Topik: diabetes

  • Benarkah Lada Hitam Bisa Kontrol Gula Darah?

    Benarkah Lada Hitam Bisa Kontrol Gula Darah?

    Jakarta, Beritasatu.com – Lada hitam, yang dikenal dengan rasa pedasnya, tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan, terutama dalam mengontrol gula darah.

    Penelitian menunjukkan lada hitam, yang mengandung senyawa aktif piperin, dapat membantu mengatur kadar gula darah.

    Piperin adalah senyawa organik yang terdapat dalam lada hitam (Piper nigrum) dan bertanggung jawab atas rasa pedasnya. Senyawa ini diketahui memiliki peran dalam mengontrol kadar gula darah.

    Bagaimana lada hitam dapat membantu mengontrol gula darah? Berikut ini penjelasan sederhananya yang dikutip dari Hindustan Times, Rabu (27/11/2024).

    1. Meningkatkan sensitivitas insulin
    Piperin, senyawa aktif dalam lada hitam, terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin tubuh. Artinya, tubuh menjadi lebih efisien dalam menggunakan insulin untuk memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel, yang dapat menurunkan kadar gula darah.

    2. Mencegah lonjakan gula darah
    Penelitian menunjukkan lada hitam dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Hal ini sangat penting bagi penderita diabetes atau orang yang berisiko diabetes, karena lonjakan gula darah bisa menyebabkan komplikasi serius.

    3. Meningkatkan penyerapan glukosa
    Piperin juga membantu meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam sel tubuh. Dalam beberapa penelitian, piperin terbukti dapat meningkatkan efektivitas obat diabetes, seperti metformin, yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

    Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari lada hitam, Anda bisa mengonsumsinya dengan cara-cara berikut ini.

    – Sebagai bumbu
    Menambahkan lada hitam ke dalam masakan sehari-hari adalah cara mudah untuk meningkatkan asupan piperin.

    – Campuran herbal
    Menggabungkan lada hitam dengan rempah lain seperti kunyit, yang juga memiliki manfaat antiinflamasi dan antidiabetik, dapat memperkuat efeknya.

    – Suplemen
    Beberapa orang memilih suplemen piperin untuk mendapatkan dosis yang lebih tinggi.

    Lada hitam memiliki potensi membantu mengontrol kadar gula darah berkat piperinnya. Senyawa ini meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan, sehingga bermanfaat untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

  • Berlebihan Makan Petai Bisa Picu Ginjal Rusak, Dokter Sarankan Batas Amannya

    Berlebihan Makan Petai Bisa Picu Ginjal Rusak, Dokter Sarankan Batas Amannya

    Jakarta

    Petai atau parkia speciosa merupakan tanaman Asia Tenggara yang kerap menjadi pelengkap masakan. Petai sendiri biasanya disantap masyarakat berdampingan dengan sambal.

    Diketahui, petai kaya akan vitamin dan mineral. Biji-bijian ini emiliki ekstrak dari polong dan biji yang mengandung polifenol, fitosterol, dan flavonoid total yang tinggi, juga kaya akan antioksidan. Manfaatnya, bisa menjaga kadar gula darah hingga melancarkan pencernaan.

    Meskipun menjadi favorit banyak masyarakat Indonesia, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania mengatakan, petai bisa membahayakan kesehatan ginjal jika dikonsumsi berlebihan.

    “Bisa picu kerusakan ginjal kalau makan petai setiap hari dan berlebihan. Kalau hanya sekali-kali berlebihan, misalnya di satu hari, itu paling efeknya hanya kembung, banyak gasnya,” jelasnya kepada detikcom, Senin (25/11/2024).

    Batas Aman Mengonsumsi Petai

    dr Inggrid menambahkan seseorang harus bijak dalam mengonsumsi petai. Dirinya memberikan tips aman dalam mengonsumsi petai, agar tidak memicu masalah kesehatan yang bisa merugikan tubuh.

    “Batas maksimal konsumsi orang bisa makan petai itu tiga sendok makan penuh, itu sudah maksimal dalam sehari,” kata dr Inggrid.

    “Mengkonsumsi berlebihan sampai tiap hari dalam jangka waktu lama itu berbahaya. Jadi kalau mau sering, seminggu tiga kali, itu tidak akan memicu kerusakan ginjal,” lanjutnya.

    dr Inggrid menegaskan konsumsi petai dalam batas normal dapat memberikan manfaat kepada seseorang, terutama mereka yang mengidap diabetes.

