Topik: diabetes

  • Daftar Penyakit yang Diperiksa dalam Medical Check Up Gratis Saat Ultah, Ada Kanker dan Diabetes

    Daftar Penyakit yang Diperiksa dalam Medical Check Up Gratis Saat Ultah, Ada Kanker dan Diabetes

    TRIBUNJATENG.COM – Layanan Medical Check Up atau skrinning kesehatan kini bisa didapat gratis saat hari ulang tahun.

    Program ini merupakan program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan mulai dijalankan pada Februari 2025.

    Masyarakat bisa mendapatkan layanna skrinning kesehatan gratis saat hari ulang tahun di Puskesmas terdekat.

    Masyarakat pun hanya cukup menunjukkan KTP atau mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat.

    MCU gratis saat ulang tahun ini sendiri dibagi dalam 4 kategori.

    Mulai dari balita hingga lansia.

    Lalu apa saja penyakit yang diperiksa dalam program Medica Check Up gratis ini?

    Berikut ini rinciannya:

    A. Medical check up gratis untuk balita 

    Skrining dilakukan pada anak balita dan usia prasekolah berumur 0-4 tahun yang difokuskan untuk mendeteksi penyakit bawaan lahir.

    Berikut rincian kondisi kesehatan yang diperiksa:

    Hipotiroid kongenital
    Penyakit jantung bawaan kritis
    Hiperplasia adrenal kongenital
    Defisiensi G6PD
    Pertumbuhan
    Perkembangan
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Hepar.

    B. Medical check up gratis untuk remaja 

    Skrining kesehatan anak sekolah dan remaja umur 7-17 tahun fokus mendeteksi masalah yang sering dialami, meliputi obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi.

    Berikut rinciannya:

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Anemia
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Hepar.

    C. Medical check up gratis untuk dewasa 

    Skrining kesehatan orang dewasa fokus mendeteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, penyebab utama kematian perempuan, serta kanker prostat penyebab kematian utama laki-laki di Indonesia.

    Penyakit dan kondisi kesehatan yang diperiksa pada orang dewasa terbagi menjadi dua kelompok usia.

    Berikut rinciannya.

    Usia 18-39 tahun

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Faktor risiko jantung stroke
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis.

    Usia 40-59 tahun 

    Indera pendengaran
     Indera penglihatan
     Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Hepar
    Osteoporosis.

    D. Medical check up gratis untuk lansia 

    Skrining pada orang lansia berumur lebih dari 60 tahun dengan fokus memeriksa alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.

    Berikut rinciannya:

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Geriatri
    Hepar
    Osteoporosis. 

    (*)

  • 7 Jenis Tanaman Obat Berkhasiat Paling Populer di Indonesia, Sebaiknya Ada di Rumah! – Halaman all

    7 Jenis Tanaman Obat Berkhasiat Paling Populer di Indonesia, Sebaiknya Ada di Rumah! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan sumber tanaman obat. Dengan banyaknya jenis yang tumbuh subur, tanaman obat ini sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan obat tradisional, seperti jamu, obat herbal, atau bahkan produk fitomartika.

    Tanaman obat di Indonesia mudah dibudidayakan. Bahkan, Indonesia termasuk salah satu negara eksportir tanaman obat yang telah dikenal di pasar internasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022, Indonesia mengekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah sebanyak 279,3 ribu ton, meningkat sebesar 5,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Adapun nilai total ekspor tersebut mencapai USD607,86 miliar.

    Tanaman obat di Indonesia juga mudah ditemukan di pekarangan rumah. Masyarakat sering kali meramu dan mengolahnya sendiri untuk kebutuhan kesehatan sehari-hari. Tanaman obat ini biasanya dijadikan alternatif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

    Berikut ini dirangkum dari berbagai sumber, Senin (6/1/2025), tujuh jenis tanaman obat berkhasiat yang paling populer, berkhasiat, dan sebaiknya ada di pekarangan rumahmu, Tribunners!

