Topik: diabetes

  • Daun Kelor Meningkatkan Tinggi Badan? Ini Jawaban dan Cara Konsumsinya

    Daun Kelor Meningkatkan Tinggi Badan? Ini Jawaban dan Cara Konsumsinya

    Jakarta – Daun kelor mengandung sejumlah nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Tumbuhan ini mengandung kalori, lemak, karbohidrat, serat, protein, zat besi, hingga kalsium.

    Daun kelor yang dikenal sebagai tanaman penuh manfaat juga dipercaya bisa membantu meningkatkan tinggi badan. Benarkah hal tersebut?

    Daun Kelor Bisa Menambah Tinggi Badan?

    Ya, daun kelor dapat membantu menambah tinggi badan karena nutrisi yang dikandungnya. Menurut buku Khasiat Dahsyat Daun Kelor karya Dr Erna Nurcahyati, daun kelor kaya akan kandungan kalsium. Berkat kandungan tersebut, daun kelor mampu memberi manfaat untuk kesehatan tulang dan gigi. Asam amino dari daun kelor juga baik untuk pertumbuhan.

    Dalam buku Stik Laor: Efektivitasnya pada Pertumbuhan Balita oleh Dr Ety Yuni Ristanti, SKM, MPH dan Muhamad Asrar, SKM, MPH, dijelaskan, asam amino dalam daun kelor terdapat sulfur yang mampu meningkatkan metabolisme dan nutrisi. Hal tersebut memberikan andil dalam mempercepat proses pertumbuhan seseorang.

    Menurut laman KKN Undip, dikatakan nutrisi dalam daun kelor bermanfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Sebuah riset membuktikan, pemberian ekstrak daun kelor bisa menambah tinggi badan sebesar 0,342 cm. Kandungan vitamin, karbohidrat, kalium, kalsium, zat besi, folat, dan proteinnya yang cukup tinggi bisa dijadikan alternatif makanan tambahan untuk balita.

    Manfaat Lain dari Daun Kelor

    Selain bisa membantu menambah berat badan, ada sejumlah manfaat lain dari daun kelor. Berikut di antaranya:

    1. Menangkal Stres Oksidatif

    Daun kelor mengandung antioksidan yang membantu menangkal stres oksidatif. Menurut laman Health, stres oksidatif kronis adalah ketidakseimbangan antioksidan dan radikal bebas dalam sel.

    Stres ini berkaitan dengan perkembangan penyakit kronis, seperti kanker, jantung, dan diabetes. Selain itu, senyawa fenolik dalam pohon kelor bisa meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah penyakit kronis, dan melawan peradangan.

    Daun kelor juga Dalam sebuah penelitian kecil, penderita diabetes yang mengkonsumsi 20 gram bubuk kelor dalam sehari memiliki efek kecil pada kontrol gula darah. Meski begitu, belum ada penelitian yang cukup untuk mengetahui seberapa efektif daun kelor dalam mengontrol gula darah.

    3. Memberi Efek Anti Penuaan

    Menurut penelitian, ekstrak daun kelor memiliki khasiat anti-penuaan pada kulit. Krim yang mengandung 3% daun kelor bahkan bisa membantu meningkatkan kehalusan kulit. Kandungan vitamin C dan E dalam tanaman kelor juga membantu meremajakan kulit.

    Selain itu, penggunaan minyak kelor dapat membantu pengobatan eksim dan peradangan di kulit. Sebagian besar manfaat ini adalah berkat antioksidan yang melimpah di daun kelor.

    4. Mencegah Malnutrisi

    Sebuah ulasan menemukan bahwa tanaman kelor bisa membantu mengatasi kekurangan gizi. Hal ini berkat vitamin, mineral, dan lemak dari daun kelor. Tanaman ini juga kaya akan vitamin C, vitamin A, dan serat.

    Cara Konsumsi Daun Kelor

    Ada beberapa cara untuk mengolah dan mengonsumsi daun kelor. Di antaranya dijadikan bubuk teh atau direbus. Berikut penjelasannya dikutip dari buku Tak Selebar Daun Kelor: Moringa Oleifera Lam oleh Ika Maryani dan I Gusti Putu Suryadarma serta laman UMSU:

    1. Bubuk Daun Kelor

    Daun kelor bisa dibuat menjadi teh dengan cara mengolah sebagai berikut

    Pastikan daun kelor benar-benar keringTumbuk atau blender daun kelor sampai benar-benar halusSetelah ditumbuk, tempatkan bubuk daun kelor di sebuah wadah yang kering dan sejukUsahakan wadah tertutup rapat dan kedap udaraUntuk menggunakannya cukup ambil bubuk daun kelor secukupnya dan seduh dengan air panas.

    2. Rebusan Daun Kelor

    Cuci bersih daun kelor dan jemur di bawah sinar matahari sampai keringRendam daun kelor dengan air panasSaring dan tambahkan madu atau gula secukupnya.

    Pastikan konsumsi daun kelor dibarengi asupan lain yang bergizi dan rajin olahraga. Menurut laman Health Shots, daun kelor sebaiknya dikonsumsi rutin untuk memaksimalkan manfaatnya.

    (elk/row)

  • Bolehkah Ibu Menyusui Makan Durian? Simak Penjelasannya di Sini!

    Bolehkah Ibu Menyusui Makan Durian? Simak Penjelasannya di Sini!

