Topik: diabetes

  • Cacar Api Bisa Sebabkan Nyeri Saraf Bertahun-Tahun, Ini Penjelasan Ahli – Halaman all

    Cacar Api Bisa Sebabkan Nyeri Saraf Bertahun-Tahun, Ini Penjelasan Ahli – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Herpes Zoster atau yang lebih dikenal dengan cacar api merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster (VZV).

    Virus ini awalnya menyebabkan cacar air dan tetap berada dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif selama bertahun-tahun.

    Namun, pada kondisi tertentu, terutama ketika sistem kekebalan tubuh melemah, virus ini dapat kembali aktif dan menyebabkan Herpes Zoster.

    Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, khususnya mereka yang berusia di atas 50 tahun.

    Seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh seseorang semakin menurun, sehingga risiko terkena Herpes Zoster pun meningkat.

    Selain itu, mereka yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, atau gangguan autoimun, juga lebih rentan terhadap infeksi ini.

    “Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh melemah, sehingga risiko seseorang terkena Herpes Zoster semakin tinggi,” kata Head of Medical Adult Vaccine GSK Indonesia, dr Johan Wijoyo di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

    “Lansia juga lebih rentan mengalami komplikasi serius akibat penyakit ini, seperti nyeri berkepanjangan atau gangguan saraf,” lanjutnya.

    Cacar api biasanya ditandai dengan munculnya ruam merah yang terasa nyeri di satu sisi tubuh atau wajah.

    Ruam ini dapat berkembang menjadi lepuhan yang berisi cairan dan membutuhkan waktu pemulihan sekitar dua hingga empat minggu.

    Sebelum ruam muncul, penderita seringkali mengalami gejala awal seperti sensasi terbakar atau nyeri pada area tertentu di tubuh, demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan.

    Salah satu komplikasi paling umum dari cacar api adalah Nyeri Pasca Herpes (NPH), yaitu nyeri saraf yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah ruam sembuh.

    Menurut dr. Johan, kondisi ini dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien, terutama lansia.

    “Beberapa pasien yang mengalami NPH mengeluhkan kesulitan tidur, sulit bergerak, dan bahkan mengalami gangguan emosional seperti depresi karena nyeri yang tak kunjung hilang,” jelasnya.

    Selain NPH, cacar api juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti gangguan penglihatan apabila infeksi terjadi di sekitar mata, gangguan pendengaran dan keseimbangan jika virus menyerang saraf di sekitar telinga, serta infeksi bakteri pada luka lepuhan.

    Pada kasus yang lebih parah, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan radang otak atau ensefalitis.

    Karena tingginya risiko yang ditimbulkan oleh Herpes Zoster, pencegahan menjadi langkah terbaik untuk melindungi kesehatan, terutama bagi lansia.

    Selain menjaga pola hidup sehat, vaksinasi telah terbukti sebagai cara efektif untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasinya.

    Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi cacar api bagi orang dewasa berusia di atas 50 tahun serta individu berusia 18 tahun ke atas dengan kondisi imunokompromais.

    “Dengan meningkatnya populasi lansia di Indonesia, penting bagi kita untuk menyadari risiko penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi, termasuk Cacar api. Vaksinasi bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membantu mengurangi beban kesehatan di masyarakat,” tutur dr​ Johan.

    Cacar api bukan sekadar penyakit ringan yang bisa diabaikan. Dengan memahami risikonya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, masyarakat dapat melindungi diri serta orang-orang terdekat dari dampak penyakit ini.

     

  • Mengenal Cacar Api: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya – Halaman all

    Mengenal Cacar Api: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cacar Api atau Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster (VZV), virus yang sama yang menyebabkan Cacar Air. 

    Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terutama individu berusia di atas 50 tahun atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. 

    Jika tidak ditangani dengan baik, Cacar Api bisa menimbulkan komplikasi serius yang berdampak pada kualitas hidup penderitanya.

    Penyebab dan Cara Penularan

    Setelah seseorang sembuh dari Cacar Air, virus Varicella-Zoster tidak hilang sepenuhnya dari tubuh, melainkan tetap dorman (tidak aktif) di dalam saraf. 

    Seiring waktu, virus ini dapat aktif kembali dan menyebabkan Cacar Api. 

    “Faktor pemicunya bisa bermacam-macam, seperti stres, penuaan, atau kondisi medis yang melemahkan sistem imun, seperti diabetes, kanker, dan penyakit autoimun,” kata dr. Johan Wijoyo, Head of Medical Adult Vaccine, GSK Indonesia di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

    Meski demikian, Cacar Api tidak bisa menular langsung dari satu orang ke orang lain. 

    Namun, seseorang yang belum pernah mengalami Cacar Air bisa tertular virus Varicella-Zoster dari penderita Cacar Api yang sedang dalam fase ruam melepuh. 

    Jika tertular, orang tersebut tidak akan langsung terkena Cacar Api, melainkan mengalami Cacar Air terlebih dahulu.

