Topik: diabetes

  • Sederet Manfaat Makan Anggur Hijau, Jaga Berat Badan hingga Tangkal Diabetes

    Sederet Manfaat Makan Anggur Hijau, Jaga Berat Badan hingga Tangkal Diabetes

    Jakarta

    Anggur hijau merupakan salah satu buah yang populer di Indonesia. Tidak sekadar menjadi camilan, nyatanya anggur hijau menyimpan segudang manfaat kesehatan untuk tubuh apabila dikonsumsi secara rutin.

    Anggur hijau diketahui kaya akan vitamin dan mineral yang membantu menjaga tubuh tetap kuat dan sehat. Karena praktis untuk dikonsumsi, tak heran anggur hijau sering menjadi pilihan. Dikutip dari WebMD, berikut ini sederet manfaat makan anggur hijau:

    1. Membantu Menjaga Berat Badan

    Anggur mengandung senyawa kimia yang disebut resveratrol. Penelitian telah menunjukkan bahwa resveratrol dapat membantu tubuh memetabolisme asam lemak, serta meningkatkan tingkat energi dan metabolisme secara keseluruhan.

    Semua manfaat itu dapat membantu proses penurunan berat badan.

    Anggur juga mengandung banyak flavonoid, jenis antioksidan kuat yang menurut beberapa penelitian dapat membantu menjaga berat badan yang sehat. Pilih anggur hijau sebagai pengganti camilan manis untuk menjaga berat badan tetap terkendali.

    Anggur hijau juga bisa menjadi salah satu camilan sehat untuk mengontrol tekanan darah. Hal ini dikarenakan adanya kandungan kalium di dalam anggur hijau.

    Kalium mengikat natrium dalam aliran darah, membantu mengeluarkannya dari tubuh. Anggur hijau mengandung banyak kalium dan serat, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dengan mengatur sistem kardiovaskular.

    Dikutip dari Healthline, dalam sebuah penelitian selama 8 minggu pada 69 orang dengan kolesterol tinggi, mengonsumsi sebanyak 500 gram per hari membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.

    Kemampuan anggur hijau untuk menurunkan kolesterol salah satunya berasal dari resveratrol yang ada di dalamnya.

    Dalam sebuah penelitian, kandungan resveratrol dalam anggur juga disebut memberikan efek anti-kanker pada tubuh. Antioksidan tersebut membantu mengurangi peradangan dan menghalangi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

    Sifat anti-kanker pada anggur hijau juga didapatkan dari kandungan antioksidan quercetin, antosianin, dan katekin.

    Penelitian tabung reaksi dan hewan menunjukkan ekstrak anggur dapat menghalangi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker usus besar dan payudara. Studi lain yang melibatkan 30 orang juga menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 150-450 gram anggur per hari mengalami penurunan risiko kanker usus besar.

    5. Menjaga Tubuh dari Diabetes

    Anggur merupakan salah satu makanan masuk dalam kategori indeks glikemik yang rendah hingga sedang sehingga dapat mengontrol peningkatan kadar gula darah secara lebih perlahan atau sedang.

    Meski begitu, ahli tetap menyarankan konsumsi anggur hijau dalam jumlah yang sedang. Senyawa resveratrol dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menggunakan insulin dengan cara:

    Menurunkan resistensi insulin.Meningkatkan sensitivitas insulin.Melindungi sel beta pankreas.Meningkatkan produksi insulin.Meningkatkan jumlah reseptor glukosa pada membran sel.

    (avk/up)

  • Kebiasaan Ini Bisa Bikin Otak Awet Muda hingga Tua, Ingatan Kuat Bebas Pikun

    Kebiasaan Ini Bisa Bikin Otak Awet Muda hingga Tua, Ingatan Kuat Bebas Pikun

    Jakarta

    Otak merupakan salah satu organ paling krusial yang ada di tubuh. Menjaga otak dengan menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat bisa menjadi langkah besar untuk membuat otak tetap awet muda, meski umur terus bertambah.