    1. Jahe

    Jahe atau Zingiber officinale merupakan tanaman rimpang yang sudah tidak perlu diragukan lagi khasiatnya bagi kesehatan. Tanaman obat ini sering dikonsumsi oleh banyak orang karena kandungan gingerol yang dimilikinya. Kandungan ini memiliki sifat anti radang dan anti-oksidan yang tinggi, di mana dinilai ampuh untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

    Jahe dikenal memiliki banyak senyawa yang bermanfaat dan telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini sering dimanfaatkan untuk meredakan pilek, mual, migrain, serta membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam praktik modern, jahe paling umum digunakan untuk mengatasi mual akibat kehamilan, efek samping kemoterapi, maupun setelah prosedur operasi.

    2. Temulawak

    Kemudian, ada temulawak atau Curcuma xanthorrhiza yang menjadi tanaman herbal asli Indonesia berkhasiat dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Bahkan, temulawak sudah ditetapkan sebagai obat tradisional unggulan di Tanah Air. 

    Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,  ditetapkannya temulawak sebagai tanaman obat tradisional unggulan, didasarkan pada banyaknya kandungan dalam yang terdapat di dalam tanaman tersebut.

    Mulai dari zat besi, vitamin, kalsium, sodium dan asam folat. Selain itu, temulawak juga mengandung banyak zat aktif salah satunya kurkuminoid, di mana berkhasiat untuk mencegah berbagai penyakit hati seperti fatty liver, sirosis, hingga kanker hati.

    Adapun manfaat lain dari temulawak di antaranya adalah dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan, meredakan kelelahan pada otot, berperan sebagai antioksidan dan anti-radang, meningkatkan imunitas, hingga mengatasi osteoarthritis.

    3. Mengkudu

    Mengkudu juga menjadi tanaman obat yang paling banyak dicari oleh masyarakat. Meski memiliki bau yang kurang sedap, tanaman yang identik berwarna hijau muda mengkilap serta berbintik ini kaya akan nutrisi, Tribunners!

    Mengkudu mengandung berbagai mineral penting, termasuk antioksidan dan terpenoid, yang berperan dalam memperbaiki serta memulihkan sel-sel tubuh. Selain itu, mengkudu juga kaya akan zat anti-bakteri yang efektif melawan bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa , Bacillus subtilis dan Escherichia coli, yang biasanya menjadi penyebab infeksi.

    Bukan hanya buah, daun, batang, dan akar mengkudu juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai terapi. Di antaranya mengatasi asam urat, meredakan nyeri sendi, menjaga kesehatan jantung, mengurangi kejang otot, menghilangkan rasa lelah, meningkatkan imunitas, dan berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit.

    4. Daun Sirih

    Bisa dibilang, daun sirih merupakan tanaman obat mujarab dari masa ke masa. Sejak zaman nenek moyang, daun sirih dikenal ampuh untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. 

    Seperti menjaga kesehatan saluran pencernaan, menyembuhkan luka, menjaga kesehatan gigi dan mulut, mencegah kadar gula darah meningkat, hingga kandungan fitokimianya yang dapat membantu melawan kanker mulut dan kanker usus besar.

    Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa daun sirih memiliki sifat antiseptik dan antijamur yang dapat membunuh bakteri serta jamur penyebab keputihan. Oleh karena itu, daun sirih sering dimanfaatkan sebagai tanaman untuk membantu menjaga kebersihan organ intim wanita.

    Daun sirih juga diketahui ampuh melawan Candida albicans , yaitu jamur yang menyebabkan infeksi pada area vagina. Untuk mendapatkan manfaat ini, cukup gunakan air rebusan daun sirih untuk membasuh area kewanitaan.

    5. Lidah Buaya

    Lidah buaya atau lidah buaya adalah salah satu tanaman yang banyak dicari di Indonesia karena manfaatnya yang luar biasa untuk kesehatan dan kecantikan.

    Gel lidah buaya dikenal efektif untuk melembabkan kulit, mengatasi jerawat, menutrisi rambut, hingga mengurangi bekas luka bakar. Manfaat ini berasal dari kandungan vitamin A, C, dan E yang bersifat antioksidan, serta mineral seperti kalsium, magnesium, dan natrium. 

    Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, semi tropis, dan kering, sehingga mudah dibudidayakan. Khasiatnya juga meliputi penyembuhan luka bakar, meredakan sakit tenggorokan, dan mendukung kesehatan umum.