    Untuk mencegah penularan, individu yang sedang mengalami Cacar Api aktif dianjurkan untuk menutup ruamnya dan menghindari kontak langsung dengan kelompok rentan, seperti lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. 

    Setelah ruam melepuh mengering, risiko penularan virus pun hilang.

    Gejala Cacar Api

    Cacar Api umumnya muncul sebagai ruam merah yang terasa gatal dan menyakitkan pada satu sisi tubuh atau wajah. 

    Ruam ini biasanya berkembang menjadi lepuhan berisi cairan yang dapat sembuh dalam waktu 2 hingga 4 minggu. Sebelum ruam muncul, penderita sering kali mengalami gejala awal seperti:

    Sensasi terbakar atau nyeri pada area tertentu di tubuh seperti demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan

    Selain itu, beberapa kasus Cacar Api yang muncul di sekitar mata dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan jika tidak ditangani dengan cepat.

    Komplikasi Cacar Api yang Perlu Diwaspadai

    Salah satu komplikasi paling umum dari Cacar Api adalah Nyeri Pascaherpes (NPH), yaitu nyeri saraf yang terjadi di lokasi ruam setelah ruamnya sembuh. 

    NPH dapat bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, terutama pada lansia.

    “Sekitar 10-18 persen penderita Cacar Api akan mengalami Nyeri Pascaherpes (NPH), dengan risiko yang lebih tinggi pada pasien lansia,” ujar dr. Johan Wijoyo, Head of Medical Adult Vaccine, GSK Indonesia.

    “Selain itu, individu dengan penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan autoimun juga lebih rentan mengalami komplikasi yang lebih berat,” lanjutnya. 

    Selain NPH, komplikasi lain yang dapat terjadi akibat Cacar Api meliputi:

    Gangguan penglihatan, jika cacar api muncul di sekitar mata.
    Gangguan pendengaran, jika infeksi terjadi di sekitar telinga.
    Radang otak (ensefalitis), pada kasus yang jarang terjadi.
    Infeksi paru-paru (pneumonia)

    Menurut dr. Johan, Cacar Api tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup pasien secara keseluruhan. 

    “Beberapa pasien yang mengalami komplikasi Cacar Api bahkan kehilangan kemandiriannya dan membutuhkan bantuan dari keluarga atau pengasuh. Aktivitas seperti tidur dan interaksi sosial juga bisa terganggu,” jelasnya.

    Pencegahan Cacar Api

    Karena Cacar Api dapat menimbulkan komplikasi yang serius, langkah pencegahan menjadi sangat penting. 

    Selain menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan bergizi, olahraga teratur, dan manajemen stres, vaksinasi juga menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini.

    “Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia, kita perlu semakin sadar akan risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi, termasuk Cacar Api. Pencegahan dengan vaksin adalah investasi kesehatan jangka panjang,” pungkas dr. Johan.

     

  • 4 Kelompok Orang yang Tak Disarankan Minum Rebusan Daun Salam, Siapa Saja?

    4 Kelompok Orang yang Tak Disarankan Minum Rebusan Daun Salam, Siapa Saja?

    Jakarta

    Air rebusan daun salam memang dikenal sebagai salah satu minuman herbal yang menyimpan banyak manfaat. Minuman ini dipercaya dapat mengobati diabetes tipe 2, melancarkan pencernaan, hingga meningkatkan kesehatan jantung.

    Dikutip dari Times of India dan Rxlist, meskipun air rebusan daun salam memiliki banyak manfaat bagi tubuh, ada beberapa golongan orang yang sebaiknya menghindarinya. Alih-alih menyehatkan, minuman ini justru bisa berdampak buruk bagi kelompok tersebut.

    Lalu, siapa-siapa saja yang sebaiknya menghindari mengonsumsi air rebusan daun salam?

    1. Ibu Hamil

    Ibu hamil sebaiknya menghindari minum air rebusan daun salam atau menambahkan rempah ini ke dalam makanan. Hal ini karena daun salam memiliki efek yang menghangatkan, sehingga dapat memicu masalah bagi ibu dan bayi. Mengonsumsi daun salam selama kehamilan juga dapat menyebabkan sakit perut, keringat berlebih, sering buang air kecil, dan diare.

    2. Pengguna Obat Pereda Nyeri

    Daun salam dapat memperlambat efek dari obat pereda nyeri yang diminum, sehingga minuman ini sebaiknya dihindari oleh mereka yang masih mengonsumsi obat pereda nyeri. Selain itu, daun salam juga dapat meningkatkan efek samping dari beberapa jenis obat pereda nyeri.

    3. Pasien yang Akan Operasi

    Mereka yang akan masuk ke dalam kamar operasi sebaiknya tidak mengonsumsi air rebusan daun salam. Ini karena daun salam dapat memperlambat sistem saraf pusat (SSP).

    4. Orang dengan Diabetes

    Orang-orang yang sedang menjalani pengobatan diabetes sebaiknya tidak menambahkan air rebusan daun salam sebagai obat herbal tambahan. Daun salam memang dikenal dapat menurunkan kadar gula darah, namun saat diminum bersamaan dengan obat diabetes lain, maka akan membuat gula darah menurun secara signifikan.

