Warga Rusunawa Marunda: Pindah ke Sini Malah Susah, Dulu di Kolong Jembatan Bisa Makan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rohiah (57), bukan nama sebenarnya, seorang warga
Rusunawa Marunda
, Jakarta Utara, membandingkan kehidupannya sebelum dan sesudah direlokasi dari kolong jembatan Kampung Walang, Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, pada 2017.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan setelah tinggal di Rusunawa Marunda.
“Mending saya tinggal di kolong jembatan lagi, tapi rezeki saya Alhamdulillah, buat makan enak,” ujar Rohiah kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2025).
“Pas pindah ke sini, saya enggak bisa apa-apa, enggak bisa bergerak. Sebenarnya, saya mau enggak mau pindah ke sini karena terpaksa. Di sini malah blangsak saya,” tambahnya.
Sebelum direlokasi, Rohiah dan suaminya berdagang di kawasan Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat.
Namun, setelah dipindahkan ke Rusunawa Marunda, mereka tidak bisa lagi berdagang.
Jarak yang jauh dari tempat usaha lama menjadi kendala utama, ditambah biaya transportasi yang tidak sebanding dengan penghasilan mereka.
Rohiah mengungkapkan bahwa pemerintah sempat menjanjikan tempat usaha dan pekerjaan bagi keluarganya, tetapi janji tersebut tak pernah terwujud.
“Saya dijanjikan akan dikasih tempat usaha, pekerjaan untuk anak atau suami. Ternyata semua itu nol, tidak ada,” katanya.
Saat ini, satu-satunya sumber pendapatan Rohiah berasal dari anaknya yang bekerja sebagai kernet.
“Kalau ada kerjaan, anak saya dikasih Rp 50.000. Itu pun kadang dua atau tiga hari sekali. Itu bukan cukup untuk makan saya dan suami,” ungkapnya.
Selama tujuh tahun terakhir, Rohiah tidak mampu membayar cicilan bulanan unitnya di Rusunawa Marunda. Tunggakannya kini mencapai Rp 15 juta.
Kesulitan membayar cicilan ini diperparah dengan kondisi suaminya yang menderita diabetes hingga mengalami kelumpuhan.
“Dari pertama datang ke sini, dia memang sudah sakit diabetes, tapi belum lumpuh. Sekarang sudah tidak bisa usaha sama sekali,” jelasnya.
Selain merawat suaminya, Rohiah juga mengasuh tiga cucunya, termasuk satu anak yang bukan dari keluarga kandungnya, tetapi ia rawat setelah orangtuanya meninggal dunia.
Karena menunggak selama bertahun-tahun, unit tempat tinggal Rohiah disegel oleh pihak berwenang lima bulan lalu.
Namun, ia dan keluarganya tetap bertahan di dalam rusun tersebut.
“Sampai sekarang masih disegel. Saya diminta bayar, bahkan pernah diberi ultimatum, ‘Kalau enggak bayar, harus keluar’. Tapi saya bilang, ‘Kalau disuruh keluar, saya mau tinggal di mana? Suami saya sakit’,” ujarnya.
Kini, Rohiah hanya bisa berharap pemerintah memberikan keringanan terkait tunggakannya, termasuk penghapusan bunga yang terus bertambah bagi para warga yang kesulitan membayar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: diabetes
-
/data/photo/2024/07/18/669879a121cb0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Rusunawa Marunda: Pindah ke Sini Malah Susah, Dulu di Kolong Jembatan Bisa Makan Megapolitan 8 Februari 2025
-

8 Manfaat Kolang-kaling bagi Tubuh dan Cara Mengolahnya yang Tepat
Jakarta – Kolang-kaling atau disebut juga buah atap merupakan salah satu camilan yang populer di masyarakat. Selain rasanya manis dan lezat, kolang-kaling mengandung sejumlah nutrisi yang baik untuk tubuh.
Namun, cara mengolah kolang-kaling juga tidak boleh sembarangan. Soalnya, kandungan gizi dan nutrisi di dalamnya bisa hilang jika tidak diolah secara tepat.
Lantas, apa saja manfaat kolang kaling bagi tubuh? Lalu bagaimana cara mengolah kolang-kaling yang benar? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Manfaat Kolang-kaling untuk Tubuh
Ada sejumlah manfaat dari mengkonsumsi kolang-kaling untuk tubuh, mulai dari menjaga kesehatan pencernaan hingga mengontrol kadar gula darah. Simak selengkapnya di bawah ini:
1. Menjaga Kesehatan Pencernaan
Dilansir Health Benefits Times, mengkonsumsi kolang-kaling dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan. Sebab, buah ini mengandung serat tinggi yang efektif mengobati sembelit.