    Kandungan zat antioksidan seperti polifenol dan zat aktif lain dapat membantu tubuh meregulasi gula darah agar tetap seimbang.

    (dpy/up)

  • 6 Tanda Diabetes pada Kulit yang Kerap Diabaikan

    6 Tanda Diabetes pada Kulit yang Kerap Diabaikan

    Jakarta

    Penyakit diabetes dapat memengaruhi banyak bagian tubuh, salah satunya kulit. Beberapa perubahan pada kulit bisa menunjukkan kadar gula darah seseorang yang tinggi.

    Dikutip dari American Academy of Dermatology Association (AAD), munculnya perubahan pada kulit ini tidak boleh disepelekan. Hal tersebut bisa menunjukkan adanya kondisi diabetes atau pradiabetes yang tidak terdiagnosis, sehingga membutuhkan perawatan yang cepat dan tepat.

    Lantas, apa saja tanda-tanda peringatan diabetes yang dapat muncul di kulit?

    Bintik-bintik Gelap di Tulang Kering

    Shin spot atau diabetic dermopathy merupakan salah satu efek gula darah tinggi pada kulit. Shin spot ini memiliki ciri berupa bintik-bintik gelap yang kadang bisa juga tampak seperti garis. Kondisi ini umumnya muncul di tulang kering.

    Tidak seperti bintik-bintik penuaan, bintik-bintik ini sering kali mulai memudar setelah diabetes terkontrol dengan baik, biasanya dalam waktu 18 hingga 24 bulan. Kondisi ini dapat bertahan di kulit tanpa batas waktu.

    Mereka yang memiliki diabetes umumnya akan ditandai dengan kulit yang keras, tebal, dan tampak bengkak. Nama medis dari kondisi ini adalah scleredema diabeticorum.

    Kondisi ini seringkali terjadi di punggung bagian atas, kulit menebal dan mengencang secara perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kondisi ini juga dapat terjadi di bahu, leher, atau di tempat lain, tetapi tidak pernah terjadi di tangan atau kaki.

    Mereka yang memiliki kadar gula darah (glukosa) tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan sirkulasi darah yang buruk dan kerusakan saraf. Hal ini membuat tubuh sulit untuk menyembuhkan luka, terutama pada kaki.

    Benjolan seperti Jerawat Meradang

    Kondisi diabetes yang tidak terkendali dapat menyebabkan kadar trigliserida menjadi sangat tinggi. Jika hal itu terjadi, tubuh dapat mengembangkan kondisi kulit yang disebut xanthomatosis erupsi.

    Kondisi ini menyebabkan benjolan kecil berwarna kuning kemerahan pada bagian belakang tangan, kaki, lengan, kaki, dan bokong.

    Benjolan Kuning di Sekitar Kelopak Mata

    Benjolan dan bercak ini terbentuk saat kadar lemak dalam darah Anda tinggi, yang dapat menjadi tanda bahwa seseorang memiliki diabetes yang tidak terkontrol dengan baik. Nama medis untuk kondisi ini adalah xanthelasma. Benjolan dan bercak ini berwarna kekuningan atau jingga kekuningan.

    Skin tag atau kutil kulit bisa menjadi salah satu tanda dari seseorang yang mengidap diabetes, meskipun tidak selalu demikian. Kulit kulit bisa menjadi tanda diabetes karena berkaitan dengan resistensi insulin.

    Selain itu, obesitas yang dikaitkan dengan diabetes juga bisa menjadi faktor penyebab skin tag. Biasanya, pertumbuhan kutil yang paling sering terjadi pada kelopak mata, leher, ketiak, dan selangkangan.

    (dpy/naf)

  • Domperidone Obat Apa? Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya

    Domperidone Obat Apa? Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya

    Jakarta

    Gejala mual hingga muntah-muntah tentunya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Ada sejumlah obat medis yang dapat mengatasi gejala tersebut, salah satunya adalah domperidone.

    Domperidone merupakan obat yang dapat mengatasi permasalahan pada perut. Namun, perlu diingat bahwa domperidone tak bisa dikonsumsi sembarangan karena ada aturan pakainya.

    Selain itu, ketahui juga efek samping yang ditimbulkan dari mengkonsumsi domperidone. Simak pembahasan lebih lanjut tentang domperidone dalam artikel ini.