    Sebuah penelitian terbaru dilakukan Karolinska Institute dan Universitas Gothenburg di Swedia untuk mengamati berbagai sinyal biologis untuk memperkirakan usia otak pada 739 peserta berusia 70 tahun tanpa gangguan kognitif. Dari analisis yang dilakukan, mereka menemukan pentingnya menjaga kesehatan pembuluh darah agar otak tetap muda.

    Kebiasaan seperti aktivitas fisik yang teratur, menjalankan diet sehat, berhenti merokok, dan mengelola kadar glukosa dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah.

    “Hal yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pembuluh darah secara negatif juga dapat dikaitkan dengan otak yang tampak lebih tua, yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan pembuluh darah untuk melindungi otak Anda,” kata ahli saraf Anna Marseglia dikutip dari Science Alert, Rabu (1/1/2025).

    Otak yang tampak lebih tua dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik, masalah diabetes, dan riwayat mengalami stroke. Selain itu, tingkat peradangan dan kadar glukosa darah yang lebih tinggi juga berperan besar.

    Itu semua merupakan campuran faktor yang saling terkait dan berdampak.

    Tim peneliti menggunakan model AI (Artificial Inteligence) untuk menilai otak dari pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). Informasi dari sampel darah kemudian direferensikan silang dengan usia otak yang dinilai, bersama dengan data yang dikumpulkan oleh para peneliti tentang berbagai faktor gaya hidup, kondisi medis, dan tes kognitif.

    “Ini adalah alat penelitian yang masih memerlukan evaluasi lebih lanjut, tetapi tujuan kami adalah agar alat ini juga dapat digunakan secara klinis di masa mendatang, seperti dalam investigasi demensia,” kata Marseglia.

    Kaitannya dengan demensia sangat penting. Otak yang lebih tua cenderung lebih berisiko mengalami kondisi demensia seperti Alzheimer yang memicu masalah kekuatan memori, dan temuan tersebut menunjukkan cara untuk melindungi diri dari penurunan kognitif tersebut.

    (avk/up)

  • Jessica Iskandar Cerita Kronologi sebelum Ayahnya Meninggal Dunia

    Jessica Iskandar Cerita Kronologi sebelum Ayahnya Meninggal Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Jessica Iskandar menceritakan kronologi mengenai kepergian ayahnya, Hardi Iskandar, pada Sabtu (28/12/2024). Sebelum mengembuskan napas terakhir, selama tiga hari Hardi dalam kondisi tak sadarkan diri.

    Wanita yang akrab disapa Jedar ini mengungkapkan, kondisi kesehatan sang ayah semakin menurun setelah kembali dari Malaysia. Setibanya di Indonesia, keadaan Hardi langsung memburuk dan dia tidak sadarkan diri selama tiga hari berturut-turut sehingga membuat Jedar dan keluarga sangat khawatir.

    “Papa memang sudah dalam keadaan tidur, selama tiga hari. Jadi, totalnya lima hari setelah kembali dari Malaysia. Dua hari setelah pulang masih baik-baik saja. Namun pada hari ketiga, ia tertidur hingga hari kelima dan meninggal dunia,” ujar Jessica Iskandar di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, pada Selasa (31/12/2024) malam.

    Menurut Jedar, Hardi Iskandar meninggal dunia pada usia 74 tahun. Diketahui ayahnya sudah lama menderita berbagai komplikasi penyakit sejak usia 40 tahun yang membuat tubuhnya semakin lemah dan harus menahan rasa sakit.

    “Awalnya diabetes, lalu berlanjut ke masalah jantung, kolesterol, hipertensi, strok, dan baru-baru ini, penyakitnya bertambah dengan masalah ginjal, paru-paru, dan empedu. Bahkan terkena strok lagi. Sakitnya sudah berlangsung lama, namun ia tetap berusaha untuk berobat,” jelas Jessica Iskandar.

    Jedar juga mengungkapkan, selama beberapa tahun terakhir, Hardi Iskandar sering mengeluhkan kelelahan karena penyakit-penyakitnya.

    “Beberapa tahun terakhir, almarhum sudah sering mengeluh. Ia merasa lelah, tidak kuat, dan ingin pulang,” kata Jedar.

    Istri Vincent Verhaag itu pun berusaha menguatkan diri dan berlapang dada untuk menerima kepergian sang ayah. Ia mengungkapkan tidak tega melihat kondisi Hardi Iskandar yang semakin memburuk.

