Topik: diabetes

  • Tips Sehat untuk Pasien Jantung Koroner Pasca Pasang Stent – Halaman all

    Tips Sehat untuk Pasien Jantung Koroner Pasca Pasang Stent – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA —  Selain pengobatan medis, gaya hidup sehat sangat penting dalam menjaga kesehatan jantung.

    Hal ini disampaikan dokter spesialis jantung dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Tito Phurbojoyo, Sp.JP (K), FIHA yang baru-baru ini melakukan tindakan Intravascular Lithotripsy (IVL).

    Tindakan ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi jantung dengan pengapuran yang kompleks.

    Dokter Tirto menerangkan, pembuluh darah koroner yang kaku dan keras menyebabkan pemasangan stent menjadi sulit, karena pembuluh darah tidak dapat dikembangkan dengan optimal.

    Stent yang tidak dikembangkan secara optimal, di kemudian hari dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam stent (dikenal dengan istilah instent thrombosis) atau penyempitan kembali (dikenal dengan istilah instent restenosis).

    “IVL memungkinkan kami untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah akibat endapan kapur yang keras, sehingga stent dapat terpasang dengan baik dan aliran darah ke jantung kembali lancar. Ini adalah salah satu terobosan besar dalam pengobatan penyakit jantung koroner,” kata dia ditulis di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Alat ini menggunakan gelombang energi ultrasonik yang dipancarkan melalui balon kecil yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang menyempit.

    Prosedur ini minimal invasif, lantaran dilakukam melalui kateter kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah pada tangan. Prosedur ini tidak memerlukan pembedahan besar sehingga memungkinkan pemulihan yang lebih cepat.

    Berikut beberapa tips yang dapat diikuti oleh pasien jantung koroner:

    1. Diet Sehat untuk Jantung 

    Ilustrasi diet sehat. (Harvard Edu)

    Konsumsilah makanan rendah lemak jenuh, perbanyak serat dari buah, sayur, dan biji-bijian, serta pilih lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat. Kurangi makanan asin untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.

     2. Aktivitas Fisik Teratur 

    Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperkuat jantung dan menjaga berat badan ideal. Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga.

     3. Mengelola Stres 

    Ilustrasi stres (Mindful.org)

    Stres dapat mempengaruhi kesehatan jantung, jadi penting untuk mencari cara relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk menjaga keseimbangan mental.

    4. Kontrol Berat Badan dan Tekanan Darah 

    Ilustrasi seseorang yang berusaha menambah berat badan (parapuan.co)

    Menjaga berat badan sehat dan mengontrol tekanan darah sangat penting dalam mengurangi beban pada jantung. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan untuk memantau kondisi jantung.

    Penyebab Jantung Koroner

    Penyakit jantung koroner masih menjadi penyakit dengan risiko kematian tertinggi di dunia.

    Penyakit jantung koroner memiliki berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, serta gaya hidup tidak sehat memperburuk prevalensinya.

    Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner yang berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung, mengalami penyempitan akibat penumpukan plak (dikenal dengan istilah plak aterosklerosis).

    Kondisi ini membuat pasien akan mengalami gejala nyeri dada (angina pektoris) atau sesak napas, bahkan pada keadaan yang lebih berat bisa mengalami serangan jantung atau kematian mendadak.

     

  • Terungkap Lewat Studi, Orang Kesepian Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung-Diabetes

    Terungkap Lewat Studi, Orang Kesepian Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung-Diabetes

    Jakarta

    Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahaya kesepian jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga diabetes. Data yang ditemukan dalam penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan antara kesepian yang berkelanjutan dengan beberapa kadar protein tertentu yang lebih tinggi dan terkait dengan penyakit dan kematian.

    Secara umum protein adalah kandungan nutrisi yang penting untuk tubuh, namun ahli berpendapat ada beberapa jenis protein tertentu yang kadarnya harus dipantau. Beberapa di antaranya seperti GFRA1, ADM, FABP4, TNFRSF10A, and ASGR1

    Menggunakan data UK Biobank yang dikumpulkan dari 42 ribu peserta, para peneliti mengukur kadar protein setiap individu, penanda penting dari banyak kondisi kesehatan, untuk memahami korelasi antara isolasi sosial dan kesepian dengan kesehatan mereka secara keseluruhan.

    Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta tingkat pendidikan, para peneliti menemukan 175 protein yang terkait dengan isolasi sosial dan 26 protein yang terkait dengan kasus kesepian.

    Kadar yang lebih tinggi dari sebagian besar protein ini ditemukan pada peserta yang melaporkan isolasi sosial dengan 9,3 persen atau kesepian dengan 6,4 persen. Ini dikaitkan dengan peradangan, respons antivirus, dan sistem kekebalan tubuh.

    “Kami menemukan sekitar 90 persen protein ini terkait dengan risiko kematian,” kata Dr Chun Shen dari Universitas Fudan China dikutip dari Daily Telegraph, Rabu (8/1/2024).

    Studi ini juga melacak kesehatan seluruh peserta dalam kurun waktu 14 tahun. Mereka menemukan bahwa separuh dari jenis protein tersebut berkaitan dengan berbagai masalah.

    Temuan ini memperlihatkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik dan mengurangi kesepian untuk meningkatkan tingkat kesehatan secara keseluruhan.

    “Yang perlu diperhatikan, lebih dari setengah protein ini secara prospektif dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, stroke, dan mortalitas selama tindak lanjut 14 tahun,” tulis peneliti.

    “Saya pikir pesannya adalah bahwa kita harus mulai membuat orang menyadari bahwa itu (hubungan sosial) adalah bagian dari masalah kesehatan, baik untuk kesehatan mental dan kesejahteraan mereka tetapi juga untuk kesehatan fisik mereka, bahwa mereka harus tetap terhubung dengan orang lain,” jelas Profesor Barbara Sahakian dari Universitas Cambridge.

    (avk/suc)

  • Cara Minum Cuka Apel untuk Kesehatan dan Risiko Efek Sampingnya

    Cara Minum Cuka Apel untuk Kesehatan dan Risiko Efek Sampingnya

    Jakarta

    Cuka apel telah dikenal sebagai salah satu bahan alami yang menawarkan berbagai manfaat kesehatan.
    Mulai dari membantu menurunkan berat badan hingga membantu gangguan pencernaan.

    Namun, untuk mendapatkan manfaat dari cuka apel, kita perlu mengetahui cara mengkonsumsinya. Untuk itu, simak penjelasannya di bawah ini.

    Cara Terbaik untuk Minum Cuka Apel

    Apple cider vinegar (ACV) atau cuka sari apel adalah sejenis cuka yang berasal dari sari apel yang difermentasi. Manfaat kesehatan yang diklaim dari jenis cuka ini adalah kandungan asam asetatnya.

    Dikutip laman he University of Texas MD Anderson Cancer Center, menurut Ahli gizi kebugaran, Lindsey Wohlford, cuka sari apel dianggap aman jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Berikut adalah beberapa cara untuk minum cuka apel:

    1. Encerkan Cuka Apel dalam Minuman

    Mengutip laman, jika memilih untuk minum cuka apel, pastikan cuka diencerkan dengan cairan lain. Wohlford, menyarankan cuka apel tidak dicampur lebih dari satu sendok makan cuka sari apel ke dalam 8 ons air, teh, atau cairan lain. Jadi, jangan minum lebih dari satu porsi sehari.

    2. Gunakan Dalam Memasak

    Cuka apel juga bisa dikonsumsi sebagai tambahan makanan, cuka apel bisa digunakan dalam:

    Saus salad.Saus.Bumbu perendam.Manfaat Cuka Apel

    Dilansir laman WebMD, berikut merupakan manfaat minum cuka apel:

    Membantu menurunkan berat badan.Membantu menurunkan gula darah.Membantu menurunkan kolesterol.

    Di sisi lain, masyarakat juga minum cuka sari apel untuk tujuan yang belum banyak diteliti dan belum terbukti efektif. Beberapa kegunaannya cuka sari apel di antaranya:

    Meringankan refluks asam.Membantu meningkatkan kesehatan rambut.Membantu menurunkan tekanan darah.Membunuh kuman.Meredakan eksim.

    Penelitian yang mendukung manfaat kesehatan dari cuka apel masih dalam skala kecil. Sebagian besar juga hasilnya belum meyakinkan.

    Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih banyak dan lebih besar lagi mengenai manfaatnya.

    Dosis dan Waktu Terbaik Minum Cuka Apel

    Manfaat kesehatan yang diklaim dari ACV dan jenis cuka lainnya disebabkan oleh bahan utamanya: asam asetat. Menurut tinjauan tahun 2016 oleh Anuar Samad, dkk, yang dimuat Sciencedirect, menemukan bahwa minum 15 ml atau 1 sendok makan asam asetat setiap hari, biasanya sudah cukup untuk melihat potensi manfaat kesehatannya bagi seseorang.

    Namun, dosis minum cuka apel yang tepat bergantung pada kondisi yang ingin diobati seseorang. Oleh sebab itu, konsultasikanlah dengan dokter sebelum menambahkan cuka aprl ekstra ke dalam makanan mereka atau mengonsumsi dosis yang lebih besar untuk keperluan medis.

    Pasalnya, ACV mungkin tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu. Karena berpotensi berinteraksi dengan beberapa obat.

    Efek Samping Minum Cuka Apel

    Terdapat kekhawatiran mengenai keamanan dan potensi efek samping dari ACV. Mengutip laman Medical News Today, berikut adalah kemungkinan efek samping dari konsumsi cuka apel:

    Iritasi kulit.Erosi email gigi (pengikisan jaringan keras yang menutupi gigi).Interaksi obat, seperti diuretik dan obat diabetes.

    Terdapat kekhawatiran mengenai keamanan dan potensi efek samping dari ACV. Risikonya sebagian besar berkisar pada iritasi kulit dan erosi email gigi.

    (khq/khq)

  • Daftar Penyakit yang Dapat Diperiksa Melalui Program Medical Check Up Gratis 2025

    Daftar Penyakit yang Dapat Diperiksa Melalui Program Medical Check Up Gratis 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah akan meluncurkan program medical check up gratis bagi masyarakat pada Februari 2025. Program ini dirancang untuk memfasilitasi pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan berbagai daftar penyakit yang dapat dideteksi sejak dini.

    Inisiatif ini menjadi salah satu langkah penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Menurut informasi yang disampaikan melalui akun media sosial resmi Partai Gerindra @Gerindra, pelaksanaan program ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

    Pemerintah telah mengalokasikan anggaran dari APBN 2025 sebesar Rp 3,2 triliun untuk mendukung realisasi fasilitas kesehatan tersebut. Dengan adanya medical check up gratis, pemerintah berharap dapat mencegah berbagai kondisi penyakit secara dini, sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.

    Berikut ini daftar penyakit yang dapat diperiksa melalui fasilitas medical check up gratis berdasarkan kelompok usia.

    Medical Check Up untuk Balita
    Pemeriksaan untuk balita mencakup:

    – Pertumbuhan dan perkembangan.
    – Indra pendengaran dan penglihatan.
    – Kesehatan gigi dan mulut.
    – Deteksi hipotiroid kongenital, penyakit jantung bawaan kritis, hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi G6PD, dan talasemia
    – Pemeriksaan kesehatan hati (hepar)

    Medical Check Up untuk Remaja
    Pemeriksaan kesehatan remaja meliputi:

    – Indra pendengaran dan penglihatan.
    – Gigi dan mulut
    – Deteksi talasemia, obesitas, anemia, diabetes melitus, serta hipertensi.
    – Pemeriksaan paru-paru, kesehatan jiwa, kebugaran, dan hepar.

    Medical Check Up untuk Dewasa Usia 18-39 Tahun
    Pemeriksaan bagi dewasa muda mencakup:

    – Diabetes melitus, hipertensi, dan faktor risiko jantung serta strok.
    – Penyakit ginjal kronis dan paru-paru.
    – Deteksi kanker leher rahim dan kanker payudara
    – Osteoporosis, kesehatan jiwa, kebugaran, obesitas, serta kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan).
    – Pemeriksaan gigi, mulut, dan hati (hepar).

    Medical Check Up untuk Dewasa Usia 40-59 Tahun
    Kelompok usia ini mendapatkan pemeriksaan:

    – Diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, serta faktor risiko jantung dan strok.
    – Penyakit ginjal kronis, paru-paru, kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker usus.
    – Pemeriksaan kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan), kesehatan gigi dan mulut, serta obesitas
    – Deteksi osteoporosis, kesehatan jiwa, kebugaran, dan kesehatan hati (hepar).