    Domperidone Obat Apa?

    Domperidone adalah obat antiemetik atau antimual dan obat prokinetik. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi permasalahan pada perut, seperti muncul rasa mual dan muntah, serta rasa sakit di area perut yang sulit hilang.

    Mengutip catatan detikHealth, domperidone bekerja dengan menghalangi reseptor dopamin pada sistem pencernaan serta meningkatkan pergerakan atau kontraksi otot di perut dan usus. Selain itu, obat ini juga dapat meningkatkan pergerakan makanan di saluran pencernaan.

    Selain itu, domperidone juga bisa digunakan untuk memicu produksi ASI dengan meningkatkan produksi kadar hormon prolaktin dalam tubuh.

    Perlu diingat, domperidone bukanlah obat umum yang bisa dibeli secara bebas. Jadi, obat ini hanya bisa didapat melalui resep dokter.

    Manfaat Domperidone

    Mengutip laman Drugs, domperidone dapat digunakan untuk mengobati sejumlah masalah, yaitu:

    Mengobati rasa mual dan muntah, termasuk yang disebabkan oleh migrain.Mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson, termasuk levodopa dan pergolide.Dapat meredakan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh gerakan lambung yang lambat atau dikenal sebagai gastroparesis. Gejalanya meliputi gangguan pencernaan (dispepsia), tidak nafsu makan, merasa kenyang atau kembung setelah makan, merasa mual dan muntah, hingga bersendawa.Dapat meningkatkan suplai ASI.Dosis dan Aturan Pakai Domperidone

    Sebagai pengingat, pemberian dosis obat domperidone bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi pasien. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut dosis domperidone yang umum diberikan kepada pasien:

    Dewasa

    Pengobatan gangguan motilitas gastrointestinal: 10 mg (3-4 kali per hari). Beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis lebih tinggi hingga 20 mg (3 atau 4x sehari).Mual dan muntah: 20 mg (3-4 kali per hari).

    Sebagai pengingat, simpan obat domperidone di tempat sejuk dan kering. Pastikan obat ditutup dengan rapat dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

    Domperidone tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, suspensi, dan obat tetes mulut. Sejumlah merek dagang dari domperidone yang banyak ditemukan di pasaran yaitu Domperidone, Domperidone Maleate, Costil, Dome, hingga Galdom.

    Perhatian Penggunaan Domperidone

    Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian detikers sebelum meminum domperidone, yaitu:

    Dikonsumsi dalam kondisi perut kosong, 15 sampai 30 menit sebelum makan.Konsultasikan pada dokter untuk pasien yang memiliki riwayat personal atau riwayat keluarga penyakit kanker payudara.Konsultasikan pada dokter bila memiliki kondisi faktor risiko serangan jantung, seperti riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol terlalu tinggi dalam darah, serta konsumsi alkohol dan rokok.Konsultasikan pada dokter bila memiliki kondisi gangguan hati.Konsultasikan pada dokter untuk golongan anak-anak dan lansia.Konsultasikan pada dokter bila dalam kondisi hamil atau menyusui.Efek Samping Domperidone

    Meski dapat meredakan rasa mual dan muntah, tetapi ada sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan akibat mengkonsumsi domperidone. Berikut beberapa efek sampingnya:

    Peningkatan kadar prolaktinGangguan mataMulut keringDiareKondisi lemah atau lelah yang berlebihanGangguan sistem imunSakit kepalaRasa cemasMenurunnya gairah seksualRetensi urineRasa nyeri atau sakit pada payudara atau payudara terasa lebih lembutRuam pada kulitKejangDetak jantung yang cepatPergerakan tubuh yang tidak bisa dikontrol, seperti gerakan mata, lidah, atau otot terasa kakuPembengkakan pada kaki, tangan, pergelangan kaki, wajah, bibir, atau tenggorokan yang disertai rasa sulit untuk bernapas atau menelan.

    Apabila kamu merasakan sejumlah gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Itu dia penjelasan mengenai domperidone yang dapat meredakan rasa mual dan muntah. Semoga bermanfaat!