    “Obatnya yang diminum sudah banyak banget Sampai enggak bisa berjalan lagi. Kalau ingin berjalan, harus dibopong. Kondisinya sangat lemah. Terakhir, saat tertidur, ia sudah diinfus dan disuapi. Papa tidak sadar lagi, kondisi sudah sangat kasihan,” ungkap Jessica Iskandar.

    “Karena itu, saya bilang ke mama, ikhlas ya. Mungkin ini memang waktunya papa pulang,” tambah istri Vincent Verhaag.

    Rencananya, jenazah Hardi Iskandar akan dikremasi pada hari ini, Rabu (1/1/2025). Namun, Jessica Iskandar dan keluarga belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai rincian prosesi tersebut.

  • Pengidap Kolesterol Tinggi Boleh Ikut Bakar-bakar Tahun Baru Kok, Asal…

    Pengidap Kolesterol Tinggi Boleh Ikut Bakar-bakar Tahun Baru Kok, Asal…

    Jakarta – Momen malam pergantian tahun baru kerap dirayakan dengan semarak bersama keluarga. Salah satu aktivitas yang biasanya dilakukan adalah bakar-bakar dan pesta makan daging bersama sampai kenyang.

    Meski menyenangkan, hal ini menjadi risiko besar apabila seseorang memiliki masalah kolesterol tinggi. Jangan sampai, perayaan yang seharusnya menyenangkan, justru membawa penyakit untuk tubuh.

    Spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengungkapkan orang yang sudah memiliki masalah kolesterol tinggi masih boleh ikut makan besar di malam tahun baru. Namun, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan agar tetap aman sampai perayaan selesai.

    Salah satunya adalah memerhatikan jenis daging yang dikonsumsi ketika bakar-bakar. dr Aru menyarankan masyarakat untuk mengganti daging merah dengan ayam tanpa kulit atau daging ikan karena lebih rendah kandungan lemak jenuh dan kolesterol.

    “Pilih daging ikan, ayam dan cara memasaknya juga sangat mempengaruhi. Hindari alkohol, minuman terlalu manis saat acara berlangsung diharapkan bukan saja kolesterol akan terkontrol tetapi gangguan metabolik lainnya seperti diabetes melitus dan asam urat akan terkontrol,” kata dr Aru ketika dihubungi detikcom belum lama ini.

    “Daging ayam memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibanding sapi apalagi tanpa kulit,” sambungnya.

    Selain menggunakan pilihan sumber protein lain, dr Aru juga mengingatkan pentingnya menjaga porsi daging dan menambah asupan serat. Makanan tinggi serat bisa didapatkan dari sayur dan buah-buahan.

    Ia juga mengingatkan untuk tidak menambahkan minyak berlebih pada daging yang dimasak. Menurut dr Aru itu akan menambah kadar kolesterol dalam daging yang dimasak.

    “Kolesterol pada daging lebih tinggi jika digoreng dibandingkan direbus atau dibakar. Terutama bila menggunakan minyak dengan lemak jenuh. Sebaiknya gunakan minyak nabati seperti minyak zaitun. Garam juga harus diperhatikan terutama pada pengidap hipertensi,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Ciri Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes, Termasuk Luka Tak Kunjung Sembuh    
        Ciri Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes, Termasuk Luka Tak Kunjung Sembuh

    Ciri Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes, Termasuk Luka Tak Kunjung Sembuh Ciri Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes, Termasuk Luka Tak Kunjung Sembuh

    Jakarta

    Diabetes melitus merupakan salah satu contoh penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Bila tidak mendapatkan pengobatan, masalah ini dapat memicu komplikasi serius pada jantung, mata, ginjal, dan saraf.

    Terdapat beberapa gejala diabetes yang mungkin dapat muncul di kulit. Apabila mengalami gejala ini, ada baiknya segera memeriksakan diri untuk memastikan apakah tanda ini memang berkaitan dengan diabetes atau tidak.

    Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, berikut ini adalah beberapa di antaranya:

    1. Shin spot

    Shin spot (bintik tulang kering) atau dermopati diabetik merupakan salah satu gejala yang umum dialami pengidap diabetes. Kondisi ini juga disebut sebagai sindrom kaki berbintik.

    Bercak atau bintik yang muncul di kulit ini biasanya berbentuk bulat dan oval, biasanya muncul di area tulang kering. Warna dari bercak tersebut bisa berwarna cokelat atau cokelat kemerahan.

    Tidak seperti bintik-bintik penuaan, biasanya kondisi ini dapat memudar setelah diabetes dikontrol dengan baik, biasanya 18-24 bulan. Dermopati diabetik juga dapat bertahan di kulit tanpa batas waktu.

    2. Kulit Menjadi Gelap

    Gejala diabetes lain yang dapat muncul adalah kulit yang menjadi gelap. Kulit yang menggelap ini biasanya terjadi di area leher, ketiak, selangkangan, dan tempat lain.

    Kondisi yang memicu kondisi ini dikenal dengan istilah medis akantosis nigrikans. Ini bisa menjadi salah satu tanda pre-diabetes, oleh karena itu pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan.

    3. Kulit Menebal

    Orang yang mengidap diabetes biasanya juga dapat memiliki kulit yang keras, tebal, dan nampak bengkak. Kondisi ini umum disebut dengan skleredema diabetikorum.

    Kondisi yang terjadi pada kulit punggung ini biasanya terbentuk dalam waktu berbulan-bulan atau tahunan. Kondisi ini juga mungkin muncul di area bahu dan leher.

    NEXT: Luka di kulit menjadi lebih sulit sembuh

  • Penjelasan BPJS Kesehatan soal 144 Penyakit yang Tidak Bisa Dirujuk ke RS – Halaman all

    Penjelasan BPJS Kesehatan soal 144 Penyakit yang Tidak Bisa Dirujuk ke RS – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Viral di media sosial tentang 144 penyakit yang tidak bisa dirujuk ke rumah sakit atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

    Dalam narasi di media sosial X, pasien yang terdiagnosa penyakit tersebut harus dapat ditangani fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau primer.

    Menanggapi hal tersebut Kepala Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugrah buka suara.

    Ia menjelaskan, penanganan ratusan penyakit itu sebaiknya harus dioptimalkan di FKTP.

    Namun bukan berarti tidak bisa dirujuk.

    144 penyakit itu tetap bisa dirujuk sesuai dengan indikasi medis, apalagi saat mengalami kondisi gawat darurat.

    “BPJS Kesehatan menjamin pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, di antaranya sesuai dengan indikasi medis,” ujat dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (31/12/2024).

    Adapun kondisi gawat darurat seorang pasien harus ditentukan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) bukan oleh pasien ataupun BPJS Kesehatan.

    Kriteria gawat darurat merujuk pada Peraturan Kementerian Kesehatan No 47 Tahun 2018.

    Dokter di FKTP seperti Klinik, Puskesmas, atau Tempat Praktek Dokter Pribadi memiliki kompetensi untuk menangani 144 diagnosa tuntas di FKTP jika mengacu pada Standar
    Kompetensi Dokter Indonesia 2012.

    “Namun ketika kondisi Gawat Darurat, Peserta JKN dapat Iangsung datang ke Rumah Sakit
    tanpa harus ke FKTP,” kata Rizzky.

    Berikut 144 penyakit atau diagnosis yang sebaiknya ditangani di FKTP:

    1. Kejang demam

    2. Tetanus

    3. HIV/AIDS tanpa komplikasi

    4. Sakit kepala tegang (tension headache)

    5. Migrain

    6. Bell’s Palsy

    7. Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)