Disarankan mengkonsumsi 5-10 butir kolang-kaling per hari dapat membantu menghindari sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.
2. Baik untuk Diet
Selain dapat menjaga kesehatan pencernaan, mengkonsumsi kolang-kaling juga baik untuk detikers yang sedang diet. Sebuah penelitian mengungkapkan dalam 100 gram kolang-kaling mengandung sekitar 0,69 gram protein, 4 gram karbohidrat, 1 gram kadar abu, dan 0,95 gram serat kasar.
Kandungan gelatin dalam kolang-kaling dapat memberikan efek rasa kenyang lebih lama, sehingga dapat meredakan hawa nafsu makan berlebih. Hal tersebut dapat membantu detikers yang sedang diet agar tidak makan berlebihan.
3. Mengontrol Kadar Gula Darah
Mengutip laman uma.ac.id, kolang-kaling dapat mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil. Menurut penelitian dalam uji laboratorium, kolang-kaling mengandung senyawa polisakarida glukomanan yang dapat menurunkan kadar gula darah sekaligus mencegah diabetes.
4. Meredakan Radang Sendi
Manfaat kolang-kaling berikutnya adalah dapat meredakan penyakit radang sendi. Hal ini berkat zat galaktomanan pada kolang-kaling yang berkhasiat meredakan penyakit radang sendi. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan khasiat tersebut.
5. Mencegah Kekurangan Cairan
Kolang-kaling mengandung air mencapai 94%, sehingga terasa segar saat dikonsumsi. Kandungan air yang banyak juga dapat mencegah kekurangan cairan pada tubuh. Untuk bisa merasakan khasiatnya, disarankan mengkonsumsi kolang-kaling dengan cara direbus tanpa menambah gula atau pemanis lainnya.
6. Mencegah Osteoporosis
Osteoporosis menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang orang lanjut usia (lansia). Sebagai bentuk pencegahan sejak dini, disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, salah satunya kolang-kaling.
Sebab, kolang-kaling mengandung 91 miligram kalsium yang diyakini dapat mencegah kemungkinan osteoporosis. Namun, sebaiknya imbangi juga dengan olahraga teratur dan makan-makanan bergizi agar tulang tetap sehat.
7. Meredakan Panas Dalam
Manfaat lain dari kolang-kaling adalah mampu meredakan panas dalam. Hal ini berkat kandungan air yang tinggi, sehingga bisa bermanfaat meredakan panas dalam sekaligus membuat tubuh segar.
8. Menjaga Kesehatan Kulit
Mengkonsumsi kolang-kaling dapat membantu menjaga kesehatan kulit. Kandungan airnya yang banyak dapat mencegah kulit kering, sehingga tetap terasa lembap.
Selain itu, sifat anti inflamasi yang terdapat pada kolang-kaling dipercaya dapat meredakan kulit kemerahan akibat terbakar sinar matahari.
Cara Mengolah Kolang-kaling yang Tepat
Kolang-kaling mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Selain tinggi kadar air, buah ini juga kaya akan serat, karbohidrat, mineral, dan multivitamin.
Maka dari itu, sebaiknya jangan mengolah kolang-kaling secara berlebihan karena dapat menghilangkan kandungan gizinya. Sebagai contoh, kolang-kaling ditambahkan gula atau sirup terlalu banyak agar rasanya menjadi manis, tetapi justru menghilangkan nutrisinya.
Mengutip catatan detikHealth, sebenarnya sah-sah saja menambah gula atau sirup ke dalam kolang-kaling, asalkan jangan berlebihan. Sebab, kadar gula yang berlebih juga berisiko memicu penyakit berbahaya seperti diabetes.
Agar khasiat dari kolang-kaling dapat dirasakan tubuh, disarankan mengolah kolang-kaling dengan cara direbus selama 10-15 menit. Boleh ditambahkan gula pasir secukupnya agar memberikan rasa manis.
Demikian delapan manfaat kolang-kaling bagi tubuh dan cara mengolahnya yang tepat. Semoga bermanfaat!
(ilf/fds)
-

Pria di AS Jadi Pasien Kedua yang Bertahan Hidup usai Cangkok Ginjal Babi
Jakarta –
Seorang pria di New Hampshire, Amerika Serikat, menjadi orang kedua yang berhasil hidup usai menerima transplantasi ginjal babi. Ia menjalani prosedur tersebut pada 25 Januari 2025 dan sudah pulih dengan baik.