    (ilf/fds)

  • Kasus Diabetes Anak ‘Ngegas’, IDAI Minta Perketat Makanan-Minuman Tinggi Gula

    Kasus Diabetes Anak ‘Ngegas’, IDAI Minta Perketat Makanan-Minuman Tinggi Gula

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelumnya mencatat peningkatan kasus diabetes sebanyak 70 kali lipat pada 2022 dibandingkan 2010. Sekitar dua dari 100 ribu anak mengidap diabetes, pasien termuda yang sejauh ini ditemui bahkan berada di usia 13 tahun.

    Peningkatan tren kasus diabetes juga disebabkan gaya hidup tidak sehat termasuk tingginya konsumsi gula pada pangan olahan maupun siap saji. Menurut Ketua IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K), pemerintah harus tegas membatasi peredaran makanan dan minuman tinggi gula.

    “Saya kira sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian, sebagaimana pada bahaya rokok, terhadap bahaya gula ini,” ujar Piprim, dalam temu media daring, Selasa (26/11/2024).

    dr Piprim menyarankan untuk pemberian label keterangan gula pada setiap makanan atau jajanan anak, yang bisa mudah dimengerti. Misalnya diberikan dalam gambaran takaran sendok.

    “Seperti penjelasan memberi setiap minuman manis (kadar gulanya) setara dengan berapa sendok gula pasir,” katanya.

    Selama ini, peredaran makanan dan minuman tinggi gula relatif dianggap tidak berbahaya, tidak seperti ‘awareness’ risiko merokok/

    “Ditambah, pada kemasan rokok terdapat tulisan ‘rokok dapat membunuhmu’. Tapi kalau gula? Sampai saat ini kita belum melihat peringatan terhadap minuman atau makanan yang mengandung gula tinggi.”

    Pasalnya, dr Piprim menekankan sebagian besar makanan dan minuman yang beredar di pasaran mengandung gula dan pemanis buatan yang bila dikonsumsi secara jangka panjang, tentu membahayakan tubuh. Pada anak, kadar glukosa bisa meningkat dan menurun dengan cepat.

    Efek ini jelas membuat anak menjadi rentan tantrum, mudah marah, mengamuk, kelaparan, dan mengidam makanan manis untuk meredakan kondisinya. “Begitu terus, sehingga terjadi lingkaran setan, dan akhirnya anak menjadi adiksi, over-nutrisi, over-kalori, dan akhirnya terjadilah PTM seperti diabetes melitus, hipertensi, ginjal, dan lain sebagainya,” wanti-wanti dr Piprim.

    (naf/kna)

  • IDAI Sebut Anak dengan Diabetes Lebih Rentan Terkena Gagal Ginjal, Ini Alasannya

    IDAI Sebut Anak dengan Diabetes Lebih Rentan Terkena Gagal Ginjal, Ini Alasannya

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak-anak yang mengidap diabetes lebih rentan terkena penyakit lain seperti gagal ginjal. Hal ini bisa terjadi jika kontrol metabolik atau upaya menjaga kadar gula darah dalam batas normal terbilang buruk.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI Dr dr Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K) mengatakan komplikasi jangka panjang dari diabetes dapat memengaruhi kesehatan ginjal.

    “Kalau sudah ada komplikasi ke ginjal, ditakutkan terjadi gangguan yang menyebabkan anak harus cuci darah,” kata dr Siska dalam webinar daring, Selasa (26/11/2024).

    Meski begitu, lanjut dr Siska, kondisi ini bisa saja dihindari. Menurutnya, pola hidup sehat dan kontrol metabolik yang baik adalah kunci agar sang buah hati tidak harus sampai melakukan cuci darah.

    IDAI beberapa waktu lalu merilis data yang menunjukkan adanya peningkatan kasus diabetes pada anak. Prevalensi anak dengan diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.

    dr Siska mengimbau kepada para orang tua untuk perlahan mengurangi konsumsi makanan atau minuman manis pada anak. Terlebih, saat mereka jajan di sekolah.

    “Kita bisa evaluasi, tadi jajan apa di sekolah, beli apa. Misalnya dia bilang ‘oh tadi beli jus buah, saya beli jus kotak (kemasan), beli susu rasa coklat’,” kata dr Siska.

    “Jadi dari apa yang dikonsumsi anak sehari-hari, kita (orang tua) bisa menilai apakah anak saya gulanya berlebih,” lanjut dia.

    Pengurangan konsumsi gula ini, lanjut dr Siska harus dilakukan secara perlahan. Orang tua tidak bisa langsung ‘memotong’ gula pada anak, pasalnya hal ini bisa membuat anak menjadi mudah tantrum.