    (dpy/naf)

  • Mitos Vs Fakta Asam Urat, Serta Cara Meredakannya Tanpa Obat

    Mitos Vs Fakta Asam Urat, Serta Cara Meredakannya Tanpa Obat

    Jakarta – Asam urat menjadi salah satu penyakit dengan sejumlah mitos yang dimilikinya. Banyak yang mengira bahwa penyakit ini hanya menyerang orang tua yang gemar mengkonsumsi makanan berpurin tinggi.

    Asam urat adalah kondisi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian, menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan peradangan. Penyakit ini tidak hanya dipengaruhi oleh pola makan, tetapi juga oleh faktor lain seperti genetika, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu.

    Pengertian Asam Urat dan Penyebabnya

    Dr Nyoman Kertia dalam bukunya yang berjudul Asam Urat, menjelaskan asam urat adalah zat yang terbentuk akibat proses metabolisme purin dalam tubuh. Purin berasal dari makanan yang kaya protein seperti jeroan, daging, kerang, kepiting, udang, emping, kacang-kacangan, bayam, kangkung, kubis, durian, nanas, tape, dan alkohol.

    Asam urat kemudian disebut sebagai salah satu penyakit radang sendi yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, terutama pada jari kaki, pergelangan kaki, serta lutut. Asam urat dapat menyerang berbagai organ seperti sendi, otot, jaringan di sekitar sendi, telinga, kelopak mata, jantung, ginjal, dan lainnya.

    Ketika kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, zat ini bisa menyusup ke berbagai organ dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi ini muncul akibat produksi asam urat yang berlebih dalam tubuh, hasil dari pemecahan purin yang terdapat dalam makanan. Jika kadarnya terlalu tinggi, asam urat akan membentuk kristal yang dapat tersimpan di berbagai jaringan tubuh.

    Penyakit yang timbul akibat asam urat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kerusakan langsung pada organ tubuh, peradangan akibat kristal natrium urat, dan pembentukan batu akibat kristal natrium urat. Biasanya, penderita dengan kadar asam urat yang tinggi dapat beresiko terkena penyakit penyempitan pembuluh darah jantung.

    Mitos dalam Penyakit Asam Urat

    Terdapat sejumlah mitos yang kerap didengar oleh penderita asam urat. Ahli Reumatologi, Scott Burg dikutip dalam laman Cleveland Clinic, mengatakan sebetulnya ada beberapa fakta yang harus orang tahu tentang mitos penyakit asam urat. Berikut beberapa mitosnya:

    1. Penderita Asam Urat Tak Boleh Makan Daging

    Dr Burg dalam artikel tersebut menampik mitos ini, mengatakan bahwa penderita asam urat tetap bisa makan daging. Hanya saja, perlu diatur porsinya. Hindari daging jeroan seperti hati, karena daging organ tersebut memiliki kadar purin yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan kambuhnya asam urat. Mengkonsumsi daging ayam tanpa lemak dalam porsi sedang misalnya, dikatakan tidak akan mempengaruhi kondisi penderita.

    2. Asam Urat Hanya Menyerang Ibu Jari Kaki

    Asam urat memang kerap menyerang sendi pada jempol atau ibu jari kaki. Namun, meskipun sering menyerang ibu jari kaki terlebih dahulu, asam urat juga dapat mempengaruhi sendi lain. Asam urat bisa menyerang sendi lain seperti lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta jari tangan dan kaki. Penumpukan kristal asam urat dalam darah dapat merusak berbagai sendi di tubuh.

    3. Asam Urat Hanya Menyerang Orang Tua dan Orang Obesitas

    Siapa pun bisa mengalami asam urat, terlepas dari berat badan ataupun usianya. Namun, individu yang mengalami obesitas memang memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, asam urat juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol. Faktor genetik juga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena asam urat.

    4. Asam Urat Tidak Berbahaya

    Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kematian, asam urat yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke, serangan jantung, dan resistensi insulin, yang dapat berakibat fatal jika tidak dikendalikan.

    5. Penderita Asam Urat Harus Hindari Makanan Berlemak

    Dr Burg juga menampik hal ini. Menurutnya, jika porsi makanan berlemak masih dalam batas wajar, maka tidak akan mempengaruhi kambuhnya asam urat. Makanan berlemak tersebut mungkin tidak secara langsung menyebabkan kambuhnya asam urat, tetapi dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Obesitas menjadi salah satu risiko utama serangan asam urat.