    Lidah sering digunakan dalam berbagai produk kesehatan herbal, suplemen makanan, pengobatan tradisional, hingga produk kecantikan, menjadikannya tanaman yang sangat bernilai. 

    6. Kunyit

    Kunyit dikenal kaya akan kurkumin, senyawa yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kunyit juga sering dimanfaatkan dalam dunia kecantikan karena mampu mencerahkan kulit dan berperan sebagai antioksidan alami.

    Sebagai tanaman herbal, kunyit memiliki beragam khasiat berkat kandungan kurkumin dan minyak atsirinya. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, hingga antiracun. 

    Secara tradisional, tanaman yang termasuk dalam famili Zingiberaceae ini telah digunakan di berbagai negara untuk mengobati berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan (diare, sembelit, kembung), masalah hati, asma, gigitan serangga, cacar, penyakit kulit, gatal-gatal, hingga mengurangi rasa nyeri.

    7. Kumis Kucing

    Kumis kucing memiliki berbagai manfaat kesehatan berkat sifat antiradang, antioksidan, antibakteri, dan antidiabetes yang dimilikinya. Khasiat ini berasal dari senyawa alami seperti flavonoid, triterpenoid, fenolik, sinensetin, eupatorin, glikosida, dan saponin. 

    Sebagai tanaman obat yang populer, kumis kucing dapat digunakan untuk mengobati asam urat, diabetes, kencing batu, dan melancarkan saluran kemih. Tanaman ini juga bermanfaat untuk meringankan rematik, alergi, dan batuk, mencegah tekanan darah tinggi, mengurangi keparahan perlemakan hati non-alkohol, menghilangkan batu ginjal, serta meredakan masuk angin dan keputihan.

    Untuk mengolahnya menjadi obat, daun kumis kucing dapat direbus sebanyak 5 lembar dengan 3 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, air rebusan ini diminum setengah gelas sebanyak tiga kali sehari.

    Itu dia deretan jenis tanaman obat yang cukup populer dan berkhasiat bagi kesehatan.

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

  • Rahasia Deddy Mizwar Terlihat Bugar di Usia 69 Tahun: Makan Petai Rebus Cegah Diabetes dan Asam Urat

    Rahasia Deddy Mizwar Terlihat Bugar di Usia 69 Tahun: Makan Petai Rebus Cegah Diabetes dan Asam Urat

    Rahasia Deddy Mizwar Terlihat Bugar di Usia 69 Tahun: Makan Petai Rebus Cegah Diabetes dan Asam Urat

    TRIBUNJATENG.COM- Aktor senior yang populer pada era 90 hingga tahun 2000 an, Deddy Mizwar terlihat sehat dan bugar meski sudah berusia 69 tahun.

    Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini ternyata mengidap dua penyakit yang umum terjadi pada usia lanjut, yaitu diabetes dan asam urat. 

    Meski begitu, aktor kelahiran 1955 ini memiliki cara unik untuk menjaga kesehatannya, yang ia bagikan dalam vlog Andre Taulany di kanal YouTube Taulany TV.

    Salah satu cara yang diandalkan Deddy untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan rutin mengonsumsi petai rebus. 

    Deddy percaya bahwa petai rebus memiliki banyak manfaat, terutama untuk mengontrol gula darah dan mengurangi asam urat. 

    Walaupun ia mengaku bahwa bau tubuhnya sempat menyengat setelah mengonsumsi petai rebus, Deddy menganggap itu sebagai proses detoksifikasi yang baik bagi tubuh.

    Pada hari pertama hingga keempat, Deddy merasakan efek detoksifikasi dari petai rebus, di mana racun-racun dalam tubuh mulai keluar. 

    Setelah empat hari, bau tidak sedap setelah buang air besar mulai hilang, dan ia merasa tubuhnya lebih sehat. 

    “Empat hari detoks pete, racun-racun yang ada ditubuh keluar. Khusunya untuk gula darah, darah jadi stabil apalagi kalau kita kerja suka makan sembarangan.

    Gula darah bisa mental terus bisa kelenger,” ujarnya mengutip YouTube Taulany TV.

    Selain itu, Deddy Mizwar juga mengonsumsi rebusan kulit petai untuk membantu mengontrol kadar asam uratnya. 