    YOGYAKARTA – Ibu menyusui membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk memastikan produksi ASI tetap optimal. Selain memperhatikan jumlah makanan, kualitas nutrisi yang terkandung dalam makanan pun harus dipertimbangkan. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah, bolehkah ibu menyusui makan durian? Untuk menjawabnya, mari kita simak penjelasan berikut.

    Bolehkah Ibu Menyusui Makan Durian?

    Durian sebenarnya aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui, tetapi dengan catatan penting: konsumsi harus dilakukan dalam batas yang wajar. Durian mengandung berbagai nutrisi, seperti energi, kalsium, zat besi, dan mangan, yang dapat berkontribusi pada peningkatan volume serta kualitas ASI. Meski demikian, konsumsi yang berlebihan dapat memicu efek samping, seperti rasa panas di tubuh, yang berpotensi mengganggu kenyamanan ibu.

    Beberapa efek samping yang mungkin terjadi jika durian dikonsumsi secara berlebihan oleh ibu menyusui meliputi:

    Produksi gas berlebih dalam sistem pencernaan.Diare.Mual atau muntah.Reaksi alergi.

    Jika ibu menyusui memiliki riwayat kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan kesehatan lainnya, sebaiknya durian dihindari untuk mencegah risiko kesehatan yang lebih serius. Lebih baik berhati-hati daripada mengambil risiko yang bisa memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.

    Aturan Konsumsi Durian untuk Ibu Menyusui

    Meskipun tidak ada larangan khusus, ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi durian dalam jumlah yang terbatas. Durian memiliki kandungan nutrisi yang beragam, seperti vitamin C, vitamin B6, magnesium, mangan, dan zat besi. Selain itu, buah ini juga rendah lemak jenuh dan kaya serat, sehingga baik untuk pencernaan bila dikonsumsi dalam jumlah wajar.

    Berikut beberapa panduan konsumsi durian untuk ibu menyusui:

    Batas Konsumsi: Sebaiknya ibu menyusui hanya mengonsumsi 2–3 potong durian ukuran sedang. Jika durian berukuran besar, cukup konsumsi 1–2 potong saja.Perhatikan Kondisi Tubuh: Jika tubuh menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, atau diare setelah mengonsumsi durian, segera hentikan konsumsinya.Konsultasi dengan Dokter: Jika ibu memiliki kondisi medis tertentu atau merasa ragu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi durian.

    Durian memiliki kandungan sukrosa dan fruktosa alami yang dapat memberikan energi instan bagi tubuh. Selain itu, serat yang terkandung dalam durian membantu melunakkan feses, sehingga buah ini kerap dimanfaatkan sebagai pencahar alami. Namun, konsumsi yang berlebihan justru dapat menyebabkan sembelit, yang berujung pada rasa tidak nyaman.

    Durian juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan membran mukosa dan melindungi usus dari racun. Namun, manfaat ini hanya bisa dirasakan jika konsumsi dilakukan dalam porsi kecil dan tidak berlebihan.

    Tips Konsumsi Buah untuk Ibu Menyusui

    Pilih buah yang matang sempurna untuk meminimalkan risiko pencernaan.Konsumsi dalam jumlah kecil untuk melihat reaksi pada bayi.Selalu cuci bersih buah sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan residu pestisida.Jika bayi menunjukkan tanda alergi, seperti ruam, diare, atau rewel, hentikan konsumsi buah tersebut dan konsultasikan dengan dokter.

    Memastikan konsumsi buah yang aman selama menyusui akan membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi sekaligus menyediakan nutrisi yang diperlukan.

    Jadi, bolehkah ibu menyusui makan durian? Jawabannya adalah boleh, asalkan dalam porsi yang wajar dan tidak berlebihan. Durian memang kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, tetapi konsumsi yang tidak terkontrol dapat memicu efek samping yang merugikan kesehatan ibu dan bayi.

    Jika Anda masih ragu atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, selalu diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi durian. Ingatlah bahwa kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama. Dengan pemilihan makanan yang tepat, ibu dapat tetap menikmati durian tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan.

    Selain itu apakah Ibu Sakit Bolehkah Menyusui?

    Jadi setelah mengetahui bolehkah ibu menyusui makan durian, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Diet GLP-1 Ngetren di Kalangan Gen Z, Pakai Obat Diabetes untuk Pangkas BB

    Diet GLP-1 Ngetren di Kalangan Gen Z, Pakai Obat Diabetes untuk Pangkas BB

    Jakarta – Sebuah survei baru mengungkapkan bahwa banyak lebih banyak gen z yang berencana untuk menggunakan obat penurun berat badan, seperti Ozempic dan Wegovy, untuk mendapatkan berat badan ideal.

    Diberitakan NYPost, dalam survey yang dilakukan oleh Tebra, platform kesehatan di AS, mereka menemukan lebih dari seperempat orang Amerika mempertimbangkan obat diabetes sebagai bagian dari strategi penurunan berat badan mereka. Tren ini sangat terlihat di kalangan generasi muda.

    Generasi Z menjadi yang terdepan, dengan 37 persen dari responden tersebut berencana untuk meninggalkan gym dan beralih ke apotek dengan menggunakan obat GLP-1 untuk mencapai tujuan penurunan berat badan mereka di tahun mendatang.

    Selain perbedaan generasional, terdapat juga perbedaan dari sisi gender.

    Wanita lebih cenderung mengandalkan diet ini daripada pria. Mereka juga memiliki target penurunan berat badan yang lebih tinggi, dengan rata-rata ingin menurunkan 10 kg, sementara pria merencanakan penurunan sekitar 8 kg.