    Medical Check Up untuk Lansia
    Lansia akan mendapatkan pemeriksaan yang mencakup:

    – Penyakit paru-paru, kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker usus
    – Hipertensi, kolesterol, faktor risiko strok, serta faktor risiko jantung.
    – Penyakit ginjal kronis, obesitas, dan diabetes melitus.
    – Pemeriksaan kesehatan jiwa, kebugaran, kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan), serta kesehatan gigi dan mulut.
    – Deteksi osteoporosis, kesehatan hati (hepar), serta geriatri.

    Itulah daftar penyakit yang bisa diperiksa melalui program medical check up gratis 2025. Dengan adanya program medical check up gratis 2025, pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Program ini diharapkan dapat mengurangi prevalensi penyakit kronis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

  • Cek Resiko Diabetes dan Kanker Payudara Gratis Lewat Medical Check Up, Begini Caranya

    Cek Resiko Diabetes dan Kanker Payudara Gratis Lewat Medical Check Up, Begini Caranya

    Diabetes dan Kanker Payudara menjadi satu di antara penyakit mematikan yang banyak diderita oleh masyarakat.

    Tayang: Rabu, 8 Januari 2025 13:42 WIB

    IST

    Pentingnya Self Care Management Diabetes Bagi pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 

    TRIBUNJATENG.COM – Diabetes dan Kanker Payudara menjadi satu di antara penyakit mematikan yang banyak diderita oleh masyarakat.

    Namun, penyakit ini bisa dideteksi lebih dini dengan skrining Kesehatan atau Medical Check Up.

    Bahkan kini masyarakat bisa mendapatkan Medical Check Up secara gratis saat ulang tahun.

    Program ini merupakan program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan mulai dijalankan pada Februari 2025.

    Masyarakat bisa mendapatkan layanna skrinning kesehatan gratis saat hari ulang tahun di Puskesmas terdekat.

    Masyarakat pun hanya cukup menunjukkan KTP atau mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat.

    Skrining kesehatan orang dewasa fokus mendeteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, penyebab utama kematian perempuan, serta kanker prostat penyebab kematian utama laki-laki di Indonesia.

    Penyakit dan kondisi kesehatan yang diperiksa pada orang dewasa terbagi menjadi dua kelompok usia.

    Berikut rinciannya.

    Usia 18-39 tahun

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Faktor risiko jantung stroke
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis.

    Usia 40-59 tahun 

    Indera pendengaran
     Indera penglihatan
     Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Hepar
    Osteoporosis.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’5′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’5′,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya. (*)

  • Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya.

  • Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Mulai 2025, usia pensiun pekerja di Indonesia resmi menjadi 59 tahun yang sebelumnya 58 tahun.

    Aturan ini merujuk pada peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

    Perubahan ini bertujuan untuk memperpanjang masa aktif pekerja dengan harapan pekerja bisa menyiapkan keuangan dan perlindungan di masa tua lebih matang.

    Misalkan menyiapkan dana pensiun atau melunasi utang.

    Bisakah di usia 59 tahun seseorang  efektif bekerja?

    Merujuk data dari WHO disebutkan bahwa usia produktif seseorang berlangsung pada usia 15-64 tahun, dimana usia tersebut seseorang bisa dengan efektif dan efisien dalam beraktivitas sehari-hari dan bekerja.

    Sementara di Indonesia usia Angkatan kerja berada pada rentang usia 19 – 64 tahun.

    Di berbagai negara, usia produktif merupakan penggerak kemajuan perekonomian, pendapatan, dan kesejahteraan. 

    Karena itu menjaga kesehatan usia produktif penting dan wajib dilakukan untuk mendukung produktivitas dan kualitas hidup.

    Kesehatan pada rentang usia dewasa ini dipengaruhi oleh pola hidup sehat, seperti makanan sehat dan seimbang, aktivitas fisik teratur, serta pengelolaan stres yang efektif.

    Orang dewasa perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan bergizi,  menjaga berat badan serta kesehatan jantung dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur.