“Ketika saya terbangun di ruangan pemulihan, saya seperti menjadi manusia baru,” tutur pria 66 tahun itu, dikutip dari AP News.
Saat memantau pemulihan Andrews, para dokter di Mass General Brigham mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan dua transplantasi tambahan dalam studi percontohan mereka. Mereka menggunakan ginjal babi yang telah diubah gennya, dipasok oleh perusahaan bioteknologi eGenesis.
Kondisi Awal Andrews
Sebelumnya, Andrews mengalami gagal ginjal dua tahun lalu. Selama itu, ia berjuang melawan kelelahan dan komplikasi akibat dialisis.
Pria itu sebenarnya masuk dalam daftar penerima transplantasi. Namun, peluangnya untuk mendapatkan donor sangat kecil karena tidak ada kecocokan golongan darah.
Padahal kala itu kondisi Andrews sudah semakin parah. Bahkan, ia sempat mengalami serangan jantung.
“Saya telah melihat kematian di depan mata, tetapi saya siap untuk berjuang,” kata Andrews.
Melihat kesehatannya terus menurun, Andrews bertanya kepada Mass General tentang ketersediaan ginjal babi. Ahli nefrologi transplantasi Mass General, Dr Leonardo Riella, mengatakan kondisi Andrews sudah lemah.
Ia juga tengah berjuang melawan diabetes, termasuk ulkus kaki diabetik yang penyembuhannya lambat, sehingga rentan menjalani prosedur semcam itu. Sebab, kondisinya harus dipastikan sehat untuk bisa menjadi kandidat penerima ginjal babi.
Andrews memulai terapi fisik dan kembali enam bulan kemudian, dengan berat badan yang sudah turun sekitar 13 kg. Dengan kondisi tersebut, ia akhirnya memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi.
“Jantung Andrews dalam kondisi baik,” tutur Riella.
Proses Transplantasi Ginjal Babi
Andrews merasa gugup menjelang prosedur transplantasinya. Ia pun meminta saran dari satu-satunya orang yang berhasil hidup dengan ginjal babi, yaitu pasien dari NYU Towana Looney.
Melalui panggilan telepon, keduanya berdoa bersama serta berkomunikasi sebelum dan sesudah prosedur. Andrews mengatakan Looney memintanya untuk tetap kuat.
Dokter mengatakan ginjal babi yang ada di tubuh Andrews berubah menjadi merah muda. Setelahnya, ginjal dapat memproduksi urine dan mengeluarkan kotoran tanpa tanda-tanda penolakan.
Andrews menghabiskan seminggu setelah keluar dari rumah sakit di sebuah hotel di Boston untuk pemeriksaan harian, dan diharapkan dapat segera kembali ke New Hampshire.
Menurut Riella, masih terlalu dini untuk mengetahui bagaimana Andrews bertahan dengan ginjal babi tersebut. Jika menunjukkan tanda-tanda kegagalan, dia masih memenuhi syarat untuk transplantasi dengan ginjal dari manusia.
(sao/naf)
-

Hati-Hati, Konsumsi Seblak Berlebihan Bisa Picu Masalah Ginjal dan Pencernaan
JAKARTA – Seblak termasuk camilan khas Indonesia yang banyak digemari, terutama di kalangan anak muda. Hidangan berbahan dasar kerupuk yang direbus ini biasanya disajikan dengan kuah pedas dan tambahan seperti telur, ayam, atau sosis.
Meskipun lezat, konsumsi seblak secara rutin perlu diperhatikan karena dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Lingga Ramot Gumelar, SpPD, mengungkapkan bahwa konsumsi seblak secara rutin atau makanan lain yang mengandung penyedap rasa berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan ginjal.
“Asupan garam dan gula yang dikonsumsi secara berlebihan bisa memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” jelas dr. Lingga seperti dikutip ANTARA.
Menyoroti tren di kalangan anak muda yang gemar mengonsumsi seblak dan minuman manis, dr. Lingga menegaskan bahwa kebiasaan tersebut berisiko meningkatkan angka kejadian hipertensi dan diabetes. Kedua penyakit ini menjadi pemicu utama gangguan ginjal kronis yang semakin banyak terjadi.
Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, mencapai 19,5 juta orang. Angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28,6 juta orang pada tahun 2045. Sementara itu, data dari Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen.