    Perbedaan ini tidak mengejutkan karena wanita secara konsisten lebih cenderung merasa kelebihan berat badan dibandingkan pria. Meskipun minat terhadap obat-obatan ini semakin meningkat, banyak orang Amerika masih menganggap obat-obat ini tidak terjangkau karena biayanya yang tinggi.

    Faktanya, 64 persen dari responden dari mereka yang tertarik untuk menggunakannya mencatat biaya sebagai kekhawatiran terbesar mereka, diikuti oleh kekhawatiran tentang efek samping.

    Obat-obat penurun berat badan ini, yang awalnya ditujukan untuk mengobati diabetes tipe 2, bisa berharga ribuan dolar dan menimbulkan sederetan potensi efek samping berbahaya-bahkan kematian-namun mayoritas menganggap manfaatnya sebanding dengan risikonya.

    Meskipun Generasi Z adalah yang paling tertarik untuk mengonsumsi obat-obatan ini, generasi yang lebih tua sebenarnya lebih percaya pada efektivitasnya.

    Baby boomer adalah yang paling yakin, dengan 72 persen percaya bahwa obat-obat ini bekerja lebih baik daripada metode tradisional. Generasi X mengikuti dengan 70 persen sementara milenial dan Gen Z kurang yakin dengan obat diabetes yang jadi obat diet ini.

    Terlepas dari potensi manfaat kesehatan dan pujian yang tampaknya tak ada habisnya mengenai hasilnya secara online, semua obat GLP-1 seharusnya hanya digunakan oleh individu yang telah mendapat resep dari tenaga medis.

    (kna/kna)

  • Sederet Menu Terjangkau yang Bisa Cegah Mati Muda dan Bikin Panjang Umur

    Sederet Menu Terjangkau yang Bisa Cegah Mati Muda dan Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Banyak orang berpikir bahwa harapan hidup sebagian besar ditentukan oleh genetik. Ternyata, peran gen jauh lebih kecil dari yang diyakini.

    Hal lain yang berperan penting untuk membuat harapan hidup seseorang lebih panjang adalah gaya hidup dan lingkungan. Penelitian terhadap orang-orang paling sehat dan bugar di dunia yang bisa hidup hingga usia 100-an, menunjukkan diet adalah kuncinya.

    Diet yang dimaksud adalah dengan mengurangi konsumsi makanan olahan dan menggantinya ke menu yang lebih sehat. Misalnya seperti makanan rumahan yang kaya protein, serat, dan sayuran.

    Namun, menerapkannya tidaklah mudah bagi kebanyakan orang dengan pekerjaan yang sibuk, anak-anak, dan harga bahan makanan yang melambung tinggi. Dikutip dari beberapa sumber, berikut menu makanan terjangkau dan mudah didapatkan yang bisa memperpanjang umur.

    1. Ubi jalar

    Dikutip dari The Sun, kebanyakan orang yang hidup di daerah blue zone seperti Okinawa, Jepang, biasa mengkonsumsi ubi jalar ungu. Makanan yang disebut beni imo tersebut kaya akan antioksidan dan mudah ditemukan.

    Selain ubi jalar ungu, ubi jalar berwarna oranye juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan tersebut kaya akan karbohidrat kompleks, serat, dan nutrisi seperti beta-karoten.

    2. Kacang kedelai

    Kacang kedelai merupakan makanan yang lezat dan terjangkau. Pakar gizi di Jepang, Michiko Tomioka, selalu berhati-hati dan memastikan produk kacang kedelai yang diproses secara minimal.

    Dikutip dari CNBC Make It, Michiko biasa mengkonsumsi beberapa kacang-kacangan seperti edamame, kinako (bubuk kedelai), susu kedelai tanpa pemanis, dan natto. Kacang kedelai kaya akan serat, vitamin B, kalium, dan polifenol seperti isoflavon.

    Ia juga mengkonsumsi kacang merah. Makanan tersebut kaya akan polifenol, serat, kalium, protein, vitamin B – yang semuanya dapat membantu mencegah peradangan.

    3. Tahu

    Menu diet yang mudah ditemukan dan murah meriah lainnya adalah tahu. Michiko selalu memasukkan tahu ke dalam menu makanan sehari-harinya.

    Selama seminggu, dia mungkin menyiapkan tahu sebagai burger, pangsit, dengan sayuran dalam nasi goreng, dalam sup, dalam kari vegan, sebagai lauk, dalam saus salad, bahkan sebagai hidangan penutup.

    4. Jahe

    Jahe dikenal sebagai bahan tradisional yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Itu dapat membantu meningkatkan kekebalan dan metabolisme tubuh.

    Selain itu, jahe juga sering dipilih sebagai obat untuk meredakan sakit perut dan masuk angin.

    5. Kunyit

    Kunyit merupakan salah satu rempah yang biasa digunakan sebagai bahan masakan dan obat tradisional. Bahan tersebut mengandung senyawa bioaktif kuat yang disebut kurkumin.

    Dikutip dari Healthline, sifat antioksidan dan anti peradangan pada kurkumin dianggap membantu menjaga fungsi otak, jantung, paru-paru, dan melindungi dari kanker serta penyakit terkait usia.

    4. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang sangat baik. Makanan ini kaya akan protein, serat, antioksidan, dan senyawa tanaman yang bermanfaat.