    Stres yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Orang dewasa juga harus belajar cara mengatasi stres dan mencari dukungan ketika dibutuhkan.

    Ilustrasi (dok.)

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan menganjurkan pemeriksaan kesehatan berkala sebagai upaya mencegah dan mengidentifikasi dini kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan medis.

    Orang dewasa perlu memeriksakan kesehatan mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat jika ada keluhan atau tanda-tanda tidak sehat.

    Pola hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan usia produktif dan mendukung produktivitas dan kualitas hidup yang optimal.

    Tidak bisa dipungkiri, usia yang semakin tua membuat perubahan pada fisik dan mental makin terlihat.

    Kondisi umum terjadi bisa berupa gangguan pendengaran, gangguan penglihatan katarak dan kelainan refraksi, nyeri punggung dan leher serta osteoartritis.

    Maupun keluhan berupa penyakit paru obstruktif kronik, diabetes, depresi, dan demensia. Seiring bertambahnya usia, orang cenderung mengalami beberapa kondisi sekaligus.

     

  • Mulai 3 Februari 2025, Warga Jawa Barat Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas – Halaman all

    Mulai 3 Februari 2025, Warga Jawa Barat Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas – Halaman all

    Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat merencanakan, pelaksanaan Medical Check Up (MCU) gratis akan dimulai pada 3 Februari 2025.

    Tayang: Rabu, 8 Januari 2025 11:15 WIB |
    Diperbarui: Rabu, 8 Januari 2025 11:16 WIB

    Freepik

    ilustrasi medical checkup atau cek kesehatan. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat merencanakan, pelaksanaan Medical Check Up (MCU) gratis akan dimulai pada 3 Februari 2025.

    Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan, masyarakat cukup mendatangi Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat sesuai tanggal lahir alias saat berulang tahun, dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Rencananya, MCU gratis ini akan disesuaikan dengan domisili KTP warga dan dilakukan di Puskesmas terdekat. Misalnya, warga di sekitar Gedung Sate akan dilayani di Puskesmas kelurahan di wilayah tersebut,” ujar Bey seusai Rapat Pimpinan, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/1/2025).

    Pemda Provinsi Jawa Barat akan memanfaatkan anggaran dari APBN senilai Rp31 triliun untuk mendukung program MCU gratis ini.

    Bey memastikan, seluruh puskesmas yang ada di Jabar siap melayani MCU gratis bagi masyarakat.

    “Beberapa provinsi lain, pelaksanaan baru dilakukan di satu kota atau satu Puskesmas sehingga terjadi antrean panjang. Kita harapkan di Jawa Barat bisa lebih merata di seluruh Puskesmas, (di Jabar)” katanya.

    Program tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat Jawa Barat, dengan layanan pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan berdasarkan kelompok usia.

    “Pemeriksaan untuk balita tentu berbeda dengan usia 40-59 tahun yang item pemeriksaannya jauh lebih banyak,” kata Bey.

    Cek Kesehatan Gratis pada Balita

    Hipotiroid kongenital
    Penyakit jantung bawaan kritis

    Hiperplasia adrenal kongenital
    Defisiensi G6PD
    Pertumbuhan
    Perkembangan
    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Hepar

    Cek Kesehatan Gratis pada Remaja

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Anemia
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Hepar

    Cek Kesehatan Gratis pada Dewasa (18-39 tahun)

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Faktor risiko jantung stroke
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    Cek Kesehatan Gratis pada Dewasa (40-59 tahun):

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    Cek Kesehatan Gratis pada Lansia (60 tahun ke atas):

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    (Tribunnews.com/Widya)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Daftar Makanan yang Bikin Perut Buncit, Nomor 6 Sering Kali Dikonsumsi

    Daftar Makanan yang Bikin Perut Buncit, Nomor 6 Sering Kali Dikonsumsi

    Jakarta

    Perut buncit imbas penumpukan lemak menyimpan risiko mendatangkan berbagai penyakit sindrom metabolik. Semakin banyak penumpukan lemak perut atau visceral, semakin tinggi pula potensi terkena diabetes dan jantung.

    Penumpukan lemak pada perut disebabkan dari pola makan yang kurang tepat. Makanan yang menyebabkan lemak perut sering kali mengandung banyak gula tambahan dan lemak trans, seperti makanan cepat saji, makanan panggang kemasan, dan permen.