    “Kulit petai, Insya Allah, coba deh. Hari pertama hingga ketiga, asam urat langsung turun,” ungkapnya. 

    Menariknya, setelah rutin mengonsumsi petai dan kulitnya, Deddy berhenti mengonsumsi obat-obatan untuk gula darah dan asam urat.

    Manfaat Air Rebusan Kulit Petai

    Mengutip Gridhealth, air rebusan kulit petai yang dikonsumsi Deddy ternyata memiliki banyak manfaat. Berikut beberapa manfaatnya:

    Mengatasi Impotensi
    Air rebusan kulit petai dapat membantu mencegah dan mengobati impotensi. Caranya, rebus 400 ml air dengan potongan kulit petai kecil-kecil hingga mendidih, lalu minum setelah makan siang atau malam.

    Mengobati Asam Urat
    Untuk mengatasi asam urat, rebus kulit petai dan air, lalu konsumsi air rebusan tersebut selama 4-7 hari secara teratur.

    Mengatur Gula Darah (Diabetes)
    Untuk penderita diabetes, kulit petai dapat direbus bersama ketupat. Potong kecil-kecil kulit petai dan masukkan dalam ketupat, lalu rebus dengan air dan sedikit gula merah. Setelah itu, saring dan konsumsi secara rutin.

     

  • Cara Dapat Medical Check Up Gratis di Hari Ultah Mulai Februari 2025

    Cara Dapat Medical Check Up Gratis di Hari Ultah Mulai Februari 2025

    Jakarta, CNN Indonesia

    Masyarakat Indonesia bisa mendapatkan layanan medical check up gratis di hari ulang tahunnya mulai Februari 2025

    Pemeriksaan gratis ini merupakan ‘kado’ ulang tahun dari pemerintah. Anggaran negara yang disiapkan untuk medical check up gratis ini mencapai Rp4,7 triliun pada tahun ini.

    “Melalui APBN 2025, Presiden Prabowo Subianto menyiapkan anggaran mencapai Rp4,7 triliun untuk Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis,” kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi dalam keterangan resmi, Senin (6/1).

    Ia mengatakan Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pencegahan penyakit dan skrining kesehatan gratis untuk mengurangi kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan penyakit tidak menular lainnya.

    Program medical check up gratis bagi yang berulang tahun akan digelar secara bertahap mulai tahun 2025, dengan menyasar 60 juta orang penerima.

    “Selama lima tahun ke depan, diharapkan 200 juta warga negara dapat terlayani program,” pungkas Dedek.

    Lalu, bagaimana cara dapat medical check up gratis di hari ultah yang dimulai pada Februari 2025 itu?

    Caranya cukup mudah. Masyarakat yang masuk dalam penerima layanan cukup datang ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat lainnya saat berulang tahun, lalu menunjukkan kartu identitas seperti KTP.

    Selanjutnya, petugas akan memverifikasi data berdasarkan basis data kependudukan untuk mengakses layanan medical check up gratis di hari ultah tersebut.

    Kementerian Kesehatan menyebut medical check up gratis di hari ultah dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia.

    Tujuannya, meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta kecacatan.

    Kategori medical check up berdasarkan golongan usia:

    1. Balita: difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir seperti hipotiroid kongenital yang, jika teridentifikasi secara dini, dapat diobati untuk mencegah kematian atau kecacatan.

    2. Remaja (di bawah 18 tahun): meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Skrining ini bertujuan mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.

    3. Dewasa: difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada laki-laki.

    4. Lansia: meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.

    (pta/pta)

  • Virus HMPV di China Makin Meluas, Kemenkes: Belum Masuk Indonesia – Halaman all

    Virus HMPV di China Makin Meluas, Kemenkes: Belum Masuk Indonesia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta pemerintah mencegah masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) ke Indonesia.

    Virus ini tengah mewabah secara cepat di China.

    Kata Nihayatul, pemerintah harus bisa mengantisipasi terjadinya penyebaran wabah tersebut di Indonesia. Salah satunya dengan memperketat pemantauan di pintu-pintu masuk negara.