Dr. Lingga menjelaskan hipertensi dan diabetes menyebabkan ginjal bekerja lebih keras dalam menyaring racun dan limbah dari tubuh. Jika kondisi ini terus berlangsung tanpa pengelolaan yang baik, risiko gagal ginjal akan semakin besar.
Selain berdampak pada ginjal, konsumsi seblak yang tinggi akan garam, penyedap rasa, serta cabai juga dapat menimbulkan masalah pencernaan. Lambung menjadi organ pertama yang terdampak akibat konsumsi makanan pedas dan berbumbu tajam secara berlebihan, yang dapat menyebabkan iritasi lambung hingga peningkatan produksi asam lambung.
“Mengonsumsi makanan pedas secara terus-menerus bisa menyebabkan iritasi lambung. Walaupun efeknya ke ginjal tidak langsung, gangguan pencernaan seperti asam lambung naik adalah masalah yang lebih dulu muncul,” tambahnya.
Untuk menjaga kesehatan ginjal dan tubuh secara keseluruhan, dr. Lingga merekomendasikan agar masyarakat mulai membatasi konsumsi garam, gula, serta lemak berlebih. Selain itu, menjaga kecukupan asupan air putih dan rutin berolahraga sangat dianjurkan.
“Jenis olahraga perlu disesuaikan dengan usia. Jika sudah di atas 40 tahun, pilih yang lebih ringan, seperti jalan santai atau senam. Untuk yang lebih muda, bisa melakukan olahraga seperti bulu tangkis, basket, atau sepak bola,” tutupnya.
-

Hadapi Tantangan Global, Warga Diimbau Sadar Risiko Bencana, Kesehatan, hingga Krisis
loading…
Menghadapi tantangan global sekaligus membangun Indonesia, masyarakat diminta sadar risiko mulai dari bencana alam, kesehatan, krisis ekonomi, hingga perubahan iklim. Foto: Ist
JAKARTA – Menghadapi tantangan global sekaligus membangun Indonesia, masyarakat diminta sadar risiko mulai dari bencana alam, kesehatan, krisis ekonomi, hingga perubahan iklim. Pendekatan sadar risiko semakin relevan dalam membangun Indonesia yang berkelanjutan.
Hal itu diungkap dalam diskusi publik “Membangun Indonesia Tangguh: Penerapan Paradigma Sadar Risiko dalam Pembangunan Berkelanjutan” di Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2025).
“Kita harus sadar bahwa isu mengenai risiko ini harus masuk cara pandang kita melihat ke depan. Untuk mengatasinya, tidak ada pilihan lain kecuali kita berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, industri, masyarakat, NGO, media, dan akademisi. Kita mencari solusi, bahu membahu untuk mengatasi risiko yang tampak maupun tidak tampak ke depan,” ujar Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) Dimas Syailendra R.
Termasuk mempersiapkan diri menuju visi besar Indonesia Emas 2045. Pengelolaan risiko harus menjadi prioritas utama untuk memastikan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan berbasis mitigasi risiko.
“Ada banyak risiko yang tersembunyi tetapi nyata. Contoh risiko kesehatan. Hari ini pembunuh nomor satu di Indonesia adalah jantung, penyakit yang disebabkan gaya hidup. Bagaimana isu ini ketika tidak ditangani? Selama ini kita makan dengan tidak memperhatikan gula, garam, atau masih melakukan kebiasaan merokok, maka 70 persen populasi yang masuk dalam masa produktif itu akan terancam,” ungkap Dimas.
Jika risiko tersebut tidak segera mendapatkan perhatian khusus, maka Visi Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi impian kosong. Langkah konkret dan strategi tepat perlu segera diambil agar target pembangunan dan kesejahteraan nasional dapat tercapai sesuai harapan.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMK) Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami menuturkan kurangnya literasi dan sikap abai terhadap berbagai potensi risiko menyebabkan banyak ancaman tidak diantisipasi dengan baik.
Hal ini dapat berdampak serius terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga keberlanjutan pembangunan. “Misalnya di pembangunan kesehatan, penyakit tidak menular itu adalah penyumbang terbesar kematian. Apakah diabetes, stroke, jantung, semuanya itu dari pola makan yang tidak sehat. Karena itu kami memberi penekanan betul bahwa faktor risiko dikurangi dan dicegah,” ujar Amich.
