Topik: diabetes

  • 10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    Jakarta, Beritasatu.com – Perut buncit sering kali dianggap sebagai masalah penampilan, tetapi sebenarnya ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Lalu, apa penyebab perut buncit?

    Penyebab perut buncit beragam, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut.

    Mengenali penyebab perut buncit adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah ini. Berikut ini 10 penyebab perut buncit yang sering kali tidak disadari, dikutip dari WebMD, Selasa (7/1/2025).

    1. Makan terlalu banyak
    Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibakar, tubuh akan menyimpan kalori berlebih tersebut sebagai lemak, termasuk di perut. Untuk menurunkan berat badan, Anda perlu mengurangi kalori sekitar 500 per hari. Gantilah makanan tinggi kalori, seperti kue dan minuman manis, dengan pilihan yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

    2. Faktor genetik
    Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menambah berat badan di bagian perut meskipun sudah berolahraga dan makan dengan baik. Faktor genetik memengaruhi bagaimana tubuh membakar kalori dan menyimpan lemak. Walau demikian, dengan diet dan olahraga yang tepat, Anda bisa tetap mengontrol berat badan.

    3. Perubahan hormon (menopause)
    Wanita yang memasuki masa menopause sering mengalami peningkatan lemak di bagian perut. Penurunan kadar estrogen, perubahan metabolisme, dan pengurangan massa otot bisa menyebabkan timbunan lemak di perut. Perubahan hormon ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak dikelola dengan baik.

    4. Kurang aktivitas fisik
    Kebiasaan duduk terlalu lama atau kurang bergerak dapat memperburuk masalah perut buncit. Untuk mencegah penumpukan lemak di perut, usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit dalam seminggu, seperti berjalan cepat atau bersepeda.

    5. Kurang tidur
    Tidur yang tidak cukup dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, Anda cenderung makan berlebihan, terutama makanan berkalori tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan lemak di perut.

    6. Stres berlebihan
    Stres yang kronis dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penumpukan lemak di sekitar perut. Stres juga dapat mengganggu tidur dan pola makan, yang semakin memperburuk masalah perut buncit.

    7. Merokok
    Meskipun perokok cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, mereka cenderung memiliki lebih banyak lemak di perut, terutama lemak visceral yang berbahaya. Leptin, hormon yang mengatur rasa kenyang, juga terpengaruh oleh kebiasaan merokok.

    8. Konsumsi lemak trans berlebihan
    Lemak trans, yang ditemukan dalam makanan olahan dan cepat saji, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memperburuk kondisi perut buncit. Lemak trans cenderung menyebabkan penumpukan lemak di perut dan dapat meningkatkan risiko diabetes serta penyakit jantung.

    9. Bakteri usus yang tidak sehat
    Usus yang tidak seimbang, dengan lebih banyak bakteri yang tidak bermanfaat, dapat menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak kalori dari makanan dan menyimpan lebih banyak energi sebagai lemak perut. Mengonsumsi makanan fermentasi atau probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan bakteri usus dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    10. Pengaruh obat-obatan
    Beberapa jenis obat, termasuk obat diabetes, antidepresan, dan steroid, dapat menyebabkan kenaikan berat badan, khususnya di area perut. Beta-blocker yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi juga dapat berkontribusi pada penumpukan lemak perut.

    Penyebab perut buncit bervariasi antara satu individu dengan lainnya. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya, Anda bisa mengambil langkah yang lebih tepat untuk mengatasi masalah perut buncit ini.

  • Efek Samping Terlalu Banyak Minum Air Rebusan Daun Salam, Termasuk Diare

    Efek Samping Terlalu Banyak Minum Air Rebusan Daun Salam, Termasuk Diare

    Jakarta

    Minum air rebusan daun salam umumnya aman dan memberikan manfaat untuk kesehatan. Minuman herbal ini dapat membantu mengatasi masalah kesehatan tertentu.

    Namun, efek samping minum rebusan daun salam juga perlu diwaspadai. Seperti apa efek sampingnya?

    Dikutip dari Healthshot, rebusan daun salam dapat diminum setiap hari, terutama di pagi hari. Untuk membuatnya, siapkan tiga lembar daun salam, sejumput bubuk kayu manis, dan air lemon atau madu jika diinginkan.