    8. Gangguan somatoform

    9. Insomnia

    10. Benda asing di konjungtiva

    11. Konjungtivitis

    12. Perdarahan subkonjungtiva

    13. Mata kering

    14. Blefaritis

    15. Hordeolum

    16. Trikiasis

    17. Episkleritis

    18. Hipermetropia ringan

    19. Miopia ringan

    20. Astigmatisme ringan

    21. Presbiopia

    22. Buta senja

    23. Otitis eksterna

    24. Otitis media akut

    25. Serumen prop

    26. Mabuk perjalanan

    27. Furunkel pada hidung

    28. Rhinitis akut

    29. Rhinitis alergika

    30. Rhinitis vasomotor

    31. Benda asing di hidung

    32. Epistaksis

    33. Influenza

    34. Pertusis

    35. Faringitis

    36. Tonsilitis

    37. Laringitis

    38. Asma bronkial

    39. Bronkitis akut

    40. Pneumonia, bronkopneumonia

    41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi

    42. Hipertensi esensial

    43. Kandidiasis mulut

    44. Ulkus mulut (aftosa, herpes)

    45. Parotitis

    46. Infeksi pada umbilikus

    47. Gastritis

    48.  Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)

    49. Refluks gastroesofagus

    50. Demam tifoid

    51. Intoleransi makanan

    52. Alergi makanan

    53. Keracunan makanan

    54. Penyakit cacing tambang

    55. Strongiloidiasis

    56. Askariasis

    57. Skistosomiasis

    58. Taeniasis

    59. Hepatitis A

    60. Disentri basiler, disentri amuba

    61. Hemoroid grade 1/2

    62. Infeksi saluran kemih

    63. Gonore

    64. Pielonefritis tanpa komplikasi

    65. Fimosis

    66. Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan non-gonore)

    68. Infeksi saluran kemih bagian bawah

    69. Vulvitis

    70. Vaginitis

    71. Vaginosis bakterialis

    72. Salpingitis

    73. Kehamilan normal

    74. Aborsi spontan komplit

    75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan

    76. Ruptur perineum tingkat 1/2

    77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea

    78. Mastitis

    79. Puting susu pecah-pecah (cracked nipple)

    80. Puting susu terbalik (inverted nipple)

    81. Diabetes mellitus tipe 1

    82. Diabetes mellitus tipe 2

    83. Hipoglikemia ringan

    84. Malnutrisi energi protein

    85. Defisiensi vitamin

    86. Defisiensi mineral

    87. Dislipidemia

    88. Hiperurisemia

    89. Obesitas

    90. Anemia defisiensi besi

    91. Limfadenitis

    92. Demam dengue, DHF

    93. Malaria

    94. Leptospirosis (tanpa komplikasi)

    95. Reaksi anafilaktik

    96. Ulkus pada tungkai

    97. Lipoma

    98. Veruka vulgaris

    99. Moluskum kontagiosum

    100. Herpes zoster tanpa komplikasi

    101. Morbili tanpa komplikasi

    102. Varicella tanpa komplikasi

    103. Herpes simpleks tanpa komplikasi

    104. Impetigo 105. Impetigo ulceratif (ektima)

    106. Folikulitis superfisialis

    107. Furunkel, karbunkel

    108. Eritrasma

    109. Erisipelas

    110. Skrofuloderma

    111. Lepra

    112. Sifilis stadium 1 dan 2

    113. Tinea kapitis

    114. Tinea barbe

    115. Tinea facialis

    116. Tinea corporis

    117. Tinea manus

    118. Tinea unguium

    119. Tinea cruris

    120. Tinea pedis

    121. Pitiriasis versikolor

    122. Kandidiasis mukokutan ringan

    123. Cutaneus larva migran

    124. Filariasis

    125. Pedikulosis kapitis

    126. Pedikulosis pubis

    127. Skabies

    128. Reaksi gigitan serangga

    129. Dermatitis kontak iritan

    130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)

    131. Dermatitis numularis

    132. Napkin eczema

    133. Dermatitis seboroik

    134. Pitiriasis rosea

    135. Acne vulgaris ringan

    136. Hidradenitis supuratif

    137. Dermatitis perioral

    138. Miliaria

    139. Urtikaria akut

    140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption

    141. Vulnus laceratum, punctum

    142. Luka bakar derajat 1 dan 2

    143. Kekerasan tumpul

    144. Kekerasan tajam

     

  • Konsumsi Makanan yang Dibakar Picu Kanker, Benarkah?

    Konsumsi Makanan yang Dibakar Picu Kanker, Benarkah?

    Jakarta – Merayakan malam tahun baru identik dengan mengadakan pesta makanan, seperti membakar daging hingga jagung. Namun, terjadi perdebatan bahwa mengonsumsi makanan yang dibakar dapat menjadi salah satu faktor pemicu penyakit kanker.