    Fakta dalam Penyakit Asam Urat

    Terdapat sejumlah fakta yang mungkin banyak diragukan orang, justru malah tertukar kebenarannya dengan mitos penyakit asam urat. Berikut beberapa fakta dalam penyakit asam urat:

    1. Asam Urat Bisa Dikendalikan

    Purin yang berlebih memancing asam urat, yang membuat kristal bertumpuk di dalam dan sekitar sendi, sehingga menyebabkan peradangan, iritasi, serta rasa tidak nyaman. Memang dikutip dari laman Medical News Today yang telah diverifikasi oleh Ahli Reumatologi Stella Bard, belum ada obat yang benar-benar bisa menghilangkan asam urat sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa metode alami dan pengobatan yang mampu menjaga kadar asam urat tetap terkendali.

    2. Penderita Asam Urat Harus Batasi Konsumsi Produk Olahan

    Produk olahan atau kini dikenal dengan sebutan ultra processed food (UPF), adalah makanan dan minuman yang telah diproses dengan bahan-bahan asing seperti zat kimia, pengawet, pewarna, garam dan gula berlebih. Minuman dengan pemanis buatan dalam jumlah banyak, juga diketahui dapat menyebabkan kambuhnya asam urat.

    Saran terbaik bagi penderita asam urat adalah mengkonsumsi makanan segar dan tidak diolah. Pilih karbohidrat kompleks dari buah-buahan, misalnya, daripada karbohidrat dari makanan kemasan atau olahan. Pastikan juga selalu minum banyak air karena dehidrasi merupakan faktor risiko dari asam urat akut.

    3. Penderita Asam Urat Boleh Konsumsi Produk Susu

    Dr Burg membenarkan hal ini, bahwa susu murni bahkan dinilai dapat membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh. Dengan kata lain, susu cenderung membantu, bukan membahayakan penderita asam urat.

    4. Penderita Asam Urat Hindari Makan Emping dan Seafood

    Asam urat merupakan produk dari purin, yang dapat diperoleh dalam berbagai jenis makanan. Terdapat makanan yang mengandung purin tinggi, dan makanan inilah yang harus dihindari oleh penderita asam urat. Salah satu makanan yang tinggi akan kandungan purin adalah emping melinjo.

    Tim PKRS RSUP Dr Kariadi Semarang, dalam laman resmi Kemenkes RSUP Dr Kariadi menuliskan, penderita asam urat sebaiknya tidak mengkonsumsi emping. Sebab, kadar purin dalam 100 gram emping bisa mencapai sekitar 150-800 mg. Selain emping, ada pula jeroan, kaldu daging, sosis, bebek, burung, ikan sarden, ikan makarel serta makanan laut seperti kerang, udang, serta cumi.

    Cara Meredakan Asam Urat Secara Alami

    Salah satu cara efektif adalah dengan mengatur pola makan guna mengurangi asupan purin dan menekan kemungkinan kambuhnya asam urat. Berikut beberapa cara alami yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan asam urat:

    1. Konsumsi Jus Buah

    Pada buku berjudul Tanaman Obat & Jus untuk Asam Urat & Rematik oleh Ir. Lukas Tersono Adi, beberapa jus buah direkomendasikan untuk penderita asam urat. Beberapa di antaranya anggur, apel, dan alpukat.

    Buah-buahan selain untuk memenuhi kebutuhan serat harian juga berfungsi mengontrol keluarnya insulin, serta menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Beberapa penyakit tersebut juga dapat memancing penyakit asam urat.

    2. Konsumsi Air yang Cukup

    Penderita asam urat sering mengalami pembengkakan dan peradangan yang cukup parah. Salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan meningkatkan asupan cairan. Minum banyak air dapat membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakan. Air putih menjadi pilihan terbaik dalam hal ini.

    3. Mengompres Sendi dengan Es

    Menggunakan kompres es yang dibungkus kain pada area sendi yang meradang dapat membantu mengurangi peradangan akibat asam urat. Disarankan untuk mengompres area yang sakit selama 20 menit dengan menggunakan es yang dibungkus kain tipis untuk meredakan nyeri.

    4. Mengelola Stres

    Stres dapat memperburuk gejala asam urat. Meskipun sulit untuk menghindari stres sepenuhnya, beberapa cara dapat membantu mengelolanya, seperti berolahraga, menulis jurnal harian, meditasi, dan tidur yang cukup.

    5. Meninggikan Posisi Sendi yang Sakit

    Nyeri dan pembengkakan akibat asam urat sering terjadi pada kaki, tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Mengangkat sendi yang terkena lebih tinggi dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan mendorong darah dan cairan kembali ke jantung. Mengkombinasikan dengan kompres es juga bisa menjadi solusi efektif.

    6. Menjaga Pola Makan Seimbang

    Mengonsumsi makanan bergizi yang minim pemrosesan dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan mengurangi risiko kambuhnya penyakit ini. Diet rendah lemak dan karbohidrat, serta kaya sayuran, sangat disarankan bagi penderita asam urat. Buah dan sayuran yang kaya antioksidan juga bermanfaat dalam mengurangi peradangan.

    7. Menghindari Makanan Tinggi Purin

    Beberapa jenis daging mengandung purin dalam jumlah tinggi yang dapat memperparah gejala asam urat. Menghindari makanan ini dapat membantu mengurangi risiko serangan asam urat. Jenis makanan yang sebaiknya dihindari antara lain daging jeroan, ikan teri, sarden, kerang, dan beberapa makanan yang telah dibahas di atas.