    Cuci daun salam dan didihkan air dalam panci.Tambahkan daun salam dan bubuk kayu manis, biarkan mendidih selama 10 menit.Matikan api dan saring teh atau rebusan daun salam ke dalam cangkir.Tambahkan madu atau air lemon sesuai selera.

    Meski bermanfaat, pastikan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Sebab, efek samping minum rebusan daun salam bisa saja terjadi pada tubuh.

    Efek Samping Minum Rebusan Daun Salam

    Dikutip dari laman Tau Saude, terlalu banyak minum rebusan daun salam dapat menyebabkan kantuk. Sebab, rebusan daun salam memiliki kemampuan untuk memperlambat sistem saraf.

    Selain itu, teh daun salam juga dapat memperlambat pernapasan. Pastikan untuk tidak minum air daun salam jika sudah mengkonsumsi obat penenang.

    Hal ini juga dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti diare dan kembung, serta sakit kepala.

    Rebusan daun salam juga berpengaruh terhadap kadar gula darah. Jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia. Maka dari itu, sebaiknya orang dengan diabetes harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya.

    Manfaat Rebusan Daun Salam

    Meski efek samping minum rebusan daun salam bisa terjadi, mengkonsumsinya dengan tepat dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Berikut daftar manfaatnya.

    Mengelola diabetes

    Minum air daun salam di pagi hari dapat membantu mengelola gula darah. Ini dapat menjaga kadar glukosa darah tetap stabil dan menahan rasa lapar.

    Konsumsi rempah-rempah ini dikaitkan dengan peningkatan metabolisme insulin dan glukosa. Polifenol, senyawa aktif dalam daun salam, dapat membantu mengelola kadar glukosa. Menurut National Institutes of Health, konsumsi daun salam menurunkan faktor risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.

    Mengatasi gangguan pencernaan

    Daun salam juga dapat meredakan gangguan pencernaan, termasuk sakit perut. Senyawa dalam rempah kering ini sangat efektif mengobati sakit perut dan melancarkan pencernaan.

    Mengurangi risiko radang sendi

    Rempah ini memiliki anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronis, mulai dari penyakit jantung, asma, hingga radang sendi. Ini dapat meredakan gejala radang sendi seperti nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan.

    Menjaga kesehatan paru-paru

    Minum air rebusan daun salam saat perut kosong dapat mencegah gangguan pernapasan. Selain itu, dengan menghirup uap daun salam juga membantu mengencerkan dahak serta menghilangkan patogen berbahaya yang terperangkap di paru-paru.

    Memiliki efek antikanker

    Daun salam dapat membantu mencegah kanker tertentu, seperti sel kanker payudara dan kolorektal. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan kaitannya.

    Meredakan stres dan kecemasan

    Air daun salam juga dapat membantu mengatasi stres dan menghilangkan masalah kecemasan dengan sifatnya yang menenangkan. Mungkin karena senyawa yang disebut Linalool yang dapat menurunkan hormon stres dalam tubuh.

    Obat alami ini dapat memastikan bebas stres dan membantu membuat keputusan dengan kepala yang tenang.

    Meredakan Batuk dan pilek

    Daun salam cukup efektif untuk mengatasi gejala seperti flu. Membantu membersihkan lendir di paru-paru, mengobati pilek dan batuk, serta meredakan sakit tenggorokan.

    (sao/kna)

  • 5 Nutrisi Penting untuk Mengelola Diabetes, Bantu Stabilkan Kadar Gula Darah – Halaman all

    5 Nutrisi Penting untuk Mengelola Diabetes, Bantu Stabilkan Kadar Gula Darah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebiasaan makan Anda memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan secara keseluruhan, terutama dalam hal pengelolaan kadar gula darah.

    Sebagai contoh, meskipun diet tinggi kalium dapat bermanfaat bagi banyak orang, bagi penderita diabetes, hal tersebut justru bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. 

    Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang kaya serat dapat menjadi solusi efektif untuk mengendalikan kadar gula darah sekaligus membantu mengatur berat badan, suatu tantangan yang sering dihadapi oleh penderita diabetes.

    Itulah mengapa sangat penting bagi penderita diabetes untuk memastikan asupan nutrisi yang tepat dalam jumlah yang seimbang.

    Selain menjaga kadar gula darah, pola makan yang sehat juga dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan secara keseluruhan.