    “Pemerintah perlu meningkatkan sistem pemantauan di pintu-pintu masuk negara, seperti bandara dan pelabuhan, untuk memeriksa gejala-gejala yang mirip dengan infeksi saluran pernapasan akut.”

    “Ini termasuk penggunaan tes diagnostik yang tepat untuk mendeteksi virus HMPV lebih awal,” ujar Nihayatul dalam keterangannya, Minggu (5/1/2025).

    Pemerintah kata dia juga perlu berkoordinasi dengan World Health Organization (WHO) dan negara lain untuk mendapatkan informasi mengenai penyebaran virus HMPV dan vaksinasi yang diperlukan.

    Menurut dia, upaya itu menjadi salah satu deteksi dini bagi pemerintah untuk bisa mengantisipasi terjadinya penyebaran virus secara masif.

    “Pemerintah perlu terus berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara yang terdampak untuk mendapatkan informasi terkini mengenai virus ini, termasuk pola penyebaran, tingkat virulensi, dan vaksinasi yang diperlukan,” jelas Nihayatul.

    Pemerintah juga perlu mengedukasi kepada masyarakat tanpa memberi rasa khawatir.

    “Edukasi Masyarakat tanpa memberikan rasa khawatir: Menyampaikan informasi yang jelas dan tepat kepada masyarakat mengenai cara-cara pencegahan infeksi, seperti mencuci tangan, menggunakan masker jika sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan, tetap penting untuk mencegah penyebaran virus,” kata dia.

    Meski wabah HMPV ini belum menunjukkan ancaman sebesar Covid-19 namun kata dia, pemerintah perlu menerapkan langkah-langkah pencegahan yang proaktif dan berbasis data. 

    Kepastian rumah sakit dan tenaga kesehatan untuk siap menangani virus HMPV juga harus menjadi salah satu fokus.

    HMPV merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.  

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Virus Human Metapneumovirus (HMPV) merebak di China (Kolase Tribunnews/net)

    Termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV.  

    Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Terkait hal tersebut Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati, MKM  menyebut jika saat ini belum ada laporan kasus virus HMPV di Indonesia.  

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia,” ungkap Widyawati.

    Walau begitu, pihaknya mengimbau pada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan.  

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati.

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara sekaligus ahli paru Prof Tjandra Yoga Aditama menegaskan, wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China  tidak sama dengan Covid-19.

    “Banyak yang ‘mensejajarkan’ infeksi HMPV ini mirip dengan Covid-19. Itu pernyataan yang tidak tepat,” kata dia.

    Prof Tjandra menyebut, HMPV bukanlah virus atau varian baru. HMPV sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Sementara, Covid-19 adalah varian baru dari virus korona.

    “Jika gejalanya adalah serupa, seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada dan kalau memberat dapat masuk rumah sakit.”

    “Perlu diketahui bahwa semua infeksi paru dan saluran napas memang gejalanya seperti itu,” tutur Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini.

    Dia menuturkan, peningkatan kasus HMPV di China yang dikhawatirkan sama seperti Covid-19 juga tidak tepat. Hal ini karena dari waktu ke waktu, selalu saja ada peningkatan kasus infeksi saluran napas, apalagi di musim dingin di negara empat musim seperti China. 

    “Sehingga tidak tepatlah kalau kita terlalu cepat mengkorelasikan kenaikan kasus HMPV ini dengan Covid-19, walaupun tentu kita perlu tetap waspada,” jelas dia.

    HMPV pertama kali dilaporkan di jurnal ilmiah di Belanda pada Juni 2001 yang berjudul “A newly discovered human pneumovirus isolated from young children with respiratory tract disease”.

    Pasca temuan di berbagai negara seperti Norwegia, Rumania, Jepang dan juga tentu China, para peneliti bahkan memperkirakan HMPV sudah puluhan tahun bersirkulasi.

    Virus ini tidak hanya ada pada manusia melainkan juga pada hewan atau Animal Metapneumovirus. AMPV bahkan sudah lebih awal ditemukan, yaitu di tahun 1978 di Afrika Selatan, yang awalnya diberi nama “Turkey Rhinotracheitis Virus” (TRTV)  lalu menjadi AMPV Animal Metapneumovirus.