    Terlebih lagi, kacang-kacangan merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik, seperti tembaga, magnesium, kalium, folat, niasin, serta vitamin B6 dan E. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kacang-kacangan memiliki efek menguntungkan terhadap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peradangan, diabetes, sindrom metabolik, kadar lemak perut, dan bahkan beberapa jenis kanker.

    Satu penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi setidaknya 3 porsi kacang-kacangan per minggu memiliki risiko kematian dini 39 persen lebih rendah.

    5. Kopi dan teh

    Kopi maupun teh dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis. Misalnya, polifenol dan katekin yang ditemukan dalam teh hijau dapat menurunkan risiko kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Kopi juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kanker serta penyakit otak tertentu, seperti Alzheimer dan Parkinson.

    Orang yang biasa minum teh atau kopi juga memiliki resiko kematian diri lebih rendah sebesar 20-30 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum.

    6. Air putih

    Air putih merupakan minuman yang sangat baik untuk kesehatan. Untuk memperkecil risiko kematian dini, disarankan untuk rutin minum air putih.

    Penting juga untuk menghindari terlalu banyak minuman manis, seperti soda dan jus, yang dikaitkan dengan risiko penyakit seperti kanker hati. Usahakan untuk tetap terhidrasi dengan rata-rata dua liter setiap hari, meskipun jumlahnya bervariasi berdasarkan statistik dan kebiasaan pribadi.

    (sao/naf)

  • Pakar Beberkan Tantangan Kesehatan yang Dihadapi Indonesia di Tahun 2025, Ada Pandemi Baru? – Halaman all

    Pakar Beberkan Tantangan Kesehatan yang Dihadapi Indonesia di Tahun 2025, Ada Pandemi Baru? – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar Kesehatan sekaligus Epidemiolog, Dicky Budiman ungkap apa saja tantangan. Kesehatan yang akan dihadapi pada 2025. 

    “Indonesia menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks pada 2025. Termasuk ancaman penyakit menular yang sudah ada (malaria, HIV, TBC, DHF), risiko pandemi flu burung, dan resistensi antimikroba,” ungkapnya pada Tribunnnews, Kamis (2/1/2024). 

    Selain itu, ada tantangan lagi yang mungkin dihadapi seperti zoonosis, sanitasi buruk, minim akses air bersih dan masalah gangguan gizi.

    Dampak perubahan iklim juga akan semakin memperumit upaya pengendalian penyakit.

    Lebih lanjut, Dicky pun membuat rincian potensi ancaman kesehatan utama di tahun 2025:

    1. Penyakit Menular yang Masih Menjadi Beban Besar

    Malaria, HIV, dan Tuberkulosis (TBC), diperkirakan tetap menjadi masalah besar di Indonesia pada 2025, mengingat tingkat kematian globalnya mencapai sekitar 2 juta jiwa setiap tahun.

    Malaria masih menjadi endemik di beberapa wilayah Indonesia, terutama di daerah timur seperti Papua dan Nusa Tenggara.

    Sedang HIV,  Indonesia menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan akses pengobatan antiretroviral (ARV) dan mengurangi stigma sosial.

    Tuberkulosis di Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan beban TBC tertinggi, dan timbulnya resistensi antibiotic dapat memperburuk situasi.

    2. Flu Burung (H5N1) dan Risiko Pandemi Baru

    Flu burung tipe H5N1, yang telah menyebar luas pada unggas domestik dan liar, menjadi perhatian global dan nasional.

    “Di Amerika Serikat, kasus penularan pada manusia meningkat dengan angka kematian mencapai 30 persen dari total infeksi manusia,” imbuhnya. 

    Di Indonesia, populasi unggas yang besar dan kurangnya pengawasan ketat meningkatkan risiko transmisi ke manusia, terutama di peternakan kecil yang belum tersentuh regulasi ketat.

    Di sisi lain, ada kemungkinan terjadi pada mutasi. Satu mutasi genetik saja pada virus ini dapat membuatnya lebih mudah menular antar manusia, yang berpotensi memicu pandemi.

    3. Resistensi Antimikroba (AMR)

    Penyalahgunaan antibiotik, resep obat tidak terkontrol dan antimikroba dapat menyebabkan peningkatan kasus infeksi yang sulit diobati.

    Penyakit yang disebabkan oleh patogen resisten, seperti HIV drug resistant, TBC resisten obat, gonorrhoea resisten antibiotik dan infeksi bakteri lainnya, menjadi ancaman serius. 

    Resistensi antibiotik dapat membuat pengobatan penyakit yang sebelumnya mudah diobati menjadi sulit dan berbiaya tinggi.

    4. Zoonosis dan Penyakit Baru yang Muncul

    Penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis), seperti Mpox (cacar monyet), Ebola, Zika dan rabies, tetap menjadi tantangan.

    Terutama di daerah dengan literasi rendah, kontak dengan alam liar dan populasi hewan liar yang tinggi serta tingkat vaksinasi hewan yang rendah.

    5. Dampak Perubahan Iklim pada Penyebaran Penyakit

    Demam Berdarah Dengue (DBD): Perubahan iklim yang meningkatkan suhu dan curah hujan di beberapa wilayah memperluas habitat nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD.

    Penyakit pernapasan: Polusi udara dan kebakaran hutan dapat memicu peningkatan kasus penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.

    6. Lonjakan Penyakit Mental

    Masalah kesehatan mental diprediksi terus meningkat akibat stres ekonomi, ketidakpastian global, dan isolasi sosial.

    Depresi, kecemasan, dan bunuh diri menjadi tantangan utama, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.

