Topik: diabetes

  • Mahasiswa UI Usulkan Agar Penghematan Skrining Penyakit Calon Pengantin

    Mahasiswa UI Usulkan Agar Penghematan Skrining Penyakit Calon Pengantin

    JAKARTA – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Dini Kurniawati, bersama tim dari Thinkwell, Health Financing Activity merekomendasikan kebijakan terkait penghematan biaya skrining calon pengantin (catin) terhadap penurunan penyakit.

    “Di Indonesia, skrining pada catin baru diimplementasikan di DKI Jakarta sejak 2017. Karena itu, jika nantinya Kementerian Kesehatan ingin mengimplementasikan skrining catin ke seluruh Indonesia, tentu diperlukan formula perhitungan pada kebutuhan anggaran pemerintah serta bagaimana potensi penghematannya jika kebijakan ini diimplementasikan,” kata Dini dalam keterangannya.

    Formula penghitungan yang dilakukan Dini bersama tim ialah melalui proyeksi jumlah pengantin dalam lima tahun ke depan, dengan biaya satuan dari tiap komponen pemeriksaan serta angka inflasi.

    Adapun paket manfaat skrining yang diajukan terdiri atas tiga skenario. Pertama, Paket Minimal, meliputi pemeriksaan fisik dan jiwa, biaya admisi, serta hemoglobin.

    Paket Moderat mencakup Paket Minimal ditambah pemeriksaan HIV, sifilis, hepatitis B, TBC, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sementara, Paket Komprehensif meliputi Paket Moderat ditambah pemeriksaan cenarioia.

    Pada tahun 2025, dalam setahun, pada asumsi 1 didapatkan angka kebutuhan sekitar 44–256 miliar dan pada asumsi 2 sekitar 26–238 miliar. Setelah perhitungan tersebut, dilakukan perbandingan dengan beban anggaran dalam satu tahun dari beberapa penyakit yang telah teridentifikasi sebelumnya. Hasilnya ternyata jauh lebih rendah dibandingkan beban anggaran sebelumnya.

    Atas rekomendasi kebijakan tersebut, Dini yang merupakan mahasiswa S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, menjuarai kompetisi “Rekomendasi Kebijakan Kesehatan (SiBijaKs) Award 2024”.

    SiBijaKs Awards 2024 merupakan kompetensi penulisan rekomendasi kebijakan kesehatan yang diadakan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI, dengan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebagai sumber data utama.

    Ia dan tim juga melakukan presentasi di depan para eselon 1 di Kemenkes untuk melakukan tindak lanjut terkait rekomendasi kebijakan bersama Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Usia Produktif dan Lanjut Usia yang merupakan penanggung jawab pelaksanaan skrining.

    Dengan adanya kebijakan ini, Dini berharap adanya penurunan prevalensi penyakit menular dan tidak menular, serta prevalensi penyakit akibat keturunan. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendukung keberhasilan kehamilan dan berkontribusi pada generasi yang sehat, serta penurunan pada angka kematian ibu dan bayi.

    Dekan FKM UI, Prof dr Mondastri Korib Sudaryo memberikan apresiasi sebagai akademisi kesehatan masyarakat. “Salah satu tugas kita adalah menyumbangkan buah pikir dan gagasan yang bernas untuk memperbaiki dan menyelesaikan permasalahan kesehatan di negeri kita tercinta,” ujarnya.

    Sejak berdiri tahun 1965, FKM UI, telah menyediakan “kepala dan punggungnya” untuk turut memikul dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

  • 5 Hal yang Terjadi di Tubuh saat Rutin Konsumsi Sirsak

    5 Hal yang Terjadi di Tubuh saat Rutin Konsumsi Sirsak

    Jakarta

    Sirsak atau buah hijau berduri dengan tekstur lembut rupanya kaya manfaat. Seporsi buah sirsak rendah kalori dan tinggi kandungan serat serta vitamin C.

    Dalam 100 gram sirsak mengandung 66 kalori, 1 gram protein, 16,8 gram karbohidrat, 3,3 gram serat, vitamin, kalium, magnesium, hingga sedikit folat dan zat besi.

    Banyak bagian buah sirsak selama ini juga dipakai untuk obat, termasuk daun, buah, hingga batangnya. Sirsak juga dipakai untuk masakan dan beberapa kali dioleskan ke kulit.