    Ilustrasi Diabetes (Freepik)

    Nutrisi Penting untuk Penderita Diabetes

    Berdasarkan informasi dari HealthShots, berikut ini adalah beberapa nutrisi penting yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita diabetes:

    1. Serat

    Penelitian yang diterbitkan oleh Public Library of Science Medicine menunjukkan bahwa serat dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan gula ke dalam tubuh.

    Ada dua jenis serat: larut dan tidak larut. “Serat larut, yang ditemukan dalam buah-buahan, kacang-kacangan, dan gandum, membantu memperlambat masuknya gula ke aliran darah,” kata Dr. Rohini Patil, ahli gizi.

    Serat larut juga mendukung pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang bermanfaat dalam manajemen berat badan.

    2. Magnesium

    Magnesium berperan penting dalam sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa.

    Penelitian yang diterbitkan di World Journal of Diabetes menunjukkan bahwa penderita diabetes sering mengalami kekurangan magnesium, yang dapat memperburuk pengendalian gula darah.

    Mengonsumsi makanan kaya magnesium, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum utuh, dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah.

    Ilustrasi pemeriksaan diabetes (freepik)

    3. Vitamin D

    Selain mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin D juga berperan dalam metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.

    Penelitian yang diterbitkan di Cureus mengungkapkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

    Untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah, pastikan Anda mendapatkan cukup vitamin D melalui paparan sinar matahari atau mengonsumsi makanan yang diperkaya, ikan berlemak, dan telur.

    4. Kromium

    Kromium adalah mineral yang penting untuk membantu insulin bekerja secara efektif dan menjaga metabolisme glukosa tetap stabil.

    “Suplemen kromium telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah puasa,” kata Dr. Patil.

    Makanan yang kaya kromium meliputi kacang hijau, brokoli, barley, oat, dan almond.

    Ilustrasi pemeriksaan diabetes (freepik)

    5. Seng

    Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews, seng merupakan mineral yang berperan penting dalam pengendalian gula darah. 

    Walaupun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memperkuat bukti ini, seng diketahui mendukung produksi dan sekresi insulin.

    Makanan kaya seng termasuk daging, kerang, kacang-kacangan, dan biji-bijian. (Tribunhealth.com)

     

  • Menkes Budi Sebut Virus HMPV Mirip Flu Biasa, Tak Mematikan seperti Covid-19 – Halaman all

    Menkes Budi Sebut Virus HMPV Mirip Flu Biasa, Tak Mematikan seperti Covid-19 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kemunculan informasi wabah HMPV atau Human Metapneumovirus (HMPV).

    Ia menegaskan, HMPV memiliki gejala yang mirip seperti flu biasa dan tidak mematikan seperti Covid-19.

    “Kalau virus baru Covid-19, tubuh manusia belum tahu bagaimana meresponsnya. Akibatnya, kalau menyerang tubuh, tubuh bingung bagaimana merespons Covid-19. Sehingga kemungkinan besar risiko fatalitasnya tinggi. HMPV ini tidak mematikan. Sama seperti flu biasa,” kata dia saat ditemui di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Ia mengatakan, virus tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes.

    Berbagai referensi menyatakan, HMPV merupakan virus yang sudah lama ada sehingga respons imun tubuh bisa biasa mengenali dan melawan virus tersebut.

    “Seperti itu (HMPV) supaya tidak panik. Semua orang bisa terkena flu. Kalau daya tahan tubuh  baik, HMPV itu otomatis akan bisa ditahan oleh sistem imun kita,” ungkap dirut Bank Mandiri ini.

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Meski tidak mematikan, Budi pun mengingatkan agar waspada dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat.

    Makan yang cukup, olahraga dan istirahat yang cukup.

    Saat mulai batuk, pilek segeralah beristirahat.

    “Tips-nya 3M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker. Sama seperti Covid-19,” ujar BGS.

    Diketahui, virus HMPV memiliki risiko tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

  • VIDEO HMPV Cepat Menyebar di China: Indonesia Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI dan Pesan Menkes – Halaman all

    VIDEO HMPV Cepat Menyebar di China: Indonesia Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI dan Pesan Menkes – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan situasi wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang merebak di China dan beberapa negara lainnya.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, drg Widyawati MKM, menyampaikan salah satu langkah yang diambil untuk mencegah penyebaran virus tersebut ke Tanah Air adalah dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. 