    7. Permasalahan penyakit tidak menular

    Penyakit yang dimaksud seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung serta pembuluh darah akan semakin meningkat. 

    Seiring dengan populasi penduduk di atas 60 tahun semakin meningkat, gaya sedentary life yang makin merebak. 

    Ditambah dengan pola makan minum yang tinggi kalori, lemak dan gula garam. 

    Masyarakat juga cenderung semakin terpapar polutan dan tata kota yang tidak ramah pejalan kaki dan ruang terbuka hijau semakin menjauhkan publik dari kualitas hidup sehat. 

    8. Masalah BPJS Kesehatan 

    Potensi kisruh akibat defisit dana jaminan sosial BPJS Kesehatan bisa terjadi, jika tidak ada Solusi cepat dan bijak dari pemerintah. 

    9. Krisis Kesehatan Anak dan Gizi Buruk

    Pertama malnutrisi, baik kekurangan gizi maupun obesitas, menjadi masalah besar di negara berkembang dan maju.

    Kemudian penyakit terkait gizi buruk, seperti stunting dan diabetes tipe 2 pada anak, memerlukan intervensi lebih besar. 

    Tidak cukup hanya dengan program makan bergizi gratis yang direncanakan akan dimulai di tahun 2025 

    “Selain penuh tantangan dari sisi pelaksanaannya yang memerlukan konsistensi, keberlanjutan dan kualitas, program ini juga harus disertai dengan perubahan pola hidup. Serta juga perubahan aspek atau sektor lain,” saran Dicky. 

    Perubahan ini, kata Dicky berkaitan dengan lingkungan, sanitasi, air bersih dan lain-lain . Sehingga dapat mendukung peningkatan status gizi masyarakat Indonesia. (*)

  • Diabetic Retinopathy Center: Layanan Terpusat di RS Mata Undaan Tangani Kasus Retinopati Diabetik

    Diabetic Retinopathy Center: Layanan Terpusat di RS Mata Undaan Tangani Kasus Retinopati Diabetik

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Retinopati diabetic adalah komplikasi penyakit diabetes yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera dilakukan penanganan. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah dan jaringan saraf di retina mengalami kerusakan akibat tingginya kadar gula darah. 

    Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan pembuluh darah secara perlahan mengalami kerusakan. Sehingga pasokan darah yang dialirkan dan diterima oleh retina mengalami gangguan. Kondisi ini terjadi dalam beberapa tahap diantaranya:

    Tahap awal yang juga melatarbelakangi terjadinya retinopati diabetik adalah munculnya tonjolan kecil di pembuluh darah (mikroaneurisma) yang memungkinkan keluarnya darah dalam jumlah sedikit. Biasanya pada tahapan ini seseorang masih bisa melihat normal.
    Tahap berikutnya disebut sebagai Retinopati Diabetik Awal (RD Nonproliferatif).  Terjadi ketika pembuluh darah mulai membengkak dan bocor. Pada tahap ini, pasokan darah yang diterima oleh retina berkurang secara drastis sehingga terjadi perubahan awal pada sel-sel saraf di retina.
    Tahap selanjutnya adalah Retinopati Diabetik Lanjut (RD Proliferatif) . Merupakan stadium lanjut dimana mulai munculnya jaringan parut dan pembuluh darah baru yang abnormal di permukaan retina.

    Diabetic Retinopathy Center: Layanan di RS Mata Undaan Tangani Tingginya Kasus Retinopati Diabetik

    Pembuluh darah baru ini memiliki sifat yang lemah dan mudah pecah. Apabila pembuluh darah ini pecah maka, penderita akan mulai kehilangan penglihatan yang parah.

    Gejalanya sering kali tidak terlihat pada tahap awal atau mengalami penglihatan yang sering berubah-ubah dari buram menjadi jelas. Namun, apabila sudah pada tahap lanjut, penglihatan semakin kabur, peningkatan floater (bintik hitam melayang), kesulitan melihat di malam hari, rasa sakit dan kemerahan pada mata.

    Diabetic Retinopathy Center: Layanan di RS Mata Undaan Tangani Tingginya Kasus Retinopati Diabetik

    Faktor risiko utama retinopati diabetik adalah penderita diabetes tipe 1 dan 2, penderita diabetes dalam waktu lama (> 5 tahun), penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi, tekanan darah dan kolesterol tinggi, sedang hamil, serta perokok.

    Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan mata yang sebelumnya telah diteteskan obat untuk melebarkan pupil, pemeriksaan oenunjang dengan Optical Coherence Tomography (OCT) dan fluorescein angiogram.

    Diabetic Retinopathy Center: Layanan di RS Mata Undaan Tangani Tingginya Kasus Retinopati Diabetik

    Untuk pengobatan retinopati diabetic  bisa dilakukan dengan injeksi intravitreal (anti-VEGF atau kortikosteroid) untuk mengurangi pembengkakan macula, memperlambat perkembangan penyakit, dan memperbaiki penglihatan., laser photocoagulation guna menutup pembuluh darah yang bocor, membantu mengecilkan pembuluh darah, menghancurkan pembuluh darah yang abnormal di retina, dan mengurangi pembengkakan pada makula., dan vitrektomi untuk penderita retinopati diabetik tingkat lanjut. 

    Mengendalikan diabetes, tekanan darah, dan kolesterol sangat penting dalam mencegah kondisi ini.

