makanan tinggi protein bisa membuatnya kenyang lebih lama.

    Berkaitan dengan pola makan dilakukan Rina Nose, spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda SpGK menjelaskan intermittent fasting dalam beberapa penelitian menunjukkan berbagai manfaat kesehatan. Beberapa di antaranya seperti membantu menurunkan berat badan dan lemak tubuh, hingga meningkatkan sensitivitas insulin yang membantu mencegah diabetes tipe dua.

    “Intermittent fasting juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Itu juga membantu merangsang autophagy yang membantu membersihkan sel-sel rusak,” kata dr Raissa ketika dihubungi detikcom, Selasa (19/11/2024).

    Meski begitu, dr Raissa mengatakan bahwa metode diet ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Ketika dilakukan secara tidak tepat, metode diet ini justru bisa dapat memunculkan risiko penurunan energi, pusing, hingga masalah pencernaan.

    Beberapa orang yang tidak cocok dengan metode intermittent fasting seperti ibu hamil dan menyusui, anak-anak, dan orang-orang dengan kondisi medis tertentu.

    “Jika tidak dijalankan dengan benar, intermittent fasting juga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi,” sambungnya.

    Apabila ingin mencoba metode diet ini, dr Raissa menyarankan masyarakat untuk tetap memilih jenis makanan-makanan bergizi seimbang saat masuk jendela waktu makan. Jangan sampai makanan yang dikonsumsi porsinya berlebihan atau nutrisinya kurang sehingga tidak memenuhi kebutuhan harian.

    Idealnya menurut dr Raissa, satu porsi makanan berisi 55-65 persen berisi karbohidrat (termasuk sayur), 20-30 persen lemak, dan 15-35 persen protein. Ia menyebut masyarakat juga bisa mengikuti pedoman ‘Isi Piringku’ dari Kementerian Kesehatan yaitu 50 persen buah dan sayur (sayur 2/3 dan buah 1/3) dan 50 persen berisi karbohidrat dan protein (2/3 karbohidrat dan 1/3 protein).

    (avk/kna)

  • Jahe Bisa Membantu Mengobati Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Jahe Bisa Membantu Mengobati Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya

    Jakarta

    Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang biasa diolah masyarakat Indonesia menjadi makanan, minuman, atau bumbu masak. Selain itu, jahe juga dikenal sebagai obat herbal tradisional dengan beragam kandungan nutrisi dan manfaat kesehatannya.

    Dikutip dari Healthline, jahe mengandung gingerol yakni senyawa bioaktif utama yang memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan kuat. Menurut penelitian, gingerol dapat membantu mengurangi stres oksidatif yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya radikal bebas dalam tubuh.

    Jahe sendiri dapat dikonsumsi setiap hari namun dengan dosis sesuai anjuran.

    Dikutip dari UCLA Health, para ahli merekomendasikan tiga sampai empat gram per hari, tapi batasi menjadi satu gram per hari pada ibu hamil.

    Lalu, apa saja penyakit yang bisa dibantu diobati dengan mengonsumsi jahe?

    Jahe mungkin efektif melawan mual, termasuk mual terkait kehamilan, yang umumnya dikenal sebagai morning sickness. Jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah pada orang yang menjalani jenis operasi tertentu, dan juga dapat membantu mengurangi mual terkait kemoterapi .

    Meskipun secara umum aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi dalam jumlah besar jika Anda sedang hamil.

    Kondisi Osteoartritis (OA) melibatkan degenerasi sendi yang menimbulkan gejala seperti nyeri sendi dan kekakuan.

    Satu ulasan menyimpulkan bahwa jahe dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kecacatan. Para peserta mengonsumsi 0,5 hingga 1 gram jahe per hari selama 3 hingga 12 minggu, tergantung pada penelitiannya. Sebagian besar dari mereka didiagnosis mengidap OA lutut.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe kemungkinan memiliki sifat anti-diabetes. Sebuah penelitian pada tahun 202 menemukan pengurangan yang signifikan dalam gula darah puasa dan HbA1c pada orang dengan diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi suplemen jahe.

    HbA1c sendiri digunakan untuk mengukur kadar gula yang menempel dan menumpuk dalam darah. Jika kadar HbA1c tinggi, artinya tubuh tidak bisa menggunakan glukosa dalam tubuh dengan baik.

    Tingginya kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Jahe sendiri memiliki khasiat untuk membantu menurunkan kolesterol jahat tersebut.