    Ini adalah penyakit pada unggas, yang punya 4 sub tipe, dari A sampai D. Para pakar berpendapat bahwa penyakit pada manusia akibat HMPV nampaknya akibat evolusi dari AMPV sub tipe C. (Tribun Network/ais/rin/riz/wly)

  • Gagal Ginjal: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

    Gagal Ginjal: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara Alvin Lim meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada hari Minggu (5/1/2025), akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Lantas, seperti apa sebenarnya penyakit gagal ginjal tersebut?

    Alvin Lim yang sebelumnya pernah menjadi pengacara untuk Agus Salim, korban penyiraman air keras mengembuskan napas terakhirnya pada usia 47 tahun karena penyakit gagal ginjal.

    Lantas, apa sebenarnya penyakit gagal ginjal tersebut? Berikut penjelasan, jenis-jenis, gejala, dan cara pencegahannya.

    Apa Itu Gagal Ginjal?

    Gagal ginjal merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika ginjal tidak lagi dapat berfungsi secara optimal. Ginjal memiliki peran penting dalam menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah, serta menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan darah. Ketika fungsi ginjal terganggu, limbah dan cairan dapat menumpuk dalam tubuh, menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.

    Jenis-jenis Gagal Ginjal

    Gagal ginjal dibagi menjadi dua kategori utama:

    Gagal ginjal akut: Terjadi secara mendadak dan biasanya bersifat sementara. Penyebabnya meliputi penurunan aliran darah ke ginjal, kerusakan langsung pada ginjal, atau obstruksi saluran kemih.Gagal ginjal kronis: Terjadi secara bertahap selama lebih dari 3 bulan dan sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Penyebab umum termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal polikistik.

    Penyebab Gagal Ginjal

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gagal ginjal meliputi:

    Diabetes: Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal.Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah ginjal.Penyakit ginjal polikistik: Kondisi genetik yang menyebabkan pembentukan kista di ginjal.Infeksi saluran kemih berulang: Infeksi yang sering dapat menyebabkan kerusakan ginjal.Obstruksi saluran kemih: Penyumbatan seperti batu ginjal atau pembesaran prostat dapat mengganggu aliran urin dan merusak ginjal.

    Gejala Gagal Ginjal

    Gejala gagal ginjal dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis gagal ginjal. Pada tahap awal, gejala mungkin tidak terlihat. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala yang mungkin muncul meliputi:

    Pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah (edema).Penurunan jumlah urin atau peningkatan frekuensi buang 
    air kecil, terutama pada malam hari.Kelelahan dan kelemahan.Mual dan muntah.Kehilangan nafsu makan.Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.

    Pencegahan dan Pengobatan

    Pencegahan gagal ginjal melibatkan gaya hidup sehat, seperti:Mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes.Memantau dan mengontrol tekanan darah.Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat merusak ginjal tanpa resep dokter.Menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih.

    Pengobatan gagal ginjal tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pilihan pengobatan meliputi:

    Medikamentosa: Pemberian obat untuk mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan mengurangi pembengkakan.Dialisis: Prosedur medis yang digunakan untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah ketika ginjal tidak dapat melakukannya.Transplantasi ginjal: Prosedur penggantian ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari donor.

    Gagal ginjal merupakan penyakit yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Seperti yang dialami oleh Alvin Lim, yang meninggal dunia akibat komplikasi gagal ginjal pada usia 47 tahun, penting bagi kita untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal.

  • Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

    Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

    Jakarta

    Berjalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik paling sederhana dan mudah dilakukan, tetapi manfaatnya bagi kesehatan sering kali diabaikan.

    Berjalan kaki memiliki potensi besar untuk mendukung gaya hidup sehat, terutama jika dilakukan dengan lebih cepat.

    Dikutip dari Times of India, penelitian terbaru telah membuktikan bahwa langkah kecil ini bisa menjadi kunci untuk mengurangi risiko penyakit serius.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports mengungkapkan berjalan lebih cepat dapat menurunkan risiko diabetes dan hipertensi, khususnya bagi individu dengan obesitas.

    Penelitian ini melibatkan lebih dari 24.000 orang dewasa di Jepang, yang datanya dianalisis untuk melihat hubungan antara kecepatan berjalan dan penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, serta dislipidemia (kadar kolesterol yang tidak normal).