    Hal ini dilakukan melalui pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif.”

    “Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ujar Widyawati di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

    Kemenkes: Belum Masuk Indonesia

    Lantas, apakah virus HMPV sudah ada di Indonesia? 

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg Widyawati MKM mengungkapkan jika saat ini belum ada laporan kasus virus HMPV di Indonesia.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia,” ungkap Widyawati pada keterangannya, Minggu (5/1/2024). 

    Walau begitu, pihaknya mengimbau pada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan. 

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati.

    Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski begitu, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. 

    Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan.

    Jangan lupa segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    Menkes: Masyarakat Jangan Panik

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kemunculan informasi wabah HMPV yang kini sedang melanda China.

    Ia menegaskan, HMPV memiliki gejala yang mirip seperti flu biasa dan tidak mematikan seperti Covid19.

    “Kalau virus baru Covid-19, tubuh manusia belum tahu bagaimana meresponsnya. Akibatnya, kalau menyerang tubuh, tubuh bingung bagaimana merespons Covid-19.”

    “Sehingga kemungkinan besar risiko fatalitynya tinggi. HMPV ini tidak mematikan. Sama seperti flu biasa,” kata dia saat ditemui di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Ia mengatakan, virus tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

    Berbagai referensi menyatakan, HMPV merupakan virus yang sudah lama ada sehingga respons imun tubuh bisa biasa mengenali dan melawan virus tersebut.

    “Seperti itu (HMPV) supaya tidak panik. Semua orang bisa terkena flu. Kalau daya tahan tubuh  baik, HMPV itu otomatis akan bisa ditahan oleh sistem imun kita,” ujar eks dirut Bank Mandiri ini.

    Meski tidak mematikan, Budi pun mengingatkan agar waspada dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Makan yang cukup, olahraga dan istirahat yang cukup.

    Saat mulai batuk, pilek segeralah beristirahat. “Tips-nya 3M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker. Sama seperti Covid-19,” ujar BGS.

    Diketahui, virus HMPV memiliki risiko tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.(Tribunnews/Rina Ayu/Aisyah Nursyamsi)

     
     

  • Manfaat dan Bahaya Makan Buah Pinang, Penting Diketahui

    Manfaat dan Bahaya Makan Buah Pinang, Penting Diketahui

    Jakarta

    Pinang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengobatan tradisional dan digunakan dalam pengobatan Ayurveda dan Tiongkok. Buah ini dipercaya memiliki khasiat antiradang, antioksidan, dan analgesik.

    Namun penelitian menunjukkan, buah pinang juga berbahaya bagi kesehatan. Lantas, apa saja manfaat dan bahaya dari mengkonsumsi buah pinang?

    Manfaat Buah Pinang

    Buah pinang memiliki panjang 3-5 cm, berbentuk lonjong dengan satu biji, dan berwarna hijau hingga jingga. Menurut laman Netmeds, berikut beberapa manfaat dari buah pinang.

    1. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Pinang mengandung sifat antioksidan yang bisa membantu meningkatkan kesehatan kulit dengan melindungi dari stres oksidatif dan meningkatkan produksi kolagen. Hasilnya, kulit yang lebih sehat dan tampak lebih muda dan mencegah munculnya garis-garis halus dan kerutan.

    2. Membantu Mengatur Berat Badan

    Mengonsumsi buah pinang bisa membantu mengatur berat badan. Dengan merangsang metabolisme dan meningkatkan pencernaan, buah ini bisa membantu menjaga berat badan yang sehat. Tentunya, makan buah pinang harus dikombinasikan dengan diet seimbang dan olahraga teratur.

    3. Membantu Meredakan Masalah Pernapasan

    Secara tradisional, buah pinang digunakan untuk meredakan masalah pernapasan seperti batuk dan pilek. Khasiat ekspektoran dari pinang bisa membantu mengencerkan lendir dan melegakan penyumbatan di saluran pernapasan

    Dalam penelitian dalam jurnal IOP Conference Series Earth and Environmental Science, dikatakan bahwa ekstrak biji buah pinang bisa menurunkan kadar gula darah. Hal ini berkat kandungan senyawa dari buah pinang bernama pyridine dan piperidine alkaloid yang memiliki sifat anti-diabetes.