    Sebuah penelitian pada tahun 2022 para peneliti menemukan bahwa konsumsi jahe secara signifikan mengurangi trigliserida dan kolesterol LDL, sekaligus meningkatkan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Bahkan dosis kurang dari 1.500 mg per hari tetap efektif.

    Beberapa riset menunjukkan bahwa 6-shogaol dan 6-gingerol yakni senyawa dalam jahe dapat membantu mencegah penyakit degeneratif seperti alzheimer, penyakit parkinson, dan multiple sclerosis.

    Stres oksidatif dan peradangan kronis mungkin menjadi pendorong utama penyakit alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia.

    Beberapa hewan studi menunjukkan antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat respons peradangan yang terjadi di otak. Hal ini dapat membantu mencegah penurunan kognitif.

    Jahe dapat membantu mengelola gangguan pencernaan dengan mempercepat perjalanan makanan melalui lambung. Dispepsia fungsional terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pencernaan dengan gejala seperti nyeri perut, kembung, merasa terlalu kenyang, bersendawa, dan mual tanpa alasan yang jelas.

    Dalam sebuah penelitian, ilmuwan menemukan bahwa mengonsumsi olahan jahe dan artichoke sebelum makan makanan utama secara signifikan memperbaiki gejala gangguan pencernaan pada orang dengan dispepsia fungsional.

    (dpy/kna)

  • 8 Dampak Buruk Kebiasaan Begadang bagi Kesehatan Fisik dan Mental

    8 Dampak Buruk Kebiasaan Begadang bagi Kesehatan Fisik dan Mental

    Jakarta, Beritasatu.com – Begadang atau bergadang adalah kebiasaan yang sering dilakukan, terutama pada kalangan remaja dan pekerja. Meskipun begadang bisa memberikan kepuasan sementara, kebiasaan ini memiliki dampak buruk jangka panjang yang merugikan kesehatan fisik dan mental.

    Banyak orang terpaksa bergadang karena tuntutan pekerjaan, aktivitas sosial, atau sekadar untuk menikmati hiburan, seperti menonton film atau bermain gim.

    Namun, apa saja dampak buruk kebiasaan bergadang bagi kesehatan fisik dan mental? Berikut ini penjelasannya yang dikutip dari Healthline, Selasa (19/11/2024).

    1. Kenaikan berat badan dan obesitas
    Penelitian menunjukkan begadang dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan, terutama keinginan untuk mengonsumsi makanan tidak sehat.

    2. Risiko penyakit kronis yang lebih tinggi
    Orang yang sering begadang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit kronis, seperti diabetes dan sindrom metabolik. Gangguan ritme sirkadian dan pola makan tidak sehat yang terkait dengan bergadang bisa berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang.

    3. Gangguan fungsi otak
    Begadang dapat mengganggu fungsi otak, seperti daya ingat, pengambilan keputusan, dan kemampuan memecahkan masalah. Kurang tidur juga dapat merusak sel otak, terutama di area yang penting untuk kewaspadaan dan fungsi kognitif, yang dampaknya bisa bersifat permanen.

    4. Masalah penyakit kardiovaskular
    Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan serangan jantung. Tidur yang cukup penting untuk menjaga kesehatan jantung karena memengaruhi tekanan darah dan tingkat peradangan dalam tubuh.

    5. Meningkatkan risiko gangguan mental
    Begadang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Kurang tidur mengganggu pengaturan emosi dan dapat menyebabkan stres berlebihan, yang membuat seseorang lebih rentan terhadap masalah mental.

    6. Sistem kekebalan tubuh melemah
    Tidur yang tidak cukup dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Penelitian menunjukkan kurang tidur meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit pernapasan dan infeksi lainnya.

    7. Meningkatkan tingkat stres
    Kurang tidur meningkatkan kadar kortisol, hormon stres, yang berujung pada perasaan cemas dan stres. Stres kronis ini dapat memperburuk masalah kesehatan lainnya jika dibiarkan terus-menerus.

    8. Meningkatkan risiko kematian
    Menurut sebuah penelitian kebiasaan begadang terkait dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi, terutama karena gaya hidup tidak sehat yang sering menyertainya, seperti konsumsi alkohol dan merokok yang lebih sering terjadi pada orang yang begadang.

    Secara keseluruhan, begadang memiliki dampak buruk yang luas pada kesehatan fisik dan mental. Untuk menjaga kesehatan tubuh, sangat penting untuk memperhatikan kualitas dan durasi tidur.