    (dpy/kna)

  • Sering Disepelekan, Ini 5 Gejala Diabetes yang Kerap Muncul di Malam Hari

    Sering Disepelekan, Ini 5 Gejala Diabetes yang Kerap Muncul di Malam Hari

    Jakarta

    Diabetes merupakan masalah kesehatan yang terjadi saat kadar gula darah (glukosa) tidak dapat dikontrol dengan normal oleh tubuh. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, insulin tidak diproduksi sama sekali, atau ketika tubuh tidak dapat merespon efek insulin.

    Pengidap diabetes sering disarankan untuk tidur yang cukup agar kadar gula darahnya tetap terkontrol dengan baik. Namun, sayangnya diabetes dengan berbagai komplikasinya justru berdampak pada kualitas tidur yang selanjutnya dapat mengganggu penanganan penyakit tersebut.

    Berbagai gejala penyakit diabetes yang sering muncul di malam hari dapat menghalangi kualitas tidur yang nyenyak dan rileks. Lantas, apa saja gejalanya? Dikutip dari Times of India, berikut di antaranya:

    1. Sering Buang Air Kecil

    Tubuh membuang kelebihan gula atau zat sisa melalui urine. Apabila tubuh kelebihan gula dalam aliran darah, maka organ ginjal akan bekerja lebih keras untuk membuangnya dari tubuh. Hal ini membuat kandung kemih menjadi terlalu aktif.

    Akibatnya, tubuh mungkin saja dapat terlalu sering untuk ke kamar mandi di malam hari. Kondisi ini disebut juga sebagai nokturia.

    2. Sering Berkeringat

    Berkeringat sebab gangguan metabolisme dapat merangsang kelenjar keringat secara berlebihan. Sebuah penelitian mengatakan bahwa sebanyak 84 persen pengidap diabetes juga mengalami keringat berlebih atau hiperhidrosis yang disebabkan oleh fluktuasi kadar glukosa yang ekstrem.

    3. Tenggorokan Kering

    Tenggorokan mungkin terasa perih dan kering di malam hari. Hal tersebut dapat terjadi akibat dehidrasi yang disebabkan oleh sering buang air kecil. Mulut kering umum terjadi pada pengidap diabetes, sebab kadar gula darah yang tinggi.

    Seseorang yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan baik menghasilkan lebih sedikit air liur dibandingkan dengan orang lain yang sehat.

    4. Penglihatan Kabur

    Apabila pandangan mata menjadi kabur saat malam hari dan mengganggu kegiatan membaca, maka itu merupakan tanda retinopati diabetes. Hal ini dapat terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf di organ mata.

    Retinopati dapat menyebabkan penglihatan menjadi terganggu dan bidang penglihatan mata menjadi berkurang.

    5. Mudah Lapar

    Penyakit diabetes dapat menyebabkan rasa lapar yang tidak tertahankan. Seseorang dapat memiliki keinginan yang tidak tertahankan untuk mengunyah makanan bahkan setelah selesai makan. Hal ini juga disebut dengan hiperfagia diabetik atau polifagia.

    Seseorang yang mengidap diabetes dapat mengalami masalah ini karena adanya ketidakseimbangan insulin yang dapat mengganggu transfer gula menjadi energi dalam tubuh.

    (avk/avk)

  • Daftar Minuman yang Dianggap ‘Sehat’ Tapi Bisa Bikin Anak Diabetes-Obesitas

    Daftar Minuman yang Dianggap ‘Sehat’ Tapi Bisa Bikin Anak Diabetes-Obesitas

    Jakarta

    Kasus diabetes pada anak dilaporkan meningkat. Penyakit kronis ini bisa menyerang anak salah satunya disebabkan oleh pola makan tak sehat si kecil.

    Spesialis anak konsultan endokrinologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K) mengatakan banyak minuman yang dilabeli untuk anak yang sebenarnya tak sehat. Ada beberapa minuman yang dianggap sehat tapi ternyata mengandung gula tersembunyi dan menjadi pemicu diabetes dan obesitas pada anak.