Anggota DPR dari Komisi XI Puteri Anetta Komarudin menekankan urgensi kebijakan yang berbasis kesadaran risiko untuk memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi nasional. Pemahaman yang baik terhadap berbagai potensi risiko baik sektor keuangan maupun pembangunan sangat penting agar langkah-langkah antisipatif dapat diterapkan secara efektif.
-

Cek Kesehatan Gratis Dimulai 10 Februari, Apa Saja yang Diperiksa?
Jakarta –
Program cek kesehatan gratis (CKG) bakal dimulai Senin (10/2/2025), serentak di seluruh puskesmas Indonesia, terkecuali bagi anak usia sekolah rentang 7 hingga 17 tahun. Pemerintah menyesuaikan pemberian cek kesehatan gratis pada kelompok tersebut dengan periode ajaran baru Juli 2025.
Cek kesehatan gratis terbagi ke dalam tiga kategori. Apa bedanya? Berikut rangkumannya:
Cek kesehatan gratis ulang tahun (10 Februari 2025)
Cek kesehatan kategori tersebut hanya diberikan pada usia 0-6 bulan dan usia 18 tahun ke atas. Nantinya, notifikasi akan diberikan pada aplikasi SATUSEHAT, untuk kemudian mendapatkan jadwal pelayanan di puskesmas sesuai domisili.
Cek kesehatan gratis ulang tahun selambatnya dilakukan 30 hari setelah hari ulang tahun. Khusus untuk mereka yang ulang tahun di bulan Januari, Februari, dan Maret, diberikan waktu hingga April.
Cek kesehatan gratis usia sekolah (Juli 2025)
Cek kesehatan gratis usia sekolah diberikan pada usia 7 hingga 17 tahun. Pemerintah menyesuaikan pemberian CKG dengan tahun ajaran baru. Mulai tahun ini, di Jui 2025.
Cek kesehatan gratis khusus
Sementara untuk cek kesehatan gratis khusus diprioritaskan bagi ibu hamil dan balita di puskesmas dan posyandu. Sudah dimulai sejak awal Februari 2025.
Kuota dan Cara Pendaftaran
Pemerintah hanya menyediakan 30 kuota di setiap puskesmas per hari, untuk pendaftaran di aplikasi SATU SEHAT. Hal ini juga mengantisipasi kemungkinan penambahan kuota layanan bagi mereka yang langsung mendatangi puskesmas.
“Kita tetapkan kuota maksimal pendaftaran digital 30 per hari, melalui SATUSEHAT mobile,” tandas Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI Maria Endang Sumiwi dalam konferensi pers Jumat (7/2/2025).
Cara mendaftar program cek kesehatan gratis terbagi menjadi dua. Melalui aplikasi SATU SEHAT, pengguna diharapkan mendaftar dan mengisi profil lengkap terlebih dahulu.
Berikut langkah-langkahnya:
Cari ikon pemeriksaan kesehatan gratis
Mengisi identitas lengkapMemilih tanggalMemilih lokasi puskesmas sesuai domisiliTiket cek kesehatan gratis terbit
Bagi anggota keluarga yang belum memiliki smartphone, termasuk usia anak maupun lansia, bisa ikut ditambahkan dalam SATUSEHAT keluarga yang bersangkutan, dengan cara berikut:
Masuk ke profilPilih profil tertautKlik tambah profilIsi data profilProfil berhasil ditambahkan
Daftar Melalui WhatsApp
Opsi lain bisa melalui WhatsApp Kemenkes RI di nomor 0811 10 500 567 lalu memilih menu cek kesehatan gratis, terus mengikuti petunjuk selanjutnya untuk pendaftaran sampai mendapatkan tiket cek kesehatan gratis.
Apa Saja yang Diperiksa?
Bagi kategori cek kesehatan gratis bayi baru lahir, sedikitnya ada enam pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
Jenis pemeriksaan yang akan diberikan untuk bayi baru lahir, meliputi deteksi dini hormon tiroid, G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency atau defisiensi enzim G6PD), penyakit jantung bawaan, dan skrining untuk memantau pertumbuhan anak.
Balita dan Anak Prasekolah
Jenis pemeriksaan yang akan diberikan, meliputi skrining tuberkulosis (penyakit infeksi paru), pemeriksaan pendengaran, penglihatan, dan kondisi gigi. Jika diperlukan, juga akan dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi thalasemia (kelainan darah) dan diabetes melitus (penyakit gula darah tinggi).