    Meski begitu, penelitian ini baru dilakukan pada hewan. Jadi, masih dibutuhkan penelitian dan riset lebih lanjut terkait manfaat konsumsi buah pinang.

    Bahaya Makan Buah Pinang

    Di samping manfaat yang ditawarkan, buah ini juga berpotensi membahayakan kesehatan. Penelitian mengungkap beberapa risiko kesehatan yang serius dari buah pinang.

    WHO menggolongkan buah pinang sebagai karsinogen. Banyak penelitian yang menunjukkan hubungan yang meyakinkan antara buah pinang dengan kanke mulut, dan esofagus.

    Mengunyah pinang secara teratur juga menyebabkan iritasi gusi dan kerusakan gigi. Bahkan efeknya bisa ternoda merah tua dan hitam secara permanen.

    Sebuah studi yang diterbitkan American Society for Clinical Nutrition juga menemukan hubungan yang kuat antara buah pinang dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, dan obesitas. Pinang juga bisa berinteraksi dengan obat lain atau suplemen herbal.

    Buah pinang memang banyak diklaim memiliki sejumlah manfaat. Meski begitu, penelitian modern menunjukkan banyak risiko kesehatan yang terkait dari mengkonsumsi buah ini. Jadi, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan ahli medis jika ingin mengkonsumsi buah pinang.

    (elk/elk)

  • Tak Cuma Kurang Tidur, Sering Ngantuk Bisa Jadi Pertanda Gejala 8 Penyakit Ini

    Tak Cuma Kurang Tidur, Sering Ngantuk Bisa Jadi Pertanda Gejala 8 Penyakit Ini

    Jakarta

    Selalu merasa ngantuk dapat dipicu berbagai faktor. Hal yang paling umum diketahui adalah kurangnya waktu tidur atau tidur yang tidak berkualitas.

    Namun, selalu mengantuk atau merasa lelah padahal sudah tidur cukup juga dapat menjadi salah satu tanda dari suatu penyakit. Misalnya, seperti anemia, gangguan autoimun, hingga diabetes.

    Selalu Mengantuk Termasuk Gejala Penyakit Apa?

    Ada beberapa penyakit yang ditandai dengan gejala mengantuk. Dikutip dari Very Well Health, berikut daftarnya:

    1. Diabetes

    Sering mengantuk dapat dialami oleh orang-orang dengan diabetes. Rasa kantuk yang dialami disebabkan kadar gula darah rendah, ketidakseimbangan hormon, efek samping pengobatan, hingga faktor gaya hidup seperti diet.

    2. Anemia

    Anemia merupakan kondisi tubuh memiliki kadar sel darah merah yang lebih sedikit atau tidak berfungsi dengan baik. Hal ini membuat kemampuannya untuk mengalirkan oksigen berkurang.

    Selain mengantuk, gejala anemia lainnya yang dapat muncul seperti sulit berkonsentrasi, sakit kepala, hingga rasa kebas pada tangan dan kaki.

    3. Kanker

    Lebih dari 80 persen pasien kanker mengalami gejala seperti sering ngantuk. Biasanya, kondisi ini tidak dapat membaik setelah berolahraga.

    Rasa ngantuk muncul karena rendahnya jumlah sel darah di dalam tubuh, ketidakseimbangan elektrolit, dan perubahan fungsi sel yang dipicu kanker.

    4. Sleep Apnea

    Seseorang yang sering mengantuk bisa disebabkan gangguan tidur, yakni sleep apnea. Kondisi tersebut menyebabkan saluran pernapasan terhenti, setidaknya selama 10 detik, sehingga kualitas tidur memburuk.

    5. Gangguan Autoimun

    Gangguan autoimun dapat terjadi saat sistem imun tubuh menyerang sel-sel di dalam tubuh, sehingga memicu kerusakan pada jaringan dan inflamasi kronis. Beberapa gangguan autoimun seperti lupus dan sklerosis ganda, dapat menyebabkan rasa kantuk dan mengganggu metabolisme tubuh.

    6. Depresi

    Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan rasa sedih, kehilangan minat, hingga gejala fisik seperti kelelahan. Tubuh yang lemas dan sering ngantuk bisa disebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya akibat depresi.