    “Tingginya pasien dengan diagnosa retinopati diabetik di Jawa Timur, mendorong kami untuk membuka retinopati diabetic center di tahun 2024” Ujar dr. Rita Tjandra, Sp.M selaku Ketua Komite Medik RS Mata Undaan. 

    Diabetic Retinopathy Center: Layanan di RS Mata Undaan Tangani Tingginya Kasus Retinopati Diabetik

    RS Mata Undaan, saat ini telah dilengkapi dengan Instalasi Penunjang Diagnostik & Terapi yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai jenis tes, pemeriksaan, dan evaluasi berkaitan dengan masalah mata, agar dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi mata dengan akurat.

    Penanganan dan tindakan medis dilakukan menggunakan perangkat laser modern untuk berbagai prosedur medis terkait mata; antara lain operasi katarak, terapi untuk penyakit retina, dan sebagainya yang digunakan untuk mengobati atau memperbaiki kondisi mata.

  • Bolehkah Penderita Asam Urat Makan Kecombrang?

    Bolehkah Penderita Asam Urat Makan Kecombrang?

    Jakarta, Beritasatu.com – Kecombrang atau Etlingera elatior merupakan tanaman dari keluarga Zingiberaceae yang memiliki manfaat kesehatan yang beragam. Namun, bolehkah penderita asam urat makan kecombrang?

    Selain dikenal karena bunga dan aroma khasnya, kecombrang juga kaya akan nutrisi penting, seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, kalium, zat besi, serta vitamin B dan C. Meski begitu, bolehkah penderita asam urat makan kecombrang? Tanaman ini mengandung senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan polifenol yang berfungsi membantu mengendalikan produksi asam urat berlebih dalam tubuh.

    Hal ini membuat kecombrang bermanfaat bagi penderita asam urat dan juga dapat berfungsi sebagai langkah pencegahan bagi mereka yang berisiko. Kecombrang tidak hanya bermanfaat dalam mengontrol kadar asam urat, tetapi juga memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri yang dapat meredakan gejala asam urat serta mempercepat penyembuhan luka.

    Mengonsumsi kecombrang membantu penderita asam urat mengurangi peradangan dan mencegah serangan asam urat yang dapat mengganggu keseharian. Selain bermanfaat bagi penderita asam urat, berikut ini beberapa manfaat lainnya dari kecombrang yang dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (2/1/2025).

    1. Mengontrol kadar gula darah
    Kecombrang dapat membantu mengatur kadar glukosa darah, karena senyawa dalam kecombrang dapat memperlambat penyerapan karbohidrat dan gula di usus. Hal ini menjadikannya pilihan baik bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko mengalami gangguan gula darah.

    2. Sifat antikanker
    Penelitian menunjukkan flavonoid dalam kecombrang memiliki potensi antikanker. Antioksidan berfungsi untuk melawan radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker. Dengan mengonsumsi kecombrang, Anda dapat meningkatkan perlindungan tubuh terhadap kanker.

    3. Mencegah dehidrasi
    Kandungan air dan mineral dalam kecombrang membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Mengonsumsi kecombrang, yang kaya akan air, sangat berguna untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca panas atau setelah aktivitas fisik.

    4. Meningkatkan kesehatan tulang dan gigi
    Kecombrang mengandung kalsium yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalsium membantu membangun kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis, yang sangat penting untuk semua usia, baik anak-anak yang sedang tumbuh maupun orang dewasa.

    5. Membantu proses penyembuhan luka
    Dengan sifat antiinflamasi dan antibakteri, kecombrang mempercepat penyembuhan luka. Baik digunakan secara topikal maupun dikonsumsi, kecombrang dapat mengurangi peradangan dan mencegah infeksi pada luka.

    Dengan berbagai manfaat kesehatan ini, penderita asam urat dapat merasakan manfaat besar dengan makan kecombrang, terutama dalam mengendalikan gejala dan mencegah serangan penyakit tersebut.

  • Tanggapi Surat Terbuka 7 Profesor ke Presiden, Kemenkes: UU Kesehatan Hilangkan Liberalisasi

    Tanggapi Surat Terbuka 7 Profesor ke Presiden, Kemenkes: UU Kesehatan Hilangkan Liberalisasi