    Nah itulah tadi penjelasan tentang mitos, fakta, hingga cara meredakan sakit asam urat. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, penderita asam urat dapat mengelola kondisinya secara alami dan bertahap.

    (fds/fds)

  • 10 Manfaat Cokelat untuk Kesehatan Mental

    10 Manfaat Cokelat untuk Kesehatan Mental

    Jakarta, Beritasatu.com – Cokelat bukan sekadar camilan yang lezat, tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan mental. Banyak orang mengonsumsi cokelat untuk meningkatkan suasana hati, menghibur diri saat bosan, atau sebagai hadiah bagi orang tersayang.

    Namun, benarkah cokelat memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental? Berikut ini 10 manfaat cokelat untuk kesehatan mental yang telah didukung oleh penelitian, dikutip dari laman Very Well Mind, Rabu (19/2/2025).

    Manfaat Cokelat untuk Kesehatan Mental

    1. Mengurangi gejala depresi

    Sebuah studi di Amerika pada 2018 yang melibatkan lebih dari 13.000 orang dewasa berusia 20–80 tahun menemukan mereka yang rutin mengonsumsi cokelat mengalami gejala depresi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya sama sekali. Kandungan serotonin dalam cokelat berperan dalam membantu mengurangi depresi dari tingkat ringan hingga sedang.

    2. Meningkatkan suasana hati

    Orang yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi cokelat cenderung tidak mendapatkan manfaatnya terhadap suasana hati. Kandungan feniletilamin, serotonin, dan teobromin dalam cokelat dapat merangsang pelepasan endorfin di otak, memberikan perasaan bahagia serta kenyamanan. Oleh karena itu, cokelat dapat menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan mood saat sedang kurang baik.

    3. Meredakan stres

    Cokelat dapat membantu menurunkan tingkat stres dengan mengurangi produksi hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon utama yang diproduksi saat seseorang mengalami stres. Dengan mengonsumsi cokelat, tubuh akan mengurangi pelepasan kortisol dan epinefrin, sehingga menimbulkan efek relaksasi.

    4. Meningkatkan fokus dan konsentrasi

    Kandungan teobromin dalam cokelat dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif. Dengan demikian, mengonsumsi cokelat dapat membantu seseorang tetap fokus dan produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

    5. Mengurangi kelelahan mental

    Jika merasa lelah setelah seharian bekerja, cokelat bisa menjadi solusi yang tepat. Kandungan magnesium dalam cokelat, terutama cokelat hitam dengan kadar kakao tinggi, dapat membantu mengurangi kelelahan mental dan memberikan efek menenangkan.

    6. Meningkatkan energi

    Selain kopi, cokelat juga mengandung kafein yang dapat meningkatkan energi. Dengan mengonsumsi cokelat, tubuh akan lebih bersemangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

    7. Mengendalikan nafsu makan

    Cokelat dapat memberikan efek kenyang yang lebih lama jika dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Efek ini membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan lain secara berlebihan, sehingga dapat membantu menjaga berat badan.

    8. Meningkatkan imunitas tubuh

    Flavonoid yang terdapat dalam cokelat memiliki sifat antioksidan dan antiradang yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian, tubuh menjadi lebih kuat dalam melawan infeksi bakteri atau virus.

    9. Mengontrol kadar gula darah

    Selain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, flavonoid dalam cokelat juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Hal ini bermanfaat dalam mencegah risiko diabetes dan menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.

    10. Menjaga kesehatan otak

    Konsumsi cokelat dalam jumlah yang cukup dapat mendukung kesehatan otak, meningkatkan daya ingat, serta mengurangi risiko gangguan kognitif seperti demensia atau pikun.

    Meskipun manfaat cokelat untuk kesehatan mental sangat banyak, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Mengonsumsi cokelat secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, nikmatilah cokelat dengan bijak agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal.

  • Konsumsi GGL Tinggi di Indonesia, Perlukah Label Makanan Sehat di Restoran?

    Konsumsi GGL Tinggi di Indonesia, Perlukah Label Makanan Sehat di Restoran?

    Jakarta

    Pengetatan regulasi makanan dan minuman tinggi gula garam dan lemak (GGL) diusulkan tidak hanya berjalan pada pangan olahan, melainkan juga pangan siap saji. Artinya, termasuk di sejumlah restoran atau rumah makan Indonesia.

    Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Muhammad Subuh menilai kasus diabetes hingga hipertensi akan terus sulit tertangani bila kebiasaan masyarakat dalam konsumsi tinggi GGL belum berhasil ditekan.

    “Karena upaya preventif sangat berdekatan dengan hal yang kita sebut budaya dan perilaku, kebiasaan konsumsi tinggi GGL ini menjadi suatu masalah besar,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (19/2/2025).