    “Satu penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity Reviews menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kalori berlebihan dan makanan yang sangat lezat (yang diproses secara berlebihan dan sangat beraroma), cenderung memiliki lemak perut berlebih,” kata ahli diet Noah Quezada, RDN.

    “Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa makanan ini mungkin lebih bertanggung jawab atas obesitas perut daripada faktor lainnya,” sambungnya yang dikutip dari Eat This.

    Terdapat sejumlah cara untuk menghempaskan lemak di perut. seperti olahraga dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat dengan menghindari sejumlah makanan tak sehat. Berikut beberapa makanan yang menyebabkan penumpukan lemak dan membuat perut buncit:

    1. Roti

    Sebuah penelitian besar yang melibatkan lebih dari 2.800 orang dewasa menemukan asupan biji-bijian olahan yang lebih tinggi, seperti yang terdapat dalam roti putih, dikaitkan dengan lemak visceral yang lebih tinggi.

    Jika memungkinkan, pilihlah roti yang terbuat dari gandum utuh. Kandungan serat dan biji-bijian yang lebih tinggi akan membuat kenyang lebih lama. Selain itu, bisa juga membantu menurunkan berat badan.

    2. Daging olahan

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa daging olahan, seperti sosis, pepperoni, dan daging olahan lainnya memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Daging olahan dpat meningkatkan risiko kanker kolorektal, hingga menambah lingkar pinggang.

    Penelitian telah menemukan bahwa diet rendah daging olahan dan makanan olahan lainnya (dan tinggi buah dan susu) membantu mencegah penumpukan lemak di perut.

    3. Saus salad kemasan

    Beberapa orang mungkin suka sekali makan salad dengan dressing atau saus salad kemasan. Selain rasanya yang enak, juga praktis untuk dikonsumsi.

    “Tidak semua saus salah itu sehat, dan banyak jenisnya dapat meningkatkan kandungan kalori serta lemak dalam salad tanpa disadari. Ini dapat menyebabkan penambahan berat badan di perut dan menghambat upaya penurunan berat badan,” jelas ahli gizi Trista Best.

    Menurut Harvard Health, mengganti lemak jenuh dan lemak trans dengan lebih banyak lemak tak jenuh ganda (sebagai bagian dari diet seimbang) dapat membantu menurunkan lemak perut. Banyak saus salad botolan mengandung banyak lemak trans dan lemak jenuh, jadi menggantinya dengan saus berbasis tak jenuh ganda seperti minyak zaitun dapat membantu.

    “Saat memilih saus salad, pilih cuka, pilihan balsamic, atau perasan lemon untuk menambah rasa,” tambah Best.

    4. Kue dalam kemasan

    Kue kemasan seperti muffin, danish, atau donat umumnya mengandung kadar lemak trans dan gula tambahan yang tinggi. Satu penelitian menemukan bahwa mengkonsumsi roti gulung yang mengandung banyak lemak trans dapat meningkatkan lemak tubuh dan berat badan pada wanita pascamenopause yang sudah obesitas.

    Untuk menghindari asupan lemak trans, pilihlah kue kering buatan sendiri yang dibuat dengan bahan-bahan yang lebih sehat.

    5. Es krim

    Es krim menjadi salah satu makanan manis yang disukai banyak orang. Tapi, ternyata makan es krim terlalu banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan dan lemak di perut.

    “Es krim adalah makanan lain yang dapat menyebabkan penumpukan lemak perut karena mengandung banyak gula dan lemak jenuh, dan sangat mudah untuk dimakan berlebihan,” terang Quezada.

    6. Fast food

    Penyebab lemak trans salah satunya berasal dari pilihan gorengan di jaringan fast food atau makanan cepat saji. Hal ini dapat menyebabkan banyak lemak di perut jika dikonsumsi rutin.

    Makanan cepat saji dianggap sebagai makanan ultra-olahan, yang menurut penelitian berkaitan dengan peningkatan lemak visceral yang ditemukan di sekitar organ perut.

    Selain itu, sebuah penelitian dari Journal of Preventive Medicine and Hygiene juga menyimpulkan bahwa makanan cepat saji menyebabkan risiko lebih besar untuk obesitas perut.

    (sao/suc)