    Kanker sendiri merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan abnormal di dalam tubuh. Sel kanker dapat tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    Lantas, benarkah mengonsumsi makanan yang dibakar dapat menjadi salah satu pencetus penyakit kanker?

    Dikutip dari Web MD, beberapa jenis makanan yang dimasak pada suhu tinggi, khususnya karbohidrat, seperti kentang atau roti, dapat melepaskan zat kimia yang dikenal dengan akrilamida.

    “Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan (memasak terlalu lama atau membakar makanan), Anda menciptakan karsinogen dalam makanan yang berpotensi membahayakan tubuh,” kata Neil Inyengar, MD, onkolog medis di New York City.

    “Saya akan menyebutnya hipotesis saat ini. Saya tidak yakin ini benar-benar terjadi,” imbuhnya.

    Para ilmuwan melaporkan bahwa pada hewan pengerat, kadar akrilamida yang tinggi, yang jumlahnya lebih banyak dari yang ditemukan dalam makanan, dapat menyebabkan terbentuknya tumor.

    Namun, penelitian pada manusia masih sedikit bukti terkait akrilamida dalam makanan dapat meningkatkan risiko kanker.

    Peneliti memeriksa sekelompok besar untuk melihat kaitan akrilamida dan kanker di bagian tubuh, termasuk prostat, kandung kemih, ginjal, dan usus, sebagian besar gagal untuk menemukan hubungan yang jelas.

    Pada beberapa kasus yang lain, bahkan saat hubungan potensial muncul, seperti antara akrilamida dan kanker ovarium, hubungan tersebut menghilang setelah menggunakan alat pengukuran yang lebih kuat, seperti mengamati kadar akrilamida dalam darah.

    Metode memasak daging, seperti mengasapi, memanggang, atau menggoreng, maka dapat melepaskan zat kimia lain yang disebut dengan amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik.

    Seperti akrilamida, hewan pengerat yang terpapar zat kimia ini dalam kadar yang tinggi dapat mengembangkan tumor di berbagai organ. Namun, hubungannya pada manusia, buktinya tidak begitu jelas.

    Berikut ini adalah contoh lain makanan pantangan untuk menghindari kanker dikutip dari Healthline:

    Daging Proses

    Makanan daging proses seperti nugget ayam, sosis, hingga daging kornet kerap menjadi menu favorit masyarakat. Namun perlu diwaspadai, makanan sejenis ini meningkatkan risiko penyakit kanker.

    Hal ini bukannya tanpa alasan, proses pembuatan daging proses seperti penggaraman ataupun pengalengan dapat menciptakan zat karsinogen. Karsinogen merupakan zat yang dapat menyebabkan kanker.

    Makanan Goreng-gorengan

    Makanan gorengan banyak menjadi favorit banyak orang, khususnya di Indonesia. Terlebih di Indonesia banyak sekali makanan yang cara pengolahannya adalah dengan menggoreng.

    Makanan bertepung yang diolah dengan cara digoreng di suhu yang tinggi dapat membuat senyawa bernama akrilamida. Zat ini termasuk kandungan yang bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

    Tak hanya kanker, bahkan makan goreng-gorengan juga dapat meningkatkan risiko diabetes dan juga obesitas.

    Gula dan Karbohidrat Olahan

    Makanan makanan dengan kadar gula yang tinggi atau makanan bertepung dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan juga obesitas. Kedua jenis makanan tersebut juga dapat meningkatkan risiko peradangan dan stres oksidatif.

    Hal ini dapat meningkatkan risiko untuk beberapa jenis kanker.

    Alkohol

    Beragam minuman beralkohol memiliki dampak besar dalam penyakit kanker. Ketika Anda meminum minuman alkohol, tubuh Anda akan berusaha memecah alkohol menjadi zat kimia Asetaldehida.

    Zat kimia tersebut dapat merusak DNA Anda dan dapat menghalangi tubuh Anda dalam melakukan perbaikan. Ketika DNA akhirnya rusak, maka sel-sel yang sebelumnya bertumbuh secara teratur akan mulai tumbuh di luar kendali dan menciptakan tumor kanker.