Untuk remaja dan dewasa, pemeriksaan yang akan diberikan meliputi tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, pemantauan risiko kardiovaskular (masalah terkait jantung dan pembuluh darah), fungsi paru untuk mendeteksi tuberkulosis dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), serta deteksi dini kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus.
Lansia akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan fungsi indra (pendengaran, penglihatan), kesehatan jiwa, hati, geriatri (penilaian kesehatan orang tua), deteksi gangguan kardiovaskular, paru, dan kanker.
(naf/kna)
-

Warga Jateng, Begini Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis Jika Tak Punya HP – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) secara serentak akan dilaksanakan mulai Senin, 10 Februari 2025.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sendiri memastikan sebanyak 881 puskesmas siap mendukung program CKG tersebut.
Bagi warga Jateng yang akan melakukan cek kesehatan gratis dapat mempersiapkan aplikasi SATUSEHAT Mobile di Smartphone atau HP.
Lantas, bagaimana jika tidak mempunyai HP?
Sementara itu, bagi balita, anak prasekolah, lansia, dan penyandang disabilitas, dapat mendaftar melalui orang tua atau sanak keluarga.
Adapun bayi baru lahir dapat didaftarkan oleh petugas melalui website ASIK.
“Bagi yang tidak punya handphone itu bisa datang langsung, tetapi sekali lagi, dari Puskesmas ada kuota untuk cek kesehatan gratis.”
“Selain menggunakan aplikasi juga bisa menggunakan chat bot Kemenkes RI 0812 7887 8812,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yunita Dyah Suminar, Jumat (7/2/2025) sore.
Selain itu, Dinkes Jateng juga membuka layanan panggilan 0811 262 2000, atau layanan melalui Whatsapp di 0811 2622 200.
“Bagi masyarakat yang belum memahami tentang alur prosedur dan bagaimana download Satu Sehat.”
“Silakan akses nomor tersebut, berharap masyarakat bisa memanfaatkan cek kesehatan gratis di Provinsi Jawa Tengah,” pungkas Yunita.
Apa saja yang diperiksa?
1. Bayi baru lahir usia 0-2 hari: pemeriksaan penyakit jantung bawaan kritis, defisiensi G6PD, penyakit empedu dan saluran empedu, pertumbuhan, hipertiroid kongenital, dan hiperplasia adrenal kongenital.
2. Balita: pertumbuhan, perkembangan, tuberkulosis, telinga, mata, gigi, talasemia, dan diabetes melitus.
3. Dewasa
Tahap satu: tekanan darah, diabetes melitus, gizi, tuberkulosis, kanker payudara, kanker paru, kanker leher rahim, kanker usus besar, PPOK, pemeriksaan telinga, mata, pemeriksaan hati, pemeriksaan calon pengantin, dan gigi.
Tahap dua: pemeriksaan stroke, jantung meliputi profil lipid dan EKG, pemeriksaan ginjal, dan pemeriksaan kanker hati atau sirosis.
4. Khusus lansia, pemeriksaan ditambah dengan cek geriatri.
(Tribunnews.com/Widya)
-

Sempat Dialami Meriam Bellina, Kenali Faktor Pemicu Serangan Jantung
Jakarta –
Akrtis Meriam Bellina menceritakan soal serangan jantung yang pernah dialaminya. Kondisi tersebut terjadi pada 25 November 2024.
“Iya itu 25 November 2024 kemarin kenanya. Jadi, awal mulanya itu kayak gerd sih, aku pikir kan lambung ya. Terus, kok tahu-tahu muntah, nggak enak banget badannya,” jelasnya dalam acara Rumpi di TransTV, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).
Ia mengungkapkan dadanya terasa berat seperti diinjak gajah. Melihat kondisi itu, Meriam langsung dilarikan ke rumah sakit.
Setelah diperiksa di IGD, gejala yang dialami Meriam masih diduga karena masalah lambung. Namun, setelah diberikan obat lambung, keluhannya malah semakin parah.
“Terus makin nggak enak, dada rasanya kayak diinjak gajah, berat banget. Akhirnya EKG dan benar serangan jantung,” tutur wanita 59 tahun itu.
Dikutip dari Mayo Clinic, serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang atau tersumbat secara drastis. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri jantung (koroner).
Endapan lemak yang mengandung kolesterol disebut plak. Terkadang, plak dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah. Kurangnya aliran darah dapat merusak atau menghancurkan sebagian otot jantung.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung. Berikut penjelasannya.