    Subuh menilai perlu ada penetapan label pada restoran-restoran yang memiliki kandungan tinggi GGL. Hal ini juga dibarengi dengan edukasi risiko yang tercantum dalam setiap menu makanan.

    “Misalnya di restoran-restoran dan menu tertentu, ada warning berisiko jantung, hipertensi, dan kolesterol, sehingga perlu dibatasi konsumsinya,” usul Subuh.

    Terpisah, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Prof Asnawi Abdullah mengaku pihaknya masih mengkaji berbagai kemungkinan pengetatan GGL. Termasuk kebijakan pengenaan cukai minuman berpemanis dalam kemasan hingga kemungkinan penerapan ‘Nutri-Level’ di pangan olahan maupun siap saji.

    Aturan tersebut nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk turunan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023.

    “Kita juga sambil mempelajari praktik baik dari negara-negara lain, dan di negara-negara lain yang telah diterapkannya itu, kita lihat bagaimana studi kebijakan di depan mereka, lalu apa kekurangan, supaya kita tidak mengulangi hal yang sama di negara lain,” terangnya kepada detikcom, Selasa (19/2).

    “Benchmarking kita lakukan dan kita coba lihat plus minusnya, dan apa yang bisa kami adopsi, kadang-kadang tidak bisa sepenuhnya sesuai dengan konteks kita,” pungkas dia.

    (kna/kna)

  • Warga Banyuwangi Ajukan Ganti Kelamin dari Perempuan Jadi Laki-laki ke Pengadilan

    Warga Banyuwangi Ajukan Ganti Kelamin dari Perempuan Jadi Laki-laki ke Pengadilan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Seorang warga asal Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, bernama Nur Laili Eka Febrianti (23), mengajukan pergantian kelamin di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi. Anak dari pasangan Muslih (49) dan Poniti (40) ini mengajukan pergantian status jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-laki berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang menyatakan bahwa ia memiliki kromosom XY.

    Diketahui, Nur Laili Eka Febrianti telah menjalani proses sidang di PN Banyuwangi pada Senin, 17 Februari 2024, dengan hasil yang akan disampaikan pada akhir Februari mendatang.

    Orang tua Li mengungkapkan bahwa sejak kecil anaknya sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengarah ke laki-laki. Ia lebih suka bermain dengan anak laki-laki, layang-layang, serta mobil-mobilan dibandingkan mengoleksi aksesori perempuan pada umumnya.

    “Diarahkan ke pakaian perempuan, pakai aksesori atau boneka tidak bisa, anaknya tidak suka. Bahkan saat SD, dia menyatakan cinta ke teman perempuannya,” kata Muslih.

    Muslih menjelaskan bahwa sejak SD bentuk badan anaknya sudah menyerupai laki-laki, termasuk suara yang cenderung lebih besar. Saat anaknya menjalani operasi usus buntu di kelas 5 SD, dokter yang menangani menyebutkan bahwa anaknya tidak memiliki rahim.

    “Dari operasi itu, dokter yang menangani sempat menyampaikan bahwa anaknya tidak punya rahim,” terangnya.

    Meski telah mendapatkan penjelasan tersebut, keluarga belum berani mengambil langkah lebih lanjut. Saat SMA, Li sempat mengalami perundungan, terutama terkait suaranya yang lebih mirip suara laki-laki. Hingga akhirnya, tiga bulan sebelum kelulusan pada tahun 2020, Li memutuskan berhenti sekolah karena beberapa faktor, termasuk kondisi kesehatannya yang sering terganggu akibat diabetes dan sakit pada ulu hati.

    Pada awal 2024, Li kembali meminta kepastian tentang identitas jenis kelaminnya. Ia kemudian menjalani pemeriksaan di klinik yang merujuknya ke dokter urologi di RSUD Blambangan. Hasil pemeriksaan medis semakin menguatkan bahwa secara biologis ia adalah laki-laki.

    “Akhirnya hasil pemeriksaan medis terbukti anak saya laki-laki,” terang Muslih.

    Li kemudian menjalani pemeriksaan lebih lanjut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, di mana ia diperiksa oleh enam dokter spesialis urologi dan empat dokter spesialis andrologi. Hasil pemeriksaan kromosom menunjukkan bahwa Li memiliki jumlah kromosom 46, XY, yang merupakan kromosom laki-laki. Temuan medis ini menjadi dasar pengajuan pergantian jenis kelamin di pengadilan.

    Meski demikian, proses pemeriksaan medis belum selesai. Pada Senin, 24 Februari 2025, Li dijadwalkan menjalani pemeriksaan lanjutan di RSUD Dr. Soetomo. Muslih mengaku bahwa proses yang harus dijalani masih panjang dan memerlukan biaya yang belum dapat dipastikan.