    Dampak Positif Berjalan Cepat

    Mengurangi Risiko Diabetes

    Peserta yang berjalan lebih cepat memiliki risiko 30 persen lebih rendah untuk mengidap diabetes dibandingkan mereka yang berjalan lambat.

    Penurunan Risiko Hipertensi

    Kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi menurun hingga 6 persen pada pejalan kaki yang lebih cepat.

    Peningkatan Keseimbangan Kolesterol

    Risiko mengidap dislipidemia sedikit berkurang pada mereka yang berjalan dengan kecepatan lebih tinggi.

    Hasil penelitian ini menekankan bahwa kecepatan berjalan dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan, terutama bagi individu obesitas yang rentan terhadap penyakit metabolik.

    Berjalan cepat bukan hanya cara untuk mencapai tempat tujuan lebih cepat, tetapi juga membawa berbagai manfaat kesehatan:

    Meningkatkan kapasitas aerobik, sehingga meningkatkan efisiensi fungsi jantung dan paru-paru.Membantu mengatur kadar gula darah, sehingga mengurangi risiko diabetes.Meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah.Mengurangi peradangan tubuh, yang berkontribusi pada pencegahan gangguan metabolik.

    Meski berjalan cepat memberikan manfaat yang signifikan, jumlah langkah harian juga tidak kalah penting.

    Penelitian lain menunjukkan bahwa meningkatkan jumlah langkah tanpa memandang kecepatannya, dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kebugaran secara keseluruhan.

    Kombinasi antara langkah yang lebih banyak dan kecepatan berjalan yang lebih tinggi dapat memberikan manfaat kesehatan maksimal.

    (naf/naf)

  • Virus HMPV Mewabah di China, Apa Sudah Masuk ke Indonesia? Ini Kata Kemenkes  – Halaman all

    Virus HMPV Mewabah di China, Apa Sudah Masuk ke Indonesia? Ini Kata Kemenkes  – Halaman all

    Wabah Virus HMPV Merebak di China, Apakah Sudah Masuk ke Indonesia? Ini Kata Kemenkes 

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Virus ini menyebar dengan sangat luas dan cepat, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara. 

    Lantas, apakah virus HMPV sudah ada di Indonesia? 

    Terkait hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati, MKM beri jawaban. 

    Ia mengungkapkan jika saat ini belum ada laporan kasus virus HMPV di Indonesia. 

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia,” ungkap Widyawati pada keterangannya, Minggu (5/1/2024). 

    Walau begitu, pihaknya mengimbau pada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan. 

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati.

    Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski begitu, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. 

    Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan.

     

    Jangan lupa segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

     

     HMPV Tidak Sama dengan Covid-19, HMPV Bukan Virus atau Varian Baru

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara sekaligus ahli paru Prof Tjandra Yoga Aditama menegaskan, wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China tidak sama dengan Covid-19.

    “Banyak yang ‘mensejajarkan’ infeksi HMPV ini mirip dengan Covid-19. Itu pernyataan yang tidak tepat,” kata Tjandra Yoga kepada wartawan, Sabtu (4/1/2024).

    Prof Tjandra menyebut, HMPV bukanlah virus atau varian baru.

    HMPV sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

    Sementara, Covid-19 adalah varian baru dari virus corona.

    “Jika gejalanya adalah serupa, seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada dan kalau memberat dapat masuk rumah sakit. Perlu diketahui bahwa semua infeksi paru dan saluran napas memang gejalanya seperti itu,” tutur Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini.

    Lebih jauh ia menuturkan, peningkatan kasus HMPV di China yang dikhawatirkan sama seperti Covid-19 juga tidak tepat.

    Hal ini dikarenakan dari waktu ke waktu, selalu saja ada peningkatan kasus infeksi saluran napas, apalagi di musim dingin di negara empat musim seperti China.

    “Sehingga tidak tepatlah kalau kita terlalu cepat mengkorelasikan kenaikan kasus HMPV ini dengan Covid-19, walaupun tentu kita perlu tetap waspada,” jelas dia.