    Tanggapi Surat Terbuka 7 Profesor ke Presiden, Kemenkes: UU Kesehatan Hilangkan Liberalisasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian
    Kesehatan
    (
    Kemenkes
    ) buka suara ihwal surat terbuka dari tujuh profesor yang tergabung dalam Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa kepada Presiden Prabowo Subianto.
    Diketahui dalam surat terbukanya, aliansi tersebut menyinggung soal profil
    kesehatan
    masyarakat yang belum memuaskan dan ketidakharmonisan antara Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dengan organisasi profesi (OP).
    Begitu pun dengan UU Kesehatan yang dinilai tidak mendengar aspirasi organisasi profesi.
    Namun menurut Kemenkes, UU Kesehatan justru dibuat untuk menghilangkan liberalisasi sektor kesehatan yang tadinya hanya disetir dan didominasi oleh organisasi massa maupun individu tertentu.
    “UU Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 justru menghilangkan liberalisasi sektor kesehatan yang tadinya disetir dan didominasi oleh organisasi massa dan individu tertentu, yang mana sekarang diambil alih seluruhnya oleh pemerintah,” jelas perwakilan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes menyampaikan klarifikasi kepada
    Kompas.com
    , Kamis (2/1/2025).
    Kemenkes menyatakan, pihaknya akan melindungi kepentingan rakyat. Perubahan-perubahan dilakukan justru untuk kepentingan 280 juta warga Indonesia.
    “Jadi bisa dipahami mengapa ada pihak-pihak dari tenaga medis atau tenaga kesehatan yang emosi dan menggugat pemerintah,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, tujuh orang profesor kesehatan yang tergabung dalam Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto.
    Mereka adalah Djohansjah Marzoeki, Sukman Tulus Putra, Menaldi Rasmin, Muchtaruddin Mansyur, Zainal Muttaqin, Andi Asadul Islam, dan Hardyanto Soebono.
    Mereka menyoroti profil kesehatan dalam negeri yang belum memuaskan. Misalnya, berbagai penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria dan demam berdarah, penanganannya belum maksimal.
    Di sisi lain, prevalensi faktor risiko kardiovaskular dan penyakit metabolik seperti penyakit jantung dan diabetes terus meningkat dan belum menunjukkan hasil memuaskan.
    Di samping itu, mereka juga menyoroti profil kesehatan Indonesia yang berada di posisi keempat dari bawah, dibandingkan 10 negara ASEAN lainnya. Terutama, dalam hal angka kematian bayi, ibu dan angka harapan hidup, yang berpotensi mengancam ketahanan kesehatan bangsa.
    Kemenkes juga dinilai terlalu fokus melaksanakan proyek mercusuar, seperti pengadaan ratusan laboratorium kateterisasi (cath-lab) dan proyek genomik, yang menggunakan dana pinjaman luar negeri.
    Aliansi beranggapan, proyek ini lebih berorientasi pada domain kuratif dan mengabaikan domain promotif dan preventif yang seharusnya menjadi prioritas pembangunan kesehatan nasional.
    Selain itu, proyek-proyek ini tidak mencerminkan keberpihakan pada persoalan kesehatan rakyat banyak dan lebih berorientasi dan menguntungkan kelompok tertentu.
    “Jika proyek-proyek yang tidak pro-rakyat ini terus dilanjutkan, akan terjadi inefisiensi dan pemborosan sumber daya dengan target hasil yang tidak adekuat,” sebutnya.
    Aliansi lantas menyinggung ketidakharmonisan Menkes dan profesi kesehatan.
    Mereka menanggap telah terjadi disharmoni serius antara Menteri Kesehatan dengan organisasi profesi kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), serta organisasi lainnya.
    “Banyak penyebab disharmoni ini. Ketidakharmonisan ini mengakibatkan kurangnya komunikasi, kerja sama dan inklusifitas antara kedua pihak, yang pada akhirnya menciptakan kondisi tidak kondusif bagi dunia kesehatan Indonesia,” ungkapnya.
    Mereka pun beranggapan, ketidakharmonisan dalam komunikasi antara Menteri Kesehatan dan para profesi kesehatan di Indonesia kerap menjadi sorotan. Narasi yang terbangun di media sosial sering kali terkesan kurang mendukung dan menyudutkan profesi kesehatan.
    Hal ini lanjutnya, menciptakan kesan seolah-olah terdapat jarak signifikan antara Menteri dengan profesi kesehatan.
    Jika situasi ini terus berlanjut, program-program kesehatan tidak akan dapat berjalan dengan baik dan sukses, mengingat organisasi profesi adalah pemangku kepentingan utama dalam pembangunan kesehatan Indonesia.
    “Tanpa keterlibatan optimal organisasi profesi, program kesehatan yang direncanakan akan sulit memperoleh hasil maksimal,” jelasnya.
    Tak cuma itu, Kemenkes dianggap mencampuri urusan yang seharusnya menjadi ranah organisasi profesi. Mereka menilai, Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 dibuat tanpa melibatkan organisasi profesi yang sah.
    Lebih lanjut, aliansi berpandangan terjadi krisis kepemimpinan.
    “Dalam beberapa tahun terakhir, kepemimpinan bidang kesehatan dipegang oleh pejabat yang tidak memiliki wawasan maupun pengalaman adekuat di bidang kesehatan. Hal ini berdampak pada pola komunikasi yang kurang efektif serta kebijakan yang tidak menyentuh substansi utama persoalan kesehatan,” tandasnya.
    Oleh karena itu, tujuh profesor ini mengusulkan Presiden dapat meninjau dan merevisi program-program serta kebijakan yang tidak pro-rakyat ini. Juga mempertimbangkan adanya kepemimpinan berbasis profesionalisme dan keahlian dalam bidang ini.
    “Semoga usulan ini dapat menjadi masukan berharga dan menginspirasi langkah konstruktif bagi Bapak Presiden untuk menangani berbagai isu krusial ini,” harapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Cara Sederhana Perpanjang Umur, Bisa Jadi Resolusi Sehat 2025

    3 Cara Sederhana Perpanjang Umur, Bisa Jadi Resolusi Sehat 2025

    Jakarta

    Banyak dari kita mungkin berharap untuk hidup panjang dan sehat. Jadi, apa saja faktor utama yang dapat membantu meningkatkan umur panjang dan kualitas hidup kita?

    Penelitian yang diterbitkan dalam 12 bulan terakhir mengidentifikasi tiga faktor utama agar panjang umur: diet, olahraga, dan kehidupan sosial. Membuat pilihan sehat dalam ketiga hal ini bisa menjadi kunci untuk menjalani hidup panjang dan memuaskan.

    Berikut penjelasannya dikutip dari Medical News Daily.