    Saksikan pembahasan lengkap hanya di program detikPagi edisi Selasa (31/12/2024). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

    “Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”

    (vrs/vrs)

  • Ramai soal Kasus Meninggal Serangan Jantung saat Ngegym usai Bekerja, Ini Kata Dokter

    Ramai soal Kasus Meninggal Serangan Jantung saat Ngegym usai Bekerja, Ini Kata Dokter

    Jakarta – Ramai perdebatan waktu olahraga yang tepat setelah bekerja atau aktivitas seharian. Hal ini menyusul sejumlah pengakuan orang yang mengaitkan risiko serangan jantung lebih sering terjadi saat berolahraga di malam hari.

    Sebuah utas di X belum lama ini juga menceritakan kisah karyawan yang meninggal karena memaksakan diri rutin olahraga gym dua jam setiap hari, meski tubuh dalam kondisi lelah pasca bekerja.

    “Guys guys, please kalian udah seharian capek kerja, malamnya jangan maksain olahraga ya,” tutur pengguna X @stuxxaxxxxisa, seperti dilihat detikcom Selasa (31/12/2024).

    “Baru dapat kabar temenku semalam meninggal karena serangan jantung pas lagi ngegym, dia sudah kerja dari pagi sampe magrib, dilanjut ngegym kurang lebih dua jam nonstop,” lanjutnya.

    Kata Dokter Jantung

    Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), tidak menampik kemungkinan risiko terjadinya serangan jantung pada kondisi demikian. Namun, hal ini sebetulnya lebih rentan terjadi pada mereka yang memiliki riwayat penyakit, tetapi tidak menyadarinya.

    Terlebih, pada mereka yang sudah memiliki penyempitan pembuluh darah jantung.

    “Tidak semua sadar atau mengetahui karena tidak semua orang pernah periksa, merasa tidak ada gejala,” sorot dr Vito, saat dihubungi detikcom Senin (30/12).

    “Memang perlu perhatian dan check up pada individu yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, atau riwayat penyakit jantung keluarga,” sarannya.

    Pada kelompok orang dengan riwayat penyakit jantung, sistem kardiovaskular mereka menjadi kurang stabil saat tubuh berada di kondisi sangat lelah. Walhasil, aktivitas fisik intens yang dilakukan tanpa persiapan bisa meningkatkan risiko aritmia atau serangan jantung.

    “Ini sebabnya penting mendengarkan tubuh, memastikan kondisi cukup fit dan rutin check up apalagi kalau mau olahraga bera,” bebernya.

    Amankah ‘ngegym’ pasca bekerja?

    dr Vito menekankan tidak ada larangan ngegym pasca bekerja. Namun, masyarakat diimbau untuk mewaspadai hal berikut.

    Jika merasa sangat lelah, pilih olahraga ringan atau peregangan daripada latihan intens.Waktu olahraga yang ideal bervariasi, pagi hari sering disarankan karena energi masih optimal, tetapi bagi orang sibuk, malam hari juga baik, asal tidak memaksakan diri.Dengarkan tubuh dan pilih intensitas olahraga yang sesuai dengan kondisi harian.

    “Terlalu capek juga tidak akan maksimal manfaat olahraganya,” pungkas dr Vito.

    (naf/naf)

  • Terbukti Lewat Studi, Rutin Minum Kopi Bisa Tambah Umur Nyaris 2 Tahun

    Terbukti Lewat Studi, Rutin Minum Kopi Bisa Tambah Umur Nyaris 2 Tahun

    Jakarta

    Sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam Ageing Research Reviews menemukan hubungan antara minuman tertentu dengan manfaat panjang umur. Tim dari Universitas Coimbra di Portugal mengamati 85 penelitian sebelumnya yang melibatkan peserta di seluruh Eropa, Amerika, Australia, dan Asia, menganalisis hubungan kopi dengan tingkat kematian dan indikator kesehatan.

    Secara keseluruhan, analisis mereka menunjukkan bahwa minum sekitar tiga cangkir kopi sehari dikaitkan dengan tambahan umur 1,84 tahun pada rata-rata orang, dengan konsumsi teratur juga dikaitkan dengan peningkatan umur sehat untuk hidup tanpa penyakit serius.