    7. Kelelahan Ekstrem

    Kondisi tersebut merupakan kelelahan ekstrem yang dapat memburuk hanya dengan melakukan aktivitas ringan. Hal ini tidak bisa membaik setelah berolahraga dan sering memicu gejala seperti flu.

    Penyebab kondisi ini tidak diketahui pasti. Namun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan infeksi, stres kronis, atau respons autoimun.

    8. Fibromyalgia

    Fibromyalgia adalah kondisi nyeri kronis yang disebabkan oleh disfungsi pada sistem saraf pusat, yang meningkatkan sensitivitas dan mengubah sensasi yang tidak berbahaya menjadi nyeri (alodinia).

    Rasa ngantuk yang sering muncul dapat menjadi salah satu gejala fibromyalgia, yang bisa disebabkan oleh perubahan biokimia, peradangan, dan gangguan tidur.

    Rasa ngantuk yang terjadi dapat menghilang jika penyakit diatasi dengan baik hingga sembuh. Untuk mengetahui pengobatan yang tepat, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter atau ahlinya.

    (sao/naf)

  • Menkes: Masyarakat Jangan Panik, HMPV Seperti Flu Biasa dan Tidak Mematikan – Halaman all

    Menkes: Masyarakat Jangan Panik, HMPV Seperti Flu Biasa dan Tidak Mematikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kemunculan informasi wabah HMPV atau Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang melanda China. Ia menegaskan, HMPV memiliki gejala yang mirip seperti flu biasa dan tidak mematikan seperti Covid19.

    “Kalau virus baru Covid19, tubuh manusia belum tahu bagaimana meresponsnya. Akibatnya, kalau menyerang tubuh, tubuh bingung bagaimana merespons Covid-19. Sehingga kemungkinan besar risiko fatalitynya tinggi. HMPV ini tidak mematikan. Sama seperti flu biasa,” kata dia saat ditemui di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Ia mengatakan, virus tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Berbagai referensi menyatakan, HMPV merupakan virus yang sudah lama ada sehingga respons imun tubuh bisa biasa mengenali dan melawan virus tersebut.

    “Seperti itu (HMPV) supaya tidak panik. Semua orang bisa terkena flu. Kalau daya tahan tubuh  baik, HMPV itu otomatis akan bisa ditahan oleh sistem imun kita,” ujar eks dirut Bank Mandiri ini.

    Meski tidak mematikan, Budi pun mengingatkan agar waspada dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Makan yang cukup, olahraga dan istirahat yang cukup.

    Saat mulai batuk, pilek segeralah beristirahat. “Tips-nya 3M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker. Sama seperti Covid-19,” ujar BGS.

    Diketahui, virus HMPV memiliki risiko tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

     

  • Waspada, Ada 7 Resiko yang Mengancam Penderita Obesitas

    Waspada, Ada 7 Resiko yang Mengancam Penderita Obesitas

    JABAR EKSPRES – banyak yang tidak menyadari jika obesitas bukan hanya merusak penampilan, namun juga berbahaya pada kesehatan, setidaknya ada 7 resiko gangguan kesehatan yang mengancam penderita obesitas, jika dibiarkan berlarut-larut.

    Obesitas atau sering dikenal dengan kelebihan berat badan memang merupakan kondisi di mana seseorang memiliki berat badan 20% atau lebih dari berat badan idealnya.

    Seseorang yang mengalami obesitas bisa dilihat dari bentuk tubuhnya yang terus membesar dan timbangan berat badan yang terus meningkat.

    baca juga :  5 Jenis Olahraga yang Baik Dilakukan untuk Kondisi Medis Obesitas

    Jika hal ini tidak secepatnya diatasi, maka banyak hal buruk bisa terjadi pada tubuhnya. Karena metabolisme tubuhnya yang tidak seimbang, sehingga mudah terserang berbagai penyakit.

    Berikut beberapa penyakit yang rawan menyerang kondisi tubuh yang obesitas:

    1. Jantung Dan Stroke

    Bila kita memiliki berat badan berlebih, kita akan memiliki kecenderungan hipertensi dan memiliki kolesterol tinggi.

    Timbunan kolesterol di dinding pembuluh darah akan mengakibatkan rongga pembuluh darah menyempit, dan akibatnya akan terjadi berbagai penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.

    2. Diabetes Tipe 2

    Diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh berlebih. Saat kita makan berlebih, awalnya tubuh akan memproduksi insulin lebih banyak.