    “Kalau saya inginnya sampai proses operasi, tapi kami juga belum tahu berapa biayanya. Kalau dari pihak rumah sakit menjelaskan prosesnya masih panjang,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Hampir 2 Pekan Cek Kesehatan Gratis, Penyakit Ini Paling Banyak Ditemukan

    Hampir 2 Pekan Cek Kesehatan Gratis, Penyakit Ini Paling Banyak Ditemukan

    Jakarta

    Hampir dua pekan terlewati sejak cek kesehatan gratis resmi diluncurkan Senin (10/2/2025). Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Muhammad Subuh menyebut rata-rata penyakit yang paling banyak teridentifikasi berkaitan dengan tingginya kadar gula darah dan tekanan darah.

    Hal ini menurutnya menandakan masih banyak masyarakat yang belum menjalani pola hidup sehat. Padahal, sekitar 70 persen kematian di Indonesia disumbang penyakit tidak menular, termasuk diabetes hingga hipertensi yang bisa berujung komplikasi stroke sampai masalah jantung.

    “Diabetes ini suatu penyakit yang mungkin baru terdiagnosis 30 persen, dari semua kasus yang ada, ini rata-rata teman-teman Dinas Kesehatan mengumpulkan paling banyak temuan kasus pemeriksaan gula darah tinggi dan rata-rata tekanan darah juga tinggi,” bebernya dalam konferensi pers Rabu (19/2/2025).

    “Itu indikasi bahwa masyarakat kita belum perhatian tentang penyakit diabetes, begitu juga dengan hipertensi,” sambung dia.

    Subuh menyebut tingginya kasus diabetes dan hipertensi bisa ditekan bila masyarakat paham bagaimana memprioritaskan preventif atau pencegahan, alih-alih menunggu perawatan.

    Hal ini sejalan dengan catatan Survei Kesehatan Indonesia 2023, lebih dari 96 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Rata-rata konsumsi garam juga melampaui dua kali lipat batas aman WHO, di 3 gram per hari.

    (naf/kna)

  • Duh! Rata-rata Warga RI Konsumsi Garam 2 Kali Lipat di Atas Anjuran WHO

    Duh! Rata-rata Warga RI Konsumsi Garam 2 Kali Lipat di Atas Anjuran WHO

    Jakarta

    Kasus penyakit tidak menular menyumbang lebih dari 75 persen total kematian di seluruh Indonesia. Hal ini jelas berdampak pada peningkatan pembiayaan atau belanja kesehatan, yang dalam 10 tahun terakhir melampaui Rp 7 triliun.

    Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Prof Asnawi Abdullah menyoroti pola makan tidak sehat kebanyakan masyarakat Indonesia. Salah satunya, konsumsi tinggi garam yang melampaui dua kali lipat dari anjuran atau pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencapai 11 gram per hari sementara batas maksimal di 3 gram.

    “Kemenkes RI memperkuat label gizi nantinya agar mudah dipahami masyarakat memilih makanan-makanan lebih sehat, kami juga membatasi iklan produk tinggi garam gula dan lemak (GGL) terutama yang menyasar anak-anak,” terang dia dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).

    Senada, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dr dr Sukadiono M,M menyebut pola makan tinggi GGL memicu peningkatan kasus diabetes, hingga obesitas.

    Masing-masing peningkatan kasus tercatat signifikan melampaui dua kali lipat. Hal ini juga dibarengi dengan kondisi pasien yang belum seluruhnya mendapatkan pengobatan.

    Misalnya, pasien hipertensi, hanya 18 persen di antaranya yang menerima pengobatan tepat, dan hanya 4 persen orang memiliki hipertensi terkontrol.

    “Belum lagi lemak trans yang ditemukan pada pangan olahan, berkontribusi menyumbang 5.000 kematian per tahun. Fakta tersebut mempertegas betapa pentingnya kebijakan pengendalian konsumsi GGL,” tandas dia.

    “Studi di Finlandia mengurangi konsumsi garam 30 persen, menurunkan angka kematian akibat stroke dan jantung 35 persen dalam beberapa tahun. Sementara regulasi di Meksiko tentang pajak minuman manis menunjukkan penurunan konsumsi 7,5 persen tahun pertama dan berdampak positif pada obesitas,” lanjutnya.

    (naf/kna)

  • 10 Cara Ampuh Menurunkan Berat Badan

    10 Cara Ampuh Menurunkan Berat Badan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap orang tentu mendambakan bentuk tubuh yang ideal dan sehat. Berat badan yang tidak stabil dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Untuk memiliki bentuk tubuh proporsional, dibutuhkan beberapa usaha. Ini meliputi olahraga secara teratur dan menjaga pola makan yang sehat dan bergizi.

    Berikut adalah 10 cara ampuh untuk menurunkan berat badan mengutip Medical News Today:

    1. Konsumsi makanan yang bervariasi dan padat nutrisi
    Makanan dan camilan yang sehat harus menjadi dasar pola makan untuk memiliki bentuk tubuh ideal. Cara sederhana untuk membuat rencana makan adalah dengan memastikan bahwa setiap makanan terdiri dari buah dan sayuran, biji-bijian utuh, dan protein. Asupan serat total harus 25 hingga 30 gram setiap hari.