    Asal Usul HMPV

    HMPV pertama kali dilaporkan di jurnal ilmiah di Belanda pada Juni 2001 yang berjudul “A newly discovered human pneumovirus isolated from young children with respiratory tract disease”.

    Pasca temuan di berbagai negara seperti Norwegia, Rumania, Jepang dan juga tentu China, para peneliti bahkan memperkirakan HMPV sudah puluhan tahun bersirkulasi.

    Virus ini tidak hanya ada pada manusia melainkan juga pada hewan atau Animal Metapneumovirus.

    AMPV bahkan sudah lebih awal ditemukan, yaitu di tahun 1978 di Afrika Selatan, yang awalnya diberi nama “Turkey Rhinotracheitis Virus” (TRTV)  lalu menjadi AMPV Animal Metapneumovirus.

    Ini adalah penyakit pada unggas, yang punya 4 sub tipe, dari A sampai D.

    Para pakar berpendapat bahwa penyakit pada manusia akibat HMPV nampaknya akibat evolusi dari AMPV sub tipe C.

  • 5 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan yang Tak Disangka-sangka    
        5 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan yang Tak Disangka-sangka

    5 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan yang Tak Disangka-sangka 5 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan yang Tak Disangka-sangka

    Jakarta

    Daun pepaya merupakan salah satu jenis tanaman yang umum dalam masakan Indonesia. Tidak hanya rasanya yang enak bagi sebagian orang, rupanya daun pepaya juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini adalah sederet manfaat daun pepaya untuk kesehatan yang jangan sampai kelewatan:

    1. Menjaga Kadar Gula Darah Stabil

    Daun pepaya sering digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk terapi alami dalam pengobatan diabetes dan meningkatkan kontrol gula darah.

    Penelitian pada tikus yang mengalami diabetes menemukan ekstrak daun pepaya memiliki efek antioksidan dan penurun gula darah yang baik. Hal ini disebabkan karena kemampuan daun pepaya untuk melindungi sel-sel penghasil insulin di pankreas dari kerusakan dan kematian dini.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah daun pepaya juga memberikan efek yang sama pada manusia.

    2. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Teh dan ekstrak daun pepaya seringkali digunakan sebagai terapi alternatif untuk meredakan gejala pencernaan yang tidak nyaman, seperti kembung dan mulas. Daun pepaya mengandung serat yang baik untuk kesehatan pencernaan dan senyawa untuk yang disebut dengan papain.

    Papain memiliki kemampuan untuk memecah protein besar menjadi protein dan asam amino yang lebih kecil, sehingga mudah dicerna.

    Satu penelitian menemukan penggunaan suplemen bubuk papain yang bersumber dari buah pepaya mengurangi gejala pencernaan negatif. Ini termasuk sembelit dan mulas, pada orang dengan sindrom iritasi usus besar.

    3. Meredakan Peradangan

    Berbagai olahan daun pepaya sering digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan internal dan eksternal. Beberapa di antaranya termasuk ruam kulit, nyeri otot, dan nyeri sendi.

    Daun pepaya mengandung berbagai nutrisi dan senyawa tanaman dengan potensi manfaat antiradang, seperti papain, flavonoid, dan vitamin E. Satu penelitian menemukan bahwa ekstrak daun pepaya secara signifikan mengurangi peradangan dan pembengkakan pada telapak kaki tikus yang mengalami radang.

    Penelitian lanjutan pada manusia perlu dilakukan untuk melihat seberapa jauh manfaatnya.

    NEXT: Membantu wajah menjadi glowing

  • Virus HMPV Mewabah di China, Apa Sudah Masuk ke Indonesia? Ini Kata Kemenkes  – Halaman all

    Virus HMPV Menyebar Luas di China, Kemenkes Imbau Masyarakat Indonesia Waspada – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Virus ini menyebar dengan sangat luas dan cepat, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini. 

    Juru Bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM,  menyampaikan langkah-langkah pencegahan  yang perlu dilakukan. 

    “Menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular,”ungkap Widyawati pada keterangannya, Minggu (5/1/2024). 

    Pemerintah Indonesia saat ini masih terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. 

    Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara.

    Termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” kata Widyawati pada keterangannya, Minggu (5/12/2024). 

    Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. 

    Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan.

    Dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.