    “Tinjauan kami menggarisbawahi peran konsumsi kopi secara teratur dan sedang dalam memediasi mekanisme biologis yang secara alami melambat atau gagal seiring bertambahnya usia, yang memicu berbagai potensi masalah kesehatan dan penyakit penyerta,” demikian keterangan penelitian tersebut, dikutip dari Science Alert.

    Manfaat kopi mungkin akan berbeda pada setiap individu. Meski faktor lain juga ikut berperan, namun hasil penelitian tersebut secara konsisten menunjukkan adanya hubungan positif antara kebiasaan minum kopi dan kesehatan.

    Para peneliti juga mengamati berbagai aspek kesehatan seperti peradangan dan metabolisme tubuh untuk melihat pengaruh kopi. Mereka juga memperhitungkan kebiasaan lain seperti merokok, agar bisa lebih fokus pada dampak kopi.

    “Konsumsi kopi secara teratur tampaknya berkaitan dengan pemeliharaan fungsi otot, kardiovaskular, mental, dan sistem kekebalan tubuh,” tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan.

    “Tampaknya berbanding terbalik dengan kejadian penyakit yang paling sering menyerang orang lanjut usia seperti penyakit kardiovaskular dan pernapasan, stroke, beberapa jenis kanker, diabetes, demensia, depresi berat, atau kelemahan fisik.”

    Penting untuk dicatat bahwa banyak dari penelitian ini melibatkan konsumsi kopi pribadi individu tertentu. Dengan begitu, ada terlalu banyak faktor lain yang mungkin terlibat untuk manfaat kopi bisa bikin panjang umur.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa minum kopi bisa mengurangi risiko penyakit jantung, mengatasi dampak buruk dari gaya hidup kurang gerak, dan bahkan membantu kita hidup lebih lama.

    Seiring bertambahnya usia, penting untuk setiap individu mencari cara agar bisa tetap sehat di usia lanjut. Minum kopi boleh jadi salah satu solusinya.

    “Kita tahu bahwa populasi dunia menua lebih cepat dari sebelumnya, itulah sebabnya semakin penting untuk mengeksplorasi intervensi pola makan yang dapat memungkinkan orang tidak hanya hidup lebih lama tetapi juga hidup lebih sehat,” kata ahli saraf Rodrigo Cunha dari Universitas Coimbra.

    (suc/kna)

  • Simak, Berikut Kadar Gula Normal untuk Usia 40 Tahun

    Simak, Berikut Kadar Gula Normal untuk Usia 40 Tahun

    Melansir dari beberapa sumber berikut ini cara atau tips menjaga gula darah normal di usia 40an:

    1. Mengatur pola makan sehat

    Ketika memasuki usia 40an cara utama menjaga kadar gula sehat adalah memperhatikan pola makan. Terutama dengan menjaga tubuh dari konsumsi makanan dan minuman tinggi gula seperti kue, makanan olahan, minuman manis, dan lain-lain.

    Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dengan memperhatikan asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Makanan tinggi serat juga penting untuk membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah dan mencegah lonjakan gula setelah makan.

    2. Rutin berolahraga

    Tips kedua adalah menjalani aktivitas fisik yang teratur dengan cara berolahraga ringan seperti jalan, jogging, sepeda, atau berenang. Rutin berolahraga tidak hanya membantu tubuh terjaga tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh.

    Selain itu, menjalankan aktivitas fisik yang sehat tidak hanya mengendalikan kadar gula darah tetapi juga menjaga berat badan tetap ideal yang jadi faktor penting dalam mencegah diabetes.

    3. Istirahat cukup

    Mencegah kadar gula tinggi dengan beristirahat yang cukup juga sangat penting terutama untuk memastikan waktu tidur malam minimal 7-8 jam setiap hari agar menjaga keseimbangan tubuh keseluruhan.

    Istirahat cukup juga membantu seseorang terhindar dari stres karena stres kronis dapat meningkatkan kadar gula darah melalui pelepasan hormon stres seperti kortisol. Maka dari itu, penting juga dalam mengelola stres.