    2. Buatlah catatan harian makanan dan berat badan
    Pemantauan diri adalah alat yang bermanfaat dalam penurunan berat badan yang sukses. Anda dapat menggunakan buku harian, aplikasi seluler, atau situs web khusus untuk mencatat setiap makanan yang dikonsumsi setiap hari.

    Anda juga dapat mengukur kemajuan dengan mencatat berat badan setiap minggu. Namun, penting untuk diperhatikan apakah hal itu mulai terasa obsesif atau merusak kesehatan mental.

    3. Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur
    Olahraga teratur sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Meningkatkan frekuensi aktivitas fisik dengan cara yang disiplin dan terarah sering kali penting untuk keberhasilan penurunan berat badan.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan 150 menit per minggu untuk aktivitas harian dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat.

    Orang yang biasanya tidak aktif secara fisik dapat secara bertahap meningkatkan jumlah olahraga yang mereka lakukan dan intensitasnya. Pendekatan ini adalah cara yang paling berkelanjutan untuk memastikan bahwa olahraga teratur menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

    4. Hilangkan kalori cair
    Ada kemungkinan Anda mengonsumsi ratusan kalori setiap hari dengan minum soda, teh, jus, atau alkohol yang dimaniskan dengan gula. Ini dikenal sebagai kalori kosong karena menyediakan kandungan energi ekstra tanpa menawarkan manfaat nutrisi apa pun.

    Kecuali seseorang mengonsumsi smoothie untuk mengganti makanan, mereka dapat tetap minum air putih atau teh dan kopi tanpa gula. Menambahkan lemon atau jeruk segar ke dalam air dapat memberikan rasa.

    Jangan sampai Anda salah mengira dehidrasi sebagai rasa lapar. Seseorang sering kali dapat memuaskan rasa lapar di antara waktu makan yang dijadwalkan dengan minum air.

    5. Ukur porsi dan kendalikan porsi
    Terlalu banyak makanan apa pun, terutama yang padat kalori, dapat mengakibatkan penambahan berat badan. Memperkirakan porsi adalah hal yang realistis dan bermanfaat bagi yang tidak memiliki akses ke alat ukur atau tidak ingin menggunakannya.

    6. Makan dengan penuh kesadaran
    Banyak orang mungkin mendapat manfaat dari makan dengan penuh kesadaran, yang melibatkan kesadaran penuh akan mengapa, bagaimana, kapan, di mana, dan apa yang mereka makan. Orang yang menjadi lebih selaras dengan tubuh mereka dapat membuat pilihan makanan yang lebih sehat.

    Orang yang mempraktikkan makan dengan penuh kesadaran juga mencoba makan lebih lambat, menikmati makanan mereka dan berkonsentrasi pada rasa. Membuat makanan bertahan selama 20 menit memungkinkan tubuh untuk menerima semua sinyal rasa kenyang.

    7. Kontrol isyarat
    Banyak isyarat sosial dan lingkungan dapat mendorong makan yang tidak perlu. Misalnya, beberapa orang cenderung makan berlebihan saat menonton televisi, dan yang lain kesulitan memberikan semangkuk permen kepada orang lain tanpa mengambil sepotong.

    Dengan menyadari apa yang dapat memicu keinginan untuk mengemil kalori kosong, orang dapat memikirkan cara untuk menyesuaikan rutinitas mereka untuk membatasi pemicu ini.

    8. Persiapkan lebih awal
    Menyimpan makanan bergizi untuk rencana makan terstruktur akan menghasilkan penurunan berat badan yang lebih signifikan. Mempersiapkan lebih awal, seperti mencuci dan mengupas buah dan sayuran, juga dapat membantu membuat pilihan makanan yang lebih sehat.

    Batasi jumlah makanan ringan dan makanan penutup yang diproses secara berlebihan di rumah, dan pastikan untuk menyimpan bahan-bahan untuk membuat makanan cepat saji yang bergizi. Ini dapat membantu meminimalkan makan tanpa berpikir dan mempermudah membuat pilihan makanan yang lebih sehat.

    9. Cari dukungan sosial
    Mendapatkan dukungan dari orang-orang terkasih merupakan bagian penting dari perjalanan penurunan berat badan yang sukses. Sebagian orang mungkin ingin mengajak teman atau anggota keluarga untuk bergabung dengan mereka, sementara yang lain mungkin lebih suka menggunakan media sosial untuk berbagi kemajuan mereka.

    10. Tetaplah positif
    Penurunan berat badan adalah proses yang bertahap, dan orang mungkin merasa putus asa jika berat badan mereka tidak turun sesuai dengan yang mereka harapkan.
    Berpegang teguh pada program penurunan berat badan atau pemeliharaan berat badan akan lebih menantang pada beberapa hari dibandingkan hari-hari lainnya.

    Program penurunan berat badan yang berhasil membutuhkan ketekunan dan tidak menyerah ketika perubahan diri tampaknya terlalu sulit. Namun terpenting adalah menjaga pandangan positif dan gigih dalam upaya mengatasi hambatan untuk mencapai penurunan berat badan yang sukses.

    (miq/miq)