    Berikut hal yang terjadi di tubuh saat rutin mengonsumsi buah sirsak, dikutip dari Healthline:

    Antioksidan Tinggi

    Antioksidan adalah senyawa yang membantu menetralkan senyawa berbahaya yang disebut radikal bebas, yang dapat menyebabkan kerusakan sel.

    Beberapa penelitian menunjukkan antioksidan dapat berperan dalam mengurangi risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

    Satu penelitian tabung reaksi mengamati sifat antioksidan sirsak dan menemukan sirsak mampu secara efektif melindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

    Penelitian tabung reaksi lainnya mengukur antioksidan dalam ekstrak sirsak dan menunjukkan sirsak membantu mencegah kerusakan sel. Sirsak juga mengandung beberapa senyawa tanaman yang bertindak sebagai antioksidan, termasuk luteolin, quercetin, dan tangeretin.

    Bunuh Sel Kanker

    Meskipun sebagian besar penelitian saat ini terbatas pada penelitian tabung reaksi, beberapa riset telah menemukan sirsak berpotensi membantu menghilangkan sel kanker.

    Satu penelitian tabung reaksi mengobati sel kanker payudara dengan ekstrak sirsak. Hal yang cukup menarik, ekstrak sirsak mampu mengurangi ukuran tumor, membunuh sel kanker, dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

    Penelitian tabung reaksi lainnya mengamati efek ekstrak sirsak pada sel leukemia, yang ditemukan dapat menghentikan pertumbuhan dan pembentukan sel kanker.

    Melawan Bakteri

    Selain sifat antioksidannya, beberapa penelitian menunjukkan sirsak mungkin juga mengandung sifat antibakteri yang kuat.

    Dalam satu penelitian tabung reaksi, ekstrak sirsak dengan berbagai konsentrasi digunakan pada berbagai jenis bakteri yang diketahui menyebabkan penyakit mulut.

    Sirsak mampu membunuh berbagai jenis bakteri secara efektif, termasuk jenis bakteri yang menyebabkan radang gusi, kerusakan gigi, dan infeksi jamur.

    Kurangi Peradangan

    Beberapa studi pada hewan menemukan bahwa sirsak dan komponennya mungkin dapat membantu melawan peradangan.

    Peradangan adalah respons imun normal terhadap cedera, tetapi semakin banyak bukti menunjukkan bahwa peradangan kronis dapat menyebabkan penyakit.

    Dalam satu studi, tikus diobati dengan ekstrak sirsak, yang ditemukan dapat mengurangi pembengkakan dan meredakan peradangan.

    Studi lain memiliki temuan yang sama, menunjukkan bahwa ekstrak sirsak mengurangi pembengkakan pada tikus hingga 37 persen.

    Meskipun penelitian saat ini terbatas pada penelitian hewan, ini mungkin sangat bermanfaat dalam pengobatan gangguan inflamasi seperti radang sendi.

    Faktanya, dalam satu penelitian hewan, ekstrak sirsak ditemukan dapat menurunkan kadar penanda inflamasi tertentu yang terlibat dalam radang sendi.

    Jaga Kadar Gula Darah

    Sirsak telah terbukti membantu mengatur kadar gula darah dalam beberapa penelitian hewan.

    Dalam satu penelitian, tikus diabetes disuntik dengan sirsak selama dua minggu. Mereka yang menerima ekstrak tersebut memiliki kadar gula darah lima kali lebih rendah daripada kelompok yang tidak diobati.

    Studi lain menunjukkan pemberian ekstrak sirsak pada tikus pengidap diabetes menurunkan kadar gula darah hingga 75 persen.

    Namun, studi hewan ini menggunakan jumlah ekstrak sirsak yang terkonsentrasi, melebihi apa yang mungkin didapatkan melalui makanan.

    (naf/naf)

  • Ada Wabah Virus HMPV di China, Kemenkes Imbau Warga RI

    Ada Wabah Virus HMPV di China, Kemenkes Imbau Warga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) saat ini tengah mewabah di China dan menyita perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. Virus ini masuk dalam kategori virus yang menyebar dengan sangat luas dan cepat khususnya di China bagian utara.

    Menanggapi adanya virus tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.

    Juru Bicara Kemenkes RI Widyawati menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif bisa dilakukan oleh masyarakat seperti dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (4/1/2025).