    Resolusi sehat panjang umur 2025

    1. Kontrol pola makan

    Berbagai studi terbaru menunjukkan pentingnya memilih pola makan untuk kesehatan secara keseluruhan, dengan bukti yang semakin banyak bahwa pilihan makanan sehat dapat meningkatkan umur panjang.

    Banyak penelitian mengaitkan konsumsi daging merah dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan demensia. Sebuah studi yang diterbitkan di BMJ Global Health pada April 2024 menemukan bahwa mengganti daging merah dengan ikan bisa mencegah antara 500.000 hingga 750.000 kematian pada tahun 2050.

    Diet sehat juga memperhatikan jumlah garam tambahan dalam makanan. Penelitian dari Annals of Internal Medicine pada April 2024 menunjukkan bahwa mengurangi garam dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan kematian secara umum.

    Jika ini adalah hal-hal yang perlu dihindari, jenis diet apa yang sebaiknya kita pilih? Sebuah tinjauan bukti yang diterbitkan di Nutrients pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa puasa intermiten, diet Mediterania, dan diet ketogenik (keto) dapat membantu memperlambat proses penuaan. Diet-diet ini berpengaruh positif pada perbaikan sel, peradangan, dan metabolisme tubuh.

    2. Olahraga!

    Olahraga adalah kebiasaan penting lainnya untuk umur panjang. Sebuah studi model menggunakan data dari Amerika Serikat, yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine pada November 2024, menemukan bahwa orang yang berusia di atas 40 tahun dan berjalan sebanyak rekan mereka yang paling aktif secara fisik, dapat menambah sekitar lima tahun pada hidup mereka.

    Manfaat olahraga paling terasa bagi individu yang tidak aktif, karena peningkatan kecil dalam aktivitas fisik dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit tidak menular dan kematian dini. Olahraga dapat meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan, mengurangi lemak tubuh, serta meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi kognitif.

    3. Jangan lupa bersosialisasi

    Namun, kesehatan jangka panjang tidak hanya bergantung pada diet dan olahraga. Penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas kehidupan sosial kita merupakan faktor penting dalam umur panjang.

    Banyak bukti menunjukkan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian dini. Sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet eClinical Medicine pada Juli 2024 menemukan bahwa orang tua yang merasa kesepian memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, dengan mereka yang merasa kesepian memiliki kemungkinan 25% lebih tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang lebih terhubung secara sosial.

    Kesepian dapat memengaruhi perilaku yang merugikan, seperti kurangnya aktivitas fisik, makan berlebihan, konsumsi makanan olahan, serta peningkatan konsumsi alkohol, merokok, atau obat-obatan. Ini meningkatkan risiko penyakit seperti stroke.

    (kna/kna)

  • Kebiasaan Ini Dapat Buat Otak Bertambah Muda di Usia 70 Tahun, Di Antaranya Kelola Kadar Glukosa – Halaman all

    Kebiasaan Ini Dapat Buat Otak Bertambah Muda di Usia 70 Tahun, Di Antaranya Kelola Kadar Glukosa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seiring berjalannya waktu, usia akan terus bertambah dam penuaan pun tidak dapat dihindari. 

    Sebuah studi baru menunjukkan beberapa pilihan gaya hidup yang mempengaruhi tingkat penuaan otak manusia.

    Namun, ada kebiasaan yang dapat membuat otak bertambah muda di usia senja. 

    Dilansir dari Science Alert, para peneliti dari Karolinska Institute dan University of Gothenburg di Swedia, melihat berbagai sinyal biologis untuk memperkirakan usia otak pada usia 70 tahun tanpa gangguan kognitif.

    Berdasarkan penelitian dari analisis 739 orang, menjaga kesehatan pembuluh darah dapar menjaga otak terlihat muda. 

    Kebiasaan seperti aktivitas fisik secara teratur, berpegang pada diet sehat, berhenti merokok, dan mengelola kadar glukosa dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah.

    “Diambil dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembuluh darah juga dapat dikaitkan dengan otak yang tampak lebih tua, yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga pembuluh darah Anda tetap sehat untuk melindungi otak Anda,” kata ahli neurobiologi dari Karolinska Institute, Anna Marseglia, dilansir, Rabu (1/1/2025). 

    Otak yang tampak lebih tua berkaitan dengan dengan aktivitas fisik, memiliki diabetes, dan mengalami stroke.

    Serta tingkat peradangan dan kadar glukosa darah yang lebih tinggi.

    Tim menggunakan model AI pembelajaran mendalam untuk menilai usia otak dari pemindaian magnetic resonance imaging (MRI), setelah sebelumnya melatihnya pada lebih dari 18.000 pemindaian orang tanpa masalah kognitif.

    Informasi dari sampel darah kemudian direferensikan silang dengan usia otak yang dinilai, bersama dengan data yang dikumpulkan oleh para peneliti pada berbagai faktor gaya hidup, kondisi medis, dan tes kognitif.

    “Algoritma ini akurat dan kuat, namun mudah digunakan,” kata geriatri klinis Eric Westman dari Karolinska Institute.

    “Ini adalah alat penelitian yang masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut, tetapi tujuan kami adalah untuk itu juga untuk penggunaan klinis di masa depan, seperti dalam penyelidikan demensia,” lanjutnya. 

    Kaitan dengan demensia menjadi sangat penting. 

    Otak yang lebih tua cenderung lebih berisiko mengembangkan kondisi demensia seperti penyakit Alzheimer dan temuan menunjukkan cara-cara untuk melindungi terhadap penurunan kognitif.