Faktor risiko serangan jantung
1. Usia
Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin mengalami serangan jantung dibandingkan pria dan wanita yang lebih muda.
2. Penggunaan tembakau
Penggunaan tembakau ini termasuk merokok dan paparan asap rokok dalam jangka panjang.
3. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang menuju ke jantung. Tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risikonya.
4. Kolesterol tinggi atau trigliserida
Kadar kolesterolow-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol “jahat” yang tinggi di dalam tubuh kemungkinan besar akan mempersempit arteri. Kadar lemak darah tertentu yang disebut trigliserida juga meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko serangan jantung dapat menurun jika kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik” berada dalam kisaran normal.
5. Kegemukan
Kegemukan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi, serta kadar kolesterol baik yang rendah. Semua faktor tersebut berisiko meningkatkan seseorang terkena serangan jantung.
6. Diabetes
Kadar gula darah meningkat ketika tubuh tidak memproduksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar. Kadar gula darah yang tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.
7. Riwayat keluarga
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua, atau kakek-nenek pernah mengalami serangan jantung dini pada usia 55 tahun untuk pria dan pada usia 65 tahun untuk wanita, seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
8. Kurang berolahraga
Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.
9. Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang mengandung banyak gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung. Makanlah banyak buah, sayur, serat, dan minyak sehat.
10. Stres
Stres emosional, seperti kemarahan yang berlebihan, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
(sao/kna)
-

Studi Terbaru Ungkap ‘Alumni’ COVID-19 Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung
Jakarta –
COVID-19 ternyata masih meninggalkan ketakutan bagi para alumninya. Studi terbaru menyebut, mereka yang pernah terpapar COVID-19 lebih berisiko terkena serangan jantung, bahkan setelah pemulihan.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Radiological Society of North America (RSNA). Studi ini menemukan bukti bahwa ‘serangan’ SARS-CoV-2 dikaitkan dengan percepatan penumpukan plak di arteri koroner, sehingga meningkatkan komplikasi terkait jantung.
“COVID-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 awalnya ditandai dengan cedera paru-paru akut dan gagal napas,” kata penulis senior di studi tersebut, Junbo Ge MD.
Junbo yang Direktur Departemen Kardiologi di Rumah Sakit Zhongshan, Tiongkok ini menambahkan bahwa COVID-19 juga melibatkan respons peradangan ekstrem dan dapat memengaruhi kesehatan sistem kardiovaskular.
Bagaimana Penelitian Ini Dilakukan?
Para peneliti memeriksa perubahan pada jaringan di sekitar arteri koroner menggunakan Coronary Computed Tomography Angiography (CCTA). Tanda-tanda peradangan, penumpukan plak, dan risiko tinggi penyumbatan arteri menjadi fokus yang diperiksa.
Studi ini mengamati 803 pasien yang menjalani CCTA, antara September 2018 dan Oktober 2023 dengan usia rata-rata 63,9 tahun. Tim peneliti menganalisis 2.588 lesi arteri koroner dari 2.108 pasien terinfeksi dan 480 pasien tidak terinfeksi.
Mereka membandingkan terkait volume plak, risiko plak tinggi, peradangan, dan masalah jantung seperti serangan jantung atau prosedur revaskularisasi.
Paparan virus tersebut ternyata diketahui dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Pada pasien dengan SARS-CoV-2, volume plak meningkat lebih cepat daripada mereka yang tidak terinfeksi.
Lesi pada pasien yang terinfeksi memiliki peluang untuk menjadi plak berisiko tinggi (20,1 persen vs 15,8 persen) dan menunjukkan lebih banyak peradangan koroner (27 persen vs 19,9 persen).
Selain itu, pasien yang terpapar COVID-19 juga menunjukkan risiko lebih tinggi kegagalan lesi target (10,4 persen vs 3,1 persen), yang menandakan adanya peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.
“Peradangan setelah COVID-19 dapat menyebabkan pertumbuhan plak berkelanjutan, terutama pada plak berisiko tinggi yang tidak mengalami kalsifikasi,” kata Junbo Ge.
“Pasien dengan infeksi SARS-CoV-2 berisiko lebih tinggi mengalami infark miokard, sindrom koroner akut, dan stroke hingga satu tahun,” sambungnya.
Junbo Ge menambahkan efek ini dapat bertahan lama setelah infeksi, terlepas dari penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, bahkan usia pasien.