    Adapun pemerintah RI juga terus memantau perkembangan situasi wabah virus HMPV di China hingga di negara-negara lain.

    Widyawati menyebutkan, langkah antisipasi bisa dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambahnya.

    Asal tahu saja, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Sayangnya, hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    (fsd/fsd)

  • Manfaat Teh Daun Kelor, Efek Samping, dan Cara Membuatnya

    Manfaat Teh Daun Kelor, Efek Samping, dan Cara Membuatnya

    Jakarta – Daun kelor dikenal dengan beragam manfaat, mulai dari menyehatkan jantung, mengontrol gula darah, hingga pengobatan kanker. Salah satu cara mengonsumsinya adalah mengolah daun kelor menjadi teh.

    Dilansir dari WebMD, berikut ini akan kita ulas mengenai manfaat teh daun kelor beserta efek sampingnya. Ketahui juga bagaimana cara membuat teh daun kelor

    5 Manfaat Teh Daun Kelor

    Riset tentang manfaat teh daun kelor sudah banyak dilakukan di laboratorium. Sehingga, masih perlu riset lanjutan dan uji coba untuk benar-benar membuktikan khasiatnya untuk kesehatan.

    Berikut ini 5 potensi manfaat teh daun kelor bagi kesehatan manusia:

    1. Kesehatan Jantung

    Manfaat pertama teh daun kelor adalah menyehatkan jantung karena dapat menurunkan kolesterol dan mengurangi pembentukan plak di arteri. Cara kerja kelor mirip dengan obat statin. Kolesterol yang rendah membuat arteri lancar dilewati darah, sehingga kinerja jantung tidak menjadi berat.

    2. Mengontrol Diabetes

    Teh daun kelor juga diyakini dapat membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah mereka. Penelitian pada hewan telah menunjukkan hasil positif. Namun penelitian pada manusia masih belum konsisten.

    Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi teh daun kelor dapat menurunkan kadar glukosa setelah makan. Tapi para peneliti juga menilai ada perbedaan mengenai varietas kelor dan metode persiapannya, sehingga hasil penelitian berbeda-beda.

    3. Menjaga Kesehatan Otak

    Sebuah penelitian pada hewan menunjukkan, ekstrak daun kelor memiliki efek positif pada kadar kimiawi otak. Untuk itu, daun kelor memiliki potensi untuk pengobatan penyakit penurunan fungsi otak, seperti penyakit Alzheimer.

    4. Mencegah Penyakit Kronis

    Daun kelor mengandung antioksidan dan beberapa senyawa yang dapat mencegah penyakit kronis, seperti polifenol, tanin, saponin, dan sebagainya. Selain itu, kandungan antiinflamasinya juga bisa melawan peradangan kronis.

    5. Berpeluang untuk Penanganan Kanker

    Dalam sebuah penelitian, daun kelor diyakini dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker pankreas manusia dan meningkatkan efek obat kemoterapi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan efektivitas dan keamanan kelor bagi penderita kanker.

    Efek Samping Teh Daun Kelor

    Meski secara umum aman, teh daun kelor juga mungkin menimbulkan efek samping bagi tubuh dalam kondisi tertentu. Berikut ini beberapa risiko yang mungkin terjadi jika mengonsumsi teh daun kelor:

    1. Interaksi Obat

    Kandungan kelor mungkin bisa berinteraksi dengan obat tertentu, misalnya menurunkan efektivitas obat diabetes tertentu. Jika Anda sedang konsumsi obat, bicarakan dengan dokter sebelum minum teh daun kelor.

    2. Masalah Kehamilan

    Wanita hamil juga perlu menanyakan pada dokter terkait keamanan mengkonsumsi teh daun kelor. Penelitian pada hewan menunjukkan kelor dapat menghambat reproduksi. Jadi, ibu hamil sebaiknya menghindari teh daun kelor

    3. Interaksi dengan Kemoterapi

    Selanjutnya, kelor memang terbukti meningkatkan efektivitas obat kemoterapi tertentu. Namun jika Anda menjalani kemoterapi, tanyakan dulu kepada dokter apakah boleh menggunakan produk herbal setelah kemoterapi.