    Bila kondisi ini terus berlangsung, lama-kelamaan tubuh tidak dapat memproduksi insulin sesuai kebutuhan, akibatnya kadar gua darah menjadi tidak terkontrol dan terjadilah diabetes tipe 2.

    3. Kanker

    Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon, payudara, endometrium dan empedu.

    BAca juga : Berbahaya Bagi Kesehatan, Ketahui Cara Cegah & Atasi Obesitas

    4. Batu Empedu

    Sebagian besar batu empedu terbuat dari kolesterol. Batu empedu ini akan mengakibatkan nyeri di sekitar perut dan punggung. Orang dengan obesitas akan berisiko lebih tinggi untuk memiliki batu empedu.

    Sebaliknya, menurunkan berat badan secara drastis juga dapat mengakibatkan pembentukan batu empedu. Menurunkan berat badan 0,5 kg per minggu dapat mengurangi risiko ini.

    5. Osteoartritis

    Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang banyak melibatkan lutut, pinggang atau tulang belakang.

    Bila kamu memlíliki berat badan berlebih, maka beban yang ditopang oleh sendi-sendi tersebut akan meningkat dan menyisihkan jaringan tulang rawan yang sebenarnya berfungsi untuk melindungi sendi ini.

  • Prediksi Tren Diet Terbaik 2025, Badan Kurus Bonus Panjang Umur

    Prediksi Tren Diet Terbaik 2025, Badan Kurus Bonus Panjang Umur

    Jakarta

    Diet terbaik bukan hanya tentang penurunan berat badan dengan cepat. Diet ini juga menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

    Setiap tahun, puluhan dokter gizi dan pakar diet di Amerika Serikat merilis prediksi pola makan yang akan populer. Ada beberapa prediksi tren diet populer di tahun 2025 yang mereka temukan dan dirilis oleh U.S. News and World Report.

    Para panel ahli ini sepakat bahwa pola makan terbaik adalah yang bergizi lengkap dan mencakup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang masing-masing berperan penting dalam fungsi tubuh.

    “Sistem evaluasi peringkat Diet Terbaik yang diperbarui mencerminkan beragam kebutuhan dan tujuan individu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor di luar penurunan berat badan,” kata Gretel Schueller, redaktur pelaksana kesehatan di U.S. News dikutip dari CNN.

    Diet Mediterania telah memenangkan penghargaan tertinggi diet terbaik sejak tahun 2019 karena fokusnya pada pola makan seimbang sambil menekankan pentingnya makan bersama keluarga dan teman dan aktivitas sehari-hari juga latihan. Diet ini juga mengurangi konsumsi makanan manis dan merekomendasikan sejumlah kecil produk susu dan daging, terutama daging merah.

    Laporan tahun 2025 juga memasukkan peringkat baru untuk pola makan yang dirancang untuk membantu kondisi kronis seperti radang sendi, divertikulitis, penyakit hati berlemak dan sindrom iritasi usus besar, atau tahapan kehidupan seperti menopause.

    Prediksi tren diet 2025

    1. Diet Mediterania

    Diet Mediterania berfokus pada kualitas dan gaya hidup, bukan pada satu kelompok nutrisi atau makanan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa model pola makan ini mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis tertentu, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2, sekaligus meningkatkan umur panjang dan meningkatkan kualitas hidup.

    2. Diet DASH

    Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) adalah rencana makan fleksibel dan seimbang yang dikembangkan oleh National Heart, Lung and Blood Institute. Diet DASH adalah rencana makan untuk menurunkan atau mengontrol tekanan darah tinggi. Pola makan ini menekankan makanan yang lebih rendah sodium serta makanan yang kaya potasium, magnesium dan kalsium, nutrisi yang membantu menurunkan tekanan darah.

    3. Diet Flexitarian

    Diet Flexitarian adalah pola makan yang menganjurkan konsumsi sebagian besar makanan nabati, namun tetap memperbolehkan daging dan produk hewani lainnya dalam jumlah sedang.

    4. Diet MIND

    Diet MIND, yang merupakan singkatan dari Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay, menggunakan dua pola makan yang telah terbukti, DASH dan Mediterranean, yang berfokus pada makanan yang meningkatkan kesehatan otak sehingga berpotensi menurunkan risiko penurunan mental.

    (kna/kna)