    “Jus buah dengan pemanis beredar luas di pasaran. Habis minum satu botol, mau minum lagi minum lagi. Ini menunjukkan addiction,” kata dr Siska dalam webinar, Selasa (26/11/2024).

    dr Siska mengatakan beberapa minuman yang dianggap sehat namun mengandung gula tambahan berlebih yakni:

    Jus buah: meski kaya serat dan vitamin, banyak jus buah dengan gula tambahan yang berbahaya. Dalam satu kotak jus buah berukuran 500 ml, diperkirakan ada sekitar 22 sendok teh kandungan gula di dalamnya.

    Susu dengan perisa: hampir semua susu yang beredar bukanlah susu murni sehingga dapat meningkatkan jumlah gula tambahan pada anak.

    Yogurt rasa buah: yogurt alami mengandung laktosa, tetapi yogurt rasa buah serangkali ditambahkan gula untuk membuat rasanya lebih manis.

    “Dalam jangka pendek, kecanduan gula akan menyebabkan lonjakan energi berlebih. Paparan gula jangka panjang juga mempengaruhi perkembangan otak anak,” tandas dr Siska.

    (kna/kna)

  • Dear Ortu, Begini Atasi Anak yang Mudah Tantrum gegara Kecanduan Gula

    Dear Ortu, Begini Atasi Anak yang Mudah Tantrum gegara Kecanduan Gula

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu merilis data yang menunjukkan adanya peningkatan kasus diabetes pada anak. Prevalensi anak dengan diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.

    Makanan dan minuman manis menjadi salah satu pemicu diabetes pada anak. Ketika anak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, mereka akan lebih mudah tantrum. Konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan anak tantrum karena kenaikan kadar gula darah yang memicu perilaku hiperaktif pada anak.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI Dr dr Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K) mengatakan salah satu hambatan yang biasa ditemui orang tua saat ingin mencoba mengurangi konsumsi gula pada anak adalah tantrum atau nangis.

    “Mengurangi makanan atau minuman manis itu tidak bisa, dari yang banyak terus total jadi nol gitu, nggak bisa. Jadi harus pelan-pelan, bertahap kita menguranginya. Tujuannya biar anak nggak tantrum,” ujar dr Siska dalam media gathering IDAI, Selasa (26/11/2024).

    dr Siska menambahkan orang tua juga wajib secara perlahan memberikan edukasi kepada anak tentang bahayanya mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebih.

    Terlebih untuk anak-anak yang dalam usia sekolah, dr Siska mengimbau pada orang tua untuk lebih aktif menanyakan tentang makanan atau minuman apa yang mereka makan di kantin.

    “Kita bisa evaluasi, tadi jajan apa di sekolah, beli apa. Misalnya dia bilang ‘oh tadi beli jus buah, saya beli jus kotak (kemasan), beli susu rasa coklat’,” kata dr Siska.

    “Jadi dari apa yang dikonsumsi anak sehari-hari, kita (orang tua) bisa menilai apakah anak saya gulanya berlebih,” lanjut dia.

    Selain itu, orang tua juga dianjurkan untuk melakukan skrining terkait diabetes pada anak. Menurut dr Siska, skrining ini dianjurkan mulai dari anak usia 10 tahun ke atas.

    (dpy/kna)

  • 6 Tanda Diabetes pada Kulit yang Kerap Diabaikan

    Kasus Diabetes Makin Muda, Ada yang Masih 13 Tahun Sudah Kena Penyakit Gula

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membenarkan terjadi kenaikan kasus diabetes melitus tipe 2 pada anak. Penyebab diabetes tipe 2 ini salah satunya karena kebiasaan mengonsumsi minuman manis yang berlebihan.

    “Termuda di rumah sakit kami itu pasien diabetes tipe dua umur 13 tahun,” kata dr Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K), Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI dari RS Adam Malik, Medan, dalam webinar Selasa (26/11/2024).

    Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin.

    Dalam jangka panjang jika tidak mendapat penanganan, diabetes pada anak bisa memicu gangguan ginjal yang berujung pada cuci darah atau hemodialisis di usia dewasa.

    Oleh karena itu, dr Siska mengingatkan pengawasan lebih oleh orang tua terutama pada jajanan anak. Sebab banyak minuman kemasan yang dijual ternyata mengandung gula tambahan dengan kadar cukup tinggi sehingga bisa memicu risiko diabetes pada anak.

    “Kita bisa evaluasi jajan apa di sekolah, misal dia bilang beli jus buah kotak dan beli susu rasa coklat,. Dari yang mereka konsumsi kita sudah bisa menilai asupan gula anak sudah berlebih,” tandas dia.

    (kna/kna)