    Cara Membuat Teh Daun Kelor di Rumah

    Teh daun kelor kini bisa didapatkan di banyak tempat. Namun jika Anda ingin membuat sendiri di rumah, caranya tidak sulit. Berikut ini cara membuat teh daun kelor yang dikutip dari Food NDTV:

    Siapkan beberapa lembar daun kelor sesuai dengan kebutuhan.Keringkan daun kelor di bawah terik sinar matahari.Setelah kering, haluskan daun kelor sampai menjadi bubuk atau serbuk.Masukkan bubuk teh daun kelor ke dalam cangkir.Seduh menggunakan air panas.Teh daun kelor siap untuk dinikmati.

    Itulah tadi manfaat teh daun kelor, lengkap dengan efek samping yang harus diwaspadai. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi yang mungkin menyebabkan efek samping.

    (bai/row)

  • Kapan Jam Tidur Malam yang Baik bagi Kesehatan?

    Kapan Jam Tidur Malam yang Baik bagi Kesehatan?

    Jakarta – Jam tidur malam terbaik bergantung pada kebutuhan istirahat tiap orang yang berbeda-beda. Tidur cukup memainkan peran vital bagi tubuh yang memengaruhi fungsi fisik, mental, dan kesehatan.

    Sebagai momen istirahat, energi tubuh dan pikiran akan terisi ulang dengan tidur. Kecukupan tidur memungkinkan tubuh memperoleh manfaat maksimal usai istirahat, sebelum kembali sibuk beraktivitas keesokan harinya.

    Kebutuhan Waktu Tidur Harian

    Jumlah waktu tidur yang dibutuhkan seseorang berubah sepanjang hidupnya. Usia menentukan berapa jam seseorang perlu tidur sehingga bisa merasa segar kembali dan beraktivitas optimal.

    Menurut National Sleep Foundation, berikut kebutuhan waktu tidur total per harinya berdasarkan usia yang direkomendasikan, sudah termasuk tidur siang:

    Bayi 0-3 bulan: 14 hingga 17 jamBayi 4-12 bulan: 12 hingga 15 jamBalita 1-3 tahun: 11 hingga 14 jamBalita 3-5 tahun: 10 hingga 13 jamAnak 6-13 tahun: 9 hingga 11 jamRemaja 14-17 tahun: 8 hingga 10 jamDewasa muda 18-25 tahun: 7 hingga 9 jamDewasa 26-64 tahun: 7 hingga 9 jamLansia 65 tahun-lebih: 7 hingga 8 jam.Jam Tidur Malam Terbaik

    Dilansir Healthline, jam tidur malam terbaik tergantung pada kapan waktu perlu bangun di pagi harinya. Sehingga kebutuhan jumlah waktu tidur pada malamnya menjadi faktor yang mesti dipertimbangkan.

    Sebagai contoh, jika seorang dewasa mesti bangun pada pukul 05.00 pagi, maka ia harus mencoba tidur sekitar pukul 08.00-10.00 malam. Karena berdasarkan rekomendasi sesuai usia, dewasa memerlukan tidur selama 7-9 jam per harinya.

    Adapun menurut penelitian yang dipublikasi di European Heart Journal-Digital Health pada 2021, jam tidur ideal untuk orang dewasa yaitu pukul 10.00 malam.

    Meski pukul 10.00 malam adalah waktu ideal untuk tidur, tapi itu mungkin berlaku hanya bagi sebagian orang dan lainnya tidak, menurut pakar gangguan tidur Colleen Lance yang berbasis di Amerika Serikat, mengutip Cleveland Clinic.

    Alih-alih hanya berfokus pada jam tidur tertentu, menurut dr Lance, konsisten tidur malam dan bangun pagi pada waktu yang sama setiap harinya lebih bagus. Konsistensi ini justru yang membantu tubuh berfungsi lebih baik karena berkaitan dengan ritme sirkadian.

    Singkatnya, ritme sirkadian adalah jam internal alami tubuh yang mengatur jadwal tidur-bangun. Saat detikers terbiasa tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, otak akan beradaptasi dengan jadwal ini.

    Pada akhirnya, detikers dapat tidur dengan mudah di malam hari dan bangun tepat di waktu tersebut bahkan sebelum alarm berbunyi. Ritme sirkadian dapat terganggu jika jadwal tidur detikers kembali tidak teratur.

    Memiliki siklus tidur yang tidak konsisten bisa menyebabkan risiko obesitas dan diabetes meningkat. Di samping itu, kurang tidur juga dapat berdampak pada sistem dan fungsi pemulihan tubuh, serta kesehatan fisik, emosional, dan kognitif.