(dpy/kna)
-

5 Cara Simpel Kurangi Risiko Sakit Jantung Tanpa Bantuan Obat 5 Cara Simpel Kurangi Risiko Sakit Jantung Tanpa Bantuan Obat
Jakarta –
Jantung merupakan salah satu organ paling vital yang ada di tubuh. Organ ini memiliki tugas utama memompa darah ke seluruh tubuh dan memastikan seluruh sel tubuh bisa mendapatkan oksigen yang cukup.
Oleh karena itu, kesehatan jantung dan kardiovaskular harus sangat diperhatikan masyarakat. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga jantung sehat hingga bertahun-tahun:
1. Naik Tangga
Menjaga aktivitas fisik merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kesehatan jantung. Memilih untuk naik tangga menjadi salah satu langkah paling sederhana untuk menerapkan hal tersebut.
Olahraga teratur memperkuat otot jantung dan membuat tubuh lebih efisien dalam menarik oksigen dari darah. Olahraga juga menurunkan tekanan darah dan kadar glukosa serta membantu mengurangi kelebihan lemak tubuh yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan metabolisme lainnya.
American Heart Association merekomendasikan agar orang dewasa melakukan aktivitas aerobik sedang selama 150 menit per minggu. Namun, karena berbagai kesibukan, aktivitas-aktivitas fisik harian seperti memperbanyak jalan kaki atau naik tangga sangat disarankan.
2. Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol
Menurut American Heart Association, sepertiga kematian yang berhubungan dengan masalah kesehatan jantung disebabkan oleh merokok. Kebiasaan merokok dapat memicu peradangan, meningkatkan penumpukan plak, dan meningkatkan kemungkinan plak pecah dan membentuk gumpalan darah.
Ketika gumpalan darah terbentuk, itu dapat memicu terjadinya serangan jantung atau stroke. Konsultasi medis ke dokter dan psikologi disarankan untuk orang-orang yang terlanjur memiliki kebiasaan merokok.
Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan asupan kalori keseluruhan dan meningkatkan kadar lemak tertentu seperti trigliserida.
“Minum alkohol secara berlebihan dapat memicu masalah tekanan darah tinggi, aritmia, dan gagal jantung. Alkohol sebenarnya adalah racun bagi jantung,” ujar ahli jantung Columbia University Irving Medical Center, Dr Jennifer Haythe dikutip dari CNA, Kamis (6/2/2025).
3. Cek Kesehatan Rutin
Memeriksakan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah secara rutin merupakan langkah awal yang baik untuk menjaga kesehatan jantung. Ini penting untuk mengatasi masalah kardiovaskular lebih dini untuk mencegah keparahan.
“Jadi, mulailah dengan mengunjungi dokter perawatan primer Anda untuk memeriksakan angka-angka Anda,” kata ahli jantung preventif Feinberg School of Medicine di Northwestern University, Dr Sadiya Khan.
Kunjungan ke dokter juga dapat memberikan kesempatan diri untuk berkonsultasi lebih lanjut hingga memetakan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kardiovaskular.
NEXT: Apa makanan yang harus dikonsumsi?
4. Jaga Istirahat Berkualitas
Mendapatkan tidur berkualitas selama 7-9 jam sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan metabolisme yang lebih baik. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon stres yang dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri.
“Hal ini dapat mengganggu ritme sirkadian dan mengganggu metabolisme, yang menyebabkan penambahan berat badan, resistensi insulin, dan akhirnya, diabetes tipe 2,” kata Dr Lara-Breitinger, kardiologis dari Mayo Clinic Minnesota.
Ada banyak hal yang dapat mengganggu tidur malam yang nyenyak. Tetapi sebisa mungkin, cobalah mengikuti rutinitas tidur harian, hindari kafein di penghujung hari, dan jadwalkan waktu bebas screen time untuk menenangkan diri sebelum tidur.
5. Belanja Makanan Sehat
Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung. Beberapa jenis makanan yang disarankan untuk menjaga kesehatan kardiovaskular meliputi biji-bijian utuh, protein rendah lemak, serta buah dan sayur segar.
Sebagai contoh pola makan yang rendah lemak jenuh dan mengutamakan kacang-kacangan seperti diet mediterania dapat membantu mengurangi kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dalam tubuh. Kadar kolesterol jahat yang tinggi dikaitkan dengan risiko pembentukan plak arteri yang lebih besar.
Oleh karena itu, penting untuk mengombinasikan daging merah rendah lemak dengan daging unggas, ikan, dan protein nabati. Selain itu hindari juga mengonsumsi makanan ultra proses yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.