    (azn/row)

  • Ramai Wabah Virus HMPV di China, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

    Ramai Wabah Virus HMPV di China, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China dan menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Mengutip keterangan resmi Kemenkes, Sabtu (4/12/2024) Juru Bicara Kemenkes Widyawati menuturkan bahwa saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski demikian, ia menghimbau agar masyarakat menjaga kesehatan, dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” terangnya. 

    Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan lewat peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” jelasnya. 

    Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bagi yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Namun, dijelaskan bahwa perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

  • Ternyata Ini Pemicu Penyakit Asam Urat pada Usia Muda, Nomor 1 Penting Diperhatikan

    Ternyata Ini Pemicu Penyakit Asam Urat pada Usia Muda, Nomor 1 Penting Diperhatikan

    Jakarta – Penyakit asam urat tak hanya menyerang usia lanjut, mereka yang berusia muda juga bisa terkena. Penyakit ini ditandai dengan serangan nyeri, pembengkakan, kemerahan, serta sensasi nyeri tertekan secara tiba-tiba dan parah pada beberapa sendi, paling sering pada jempol kaki.

    Penyakit asam urat terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, menyebabkan peradangan dan nyeri yang hebat akibat serangan penyakit asam urat. Kristal urat dapat terbentuk saat kadar asam urat dalam darah tinggi. Tubuh memproduksi asam urat ketika memecah purin, zat yang ditemukan secara alami dalam tubuh.

    Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Jika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal urat tajam seperti jarum di sendi atau jaringan di sekitarnya yang menyebabkan nyeri, peradangan, dan pembengkakan.

    Berikut sejumlah faktor dapat memicu penyakit asam urat di usia muda, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

    1. Pola Makan Tidak Sehat

    Mengonsumsi makanan yang tinggi purin, seperti daging merah dan makanan laut, minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa), dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit asam urat.

    Mengonsumsi alkohol, termasuk bir, juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit asam urat. Oleh sebab itu, penting untuk menerapkan pola makan sehat dan seimbang agar mendapatkan efek kesehatan secara menyeluruh.

    2. Berat Badan Berlebih

    Kelebihan berat badan dapat membuat tubuh memproduksi lebih banyak kadar asam urat. Hal ini memicu organ ginjal lebih sulit untuk membuang asam urat di dalam tubuh.

    3. Kondisi Medis

    Penyakit dan kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat. Di antaranya termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak diobati, serta beberapa kondisi kronis seperti diabetes, obesitas, sindrom metabolik, serta penyakit jantung dan ginjal.

    4. Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu

    Aspirin pada dosis rendah dan beberapa obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi, termasuk diuretik thiazide, penghambat enzim pengubah angiotensin atau , angiotensin-converting enzyme (ACE), dan beta blocker, juga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

    Begitu pula dengan penggunaan obat anti-rejection yang diresepkan bagi orang yang telah menjalani transplantasi organ.

    5. Riwayat Keluarga

    Risiko penyakit asam urat dapat meningkat pada seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.

    (suc/suc)

  • Geger Lonjakan HMPV di China, Kemenkes Pastikan Belum Ada Laporan Kasus di RI

    Geger Lonjakan HMPV di China, Kemenkes Pastikan Belum Ada Laporan Kasus di RI

    Jakarta

    Belakangan wabah Human metapneumovirus (HMPV) di China tengah disorot dunia, termasuk Indonesia. Virus ini menyebar dengan sangat luar dan cepat, memicu lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), drg Widyawati, MKM, mengatakan sampai saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, ia mengimbau agar masyarakat menjaga kesehatan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, guna mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia,” jelas Widyawati, dikutip dari keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (4/1/2025).

    Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.

    Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak panik tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.

    Komplikasi HMPV

    HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    (suc/suc)

  • Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI

    Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI

    GELORA.CO – Pemerintah Indonesia berupaya memantau perkembangan situasi wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang merebak di China dan negara-negara lain.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), drg Widyawati MKM, menuturkan, salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara melalui pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ujar Widyawati di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

    Pihaknya melaporkan, saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia.

    Meski begitu, masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, lantaran HMPV menyebar dengan sangat luas dan cepat.

    Langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” pesan Widyawati.

    HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

  • Merasa Lelah dan Ngantuk Setelah Makan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

    Merasa Lelah dan Ngantuk Setelah Makan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

    Jakarta

    Makanan seharusnya dapat memberikan energi bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Meskipun begitu, nyatanya sebagian orang merasakan mengantuk setelah makan.

    Merasa mengantuk dan kelelahan setelah makan dapat menjadi salah satu tanda bahwa tubuh bekerja keras untuk mencerna makanan. Namun, mengantuk setelah makan juga dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang bermasalah dengan respon glukosa (gula) dan insulin dalam tubuh.

    Para ilmuwan sampai saat ini tak yakin apa yang menyebabkan rasa kantuk setelah makan. Teori yang paling umum adalah bahwa saat seseorang makan, darah dialihkan ke sistem pencernaan dan menjauh dari otak. Penelitian lain mengklaim telah membantah teori tersebut, dengan menyatakan bahwa setelah makan, hormon dilepaskan dari usus yang memengaruhi pusat tidur di otak.

    Meskipun penyebabnya masih belum jelas, merasa lelah setelah makan adalah fenomena nyata. Meskipun istilah teknisnya adalah rasa kantuk setelah makan, banyak orang menyebut perasaan ini sebagai “koma makanan”.

    Lantas, apa saja faktor yang dapat menyebabkan rasa mengantuk setelah makan? Dikutip dari GoodRx, berikut adalah di antaranya.

    1. Makanan yang Dikonsumsi

    Sebuah studi menunjukkan bahwa semua jenis makanan dapat menyebabkan rasa mengantuk. Namun, makanan yang kaya akan lemak dan sebagian besar mengandung karbohidrat telah dihubungkan dengan rasa mengantuk yang lebih lama setelah selesai makan.

    Beberapa makanan yang mengandung hormon pengatur tidur melatonin juga dapat menyebabkan rasa mengantuk setelah makan.

    2. Porsi Makanan

    Kebanyakan orang pernah mengalami rasa mengantuk setelah selesai makan dalam porsi yang besar. Namun, sebenarnya tidak banyak penelitian yang secara khusus meneliti kaitan porsi makan yang berlebihan dengan rasa mengantuk setelah makan.

    Sebuah studi mengamati lalat buah dan menemukan hubungan yang jelas antara ukuran makanan dan rasa mengantuk. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar makanan yang dikonsumsi, maka semakin lama lalat tidur setelah makan. Kemungkinan besar bahwa hal tersebut dapat terjadi pada manusia.

    3. Waktu Makan

    Tubuh memiliki ritme sirkadian yang dapat mengendalikan siklus tidur-bangun. Ritme ini dapat membantu tubuh untuk tertidur di malam hari dan juga dapat menyebabkan penurunan kewaspadaan di tengah hari. Sebagian orang menyebut hal ini dengan “kelesuan di sore hari”.

    Penurunan energi ini umumnya terjadi sekitar pukul 1 siang sampai dengan 4 sore. Sehingga, apabila tubuh merasa bahwa makan siang adalah waktu makan yang menyebabkan rasa mengantuk, mungkin ritme sirkadian tubuh juga berperan penting dalam hal ini.

    4. Resistensi Insulin

    Resistensi insulin dapat menyebabkan rasa mengantuk setelah makan. Hal ini dapat terjadi saat insulin dalam tubuh tidak dapat menjalankan tugasnya untuk membawa glukosa ke dalam sel tubuh.

    Glukosa merupakan bentuk energi utama bagi tubuh, sehingga tubuh akan merasakan kelelahan apabila glukosa tidak memberikan tenaga pada sel tubuh. Resistensi insulin dapat dipicu oleh penyakit diabetes, gaya hidup tidak aktif, stres kronis, dan indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 30.

    5. Kondisi Kesehatan

    Jika seseorang memiliki kondisi medis yang membuat dirinya lebih mudah mengantuk, kemungkinan besar ia akan merasa lelah setelah makan. Kondisi kesehatan yang diketahui dapat menyebabkan kelelahan meliputi:

    DiabetesAnemia defisiensi zat besiApnea tidur obstruktif atau Obstructive sleep apnea (OSA)Tingkat tiroid abnormalKecemasan atau depresiPenyakit Fibromyalgia

    (suc/suc)